oleh Zhou Xing
“Artikel baru Master Li Hongzhi adalah cahaya penerang jalan kehidupan manusia”, kata dokter Li Haoyuan di Toronto kepada Epoch Times pada 17 Februari.
Setelah Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong menerbitkan “Mengapa Ada Umat Manusia”, artikel tersebut telah menimbulkan tanggapan yang antusias dari masyarakat di seluruh dunia. Li Haoyuan, seorang dokter berusia 92 tahun kepada media “Epoch Times” mengatakan bahwa setelah membaca artikel tersebut, dirinya mendapat pemahaman baru tentang berbagai pasang surut yang pernah dialami dalam kehidupan. Ia juga menegaskan bahwa artikel ini menganjurkan setiap orang untuk selalu bersikap dan berbuat baik yang mana telah banyak memberikan manfaat bagi dirinya.
Li Haoyuan memperoleh dua gelar dalam pengobatan Barat dan pengobatan Tiongkok saat masih di Tiongkok. Dia telah menjadi dokter pengobatan Barat selama hampir 20 tahun, dan kemudian menjadi dokter pengobatan Tiongkok selama 10 tahun. Setelah pensiun, dia berimigrasi ke Kanada dan melanjutkan praktik kedokteran.
Perubahan Konsep Hidup
Sebagai seorang dokter, Li Haoyuan telah menyaksikan banyak hal tentang kelahiran, penuaan, sakit, dan kematian. Dia mengatakan : “Setelah membaca artikel baru Master Li Hongzhi, saya memahami bahwa manusia menjalani hukum alam semesta yang berupa kelahiran, penuaan, sakit, dan kematian”,
Li Haoyuan mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Master Li Hongzhi itu adalah apa yang Pencipta Alam Semesta ingin katakan.
“Jika seseorang ingin dapat kembali ke surga, maka ia harus mengumpulkan pahala surgawi. Sebelum ini saya tidak mengetahuinya, tetapi sekarang saya tahu bahwa reinkarnasi itu nyata ada”, katanya.
“Lahir, tua, sakit dan mati adalah kodrat manusia, tetapi hidup itu lebih dari satu masa hidup”, kata Dr. Li Haoyuan.
Selama ini Li Haoyuan hanya percaya pada teori evolusi Darwin. Dia mengatakan : “Saya dulu berpikir bahwa (teori Darwin) itu benar, yaitu orang akan bertahan hidup jika beradaptasi dengan lingkungan / alam, tetapi akan tersingkir bila gagal dalam beradaptasi dengan lingkingan /alam”.
“Dalam bertahan hidup manusia akan menghadapi berbagai macam tantangan. Sekarang saya mengerti bahwa menentang kehendak alam itu salah. itu bukan yang dikehendaki Pencipta”. Ia mengatakan bahwa nyawa manusia berasal dari alam semesta, manusia adalah ciptaan Tuhan, jadi teori evolusi Darwin itu pasti salah.
“Artikel Master Li Hongzhi telah mengoreksi kesalahpahaman tentang teori evolusi biologis yang mempercayai bahwa yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan tersingkir”, katanya.
Menyadari Tentang Takdir
Saat menyinggung soal kehidupan masa lalunya yang sulit, Li Haoyuan mengatakan bahwa di masa kecilnya, ia menyaksikan sendiri berbagai kekejaman yang dilakukan oleh tentara penyerang Jepang. Ketika di masa muda, dia menyaksikan berbagai kekejaman yang dilakukan oleh PKT. Dia mengatakan bahwa ayahnya adalah seorang pengusaha yang memiliki tanahnya sendiri, yang kemudian dirampas oleh PKT di masa reformasi tanah. Ayahnya meninggal lebih awal karena sakit, tetapi ibunya dianiaya hingga bunuh diri selama masa reformasi tanah. Kakak perempuannya yang menikah dengan keluarga petani kaya, juga tak tahan dianiaya sampai terpaksa gantung diri.
Li Haoyuan, yang tumbuh di bawah kekacauan perang dan sistem komunisme, tidak memiliki keyakinan agama. Dia mengatakan bahwa setelah dia pensiun dan datang ke Kanada, dia masih sibuk membeli tiket lotre dan berjudi, bahkan dia menghabiskan waktu berjam-jam untuk menghitung angka, hingga suatu ketika dia menemui kejadian yang tidak dapat dijelaskan, yang membuatnya serius mempertimbangkan masalah takdir dan mulai mencari Tuhan.
Li Haoyuan mengatakan bahwa membaca artikel Master Li Hongzhi membuatnya sadar bahwa seseorang harus mengumpulkan pahala surgawi dalam hidupnya, ketimbang berjuang untuk mencari uang yang tidak akan dibawa mati.
“(Artikel itu) menjelaskan prinsip-prinsip alam semesta dengan begitu lengkap, dan jelas ! Ini adalah cahaya penerang jalan kehidupan”, katanya.
“Agar nyawa seseorang bermasa depan yang cerah, maka ia perlu memiliki dan terus mengumpulkan pahala surgawi, bukan cuma mengumpulkan pahala duniawi yang sifatnya sementara. Sirkulasi tentang mengumpulkan pahala surgawi inilah yang bakal menghantarkan nyawa seseorang menuju keabadian”.
Sekarang Li Haoyuan sudah memiliki pemahaman baru tentang kekayaan. “Jangan hanya berjuang untuk mendapatkan keuntungan materi, karena keuntungan materia itu ditukar dengan mengurangi pahala surgawi yang sudah terkumpul. Seseorang perlu memikirkan untuk melanggengkan kehidupan selanjutnya”, katanya.
Dia mengatakan bahwa setiap orang perlu percaya bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan akan dibalas dengan kejahatan. “Jika setiap orang bersandar pada kebaikan, maka dunia akan menjadi lebih baik.” (sin)