Health 1+1
Tubuh manusia dapat memancarkan cahaya yang tidak terlihat oleh mata telanjang
Saat Anda menyentuh jari orang terkasih Anda, pancaran dari semua ujung jari Anda berdua akan menciptakan koneksi indah yang menyerupai kilat. Ketika Anda mengatakan “Aku mencintaimu” kepada kekasih Anda, sejumlah besar energi material dilepas- kan dari dada Anda dan terbang ke arah orang lain—ini terdengar seperti adegan film fantasi, tetapi ini adalah fenomena fisik yang nyata.
Selama beberapa dekade terakhir, studi tentang energi manusia telah berkembang ke tingkat yang mencengangkan.
Health 1+1 berhasil mewawancarai Profesor Konstantin Korotkov, seorang fisikawan kuantum Rusia dan penemu teknologi Visualisasi Pelepasan Gas, untuk menjelajahi medan energi tubuh manusia dan faktor-faktor yang memengaruhi energi manusia dari perspektif ilmiah.
Profesor Konstantin Korotkov adalah fisikawan kuantum Rusia, yang bekerja dalam bidang fisika plasma, fisika ruang angkasa, dan fisika laser di bekas Negara Uni Soviet. Saat itu, komunitas bioenergi cukup aktif, dan dia bertemu dengan beberapa “orang yang sangat menarik”, yang mampu mengubah medan energi tubuh manusia, katanya. Dia menyaksikan orang-orang ini meningkatkan kesehatan istri dan teman-temannya dengan mengirimkan “pesan pemikiran” kepada mereka. Ini membuat Konstantin tertarik, yang selalu belajar fisika. Dengan rasa ingin tahu dan ketelitian seorang ilmuwan, ia mulai berkonsultasi dengan berbagai buku dan literatur tentang bidang energi manusia.
Setelah mempelajari lebih lanjut tentangnya, Konstantin sampai pada kesimpulan bahwa meskipun topik “energi manusia” tidak akan diterima oleh kebanyakan orang dalam jangka pendek, namun pada akhirnya akan diakui oleh komunitas ilmiah.
Karena itu, ia mulai secara bertahap mengalihkan penelitiannya ke bidang energi manusia. Pada saat itu, bekas Negara Uni Soviet sedang runtuh, dan seluruh komunitas ilmiah Rusia berada dalam kekacauan. Dia meninggalkan laboratorium penelitian untuk memulai bisnis. Namun, segera setelah itu, dia memutuskan untuk kembali dan melanjutkan penelitiannya tentang energi.
‘Fotografi Kirlian’ dan Energi Manusia
Sekarang sudah hampir satu abad sejak Semyon Kirlian dan istrinya menemukan teknik yang disebut “fotografi Kirlian.” Ini adalah teknik fotografi yang menangkap energi yang dipancarkan oleh tubuh manusia.
Penelitian biofotonik modern telah menunjukkan bahwa tubuh manusia dapat secara spontan memancarkan elektron dan foton, menghasilkan cahaya yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Para ilmuwan menganggap elektron dan foton yang dipancarkan oleh tubuh manusia sebagai manifestasi dari energi tubuh. Cahaya spontan ini sulit diukur. Namun, ketika tubuh manusia terkena medan elektromagnetik, emisi elektron tersebut akan dirangsang dan dapat difoto. Ini adalah prinsip fotografi Kirlian.
Penemuan asli fotografi Kirlian terkadang tidak dapat diandalkan, sehingga tidak diterima oleh komunitas ilmiah, yang menuntut “efektivitas yang konstan”. Pada 1995, Konstantin dan timnya menemukan fotografi Kirlian digital pertama, Gas Discharge Visualization (GDV), dengan menggunakan teknologi paling canggih yang tersedia saat itu.
Fotografi GDV dapat mengamati energi foton yang dipancarkan oleh tubuh manusia, serta perubahan medan energi manusia di berbagai keadaan. Ketika penelitian menjadi semakin maju, Konstantin sangat yakin bahwa penelitian energi akan membawa manfaat dan pemahaman yang besar bagi masyarakat manusia.
