oleh Xu Jian
Menurut hasil awal pemilihan umum Italia pada 25 September, koalisi sayap kanan yang dipimpin oleh Fratelli d’Italia (FdI) berhasil unggul secara menyolok. Pemimpin Partai tersebut Giorgia Meloni berpotensi menjadi perdana menteri wanita pertama negara itu. Tetapi hal ini membuat PKT sangat marah, mengapa demikian ?
Ada media yang menyebut bahwa Fratelli d’Italia sebagai partai sayap kanan, sementara Meloni mengatakan partai itu adalah partai konservatif arus utama yang mirip dengan Partai Konservatif Inggris atau Partai Republik Amerika Serikat. Jika tidak terjadi hal-hal yang di luar dugaan, maka Giorgia Meloni akan memimpin pemerintahan Italia ke-68. Tetapi, PKT tidak sabar untuk mengeluarkan “peringatan”, padahal pemerintahan baru Italia ini belum terbentuk.
Reuters melaporkan bahwa Kedutaan Besar Tiongkok untuk Italia dalam sebuah pernyataannya menyebutkan bahwa, pihak Tiongkok “merasa sangat tidak puas dan dengan tegas menolak terhadap komentar negatif tentang Tiongkok yang berkaitan dengan Taiwan”.
Ternyata FdI sangat bersahabat dengan Taiwan dan memiliki pendirian yang jelas tentang sistem terpusat PKT. Ketika Meloni menjadi menteri kabinet, dia meminta atlet Italia untuk memboikot upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2008. Dia juga mengatakan belum lama ini bahwa Uni Eropa harus menekan Beijing untuk menghindari konflik di Selat Taiwan, dan mengatakan akan memeriksa kembali proyek-proyek “One Belt One Road” yang dikerjakan antara Tiongkok dengan Italia.
“Taiwan akan menjadi perhatian penting bagi Italia”
Media Taiwan “Central News Agency” pernah mewawancarai Giorgia Meloni. Dalam sebuah laporan pada 23 September, Meloni menyatakan dukungannya terhadap Taiwan dan mengkritik agresivitas PKT dalam skala global yang sangat berpengaruh terhadap Italia dan Uni Eropa.
Meloni mengatakan bahwa jika FdI berkuasa nanti “tidak diragukan lagi Taiwan akan menjadi perhatian penting bagi Italia”. Meloni menggambarkan hubungan antara Italia dengan Taiwan sebagai “persahabatan yang tulus”, dan ia mengaku bahwa dirinya terus “mengikuti secara saksama” intimidasi militer Tiongkok terhadap Taiwan.
Ketika ditanya soal ketegangan di Selat Taiwan baru-baru ini, Meloni mengatakan : “Perilaku Beijing tidak dapat diterima, dan kami bergabung dengan semua negara demokrasi di dunia bebas untuk mengutuk keras tindakan Beijing itu”.
Meloni yang sejak tahun 2020 mengetuai Konservatif dan Reformasi Eropa (ECR) di Parlemen Eropa mengatakan, bahwa Uni Eropa harus mengerahkan semua senjata politik dan diplomatik yang dimilikinya untuk menerapkan sebanyak mungkin tekanan terhadap rezim Beijing untuk mencegah mereka memicu konflik militer di Selat Taiwan.
Meloni mengatakan bahwa Taiwan adalah mitra dagang strategis Italia dan Eropa.”Jangan lupa bahwa Uni Eropa juga merupakan pasar ekspor utama Tiongkok, dan jika mereka memutuskan untuk menyerang Taiwan, maka Uni Eropa dapat menutup (pasar)nya”, katanya.
Italia bergabung dalam inisiatif One Belt One Road Tiongkok adalah satu kesalahan besar
Pada tahun 2019, Italia menjadi satu-satunya negara G7 yang menandatangani inisiatif One Belt One Road (OBOR) Tiongkok, tetapi ketika ditanya oleh Central News Agency apakah berencana memperbarui nota kesepahaman OBOR, Meloni mengatakan bahwa aksesi Italia ke inisiatif OBOR ini merupakan satu kesalahan besar.
Dia mengutip peristiwa sejak penandatanganan MoU itu, seperti PKT melakukan kekerasan terhadap aktivis di Hongkong, diskriminasi terhadap warga etnis Uighur dan etnis minoritas lainnya, menunjukkan sikap yang tidak tegas atas invasi Rusia ke Ukraina, juga berulang kali melakukan ancaman kekerasan terhadap Taiwan.
“Jika besok saya menemui saat untuk memperbarui memorandum itu, saya pikir saya tidak melihat ada kondisi politik yang menunjang (untuk melakukannya)”, katanya.
Giorgia Meloni mengatakan bahwa pemerintahnya akan bekerja untuk memastikan bahwa “Global Gateway” Uni Eropa (proyek yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur global dari tahun 2021 hingga 2027) mampu membantu negara-negara yang tidak punya pilihan selain menerima “infiltrasi Tiongkok”.
Dia juga mengatakan bahwa prioritas utama pemerintah barunya termasuk melawan pengaruh Tiongkok dan Rusia di wilayah Balkan Barat dan sebagian Afrika, Indo-Pasifik dan Amerika Latin. Italia akan mempertahankan kedaulatannya di bidang militer, keamanan siber dan kebebasan informasi untuk mencegah intervensi dari Tiongkok dan Rusia.
Meloni juga mengatakan bahwa jika dirinya berkuasa nanti, pemerintahannya akan mempromosikan babak baru kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang termasuk pertukaran budaya, pariwisata, pencegahan dan manajemen krisis kesehatan masyarakat , industri kunci semikonduktor global dengan Taiwan. “
Ini baru beberapa area saja lho yang dijelajahi” ujarnya. (sin)