oleh Zeng Yihao, Huang Yanling
Setelah Komite Urusan Luar Negeri Senat AS mengesahkan Rancangan Undang-Undang Kebijakan Taiwan 2022 (Taiwan Policy Act of 2022), Wakil Ketua Dewan Urusan Daratan Republik Tiongkok (Mainland Affairs Council Republic of China) memperingatkan Beijing agar tidak salah menilai situasi saat ini, dan terus memanfaatkan kesempatan untuk melakukan tindakan provokatif.
Chiu Chui-cheng, Wakil Ketua Dewan Urusan Daratan Republik Tiongkok mengatakan : “Kami senang melihat baik partai politik yang berkuasa maupun partai oposisi di Amerika Serikat telah mendukung Taiwan dalam menanggapi ancaman dan provokasi PKT dengan tindakan yang nyata. Sikap dari pihak kita masih tetap yakni, tidak akan menyerah pada tekanan otoritas Beijing, dan tidak gegabah meskipun telah memenangkan dukungan dari masyarakat internasional. Namun kita tetap menghimbau otoritas PKT agar tidak salah dalam menilai situasi, dan mengambil kesempatan untuk melakukan tindakan yang provokatif”.
Chiu Chui-cheng menegaskan bahwa Taiwan tidak akan menyerah pada ancaman Beijing, dan akan memperkuat pertahanan diri dan bekerja sama dengan negara-negara yang berpikiran sama.
Selain itu, Chiu juga mengkritik pelecehan terhadap Taiwan yang terus dilakukan PKT belakangan ini dengan pesawat tak berawak PKT yang merupakan penyebab meningkatnya konfrontasi yang tidak masuk akal antara kedua sisi Selat Taiwan. Ia juga memperingatkan pihak berwenang Beijing untuk segera menghentikan perbuatan menyalahkan, berbohong, memprovokasi dan sabotase.
Sementara itu, ada kekhawatiran media bahwa setelah Yang Zhi-yuan, Wakil Ketua Partai Nasional Taiwan pergi ke daratan Tiongkok, ia ditangkap oleh otoritas Tiongkok dan keberadaannya hingga saat ini tidak diketahui, tetapi Kantor Urusan Taiwan dari Dewan Negara RRT menolak untuk mengungkapkan lokasi penahanan Yang Zhi-yuan. Untuk itu, MAC (Mainland Affairs Council) protes.
Chiu Chui-cheng mengatakan : “Melalui kesempatan ini MAC menyatakan protes dan tidak menerima bahwa warga negara Taiwan berhak menjalankan kebebasan berbicara, kebebasan berserikat, dan bebas partisipasi dalam partai politik yang dijamin secara konstitusional di tanah mereka sendiri. PKT dan apa yang mereka klaim sebagai konstitusi tidak memiliki hak untuk ikut campur, tidak memiliki hak untuk menangkap, tidak memiliki hak untuk menghukum”.
Qiu Chui-cheng mengungkapkan bahwa apa yang disebutkan PKT sebagai memberikan perlindungan hukum terhadap tersangka adalah omong kosong. Selain itu, Beijing sengaja mendefinisikan tanpa batas konsep gerakan kemerdekaan Taiwan. Dengan demikian rakyat Taiwan menjadi semakin jelas melihat esensi dari totalitarianisme otokratis PKT. (sin)