ETIndonesia- Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir yang merendam dua desa di Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Jumat (17/12), pukul 15.00 WIB.
Adapun desa terdampak antara lain Desa Mongan Poula dan Siberut. Terdapat 446 unit rumah terendam banjir dan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai melaporkan kondisi terkini banjir telah surut dan sebagian warga yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
“Banjir di dua desa Kecamatan Siberut Utara saat ini sudah surut,” tutur Amir Ahmari, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui pesan singkat, Minggu (19/12) yang diteruskan oleh Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
“Sebagian warga yang mengungsi di rumah kerabat telah kembali ke rumah masing-masing,” tambahnya.
BPBD juga mendata sebagian warga terdampak yang masih bertahan di rumah masing-masing dikarenakan sebagian besar rumah warga merupakan rumah panggung. Sedangkan sebagian warga lainnya melakukan evakuasi mandiri ke rumah kerabat yang tidak terdampak banjir.
Sampai saat ini BPBD belum dapat mendistribusikan bantuan bagi warga terdampak akibat gelombang air laut masih cukup besar yang menghambat mobilisasi.
BPBD mengimbau warga setempat untuk tetap waspada melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi peningkatan debit air, mengingat sampai saat ini cuaca pada wilayah terdampak masih diguyur hujan secara berkala.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini hujan intensitas sedang-lebat dapat disertai petir/kilat di wilayah Kepulauan Mentawai, Padang Pariaman, Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Kota Solok, Kab. Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasraya pada Minggu (19/12) sampai Selasa (21/12).
Kajian inaRISK menunjukkan Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 10 kecamatan.
Merespons hal tersebut, BNPB mengimbau masyarakat dan perangkat daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi dan mempersiapkan rencana kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang ada di sekitar wilayah tempat tinggal dengan melakukan upaya mitigasi vegetasi, memelihara daerah resapan, membersihkan saluran air, serta pembersihan material yang bisa menghambat aliran air secara berkala.
Kesiapsiagaan juga dapat dilakukan dengan memantau prakiraan cuaca melalui laman BMKG dan mengetahui potensi bahaya bencana melalui inaRisk. Kemudian perangkat daerah setempat dapat melakukan pemantauan peningkatan debit air ketika hujan intensitas tinggi mengguyur wilayah terkait. Perkuat koordinasi untuk pelaksanaan rencana evakuasi. Masyarakat agar mengikuti instruksi otoritas daerah setempat terkait upaya penanganan saat darurat bencana. (BNPB/asr)
ETIndonesia- Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia, Yuli mendapatkan warisan sebesar NT$2 juta atau sebesar Rp 1 Miliar dari majikannya yang diketahui adalah Chen Sung-young, seorang aktor terkenal di Taiwan.
Dikutip dari Taiwan News, aktor Taiwan Chen Sung-young (陳松勇) meninggal dunia pada usia 80 pada Jumat (17/12/2021).
Chen meninggal dunia pada pukul 15:07 wakti setempat di Rumah Sakit Memorial Taoyuan Chang-Gung di Distrik Guishan, setelah berjuang melawan sejumlah penyakit selama beberapa tahun seperti dilaporkan SET News.
Kondisinya memburuk selama sebulan terakhir dan meskipun dokter mengatakan bahwa hidupnya dapat diperpanjang melalui cuci darah, menurut seorang temannya. Akan tetapi, dia menolak perawatan medis dan memilih perawatan rumah sakit sebagai gantinya.
Chen mulai dikenal sebagai aktor dimulai pada tahun 1970, dan ia memainkan berbagai drama dan film populer selama beberapa dekade, termasuk peran utama dengan Jet Li (李連杰) dalam komedi aksi Hong Kong “Fong Sai-yuk.”
Pada tahun 1989, ia memenangkan Golden Horse Award untuk drama sejarah Taiwan “A City of Sadness” yang disutradarai oleh Hou Hsiao-hsien.
Dia pensiun dari industri hiburan pada 2000 dan kesehatannya terus menurun. Dia menderita stroke pada tahun 2006, sakit maag pada tahun 2009, dan jatuh dan mengidap edema paru pada tahun 2016.
Chen Sung-young tidak pernah menikah, tetapi dalam beberapa tahun terakhir menjadi sangat dekat dengan pengasuhnya asal Indonesia yang diidentifikasi sebagai “Yule,” yang dengan penuh kasih, disebutnya sebagai putrinya sendiri.
Chen sebelumnya menyatakan bahwa dia telah memberinya NT$1.200.000 (US$43.000) perhiasan emas dan dalam sebuah wawancara dengan Apple Daily. Ia juga mengatakan bahwa ketika Yule kembali ke Indonesia atau dia meninggal dunia, dia akan mewarisi NT$2 juta untuk membantu membeli tanah untuk memulai bisnis. bisnis di negara asalnya. (asr)
Delegasi parlemen Prancis beranggotakan 6 orang yang dipimpin oleh Francois de Rugy selaku kepala kelompok Persahabatan Taiwan di Majelis Nasional Prancis, tiba di Bandara Taoyuan untuk kunjungan persahabatan selama lima hari ke Taiwan, pada Rabu (15/12/2021).
Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan Tien Chung-kwang pergi ke bandara untuk menyambut delegasi kongres Prancis kedua ke Taiwan dalam lebih dari dua bulan.
Kunjungan yang dipimpin oleh Francois de Rugy, mantan Ketua Majelis Nasional Prancis dan Ketua Taiwan Friends Group saat ini, diperkirakan akan berlangsung selama 5 hari dan juga akan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Francois de Rugy mengatakan, pihaknya berharap dapat berkomunikasi tentang semua aspek hubungan antara Taiwan, Uni Eropa, dan Prancis, termasuk ekonomi, budaya, dan semua masalah utama Prancis.
