Home Blog Page 129

Zelenskyy Bertaruh Nyawa! Nekat Memicu Perang Dunia Ketiga?

EtIndonesia. Dalam sejarah, baik di masa lalu maupun sekarang, keputusan untuk melakukan operasi militer besar tidak hanya mempertimbangkan bagaimana memulainya tetapi juga bagaimana mengakhirinya. Pertanyaannya kini adalah, apakah perang di Ukraina akan terus berlanjut atau berakhir dengan perundingan damai?

Saat ini, tiga kekuatan besar NATO—Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis—memiliki skenario yang berbeda-beda: pemerintahan Trump di AS ingin mendorong negosiasi damai, sementara Inggris dan Prancis lebih memilih melanjutkan perang. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, juga bersikeras untuk terus bertempur. Ketidaksepakatan ini telah mengguncang hubungan antara negara-negara Atlantik.

Seorang analis politik, He Qinglian, dalam laporannya di Taiwan Up Media, membahas skenario dari AS, Inggris, dan Prancis, serta menentukan pihak mana yang memiliki pendekatan lebih rasional.

Skenario Amerika Serikat: Dorongan Kuat Menuju Negosiasi Damai

Sejak pertemuan Zelenskyy dengan Trump di Gedung Putih pada 28 Februari yang berakhir dengan ketegangan, AS semakin mendesak agar Zelenskyy duduk di meja perundingan. 

Pada 2 Maret, setelah KTT darurat di London, Trump mengeluarkan pernyataan: “Kita harus menghabiskan lebih sedikit waktu mengkhawatirkan Putin dan lebih banyak waktu mengkhawatirkan geng pemerkosa imigran, kartel narkoba, pembunuh, dan orang-orang dari rumah sakit jiwa yang masuk ke Amerika Serikat. Jika tidak, kita akan menghadapi nasib yang sama seperti Eropa.”

Trump dan pemerintahannya diam-diam mempertimbangkan bahwa utang nasional AS telah mencapai 36 triliun dolar AS, di mana setiap warga negara, termasuk bayi yang baru lahir, menanggung beban utang sebesar 100 ribu dolar AS. Dalam situasi ini, Trump sedang fokus melakukan reformasi dalam negeri, menghadapi konflik internal yang sengit, dan harus menghemat pengeluaran. Salah satu langkah utama yang ingin diambil adalah menghentikan bantuan luar negeri yang dianggap sebagai “lubang tanpa dasar”.

Dengan mengambil posisi sebagai mediator dalam perang Ukraina, Trump ingin mengakhiri konflik ini dan menghentikan aliran dana besar-besaran ke medan perang.

Skenario Zelenskyy: Perang Harus Berlanjut, Kekuasaan Harus Dipertahankan

Zelenskyy tidak tinggal diam. Setelah KTT di London, Inggris dan Prancis menyatakan bahwa mereka akan terus mendukung Ukraina, tetapi dengan syarat AS harus ikut serta. Mereka juga mendesaknya untuk berdamai dengan Trump. Pada 4 Maret, Zelenskyy menegaskan kembali komitmennya terhadap perdamaian melalui platform X, namun pernyataan tersebut tidak ditindaklanjuti lebih lanjut.

Mengapa Zelenskyy mengharapkan dukungan dari Inggris dan Prancis? Menurut analisis He Qinglian, meskipun dukungan dari Inggris dan Prancis terbatas, Zelenskyy tahu bahwa mereka ingin melemahkan Rusia dengan bantuan AS. Ini sejalan dengan kepentingannya untuk mempertahankan posisinya sebagai presiden.

Masa jabatan Zelenskyy seharusnya telah berakhir pada 20 Mei 2024, dan menurut konstitusi Ukraina, pemilihan presiden harus diadakan pada Maret 2024. Namun, pemilihan ini dibatalkan karena status darurat perang. Di sisi lain, AS sebenarnya telah mempertimbangkan untuk menggantikan Zelenskyy. Tim Trump diam-diam melakukan pertemuan dengan oposisi Ukraina, termasuk Petro Poroshenko dan Yulia Tymoshenko. Zelenskyy menyadari bahwa dia mungkin akan berubah dari “pahlawan super” menjadi sosok yang ditinggalkan oleh AS dan Eropa, sehingga dia harus berjuang untuk bertahan.

Pada 17 Januari, pemerintah Zelenskyy menandatangani “Perjanjian Kemitraan Seabad” dengan Inggris, yang secara efektif menyerahkan aset Ukraina kepada Inggris. Ketika Zelenskyy mengunjungi Gedung Putih pada 28 Februari, tidak ada lagi sumber daya yang bisa dinegosiasikan, kecuali jika dia ingin membatalkan perjanjian dengan Inggris.

