oleh Xue Fei
Akibat tekanan ganda dari kesulitan ekonomi dan Revolusi Kertas Putih, pihak berwenang mulai melonggarkan kebijakan Nol Kasus yang ketat. Usai melonggarkan pencegahan epidemi, pihak berwenang di banyak provinsi dan kota langsung membentuk delegasi perdagangan untuk terbang ke Eropa, Jepang dan negara lain untuk mencari peluang bisnis. Namun, para analis berpendapat bahwa mengingat masyarakat internasional kini sudah sangat menyadari tujuan di balik kerja sama antara perusahaan Tiongkok dengan pemodal asing, mereka tidak akan lagi rela bekerja sama dengan perusahaan Tiongkok dengan mengorbankan teknologi inti sebagaimana yang terjadi sebelumnya.
Baru-baru ini, tindakan dari delegasi perdagangan Provinsi Zhejiang untuk menggaet peluang bisnis di negara asing telah menarik perhatian luas.
Pada 4 Desember, “Delegasi pengambil pesanan dagang” yang terdiri dari kepala departemen provinsi seperti Departemen Perdagangan Provinsi Zhejiang dan perwakilan bisnis daerah tersebut telah terbang ke Eropa selama 6 hari. Otoritas Zhejiang mengklaim bahwa di kemudian hari akan ada lebih dari 10.000 perusahaan yang menyusul akan berangkat ke luar negeri melalui penerbangan charter, penerbangan bersama untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan perdagangan. Topik tersebut sempat menjadi topik hangat yang dibicarakan di Weibo.
Sehari kemudian, Departemen Perdagangan Provinsi Sichuan juga melakukan hal yang sama terbang ke Eropa dengan mencharter pesawat. Eksekutif dari 31 perusahaan eksportir Tiongkok terbang ke Prancis, Jerman, dan Italia untuk menggaet pesanan dagang.
Akun resmi Jiangsu di WeChat pada 7 Desember mengklaim bahwa ada 88 orang anggota delegasi telah berhasil diatur oleh Biro Perdagangan Kota Suzhou terbang ke Jepang untuk urusan bisnis selama 17 – 23 November. Dan, mulai 9 hingga 18 Desember ada lagi delegasi perdagangan yang diterbangkan ke Prancis, Jerman juga dengan pesawat charteran.
Selain Provinsi Jiangsu, Zhejiang, dan Sichuan, Biro Perdagangan Kota Guangzhou baru-baru ini mengorganisir bahwa lebih dari 100 orang dari hampir 40 perusahaan ekspor Tiongkok ikut berpartisipasi dalam pameran di Asia Tenggara dengan mencharter penerbangan. Diperkirakan, akan semakin banyak provinsi dan kota akan bergabung dalam rombongan menggaet pesanan dagang luar negeri.
Dalam tiga tahun terakhir, karena penerapan kebijakan Nol Kasus yang ketat sehingga banyak perusahaan modal asing yang hengkang dari Tiongkok, sejumlah besar usaha kecil dan menengah tidak beroperasi. Akibat pecahnya protes masyarakat yang dimotori oleh kaum muda lewat Revolusi Kertas Putih, PKT terpaksa pada 7 Desember mengumumkan 10 langkah penyesuaian dalam mencegah epidemi dan tidak lagi menyinggung-nyinggung soal Nol Kasus.
Pada hari yang sama, media corong PKT “Xinhua” melaporkan bahwa pertemuan Politbiro pada 6 Desember menggambarkan situasi internasional saat ini sebagai “angin kencang dan gelombang besar”. Hitung-hitung dalam teks lengkap yang dirilis Xinhua itu terdapat 18 buah kata “stabil”, termasuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi, menstabilkan lapangan kerja, menstabilkan harga barang kebutuhan. Pokoknya perlu menjaga stabilitas ekonomi dan sosial secara keseluruhan.