Emosi Positif dan Negatif Memengaruhi Lebih dari Sekedar Energi yang Dimiliki Orang itu Sendiri
Saat ini, ilmu kesadaran merupakan bagian penting dari penelitian ilmiah Barat. Istilah “kesadaran” mengacu pada persepsi seseorang tentang dunia luar dan pikiran serta emosinya sendiri.
Konstantin telah menemukan bahwa keadaan mental dan emosional seseorang dapat memengaruhi medan energi tubuh mereka.
Melalui fotografi GDV, kita dapat mengamati perubahan medan energi tubuh manusia ketika orang berada dalam suasana hati yang berbeda. Misalnya, ketika seseorang memancarkan emosi positif, seperti kebahagiaan, medan energinya akan meningkat. Pada 2017, Konstantin berpartisipasi dalam eksperimen di Meksiko untuk mengukur efek menonton komedi pada medan energi manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika para peserta menonton film komedi, medan energi setiap orang meningkat.
Namun, emosi negatif seperti kemarahan, kecemburuan, dan kebencian menyebabkan medan energi menyusut, menjadi cacat, atau bahkan menghilang. Lebih serius lagi, orang yang memiliki emosi negatif tidak hanya mengurangi medan energinya sendiri, tetapi juga medan energi orang lain. Studi telah menemukan bahwa ketika seseorang memiliki perasaan dendam, medan energi orang lain di sekitarnya akan terpengaruh secara negatif.
‘Cinta’ Dapat Mengaktifkan Kelompok Energi dan Menghasilkan Transfer Energi
“Cinta adalah emosi manusia yang paling kuat,” kata Konstantin. Aksioma ini telah terbukti untuk mempertahankan pencitraan energi juga.
Emosi ini dapat berdampak besar pada tubuh dua orang yang sedang jatuh cinta, seperti yang ditunjukkan pencitraan GDV.
Konstantin menggunakan dua metode eksperimen yang berbeda untuk mengamati interaksi antara medan energi dari dua orang yang saling mencintai.
Dia meminta para peserta untuk berdekatan dengan pasangannya dan menyatukan jari-jari mereka. Dia menemukan bahwa ketika dua orang saling jatuh cinta, medan energi yang dipancarkan dari ujung jari mereka terjalin, seperti yang diamati oleh fotografi Kirlian, dan medan energi mereka akan memancarkan cahaya seperti kilat, yang akan terhubung bersama. Na- mun, jika kedua orang itu tidak memiliki perasaan satu sama lain, medan energi mereka akan terpisah.
Dalam pendekatan lain, ia menggunakan sistem GDV untuk menghasilkan dan mengamati gambar elektronik dari medan energi seluruh tubuh peserta. Dalam percobaan, ketika seseorang menyatakan cinta kepada orang lain, massa energi yang jelas dapat dilihat pada gambar, terbang dari hati orang yang menunjukkan cinta ke hati orang lain.
Konstantin menjelaskan bahwa “perpindahan energi” ini bukan imajiner, tetapi transfer nyata dari “kluster energi materi”. Gugus energi ini mengandung elektron, foton, gelombang infrasonik, dan banyak bentuk materi energi lainnya. Inilah sebabnya ketika seseorang sakit, jika pasangannya ada untuk memberikan dukungan dan menemaninya, maka penyakitnya akan lebih cepat sembuh.
Apakah ‘Intuisi’ Benar-Benar Ada?
Konstantin telah menemukan bahwa orang dapat merasakan “orang di belakang” mereka. Dalam satu eksperimen, peneliti mendudukkan seorang peserta di kursi dan meminta orang lain mendekat dari belakangnya, sambil mengamati reaksi orang yang duduk di kursi itu selama proses tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ketika orang asing mendekat dari belakang, dalam banyak kasus, medan energi orang yang duduk di kursi tidak berubah. Namun, ketika anggota keluarga dan orang yang mereka cintai mendekat dari belakang, medan energi mereka segera meningkat.
