NTD
Beberapa hari yang lalu, sumber dari pemerintah AS mengungkapkan kepada media Jepang bahwa telah ditemukan amunisi buatan Tiongkok dipakai oleh tentara Rusia di medan perang Ukraina, meskipun belum jelas bagaimana tentara Rusia mendapatkannya.
Sebuah laporan di situs berbahasa Inggris Kantor Berita Kyodo Jepang pada 18 Maret mengungkapkan, melalui analisis terhadap komponen amunisi dan faktor lainnya, pihak AS memastikan bahwa beberapa amunisi yang ditemukan di medan perang Ukraina adalah buatan Tiongkok. Namun, sumber terkait menolak untuk mengungkapkan secara spesifik jenis amunisi itu.
Sumber mengatakan bahwa belum jelas bagaimana tentara Rusia memperoleh amunisi tersebut, dan AS akan terus menyelidiki apakah amunisi tersebut berasal dari negara ketiga yang menggunakan amunisi buatan Tiongkok.
Laporan itu menyebutkan bahwa Washington telah menyebarkan informasi tersebut kepada para mitra. Jika nantinya terbukti bahwa amunisi itu diberikan otoritas Tiongkok kepada Rusia, maka Washington akan mengambil tindakan.
Sumber tersebut lebih lanjut menunjukkan bahwa baik tentara bayaran Rusia Wagner Group maupun tentara Ukraina sekarang sedang menghadapi masalah kekurangan amunisi. Sedangkan Wagner Group berusaha mendapatkan amunisi dari negara lain untuk mempertahankan operasi militernya di Ukraina.
Pejabat AS baru-baru ini mengatakan bahwa intelijen yang dimiliki Washington menyebutkan Beijing sedang mempertimbangkan untuk mengirim senjata dan amunisi ke Rusia, dan AS tetap waspada dan terus memantau dengan cermat, kata laporan itu. Penemuan amunisi buatan Tiongkok di medan perang Ukraina dapat semakin menperuncing perselisihan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.
Sebelumnya, jaringan berita politik AS “Politico” melaporkan bahwa informasi yang diperoleh dari bea cukai menunjukkan bahwa antara bulan Juni hingga Desember tahun lalu, BUMN Tiongkok pembuat senjata “Norinco” mengirimkan 1.000 pucuk senapan serbu CQ-A ke sebuah perusahaan Rusia bernama “Tekhkrim”, tetapi dilabeli dengan “senapan berburu untuk sipil”, sedangkan perusahaan “Tekhkrim” ini memiliki hubungan dekat dengan militer Rusia.
Selain itu, perusahaan Tiongkok juga mengirimkan ke perusahaan Rusia sejumlah rompi anti-peluru dan suku cadang untuk peralatan seperti drone dengan potensi aplikasi militer. Meskipun informasi yang tersedia saat ini belum dapat memastikan apakah senjata atau produk ini digunakan dalam perang Rusia – Ukraina.
“Politico” memperoleh data dari agregator data bea cukai “Import Genius” yang menunjukkan bahwa perusahaan Tiongkok telah mengirimkan kepada entitas Rusia komoditas yang disebutkan di atas antara Juni hingga Desember 2022.
“Kami masih memiliki prihatin yang sama seperti minggu lalu terhadap potensi Tiongkok memasok senjata mematikan kepada Rusia”, kata Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby dalam konferensi pers pada Jumat. (sin)