Analisis : Modal asing tidak akan masuk kecuali keluar
Kepada Radio Free Asia Fordistralia mengatakan bahwa PKT mengizinkan sejumlah besar delegasi perdagangan luar negeri untuk pergi ke luar negeri mencari peluang bisnis saat ini, menyiratkan bahwa pasar Tiongkok telah kehilangan kemampuan untuk menarik investasi asing, kecuali menarik investasi asing dengan cara mengirim perusahaan dalam negeri keluar.
Fordistralia menyebutkan : “Pejabat malu untuk mengakui bahwa kita sekarang telah gagal untuk menarik minat pemodal asing masuk Tiongkok, kita hanya bisa keluar. Kemudian untuk mengembangkan ekonomi Tiongkok butuh modal asing dan devisa. Jadi bagaimana ? Sekarang sudah pincang, padahal dulu berjalan dengan kedua kaki, satu kaki membawa masuk dan satu kaki membawa keluar, tapi tidak lagi begitu sekarang”.
Tidak mudah untuk kembali menipu investor asing, Tiongkok terkenal sebagai pencuri hak kekayaan intelektual
Namun, Fordistralia mengatakan bahwa masyarakat internasional sekarang sudah sangat jelas tentang tujuan di balik kerja sama antara perusahaan Tiongkok dengan pemodal asing, dan tidak akan lagi ada situasi seperti dahulu dimana pemodal asing mau mengorbankan teknologi inti demi bekerja sama dengan perusahaan Tiongkok.
“Siklus semacam ini pernah muncul pada masa Jiang Zemin berkuasa. Setelah sejumlah besar modal asing dari Barat masuk ke Tiongkok, hak kekayaan intelektual inti Amerika Serikat dikuras habis oleh Tiongkok. Saya yakin bahwa baik Biden maupun beberapa pemerintah AS berikutnya, mereka tidak ingin kejadian itu kembali terulang”, kata Fordistralia.
“Kali ini Tiongkok telah mengirim begitu banyak delegasi ke luar negeri untuk mencari peluang bisnis. Saya pikir masih merupakan tanda tanya besar seberapa banyak keberhasilan dalam menggaet pemodal asing yang dapat mereka capai saat ini ?”
Adapun apakah kebijakan ekonomi Tiongkok tahun depan akan berubah secara signifikan, Fordistralia mengatakan bahwa Xi Jinping tidak akan melepaskan ekonomi “sirkulasi internal”. Hanya saja kekuatan ekonomi Tiongkok saat ini masih belum cukup kuat untuk mewujudkan penutupan negara, sehingga perlu melonggarkan pembatasan, tetapi arah keseluruhan mereka tidak akan diubah.
Diskusi hangat netizen mengenai ekonomi “sirkulasi internal”
Berita itu juga memicu diskusi hangat di Weibo Tiongkok. Netizen yang menggunakan nama “sjd yang suka membaca buku” bertanya : “Mengapa otoritas selalu gagal dalam mewujudkan ekonomi “sirkulasi internal ?”
Banyak netizen yang menanggapi dengan meninggalkan komentar : “Itu adalah tindakan yang membodohi diri sendiri”, “Berapa banyak uang yang bisa dibelanjakan oleh rakyat biasa ?”, “Rakyat sekarang sudah menjadi melarat, sulit dapat diperas lagi !”
Banyak netizen mengeluh tentang dana simpanan mereka yang habis terkuras untuk membayar angsuran KPR, komentar mereka antara lain : “Gagalnya pengembang real estat tidak berarti debitur KPR dibebaskan untuk membayar angsuran. Tentu saja, ‘sirkulasi internal’ tidak bisa terwujud !” “Seluruh simpanan sudah dipakai untuk membeli rumah (kantong sudah kempes) !” “Tabungan seumur hidup habis untuk membeli sepetak kecil tanah untuk rumah !” “Untuk membeli sebuah rumah, tabungan dari 6 orang habis terkuras, dan kontrak angsuran KPR sepanjang 30 tahun telah ditandatangani, dari mana lagi uang untuk dibelanjakan …”. (sin)