Home Blog

33 Tahun Kemudian, Pembantaian di Lapangan Tiananmen Masih Penting bagi Dunia

Dorothy Li

Tanggal 3 Juni 1989, adalah malam berdarah bagi para pengunjuk rasa mahasiswa pro-demokrasi. Kala itu, tank-tank meluncur menuju ke Lapangan Tiananmen, Beijing untuk memusnahkan orang-orang dan apapun di jalanan. Gas air mata dan peluru tajam membanjiri alun-alun.

Para pengunjuk rasa yang panik menyandarkan tubuh-tubuh yang lemas ke sepeda, bus, dan ambulans untuk mengangkut mereka pergi. Ribuan pengunjuk rasa tak bersenjata diperkirakan tewas.

Pembunuhan massal tersebut mengejutkan dunia. Sebagai tanggapan, kala itu Presiden AS George H.W. Bush mengutuk pembantaian tersebut. Kemudian menangguhkan pengiriman senjata ke Tiongkok dan memberlakukan beberapa sanksi.

“Tapi mereka segera beralih,” kata Li Hengqing, mantan pemimpin mahasiswa 1989 yang sekarang tinggal di Washington. Li menunjukkan bahwa sebagian besar sanksi langsung dicabut dan hubungan ekonomi kembali dilanjutkan.

“Kebetulan saya percaya bahwa kontak komersial telah memimpin, pada esensinya adalah pencarian lebih banyak terhadap kebebasan ini,” kata Bush pada konferensi pers yang diadakan sehari setelah pembantaian Tiananmen. 

“Saya pikir karena orang memiliki insentif komersial, apakah itu di Tiongkok atau  sistem totaliter lainnya, langkah menuju demokrasi menjadi lebih tak terhindarkan,” katanya. 

Teori itu digambarkan  “sangat konyol,” kata Yuan Hongbing, seorang cendikiawan Tiongkok yang kemudian diskors dari tugasnya karena berpartisipasi dalam aksi protes Tiananmen. Ia mengatakan kebijakan keterlibatan Washington dengan Tiongkok menguntungkan PKT. Bahkan, membantu rezim komunis mengumpulkan kekuatan ekonomi selama tiga dekade. 

“[Respon] Barat menguatkan PKT,” kata Chen Weijian, seorang komentator Tiongkok yang meninggalkan daratan Tiongkok ke Selandia Baru dua tahun setelah tindakan keras Tiananmen.

Setelah 33 tahun, “pembangunan ekonomi tak mengarah ke Tiongkok yang bebas,” kata Chen, yang merupakan pendiri majalah pro-demokrasi Tiongkok dan diselidiki karena mendukung demonstrasi 1989. Sebaliknya, PKT berusaha menggunakan kekuatan ekonomi untuk “mengubah aturan komunitas internasional” dan mengekspor model kontrol penindasannya ke seluruh dunia.

Chen mengutip percakapan antara Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden.

Selama pidato baru-baru ini di kelas kelulusan Akademi Angkatan Laut, Biden mengatakan bahwa Xi mengatakan kepadanya bahwa demokrasi akan jatuh dan “otokrasi akan menjalankan dunia.”

“Ketika dia menelepon saya untuk memberi selamat kepada saya pada malam pemilihan, dia mengatakan kepada saya apa yang dia katakan berkali-kali sebelumnya,” kata Biden pada 27 Mei, merujuk pada Xi. 

“Dia berkata, ‘Demokrasi tidak dapat dipertahankan di abad ke-21. Otokrasi akan menjalankan dunia. Mengapa? Hal-hal berubah begitu cepat. Demokrasi membutuhkan konsensus, dan itu membutuhkan waktu, dan Anda tidak punya waktu.’

“Dia salah,” kata Biden.

Disensor di Tiongkok

Hong Kong, sebagai tempat terakhir untuk memperingati para korban pembantaian 1989 di pulau yang dikuasai PKT, melarang peringatan massal sejak tiga tahun lalu, dengan alasan pandemi, di tengah pengekangan kebebasan Hong Kong yang lebih luas di tangan rezim komunis.

Para pemimpin kelompok di balik acara nyala lilin tahunan  ditahan setelah didakwa melakukan subversi di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan PKT. Mereka termasuk di antara lebih dari 150 orang yang  didakwa atau dihukum berdasarkan Undang-Undang kejam yang telah digunakan untuk menghapus perbedaan pendapat di pusat demokrasi yang pernah berkembang pesat.

Pada peringatan tahun ini, puluhan polisi berpatroli di Victoria Park, tempat acara penyalaan lilin tahunan  yang pernah digelar sebelumnya.

Di daratan Tiongkok, aksi protes Lapangan Tiananmen, sebuah gerakan dipimpin oleh pemuda yang mengadvokasi reformasi demokrasi, masih merupakan topik yang tabu. Sampai hari ini, rezim partai komunis Tiongkok tidak akan mengungkapkan jumlah atau nama mereka yang terbunuh akibat kekejamannya. 

Rezim mencoba untuk menghapus semua kenangan pembantaian berdarah dengan menghapus setiap penyebutan peristiwa dari internet negara. Lebih parah lagi, kerap menekan para kerabat korban untuk memastikan agar mereka tetap bungkam. Akibatnya, generasi muda Tionghoa tidak menyadari apa yang terjadi pada malam itu.

Meskipun rezim terus menekan kenangan pada hari itu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat akan “terus berbicara dan mempromosikan akuntabilitas atas kekejaman rezim Tiongkok dan pelanggaran hak asasi manusianya termasuk yang terjadi di Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet.”

“Kepada rakyat Tiongkok dan mereka yang terus menentang ketidakadilan dan mencari kebebasan, kami tidak akan melupakan 4 Juni,” katanya dalam pernyataan 3 Juni.

Pandemi

Tahun ini, Lapangan Tiananmen dilockdown beberapa minggu sebelum 4 Juni, sebagai  langkah pencegahan pandemi di bawah kebijakan “nol-COVID” rezim. 

Pendekatan kejam, yang dimaksudkan untuk menghilangkan setiap kasus infeksi dalam komunitas dengan memberlakukan lockdown dan karantina wajib, menyebabkan terjadinya kekurangan makanan dan penundaan perawatan medis bagi jutaan orang yang dilockdown di seluruh Tiongkok. 

“[PKT] ingin mengendalikan virus melalui pendekatan yang tidak menghormati hak asasi manusia, yang sama seperti yang dilakukan pada 4 Juni,” kata Chen.

Bagi Chen, kasus Li Wenliang, seorang dokter yang termasuk orang pertama memperingatkan tentang wabah COVID-19 awal di Wuhan, adalah alarm bagi dunia tentang bagaimana penindasan PKT dapat mempengaruhi mereka. Dokter tersebut ditegur oleh polisi pada Januari 2020 ketika pihak berwenang meremehkan tingkat keparahan wabah. Li kemudian meninggal dunia karena virus.

Chen mengatakan pandemi saat ini akan berbeda jika rezim tidak menyensor whistleblower dan pihak lain yang mencoba membunyikan alarm. “Akhirnya dunia mulai memahami PKT sekarang.”

Luo Ya dan Eva Fu berkontribusi pada laporan ini.

Seorang Paralayang Nyaris Mati Beku Setelah Tersedot Awan dari Ketinggian 8600 Meter

EtIndonesia. Seorang paralayang kawakan secara ajaib selamat dari fenomena langka dan berbahaya yang membuatnya tersedot awan hingga ketinggian 8.600 meter.

Foto dan video paralayang Tiongkok Liu Ge yang berusaha tetap tenang (dengan maksud tertentu) saat dia mengalami kadar oksigen yang sangat rendah dan suhu serendah -40 derajat Celsius menjadi viral di media sosial minggu ini.

Dalam foto dan video tersebut, pakaian dan wajah paralayang kawakan itu tertutup es, dan dia berjuang untuk bernapas dan tidak pingsan karena oksigen yang rendah.

Pada tanggal 24 Mei, Liu Ge lepas landas dari ketinggian sekitar 3.000 meter di Pegunungan Qilian, di perbatasan antara Gansu bagian barat dan Qinghai timur laut, tetapi saat dia sedang melakukan paralayang, awan kumulonimbus muncul di belakangnya dan dia akhirnya terangkat semakin tinggi, di atas awan.

‘Cloud suck’ adalah fenomena yang terdokumentasi dengan baik di mana paralayang dan paralayang gantung mengalami daya angkat signifikan yang disebabkan oleh termal di bawah awan kumulus, terutama kumulus dan kumulonimbus yang menjulang tinggi. Hal ini biasanya dikaitkan dengan peningkatan kecepatan arus naik termal di dekat dasar awan. Pilot yang telah mengalami fenomena tersebut telah melaporkan bahwa mereka tidak dapat turun dalam hisapan awan yang kuat, bahkan setelah membawa kanopi glider mereka ke dalam spiral yang dalam, yang biasanya akan menghasilkan penurunan yang cepat.

