Home Blog Page 110

Seminar Jatim Talk 2025 Bahas Strategi Akselerasi Ekonomi Jawa Timur Menuju Indonesia Emas 2045

0

Surabaya, 20 Maret 2025 — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya menyelenggarakan seminar ekonomi Jatim Talk sebagai bagian dari persiapan menuju East Java Economic Forum (EJAVEC) 2025. Kegiatan ini bertujuan merumuskan strategi peningkatan produktivitas dan inovasi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang unggul, inklusif, dan berkelanjutan.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, dalam sambutannya menekankan pentingnya antisipasi tantangan ekonomi global yang kompleks. “Pertumbuhan ekonomi Jatim yang mencapai 4,93% pada 2024 harus menjadi modal menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya. Seminar ini juga menjadi ajang diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jawa Timur 2024 serta mempromosikan kompetisi karya ilmiah EJAVEC 2025 yang akan digelar Agustus mendatang.

Rekomendasi Strategis untuk Ketahanan Ekonomi
Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, menyatakan perlunya kebijakan terintegrasi untuk mengoptimalkan sektor unggulan. Empat rekomendasi utama yang diajukan meliputi:

  1. Penguatan industrialisasi sektor unggulan eksisting.
  2. Pengembangan new source of growth seperti hilirisasi produk kimia, migas, tembaga, serta pariwisata.
  3. Peningkatan integrasi antarmoda transportasi.
  4. Pembangunan berbasis kawasan untuk menghindari masalah di masa depan.

Pandangan Ahli dan Transformasi Ekonomi
Prof. Ari Kuncoro (Guru Besar FEB UI) menekankan pentingnya diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Andhika P. Herlambang (Sekretaris Bappeda Jatim) memaparkan strategi Nawa Bhakti Satya yang mencakup sembilan program prioritas, seperti Jatim Sejahtera dan Jatim Lestari, untuk menyelaraskan dengan visi nasional.

Fajar Hadi Pratama (Kementerian PPN/Bappenas) menambahkan, investasi swasta dan insentif bisnis menjadi kunci akselerasi ekonomi di tengah ketegangan global. Deputi BI Jatim, M. Noor Nugroho, memproyeksikan pemulihan ekonomi pada 2025 didukung permintaan domestik-eksternal dan inflasi terkendali.

Kolaborasi Multisektor
Acara dihadiri perwakilan diplomatik, instansi pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan media. Prof. Soni Harsono mendorong kontribusi akademisi melalui karya tulis untuk solusi konkret, salah satunya lewat EJAVEC 2025.

Dengan rekomendasi berbasis data dan kolaborasi multisektor, Jatim Talk diharapkan menjadi langkah awal mewujudkan ekonomi Jawa Timur yang berdaya saing global, sekaligus kontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045.

Anjing Manis Menyambut Pelancong di Pom Bensin Sambil Menyembunyikan Rahasia yang Menyakitkan

EtIndonesia. Saat Juneau pertama kali muncul di pom bensin setempat, dia seperti baru pertama kali melapor di pekerjaan barunya. Dia menyapa setiap pelancong yang lewat seolah-olah mereka adalah teman yang sudah dikenalnya selama bertahun-tahun. Selama berminggu-minggu, dia menerima banyak belaian dan beberapa makanan ringan, yang membuatnya bertahan hidup — sambil menyembunyikan rahasia yang menyakitkan.

Tim penyelamat dari Manitoba Underdogs Rescue mendengar tentang Juneau dan mulai bertanya-tanya dan segera mengetahui bahwa pemiliknya tidak lagi mampu merawatnya dengan baik. Juneau sendiri juga sedang berjuang, pincang parah dan tidak dapat menggunakan salah satu kakinya dengan benar. Dia menyapa pelanggan pom bensin dengan penuh semangat setiap hari, meskipun sangat kesakitan.

“Kami menemukan pemiliknya, yang, karena masalah kesehatan, membuat keputusan sulit untuk menyerahkannya kepada [kami],” tulis Manitoba Underdogs Rescue di Instagram. “Dan ketika tim kami tiba di kota untuk perjalanan penjangkauan masyarakat? Di sana ada Juneau, menunggu kami seolah-olah dia sudah mengemasi barang-barangnya.”

Hal pertama yang harus dilakukan setelah menyelamatkan Juneau adalah memeriksanya dan menilai kondisinya. Selain sedikit kekurangan berat badan, kesehatannya sebagian besar baik — kecuali kakinya, yang tidak dapat digunakan karena patah tulang yang tidak sembuh dengan baik.

Juneau harus menjalani operasi untuk mengamputasi kakinya, yang ditentukan setelah kasusnya ditinjau oleh dokter bedah bersertifikat. Sampai saat itu, dia menikmati waktunya di tempat penyelamatan dan benar-benar berkembang pesat dalam perawatan mereka.

“Juneau adalah gadis yang sangat manis dan memiliki semangat hidup yang tinggi,” Jessica Hansen, direktur eksekutif Manitoba Underdogs Rescue, mengatakan kepada The Dodo. “Sisi cerianya benar-benar muncul, yang membuatnya sulit untuk membuatnya sedikit lebih tenang dengan kakinya!”

Juneau baik di sekitar anjing, kucing, anak-anak — pada dasarnya siapa saja. Dia gadis yang periang, penyayang, dan akan menjadi anggota keluarga yang sempurna.

Meskipun Juneau telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai penyambut tamu di pom bensin, dia tidak sabar untuk memulai jabatan barunya — sebagai anggota keluarga penuh waktu untuk satu keluarga yang sangat beruntung. (yn)

Sumber: the dodo

Waspada: Obat Anti-Pembengkakan Bisa Melemahkan Efek Pengobatan Kanker Otak

EtIndonesia. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kortikosteroid yang umum digunakan untuk mengontrol pembengkakan otak pada pasien kanker ternyata dapat melemahkan efektivitas pengobatan mereka.