Konstantin mengatakan bahwa ini disebabkan oleh interaksi medan energi diantara orang-orang. Dia menjelaskan, “Ketika kita memancarkan medan energi, bukan berarti kita tidak ada hubungannya dengan itu. Melalui medan energi ini, kita menyentuh dan merasakan lingkungan kita.” Dia percaya bahwa ini adalah bagian dari “intuisi” manusia.
Sejak zaman kuno, orang memiliki kemampuan untuk merasakan ketegangan, merasakan perubahan iklim dan lingkungan, dan merasakan orang-orang di sekitar mereka.
“Namun, saat ini, kemampuan ini telah merosot, dan orang-orang tidak lagi sensitif terhadap lingkungan seperti dulu,” kata Konstantin. “Walau begitu otak bawah sadar kita masih merespon lingkungan kita, sebagaimana dibuktikan oleh fotografi GDV melalui eksperimen nyata.”
Pengaruh Musik Terhadap Tubuh Manusia ‘Luar Biasa’
Konstantin juga mempelajari pengaruh lingkungan luar dan benda-benda pada energi tubuh manusia, termasuk air, makanan, berbagai bahan, dan musik.
“Efek musik pada tubuh manusia sangat besar,” kata Konstantin.
Pada 2014, Pusat Penelitian Onkologi Medis Nasional Petrov N.N. dan Pusat Il- miah Teknologi Radiologi dan Bedah Rusia bersama-sama melakukan penelitian besar yang membandingkan harapan hidup rata-rata orang dalam profesi kreatif yang berbeda. Studi ini mensurvei 49.000 orang yang mewakili bidang seni visual, musik, sastra, dan akademisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesi dengan rata- rata harapan hidup terendah untuk pria dan wanita adalah musisi rock, yaitu 43,6 tahun untuk pria dan 37,6 tahun untuk wanita.
Mengapa fenomena ini terjadi? Ini mengilhami Konstantin untuk mempelajari efek berbagai genre musik pada tubuh manusia melalui eksperimen.
Dia menemukan bahwa ketika seseorang mendengarkan musik rock, medan energinya naik sebentar ke puncak, dan kemudian mulai menurun ke nilai di bawah titik awal. Menurut Konstantin, waktu awal peningkatan energi bervariasi menurut usia dan tingkat kenikmatan musik, tetapi bagaimanapun, itu pasti turun.
Sebaliknya, musik klasik memiliki efek positif pada medan energi seseorang dan penelitian lain menunjukkan bahwa musik klasik dapat membawa peningkatan kesehatan seseorang. Profesor Konstantin berspekulasi bahwa ini mungkin karena frekuensi musik klasik entah bagaimana kompatibel dengan frekuensi gelombang otak manusia, dan karena itu memiliki efek positif pada tubuh manusia.
Potensi Penelitian Energi
Saat ini, semakin banyak orang yang menderita berbagai masalah dan penyakit. Semakin banyak mereka berkonsultasi dengan dokter, semakin banyak “penyakit” yang akhirnya mereka derita, dan semakin banyak jenis obat yang diresepkan. Obat yang berbeda ini berbenturan satu sama lain di dalam tubuh, menyebabkan lingkungan internal memburuk.
Mencari solusi abadi, pencarian Konstantin membawanya ke pengobatan tradisional Tiongkok. Dia percaya bahwa kebijaksanaan pengobatan tradisional Tiongkok (PTT), yang ditemukan oleh orang Tiongkok kuno dan diturunkan selama ribuan tahun, adalah valid, dan banyak penelitian telah mengonfirmasi hal ini. Konstantin memutuskan untuk menggunakan filosofi pengobatan tradisional Tiongkok sebagai dasar untuk menemukan masalah sebenarnya di dalam tubuh manusia dengan mengamati dan menganalisis perubahan energi manusia. PTT juga menekankan sifat energi manusia, yang mendorong Konstantin menggunakan pencitraan GDV-nya untuk memverifikasi beberapa teorinya.
