Veteran Tentara AS, Sersan Charles Jenkins yang Alami 39 Tahun Kehidupan di Korut Meninggal Dunia

Epochtimes.id- Mantan veteran AS dalam Perang Vietnam Sersan Charles Jenkins karena takut dikirim ke Vietnam untuk berperang atau dibunuh saat menjalani tugas patroli, maka pada Januari 1965 saat bersama pasukan tiba di Korea Selatan, ia memanfaatkan kegelapan malam untuk menerobos daerah demiliterisasi dan masuk ke wilayah Korea Utara.

Hingga akhirnya Sersan Charles Jenkins menjalani kehidupan di negara itu selama 39 tahun.

Tahun 2004 ia baru berhasil pindah dan tinggal di Jepang. Bulan November lalu, ia jatuh pingsan di luar tempat tinggalnya karena serangan jantung dan meninggal dunia di rumah sakit dalam usia 77 tahun.

Reuni keluarga Jenkins di Indonesia pada tanggal 8 Juli 2004. (STR / AFP / Getty Images)

Pada suatu wawancara sewaktu hidup ia pernah mengatakan bahwa hidup di Korea Utara sangat kejam, layaknya dunia binatang. Ia mengaku telah berbuat salah karena tidak mempertimbangkan pelariannya secara saksama.

Charles Jenkins tinggal selama 39 tahun di Korea Utara, sewaktu di sana, ia pernah mencoba untuk mencari suaka dari kedutaan Rusia.  Namun karena unsur yang saling bertolak belakang sehingga ia harus mendekam dalam penjara Korea Utara.

Reuni keluarga Jenkins di Indonesia pada tanggal 8 Juli 2004. (STR / AFP / Getty Images)

Tahun 1980 ia menikahi seorang wanita Jepang bernama Hitomi Soga yang disandera oleh pemerintah dan dibawa ke Korea Utara pada tahun 1978. Dari pernikahan itu ia memiliki 2 orang anak perempuan.

Melalui negosiasi pemerintah Jepang dengan Korut, akhirnya Hitomi dibebaskan pada tahun 2002 dan langsung pulang ke Jepang.

Reuni keluarga Jenkins di Indonesia pada tanggal 8 Juli 2004. (STR / AFP / Getty Images)

Sekitar 2 tahun kemudian, Charles bersama kedua putrinya dibebaskan, mereka lalu meninggalkan Korea Utara untuk sementara waktu tinggal di Indonesia sampai tahun 2004 baru tinggal permanen di kota Sado, Niigata, Jepang.

Jenkins kemudian menulis sebuah memoar tentang pengalaman hidupnya selama di Korea Utara.

Dalam wawancara yang diadakan pada saat itu, ia melukiskan kehidupannya di Korea Utara yang minim listrik, minim air bersih dan minim bahan makanan, hidup menjadi semakin  sengsara takala musim dingin tiba. “Dinding kamar tidur saya tertutup salju dan es,” tulisnya.

Charles Jenkins bersama Hitomi Soga menerima karangan bunga di pangkalan militer AS, Jepang pada 7 Desember 2004. (Jiji Press/AFP/getty Images)

Ia masih bisa mengingat situasi dirinya pada malam pembelotan itu. Ia mengaku malam itu sedikit mabuk karena pengaruh minuman keras, sehingga kurang jeli dalam mempertimbangkan pelariannya.

Tetapi Charles juga mengatakan : “Memang banyak keputusan yang diambil saat itu kelihatannya kurang logis, Namun pemikiran saya saat itu mendorong saya untuk melakukannya.”

Charles Jenkins berpidato dengan air mata di pangkalan AS pada 7 Desember 2004. (JIJI PRESS / AFP / Getty Images)

Media Jepang melaporkan, Putri Charles menemukan ayahnya jatuh tidak sadarkan diri di depan rumahnya lalu memanggil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit. Tetapi meninggal karena serangan jantung.

Charles Jenkins yang sebelumnya pernah bekerja di toko suvenir dan memberikan kontribusi yang cukup baik bagi industri pariwisata Jepang.

Pemerintah kota Sado juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya. (Sinatra/asr)

Sumber : ntd.tv