Dua minggu lalu, Majelis Nasional Prancis baru saja mengeluarkan resolusi untuk mendukung partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional.
Otoritas Beijing, seperti biasa, mengeluarkan peringatan dan ancaman kepada politisi Barat yang mengunjungi Taiwan. Akan tetapi, tampaknya tidak mempengaruhi pertukaran parlemen reguler antara Prancis dan Taiwan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. (hui)
Sebuah penelitian dari University of Hong Kong menunjukkan bahwa orang yang menerima dua dosis vaksin buatan Tiongkok, Sinovac tidak dapat menetralkan varian Omicron. Sedangkan mereka yang menerima dua dosis vaksin Pfizer juga hanya 20% mampu menetralkan serangan varian Omicron.
Media “Ming Pao” Hong Kong melaporkan pada 15 Desember bahwa Omicron akan secara signifikan melemahkan efektivitas vaksin.
Sebuah tim dari Departemen Mikrobiologi University of Hong Kong menunjukkan bahwa serum pasien yang divaksinasi dengan dua dosis vaksin tidak aktif Tiongkok Sinovac tidak dapat menetralisir Omicron. Artinya tidak ada yang memiliki antibodi untuk melawan serangan varian Omicron. Orang yang sudah divaksin dua dosis Pfizer juga secara signifikan kurang efektif, hanya sekitar 1/5 yang dapat menetralkan Omicron.
Menurut Nikkei Asian Review, penelitian ini dipimpin oleh Kwok-Yung Yuen, Ketua Profesor Departemen Mikrobiologi di University of Hong Kong, dan menyelidiki 25 orang yang divaksinasi dengan dua dosis Coronavac dan 25 orang yang divaksinasi dengan dua dosis pfizer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu pun dari 25 orang yang divaksinasi dengan sinovac memiliki kadar antibodi serum yang cukup. Dari 25 orang yang divaksinasi pfizer, hanya 5 orang yang mampu menetralisir varian Omicron.
Laporan tersebut mengutip dari profesor klinis di Departemen Mikrobiologi University of Hong Kong dan anggota tim peneliti, yang menunjukkan bahwa ini berarti efektivitas vaksin yang ada terhadap varian Omicron akan menurun.
Varian Omicron pertama kali dilaporkan oleh Afrika Selatan dan negara-negara Afrika lainnya. Kini telah menyebar ke banyak negara di dunia. Virus ini membawa 32 mutasi dan menggandakan infektivitasnya.
Namun demikian, beberapa ahli mengatakan varian ini sering menyebabkan penyakit ringan. Kasus kematian akibat infeksi Omicron telah dilaporkan di Inggris beberapa hari lalu. Namun demikian, tidak ada penjelasan lebih rinci akibat varian ini. (hui)
Sebanyak 34 entitas yang berlokasi di daratan Tiongkok pada Kamis (16/12/2021) mendapat sanksi dari Kementerian Perdagangan AS, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang bioteknologi dan perusahaan teknologi pengawasan, semuanya berpartisipasi dalam penganiayaan hak asasi manusia yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok.
Seluruh entitas yang dimasukkan dalam daftar sanksi oleh Kementerian Perdagangan AS pada Kamis itu berjumlah 37, tetapi yang 34 itu berlokasi di daratan Tiongkok.
Kementerian Perdagangan AS menyebutkan dalam sebuah pernyataannya bahwa tindakan hari itu adalah “Untuk menanggapi ancaman yang terus berlanjut terhadap keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dikembangkan dan disebarkan oleh Republik Rakyat Tiongkok, dan menggunakan bioteknologi dan teknologi lainnya untuk tujuan aplikasi militer dan pelanggaran hak asasi manusia”.
Entitas Tiongkok yang masuk dalam daftar kali ini antara lain Chinese Academy of Military Medical Sciences (AMMS) dan 11 lembaga penelitian ilmiahnya yang menggunakan bioteknologi untuk mendukung militer Tiongkok. Masing-masing adalah : Health Service and Medical Information Research Institute, Radiology and Medical Research Institute. Lembaga Penelitian Kedokteran Radiasi, Institut Kedokteran Dasar, Institut Kebersihan dan Kedokteran Lingkungan, Institut Epidemiologi Mikroba, Institut Toksikologi dan Obat-obatan, Institut Alat Kesehatan, Institut Bioteknologi, Institut Transfusi Lapangan, Institut Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dan Institut Penelitian Kedokteran Hewan Militer.
Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa entitas-entitas tersebut menggunakan bioteknologi untuk mendukung kebutuhan militer Tiongkok, di antaranya termasuk senjata yang pengontrol otak, yang melanggar keamanan nasional dan kepentingan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. (sin)
Partai Komunis Tiongkok telah mengindustrialisasikan pembunuhan terhadap para tahanan hati nurani untuk memanen organ mereka. Hal demikian harus dihentikan. Penegasan tersebut disampaikan oleh sekelompok Anggota Parlemen Amerika Serikat dan dari negara lainnya saat peringatan Hari HAM Internasional.
“Ini adalah orang-orang hidup yang organ-organnya diambil,” kata Senator Partai Republik Amerika Serikat Scott Perry (R-Pa.) pada webinar 10 Desember yang diselenggarakan oleh Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH) sebuah kelompok etika medis yang berbasis di Washington.
“Kita harus menantang rancangan jahat Partai Komunis Tiongkok, yang perlu untuk menyoroti pengabaian yang asusila terhadap standar dasar kesusilaan manusia,” ujarnya.
Rezim Tiongkok telah bertahun-tahun terlibat dalam panen organ secara paksa dari para tahanan hati nurani pada sebuah “skala substansial,” sebuah temuan pengadilan rakyat yang independen pada tahun 2019.
