Arkeolog yang mendasarkan pencarian mereka pada foto berusia 50 tahun menemukan kembali geoglyph (geoglif) berusia lebih dari 2.000 tahun tentang seekor paus pembunuh di sebuah wilayah terpencil di Peru.
Geoglif adalah desain atau motif besar (umumnya lebih dari 4 meter) yang dihasilkan di atas tanah dan biasanya dibentuk oleh batuan klastik atau elemen lanskap yang tahan lama, seperti batu, fragmen batu, pohon hidup, kerikil atau tanah.
Johny Isla, kepala Kementerian Kebudayaan Peru di propinsi Ica, sedang mencari catatan kuno tentang ekspedisi geoglif di Institut Arkeologi Jerman di Bonn sekitar tahun 2013. Dia melihat satu foto geoglif orca yang diambil oleh sebuah ekspedisi Jerman di tahun 1960-an.
Ekspedisi Jerman itu mencari lembah Nazca dan Palpa, dimana geoglif kuno berlimpah. Lokasi geoglif spesifik tersebut telah terdaftar, namun ternyata lokasi yang tercantum salah.
Orca geoglyph rediscovered in #Peruhttps://t.co/IoClYWlYjt #archaeology #Nazca #orca pic.twitter.com/e5ece5Lb6q
— Bradshaw Foundation (@BradshawFND) November 15, 2017
Isla telah menemukan sekitar seribu geoglif di wilayah Nazca pada tahun 1990-an, namun belum pernah melihat yang seperti ini. Ini bukan salah satu yang terbesar, gambar orca tersebut hanya sekitar 200 kaki (61m) panjangnya, sementara beberapa bentuk-bentuk Nazca lainnya lebih dari 1.300 kaki (396m), namun ini adalah salah satu yang tertua, dan satu-satunya pahatan orca yang ditemukan sampai sekarang.
Isla mulai mencari geoglif yang hilang saat dia kembali ke Peru. Butuh beberapa bulan frustasi untuk menemukan lokasi yang benar, namun pada bulan Januari 2015, dia menemukan geoglif di lembah Palpa, sekitar 250 mil selatan ibukota Peru, Lima. Geoglif tersebut berada di daerah gurun pasir terpencil; Bahkan warga setempat juga tidak menyadarinya.
“Tidak mudah menemukannya, karena data [lokasi dan deskripsi] tidak benar, dan saya hampir kehilangan harapan,” kata Isla kepada LiveScience. “Namun, saya memperluas area pencarian dan akhirnya menemukannya beberapa bulan kemudian.”
Salah satu yang tertua
Geoglif orca mungkin salah satu dari yang tertua namun belum ditemukan. Bagian-bagiannya terukir di bumi, teknik yang disebut “relief” atau “relief negatif.” Bagian lain dibangun dari tumpukan batu.
Relief digunakan oleh budaya Nazca, yang telah menciptakan sekitar 1.500 geoglif raksasa antara tahun 100SM dan 800M.
Penumpukan batu adalah teknik yang digunakan oleh budaya Paracas yang jauh lebih tua, yang berkembang di daerah ini dari sekitar 800SM-200 SM. Tampaknya pemahat Nazca menemukan pahatan Paracas yang lebih tua dan menggantinya.
Isla dan tim yang terdiri dari enam arkeolog mulai membersihkan dan memulihkan karya seni kuno tersebut pada bulan Maret 2017, dan selesai pada bulan April. Badan bukit berada dalam keadaan rusak parah; gravitasi telah melongsorkan batu dan air di atasnya, mengikis bagiannya yang terangkat dan mengisi relief-relief tersebut.
“Keberadaannya digambar pada lereng, lebih mudah [untuk] menderita kerusakan daripada bentuk-bentuk yang berada di daerah datar, seperti di Nazca Pampa,” Isla menjelaskan kepada LiveScience.
Uji tanah menunjukkan bahwa geoglif tersebut mungkin pertama kali dibangun sekitar tahun 200SM. Salah seorang arkeolog di kru pemulihan Isla, Markus Reindel, dari Institut Arkeologi Jerman, mengatakan kepada surat kabar Jerman Welt bahwa karena gaya bangunan dan lokasi lereng gunung itu dari gambar tersebut, kemungkinan itu adalah salah satu geoglif tertua di wilayah tersebut.
Mengapa Orca?
Peneliti dari Komisi Arkeologi Budaya Non Eropa (KAAK) dari Institut Arkeologi Jerman dan Instituto Andino de Estudios Arqueológicos (INDEA) memperdebatkan arti dari geoglif tersebut selama bertahun-tahun sebelum menentukan bahwa itu merupakan orca, makhluk laut dengan gambaran-gambaran kekuatan spiritual bagi orang Peru kuno, dan juga menunjukkan “trophy head”, kepala rampasan untuk kenang-kenangan.
Arkeolog memutuskan bahwa bentuk tersebut mungkin memiliki makna religius bagi penciptanya.
Ini sesuai dengan peradaban Paracas adalah sebuah teokrasi, yang diperintah oleh satu kelompok imam.
‘Para Pedagang Tanah’
Artefak kuno yang baru ditemukan kembali ini bisa hilang lagi, sayangnya. Peru memiliki undang-undang, UU 840, yang dikenal seperti Hukum Rimba, yang memungkinkan perusahaan kayu dan pertanian menguasai lahan yang tidak digunakan secara komersial. Ini termasuk petak-petak tanah kesukuan yang besar, dan termasuk beberapa wilayah di mana geoglif orca berada.
Kementerian Kebudayaan Peru ingin menguasai semua tanah di mana bentuk orca itu terletak, dan guna mengatur layanan tamu untuk mempromosikan pariwisata. Pertarungan hukum belum bisa diselesaikan.
“Baik di Nazca maupun di Palpa, warisan arkeologi, terutama geoglif, terancam oleh kemajuan kota dan perluasan wilayah pertanian tersebut,” kata Isla kepada LiveScience.
“Ini [terjadi] dengan tanah di dekat geoglif orca, di mana saat ini ada properti pribadi yang menempati bagian dari zona arkeologi tersebut.” (NTD.tv/ran)
Menurut Anda, apakah pemerintah harus melindungi situs arkeologi sebagai harta karun budaya?
ErabaruNews