Karena dia tidak berencana untuk terbang ke ketinggian yang ekstrem – peraturan Tiongkok membatasi penerbangan di bawah 5.000 meter – Liu Ge tidak memiliki masker oksigen atau pakaian tebal untuk membantunya menahan suhu beku dan konsentrasi oksigen yang rendah. Namun, dia tetap berhubungan dengan teman-temannya di darat melalui interkom dan akhirnya dapat turun.

“Saya merasakan kekurangan oksigen dan tangan saya membeku, tetapi saya terus berkomunikasi melalui interkom,” kata Liu di media sosial.

Pengalaman ekstrem paralayang Tiongkok itu menyebar seperti api di media sosial, tetapi ketenarannya dalam sekejap dapat menimbulkan masalah, karena dia dilaporkan tidak melaporkan penerbangan pada hari kejadian, termasuk lokasi lepas landas, seperti yang diwajibkan, yang mendorong pihak berwenang untuk membuka penyelidikan resmi.

Meskipun banyak yang membicarakan tentang penerbangannya yang memecahkan rekor untuk paralayang, Liu Ge memohon kepada pengguna media sosial untuk berhenti membesar-besarkannya. Dia mungkin khawatir bahwa prestasinya dapat menimbulkan akibat hukum yang serius.(yn)

Sumber: odditycentral

Pria Tiongkok Tinggal di Pegunungan, Membuat 300 Mobil Inovatif, Termasuk ‘Kendaraan Meja Kerja’

EtIndonesia. Seorang pria Tiongkok telah mendedikasikan tujuh tahun untuk tinggal di pegunungan dan membuat 300 kendaraan yang inovatif dan fungsional – termasuk beberapa yang mampu mengapung di air atau mendaki medan curam – yang menarik perhatian luas dan membuat banyak orang tercengang di dunia maya.

Gu Yupeng, 42 tahun, berasal dari Provinsi Heilongjiang di Tiongkok timur laut, pindah ke daerah pegunungan terpencil di Provinsi Yunnan, Tiongkok barat daya, pada tahun 2018 setelah mengalami serangkaian usaha bisnis yang tidak berhasil.

Sebelumnya, Gu bekerja di industri manufaktur tetapi akhirnya merasa kecewa dengan produksi massal yang monoton. Dengan tabungan hanya 30.000 yuan (sekitar Rp 68 juta), dia memulai perjalanan baru – membuat kendaraan dengan tangan.

Hebatnya, Gu belajar sendiri semua keterampilan penting, termasuk desain, pengelasan, pemrograman, dan perakitan kendaraan, untuk membuat mesin-mesin rumit ini.

Menggunakan bahan-bahan yang dibuang seperti besi tua, onderdil sepeda motor bekas, dan puing-puing konstruksi, dia telah menyelesaikan 300 kendaraan, dengan rata-rata satu kreasi baru hanya dalam waktu seminggu.

“Sejak kecil, saya selalu ingin tahu tentang segala hal; saya selalu ingin membongkar sesuatu dan melihat cara kerjanya,” ungkap Gu dalam sebuah wawancara dengan Ran News.

Di antara penemuannya yang paling luar biasa adalah kendaraan roda banyak yang dapat menaklukkan lereng 45 derajat, menyeberangi parit selebar 1,5 meter, dan melintasi medan terjal dengan mudah.

Kendaraan ini juga dilengkapi tempat tidur lipat, yang memungkinkan pengguna tidur dengan nyaman saat bergerak – baik saat menaiki tangga, mendaki gunung, atau melewati tanah yang tidak rata.

Penemuan mengesankan lainnya adalah kendaraan “meja kerja” bergerak, yang dirancang khusus untuk para profesional yang sedang bepergian.

Kendaraan ini dilengkapi dengan meja, kursi berlengan, dan lampu meja, yang dengan sempurna mewujudkan konsep “bekerja di mana saja, dalam keadaan apa pun”.

Kendaraan serbaguna ini dapat mengapung di atas air dan bahkan dilengkapi dengan panggangan barbekyu internal, beserta perangkat yang dapat menangkap ikan di dalam air – memungkinkan pengguna untuk bersantai dan menikmati makanan segar selama istirahat.

Gu secara rutin membagikan cuplikan di balik layar proses kreatifnya melalui video pendek di Douyin, yang dikenal sebagai “Strong Pig”, tempat dia telah mengumpulkan hampir 3 juta pengikut, dengan videonya yang paling populer menarik 5,3 juta penayangan.

Video-video ini menampilkan segala hal mulai dari inspirasi desain dan teknik manufaktur hingga demonstrasi langsung kemampuan kendaraannya.

Profilnya menyatakan: “Hidup adalah tentang bereksperimen dan bersenang-senang,” dan dia sering kali memperoleh inspirasi langsung dari para pengikutnya.

Misalnya, ketika seorang pengikut menyarankan untuk merancang “tong sampah terbang,” Gu menerima tantangan tersebut dan berhasil mengembangkan prototipe yang berfungsi dengan tenaga baling-baling.

“Sampai saat ini, masih banyak hal yang ingin saya kejar yang belum saya capai. Saya telah bekerja keras untuk mencapainya sedikit demi sedikit,” kata Gu.

Kreativitas dan keterampilannya telah menuai banyak kekaguman dari para pemirsa daring.

Seorang komentator menulis: “Penemuan-penemuan ini sungguh menakjubkan – Anda benar-benar memiliki jiwa yang kreatif.”

Yang lain menambahkan: “Jika saya seorang gubernur, saya pasti akan mendanai penelitian Anda tanpa ragu-ragu!”

Yang ketiga berkomentar: “Tiongkok tidak pernah kekurangan bakat; yang kurang dari kita adalah kemampuan untuk mengenalinya.”(yn)

Sumber: scmp

Dokter di Texas Dihukum 10 Tahun Penjara Karena Mendiagnosis Orang Sehat dengan Kondisi Kronis

EtIndonesia. Seorang rheumatologist Texas dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena skema penipuan perawatan kesehatan yang kejam yang melibatkan diagnosis ratusan orang sehat dengan penyakit kronis yang memerlukan perawatan mahal dan berbahaya.

Jorge Zamora-Quezada M.D. dari Mission, Texas, AS, mengaku bersalah atas konspirasi untuk melakukan penipuan, beberapa tuduhan penipuan perawatan kesehatan, dan konspirasi untuk menghalangi keadilan dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan tiga tahun pembebasan bersyarat.

Selama bertahun-tahun, rheumatologist berusia 68 tahun itu secara keliru mendiagnosis pasien dengan penyakit kronis untuk menagih biaya tes dan perawatan yang tidak mereka butuhkan, demi keuntungan pribadinya.

Bukti yang diajukan oleh jaksa menunjukkan bahwa skema penipuannya melibatkan lebih dari 118 juta dolar dalam klaim palsu dan pembayaran lebih dari 28 juta dolar oleh perusahaan asuransi, yang memungkinkannya untuk mendanai gaya hidup yang sangat mewah.

Dengan mengambil untung dari korban yang tidak bersalah, Zamora-Quezada berhasil mengumpulkan kekayaan yang cukup besar, termasuk 13 properti real estat, sebuah jet, dan sebuah Maserati GranTurismo.

“Dr. Zamora-Quezada membiayai gaya hidupnya yang mewah selama dua dekade dengan membuat pasiennya trauma, menyiksa karyawannya, berbohong kepada perusahaan asuransi, dan mencuri uang pembayar pajak,” kata Matthew R. Galeotti, Kepala Divisi Kriminal Departemen Kehakiman.

Selama persidangan dr. Zamora-Quezada, ahli reumatologi Texas lainnya bersaksi telah menangani ratusan pasien yang sebelumnya didiagnosis menderita artritis reumatoid oleh terdakwa. Tidak seorang pun dari mereka yang menderita kondisi tersebut, tetapi mereka semua telah diberi resep obat dan perawatan yang kuat dengan efek samping yang melemahkan dan bahkan mematikan. Beberapa pasien menderita stroke, nekrosis tulang rahang, rambut rontok, kerusakan hati, dan rasa sakit yang luar biasa yang membuat tugas-tugas yang paling biasa pun menjadi mustahil.

“Terus-menerus terbaring di tempat tidur dan tidak dapat bangun dari tempat tidur sendirian, dan terus-menerus diberi obat, saya merasa hidup saya tidak berarti,” kata salah seorang korban, sementara yang lain mengaku mereka membatalkan rencana kuliah karena perawatan tersebut membuat mereka merasa seperti hidup dalam tubuh orang tua.

Selain sengaja melemahkan pasien yang sehat untuk membiayai gaya hidupnya yang mewah, Zamora-Quezada dilaporkan membuat stafnya trauma dan memeras mereka untuk memastikan mereka menuruti perintahnya.

