oleh Shi Ping
Lily Tang Williams adalah kandidat dari Partai Republik untuk Dewan Perwakilan AS Distrik Kongres ke-2 New Hampshire. Ia juga merupakan kandidat pertama Partai Republik untuk Kongres AS yang kelahiran Tiongkok.
Lily Tang Williams adalah seorang Buddhis, sangat terinspirasi setelah membaca artikel Master Li Hongzhi yang berjudul “Mengapa Ada Umat Manusia.”
Dia mengatakan bahwa “Sejati, Baik, Sabar” karakteristik alam semesta yang diajarkan oleh Master Li tidak hanya untuk praktisi Falun Gong, tetapi juga untuk seluruh umat manusia. Ini adalah sebuah nilai universal yang lebih tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang dari berbagai agama. Semua orang dapat menggunakan prinsip ‘Sejati, Baik, Sabar’ ini untuk membimbing dirinya sendiri. Karena, kita semua adalah anak-anak Sang Pencipta.”
Semua orang dapat berpedoman pada “Sejati, Baik, Sabar”
Lily Tang lahir di keluarga Buddhis dan sejak kecil memeluk agama Buddha. Dia masih ingat bahwa nenek dan ibunya memberi makanan kepada pengemis yang datang atau orang cacat ketika keluarga mereka miskin. Hal mana meninggalkan kenangan mendalam pada dirinya. Karena itu pula yang membuat dirinya tidak meragukan bahkan sangat yakin dengan penjelasan dalam artikel Master Li.
“Saya terkejut setelah membaca artikel ini. Saya pikir beliau sangat bijaksana. Pemahaman beliau tentang alam semesta, manusia dan Tuhan sangat bijaksana, yang mengejutkan saya”, kata Lily Tang.
“Saya setuju dengan konsep ‘Sejati, Baik. Sabar’, yang sejalan dengan keyakinan saya,” tambahnya.
“Tetapi selama Revolusi Kebudayaan, kita tidak berani mengakui beragama Buddha. Saat itu, kita diharuskan untuk percaya kepada Mao Zedong, dan orang Tiongkok memujanya sebagai dewa,” katanya.
Selama terjun di bidang politik AS, Lily Tang pernah lupa menceritakan pengalamannya dalam Revolusi Kebudayaan Tiongkok kepada orang-orang Amerika, dan mengingatkan mereka tentang bahaya komunisme. Pada pemilu paro waktu tahun 2022, dia yang mencalonkan diri untuk pertama kalinya berhasil memenangkan 25% suara di antara tiga pemimpin. Hanya berselisih 5.000 suara dari pemenang. Hasil ini membuat para pemilih mengaguminya sebagai seorang pendatang baru di dunia politik.
“Saya khawatir dengan terulangnya kembali kejadian di masa lalu. Agar kejadian buruk di masa lalu tidak terulang kembali, hanya jika masyarakat memiliki iman yang sempurna. Lihat saja bahwa Falun Gong difitnah di Tiongkok, orang Kristen Amerika dituding sebagai ‘penindas’. Pemuda Amerika saat ini tidak memiliki keyakinan yang kuat, percaya begitu saja terhadap perubahan iklim, rasisme, percaya pemerintah, atau sosialisme.”
Dia mengatakan : “Faktanya, semua orang di Amerika Serikat mendapat perlakuan yang adil dan sama selama orang mau bekerja keras, maka ia dapat mewujudkan impiannya di Amerika Anda. Impian Amerika bukan saja soal menggapai kemakmuran dalam hidup, tapi juga termasuk kebebasan, kebebasan beragama, kebebasan berbicara.”
Lily Tang memanggil Master Li dengan sebutan “Guru”. Dia berkata bahwa waktu dipublikasikannya artikel Guru Li adalah “terlalu penting”.
“Saya memiliki perasaan bahwa Guru juga mengkhawatirkan situasi masyarakat saat ini, karena sekarang Amerika Serikat tidak lagi dapat membedakan antara baik dengan buruk, menumbangkan budaya tradisional umat manusia.”
Dia mengatakan : “Penerbitan artikel Guru terlalu penting, sangat tepat waktu. Konsep ‘Sejati, Baik, Sabar’ yang ajarkan Guru adalah benar. kita wajib mempromosikan mengenai kesempurnaan iman dengan tanpa mempermasalahkan agama yang dipeluk. Anda harus percaya kepada Pencipta Alam, dan konsep ‘Sejati, Baik, Sabar’ akan menginspirasi semua orang untuk meningkatkan diri dalam dunia spiritual.”
Lily Tang percaya bahwa meskipun orang memiliki agama yang berbeda, mereka harus saling menghormati. Sedangkan “Sejati, Baik, Sabar” adalah nilai universal yang lebih tinggi yang harus dihormati dan perlu coba dicapai oleh setiap orang.
“Saya pikir ‘Sejati, Baik, Sabar’ yang diajarkan oleh Falun Gong mengharuskan orang untuk melakukan perbuatan baik, dan jika mereka mengumpulkan pahala surgawi, mereka akan diberi pahala pada kehidupan selanjutnya. Saya pikir prinsip ini berlaku untuk orang-orang dari agama Buddha, Kristen, atau agama lain. Konsep tersebut memiliki fungsi membimbing, terutama untuk masyarakat saat ini, lebih-lebih kaum muda yang membutuhkan keyakinan seperti itu.”
Lily Tang berterima kasih kepada para praktisi Falun Gong dan media Epoch Times yang tak henti-hentinya melakukan klarifikasi fakta di seluruh dunia.
“Kalian telah menanggung begitu banyak derita, tetapi kalian masih mengklarifikasi fakta di seluruh dunia, terus mempromosikan ‘Sejati, Baik, Sabar’ untuk menyadarkan orang AS. Saya sangat berterima kasih untuk ini. Saya pikir ini adalah tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kalian”, katanya.
Setiap orang harus mempromosikan “Sejati, Baik, Sabar”
Meskipun Lily Tang beragama Buddha, tetapi dirinya juga sangat percaya pada apa yang dikatakan Guru Li Hongzhi tentang penciptaan manusia oleh para dewa.
Setelah membaca artikel Master Li, dia menyadari bahwa semua manusia adalah sama, dan kita semua memiliki nilai-nilai inti, jadi kita semua adalah anak-anak Sang Pencipta, dan kita semua bersaudara”.
“Saya mendorong semua orang memiliki keyakinan, jika tidak, orang akan seperti domba yang kehilangan induk, hidup tanpa tujuan dan makna. Artikel Guru Li telah memainkan peran yang sangat positif dan mencerahkan dalam masyarakat manusia, membuat semua umat manusia bersatu. Kita semua harus percaya kepada Tuhan, karena kita semua adalah anak-anak Sang Pencipta”.
Oleh karena itu, Lily Tang merasa bahwa kita masing-masing harus memberikan kontribusi, dengan cara mempromosikan konsep “Sejati, Baik, Sabar”.
“Artikel Guru Li adalah untuk seluruh umat manusia, tidak hanya untuk praktisi Falun Gong, tetapi untuk seluruh umat manusia”.
Dia mengatakan : “Karakteristik alam semesta yang ‘Sejati, Baik, Sabar’ adalah nilai universal yang lebih tinggi dan lebih luas. Semua orang, umat manusia di seantero perlu berlatih mempraktikkan ‘Sejati, Baik, Sabar’. Hanya ini yang akan membuat keturunan kita sejahtera untuk selamanya.” (sin)