oleh Li Xin
Aksi protes anti-perang terus meluas di seluruh Rusia, menurut berita yang disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Rusia bahwa pihak berwenang telah menahan lebih dari 3.500 pengunjuk rasa di seluruh Rusia, Minggu (6/3/2022).
Protes nasional meletus lagi di Rusia pada Minggu 6 Maret. Massa menentang perintah Presiden Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina. Demikian Reuters melaporkan.
Video yang diposting di media sosial oleh aktivis oposisi dan blogger, menunjukkan ribuan pengunjuk rasa meneriakkan slogan ‘Stop Perang !’ dan ‘Anda Memalukan !’
Rekaman lain menunjukkan pihak berwenang menahan puluhan pengunjuk rasa di kota federasi Ural Yekaterinburg. Polisi anti huru hara menjatuhkan seorang pengunjuk rasa ke tanah dan sebuah mural yang menunjukkan gambar Putin di kota telah dirusak.
Reuters mengatakan bahwa media tersebut, tidak dapat secara independen memverifikasi rekaman dan foto yang beredar di media sosial. Namun Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan 1.700 pengunjuk rasa ditahan di Moskow, 750 di St. Petersburg dan 1.061 di kota-kota lain.
Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan 5.200 orang warga sipil dari seluruh Rusia telah ambil bagian dalam protes tersebut.
OVD-Info, sebuah kelompok pengawas protes non-pemerintah mengatakan setidaknya 2.578 orang telah ditahan di 49 kota, menurut catatan mereka, ini merupakan jumlah penangkapan terbanyak yang dilakukan otoritas Rusia sejak invasi 24 Februari, sehingga total warga yang tertangkap melebihi sepuluh ribu orang.
“Kami menyaksikan kegiatan protes yang cukup besar hari ini, bahkan di kota-kota di wilayah Siberia, di mana kami jarang melihat ada penangkapan sebanyak itu di sana”, kata juru bicara OVD-Info Maria Kuznetsova.
Protes warga Rusia dengan jumlah penangkapan yang cukup besar terakhir kalinya terjadi pada Januari 2021, ketika ribuan orang warga menuntut pembebasan pemimpin oposisi Alexei Navalny, yang ditangkap setelah kembali dari Jerman, di mana dia dirawat karena keracunan agen saraf. (sin)