Para ilmuwan menemukan bahwa deksametason, obat yang biasa diberikan kepada pasien tumor otak, secara signifikan menekan fungsi sistem imun, yang berpotensi menyebabkan terapi imun tidak lagi efektif.

Selain untuk menangani pembengkakan akibat kanker otak, deksametason juga digunakan untuk mengobati berbagai penyakit lainnya seperti peradangan, alergi, radang sendi, dan penyakit kulit.

Mengatasi Pembengkakan dengan Mengorbankan Sistem Imun

Deksametason, yang merupakan salah satu kortikosteroid kuat yang umum diberikan secara intravena, selama ini menjadi standar terapi untuk mengatasi pembengkakan berbahaya pada pasien kanker otak. Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature mengungkap keraguan terhadap keamanan praktik ini.

Tim peneliti dari Kanada dan Amerika Serikat menemukan bahwa meskipun deksametason memang efektif mengurangi pembengkakan, obat ini menciptakan kondisi tidak menguntungkan bagi sistem imun tubuh untuk melawan kanker.

Dalam studi ini, para ilmuwan menganalisis sel-sel tumor otak guna memahami bagaimana kanker memengaruhi respons imun. Mereka memfokuskan perhatian pada sel mieloid, bagian penting dari sistem pertahanan tubuh terhadap glioma, sejenis tumor otak ganas.

Hasilnya menunjukkan bahwa sel-sel imun dalam tumor otak tersebar di lokasi tertentu sesuai fungsinya. Mereka mengidentifikasi dua jenis sel imun yang bersifat imunosupresif (menekan sistem imun): satu ditemukan di area jaringan mati, dan satu lagi berhubungan langsung dengan pengobatan anti-pembengkakan menggunakan deksametason. Temuan ini memberikan bukti langsung tentang hubungan mekanistik antara pengobatan deksametason dan penurunan fungsi imun.

Para peneliti menulis bahwa mengaktifkan sistem imun tubuh untuk melawan tumor otak adalah harapan terbaik untuk kesembuhan, namun justru tumor menciptakan lingkungan di mana sistem imun menjadi lemah dan penuh sel yang menghambat fungsinya.

Pasien yang menerima deksametason menunjukkan respons imun yang jauh lebih lemah, dan efek ini semakin parah seiring meningkatnya dosis obat.

Menurut dr. Charles Couturier, ahli bedah saraf dan ilmuwan dari Montreal Neurological Institute (The Neuro) yang fokus pada kanker otak,

“Semua kortikosteroid memiliki efek menekan sistem imun. Deksametason adalah obat utama yang digunakan untuk pasien kanker otak, dan efeknya sangat kuat.”

Dalam eksperimen laboratorium, ketika sel mieloid normal diberi paparan deksametason, sel-sel tersebut langsung berubah menjadi imunosupresif, dan efek ini bertahan bahkan beberapa minggu setelah penghentian obat.

Praktik Pemberian Obat Harus Lebih Hati-hati

“Penelitian ini memang fokus pada kanker otak,” kata dr. Couturier. “Namun temuan ini juga bisa diterapkan pada berbagai jenis kanker lainnya.”

Dia menjelaskan bahwa karakteristik sel mieloid yang ditemukan dalam studi ini juga dijumpai pada berbagai tumor lain, termasuk yang juga merespons deksametason.

“Setiap kali hendak meresepkan deksametason, dokter sebaiknya bertanya: apakah pasien benar-benar membutuhkannya?” ujar dr. Couturier.
“Kita harus bisa menyeimbangkan antara kebutuhan untuk mengurangi pembengkakan dan menjaga sistem imun tetap sehat. Kita butuh alternatif pengobatan yang tidak merusak sistem kekebalan.”

Dia juga mengkritisi kebiasaan di banyak rumah sakit yang secara otomatis memberikan deksametason kepada semua pasien kanker otak, tanpa pertimbangan individual.

“Sudah saatnya kita mulai bertanya: apakah pasien ini benar-benar perlu obat ini? Banyak dari mereka sebenarnya tidak,” tambahnya.

Kortikosteroid Tetap Penting, Tapi Penggunaannya Harus Tepat

Meski kini ada bukti bahwa penggunaan deksametason pada pasien kanker otak berisiko mengganggu efektivitas terapi, kortikosteroid tetap menjadi obat penting untuk mengatasi banyak penyakit lainnya.

Kortikosteroid adalah obat anti-inflamasi yang sangat kuat, yang membantu meredakan pembengkakan, nyeri, dan gejala peradangan lainnya. Obat ini banyak digunakan dalam pengobatan asma, radang sendi, ruam kulit, serta berbagai penyakit autoimun.

Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk: topikal (salep, tetes mata, tetes telinga), oral, maupun injeksi, tergantung pada kebutuhan terapi dan luasnya dampak yang diinginkan.

Kesimpulan

Penelitian terbaru memberikan peringatan serius kepada dunia medis bahwa obat yang umum digunakan untuk mengurangi pembengkakan pada kanker otak dapat secara tidak langsung memperburuk prognosis pasien dengan cara melemahkan sistem imun mereka.

Meskipun kortikosteroid tetap penting dalam dunia kedokteran, pendekatan dalam meresepkannya, terutama untuk pasien kanker otak, perlu ditinjau ulang dan dipersonalisasi. Prioritas utama ke depan adalah mengembangkan alternatif pengobatan yang dapat mengurangi pembengkakan tanpa menurunkan fungsi kekebalan tubuh.(jhn/yn)

Polisi Anti Huru-hara Turki Tembakkan Peluru Karet dan Pukuli Demonstran saat Membubarkan Aksi Protes

EtIndonesia. Penangkapan Wali Kota Istanbul, Ekrem İmamoğlu, oleh Pemerintah Turki atas tuduhan korupsi telah memicu gelombang protes besar-besaran di seluruh negeri. Aksi demonstrasi kini telah menyebar ke lebih dari 55 provinsi, membuat situasi semakin sulit dikendalikan. Pemerintah pun memerintahkan pasukan anti-huru-hara untuk membubarkan massa secara paksa.