Dia menerapkan teori “meridian manusia” dalam PTT pada fotografi GDV dan mengembangkan sistem untuk mengukur dan menganalisis energi manusia. Dia mengukur cahaya yang dipancarkan dari 10 jari, karena itu adalah bagian tubuh manusia yang paling sensitif dan mudah diukur. Menurut konsep meridian, jari yang berbeda terhubung ke sistem organ yang berbeda dalam tubuh, dan kamera GDV mengambil gambar dari cahaya yang dipancarkan jari, mengubahnya menjadi data yang terkait dengan sifat fisik tubuh manusia, dan menggunakan data energi ini untuk mengevaluasi energi internal sistem organ yang berbeda, serta status energi keseluruhan tubuh.
Dalam gambar GDV, orang yang sehat atau tenang memiliki medan energi yang kuat dengan pinggiran yang membulat. Namun, ketika seseorang gelisah secara emosional, tonjolan runcing muncul di sekitar medan energi mereka. Dan ketika seseorang memiliki masalah kesehatan, atau bahkan penyakit, medan energinya memiliki lubang, celah, dan kelainan lainnya. Selanjutnya, ia menemukan bahwa kelainan energi yang berbeda akan sesuai dengan sistem organ yang berbeda, sehingga mencerminkan sumber penyakit.
Konstantin percaya bahwa melalui pengamatan semacam ini, orang dapat tetap dalam keadaan sehat, mendeteksi masalah (dan bahkan masalah potensial) di tubuh mereka lebih awal, serta memperbaiki masalah ini dengan berfokus pada sifat masalah.
Ini seperti filosofi pengobatan tradisional Tiongkok (PTT), yang bertujuan untuk menjaga kesehatan tubuh, daripada mengobati penyakit setelah muncul, seperti dalam pengobatan konvensional. Profesor Konstantin menekankan bahwa dia tidak menentang pengobatan Barat; istrinya dan banyak temannya adalah dokter. Dia hanya percaya pada “menggabungkan konsep pengobatan tradisional Tiongkok dan Barat” untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Teleportasi Pikiran
Konstantin juga melakukan banyak eksperimen penting lainnya, seperti eksperimen “teleportasi”. Dia menemukan bahwa pikiran manusia dapat memiliki efek pada orang lain, dan bahkan sensor, di kejauhan. Ketika seseorang di satu kota mengirimkan pikiran ke sebuah sensor di kota lain, atau bahkan di belahan dunia lain, sensor tersebut dapat menangkapnya dan merespons.
“Fenomena ini mungkin hanya dapat dijelaskan pada tingkat kuantum, dan hanya dapat dihipotesiskan pada tahap ini papar Konstantin. “Kami sudah memiliki beberapa ide, tetapi kami membutuhkan lebih banyak eksperimen untuk membuktikan penyebab fenomena ini.”
Komunitas Ilmiah Lambat Berubah
Penelitian tentang kesadaran dan energi manusia telah lazim sejak abad terakhir, dan penemuan-penemuan baru telah dibuat. Namun, studi ini belum secara umum diakui dan diterima oleh komunitas ilmiah. Ketika ditanya tentang alasannya, Konstantin berkata, “Ceritanya panjang. Ketika para ilmuwan telah terbiasa dengan sudut pandang atau ide tertentu, mereka akan mengerjakan ‘ide yang diketahui’ itu. Setiap kali ada pemahaman baru, butuh waktu bagi orang untuk menerimanya. Namun, sains terus berkembang, dan kita harus berpikir dalam kerangka perkembangan untuk memahami alam.”
Misalnya, banyak dokter tidak menerima filosofi pengobatan tradisional Tiongkok (PTT) dan melihat konsepnya sebagai “takhayul”. Mereka yang mempelajari lebih dalam studinya akan memahami dan menghargainya, tetapi rata-rata dokter tidak akan punya waktu atau keinginan. Mereka mungkin yakin bahwa manusia hanya memiliki tubuh fisik dan tidak mau percaya akan adanya kesadaran dan jiwa, sebuah konsep yang menghalangi mereka untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut.
“Meskipun fenomena ini masih belum diterima secara umum oleh komunitas medis, saya tidak khawatir tentang itu,” pungkas Konstantin, “karena harinya akan datang, dan meskipun itu membuat kemajuan selangkah demi selangkah, itu akan datang.” (jen)