oleh Chen Ting
Sebuah pernyataan Gedung Putih menyebutkan (tautan : https://www.whitehouse.gov/briefing-room/statements-releases/2022/05/12/fact-sheet-u-s-asean-special-summit-in-washington-dc/) bahwa inisiatif ini diharapkan mampu memobilisasi miliaran dolar pembiayaan swasta untuk memperdalam hubungan AS dengan ASEAN.
Pada Kamis (12/5), Biden memulai pertemuan puncak dua hari dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Washington. Pertemuan tersebut menandai pertama kalinya para pemimpin ASEAN berkumpul di Gedung Putih sebagai sebuah kelompok, dan itu juga merupakan pertemuan ASEAN pertama yang dipimpin oleh seorang presiden AS sejak tahun 2016.
Biden mengadakan jamuan makan malam di South Lawn Gedung Putih pada Kamis Malam, yang dihadiri oleh kepala negara dari Brunei, Indonesia, Kamboja, Singapura, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia dan Filipina.
Keterangan Foto : Pada 12 Mei 2022, Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin negara-negara ASEAN mengadakan pertemuan puncak khusus AS-ASEAN selama dua hari. (Drew Angerer/Getty Images)
Meskipun isu invasi Rusia ke Ukraina ada dalam agenda pembicaraan, namun pemerintahan Biden berharap upaya tersebut akan menunjukkan kepada negara-negara, bahwa AS tetap fokus pada Indo-Pasifik dan tantangan jangka panjang dari komunis Tiongkok, yang memandang rezim komunis Tiongkok sebagai pesaing utama.
Pada November saja, Beijing menjanjikan dalam 3 tahun ke depan akan memberikan bantuan pembangunan sebesar USD. 1,5 miliar kepada negara-negara ASEAN untuk memerangi wabah COVID-19 dan mendorong pemulihan ekonomi.
“Kami perlu memperkuat keterlibatan kami di Asia Tenggara. Kami tidak meminta negara-negara untuk memilih antara AS dan Tiongkok. Namun, kami ingin memperjelas bahwa AS mencari hubungan yang lebih kuat”, kata seorang pejabat tinggi AS.
Menurut pernyataan Gedung Putih bahwa AS akan menginvestasikan USD. 40 juta untuk mengumpulkan dana USD. 2 miliar dalam pembiayaan campuran untuk infrastruktur energi bersih di Asia Tenggara, demi mengurangi emisi karbon dan memperkuat sistem tenaga listrik negara.
Selain itu, USD. 60 juta akan diinvestasikan untuk meningkatkan keamanan maritim, dan sekitar USD. 15 juta dalam pendanaan kesehatan untuk membantu pendeteksian dini pandemi. Dan, dana sisanya akan membantu negara-negara ini untuk mengembangkan ekonomi digital dan undang-undang AI.
Penjaga Pantai AS juga akan mengerahkan sebuah kapal di daerah itu, untuk membantu armada lokal menangani penangkapan ikan ilegal Tiongkok.
Sebanyak 8 orang pemimpin negara ASEAN berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut. Pemimpin Myanmar tidak diikutsertakan karena kudeta tahun lalu, sedangkan Filipina masih berada dalam masa transisi kepemimpinan setelah pemilihan, sehingga hanya diwakili oleh menteri luar negeri, meskipun Biden telah berbicara dengan Presiden terpilih Filipina Marcos Jr.
Para pemimpin Asia Tenggara juga mengunjungi Capitol Hill pada Kamis, untuk makan siang dengan para pemimpin kongres.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Tiongkok dengan negara-negara seperti Vietnam, Filipina, Brunei dan Malaysia telah mengalami keretakan karena klaim kedaulatan di Laut Tiongkok Selatan.
Namun, Amerika Serikat juga lambat dalam merumuskan rencana pertukaran ekonomi yang terperinci.
“Amerika Serikat harus mengadopsi agenda perdagangan dan investasi yang lebih agresif dengan ASEAN yang akan menguntungkan Amerika Serikat baik secara ekonomi maupun strategis”, kata Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob pada Kamis.
Menurut para analis bahwa bahkan jika negara-negara ASEAN memiliki kekhawatiran terhadap Tiongkok yang sama dengan AS, mereka mungkin masih bersikap ragu terhadap hubungannya dengan AS mengingat hubungan ekonomi mereka dengan Beijing. Demikian tulis Reuters dalam laporannya.
Kao Kim Hourn, penasihat Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan kepada Reuters bahwa Kamboja tidak akan memilih pihak di antara Washington dan Beijing, bahkan ketika investasi AS di negara itu berkembang. (sin)