oleh Li Yun, Li Shanshan dan Chen Jie
Belakangan ini, banyak provinsi di Tiongkok secara berturut-turut mengalami penutupan jaringan komunikasi luar negeri, dengan dalih mencegah penipuan yang berasal dari luar negeri. Bagi warga yang perlu berkomunikasi dengan luar negeri harus terlebih dahulu mendaftarkan diri.
Beberapa analis percaya bahwa ini merupakan tindakan pemerintah komunis Tiongkok, dalam rangka mempercepat menutup pintu negara dan kembali ke masa isolasi yang pernah terjadi di era Mao Zedong.
Pada 13 Mei, seorang pejabat dari kantor ‘China Mobile’ cabang Provinsi Zhejiang mengatakan, bahwa para pelanggan diharapkan dapat memaklumi adanya penutupan jaringan komunikasi dengan internasional, termasuk Hongkong, Makau dan Taiwan.
Bagi pelanggan yang membutuhkan sambungannya, perlu terlebih dahulu melakukan pendaftaran di nomor 10086 melalui 1219.
Sebelumnya, otoritas dari sejumlah provinsi seperti Jiangxi, Henan, Hebei, Liaoning dan lainnya juga telah melakukan hal yang sama. Mereka mengklaim bahwa hal mana dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penipuan online yang berasal dari luar negeri. Jaringan komunikasi internasional yang ditutup juga mencakup panggilan telepon dari dan ke Hongkong, Makau, dan Taiwan.
Seorang penulis daratan Tiongkok dengan nama samaran Wang Jing kepada reporter ‘New Tang Dynasty TV’ menjelaskan, bahwa langkah ini menyoroti ketakutan Partai Komunis Tiongkok yang sedang menghadapi hari kiamatnya.
Wang Jing mengatakan : “Otoritas fasis yang menakutkan ini kini sudah berada dalam keadaan sekarat. Mereka sangat takut sampai rakyatnya mengetahui fakta kebenaran dan mengetahui informasi sebenarnya di luar negeri. Jadi, menutup semua saluran yang digunakan untuk memperoleh informasi. Mereka berupaya untuk kembali ke masa lampau, ke era Mao Zedong mengisolasi diri, mengunci negara”.
Wang Jing mengatakan bahwa baru-baru ini ekonomi terencana yang sudah terbukti tidak berjalan keluar kembali digalakkan. Dan, Koperasi Pasokan dan Pemasaran yang diterapkan di berbagai tempat itu tak lain adalah persiapan negara menuju isolasi negara dan menghadapi kekurangan sumber daya alam.
Sheng Xue, seorang penulis Tionghoa-Kanada mengatakan bahwa semakin banyak tanda-tanda yang menunjukkan pemerintah Tiongkok sedang memperluas cakupan dan mempercepat penguncian negara.
Sheng Xue mengatakan : “Pendekatan yang mereka lakukan ini menunjukkan bahwa pemerintah komunis Tiongkok telah memastikan untuk kembali menutup negara dan memutuskan hubungan antara rakyat Tiongkok dengan dunia luar. Itu termasuk warga dengan status asing, yang memiliki green card (kartu hijau), paspor dan kartu hijau mereka bisa digunting sewenang-wenang oleh petugas imigrasi di perbatasan saat mereka hendak berangkat ke luar negeri. Memotong ID asing ini benar-benar tindakan gila yang di luar batas”.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kantor Imigrasi Tiongkok terus menghimbau warga sipil untuk tidak ke luar negeri bila tidak penting dan tidak darurat karena “epidemi sedang merajalela”.
Pada saat yang sama, banyak warga yang dipaksa tidak bisa berangkat ke luar negeri akibat paspornya digunting petugas imigrasi di perbatasan ketika mereka hendak berangkat ke luar negara.
Sejak 12 Mei, Kantor Imigrasi Tiongkok telah memperketat syarat memberikan paspor dan dokumen yang relevan kepada warga untuk bepergian ke luar negeri.
Sheng Xue mengatakan : “Tetapi kebanyakan dari para pejabat PKT di semua tingkatan memiliki kerabat dan anak-anak yang berada di negara-negara demokrasi, termasuk menyimpan kekayaan mereka di luar negeri. Oleh karena itu, yang ingin mereka atur, kendalikan dan peras itu adalah rakyat jelata. Sekarang langkah-langkah pemerintah itu jelas akan membuat rakyat Tiongkok menanggung lebih banyak penderitaan dan konsekuensi dari pemerintahan komunis”.
Seorang netizen Tiongkok berkomentar : Saya belum pernah menemui penipuan online dari luar negeri. Tetapi panggilan dari dalam negeri yang menyangkut penawaran kredit, beli rumah, beli kendaraan, dan promosi yang aneh-aneh itu dalam sehari tidak kurang dari 7, 8 kali ….. Warganet lainnya juga menulis komentarnya : Mengapa panggilan melecehkan lewat Internet yang bernomor kepala 95 dan 96 itu tetap dibiarkan beroperasi, tidak dibasmi ? (sin)