Menurut akun X @NEXTA, hari Senin (24/3), İmamoğlu—tokoh dari Partai Rakyat Republik (CHP) dan lawan utama Presiden Erdoğan dalam pemilu mendatang—telah resmi diberhentikan dari jabatannya. Dia kini menghadapi tuduhan memimpin jaringan kriminal yang terlibat dalam penipuan dan pemerasan, bersama dengan 16 orang lainnya termasuk para penasihat seniornya yang juga ikut ditangkap.

Namun İmamoğlu tidak tinggal diam. Melalui akun X miliknya, dia menyerukan kepada masyarakat untuk mengambil tanggung jawab sipil, memperjuangkan hak-hak mereka, dan melawan perampasan kehendak rakyat. Seruan itu pun direspons oleh masyarakat luas, yang turun ke jalan dan menggelar aksi unjuk rasa.

Melihat aksi protes yang semakin membesar, pasukan anti-huru-hara Turki mulai mengambil tindakan keras. Video yang dibagikan oleh akun X menunjukkan bagaimana aparat menembakkan peluru karet secara intensif sambil terus bergerak maju untuk memukul mundur kerumunan demonstran.

Namun penggunaan peluru karet bukan satu-satunya cara yang digunakan untuk membubarkan massa. Dalam video yang dibagikan oleh akun X, terlihat polisi menggunakan kekerasan fisik, memukul dan menendang demonstran, bahkan ada yang mengayunkan tongkat ke arah warga sipil. Situasi di lokasi pun menjadi kacau balau.

Yang lebih mencemaskan, di beberapa rekaman terlihat polisi berusaha menutupi kamera dan melarang perekaman kejadian, menunjukkan upaya untuk mencegah penyebaran bukti kekerasan aparat kepada publik. (jhn/yn)

Ukraina Diduga Siapkan “Rencana Hari Kiamat”! Disebut Ingin Hancur Bersama Jika Kalah Perang – Dua Skema Senjata Nuklir Jadi Taruhan Terakhir

EtIndonesia. Seiring dengan semakin intensifnya serangan militer Rusia, situasi medan perang di Ukraina terus memburuk. Baru-baru ini, sejumlah laporan menyebutkan bahwa pihak internal Ukraina sedang menyusun sebuah “rencana hari kiamat” yang sangat destruktif, termasuk kemungkinan meledakkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di wilayahnya jika kalah dalam perang, bahkan dilaporkan berencana mengaktifkan kembali program rahasia pengembangan senjata nuklir, sebagai bentuk strategi “bakar habis bersama” untuk memberi tekanan pada Rusia dan negara-negara Barat.

Menurut pengakuan dari mantan penasihat Kantor Presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych, Kepala Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina, Kyrylo Budanov, telah menyusun dua “rencana terakhir”:

  1. Pertama, menghancurkan empat PLTN di Ukraina—termasuk fasilitas besar di Zaporizhzhia—sesaat sebelum kekalahan, serta meluncurkan serangan rudal terhadap 11 fasilitas nuklir di dalam wilayah Rusia.
  2. Kedua, secara rahasia mengaktifkan kembali program pengembangan senjata nuklir, termasuk pembuatan “bom kotor” (dirty bomb) untuk menciptakan efek deterrent (pencegahan) nuklir terhadap Rusia.

Jika kedua skenario ini benar-benar dijalankan, maka Eropa Timur—bahkan seluruh Benua Eropa—akan menghadapi ancaman polusi nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.

Para ahli menegaskan bahwa meskipun PLTN tidak memiliki daya ledak seketika seperti bom nuklir, namun apabila reaktor terkena serangan dan terjadi kebocoran radiasi, dampaknya akan sangat panjang, tak terkendali, dan bisa menjadi bencana ekologi maupun kemanusiaan. Mengambil contoh dari PLTN Zaporizhzhia: bila fasilitas ini dihancurkan, maka awan radioaktifnya dapat mencapai Berlin hanya dalam waktu tiga hari, dan menyebar ke Paris dalam tujuh hari. Tindakan semacam ini hampir setara dengan “meledakkan bom nuklir kronis di Eropa.”

Sementara itu, sejak 22 Maret lalu, militer Rusia telah meningkatkan serangan terhadap ibu kota Ukraina, Kyiv, serta infrastruktur energi di sekitarnya. Ratusan drone menyerang Kyiv dan kota-kota sekitarnya, menyebabkan ledakan di gardu listrik dan jaringan gas, yang memperburuk krisis pasokan energi Ukraina. Meskipun negara-negara Barat terus mengirimkan senjata dan amunisi, dampaknya terhadap medan pertempuran di garis depan Ukraina mulai melemah.

Menghadapi kemunduran beruntun di garis depan serta semakin berkurangnya dukungan dari Barat, pihak internal Ukraina tampaknya mulai mempertimbangkan jalur respons yang lebih ekstrem. Diketahui, kubu mantan Presiden AS, Donald Trump telah mengusulkan untuk mengambil alih pengelolaan PLTN di Ukraina—secara formal disebut untuk membantu menjaga keselamatan dan teknologi energi—namun secara luas dipandang sebagai upaya AS untuk mengendalikan fasilitas nuklir Ukraina agar tidak berubah menjadi senjata bencana.

Saat ini, sejumlah negara Eropa pun mulai menyuarakan sikap keras. Seorang jenderal senior Inggris yang telah pensiun memperingatkan Rusia bahwa kapal selam nuklir Inggris dapat menggunakan rudal Trident untuk menghancurkan 40 kota di Rusia. Sementara itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron secara tegas memperingatkan bahwa bila setelah perang nanti ada negara yang menempatkan pasukan di Ukraina, maka Rusia akan merespons dengan tembakan.

