Chen Jie dan Wang Yanqiao – NTD
Baru-baru ini, orang-orang di Beijing dan Shanghai diguncang oleh serentetan demam massal, dengan beberapa penyakit bersamaan. Pada saat yang sama, terjadi lagi perburuan besar-besaran untuk membeli obat-obatan di Tiongkok.
Orang Tiongkok: “Ketika saya terjangkit influenza A dan ditambah efek lanjutan dari COVID, seluruh dada saya terasa sakit saat batuk. Keluarga seorang rekan kerja terinfeksi, dan gejala yang dialami orang tua sangat parah.
Beberapa orang mengatakan bahwa mereka, teman dan kolega mereka dicurigai tertular influenza A, dan tingkat penularannya tinggi. Sebagai akibat dari kurangnya transparansi dalam informasi yang diberikan oleh pihak berwenang Tiongkok, terjadi gelombang baru perburuan obat di kalangan masyarakat umum, dengan banyak apotek yang kehabisan stok obat Oseltamivir.
Masyarakat Tiongkok: “Obat anti-flu Oseltamivir sudah habis di banyak tempat. Intensitas wabah influenza musiman di Beijing telah meningkat akhir-akhir ini, dan beberapa sekolah serta fasilitas penitipan anak menderita demam yang disebabkan oleh infeksi virus influenza A.
Penjual obat di apotek Tiongkok berkata : “Flu telah sangat lazim di Changsha akhir-akhir ini. Obat ini, Oseltamivir dan Oseltamivir Phosphate, tetapi tidak tersedia. Toko obat dan rumah sakit kehabisan stok, mereka tak bisa mendapatkannya.
Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Beijing melaporkan bahwa kasus “influenza A” yang dilaporkan melebihi kasus COVID. Pada 25 Februari saja, jumlah pencarian dan laporan untuk “influenza A” melebihi 70.000, mencapai peringkat pertama, dan pada 27 Februari, frasa “dokter mengatakan bahwa influenza A juga dapat menyebabkan paru-paru putih” telah ditonton lebih dari 57 juta kali.
Warga Beijing, Tuan Zou berkata : “Saya khawatir akan ada gelombang (epidemi) lagi, bagaimana orang-orang dapat membuktikannya, ketika Anda pergi ke rumah sakit, dia akan memberitahu Anda apa itu pilek dan flu. Setelah Anda terinfeksi corona Anda takut, pada saat itu mengatakan Gelombang pertama, gelombang kedua, dan gelombang ketiga semuanya telah disebutkan pada saat itu. Bisakah kita tidak curiga? wajar jika hal ini menjadi topik hangat.”
Sebelumnya, ada laporan tentang kasus demam tinggi yang meningkat di banyak sekolah dasar dan menengah di Tiongkok. Para netizen bertanya-tanya apakah gelombang baru COVID-19 akan datang.
Warga Tiongkok: “Beberapa waktu lalu, banyak orang masih mengatakan bahwa orang-orang memiliki antibodi dan perlindungan kekebalan tubuh, dan wabah ini menghilang secara ajaib. Namun dalam dua hari terakhir, dua sekolah di Hangzhou telah positif terjangkit wabah baru, dan banyak tempat melaporkan terjadinya demam, sehingga membuat orang-orang kembali cemas. Apakah puncak infeksi gelombang kedua akan tiba?” (hui)