Praktik tersebut melibatkan organ para tahanan yang diambil saat para tahanan masih hidup, dan kemudian dijual kepada penduduk setempat dan turis yang mencari transplantasi, sebuah bisnis mengerikan yang mengumpulkan keuntungan secara signifikan bagi rezim Tiongkok dan orang-orang yang terlibat.
Sumber utama organ-organ ini adalah para praktisi Falun Gong yang dipenjara, pengadilan rakyat menemukan, bahwa pengadilan rakyat tidak menemukan bukti bahwa Partai Komunis Tiongkok telah menghentikan praktiknya.
Rep. Scott Perry (R-Pa.) di Capitol Hill pada 10 Maret 2021. (Ting Shen-Pool/Getty Images)
Falun Gong adalah sebuah disiplin spiritual yang menampilkan serangkaian ajaran moral berdasarkan prinsip-prinsip Sejati, Baik, dan Sabar, beserta seperangkat latihan meditasi.
Falun Gong menjadi populer dan dilatih sekitar 70 juta hingga 100 juta praktisi di Tiongkok pada tahun 1999, ketika rezim Tiongkok menganggap popularitas Falun Gong yang luas, sebagai sebuah ancaman dan memerintahkan sebuah kampanye besar-besaran untuk membasmi Falun Gong.
‘Pembunuhan yang Dikomersialkan’
Sebuah pameran kontroversial berjudul “Real Bodies” dalam tur keliling dunia, memamerkan bagian tubuh yang diawetkan dengan plastik yang bersumber dari Tiongkok juga menimbulkan pertanyaan yang bermasalah. Bagian tubuh yang diawetkan dengan plastik bersumber dari Dalian, sebuah kota di timur laut Tiongkok yang terkenal dengan kerasnya kampanye penganiayaan terhadap Falun Gong.
Philip Hunt, seorang anggota Dewan Bangsawan Inggris, mengingat satu pameran semacam itu dipajang di kota kelahirannya Birmingham pada tahun 2018. Sementara diiklankan sebagai sebuah cara “memikirkan” untuk “menjelajahi cara kerja bagian dalam dari bentuk manusia,” mayat-mayat itu digunakan tanpa bukti persetujuan yang jelas. Philip Hunt menambahkan bahwa sampai tahun 2013, Dalian menjadi rumah bagi sebuah kamp kerja paksa yang ditugaskan untuk menyiksa para tahanan Falun Gong.
Philip Hunt memperkenalkan “Undang-Undang Turisme Organ dan Mayat-Mayat yang Dipamerkan” yang mana bertujuan untuk menghentikan “pameran tubuh sirkus keliling yang mengerikan” dan mencegah warganegara Inggris untuk bepergian ke Tiongkok untuk melakukan transplantasi organ. Undang-Undang tersebut melalui pembacaan kedua di Dewan Bangsawan Inggris pada bulan Juli, tetapi belum diluluskan.
“Eksploitasi komersial bagian tubuh dalam segala bentuknya secara jelas adalah tidak etis dan menjijikkan. Jika digabungkan dengan pembunuhan massal oleh sebuah negara otoriter, kita tidak dapat berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa,” kata Philip Hunt di panel tersebut.
Panen organ secara paksa, kata Philip Hunt, adalah “pembunuhan komersial dan, tidak diragukan lagi, di antara kejahatan yang paling buruk.”
Sekitar 5.200 praktisi Falun Gong dari Taiwan melakukan latihan di Liberty Square di Aula Peringatan Chiang Kai-shek di Taiwan pada tanggal 1 Mei. (Sun Xiangyi / The Epoch Times)
Berbeda dengan penindasan Partai Komunis Tiongkok terhadap orang-orang Uighur dan minoritas-minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, yang telah ditetapkan sebagai sebuah genosida oleh berbagai lembaga resmi, penganiayaan rezim Tiongkok terhadap Falun Gong belum ditangani secara memadai, menurut Scott Perry.
Beberapa ahli menggambarkan kampanye-kampanye itu, termasuk panen organ oleh Partai Komunis Tiongkok, sebagai genosida.
Sebuah definisi dari sifat kampanye rezim Tiongkok melawan Falun Gong adalah “sangat hilang” dalam kebijakan Amerika Serikat terhadap Tiongkok, kata Scott Perry. Undang-Undang yang diajukan Scott Perry akan mendorong Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk secara resmi memutuskan apakah penganiayaan itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida.
Untuk mengakhiri pelanggaran yang sedang berlangsung ini, orang-orang yang memiliki kebebasan perlu berbicara, kata anggota parlemen Kanada Garnett Genuis.
Nenek Garnett Genius adalah seorang penyintas Holocaust, dan tidak akan hidup tanpa bantuan penduduk setempat sekitarnya yang simpatik yang memberikan tempat berteduh dan bersuara menentang pembunuhan itu.
Setelah Perang Dunia II, dunia telah bersumpah untuk “tidak pernah lagi” membiarkan jenis pelanggaran-pelanggaran yang mengerikan berulang. Tetapi dunia gagal. Sekarang dunia memiliki sebuah tanggung jawab untuk “menghalangi selagi kita masih dapat, melakukan apa yang kita dapat lakukan untuk memenuhi janji itu,” kata Garnett Genuis.
Annick Ponthier, seorang politisi Belgia, pertama kali mengetahui panen organ pada tahun 2020 setelah meninjau putusan pengadilan tahun 2019. Sekarang Annick Ponthier menginginkan Belgia, dan Uni Eropa pada umumnya, untuk mengakhiri kesepakatan investasi dengan Tiongkok untuk menghindari menjadi “kaki tangan dalam kejahatan-kejahatan besar yang dilakukan Tiongkok.”