Sebagai balasan, militer Rusia segera mengerahkan pasukan rudal “Iskander” dan “Zirkon” yang mampu membawa hulu ledak nuklir, dengan sasaran langsung ke jantung Eropa.

Perang antara Rusia dan Ukraina kini telah memasuki tahun ketiga. Meskipun Rusia mengklaim telah meraih keunggulan di beberapa wilayah, namun konsekuensinya  adalah korban lebih dari 700.000 orang tewas atau terluka. Di sisi lain, Ukraina terus berjuang dalam kondisi terisolasi dan hampir menjadi ladang hangus.Menghadapi potensi krisis nuklir ini, masyarakat internasional menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menghindari membawa perang menuju jurang kehancuran yang tak bisa diperbaiki. (jhn/yn)

Einstein Salah? Penemuan Baru Ini Mengguncang Pemahaman Kita tentang Ruang dan Waktu!

EtIndonesia. Tahukah kamu? Di alam semesta ini, tersembunyi satu “pemberontak misterius” yang diam-diam memainkan peran penting—Energi Gelap (Dark Energy). Dia tak hanya berperan sebagai “mesin turbo” yang membuat alam semesta mengembang makin cepat, tapi juga memiliki sifat yang sulit ditebak, bisa berubah seiring waktu! Singkatnya, dia seperti “anak nakal” yang tak mau diatur oleh hukum-hukum yang kita kenal!

Belakangan ini, para ilmuwan menemukan bahwa kenakalan energi gelap ini mungkin akan jadi tantangan besar bagi teori alam semesta Einstein—bahkan bisa membalikkan seluruh pemahaman kita tentang ruang dan waktu.

Siapa yang membocorkan “gosip” mengejutkan ini?

Menurut laporan dari BBC, semua ini berawal dari temuan Dark Energy Spectroscopic Instrument (DESI) milik AS. Alat canggih ini ibarat “mata super” yang ditempatkan di Observatorium Nasional Kitt Peak di Arizona, lengkap dengan 5.000 serat optik—seolah-olah memiliki ribuan “mata mini” yang sibuk memindai galaksi setiap detik. Bisa dibilang, ini adalah detektif galaksi paling gesit yang kita punya saat ini.

Baru-baru ini, DESI mengirimkan kabar mengejutkan: kekuatan energi gelap tampaknya tidak konstan, melainkan bisa “berubah wajah” seiring waktu!

Saat itu, para ilmuwan dari Amerika Serikat dan Australia menemukan bahwa alam semesta bukannya melambat akibat gravitasi, justru malah mempercepat ekspansinya, seolah-olah ada kekuatan tersembunyi yang menekan pedal gas. Kekuatan itu diberi nama keren: Energi Gelap.

Hingga hari ini, apa sebenarnya energi gelap itu masih misterius. Namun para ilmuwan bisa mengamati kecepatan menjauhnya galaksi (dalam istilah ilmiah disebut “kecepatan resesi”) untuk mempelajari tabiat energi gelap.

Tahun lalu, tim DESI untuk pertama kalinya menangkap sinyal bahwa energi gelap mungkin berubah seiring waktu. Awalnya, banyak yang mengira ini hanya gangguan data semata. Tapi setelah setahun berlalu, gangguan itu bukannya hilang—malah semakin jelas terlihat!

Reaksi Ilmuwan

Profesor Seshadri Nadathur dari Universitas Portsmouth, Inggris, dengan tekun memeriksa ulang data bersama timnya. Hasilnya? Dia dengan mantap mengatakan: “Ini bukan kesalahan data. Ini adalah aksi nyata energi gelap!”

Namun dari sisi lain, Profesor Catherine Heymans, astronom kerajaan dari Skotlandia dan profesor di Universitas Edinburgh, mengingatkan untuk tetap hati-hati. 

“Data tahun 2024 ini masih baru sekali, harus dicek ulang berkali-kali. Tapi kalau gangguan ini terus muncul dan tak mau hilang, bisa jadi ini adalah penemuan besar!” Ujarnya. 

Dia menambahkan: “Energi gelap jauh lebih aneh dari yang kita bayangkan—ia benar-benar misteri yang sulit ditebak.”

Sedangkan Profesor Ofer Lahav dari University College London hanya bisa angkat tangan sambil bersemangat: “Saya juga belum tahu penyebabnya! Tapi kalau ini benar, kita harus menyusun teori baru dari nol! Bukankah inilah yang membuat sains begitu seru? Selalu penuh kejutan!”

Petualangan ini belum berakhir. Dalam dua tahun ke depan, DESI akan terus mengamati sekitar 50 juta galaksi dan objek terang di langit, demi menguak siapa sebenarnya energi gelap itu. Proyek ini melibatkan lebih dari 900 peneliti dari 70 lebih institusi internasional, termasuk dari Universitas Durham, University College London, dan Universitas Portsmouth.

Tak mau ketinggalan, Teleskop Luar Angkasa Euclid milik Badan Antariksa Eropa (ESA), yang diluncurkan pada tahun 2023, juga ikut turun tangan. Dengan kemampuan mengamati lebih jauh dan lebih detail, Euclid baru-baru ini mengirimkan “foto-foto alam semesta” yang sangat tajam dan menakjubkan.

Dengan bantuan para “detektif antariksa” ini, sampai kapan energi gelap bisa terus sembunyi?

Sebuah babak baru dalam sejarah sains?

Meski saat ini belum bisa disimpulkan secara pasti, namun dunia astronomi sudah heboh. Bila hasil ini terbukti, bukan hanya teori Einstein yang harus direvisi besar-besaran, tapi seluruh cara kita memandang alam semesta—termasuk ruang dan waktu—bisa berubah total.