Dia kebanyakan mempekerjakan orang-orang yang memiliki visa J-1 sehingga dia dapat mengancam akan memecat mereka dan membahayakan status imigrasi mereka, menyingkirkan mereka yang tidak mengikuti perintahnya secara membabi buta, dan menyiksa siapa pun yang gagal melakukan prosedur yang tidak perlu bagi pasien, meskipun mereka sangat sehat.

Pasien yang berusia 13 tahun dirawat oleh Zamora-Quezada di praktik medisnya di Texas Selatan dan San Antonio, dan hukumannya membawa ketenangan yang sangat dibutuhkan bagi ratusan korban dan keluarga mereka.

Meskipun beberapa dari mereka mengalami masalah kesehatan serius akibat pengobatan dan perawatan yang diresepkan oleh dokter spesialis penyakit reumatik yang dipermalukan itu, mereka dapat merasa tenang karena mengetahui bahwa ia telah diadili, dan yang lainnya tidak perlu mengalami cobaan yang sama.

Jorge Zamora-Quezada harus menjalani hukuman 10 tahun penjara dan tiga tahun pembebasan bersyarat. Ia juga diperintahkan untuk membayar kembali 28.245.454 dolar , termasuk 13 properti real estat, jet pribadi, dan mobil mewahnya.(yn)

Sumber: odditycentral

Kematian Mendadak di Kalangan Binaragawan Profesional Timbulkan Kekhawatiran Kesehatan

EtIndonesia. Tahun 2021 merupakan tahun yang tragis bagi dunia binaraga. Lebih dari dua lusin atlet profesional meninggal mendadak dalam kurun waktu 12 bulan, menjadi berita utama di seluruh dunia.

Yang termuda berusia 27 tahun.

Saat ini, banyak penelitian menunjukkan bahwa atlet elit cenderung hidup lebih lama daripada kita semua, tetapi serentetan kematian dini di kalangan binaragawan dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan pertanyaan tentang keamanan olahraga khusus ini.

Sebuah studi baru-baru ini, yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Padova di Italia, merupakan yang pertama menyelidiki risiko kematian mendadak di antara sampel besar binaragawan pria.

Temuan tersebut menyoroti fenomena yang mengkhawatirkan yang menurut para penulis tidak dapat lagi diabaikan oleh para atlet, asosiasi medis, atau organisasi olahraga.

Analisis tersebut melacak lebih dari 20.000 binaragawan selama rata-rata 8 tahun, selama kurun waktu tersebut tercatat 73 kematian mendadak pada usia rata-rata 42 tahun.

Beberapa kematian ini disebabkan oleh steroid atau obat peningkat performa. Lainnya disebabkan oleh kecelakaan kendaraan, pembunuhan, atau bunuh diri. Namun sejauh ini penyebab kematian yang paling umum adalah gagal jantung mendadak, termasuk 46 kasus.

Itu adalah risiko absolut yang rendah bagi binaragawan secara umum; namun, itu tidak berlaku bagi para profesional paling elit. Risiko mereka mengalami gagal jantung mendadak ditemukan lebih dari 14 kali lebih tinggi daripada atlet amatir, yang menunjukkan bahwa seiring dengan semakin seriusnya olahraga ini, olahraga ini juga dapat menjadi jauh lebih berbahaya.

Ketika hanya mengamati binaragawan yang berpartisipasi dalam kompetisi binaraga internasional dengan peringkat tertinggi di dunia – kategori ‘terbuka’ Mr. Olympia – para peneliti menemukan tingkat kematian yang “sangat tinggi”.

Dari 100 peserta elit yang ikut serta dalam kompetisi selama bertahun-tahun, 7 orang meninggal karena penyebab mendadak.

Terlebih lagi, lima dari kematian tersebut diduga atau dikonfirmasi sebagai kasus kematian jantung mendadak pada usia rata-rata hanya 36 tahun.

“Data saat ini mengkhawatirkan,” tim penulis internasional menyimpulkan, “dan cukup untuk menyerukan pengembangan rekomendasi khusus untuk pencegahan kematian mendadak/kematian jantung mendadak di antara binaragawan, termasuk penerapan sistematis defibrilator eksternal otomatis bagi penonton.”

Analisis ini dibatasi oleh kurangnya data konkret, karena otopsi hanya tersedia untuk sekitar 10 persen kematian jantung mendadak. Ini berarti tidak ada informasi spesifik tentang bagaimana dan mengapa banyak dari atlet tersebut meninggal.

Meski demikian, penulis studi tersebut, yang dipimpin oleh peneliti kedokteran olahraga Marco Vecchiato dari Universitas Padova, menduga bahwa latihan ekstrem, pola makan yang ketat, dan penyalahgunaan obat peningkat performa yang sering membahayakan kesehatan jantung binaragawan profesional tingkat tinggi.

“Pendekatan ini dapat memberikan tekanan signifikan pada sistem kardiovaskular, meningkatkan risiko irama jantung tidak teratur, dan dapat menyebabkan perubahan struktural jantung seiring waktu,” jelas Vecchiato.

Otopsi yang tersedia yang disertakan dalam penelitian ini secara konsisten menunjukkan penebalan ventrikel kiri dan pembesaran jantung di antara binaragawan.

Itu sejalan dengan penelitian otopsi sebelumnya, yang menemukan bahwa massa jantung rata-rata binaragawan hampir 74 persen lebih berat daripada nilai referensi normal, dan bahwa rata-rata, ventrikel kiri mereka 125 persen lebih tebal daripada rata-rata pria.

Penelitian lebih lanjut tentang efek kardiovaskular tertentu dari binaraga diperlukan, termasuk di antara atlet wanita, tetapi Vecchiato mengatakan pesannya jelas.

“Meskipun berjuang untuk keunggulan fisik itu mengagumkan, mengejar transformasi tubuh yang ekstrem dengan cara apa pun dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan, terutama bagi jantung,” jelasnya.

“Berdasarkan data ini, asosiasi medis tidak dapat mengabaikan masalah kesehatan ini lagi dan harus bekerja sama dengan federasi dan pembuat kebijakan masing-masing untuk mempromosikan partisipasi yang lebih aman.”

Studi ini dipublikasikan dalam European Heart Journal.(yn)

Sumber: sciencealert

Sisa-sisa Kota Maya Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Guatemala

EtIndonesia. Para arkeolog telah menemukan sisa-sisa kota Maya yang berusia hampir 3.000 tahun di Guatemala utara, dengan piramida dan monumen yang menunjukkan signifikansinya sebagai situs seremonial penting, kata kementerian kebudayaan negara Amerika Tengah itu pada hari Kamis (29/5).

Peradaban Maya muncul sekitar tahun 2000 SM, mencapai puncaknya antara tahun 400 dan 900 M di wilayah yang saat ini merupakan Meksiko selatan dan Guatemala, serta beberapa bagian Belize, El Salvador, dan Honduras.

Kota yang bernama “Los Abuelos,” bahasa Spanyol untuk “Kakek-Nenek,” dulunya terletak sekitar 21 kilometer dari situs arkeologi penting Uaxactun, di departemen Peten utara Guatemala, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Kota ini berasal dari periode yang dikenal sebagai “Praklasik Tengah” sekitar 800 hingga 500 SM, dan diyakini sebagai “salah satu pusat upacara paling kuno dan penting” dari peradaban Maya di daerah hutan Peten dekat perbatasan Meksiko, tambahnya.

“Situs ini menyajikan perencanaan arsitektur yang luar biasa, dengan piramida dan monumen yang dipahat dengan ikonografi unik dari wilayah tersebut,” kata kementerian tersebut.

Nama kota ini diambil dari dua patung mirip manusia dari “pasangan leluhur” yang ditemukan di situs tersebut.

Patung-patung tersebut, yang berasal dari antara 500 dan 300 SM, “dapat dikaitkan dengan praktik ritual kuno pemujaan leluhur,” kata kementerian tersebut.

‘Sistem kanal yang unik’

Kota ini, yang meliputi area seluas sekitar 16 kilometer persegi ditemukan oleh arkeolog Guatemala dan Slovakia di area taman Uaxactun yang sebelumnya jarang dieksplorasi.

Di dekatnya, mereka juga menemukan piramida setinggi 33 meter dengan mural dari periode Praklasik dan “sistem kanal yang unik,” menurut pernyataan tersebut.

“Kumpulan ketiga situs ini membentuk segitiga perkotaan yang sebelumnya tidak diketahui… Temuan ini memungkinkan kita untuk memikirkan kembali pemahaman tentang organisasi seremonial dan sosial-politik Peten pra-Hispanik,” kata kementerian tersebut.

Pada bulan April, para ilmuwan menemukan altar berusia 1.000 tahun dari budaya Teotihuacan kuno Meksiko di Tikal, di tempat lain di departemen Peten.

Penemuan itu ditafsirkan sebagai bukti hubungan antara dua budaya pra-Hispanik, yang hidup sekitar 1.300 km terpisah.

