Secretchina.com
Pada pembukaan acara tahunan terbesar militer dan diplomasi Tiongkok, “Forum Xiangshan,” mantan pejabat Ukraina menyatakan bahwa Presiden Tiongkok, Xi Jinping, kemungkinan akan bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Oktober mendatang. Sebelumnya Zelensky menolak inisiatif perdamaian perang Rusia-Ukraina yang diajukan oleh otoritas Beijing dan Brasil.
Menurut laporan Reuters, pada Kamis (12/9), mantan Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Oleksandr Chalyi, mengatakan dalam pembukaan Forum Xiangshan bahwa hubungan diplomatik antara Kiev dan Beijing telah membaik, sehingga pertemuan antara Xi dan Zelensky kini dapat diadakan. Chalyi menyatakan, “Sekarang, semua orang di Ukraina menunggu adanya kontak langsung antara Presiden Zelensky dan Presiden Xi Jinping.” Pada Forum Xiangshan, Direktur Institut Studi Eropa di Akademi Studi Internasional Tiongkok, Cui Tiankai, menyatakan bahwa Tiongkok terbuka untuk berpartisipasi dalam KTT Perdamaian Ukraina di masa depan, karena tidak ingin upayanya “sia-sia.”
Ketika ditanya tentang kemungkinan pertemuan antara Xi dan Zelensky, Cui Tiankai mengatakan, “Kami bersedia melakukan apa pun yang mendukung perdamaian.”
Beijing mengklaim bersikap netral selama perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama 30 bulan, tetapi tetap menjaga hubungan strategis yang erat dengan Moskow. Baik Tiongkok maupun Rusia tidak menghadiri KTT perdamaian yang diselenggarakan Ukraina di Swiss pada Juni lalu. Zelensky berencana mengadakan KTT perdamaian Ukraina lainnya pada bulan November, dan kali ini mengundang Rusia untuk berpartisipasi.
Pada Juli lalu, Menteri Luar Negeri Ukraina saat itu, Dmytro Kuleba, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, di Beijing. Ukraina menjadi salah satu dari 90 negara dan organisasi internasional yang diwakili dalam Forum Xiangshan yang diadakan di Beijing dari 12 hingga 14 September, dengan tema “Mendorong Perdamaian, Membangun Masa Depan Bersama.”
Meskipun terlibat dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan, Beijing berusaha memposisikan dirinya sebagai peserta yang bertanggung jawab dalam konflik internasional. Negara-negara Barat mengkhawatirkan kerjasama militer yang semakin erat antara Beijing dan Moskow serta tindakan “berbahaya” Tiongkok di Laut China Selatan. Pada Juli lalu, Beijing dan Belarus mengadakan latihan militer bersama hanya beberapa kilometer dari perbatasan Polandia, anggota NATO.
Rick Waters, mantan Koordinator Tiongkok di Departemen Luar Negeri AS dan sekarang Managing Director di Eurasia Group, menyambut baik pembekuan hubungan kedua negara, tetapi menambahkan, “Pertanyaannya adalah, apakah hubungan ini dapat bertahan di masa krisis?”
Zelensky Menolak Inisiatif Perdamaian Tiongkok-Brasil
Pada Mei 2024 lalu, otoritas Beijing dan Brasil menyerukan konferensi perdamaian internasional yang diakui oleh Rusia dan Ukraina, dengan semua pihak berpartisipasi secara setara dan mendiskusikan semua rencana perdamaian secara adil.
Menanggapi inisiatif perdamaian perang Rusia-Ukraina yang diajukan oleh Tiongkok dan Brasil, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak inisiatif ini pada wawancara dengan media Brasil, Metropoles, pada 11 September. Ia menyebut inisiatif ini sebagai proposal yang “merusak.” Ia juga mengeluhkan bahwa pemerintah Kiev tidak dilibatkan dalam proses ini.
Zelensky berkata, “Inisiatif Tiongkok-Brasil ini adalah… merusak, ini hanya sebuah pernyataan politik.” “Bagaimana bisa Anda mengajukan inisiatif perdamaian tanpa melibatkan kami sama sekali?”
Menurut video yang dirilis oleh Metropoles, Presiden Ukraina mengatakan bahwa inisiatif tersebut tidak menghormati Ukraina dan keutuhan wilayahnya. Ia menegaskan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, harus mengambil langkah konkret untuk menunjukkan keinginannya mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Zelensky juga menyatakan bahwa ia telah mengusulkan untuk berdiskusi dengan otoritas Beijing dan Brasil mengenai proposal ini. (jhon)