Kira-kira, energi gelap ini akan menjadi “pemberontak” seperti apa? Akankah ia mengubah seluruh “naskah” semesta? Kita nantikan saja babak berikutnya dari misteri terbesar alam semesta ini. (jhn/yn)

Gelombang Protes Melanda 55 Provinsi di Turki! Lebih dari Seribu Orang Ditangkap – Seorang Demonstran Melamar Kekasihnya di Depan Barikade Polisi

EtIndonesia. Kota terbesar di Turki, Istanbul, kembali dipenuhi oleh ribuan mahasiswa yang turun ke jalan pada hari Senin (25/3), memprotes penangkapan dan pemenjaraan Wali Kota Istanbul sekaligus tokoh oposisi terkemuka, Ekrem İmamoğlu. Peristiwa ini telah memicu gejolak sosial terparah dalam beberapa tahun terakhir di Turki.

Menurut laporan AFP, sejak İmamoğlu ditahan pada 19 Maret lalu, aksi unjuk rasa dengan cepat menyebar ke setidaknya 55 dari 81 provinsi di seluruh Turki. Bentrokan keras antara demonstran dan polisi antihuru-hara pun terjadi di berbagai daerah, menarik perhatian dan kecaman dari komunitas internasional.

Kementerian Dalam Negeri Turki menyebutkan bahwa dalam enam hari terakhir, lebih dari 1.130 orang telah ditangkap. Pada Senin malam saja, 43 orang ditahan, termasuk 956 orang yang dituduh menghasut kerusuhan melalui media sosial, serta beberapa jurnalis termasuk seorang fotografer dari AFP.

İmamoğlu, 53 tahun, adalah anggota Partai Rakyat Republik (CHP) dan dianggap sebagai satu-satunya tokoh oposisi yang berpotensi mengalahkan Presiden Recep Tayyip Erdoğan dalam pemilu. Mantan Wali Kota Istanbul itu kini ditahan karena penyelidikan atas dugaan korupsi dan terorisme. Dalam waktu hanya empat hari, dia dicopot dari jabatannya dan kehilangan hak untuk menduduki jabatan publik.

Pada Senin siang, mahasiswa dari berbagai universitas di Istanbul dan Ankara melakukan mogok kuliah dan turun ke jalan. Di Istanbul, mereka berbaris sambil meneriakkan slogan-slogan, mengibarkan bendera, dan berjalan menuju distrik Beşiktaş di tepi Selat Bosphorus. Sepanjang jalan, warga kota ikut mendukung dengan menabuh panci dan wajan dari jendela rumah mereka. Para mahasiswa kemudian melanjutkan aksi mereka ke wilayah Semenanjung Bersejarah dan bergabung dengan demonstran lain yang berkumpul di depan Balai Kota pada malam harinya.

Ketua Partai Rakyat Republik, Özgür Özel, dalam orasinya mengatakan: “Ini bukan sekadar aksi unjuk rasa, ini adalah tantangan terhadap fasisme!” Dia juga menyerukan boikot terhadap saluran televisi dan perusahaan yang pro-pemerintah.

Sementara itu, Presiden Erdoğan menuduh oposisi menghasut kekacauan, usai rapat kabinet. Dia menegaskan bahwa kondisi ekonomi masih terkendali dan pemerintah berhasil meredam gejolak pasar. Namun, dampak penahanan İmamoğlu terhadap perekonomian tak dapat dipungkiri. Nilai tukar lira Turki tertekan, dan indeks saham Istanbul anjlok hampir 8% pada Jumat lalu, meskipun sempat pulih sedikit sekitar 3% pada Senin.

Pada Minggu sebelumnya, İmamoğlu resmi diumumkan sebagai calon presiden dari CHP untuk pemilu 2028, dan banyak pihak meyakini bahwa penangkapan terhadap dirinya terjadi tepat menjelang pengumuman tersebut sebagai bentuk tekanan politik yang terorganisir.

Penahanan İmamoğlu telah memicu reaksi keras baik di dalam negeri maupun luar negeri. Jerman menyebut tindakan tersebut sebagai “sama sekali tidak dapat diterima,” sementara Yunani menyatakan bahwa “pelanggaran terhadap kebebasan sipil tidak dapat ditoleransi.” Uni Eropa menyerukan kepada Pemerintah Turki untuk menunjukkan komitmen nyata terhadap prinsip demokrasi, dan Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut insiden ini sebagai “serangan serius terhadap demokrasi.”

Pada Senin pagi, polisi juga menggerebek rumah sejumlah jurnalis dan menangkap 10 orang pekerja media. Serikat Jurnalis Turki, Asosiasi Wartawan, dan beberapa organisasi pers lainnya mengeluarkan pernyataan bersama mengecam represi terhadap pers, dengan seruan: “Hentikan serangan terhadap jurnalis!” Organisasi Reporter Tanpa Batas (RSF) turut menyerukan agar para jurnalis yang ditahan segera dibebaskan.

Dilek Kaya İmamoğlu, istri dari İmamoğlu, turut menyuarakan keprihatinannya lewat media sosial X: “Penindasan terhadap jurnalis adalah pelanggaran terhadap kebebasan. Kita tidak boleh diam saja.”

Dari balik jeruji, İmamoğlu mengirimkan pesan melalui pengacaranya, menyatakan tekadnya untuk tidak tunduk terhadap penganiayaan politik.“Saya mengenakan kemeja putih yang tak bisa kalian nodai. Saya memiliki semangat yang tak bisa kalian bengkokkan. Saya tidak akan mundur. Saya akan memenangkan perjuangan ini,” katanya. (jhn/yn)

Gempa Bumi Magnitudo 5.1 di Hualien, Taiwan – 3 Menit Kemudian, Gempa Magnitudo 6.7 di Lepas Pantai Pulau Selatan, Selandia Baru

EtIndonesia.  Badan Meteorologi Pusat Taiwan melaporkan pada 25 Maret 2025 pukul 09:40 waktu setempat, terjadi gempa berkekuatan 5.1 di Hualien, dengan kedalaman 25.3 km dan pusat gempa terletak 9.7 km di sebelah selatan-tenggara Kantor Pemerintah Kabupaten Hualien (di lepas pantai Hualien).