Tikal, sekitar 23 km dari Uaxcatun, adalah situs arkeologi utama di Guatemala dan salah satu objek wisata terbesarnya.(yn)

Sumber: sciencealert

Ancaman Datang ke Wilayah Sumy,  Presiden Zelenskyy Mengecam  PKT Karena Tingkatkan Pasokan Drone ke Rusia

Pada Kamis (29 Mei) Ukraina menyatakan bahwa Rusia telah mengumpulkan kekuatan militer yang cukup dan kemungkinan akan menyerang wilayah Sumy di Ukraina. Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sejumlah pejabat Eropa mengonfirmasi bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) meningkatkan ekspor drone ke Rusia.

EtIndonesia. Pasukan Penjaga Perbatasan Ukraina pada  Kamis (29/5), memperingatkan bahwa Rusia telah mengumpulkan pasukan di wilayah Kursk dan sedang bersiap untuk menyerang wilayah Sumy di Ukraina.

Sebelumnya, Presiden Zelenskyy mengecam PKT karena menghentikan ekspor drone ke Ukraina dan negara-negara Eropa, namun terus meningkatkan pasokan ke Rusia, sehingga memperkuat kekuatan militer Rusia.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Jerman mengumumkan akan memberikan bantuan militer tambahan kepada Ukraina senilai 5 miliar euro.

Menurut perjanjian yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Jerman dan Ukraina di Berlin, Jerman juga akan berinvestasi langsung dalam industri pertahanan Ukraina dan melakukan kerja sama teknologi secara luas. 

Kanselir Jerman Merz juga menyatakan bahwa pengiriman rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina “masih dalam pertimbangan.” Ia juga mengungkapkan bahwa KTT Ramstein berikutnya akan diadakan pada 4 Juni di Brussels.

Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menyatakan: “Dalam hal masalah Ukraina, Jerman dan Amerika Serikat memiliki posisi yang sama. Kini, solusi harus ditemukan melalui negosiasi. Kami menyerukan Rusia untuk duduk di meja perundingan.”

Kementerian Luar Negeri Rusia pada  Kamis mengumumkan bahwa pihaknya telah menyerahkan “usulan konkret” terkait negosiasi damai kepada Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan: “Delegasi Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Medinsky siap untuk menyerahkan memorandum perdamaian kepada delegasi Ukraina dalam putaran kedua pertemuan langsung yang akan diadakan di Istanbul pada hari Senin mendatang.” (Hui)

Laporan oleh jurnalis Yu Liang untuk NTD Television

Penelitian Temukan Lebih dari Seperlima Lautan Dunia Menjadi Gelap dalam 20 Tahun Terakhir 

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 20% lautan dunia telah mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap dalam 20 tahun terakhir. Para ilmuwan khawatir perubahan besar ini dapat berdampak pada kehidupan laut dan kesehatan planet Bumi secara keseluruhan.

EtIndonesia. Lautan yang menggelap berarti kedalaman penetrasi sinar matahari ke dalam air laut berkurang, atau dengan kata lain, zona yang dapat ditembus cahaya (zona fotik) menyusut. Zona ini sangat penting karena merupakan habitat utama bagi sebagian besar makhluk laut.

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Plymouth dan Laboratorium Kelautan Plymouth di Inggris, dan diterbitkan pekan ini dalam jurnal Global Change Biology.

Dengan menggunakan data satelit selama hampir 20 tahun yang dikombinasikan dengan simulasi komputer, para ilmuwan menganalisis perubahan tahunan kedalaman zona fotik. Mereka menemukan bahwa dari tahun 2003 hingga 2022, sebagian besar wilayah pesisir dan laut terbuka mengalami fenomena penggelapan. Sebanyak 21% dari lautan dunia (luas lebih dari 75 juta kilometer persegi) mengalami penggelapan yang signifikan.

Bahkan, di lebih dari 9% wilayah laut, kedalaman zona fotik menyusut lebih dari 50 meter, dan di beberapa area, penyusutan melebihi 100 meter.

Namun, tidak semua wilayah laut menunjukkan pola perubahan yang sama. Dalam periode yang sama, sekitar 10% wilayah laut justru mengalami perubahan warna menjadi lebih terang.

Meski dampak pasti dari perubahan ini belum sepenuhnya diketahui, para peneliti khawatir bahwa hal ini bisa mempengaruhi jutaan spesies laut serta layanan ekosistem yang disediakan oleh lautan bagi kehidupan di Bumi.

Para ilmuwan mencatat bahwa jika zona fotik menyusut sekitar 50 meter di area yang luas, hewan laut yang bergantung pada cahaya akan terpaksa berkumpul lebih dekat ke permukaan, tempat mereka harus bersaing lebih keras untuk mendapatkan makanan dan sumber daya penting lainnya. Ini bisa mengganggu keseimbangan ekosistem laut secara menyeluruh.

Peneliti juga menegaskan bahwa udara yang kita hirup, ikan yang kita konsumsi, dan kesehatan serta kesejahteraan planet ini sangat bergantung pada laut dan zona fotiknya. Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, temuan ini benar-benar harus menjadi perhatian serius. (Hui)

Laporan diterjemahkan oleh Jurnalis Jin Jing / Editor: Lin Qing – NTDTV.com

Putin Jadikan Kemenangan Militer sebagai Tawaran Damai, Trump Beri Ultimatum Terakhir

EtIndonesia. Menghadapi eskalasi konflik Rusia-Ukraina yang terus meningkat, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memberikan batas waktu terakhir kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membuktikan keseriusannya dalam mengakhiri perang. Menurut sumber yang mengetahui situasi, Rusia berupaya menggunakan kemenangan militer sebagai landasan untuk mencapai kesepakatan damai yang diinginkan Putin — termasuk syarat bahwa Barat harus menghentikan ekspansi NATO ke timur dan mencabut sebagian sanksi terhadap Moskow.

Presiden AS Donald Trump berkata ; “Saat ini, kami sedang berkomunikasi dengan Presiden Putin.”

Seorang wartawan bertanya: “Apakah Anda masih percaya bahwa Putin benar-benar ingin mengakhiri perang?”

Trump menjawab: “Saya tidak bisa memberitahu Anda sekarang, tetapi saya akan memberitahu Anda dalam sekitar dua minggu. Jawabannya akan segera terungkap.”

Pada  Rabu (28 Mei), Trump menyampaikan di Oval Office bahwa Putin mungkin sengaja menunda proses perdamaian. Ia memberikan waktu dua minggu kepada Putin untuk menunjukkan itikad baik terhadap gencatan senjata. Trump juga menekankan bahwa ia sangat kecewa dengan serangan militer Rusia terhadap Ukraina yang terus berlanjut di tengah upaya pembicaraan damai.

Trump menegaskan: “Saya sangat kecewa dengan apa yang terjadi dalam beberapa malam terakhir — ada orang-orang yang terbunuh saat proses ‘perdamaian’ sedang berlangsung. Saya sungguh kecewa.”

Sementara itu, Kremlin menyatakan bahwa tidak ada rencana pertemuan antara Putin dan Trump saat ini. 

Pada Kamis (29 Mei), militer Rusia kembali melancarkan serangan drone terhadap wilayah Sumy, yang berada di perbatasan Rusia-Ukraina. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai satu lainnya. Ukraina memperingatkan bahwa Rusia telah mengerahkan sekitar 50.000 tentara di dekat perbatasan Sumy, dan diduga ingin menciptakan zona penyangga selebar 10 km.

Dalam perkembangan diplomatik, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Kamis mengatakan bahwa Kyiv belum menerima memorandum janji dari Rusia, yang seharusnya merinci kerangka kerja kesepakatan damai, termasuk waktu gencatan senjata.

Zelensky menyatakan: “Ukraina tidak menerima apa pun. Mitra kami juga tidak menerima. Bahkan Turki, sebagai tuan rumah pertemuan pertama, tidak menerima agenda baru apa pun.”

Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengusulkan putaran kedua pertemuan langsung dengan Ukraina pada 2 Juni di Istanbul, dan mengindikasikan bahwa Rusia akan menyerahkan memorandum yang merinci posisi mereka untuk menyelesaikan akar konflik.

Menurut informasi yang diterima Reuters, syarat-syarat Putin untuk mengakhiri perang Ukraina meliputi:

  1. Komitmen tertulis dari para pemimpin Barat untuk menghentikan ekspansi NATO ke arah timur.
  2. Pencabutan sebagian sanksi terhadap Rusia.

Sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa jika Putin menyadari tidak dapat mencapai kesepakatan damai sesuai kehendaknya, ia akan mencoba meraih kemenangan militer untuk menyampaikan pesan kepada rakyat Ukraina dan Eropa bahwa “perdamaian besok akan jauh lebih menyakitkan”.

Juru bicara Gedung Putih, Levitt, pada Kamis mengatakan bahwa Trump berharap kedua belah pihak dapat bertemu langsung minggu depan.