Pihak berwenang Beijing “tidak memedulikan kehidupan manusia, jika kehidupan itu tidak menguntungkan agenda komunis internal mereka, dan ambisi mereka untuk menjadi sebuah adidaya,” kata Annick Ponthier.
Ia juga mengatakan, dengan rezim Tiongkok yang tidak memiliki niat untuk membatasi model otoriternya di dalam perbatasan Tiongkok, sebuah sikap menentang Partai Komunis Tiongkok “menjadi sebuah sikap untuk hak asasi manusia di seluruh dunia.” (Vv)
ETIndonesia- Berdasarkan kajian Bank Indonesia bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 4,7% sampai dengan 5,5%, inflasi akan terkendali pada posisi 3% (2-4%) dan proyeksi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) yang memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 sebesar 4,3%, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengambil keputusan merevisi dan menaikkan upah minimum provinsi (UMP) tahun 2022 sebesar Rp 4.641.854,-.
UMP wilayah DKI Jakarta tahun 2022 naik 5,1% atau senilai Rp 225.667,- dari UMP tahun 2021. Keputusan ini, selain mempertimbangkan sentimen positif dari kajian dan proyeksi tersebut, juga didasari kajian ulang dan pembahasan kembali bersama semua pemangku kepentingan terkait serta dengan semangat keberhati-hatian di tengah mulai berderapnya laju roda ekonomi di wilayah Jakarta.
“Dengan kenaikan Rp 225 ribu per bulan, maka saudara-saudara kita, para pekerja dapat menggunakannya sebagai tambahan untuk keperluan sehari-hari. Yang lebih penting adalah melalui kenaikan UMP yang layak ini, kami berharap daya beli masyarakat atau pekerja tidak turun,” ujar Gubernur Anies, Sabtu (18/12/2021) dalam keterangan persnya.
Gubernur Anies menegaskan bahwa keputusan menaikkan UMP DKI Jakarta menjunjung asas keadilan bagi pihak pekerja, perusahaan dan pemprov DKI Jakarta. Sebagai gambaran, pada tahun tahun sebelum pandemi COVID-19, rata-rata kenaikan UMP di DKI Jakarta selama 6 tahun terakhir adalah 8,6%.
“Kami menilai kenaikan 5,1% ini suatu kelayakan bagi pekerja dan tetap terjangkau bagi pengusaha. Ini juga sekaligus meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. Ini wujud apreasi bagi pekerja dan juga semangat bagi geliat ekonomi dan dunia usaha. Harapan kami ke depan, ekonomi dapat lebih cepat derapnya demi kebaikan kita semua”, tuturnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, rerata inflasi di Ibu Kota selama Januari-November 2021 sebesar 1,08%. Adapun, rerata inflasi nasional selama Januari–November 2021 sebesar 1,30%. Sementara itu, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir (2016 – 2021) rata-rata kenaikan UMP DKI Jakarta dengan mempertimbangkan nilai pertumbuhan ekonomi dan inflasi nasional adalah sebesar 8,6%.
Pada 22 November 2021, Gubernur Anies melayangkan surat nomor 533/-085.15 tentang Usulan Peninjauan Kembali Formula Penetapan Upah Minumum Provinsi (UMP) 2022 kepada Menteri Ketenagakerjaan RI. Melalui surat itu, Gubernur Anies menyampaikan bahwa kenaikan UMP 2022 di DKI Jakarta yang sebelumnya hanya Rp 37.749,- atau 0,85%, masih jauh dari layak dan tidak memenuhi asas keadilan. Hal itu disebabkan peningkatan kebutuhan hidup pekerja/buruh terlihat dari inflasi di DKI Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengkaji ulang formula UMP tahun 2022 menggunakan variabel inflasi (1,6%) dan variabel pertumbuhan ekonomi nasional (3,51%). Dari kedua variabel itu, maka keluar angka 5,11% sebagai angka kenaikan UMP tahun 2022.
Sejalan dengan penetapan UMP, Pemprov DKI Jakarta berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan mengurangi biaya hidup pekerja dengan memberikan kebijakan berupa bantuan layanan transportasi, penyediaan pangan murah, dan biaya personal pendidikan bagi keluarga pekerja. (PPID/asr)
Gara-gara campur tangan dan penindasan terus menerus dari rezim komunis Tiongkok terhadap urusan dalam negerinya, Lithuania akhirnya menarik semua staf kedutaannya di Tiongkok.
Pada Rabu (15/12/2021), kedutaan Lithuania di Beijing kosong. Namun demikian, Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mengklarifikasi bahwa Lithuania belum menutup kedutaan, tetapi akan terus beroperasi dari jarak jauh.
Ia juga mengatakan, para diplomat kembali untuk berkonsultasi karena memiliki pendapat yang berbeda tentang bagaimana mengubah nama badan diplomatik.”
Karena Lithuania mengizinkan “Kantor Perwakilan Taiwan di Lithuania” untuk didaftarkan, pada 26 November, Komunis Tiongkok mengumumkan bahwa mereka telah menurunkan peringkat kedutaannya di Lithuania menjadi kantor perwakilan dan meminta Lithuania untuk mengikutinya. Tetapi Landsbergis menyatakan bahwa proposal Komunis Tiongkok tidak sesuai dengan Undang-Undang Lithuania. Setiap keputusan sepihak oleh Tiongkok untuk mengubah nama negara lain melanggar Konvensi Wina.
“Financial Times” mengutip orang-orang yang mengetahui masalah ini yang mengatakan bahwa Komunis Tiongkok telah meminta diplomat Lithuania untuk menyerahkan dokumen untuk mengurangi status diplomatik mereka. Ini mengkhawatirkan Lithuania atas keselamatan personel kedutaannya, karena diplomat Lithuania dapat menghadapi risiko keamanan di Tiongkok jika mereka kehilangan kekebalan diplomatik mereka.