Dilansir dari Central News Agency (CNA), Kepala Pusat Seismologi Wu Jianfu menjelaskan bahwa karena gempa besar 403 tahun lalu (3 April 2024) sudah berlalu hampir setahun dan frekuensi gempa susulannya telah berkurang, maka gempa ini diperkirakan merupakan kejadian yang berdiri sendiri, bukan susulan dari gempa sebelumnya.

Wu juga menjelaskan bahwa gempa ini disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, dan diperkirakan dalam tiga hari ke depan masih akan ada gempa susulan dengan magnitudo 4 hingga 4.5. Mengingat Hualien merupakan daerah yang sering mengalami gempa, warga dihimbau untuk tetap waspada dan melakukan tindakan pencegahan gempa.

Tak lama setelah gempa di Taiwan, Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat gempa berkekuatan 7.0 di lepas pantai Pulau Selatan, Selandia Baru, pada pukul 14:43 waktu setempat (09:43 waktu Taiwan). Namun, kekuatan gempa kemudian direvisi menjadi 6.8, dan akhirnya ditetapkan pada magnitudo 6.7.

Pusat gempa berada di lepas pantai barat daya Pulau Selatan dengan kedalaman hanya 10 km, yang berarti gempa ini cukup dangkal dan berpotensi menyebabkan guncangan kuat di wilayah sekitarnya.

Badan Meteorologi Taiwan mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap guncangan kuat dan segera mencari tempat berlindung dengan metode “Duduk, Berlindung, dan Bertahan” saat terjadi gempa. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Pertemuan Rahasia di Riyadh : Negosiasi Gencatan Senjata Rusia-Ukraina, AS Tetapkan Garis Merah

EtIndonesia. Pada 24 Maret, perwakilan dari Amerika Serikat, Rusia, dan Ukraina berkumpul di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, untuk menggelar serangkaian negosiasi guna mencapai kesepakatan gencatan senjata parsial.

Negosiasi berlangsung di hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh, yang menarik perhatian media Amerika karena desainnya yang megah dengan gaya Islam, pohon palem berjejer, air mancur besar, aula tinggi, lampu gantung kristal, serta lantai marmer.

 Arab Saudi, sebagai tuan rumah, berupaya memainkan peran sebagai mediator netral, meskipun kerjasamanya yang erat dengan Rusia dalam sektor energi menimbulkan kecurigaan.

Pada 23 Maret, delegasi AS lebih dulu bertemu dengan tim Ukraina untuk pembicaraan panjang. Fokus utama negosiasi mencakup:

  • Gencatan senjata di Laut Hitam untuk menjamin keamanan jalur perdagangan maritim.
  • Perlindungan terhadap infrastruktur energi dan fasilitas penting Ukraina dari serangan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut pertemuan ini sebagai “konstruktif.”

Keesokan harinya, delegasi AS bertemu dengan perwakilan Rusia di tempat yang sama. Media Rusia melaporkan bahwa tujuan utama perundingan ini adalah merumuskan perjanjian gencatan senjata sementara selama 30 hari, yang berpotensi membuka jalan bagi gencatan senjata penuh.

Sikap AS dan Rusia

Utusan khusus AS, Steve Witkoff, menyatakan dalam wawancara dengan Fox News bahwa dirinya optimis dengan hasil perundingan. Ia menekankan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Laut Hitam adalah prioritas AS, yang digambarkan sebagai “garis merah” dalam negosiasi.

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan syarat tambahan untuk gencatan senjata penuh, termasuk:

  1. Ukraina harus menghentikan mobilisasi militernya.
  2. Barat harus menghentikan bantuan militer ke Ukraina.

Syarat-syarat ini ditolak oleh Ukraina dan sekutunya.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah menghubungi pemimpin Rusia dan Ukraina, yang pada 20 Maret sepakat secara prinsip untuk gencatan senjata terbatas. Namun, ada perbedaan pandangan:

  • Gedung Putih ingin gencatan senjata mencakup perlindungan terhadap “energi dan infrastruktur” Ukraina.
  • Kremlin ingin membatasi gencatan senjata hanya pada “infrastruktur energi” saja.
  • Zelenskyy menuntut agar jalur kereta api dan pelabuhan juga dimasukkan dalam perjanjian perlindungan.

Beberapa jam setelah pertemuan antara AS dan Ukraina pada 24 Maret, Rusia kembali melancarkan serangan drone ke wilayah Ukraina, menyebabkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Sementara itu, Rusia menuduh Ukraina menyerang fasilitas gas alam di wilayah Kursk. Ukraina membantah dan menyebut tuduhan itu sebagai rekayasa Rusia.

Washington berharap dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelum 20 April. Namun, Gedung Putih mengakui bahwa perbedaan sikap antara Rusia dan Ukraina masih terlalu besar, sehingga tenggat waktu ini kemungkinan akan tertunda. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

AS–Rusia Gagal Keluarkan Pernyataan Bersama Usai Perundingan: Rusia Menyalahkan Sikap Ukraina

EtIndonesia. Perundingan antara Amerika Serikat dan Rusia terkait upaya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina telah berakhir tanpa kesepakatan, dan tanpa pernyataan bersama, sebagaimana sebelumnya banyak diperkirakan. Hal ini dikonfirmasi oleh kantor berita Rusia Interfax.

Menurut laporan CNN yang mengutip Interfax, Vladimir Chizhov, Wakil Ketua Pertama Komite Pertahanan dan Keamanan Dewan Federasi (majelis tinggi parlemen Rusia), menyampaikan kepada saluran televisi nasional Rossiya-24 bahwa kegagalan merilis pernyataan bersama disebabkan oleh sikap Ukraina yang tidak dapat diterima oleh pihak Rusia.