Levitt menyampaikan: “Kami yakin pertemuan ini akan terlaksana. Presiden mendorong dan mendesak kedua belah pihak untuk mengadakan pertemuan dan melakukan negosiasi langsung.”

Hingga saat ini, pemerintah Ukraina belum menyatakan kesediaannya untuk mengikuti putaran baru perundingan dengan Rusia. (Hui)

Laporan oleh Yi Jing, reporter New Tang Dynasty Television (NTD).

Anggota Kongres AS Peringatkan: PKT Sedang Melancarkan “Perang Tanpa Batas” terhadap Shen Yun

 Shen Yun Performing Arts, kelompok seni asal Amerika Serikat yang terkenal di seluruh dunia, berdedikasi untuk menghidupkan kembali budaya tradisional Tiongkok melalui tarian dan musik, khususnya menggambarkan Tiongkok sebelum komunisme. Baru-baru ini, selama tur global Shen Yun, kelompok ini terus-menerus menjadi sasaran ancaman bom palsu yang diduga berasal dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Menanggapi hal ini, anggota Kongres AS Scott Perry menegaskan bahwa PKT sedang melancarkan apa yang disebut sebagai “perang tanpa batas” terhadap Shen Yun — dengan tujuan memanfaatkan hukum dan kebebasan Amerika untuk memperluas penindasan hingga ke luar negeri.

EtIndonesia. Beberapa waktu terakhir, tindakan PKT terhadap Shen Yun meningkat secara signifikan. Teater-teater tempat Shen Yun tampil, serta markas Shen Yun di New York, menerima puluhan ancaman bom dan ancaman pembunuhan. Setelah perintah rahasia dikeluarkan dari tingkat tinggi PKT, agen-agen mereka bahkan mencoba menyuap pegawai IRS (Otoritas Pajak AS) untuk memulai penyelidikan terhadap Shen Yun.

“Ini adalah taktik khas rezim Komunis Tiongkok dan para diktator totaliter — dan harus dikecam. Mereka menggunakan VPN dan mengirim ancaman dari negara lain agar tidak bisa langsung ditelusuri kembali ke PKT. Tapi kami sudah sangat familiar dengan ancaman, tekanan, dan intimidasi dari PKT. Amerika harus bersikap tegas dan tidak membiarkan hal ini berhasil,” ujar Scott Perry, anggota Kongres AS. 

BACA JUGA : Di Balik Serangan The New York Times Terhadap Falun Gong,  Selama Beberapa Dekade Menyenangkan PKT 

BACA JUGA : Terungkap Rencana Baru PKT Menggencarkan Kampanye Penindasan Terhadap Falun Gong di Luar Negeri Mulai Memanipulasi Pemerintah, Media Hingga Influencer

Selama setengah tahun terakhir, The New York Times telah menerbitkan lebih dari 10 artikel yang mencemarkan nama baik Shen Yun dan Falun Gong, yang kemudian disebarkan oleh ribuan akun media sosial di platform X — banyak di antaranya diduga terkait dengan PKT.

Sebagai anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Komite Intelijen DPR AS, Perry menekankan bahwa ini semua adalah bagian dari strategi “perang tanpa batas” PKT yang harus disikapi secara serius.

Perry menjelaskan: “Inilah yang disebut perang tanpa batas — mereka akan bertempur di semua lini: ancaman, hukum, diplomasi, militer, dan ekonomi. Inilah sifat musuh yang sakit secara moral dan harus dipahami oleh Amerika serta dunia Barat.”

Pertunjukan Shen Yun juga mengangkat penderitaan para praktisi Falun Gong yang mengalami penganiayaan brutal di Tiongkok karena mempertahankan keyakinan mereka. Beberapa seniman Shen Yun bahkan merupakan korban langsung dari penganiayaan tersebut.

Craig Haggard, anggota DPR dari negara bagian Indiana, pada bulan lalu mengajukan resolusi penghargaan terhadap prestasi seni Shen Yun serta nilai-nilai yang dibawanya.

Dalam resolusi tersebut, ia memuji: “Shen Yun, dengan tema kebajikan, belas kasih, dan keberanian, telah membawa kegembiraan, harapan, semangat, dan kedamaian bagi jutaan penonton dari berbagai negara dan latar belakang budaya.”

Haggard juga menyampaikan keterkejutannya atas praktik pengambilan organ paksa dari tahanan hati nurani oleh rezim PKT. Ia menyoroti bahwa rezim tersebut bahkan bisa memperlakukan keluarga biasa sebagai musuh dan mengendalikan hidup mati mereka. Ancaman bom terhadap Shen Yun, menurutnya, adalah tindakan terorisme yang sangat keterlaluan.

Ia mengatakan: “Mereka (PKT) mungkin menggunakan kekerasan untuk menakut-nakuti orang, dan hal-hal ini terjadi tepat di sekitar kita.”

Vicky Hartzler, anggota Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS dan mantan anggota DPR dari Missouri, menyatakan bahwa ancaman bom tersebut mencerminkan ketakutan PKT terhadap nilai-nilai universal.

Ia berkata: “Ini menunjukkan seberapa besar ancaman yang dirasakan PKT dari Shen Yun, dan juga menunjukkan keberhasilan Shen Yun dalam membangun hubungan baik antara masyarakat dunia dan rakyat Tiongkok — terutama para praktisi Falun Gong.”

Chris Smith, anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR dan ketua bersama Komisi Eksekutif Kongres-AS untuk Tiongkok (CECC), menekankan bahwa Amerika Serikat harus meningkatkan perhatian dan tindakan balasan terhadap represi transnasional PKT terhadap Shen Yun dan Falun Gong.

Smith menyatakan: “Komunis Tiongkok adalah negara paling otoriter di dunia, di mana rakyatnya paling tertindas… Kita harus bersuara dan membela mereka yang dianiaya dan disiksa di penjara.” (Hui)

Laporan oleh Zhao Fenghua, New Tang Dynasty Television (NTD).

Misteri Hilangnya Xi Jinping: Kudeta Sunyi di Jantung Kekuasaan Tiongkok?

EtIndonesia. Akhir-akhir ini, suasana politik di Beijing, khususnya di pusat kekuasaan Partai Komunis Tiongkok, Zhongnanhai, dipenuhi aroma keganjilan yang kian hari makin terasa nyata. Seluruh negeri diguncang bisik-bisik—ada apa sebenarnya di balik dinding merah istana kekuasaan itu? 

Sudah delapan hari Xi Jinping, sang pemimpin tertinggi Tiongkok, menghilang tanpa jejak dari ruang publik. Sejak kunjungannya ke Henan pada 20 Mei, tak satu pun penampakan, bahkan siluet pun tak tampak. Media pemerintah hanya menampilkan pesan-pesan ucapan selamat dari Xi, seperti ada upaya untuk menenangkan publik bahwa “semua baik-baik saja”. Namun, justru itulah yang memicu spekulasi: ada sesuatu yang sedang berlangsung, sesuatu yang besar dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Babak Baru Isu di Beijing: Bukan Lagi Sakit, Tapi… Digantikan?

Desas-desus di kalangan masyarakat Beijing bukan lagi sekadar isu kesehatan sang pemimpin. Isu yang berkembang lebih mencengangkan: Xi Jinping mungkin sudah digantikan secara diam-diam. Tapi karena situasi politik sangat sensitif, segala sesuatunya dilakukan secara tertutup. Tidak ada pengumuman resmi di media. Tidak ada pernyataan di televisi. Rakyat hanya bisa menebak-nebak berdasarkan “fragmen” perubahan mendadak yang muncul. Kebenaran kini tersembunyi dalam serpihan-serpihan itu.

Potret Fragmentasi Kekuasaan: Tanda-tanda dari Balik Layar

Mari kita susun serpihan itu satu per satu. Dimulai dari diamnya anggota Politbiro secara kolektif, hingga pergeseran wacana dan narasi politik di media partai. Lalu, muncul satu sosok yang mendadak sangat vokal di tengah keheningan: Wang Huning.

Pada 28 Mei, Wang Huning tampil memimpin rapat besar Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CCPCC). Pidatonya sekilas terdengar seperti retorika lama, namun ada yang berbeda. Dia sama sekali tidak menyebut “dua penetapan” dan “dua penjagaan”—dua pilar utama kekuasaan Xi Jinping. Sebaliknya, dia menggantikan istilah itu dengan narasi yang sangat familiar di era Hu Jintao dan Wen Jiabao: “Pengambilan keputusan ilmiah, demokratis, dan berdasar hukum.”

Ini bukan perubahan kecil. Wang Huning seolah berkata kepada jajaran partai: “Kita akan kembali ke jalur lama.”

