Chen Jie dan Wang Yanqiao mewawancarai dan melaporkan
Belakangan ini, sekolah-sekolah dari Beijing hingga Tianjin dan Shanghai ditutup sementara karena adanya kasus demam tinggi dan gejala lain di kalangan siswa. Meskipun otoritas sekolah mengklaim hanyalah flu semata, namun masyarakat tidak yakin, khawatir wabah COVID-19 akan merebak lagi.
Media corong Partai Komunis Tiongkok melaporkan: ” Pemberitahuan baru-baru ini beredar di internet yang menyatakan bahwa empat kasus influenza dikonfirmasi di Kelas 3-6 selama akhir pekan, dengan sejumlah siswa mengalami demam dan gejala flu, dan influenza mudah menular.”
Baru-baru ini, sejumlah sekolah mengeluarkan pemberitahuan penangguhan darurat karena adanya gejala demam di kalangan siswa. Di Beijing, Sekolah Dasar Eksperimental yang terhubung dengan Sekolah Menengah Kedua Fengtai dan Sekolah Dasar Bahasa Asing Distrik Xicheng melaporkan bahwa para siswanya menderita demam dan pelajaran dialihkan ke kelas online selama empat hari.
Di kota finansial Shanghai, Sekolah Dasar Yifu di Distrik Qingpu mengeluarkan (“Surat kepada Orang Tua Siswa – Pemberitahuan Penutupan Darurat”) mengumumkan bahwa empat siswa telah didiagnosis menderita influenza dan kelas diliburkan selama empat hari. Di Distrik Beichen, Tianjin, ada juga berita tentang demam di kalangan siswa di sekolah dasar dan menengah, tetapi pihak sekolah menyebutnya influenza semata. Sebuah sekolah di Jinhua, provinsi Zhejiang, melaporkan pada 20 Februari bahwa sekolah tersebut ditutup lebih awal dan kelas-kelas ditangguhkan “karena penularan virus yang kuat”, tetapi pihak sekolah membantah adanya kasus COVID. Pihak sekolah mengatakannya hanya kasus influenza A.
Netizen Tiongkok menulis : “Pada Februari, beberapa sekolah dan kelas diliburkan di Shanghai Qingpu, Tianjin Beichen, Zhejiang Ningbo dan Zhejiang Jinhua karena para murid mengalami demam.”
Kebenarannya belum diverifikasi, tetapi ada kekhawatiran bahwa para siswa mungkin telah terinfeksi wabah. Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, sudah mengakui adanya kasus infeksi pada siswa sekolah dasar dan menengah.
Mr. Qi, seorang warga Hangzhou berkata : “Beberapa ahli memperkirakan mungkin ada gelombang lain pada Maret dan April. Jadi, kami tidak tahu apakah kasus positif dari anak-anak adalah pertanda gelombang wabah ini. Kami sangat khawatir.”
Setelah sekolah dimulai pada Februari tahun ini, siswa di banyak sekolah mengalami gejala demam, pihak berwenang umumnya mengklaim bahwa itu adalah flu, bahkan secara khusus “menghilangkan rumor” bahwa itu bukan wabah. Tetapi orang-orang tidak menganggapnya serius, bahkan khawatir wabah itu akan menyebar lagi.
Mr He, seorang pekerja layanan publik di Hangzhou, mengatakan : “Saya pikir ini adalah pertanda bahwa gelombang kedua baru saja dimulai. Saya telah melihat laporan bahwa model matematika telah mengungkapkan bahwa ada puncak gelombang kedua sekitar 3 Maret, jadi munculnya beberapa titik wabah adalah hal yang diperkirakan, atau masuk akal.”
Warga Changchun: “Kami memiliki tiga anggota keluarga dan dua diantaranya sudah terinfeksi, apakah penyebarannya sangat cepat? Sekolah akan segera dimulai pada 27 Februari, apakah kami bisa mulai sekolah? Banyak taman kanak-kanak di Changchun mengalami demam, apakah gelombang (epidemi) ini sudah dimulai? Saya dengar banyak taman kanak-kanak yang sudah ditutup.”
Beberapa penduduk Changchun melaporkan bahwa banyak taman kanak-kanak di Changchun ditutup karena demam dan gelombang baru wabah ini diduga telah mulai. (hui)