NTD
Beijing telah berulang kali mengancam Taiwan dengan reunifikasi militer. Namun, “sumber” dari PKT menghembuskan desas desus bahwa Xi Jinping sedang meminta Wang Huning untuk mempelajari “rencana” baru sebagai pengganti “Satu Negara Dua Sistem” yang sudah bangkrut. Setelah itu Beijing baru mau mengambil keputusan apakah akan menggunakan kekuatan militer untuk mencapai reunifikasi. Semua itu tergantung pada kemajuan situasi yang terjadi, tegasnya.
Wang Huning masuk dalam daftar anggota baru Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok yang diumumkan oleh media Partai Komunis Tiongkok pada 18 Januari, yang dapat diduga bahwa ia akan ditunjuk sebagai ketua Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok yang memiliki tugas utama menangani “Front Bersatu”, termasuk membujuk Taiwan untuk “bersatu”.
Komentator senior “Nikkei Asia” Katsusuji Nakazawa dalam sebuah artikelnya yang dirilis pada Kamis (26 Januari) menyebutkan, bahwa dirinya memperkirakan Wang Huning juga bakal ditunjuk sebagai wakil kepala Kelompok Pemimpin Urusan Taiwan dari Komite Sentral PKT. Badan tersebut merupakan pembuat keputusan tertinggi yang bertanggung jawab atas kebijakan PKT terhadap Taiwan, dan dipimpin langsung oleh Xin Jinping.
Artikel itu juga mengutip ucapan dari seorang sumber PKT yang mengetahui hubungan lintas-selat, menyebutkan bahwa tugas Wang Huning adalah menulis “strategi teoretis tentang penyatuan Taiwan yang cocok untuk era Xi Jinping”.
Sumber tersebut mengatakan : “Orang-orang mungkin berpikir bahwa ancaman Beijing menggunakan kekuatan untuk menyatukan Taiwan sudah dekat, tetapi kenyataannya tidak demikian. Langkah pertama adalah memperkenalkan sebuah teori baru untuk menggantikan tekanan ‘Satu Negara Dua Sistem’ yang diusung oleh Deng Xiaoping di masa lalu. Kemudian atas dasar inilah PKT baru menekan Taiwan”.
Sumber tersebut memperkirakan bahwa teori baru ini akan menjadi tolok ukur kemajuan front persatuan melawan Taiwan, untuk memutuskan apakah tindakan militer diperlukan.
Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa Wang Yi, yang menggantikan Yang Jiechi sebagai diplomat tertinggi Tiongkok, akan bertanggung jawab untuk melapor kepada Xi Jinping tentang urusan diplomatik dan keamanan, tetapi untuk hal-hal yang berkaitan dengan penyatuan Taiwan dan hubungan Tiongkok – AS, Wang Yi perlu melaporkan langsung ke Wang Huning.
Artikel tersebut juga menyinggung soal Xi Jinping berharap dapat membuat kemajuan berarti tentang isu Taiwan dalam lima tahun ke depan. Hal ini diharapkan oleh Xi untuk menduduki kursi Sekjen PKT untuk keempat kalinya pada tahun 2027.
Sebelumnya, PKT telah menggunakan cara yang brutal dan angkuh untuk mengakhiri kebebasan dan demokrasi Hongkong, membuat janji palsunya “Satu Negara Dua Sistem” benar-benar bangkrut. Rakyat Taiwan umumnya tidak lagi mempercayai “Satu Negara Dua Sistem”.
Komentator politik Epoch Times Li Linyi percaya bahwa meskipun berita Nikkei itu benar, PKT ingin mengandalkan Wang Huning dapat memperkenalkan strategi front persatuan baru untuk membuat rakyat Taiwan menerimanya, sehingga mencapai tujuan penyatuan. Namun, kemungkinan untuk berhasilnya adalah hampir nol.
Dia mengatakan bahwa dalam sejarah PKT, banyak sekali pelanggaran kesepakatan yang dilakukan PKT. Saat ini di mata orang lain, PKT telah kehilangan kredibilitasnya. “Satu Negara Dua Sistem” yang dijanjikan kepada Hongkong kini sudah sekarat, belum lagi kebohongan PKT yang ditunjukkan lewat kebijakan dalam mencegah penyebaran epidemi, dan lain sebagainya. Semuanya merupakan bukti empiris. Dengan kata lain, sebagian besar negara di dunia dan rakyat Taiwan telah dengan jelas menyadari sifat asli PKT. (sin)