Narasi era Xi perlahan dikemas, sementara istilah-istilah Hu-Wen kembali dipopulerkan. Media partai pun turut menyesuaikan, menggeser slogan “menghayati semangat pidato Xi Jinping” menjadi “menerapkan ide pengambilan keputusan Hu Jintao dan Wen Jiabao”. Ini ibarat restoran halal tiba-tiba menjual babi kecap—jelas yang berganti bukan hanya papan nama, tapi juga juru masak di dapur.

Wang Huning: Sang Sutradara Pergantian Kekuasaan

Siapakah Wang Huning? Dia bukan pemain baru. Dia adalah arsitek utama narasi partai sejak era Jiang Zemin, peracik slogan “Tiga Perwakilan”, penulis konsep “Pembangunan Ilmiah” untuk Hu Jintao, dan pencipta jargon “Impian Tiongkok” untuk Xi Jinping. Karirnya cemerlang karena kemampuannya membelokkan arus narasi sesuai siapa pun yang berkuasa. Ketika arah angin berubah, dialah yang mengganti dekorasi panggung. Dia bukan aktor di layar, melainkan sutradara di belakang layar. Kini, Xi Jinping tak lagi tampil, dan Wang Huning mulai mengganti latar cerita.

Yang paling penting, bukan apa yang dia katakan, tapi kenapa dia bisa berkata-kata sebanyak dan seterbuka itu. Dalam sistem politik PKT, siapa yang boleh bicara, seberapa banyak, dan kapan, adalah keputusan sistemik. Jika Wang Huning diberi panggung selebar ini, artinya dia mendapat mandat dari “tangan-tangan tak terlihat” dalam partai.

“Keluarga Xi” Menghilang, Kader Era Hu Bangkit

Bukan hanya Xi Jinping yang menghilang, tetapi juga seluruh lingkaran kepercayaannya. Li Xi, Sekretaris Komisi Disiplin, terakhir terlihat pada 13 Mei 2024. Ding Xuexiang, Wakil Perdana Menteri, mendadak menghilang setelah agenda resmi pada 23 Mei. Cai Qi hanya muncul secara simbolis, tanpa kesempatan berbicara.

Sebaliknya, sosok seperti Shǐ Taifeng—yang notabene “murid” Hu Jintao—melonjak naik. Dia kini menguasai jabatan kunci: Menteri Organisasi Pusat, Wakil Ketua Kelompok Pengawasan, dan pengendali pembangunan partai. Di bawah kendalinya, tak satu pun loyalis Xi yang promosi. Jajaran Politbiro pun mendadak “menyusut”.

Militer Mulai Bergerak: Isyarat Kudeta Sunyi

Inilah babak paling menegangkan: militer turun tangan. Ada dua nama penting—Zhang Youxia dan Liu Yuan. Zhang, Wakil Ketua Komisi Militer, dan Liu Yuan, simbol “anak merah generasi kedua” yang sarat legitimasi sejarah.

Menurut sumber di Beijing, Liu Yuan berusaha mengguncang kekuasaan Cai Qi, tangan kanan Xi, dengan mengincar jabatan Kepala Kantor Pusat Partai. Posisi ini sejak lama jadi “stempel kekuasaan” pemimpin tertinggi. Namun, Liu Yuan justru “diamankan” oleh Xi. Sebelum bertindak, Liu Yuan sudah menitip pesan kepada Zhang Youxia: “Jika aku tak kembali, kau tahu apa yang harus dilakukan.” Liu Yuan pun “menghilang”, diduga ditahan di Zhongnanhai.

Ternyata, tindakan Xi itu salah sasaran. Loyalitas anak merah tidak tunduk pada aturan partai, tetapi pada solidaritas turun-temurun. Zhang Youxia kemudian menggerakkan 200 pasukan khusus untuk membebaskan Liu Yuan—suatu langkah dramatis yang menjadi “kudeta senyap” di tubuh militer.

Fakta lain yang memperkuat skenario ini: Kepala Biro Pengawal Pusat sudah diganti dengan orang kepercayaan Zhang Youxia. Dalam sistem Tiongkok, bahkan mengganti komandan resimen saja perlu persetujuan berjenjang. Tapi kini, yang diganti adalah pengawal utama di jantung kekuasaan. Ini hanya mungkin dilakukan jika militer sudah benar-benar tak lagi patuh pada Xi Jinping.

Media Militer dan Sinyal Kudeta Sistemik

Sinyal kudeta ini sebenarnya sudah lama didengungkan. Sejak Juli 2024, PLA Daily memuat jargon: “Menegakkan kepemimpinan kolektif, mengedepankan demokrasi.” 

Pada September dan November, semakin keras menyorot bahaya pemimpin otoriter dan pentingnya sentralisme demokratis. Desember, serangan makin terbuka: “Memimpin dengan kolektivitas.” Semua ini menandakan militer menolak tunduk pada “satu komandan mutlak”.

Setelah periode itu, istilah “pemimpin besar”, “panglima tertinggi”, dan “pemegang kekuasaan absolut” menghilang dari media arus utama. Foto Xi Jinping tidak lagi mendominasi, aplikasi ‘Belajar Kuat Negara’ sepi aktivitas. Semua ini tanda “penyimpanan di gudang”—pemimpin sudah tidak lagi memegang kendali riil.

Pertemuan Militer Nasional: Zhang Youxia Ambil Alih Panggung

Puncaknya terjadi pada 28 Mei, saat diadakan “Pertemuan Pengamatan dan Pertukaran Pembangunan Lapangan Latihan Militer Seluruh Tiongkok.” Secara formal, acara ini disebut “atas persetujuan Xi Jinping”, tapi yang memimpin semua jalannya acara, pidato, dan pengarahan adalah Zhang Youxia. Bukan hanya memimpin, dia juga berbicara sebagai komandan tertinggi. Fokus pidatonya bukan lagi jargon politik, tapi soal kesiapan tempur, efisiensi, transformasi, dan sinergi kekuatan militer—bahasa militer sejati.

Acara ini melibatkan seluruh Komisi Militer Pusat, semua zona komando, seluruh matra angkatan, satuan kepolisian, dan satuan tempur hingga universitas militer—rapat terbesar dan terluas, dipimpin “wakil”, namun dengan wibawa “panglima”.

Saat ini, Komisi Militer Pusat hanya terdiri dari empat orang: Xi Jinping (hanya ketua di atas kertas), Zhang Youxia, Liu Zhenli, dan Zhang Shengmin—dua terakhir adalah didikan Zhang. Struktur sebenarnya adalah “kelompok Zhang Youxia bertiga”.

Transisi Kekuasaan: PKT Tanpa Pengemudi

Apa artinya semua ini? Xi Jinping sudah kehilangan kendali militer, baik secara sistemik maupun operasional. Pengambilalihan oleh Zhang Youxia telah dipersiapkan sejak 2024, dan pada 2025 terjadi secara nyata.

Namun, situasi ini menciptakan kekosongan kepemimpinan: siapa yang akan tampil ke depan? Wang Huning sebagai penjembatan narasi kolektif? Zhang Youxia dan jaringan “anak merah” yang menguasai militer? Atau kelompok reformis seperti Hu Chunhua atau Wang Yang? Semua kemungkinan terbuka, tapi tak satu pun berani bergerak duluan—karena yang pertama tampil, adalah yang paling rawan disingkirkan.

Kesimpulan: Babak Akhir Xi Jinping, Babak Baru PKT

Era Xi Jinping hampir pasti memasuki babak akhir. Kudeta memang tidak diumumkan, tapi proses pengambilalihan kekuasaan berjalan senyap namun pasti. Media partai, narasi politik, dan pergeseran kekuatan di tubuh militer menjadi bukti nyata.

Kini Tiongkok berada di titik “tanpa pengemudi”. Seluruh sistem menunggu: siapa yang berani maju mengambil tongkat estafet, siapa yang cukup cerdas menjaga konsensus. Satu hal yang pasti, rakyat sudah membaca tanda-tandanya—dan proses besar ini sudah berlangsung, meski belum diakui secara terbuka.

Langkah Besar dari Departemen Luar Negeri AS :  Visa Mahasiswa Tiongkok yang Terafiliasi dengan Partai Komunis Dicabut

EtIndonesia. Pemerintahan Trump pada Selasa (27/5/2025) memerintahkan semua kedutaan besar AS di seluruh dunia untuk menangguhkan wawancara visa mahasiswa. Kemudian pada  Rabu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengambil langkah besar dengan mengumumkan bahwa pemerintah akan mulai mencabut visa mahasiswa asal Tiongkok. Apa alasan di balik keputusan ini? Dan bagaimana sebaiknya mahasiswa Tiongkok menyikapinya? Berikut pendapat para ahli.

“Amerika Serikat tidak akan mentoleransi Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang memanfaatkan universitas-universitas AS untuk mencuri riset, kekayaan intelektual, atau teknologi guna memperkuat kekuatan militer, melakukan spionase, atau menekan suara-suara oposisi,” kata Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce. 