Sebagai anggota Uni Eropa, hubungan Lithuania dengan Beijing telah memburuk, yang juga mempengaruhi seluruh Uni Eropa.
Juru bicara Komisi Eropa, Nabila Massrali mengatakan, ia mengikuti situasi yang berkembang dan menghubungi pihak Lithuania. Kini, semua diplomat Lithuania dan keluarga mereka telah meninggalkan Beijing pada pagi hari tanggal 15 Desember dan mereka ditemani oleh staf dari delegasi Uni Eropa. Penarikan diplomat dan keluarga mereka adalah keputusan berdaulat dari otoritas Lithuania dan pilihan terbaik untuk misi dan staf mereka.”
Sejauh ini, Lithuania adalah satu-satunya negara yang mengizinkan badan urusan luar negeri Taiwan menggunakan nama “Taiwan” alih-alih “Taipei” dalam nama mereka, di antara semua negara yang telah menjalin hubungan diplomatik dengan Partai Komunis Tiongkok. Bahkan, menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. (hui)
ETIndonesia- Dua orang pasien konfirmasi terinfeksi COVID-19 dari varian Omicron. Hasil ini menunjukkan per Jumat (17/12) tercatat tiga kasus konfirmasi varian Omicron di tanah air yang dilaporkan oleh pemerintah.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan bahwa dua pasien tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel dari 5 kasus probable Omicron yang baru Kembali dari luar negeri.
“Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet,” ujarnya dikutip dari situs Kemenkes.
Pasien Omicron pertama terkonfirmasi pada Kamis lalu atas inisial N, seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet Kemayoran.
Temuan ini merupakan hasil pemeriksaan khusus SGTF yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan pada 14 dan 15 Desember lalu.
Kedua pasien terbaru terkonfirmasi Omicron setelah menjalani karantina wajib 10 hari seusai kembali dari luar negeri.
Terkait dengan temuan ini, dr. Nadia menghimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu. Terlebih mengingat laju penyebaran Omicron terbukti sangat cepat. (Kemenkes/asr)
Arkeolog amatir Lucas Schmid membawa detektor logamnya ke sebuah bukit kecil di samping ngarai sungai dekat desa pegunungan Tiefencastel, Swiss. Ia kemudian memeriksa padang rumput yang dulunya pernah menjadi sebagai medan pertempuran zaman kuno. Dia langsung menemukan belati Romawi dari dalam tanah selama penggalian.
Rumor mengatakan pertempuran antara Romawi dan kaum Rhaetian meletus di lokasi itu sekitar 2.000 tahun lalu—karena penggalian arkeologi pada tahun 2003 telah menghasilkan jejak tentara Romawi kuno di dekatnya.
Namun demikian, Schmidt mempunyai firasat dari lokasi temuan belati yang diperkirakan belum dibersihkan dengan cermat dari artefak kuno. Dia mulai mensurvei daerah itu pada 2018; dan setahun kemudian, pada musim semi 2019, detektor logamnya menangkap sinyal dari atas bukit itu.
Arkeolog amatir Lucas Schmid menjelajahi lanskap untuk mencari artefak di dekat desa pegunungan Tiefencastel, Swiss. (Courtesy of Peter-Andrew Schwarz, Universitas Basel)
Dengan asumsi adanya keberadaan sebuah benda logam kecil, Schmid menyadari sesuatu yang jauh lebih besar terkubur lebih dalam di bawah tanah. Dari kedalaman 12 inci, ia menggali belati Romawi berornamen dengan pegangan berbentuk salib dan tatahan serta perhiasan kuningan dan perak yang indah.
Penemuan belati Romawi oleh Schmid yang memimpin tim arkeolog pada September tahun ini sebagai penjelajahan wilayah di kanton Graubünden Tenggara — di mana mereka menemukan ratusan artefak lainnya, setelah medan pertempuran kuno, yang tersebar di wilayah 370.000 kaki persegi.
Dikutip dari Livescience, penggalian berakhir pada akhir bulan, menemukan koin Romawi, katapel timah “peluru,” mata panah, ujung tombak, potongan perisai dan alat pertahanan lainnya, dan hobnail dari sandal bersol Romawi yang disebut dengan nama “caligae.”
Adapun belati Romawi yang ditemukan oleh Schmid, para peneliti percaya mungkin dikubur oleh legiun Romawi sebagai persembahan terima kasih karena menang dalam peperangan. Artefak tersebut kini dimiliki oleh Archäologischen Dienst Graubünden (ADG), sesuai dengan Undang-Undang Swiss. Saat ini sedang dilestarikan dan dievaluasi secara ilmiah.
(Courtesy of Archaeological Service Graubünden via Peter-Andrew Schwarz)
“Bukan hanya objek individu yang luar biasa seperti belati (pugio) yang menarik, tetapi juga sejumlah besar dan komposisi objek yang ditemukan,” kata anggota tim studi dan arkeolog dari Universitas Basel, Peter-Andrew Schwarz kepada Live Science melalui email.
Dia mencatat bahwa peluru ketapel ditandai dengan huruf yang menunjukkan legiun Romawi yang membuatnya. Selain itu, hobnail dan senjata lainnya yang ditemukan tampaknya buatan Romawi. Fragmen tertentu dari pedang, perisai, dan ujung tombak, dinilai sebagai peralatan dari lawannya kaum Rhaetian.
Kaum Rhaetian adalah konfederasi suku Alpine yang terkait dengan Etruria. Mereka mendiami Italia sebelum berdirinya Roma. Beberapa orang Rhaetian menolak ekspansi Romawi ke wilayah pegunungan mereka, dan menunjukkan terjadinya bentrokan bersenjata antara tahun 50 dan 30 SM, kata arkeolog Thomas Reitmaier, selaku direktur ADG seperti yang dilaporkan Live Science.