Chizhov mengatakan: “Faktanya, mereka telah duduk selama 12 jam dan tampaknya telah mencapai kesepakatan tentang pernyataan bersama. Namun, karena sikap Ukraina, kesepakatan itu tidak diadopsi.”

Sebelumnya, AS dan Rusia telah menyelesaikan perundingan di Arab Saudi pada tanggal 24 Maret, yang berlangsung lebih dari 12 jam, dengan fokus pada gencatan senjata di kawasan Laut Hitam. Namun, saat itu belum ada kejelasan soal hasil akhir dari pembicaraan tersebut.

Menurut laporan Reuters, seorang sumber menyebutkan bahwa kedua pihak telah menyusun draf pernyataan bersama dan rencananya akan diumumkan pada tanggal 25 Maret setelah disetujui bersama.

Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa delegasi Rusia tidak berencana menandatangani dokumen apa pun setelah perundingan. Dalam pernyataannya kepada kantor berita Sputnik, Peskov menjelaskan bahwa pertemuan tersebut bersifat teknis dan mendalam, sehingga isinya tidak akan dipublikasikan kepada publik.

Peskov menegaskan: “Ini adalah perundingan teknis yang sangat detail. Oleh karena itu, tentu saja, tidak akan ada isi teknis yang diumumkan. Tidak perlu mengharapkan itu. Selain itu, laporan dari pertemuan di Riyadh sedang dianalisis, baru kemudian kita bisa berbicara tentang pemahaman lebih lanjut.”

Terkait potensi pertemuan tingkat tinggi, Peskov menambahkan bahwa belum ada rencana pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS,  Donald Trump, tetapi jika diperlukan, pertemuan dapat segera diselenggarakan.

“Sampai saat ini belum ada rencana untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi. Namun jika diperlukan, Anda tahu, semuanya bisa disiapkan dengan cepat,” ujarnya.

AS: Rusia dan Ukraina Setuju Menjamin Keamanan Jalur Pelayaran di Laut Hitam

Sementara itu, Gedung Putih menyatakan bahwa pada hari ini (25 Maret), perundingan yang dilakukan secara terpisah antara Amerika Serikat dengan Rusia dan Ukraina di Arab Saudi telah menghasilkan kesepakatan. Kedua pihak sepakat untuk menghindari serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Hitam, serta menyepakati larangan menyerang infrastruktur energi di wilayah masing-masing.

Dalam pernyataan resminya, Gedung Putih mengatakan: “Rusia dan Ukraina setuju untuk menjaga keselamatan pelayaran di Laut Hitam, menghindari penggunaan kekuatan, serta tidak memanfaatkan kapal dagang untuk tujuan militer.”

Menurut Reuters, jika kesepakatan ini benar-benar dijalankan, maka hal ini akan menjadi tanda paling nyata sejauh ini menuju gencatan senjata yang lebih luas, dan berpotensi menjadi batu loncatan menuju perdamaian dalam perang Rusia–Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Namun demikian, pihak Kremlin tetap bersikap skeptis. Mereka menegaskan bahwa Rusia tidak bisa mempercayai Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dan hanya akan menandatangani perjanjian tersebut jika Washington memaksa Zelenskyy untuk serius menghormatinya.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan melalui siaran televisi: “Kami membutuhkan jaminan yang nyata dan pasti.”

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa Kiev telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Laut Hitam, dan setuju untuk menahan diri dari menyerang infrastruktur energi di wilayah Rusia, sebagai bagian dari langkah menuju de-eskalasi konflik. (jhn/yn)

“Bayi Abad Ini” dari Tiongkok, Qian Qian Meninggal Dunia – Sang Ibu Ungkap Ada Kejanggalan

0

EtIndonesia. Berita meninggalnya Qian Qian, yang dikenal sebagai “Bayi Abad Ini” di Tiongkok, pada 9 Maret 2025 menjadi viral pada 24 Maret. Seorang warganet yang mengaku sebagai kakaknya menyebut penyebab kematian Qian Qian adalah henti jantung mendadak (sudden cardiac death). Namun, sang ibu mengungkap bahwa kematian putrinya terkait dengan malpraktek medis.

Qian Qian lahir pada 1 Januari 2000 tepat pukul 00:00, sehingga dijuluki sebagai “Bayi Abad Ini” di Tiongkok. Namun, di usia yang baru 25 tahun, dia tiba-tiba dikabarkan meninggal dunia.

Sang ibu mengungkap bahwa Qian Qian bekerja sebagai guru musik di Tianjin. Pada 3 Maret, dia mulai mengalami demam dan sakit perut. Setelah bertahan selama 5 hari, dia naik bus pulang ke kampung halamannya di Changzhi, Shanxi, pada 8 Maret. Malam harinya, keluarga membawanya ke rumah sakit, namun keesokan harinya, 9 Maret, ia tiba-tiba mengalami koma dan meninggal dunia pada malam harinya.

Sang ibu, yang merupakan seorang guru di SMA No. 5 Changzhi, mengungkapkan di media sosial bahwa kematian putrinya adalah akibat kesalahan medis yang serius. Dia menulis:

“Saat ini kasusnya sedang dalam proses penyelidikan. Kami berharap pihak terkait dan rumah sakit bisa memberikan keadilan bagi pasien dan keluarganya.”

Qianqian, “bayi abad ini” Tiongkok, lahir pada pukul 00:00 tahun 2000 dan meninggal pada 9 Maret 2025. Ibu Qianqian mengungkapkan bahwa kematian putrinya adalah kecelakaan medis. (Tangkapan layar Weibo)

Namun, sang ibu tidak mengungkapkan detail lebih lanjut mengenai dugaan malpraktik tersebut.

Seorang warganet yang mengaku sebagai kakak Qian Qian menyebut bahwa penyebab kematian adalah henti jantung mendadak. Dia juga menegaskan bahwa adiknya meninggal tanpa mengalami penderitaan.