Pada Rabu (28 Mei), Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan bahwa Amerika akan mulai mencabut visa mahasiswa asal Tiongkok, terutama mereka yang memiliki keterkaitan dengan rezim PKT atau yang sedang menempuh pendidikan di bidang-bidang strategis.

Dalam pernyataan yang sama, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) untuk menjalankan kebijakan ini secara agresif.

Wang Zhiyuan, Ketua Pusat Pengunduran Diri dari PKT dan  The World Organisation to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) mengatakan “Masyarakat Barat, yang diwakili oleh AS, kini semakin menyadari sifat jahat dari PKT serta tingkat kerusakan yang ditimbulkannya melalui infiltrasi ke luar negeri. Jadi wajar jika AS kini bergerak dari respons ekonomi ke langkah politik.”

FBI sebelumnya telah memperingatkan bahwa PKT menggunakan mahasiswa yang belajar di AS untuk mencuri kekayaan intelektual di bidang teknologi, teknik, dan matematika. Laporan dari Komisi Masalah Pencurian Kekayaan Intelektual AS memperkirakan bahwa tindakan pencurian oleh PKT telah merugikan ekonomi AS sekitar 600 miliar dolar AS.

Li Hengqing, ekonom dari Institut Informasi dan Strategi Washington, mengatakan: “Sebagian dari mereka melakukannya secara sadar atau tidak sadar, tidak semuanya adalah mata-mata, tapi ada juga yang menyamar sebagai peneliti tamu atau mahasiswa, lalu masuk ke AS. Itulah sebabnya Trump mengatakan bahwa akar masalah ini harus dipotong.”

Wang Zhiyuan menambahkan: “Banyak mahasiswa sebenarnya telah ditipu atau dipaksa oleh PKT untuk melakukan hal-hal yang merugikan AS dan komunitas internasional. Maka dari itu, langkah ini diambil AS karena tidak ada pilihan lain.”

Menurut laporan gabungan dari Biro Pendidikan dan Urusan Budaya Departemen Luar Negeri AS serta Institut Pendidikan Internasional, pada tahun akademik 2023–2024 terdapat sekitar 230.000 mahasiswa asal Tiongkok yang sedang belajar di Amerika Serikat.

Pada Rabu lalu, Departemen Luar Negeri AS juga menyatakan bahwa mereka akan mengubah standar pemberian visa dan memperketat pemeriksaan terhadap semua permohonan visa dari Tiongkok dan Hong Kong.

Li Hengqing mengimbau para mahasiswa asal Tiongkok yang kini berada di AS agar menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh PKT.

Li menyatakan: “Bagi mereka yang sudah berada di luar negeri, saya menyarankan untuk meninjau kembali perilaku dan pemahaman mereka di masa lalu. Renungkan kembali iman, nilai, dan tujuan hidup Anda. Anda sudah berada di negara yang bebas dan demokratis, maka sudah seharusnya Anda berintegrasi dengan masyarakat Amerika, bukan menjadi alat bagi PKT.” (Hui)

Laporan oleh Tang Rui dan koresponden khusus Luo Ya, New Tang Dynasty Television (NTD), Amerika Serikat

Putusan Berbalik dalam Sehari: Pengadilan Banding Sementara Pulihkan Kebijakan Tarif Trump

Pada Rabu (28 Mei), Pengadilan Perdagangan Internasional AS memerintahkan penghentian kebijakan tarif resiprokal Presiden Trump, dengan memutuskan bahwa langkah besar-besaran untuk mengenakan tarif impor tersebut telah melampaui kewenangan presiden. Pengadilan juga memerintahkan agar kebijakan tersebut dihentikan dalam waktu 10 hari. Gedung Putih langsung mengajukan banding, dan Trump bersumpah akan membawa perang tarif ini hingga ke Mahkamah Agung. Saat ini, Pengadilan Banding telah sementara memulihkan kebijakan tarif tersebut.

EtIndonesia. Pengadilan Perdagangan Internasional yang berkedudukan di Manhattan, New York, pada  Rabu memutuskan bahwa kebijakan tarif menyeluruh terhadap beberapa negara yang diberlakukan Presiden Trump berdasarkan Undang-Undang Kewenangan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) adalah melampaui kewenangan presiden, oleh karena itu tidak sah. Pengadilan pun mengeluarkan perintah larangan permanen atas kebijakan tersebut.

Menurut pengadilan, Konstitusi Amerika Serikat memberikan kewenangan eksklusif kepada Kongres untuk mengatur perdagangan antara AS dan negara lain, dan kewenangan darurat presiden untuk melindungi ekonomi domestik tidak dapat menggantikan ketentuan konstitusi ini.

Panel hakim yang terdiri dari tiga orang memberi waktu 10 hari kepada Gedung Putih untuk secara resmi menghentikan kebijakan tarif resiprokal tersebut.

Pemerintahan Trump langsung mengajukan banding. Presiden Trump bersumpah akan membawa sengketa tarif ini hingga ke Mahkamah Agung. Saat ini, Gedung Putih dapat mengajukan banding ke Pengadilan Banding Federal di Washington D.C., sebelum akhirnya sampai ke Mahkamah Agung.

Menurut kabar yang diterima pada sore hari, Pengadilan Banding Federal telah sementara memulihkan kembali kebijakan tarif Trump, sementara proses hukum akan menunggu keputusan lanjutan.

Sementara itu, tarif sebesar 25% yang dikenakan oleh pemerintahan Trump terhadap industri tertentu seperti mobil, baja, dan aluminium tidak terpengaruh oleh keputusan Pengadilan Perdagangan Internasional tersebut.

Trump sebelumnya telah berjanji untuk mengembalikan lapangan kerja di sektor manufaktur ke Amerika dan mengurangi defisit perdagangan sebesar 1,2 triliun dolar AS. Keputusan pengadilan ini menciptakan ketidakpastian besar bagi negara-negara dan importir yang sedang bernegosiasi dagang dengan Amerika Serikat, termasuk Uni Eropa.

Namun, menurut laporan, analis dari Goldman Sachs, Alec Phillips, menunjukkan bahwa keputusan ini tidak menghalangi pengenaan tarif pada industri tertentu. Trump masih memiliki jalur hukum lain untuk mengenakan tarif menyeluruh yang ditargetkan kepada negara atau sektor industri tertentu.

Saat ini, setidaknya terdapat lima gugatan hukum terkait kebijakan tarif yang masih dalam proses pengadilan.

Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa gugatan-gugatan tersebut seharusnya ditolak, karena pihak penggugat belum mengalami kerugian akibat belum membayar tarif, dan hanya Kongres—bukan perusahaan swasta—yang memiliki kewenangan untuk menentang kebijakan presiden. (Hui)

Laporan oleh Guo Yuexi, New Tang Dynasty Television (NTD), Amerika Serikat

Tambang Galian Gunung Kuda Cirebon Longsor, 10 Pekerja Tewas

0

EtIndonesia-  Longsor terjadi di Tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat pada Jumat (30/5/2025). Peristiwa yang terjadi pukul 10.00 WIB ini menyebabkan 10 orang pekerja tambang dilaporkan meninggal dunia.

Dari 10 korban meninggal dunia, 2 diantaranya masih dalam proses indentifikasi. Selain itu, terdapat 6 orang mengalami luka dan langsung mendapatkan penanganan medis di RS Sumber Hurip dan Puskesmas terdekat. 

Kaji cepat sementara juga mencatat terdapat 3 unit alat berat ekskavator dan 6 unit mobil truk tertimbun longsor. Pantauan visual di lapangan, kondisi cuaca terpantau cerah dan proses evakuasi masih terus dilakukan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, merilis bahwa BPBD dan unsur terkait masih melakukan operasi pencarian dan pertolongan. Personel gabungan dari TNI, Polri dan Basarnas serta dukungan warga setempat membantu dalam operasi darurat tersebut. Operasi pencarian Jumat dihentikan pukul 17.00 WIB dan akan dilanjutkan Sabtu.

BNPB mengimbau personel gabungan dan warga untuk berhati-hati dalam melakukan operasi di lapangan, khususnya terhadap potensi longsor susulan. Diharapkan dalam operasi pencarian ini tetap mengutamakan keselamatan dan memperhatikan kondisi alam sekitar. Apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka disarankan untuk melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu. (Bnpb/asr)

Lebih dari 800 Tentara Hilang Secara Misterius, Ilmuwan Dunia Masih Tak Mampu Menjelaskan


EtIndonesia.
Selama bertahun-tahun, telah tercatat banyak kasus menghilangnya manusia atau kendaraan secara misterius di berbagai penjuru dunia. Fenomena ganjil ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ini akibat distorsi ruang-waktu, ulah makhluk luar angkasa, atau sekadar imajinasi dari karya seni fiksi? Hingga saat ini, komunitas ilmiah telah mengumpulkan banyak kasus aneh yang masih belum terpecahkan.