Arkeolog amatir Lucas Schmid menjelajahi lanskap untuk mencari artefak di dekat desa pegunungan Tiefencastel, Swiss. (Courtesy of Peter-Andrew Schwarz, Universitas Basel)
Diyakini Temuan di dekat Tiefencastel dapat mengacu pada saat ini, tetapi ada kemungkinan lainnya yakni bentrokan mungkin terjadi kemudian—pada tahun 15 SM, ketika Kaisar Romawi Augustus memulai kampanye militer di Pegunungan Alpen yang akhirnya menaklukkan Rhaetian.
“Kerja lapangan akan berlanjut tahun depan, dan kami berasumsi ada lebih banyak koin atau penemuan lainnya akan terungkap yang memungkinkan penanggalan yang lebih tepat,” kata Schwarz.
Adapun Schmid—yang bekerja sebagai arkeolog secara sukarela, dan berkontribusi selama 70 hari dengan penggalian ADG—ia akan bertransisi ke bidang yang berbeda; sebagai mantan mahasiswa kedokteran gigi yang baru-baru ini memenuhi syarat sebagai dokter gigi, rencana masa depannya tidak akan sepenuhnya melibatkan penggunaan detektor logam. (asr)
Ulasan tentang Beijing akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada Februari 2022. Namun, karena masalah pelanggaran hak asasi manusia, banyak negara melakukan boikot diplomatik terhadapnya. Pemain tenis putri Tiongkok Peng Shuai yang menuduh mantan petinggi Partai Komunis Tiongkok Zhang Gaoli melakukan pelecehan seksual adalah salah satu alasan pemboikotan. Bagaimana mantan bintang renang putri Tiongkok Huang Xiaomin memandang kasus Peng Shuai ? Mari kita ikuti.
Peng Shuai, pemain tenis putri Tiongkok berusia 35 tahun ini telah memposting tulisan di Weibo pada awal bulan November tahun ini yang mengungkapkan, bahwa Zhang Gaoli, 75 tahun, telah memaksa dirinya untuk berhubungan seks dan melakukan pelecehan lainnya.
Setelah berita tersebar, Peng Shuai mengalami hilang kontak dengan dunia luar. Tak lama kemudian, Peng Shui baru secara bertahan “dihadirkan” oleh pihak berwenang Tiongkok setelah mereka menghadapi tekanan dan perhatian dari opini publik internasional.
Tetapi pemunculan Peng masih patut diragukan. Menghilangnya Peng Shuai juga menjadi salah satu pemicu gelombang boikot internasional terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing .
Mantan bintang renang Olimpiade Tiongkok Huang Xiaomin menerima wawancara eksklusif dari Epoch Times pada 14 Desember. Pada kesempatan itu, Huang mengungkapkan pandangannya tentang kasus Peng Shuai, dan Beijing sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin.
“Masih banyak (kasus) Peng Shuai di Tiongkok”
Huang Xiaomin mendukung tindakan yang dilakukan Peng Shuai. Ia mengatakan : “Peng Shuai hanya melakukan apa yang seharusnya ia lakukan !”
Huang Xiaomin yang lahir pada tahun 1970, adalah mantan perenang tim nasional Tiongkok dan peraih medali perak di Olimpiade Seoul 1988. Ia sekarang tinggal di Korea Selatan dan pernah menjadi pelatih renang Trilomba (Triatlon) tim nasional Korea Selatan.
Huang Xiaomin mengatakan bahwa Peng Shuai adalah seorang atlet terkenal. Kasus pelecehan sebagaimana yang ia alami itu banyak terjadi di daratan Tiongkok. Bahkan banyak atlet yang kurang menonjol prestasinya juga menghadapi hal ini. “Di bawah sistem Partai Komunis Tiongkok, kejadian yang dialami Peng Shuai itu sudah tidak lagi mengejutkan”.
“Justru karena dia (Peng Shuai) adalah pemain tenis yang terkenal. Jadi menarik perhatian internasional setelah kasusnya dipublikasikan. Jika itu adalah atlet Tiongkok yang prestasinya kurang menonjol, maka tidak ada peluang sama sekali buat mereka untuk berteriak”, katanya.
“Baik memang dirinya mau melakukan atau tidak. Masalahnya di Tiongkok, mereka perlu bertahan hidup”.
Keterangan Foto : Pemain tenis putri Tiongkok Peng Shuai berpose di depan trofi juara setelah mengalahkan pemain putri AS, Alison Riske di Tianjin Open pada 16 Oktober 2016. (STR/AFP/Getty Images)
Huang Xiaomin mengatakan bahwa di bawah sistem kepemimpinan yang diterapkan Partai Komunis Tiongkok, para atlet olah raga baik yang berprestasi atau tidak, semua tidak ada artinya setelah pensiun. Sejak hari pertama pensiun, segala sesuatunya harus mulai lagi dari nol.
Karena itu, mungkin saja ada atlet yang menemukan seseorang yang diharapkan memberikan bantuan untuk tetap bisa bertahan hidup di bawah sistem ini di masa mendatang. Kemudian terjadilah kasus seperti yang dialami oleh Peng Shuai.
Huang Xiaomin mengatakan bahwa di daratan Tiongkok, lazim sekali orang mencari pejabat yang bisa dijadikan sandaran hidup. Wanita muda akan mencari ayah angkat untuk mendapatkan uang. Begitu pula atlet.
“Ya, untuk bertahan hidup, apalagi dia adalah atlet wanita yang masih muda”, kata Huang.
