Naveen Athrappully
Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah telah melampaui 7.200 orang, dengan ribuan lainnya terluka, infrastruktur runtuh, dan tim penyelamat masih berjibaku untuk memberikan pertolongan kepada para korban.
Di Turki, setidaknya 5.434 orang dipastikan tewas. Di Suriah, kantor berita negara SANA melaporkan setidaknya 1.832 tewas, di mana provinsi Aleppo, Idlib, Tartous, Latakia, dan Hama yang dikuasai oleh pemerintah mencatat sedikitnya 812 kematian, serta wilayah barat laut yang dikuasai oleh pihak oposisi mencatat sisanya. Jika digabungkan, setidaknya 7.266 orang telah tewas di Turki dan Suriah.
Secara keseluruhan, sedikitnya 3.749 orang diperkirakan terluka di Suriah. Korban luka-luka di Turki diperkirakan mencapai lebih dari 30.000 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa jumlah korban tewas dapat meningkat menjadi sekitar 20.000 orang dalam beberapa hari ke depan.
Gempa pertama, dengan pusat gempa di distrik Pazarcik, Provinsi Kahramanmaras, Turki selatan, berkekuatan 7,8 magnitudo. Gempa kedua berkekuatan 7,6 magnitudo menghantam wilayah yang sama sembilan jam kemudian, memperburuk situasi. Turki mengalami 285 gempa susulan.
Presiden AS Joe Biden “mencatat bahwa tim AS diterjunkan dengan cepat untuk mendukung upaya pencarian dan penyelamatan di Turki dan mengkoordinasikan bantuan lain yang mungkin diperlukan oleh orang-orang yang terkena dampak gempa bumi, termasuk layanan kesehatan atau barang-barang kebutuhan dasar,” demikian kutipan percakapan Biden dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 6 Januari.
Kehancuran Infrastruktur
Gempa bumi telah menyebabkan kerusakan yang meluas di Turki. Sebuah video yang dibagikan di Twitter menunjukkan banyak sekali bangunan yang hancur menjadi puing-puing, dengan hanya beberapa gedung tinggi yang masih tegak berdiri. Video lain menunjukkan sebuah bangunan runtuh sementara orang-orang berlarian menyelamatkan diri.
Di wilayah selatan Turki, menjadi lokasi beberapa kota yang terkena dampak paling parah, jalanan rusak dan koneksi internet yang buruk menghambat upaya penyelamatan. Di beberapa tempat, cuaca musim dingin yang membekukan juga menjadi tantangan tersendiri. Keluarga-keluarga terpaksa tidur di dalam mobil-mobil yang berjejer di jalanan.
Di Kahramanmaras, para keluarga membungkus diri mereka dengan selimut dan berkumpul di sekitar api unggun untuk menghangatkan diri. Badan Manajemen Bencana dan Situasi Darurat Turki (AFAD) telah mengerahkan 13.740 personil pencarian dan penyelamatan serta lebih dari 300.000 selimut, 100.000 tempat tidur, dan 41.000 tenda ke wilayah tersebut. Menurut Organ Tatar, seorang pejabat dari AFAD, 5.775 bangunan rata dengan tanah akibat gempa.
“Infrastruktur rusak, jalan-jalan yang biasa kami gunakan untuk pekerjaan kemanusiaan rusak, kami harus kreatif untuk menjangkau masyarakat… tapi kami bekerja keras,” kata koordinator residen PBB, El-Mostafa Benlamlih, kepada Reuters.
Gempa pada Senin adalah yang paling mematikan di Turki sejak gempa berkekuatan serupa menghantam negara itu pada tahun 1999 dan menewaskan lebih dari 17.000 orang.
Tanggapan Bantuan Internasional
Selain Amerika Serikat, Uni Eropa juga mengirimkan tim untuk operasi pencarian dan penyelamatan di Turki. Tim serupa juga dikirim dari Belanda, Inggris, dan Rumania. Israel, Jerman, dan Prancis juga telah menjanjikan bantuan.
“#LACoFD USA-2 telah diaktifkan oleh @usaid dan dikerahkan ke lokasi gempa Turki. Tim pengerahan akan terdiri dari 81 personil, 6 tim K9, dan 3 engineer struktural,” demikian disampaikan oleh Pemadam Kebakaran L.A. County dalam sebuah postingan Twitter pada 7 Februari.
Iran telah mengirimkan obat-obatan, makanan, dan tenda-tenda ke Suriah. Personel militer Rusia membantu dalam upaya pemulihan di Suriah utara, dimana kedua negara ini merupakan sekutu rezim Damaskus.
India mengirimkan tim medis beranggotakan 99 orang yang dilengkapi dengan mesin sinar-X, pabrik penghasil oksigen, dan monitor jantung untuk mendirikan sebuah fasilitas medis dengan 30 tempat tidur. Tiongkok telah mengumumkan bantuan darurat sebesar 40 juta yuan ($5,9 juta).
WHO mengirimkan pasokan medis, termasuk peralatan bedah dan trauma darurat, serta mengaktifkan jaringan tim medis. Badan ini menyatakan keprihatinannya terhadap daerah-daerah di Suriah dan Turki yang belum mendapatkan informasi apapun sejak terjadinya gempa bumi.