NTD
Topan ke-10 tahun ini, Shanshan, telah mendarat di dekat Kota Satsumasendai, Prefektur Kagoshima, Jepang pada Kamis (29 Agustus) pagi waktu setempat. Saat ini, lebih dari 254.610 rumah mengalami pemadaman listrik. Pihak berwenang telah menyarankan ribuan orang untuk mengungsi serta mengeluarkan peringatan tingkat tertinggi untuk angin kencang dan gelombang besar. Setidaknya 54 orang terluka akibat bencana ini. Diperkirakan topan tersebut akan memerlukan waktu sehari penuh untuk melintasi wilayah Kyushu, yang akan memperpanjang kondisi cuaca buruk di wilayah tersebut.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, Shanshan, yang merupakan topan terkuat tahun ini, mendarat sekitar pukul 08:00 pagi waktu setempat dengan kecepatan angin hingga 252 km/jam.
Berdasarkan laporan yang dikumpulkan oleh NHK, hingga tengah hari, Shanshan telah menyebabkan setidaknya 54 orang terluka di tujuh prefektur di wilayah Kyushu dan satu orang dinyatakan hilang.
Rinciannya, di Prefektur Miyazaki terdapat 30 orang terluka, Prefektur Kagoshima 15 orang, Prefektur Nagasaki 3 orang, serta di Prefektur Kumamoto dan Oita masing-masing 2 orang, dan di Prefektur Fukuoka serta Saga masing-masing 1 orang. Selain itu, seorang pria berusia 60-an dilaporkan jatuh ke laut dari sebuah perahu kecil di Kota Kagoshima pada 28 Agustus malam dan belum ditemukan.
Pemerintah Kota Miyazaki melaporkan bahwa sejak 28 Agustus tengah hari hingga pukul 06:00 pagi ini, telah menerima lebih dari 160 laporan mengenai kerusakan yang disebabkan oleh Shanshan, termasuk 69 rumah yang rusak, 35 bangunan terdampak dan 22 orang terluka.
Dampak topan juga membuat beberapa maskapai penerbangan Jepang membatalkan lebih dari 438 penerbangan, dan layanan kereta peluru Shinkansen di Kyushu juga dihentikan.
Pada 29 Agustus 2024, di Fukuoka, Jepang, seorang pria memegang payung di tengah angin di luar Stasiun Hakata. (YUICHI YAMAZAKI/AFP melalui Getty Images)
Laporan TBS Jepang
TBS Jepang melaporkan bahwa Shanshan saat ini bergerak dengan kecepatan lambat seperti sepeda, diperkirakan akan bergerak lebih lambat lagi. Topan ini diperkirakan akan mencapai Prefektur Nagasaki pada sore hari dan memasuki wilayah dekat Prefektur Kumamoto pada malam hari. Diperlukan waktu sehari penuh untuk melintasi wilayah Kyushu, yang akan memperpanjang kondisi cuaca buruk di wilayah tersebut.
Menurut Asosiasi Meteorologi Jepang, sebagai akibat Shanshan bergerak dengan kecepatan lambat, curah hujan total yang dibawa akan meningkat, yang mana mungkin menyebabkan bencana besar. Masyarakat setempat diimbau untuk tetap waspada. Di beberapa wilayah, seperti Prefektur Miyazaki, Kagoshima, Kumamoto, Ehime, dan Shizuoka, terdapat kemungkinan terjadinya tanah longsor. Pergerakan Shanshan hanya sekitar 15 km/jam, dan diperkirakan akan bergerak lebih lambat lagi sebelum esok harinya, pengaruhnya terhadap sebagian besar wilayah Jepang dari selatan ke utara akan lebih lama dan lebih luas.
Diperkirakan Shanshan akan berbelok ke arah timur laut pada 29 Agustus dan mendarat di wilayah Kyushu sebelum 30 Agustus pagi, kemudian kemungkinan akan mendarat kedua kalinya di wilayah Shikoku pada 31 Agustus, topan ini tidak akan mempercepat pergerakannya. Diperkirakan pada sekitar 1 September akan hampir berhenti di wilayah Kinki.
Pada 28 Agustus 2024, di Tokyo, Jepang, pejabat Badan Meteorologi Jepang (kiri) dan pejabat Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata mengadakan konferensi pers bersama mengenai peringatan khusus Topan Shanshan. (STR/JIJI Press/AFP melalui Getty Images)
Pada pagi hari, tiga jaringan toserba utama di Jepang dengan mempertimbangkan keselamatan karyawan dan pelanggan, menutup sementara sekitar 900 toko di wilayah Kyushu. Termasuk di antaranya adalah 7-Eleven, pemimpin pasar toko serba ada di Jepang.
Hingga pukul 07.00 pagi , 7-Eleven telah menutup sementara sekitar 300 toko di lima prefektur, yaitu Prefektur Fukuoka, Kumamoto, Oita, Miyazaki, dan Kagoshima. Dua jaringan toko serba ada lainnya, FamilyMart dan Lawson, juga masing-masing menutup sementara sekitar 300 toko di wilayah Kyushu.
Pada 29 Agustus 2024, di Fukuoka, Jepang, seorang pria terlihat menggunakan payung di luar toko serba ada yang jendelanya ditutupi pita di luar Stasiun Hakata. (Sumber: YUICHI YAMAZAKI/AFP via Getty Images)
Awalnya, jalur pergerakan Topan Shanshan diperkirakan mirip dengan Topan Jebi yang menghantam keras wilayah Kansai pada tahun 2018. Namun, karena jalurnya terus diperbaiki, berdasarkan peta prakiraan jalur terbaru yang dirilis oleh Badan Meteorologi Jepang, jalur Shanshan kini mirip dengan Topan Nanmadol ke-14 pada tahun 2022.
Pada saat itu, Nanmadol disebut oleh media Jepang sebagai “topan terkuat dalam sejarah,” dan juga diakui oleh militer AS sebagai “super typhoon.” Ketika mendarat di Kyushu, Nanmadol membawa badai dan hujan lebat yang memecahkan rekor, mengakibatkan 5 orang meninggal dunia dan lebih dari 3.000 rumah rusak.
Gambar menunjukkan pepohonan tumbang akibat angin kencang Topan Shanshan di Kota Usa, Prefektur Oita pada 29 Agustus 2024.
Para pekerja menebang pohon-pohon yang tumbang akibat angin kencang Topan Shanshan pada 29 Agustus 2024 di Kota Usa, Prefektur Oita. (YUICHI YAMAZAKI/AFP melalui Getty Images)