“Katakanlah atlet tersebut berprestasi, masuk anggota tim nasional sehingga sejak remaja ia harus meninggalkan kampung halaman dan orang tuanya demi prestasi olahraga. Sedangkan Training Center tim nasional ada di Kota Beijing, dan ketika atlet tersebut harus tinggal di Beijing. Bagaimana jika ia tidak memiliki sandaran, dipastikan akan sulit untuk bisa bertahan hidup di Kota Beijing, apakah ia harus pulang-pergi dari kampung halaman ?”
“Setelah bertahun-tahun hidup di kota besar berjuang mati-matian demi prestasi olahraga yang digeluti, apakah atlet bersedia kembali ke kampung setelah belasan tahun dilalui atau menghadapi usia pensiun olahraga ? Atlet mana yang bersedia untuk kembali ke kampung ? Jelas, dia tidak mau kembali. Di bawah sistem yang diterapkan oleh PKT itulah yang menyebabkan situasi demikian bisa terjadi”, kata Huang Xiaomin.
“Seperti halnya Peng Shuai, saya benar-benar merasakan bahwa Peng telah mengungkapkan isi hati dari para atlet”. Atlet wanita lain mungkin tidak berani berbicara ketika mereka menghadapi pelecehan seksual.
“Karena media Tiongkok dikendalikan, jadi beritanya juga terkendali”.
Mengungkap skandal doping di dunia olahraga nasional Tiongkok yang memalukan
Duka lara atlet di balik gemilangnya prestasi olah raga yang dicapai di bawah sistem yang dianut PKT, akhir-akhir ini telah menarik banyak perhatian.
Huang Xiaomin mengatakan bahwa para atlet di bawah sistem Partai Komunis Tiongkok pada akhirnya menemui nasib yang sangat menyedihkan. “Selain kehilangan diri sendiri, juga tidak memiliki hak, lebih-lebih tidak memiliki hak asasi manusia. Semua itu dilakukan atas kehendak partai, dilakukan atas perintah pelatih, apa yang bisa atlet lakukan hanyalah mematuhi”.
Huang Xiaomin mengatakan bahwa jika atlet bisa mendapatkan medali Olimpiade, maka dapat dipastikan bahwa itu membutuhkan 6 hingga 8 tahun kerja keras dengan jumlah dan intensitas latihan yang sama dan cenderung meningkat. Atlet perlu upaya yang sangat besar untuk berhasil. Itu sangat tidak mudah.
Huang Xiaomin juga berbicara tentang masalah doping para atlet Tiongkok yang menurutnya adalah kemauan negara.
Ia mengatakan, biasanya pelatih yang memberikan obat doping kepada atlet. Misalnya seorang atlet berbakat yang bisa (diharapkan) meraih medali Asia atau medali Olimpiade. Akan dibuatlah sebuah rangkaian pelatihan, yang dikombinasi dengan “pembentukan fisik melalui obat-obatan”. Misalnya. sampai pada pelatihan yang mana, maka minum obat ini pada minggu pertama dan obat itu pada minggu kedua. Dijelaskan juga bagaimana cara minumnya, lalu bagaimana cara minum obat dari minggu ketiga sampai minggu keenam. Bagaimana satu bulan kemudian atau dua bulan kemudian, atau pada tahap ini. Setelah satu periode berlalu. Mereka memiliki rencana yang cukup teliti dalam memantau perkembangan fisik lewat obat-obatan yang mengikuti program pelatihan”.
“Dan hal semacam ini tidak boleh sampai terdeteksi. Karena ini bukan perbuatan mulia, jadi harus berhati-hati, tetapi tetap harus dikonsumsi. Pokoknya kombinasi obat dengan program pelatihan” kata Huang Xiaomin.
“Di Tiongkok atlet tidak memiliki harga diri”
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi sebuah fenomena janggal di daratan Tiongkok, dimana beberapa atlet berprestasi dengan memenangkan sejumlah medali menjual medalinya untuk menyambung hidup setelah pensiun dari dunia olahraga.
Misalnya, mantan juara dunia lari jarak jauh Ai Dongmei yang memenangkan medali emas Beijing International Marathon, Dalian International Marathon dan Japan’s Chiba Road Relay pada tahun 1999. Dia telah memenangkan 19 medali dalam karir profesionalnya. Namun setelah pensiun pada tahun 2003, ia memposting tulisan di media sosial tentang rencana menjual seluruh medali emas dengan harga murah untuk menyambung hidup.
Huang Xiaomin mengatakan bahwa di bawah sistem yang dianut Partai Komunis Tiongkok, atlet tidak memiliki harga diri, pokoknya habis manis sepah dibuang.
“Seperti halnya Peng Shuai yang saya sebutkan sebelumnya. Dia sudah meraih prestasi terbaik di olahraga tenis, tetapi pada akhirnya harus menemui nasib seperti ini”.
Huang Xiaomin mengambil contoh lain yang dialami atlet angkat berat Tiongkok. Olah raga tersebut sebenarnya kurang disukai oleh banyak orang di Tiongkok, apalagi setelah atlet pensiun, maka perhatian kepada mereka semakin berkurang.
“Sama-sama perlu kerja keras dan penuh pengorbanan pribadi. tetapi setelah pensiun, cedera yang dialami, nafkah untuk menyambung hidup, berobat menjadi tanda tanya besar bagi atlet. Karena itu atlet terpaksa menjual medalinya. Dia tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan uang. Inilah sistemnya PKT. Sistem yang memaksa para atlet menjadi orang seperti itu”.
Hanya dengan jatuhnya PKT, para atlet Tiongkok dapat bebas dari represi sistemik
Huang Xiaomin cukup beruntung karena ia bisa melanjutkan studinya di Korea Selatan setelah pensiun dari dunia olahraga pada tahun 1994. Ia lulus dari Akademi Olahraga Sosial di Universitas Myongji pada tahun 1998. Setelah itu, ia menikah, menetap di Korea Selatan, dan berprofesi sebagai pelatih.