Henti jantung mendadak biasanya terjadi secara tak terduga dan sangat sulit untuk dicegah. Penderitanya bisa kehilangan kesadaran dalam hitungan detik dan meninggal dalam waktu singkat.

Menurut sepupunya, Sun, Qian Qian berhasil masuk ke Tianjin Conservatory of Music pada usia 17 tahun. Setelah lulus, ia menetap di Tianjin dan bekerja di bidang musik serta pertunjukan, bahkan membeli sebuah apartemen di kota tersebut.

Namun, 8 Maret, dia tiba-tiba memutuskan pulang ke kampung halaman di Changzhi. Sun mengatakan: “Seolah-olah dia punya firasat. Biasanya, dia hanya pulang sekali atau dua kali dalam setahun, tapi kali ini dia tiba-tiba bilang ingin pulang. Kami juga merasa aneh.”

Saat itu, Qian Qian sedang demam tinggi mencapai 39°C. Teman-temannya menyarankan agar dia naik kereta cepat, tetapi dia memilih naik bus selama 8 jam demi membawa serta kucing peliharaannya.

Pada  8 Maret malam, keluarga membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan, tetapi hasilnya tidak menunjukkan penyakit yang serius. Namun, pada 9 Maret dini hari, ketika teman-temannya mencoba menghubunginya lagi, mereka tidak pernah mendapat balasan.

Unggahan terakhir Qian Qian di media sosial adalah pada 25 Desember 2024, di mana dia membagikan foto dirinya. Sebelumnya, dia juga sering mengunggah video saat mengajar murid-muridnya, serta cuplikan kehidupan dan pekerjaannya sehari-hari.

Kasus ini kini sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Lima Warga Tiongkok Gagal Menyelundup, Ditangkap oleh Pemerintah Filipina

EtIndonesia. Filipina baru-baru ini menggagalkan upaya penyelundupan lima warga negara Tiongkok. Para tersangka, yang diduga terlibat dalam perjudian ilegal dan perdagangan manusia, mencoba melarikan diri dengan kapal, tetapi akhirnya tertangkap setelah kapal mereka mengalami kerusakan.

Dalam pernyataan resmi, Biro Imigrasi Filipina mengkonfirmasi bahwa pada Sabtu, 22 Maret 2025, mereka menangkap lima warga Tiongkok yang masuk dalam daftar hitam di Bandara Internasional Zamboanga.

Kelima tersangka adalah:

  • Ying Guanzhen,
  • Yang Jinlong,
  • Liu Xin,
  • Shen Kan,
  • Luo Honglin.

Dua di antaranya adalah buronan yang dicari oleh otoritas Tiongkok.

Menurut Biro Imigrasi, para tersangka terlibat dalam kasino online ilegal Lucky South 99, yang sebelumnya telah digerebek oleh pihak berwenang. Kasino ini dituduh menjalankan perdagangan manusia, penipuan, dan eksploitasi seksual.

Direktur Imigrasi Filipina, Norman Tansingco, menyatakan bahwa kelima orang tersebut telah lama masuk dalam daftar hitam karena melanggar aturan imigrasi.

Saat ini, kasus ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Jurnalis Masuk ke Grup Keamanan Nasional AS, Rencana Serangan terhadap Houthi Bocor

Sebuah kebocoran informasi terjadi di Amerika Serikat. Seorang pemimpin redaksi media berhasil masuk ke dalam grup pesan instan yang berisi pejabat tinggi Pentagon dan mendapatkan akses ke rencana operasi militer AS terhadap kelompok teroris Houthi di Yaman.

EtIndonesia. Pada 24 Maret, media The Atlantic menerbitkan laporan tentang rencana serangan militer AS terhadap kelompok Houthi di Yaman. Jeffrey Goldberg, pemimpin redaksi The Atlantic, mengungkapkan bahwa dirinya tiba-tiba dimasukkan ke dalam grup percakapan aplikasi Signal yang beranggotakan Menteri Pertahanan AS dan penasihat keamanan nasional senior.

Dalam grup tersebut, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, membagikan detail rencana serangan, termasuk target, jenis senjata yang akan digunakan, serta prioritas serangan.

 Dewan Keamanan Nasional AS menyatakan sedang menyelidiki bagaimana nomor telepon jurnalis tersebut bisa dimasukkan ke dalam grup percakapan tingkat tinggi tersebut.

 Menanggapi insiden ini, Presiden Donald Trump mengatakan:  “Saya tidak tahu apa pun tentang ini. Saya bukan penggemar The Atlantic. Menurut saya, itu hanya majalah yang akan segera bangkrut. Saya bahkan tidak menganggapnya sebagai majalah. Tapi saya tidak tahu apa-apa tentang ini. Apa yang sebenarnya mereka lakukan?”

Saat kebocoran ini terjadi, Departemen Pertahanan sedang menyelidiki siapa yang membocorkan informasi tersebut. Pekan lalu, kepala kantor efisiensi pemerintahan, Elon Musk, mengunjungi Pentagon untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Pertemuan tersebut membahas upaya pengurangan pemborosan anggaran dan inovasi dalam sistem pertahanan.

Namun, The New York Times melaporkan bahwa Departemen Pertahanan  memberikan pengarahan kepada Musk tentang rencana perang AS melawan PKT. Pentagon dan Gedung Putih segera membantah laporan tersebut dan meluncurkan penyelidikan internal terhadap pihak yang menyebarkan berita palsu di dalam departemen pertahanan.

Hingga saat ini, Pentagon belum memberikan tanggapan resmi terhadap laporan The Atlantic. Menteri Pertahanan Hegseth saat ini sedang melakukan kunjungan ke kawasan Indo-Pasifik, termasuk Hawaii, Guam, Filipina, dan Jepang. (Hui)

Sumber : NTDTV.com