EpochTimesId – Sebanyak 58 orang etnis Uighur ditangkap pihak berwenang kota Khasgar, Xinjiang, Tiongkok. Sembilan orang di antaranya adalah wanita.
Polisi juga mengeluarkan surat panggilan pulang ke tempat asal, kepada sejumlah orang etnis Kazakh di luar negeri untuk mengurus pencabutan kewarganegaraan mereka.
Laporan Radio Free Asia menyebutkan bahwa penangkapan kali ini dilakukan bersama oleh anggota Keamanan dan Ketertiban Publik serta polisi bersenjata kota Kashgar. Pihak berwenang juga menyampaikan 8 larangan melalui sebuah pertemuan di kampus Universitas Kashgar.
Salah satu larangan diantaranya adalah, melarang warga untuk menjelajah situs-situs asing di internat. Larangan tersebut termasuk para siswa, dosen dan anggota keluarga mereka.
Warga menganggap aksi otoriter itu sudah merupakan intimidasi psikis terhadap fakultas, anggota staf, dan memaksa mereka untuk melepaskan iman mereka. Ini jelas adalah penganiayaan yang disamarkan.
Selain itu, polisi Xinjiang juga menuntut warga Kazakh di Prefektur Ili yang telah mendapatkan kewarganegaraan asing untuk pulang mengurus pencabutan kewarganegaraan Tiongkok mereka. Namun, mereka khawatir ditahan dan dicekal karena sebelumnya sudah pernah terjadi hal seperti ini.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh warga Prefektur Kazakh Ili bahwa tidak kurang dari 1.500 orang warga minoritas dari berbagai etnis di Ili telah ditangkap lalu dipaksa pemerintah daerah itu untuk mengikuti ‘pendidikan politik’ yang mereka adakan.
Namun, warga menilai bahwa pendidikan politik itu hanya kedok untuk melakukan cuci otak.
Sebuah organisasi non-pemerintah Xinjiang-Kazakh menyelenggarakan konferensi pers di Astana, Kazakhstan pada 7 Desember 2017. Mereka menuntut pemerintah Tiongkok membebaskan lebih dari 160 orang etnis Kazakh yang ditangkap beberapa waktu lalu.
Mereka ditangkap karena kepercayaan agama atau karena mengunggah video di media sosial. (ET/Sinatra/waa)