Ketika disinggung soal apa yang bisa ia bantu untuk menolong para atlet domestik Tiongkok, Huang Xiaomin mengatakan bahwa hal ini tidak terlepas dari hak asasi manusia sehingga perlu berbicara dari perspektif hak asasi manusia di Tiongkok.
Huang Xiaomin berkata ; “Saya pikir bantuan terbesar untuk atlet Tiongkok adalah agar semua negara demokratis mengutuk penganiayaan PKT terhadap hak asasi manusia. Tidak seperti inisiatif Belt and Road, yang pemerintah komunis Tiongkok pikir bahwa segalanya bisa dilakukan dengan iming-iming uang. Tetapi hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah moralitas yang merupakan dasar manusia”.
“Semua negara demokratis yang berhati nurani dan bermoral, selama mereka bisa menyadari dan benar-benar melawan penganiayaan PKT terhadap hak asasi manusia, maka disintegrasi PKT akan lebih cepat terjadi”.
“Hanya jatuhnya PKT yang dapat membantu atlet Tiongkok dan rakyat Tiongkok, agar mereka tidak tertindas oleh sistem ini”, kata Huang Xiaomin.
“PKT tidak memenuhi syarat menjadi tuan rumah Olimpiade”
Menanggapi Beijing akan menjadi tuan rumah bagi Olimpiade Musim Dingin pada Februari 2022, Partai Komunis Tiongkok baru-baru ini memperkuat pemeliharaan stabilitas. Huang Xiaomin percaya bahwa PKT tidak memenuhi syarat untuk menjadi tuan rumah Olimpiade.
“Saya pikir Tiongkok tidak memenuhi syarat, karena tujuan Olimpiade adalah perdamaian, persahabatan, dan kesetaraan. Ditinjau dari sudut manapun Tiongkok tidak memenuhi syarat untuk menjadi tuan rumah. Selain tidak memiliki semangat Olimpiade, sebaliknya Tiongkok menginjak-injak hak asasi manusia”, katanya.
Huang Xiaomin mengatakan bahwa banyak negara di Barat telah secara terbuka memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing. “Artinya, saya tidak mengakui anda yang tidak memenuhi syarat untuk itu, karena anda tidak memiliki hak asasi manusia”.
Huang Xiaomin merupakan bintang renang Tiongkok yang pernah merajai dunia renang pada era 1980-an. Pada tahun 1985, ia memecahkan rekor nasional secara berturut-turut dalam gaya dada 100 meter dan 200 meter putri.
Pada tahun 1986, ia memenangkan medali emas gaya dada 100 meter di Asian Games ke-10 di Seoul. Pada tahun 1988, ia memenangkan medali perak dalam gaya dada 200 meter di Olimpiade Seoul. Pada tahun 1985, 1986 dan 1987, ia dinobatkan sebagai sepuluh atlet terbaik Tiongkok.
Pada tahun 1987, ia dinobatkan sebagai sepuluh atlet teratas di Asia. Ia dipuji sebagai salah satu dari “Lima Tangkai Bunga Emas” di dunia renang Tiongkok. Setelah Pertandingan Nasional Ketujuh 1997, dia dijuluki sebagai “Ratu Katak” karena kecepatan renangnya.
Pada tahun 2004, Huang Xiaomin secara terbuka menyatakan mundur dari keanggotaan Partai Komunis Tiongkok. (sin)
Organisasi nirlaba Inggris ‘Yayasan Kebijakan Pemanasan Global’ (Global Warming Policy Foundation) pada Senin 13 Desember merilis sebuah laporan yang merinci manipulasi perjanjian iklim internasional yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok. Laporkan menyimpulkan bahwa pemerintah Tiongkok telah mengubah isu iklim global menjadi senjata untuk melawan Barat.
Laporan dari ‘Global Warming Policy Foundation’ ini berjudul ‘China’s Energy Dream’. Pada bagian utama dari laporan yang memiliki 13 halaman ini, memuat setidaknya 4 buah gambar ilustrasi dari periode Revolusi Kebudayaan.
Penulis laporan tersebut, Patricia Adams mengatakan : Pada Konferensi Perubahan Iklim PBB, Beijing menunjukkan belangnya dengan niat untuk memudarkan teks hingga menjadi tidak bernilai. (Beijing revealed its hand at COP26, ensuring that the text was watered down to the point of being meaningless).
Laporan tersebut mengatakan bahwa pada KTT iklim, pemerintah Tiongkok bersikeras untuk mengubah kesepakatan yang berisikan rencana penghapusan secara bertahap terhadap pembangkit listrik tenaga batu bara, menjadi mengurangi secara bertahap. Sehingga Beijing selain dapat menyatakan komitmennya terhadap energi bersih, tetapi juga dapat terus mengoperasikan pembangkit listrik tenaga batu bara, tidak perlu mengorbankan ketergantungannya yang besar terhadap bahan bakar fosil.
Laporan tersebut menyimpulkan : Tanpa diragukan lagi, mempertahankan kelangsungan hidup rezim merupakan tugas prioritas pemerintah Tiongkok. Mengejar pengurangan emisi karbon dioksida di Tiongkok tidak kondusif untuk mencapai tujuan mempertahankan kekuasaan Partai Komunis Tiongkok, juga tidak kondusif untuk menjadi negara adidaya dunia di masa mendatang. Pengurangan emisi karbon hanya akan menguntungkan mereka yang memang hendak dirusak dan digantikan.
Patricia Adams percaya bahwa sementara Beijing memanfaatkan perubahan iklim untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, mereka juga menggunakan kebijakan terkait perubahan iklim untuk dijadikan sebagai senjata guna melemahkan kemampuan ekonomi negara lain, terutama negara-negara maju. (sin)