Dalam sejarah peperangan umat manusia, banyak kejadian luar biasa pernah tercatat. Salah satu yang paling mengejutkan adalah hilangnya satu kesatuan militer Inggris secara kolektif dalam Perang Dunia Pertama. Insiden ini terjadi pada 28 Agustus 1915, ketika pasukan Inggris dan Selandia Baru tengah ditempatkan di wilayah Gallipoli, Turki.

Siang itu, sekitar 800 tentara Inggris sedang bergerak menuju sebuah bukit strategis. Cuaca saat itu sangat cerah, langit hampir tidak berawan, hanya terdapat beberapa awan tipis menyerupai irisan roti mengambang di atas posisi pasukan Inggris. Namun, di sekitar bukit yang hendak mereka tuju, justru tampak diliputi kabut abu-abu yang tebal, meskipun puncaknya masih tampak samar dari kejauhan, dan kaki bukit tetap terlihat terang.

Di lokasi berdekatan, 22 prajurit dari Selandia Baru menyaksikan langsung peristiwa tersebut. Mereka berada di dataran tinggi kecil yang berjarak sekitar 60 meter dari pasukan Inggris. Dari posisi mereka, mereka melihat dengan jelas bagaimana 800 prajurit Inggris memanjat bukit dan satu per satu masuk ke dalam kabut. Hingga prajurit terakhir, semuanya hilang begitu saja di balik kabut. Seluruh proses ini disaksikan langsung oleh para tentara Selandia Baru tersebut.

Ini adalah kejadian yang benar-benar sulit dijelaskan secara ilmiah. Apa sebenarnya kabut yang muncul saat itu? Dan ke mana perginya lebih dari 800 tentara Inggris tersebut? Apakah mereka benar-benar mengalami “perjalanan lintas waktu” secara massal? Tidak seorang pun tahu.

Meskipun saat itu Inggris dan Turki memang sedang berperang, namun di bukit tempat hilangnya para tentara tersebut, tidak terjadi kontak langsung dengan pasukan Turki. Sejak saat itu, bukit tersebut menjadi tempat yang sangat dihindari oleh tentara Inggris. Sementara itu, masyarakat setempat di Turki meyakini bahwa peristiwa itu adalah bentuk perlindungan dari Tuhan yang menyelamatkan mereka dari kehancuran.

Pihak militer Inggris awalnya menduga bahwa seluruh pasukan tersebut ditawan oleh pasukan Turki. Namun, ketika perang usai, Inggris secara resmi meminta agar Turki mengembalikan 800 tentara yang hilang tersebut. Sayangnya, Pemerintah Turki bersikeras menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak pernah melihat atau menawan pasukan itu.

Hilangnya seluruh Batalion Pertama dari Resimen Kelima Norfolk ini benar-benar meninggalkan misteri besar. Tidak ada jejak yang tertinggal. Pemerintah Inggris bahkan sempat menyembunyikan kasus ini selama lebih dari lima dekade. Baru pada tahun 1967, dokumen yang berisi kesaksian dari lebih dari 20 saksi mata akhirnya dibuka untuk publik.

Fenomena semacam ini hingga kini masih belum dapat dijelaskan secara ilmiah. Banyak ahli menganggapnya sebagai kejadian di luar batas pemahaman manusia—sebuah peristiwa supranatural yang melampaui akal.

Berdasarkan data investigasi, setiap tahunnya hampir satu juta orang menghilang tanpa jejak di seluruh dunia. Kalangan ilmuwan menyebut kejadian ini sebagai “penghilangan supranatural”. Lalu, apa sebenarnya makna dari penghilangan supranatural ini?

Beberapa orang menduga bahwa para korban diculik oleh makhluk luar angkasa menggunakan pesawat UFO. Sementara sejumlah ilmuwan mulai memperhatikan pola dan kemungkinan ilmiahnya. Ada yang berpendapat bahwa fenomena ini disebabkan oleh manusia yang tanpa sengaja memasuki dimensi lain atau ruang-waktu yang berbeda, yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia biasa.

Seorang fisikawan asal Amerika pernah mengemukakan teori bahwa di dalam ruang kita ini sebenarnya terdapat banyak “terowongan ruang-waktu” (time-space tunnel) yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, namun eksistensinya nyata. Ia menyatakan bahwa beberapa kasus hilangnya manusia secara misterius di sepanjang sejarah sebenarnya adalah hasil dari ketidaksengajaan mereka memasuki terowongan ini.

Pada tahun 2009, Profesor John Buckley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat, mengajukan beberapa hipotesis mengenai fenomena ini. Ia mengemukakan bahwa:

1. Terowongan ruang-waktu memang benar-benar ada.

2. Terowongan ini akan terbuka secara acak dalam waktu-waktu tertentu.

3. Jika seseorang atau suatu objek berada di lokasi tersebut saat terowongan terbuka, maka mereka bisa tersedot masuk.

4. Bagi manusia dan benda-benda di Bumi, masuk ke dalam terowongan ini berarti “menghilang secara misterius”.

5. Jika mereka keluar dari terowongan tersebut, maka bisa jadi mereka muncul di masa lalu atau masa depan, tergantung pada titik waktu keluarnya.

6. Di dalam terowongan tersebut, waktu bisa jadi relatif berhenti.

Saat ini, peristiwa hilangnya manusia secara misterius masih terus terjadi. Harapan kita adalah bahwa suatu hari umat manusia akan mampu mengungkap kebenaran di balik fenomena ini, sehingga bisa mencegah lebih banyak kasus hilangnya orang-orang secara tak masuk akal.(jhn/yn)

Restrukturisasi Pemerintah dan Penyederhanaan Lembaga Federal : Elon Musk Mengundurkan Diri dari DOGE

Setelah bekerja selama lebih dari empat bulan, Elon Musk mengumumkan bahwa masa jabatannya sebagai pegawai khusus di “Departemen Efisiensi Pemerintah” (DOGE) telah resmi berakhir. Ia mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump atas kesempatan yang diberikan untuk membantu mengurangi pemborosan di lembaga pemerintah. Pihak Gedung Putih menegaskan bahwa reformasi DOGE akan terus dilanjutkan. Meskipun Musk telah mundur dari jabatannya, ia masih akan memberikan saran kepada Presiden. Kabar ini menjadi sentimen positif bagi para pemegang saham Tesla—harga saham Tesla pun naik 2% pada hari itu.

EtIndonesia. CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, pada Rabu (28 Mei) mengumumkan bahwa masa tugasnya sebagai Pegawai Khusus Pemerintah (Special Government Employee) di pemerintahan Trump telah berakhir.

Melalui unggahan di platform media sosial X, Musk menyampaikan rasa terima kasih kepada Trump atas kesempatan untuk memangkas pengeluaran yang tidak efisien. Ia menyebutkan bahwa misi Departemen Efisiensi Pemerintah akan semakin kuat seiring waktu dan pada akhirnya menjadi bagian tetap dari sistem pemerintahan.

Pihak Gedung Putih menyatakan bahwa meskipun Musk telah mundur, struktur organisasi dan tujuan reformasi dari DOGE akan tetap berjalan.

Selain itu, Gedung Putih juga menegaskan bahwa Musk akan tetap memberikan masukan kepada Presiden Trump meski tidak lagi menjadi bagian dari DOGE.

Pada  Januari tahun ini, Musk ditunjuk untuk memimpin lembaga baru yang bernama “Departemen Efisiensi Pemerintah,” dengan tugas utama memangkas pengeluaran pemerintah, menyederhanakan lembaga federal, dan menyelidiki pemborosan serta korupsi dalam jumlah besar.

Hingga akhir Mei, DOGE mengklaim telah menghemat sekitar 160 miliar dolar AS bagi pemerintah federal.

Upaya Musk dan tim DOGE mendapatkan pengakuan dari Presiden Trump dan para anggota kabinet, serta menarik perhatian besar dari masyarakat Amerika. Banyak warga menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap hasil kerja tim Musk melalui media sosial, serta menunjukkan simpati atas tekanan dan perlakuan tidak adil yang diterima Musk.

Namun, terdapat pula kritik yang menyatakan bahwa beberapa langkah pemangkasan tersebut tidak mendapat persetujuan Kongres, terlalu ekstrem, menyebabkan gejolak sosial, dan beberapa kebijakan bahkan diduga melanggar konstitusi.

Menjelang akhir masa jabatannya, Musk beberapa kali menyatakan bahwa ia akan kembali fokus mengelola perusahaannya. Setelah platform media sosial X mengalami gangguan besar minggu lalu, Musk mengumumkan bahwa ia akan kembali bekerja penuh waktu.

Beberapa investor Tesla juga menyerukan agar Musk berhenti terlibat dalam urusan politik dan fokus pada manajemen perusahaan. Setelah pengumuman pengunduran dirinya dari DOGE, harga saham Tesla melonjak 2%. (Hui)

Laporan oleh Guo Yuexi, New Tang Dynasty Television (NTD), Amerika Serikat