Marina Zhang
Para peneliti dari University of Queensland (UQ) di Australia sedang mengembangkan perangkat mikrobiopsi kulit baru mengambil sampel jaringan kulit lebih kecil daripada perangkat yang digunakan saat ini, membawa kemungkinan perubahan pada diagnosis kanker kulit dan kondisi kulit lainnya di masa depan.
“Biopsi kulit konvensional biasanya berdiameter dua hingga empat milimeter, yang berarti diperlukan anestesi lokal dan satu atau dua jahitan diperlukan untuk menutup luka,” jelas Prof. Peter Soyer dari University of Queensland.
Sebaliknya, perangkat mikrobiopsi yang sedang dikembangkan ini hanya mengambil sampel dengan diameter kurang dari 0,5 mm.
Pengembang mengklaim perangkat yang diklaim hanya meninggalkan bekas tusukan kecil di kulit yang dapat sembuh dalam beberapa hari ini, relatif tidak menimbulkan rasa sakit bahkan tanpa menggunakan anestesi.
Biopsi kulit biasanya dilakukan oleh dokter kulit untuk mendiagnosis dugaan kanker kulit atau kondisi peradangan kulit lainnya.
Saat ini, prosedur biopsi primer adalah biopsi plong (punch biopsy), yang mengharuskan dokter kulit menggunakan pisau melingkar yang akan diputar untuk memotong inti silinder tiga sampai empat milimeter dari sampel jaringan.
Meskipun prosedur saat ini berisiko rendah dan sebagian besar tidak menimbulkan rasa sakit karena anestesi lokal, lesi sering membutuhkan jahitan untuk memungkinkan penyembuhan luka dan mengontrol perdarahan. Oleh karena itu, invasi prosedur membatasi jumlah sampel yang dapat diambil.
Namun, teknologi baru yang ditemukan oleh para peneliti yang terkait dengan Pusat Penelitian Dermatologi Fakultas Kedokteran UQ ini akan memungkinkan dokter kulit untuk mengumpulkan sampel kulit dengan cepat tanpa menggunakan anestesi lokal atau jahitan.
Prof. Tarl Prow, salah satu penemu teknologi ini, memimpin penelitian pada 2013 yang menemukan bahwa prototipe mikrobiopsi memungkinkan pengambilan sampel tanpa anestesi dalam waktu singkat dan setelah diamati, penyembuhan bebas bekas luka dalam waktu kurang dari tujuh hari sedangkan biopsi kulit tradisional dapat memakan waktu berminggu-minggu. sampai berbulan-bulan.
Menurut Soyer, teknologi baru ini juga menawarkan kesempatan untuk mengambil sampel pada beberapa bagian kulit, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan dengan biopsi plong tradisional.
Para peneliti percaya teknologi akan memungkinkan dokter untuk lebih memantau perkembangan kanker kulit yang dicurigai dan kondisi lainnya dengan pengambilan sampel terus-menerus, tanpa perlu terapi yang lebih invasif.
Lebih lanjut, Soyer berpendapat bahwa ukuran sampel yang besar juga akan me- mungkinkan dokter untuk menganalisis profil molekuler dari potensi kanker kulit atau kondisi kulit yang meradang.
Menurut Soyer, teknologi ini dapat membuka pintu untuk profil penanda biologis dan dapat meningkatkan informasi diagnostik untuk dokter dan mungkin membuat perawatan obat yang dipersonalisasi.
Teknologi mikrobiopsi dikembangkan di bawah kemitraan UQ pada 2017 dengan Trajan Scientific and Medical yang berbasis di Melbourne. Produk ini juga telah dilisensikan ke Trajan dan akan menjalani pengembangan akhir produk. (osc)