Jin Shi
- Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-100 pada 3 Juni 2022. Rusia mengatakan akan terus menggelar operasi militer sampai semua tujuan tercapai.
- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yakin akan memenangi perang.
- Pada 3 Juni, Kementerian Pertahanan Inggris merilis video yang menunjukkan hasil jerih payah dan kerugian tentara Rusia di Ukraina setelah 100 hari perang berkecamuk.
Video dari Kemenhan Inggris ini menunjukkan bahwa dalam 30 hari pertama perang, tentara Rusia terus bergerak maju ke Kyiv, untuk menginvasi ibukota Ukraina tersebut sesegera mungkin. Namun demikian, 20 hari kemudian, pasukan Rusia diusir dari Ukraina utara.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan upaya militer Rusia untuk menduduki Ukraina utara berakhir dengan kegagalan. Rusia harus membayar dengan harga yang mahal. Dikarenakan tentara Rusia, tak memiliki dukungan artileri dan pesawat tempur yang memadai.
Pada 24 Februari, Rusia sepenuhnya menginvasi Ukraina. Saat pasukan Rusia mendekati kota, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan anggota kabinetnya menyatakan tekad mereka untuk tetap berada di negara tersebut untuk mempertahankan negaranya.
“Presiden ada di sini, tentara ada di sini, rakyat ada di sini,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sekarang setelah 100 hari berlalu, Zelensky memimpin tim dan muncul kembali di tempat yang sama.
“Militer Ukraina ada di sini, dan di atas semuanya rakyat kami ada di sini, kami telah membela Ukraina selama 100 hari dan kemenangan menjadi milik kami,” ujarnya.
Perang Rusia-Ukraina berkecamuk selama 100 hari. Menurut perkiraan PBB, hampir 15 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, sebanyak 4.169 warga sipil tewas dalam pertempuran tersebut.
Soal korban dari pihak tentara, kedua belah pihak memiliki angka yang berbeda, Rusia mengklaim telah menewaskan lebih dari 23.000 tentara Ukraina. Sedangkan Ukraina mengklaim telah menewaskan lebih dari 30.000 tentara Rusia. Jumlah korban yang diakui oleh kedua belah pihak hanya sebagian kecil dari angka-angka ini.
Dunia luar umumnya percaya bahwa perang informasi juga merupakan bagian penting dari perang ini.
Perang juga mendatangkan biaya ekonomi dalam jumlah besar. Ekonomi Rusia menyusut 11 persen tahun ini, menurut perkiraan Bank Dunia, sementara Ukraina telah menyusut 45 persen.
Selain itu, perang juga telah mengganggu pasar energi global dan memperburuk inflasi. Hal demikian dikarenakan, Rusia dan Ukraina adalah pengekspor utama biji-bijian. Dampaknya mengancam pasokan pangan global.
Namun demikian, perang masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa tentara Rusia masih terus mengadopsi strategi gesekan atau strategy of attrition. Tujuannya adalah mencoba secara perlahan-lahan menduduki wilayah Ukraina di wilayah Donbas.
Saat ini, militer Rusia masih terus berkonsentrasi untuk menyerang kota strategis Severodonetsk di Donbass.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan kremlin sedang mencoba menyeret perang yang berkepanjangan.
Kremlin mengatakan pada 3 Juni, bahwa mereka akan melanjutkan operasi militer di Ukraina sampai semua tujuan tercapai. (hui)