Dalam Konferensi Keamanan Munich pada 17 Februari, Zelensky dengan tegas menyatakan: “Militer Korea Utara tidak lemah, mereka sedang belajar perang modern. Apakah tentara kalian siap? Dengan hanya mengandalkan tentara kami, kekuatan militer Eropa tidak cukup untuk perang modern. Kita butuh senjata, pelatihan, sanksi, pendanaan, tekanan politik, dan persatuan.”

Pernyataan ini dapat ditafsirkan sebagai ajakan agar Uni Eropa mengirimkan pasukan ke medan perang.

Menurut He Qinglian, Zelenskyy adalah “pahlawan tragis yang melakukan sesuatu meskipun tahu itu mustahil”. Dia sadar bahwa perang ini sepenuhnya bergantung pada dukungan luar negeri, tetapi tetap berharap agar negara-negara Barat memberikan dukungan besar seperti yang dilakukan pemerintahan Biden sebelumnya. Ambisinya untuk memperpanjang perang dan melibatkan lebih banyak negara berpotensi memicu Perang Dunia Ketiga.

Trump menyatakan bahwa Zelenskyy mempertaruhkan nyawa generasi muda Ukraina dalam perangnya, dan tuduhan ini tidak sepenuhnya salah.

Skenario Inggris, Prancis, dan Uni Eropa: Rencana Jangka Panjang, Tetapi Kebutuhan Mendesak Mengandalkan AS

Sejak Zelenskyy gagal mendapatkan dukungan dari AS pada 28 Februari, Inggris, Prancis, dan Uni Eropa sibuk mengadakan berbagai pertemuan dan diskusi strategis.

Babak Pertama: KTT Darurat London (2 Maret)

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengundang perwakilan dari 14 negara Eropa untuk membahas strategi masa depan. Dia berjanji memberikan pinjaman 2,26 miliar pound sterling kepada Ukraina dengan dana yang diambil dari aset Rusia yang dibekukan.

Namun, meskipun Starmer berbicara tentang membentuk “koalisi sukarela”, tidak ada negara yang secara langsung berkomitmen untuk bergabung dalam aliansi tersebut setelah KTT. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik dan efektivitas koalisi ini masih diragukan.

Babak Kedua: Pidato Nasional Macron (5 Maret)

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan bahwa setelah Trump dan Putin berdiskusi, geopolitik global telah mengalami perubahan besar. AS bertekad untuk mengakhiri perang Ukraina, meskipun dengan risiko berselisih dengan sekutunya.

Dalam strategi Macron:

  • Dia mengusulkan “payung nuklir Eropa” untuk melindungi sekutu Eropa.
  • Dia menolak perundingan damai dan ingin terus melemahkan Rusia.
  • Dia  meningkatkan anggaran pertahanan dan mendorong kontribusi dana swasta.

Namun, meskipun pidatonya penuh ambisi, realitas menunjukkan bahwa Prancis masih sangat bergantung pada AS dalam hal belanja militer.

Babak Ketiga: KTT Khusus Uni Eropa di Brussel (6 Maret)

Zelenskyy diundang menghadiri pertemuan ini, di mana Uni Eropa berencana untuk mengalokasikan 800 miliar euro untuk memperkuat pertahanan Eropa. Namun, meskipun Zelenskyy disambut dengan meriah, pertanyaannya tetap: Bisakah Ukraina bertahan hingga Eropa benar-benar membangun kekuatan militer yang cukup kuat?

Bagaimana Perang Ini Akan Berakhir?

Saat ini, dunia terbagi dalam dua kubu:

  1. Pendukung Palestina dan Hamas, yang mengabaikan peran Hamas dalam memicu konflik di Gaza.
  2. Pendukung Ukraina, yang mengabaikan bagaimana revolusi di Ukraina pada 2004 dan 2013 memicu perang ini.

Menurut He Qinglian, tragedi Ukraina sudah ditentukan sejak Revolusi Maidan, di mana AS memainkan peran kunci dalam menggulingkan pemerintahan pro-Rusia. Kini, dengan Rusia memiliki keunggulan di medan perang, pernyataan bahwa “Rusia adalah agresor” sudah tidak relevan lagi.

Mengutip Carl von Clausewitz, tujuan perang adalah menciptakan perdamaian. Jika Ukraina kehilangan dukungan AS, dia akan masuk dalam kategori negara yang tidak mampu lagi bertahan dalam perang.

Sejarah telah membuktikan bahwa mengetahui kapan harus mengakhiri perang adalah keterampilan yang paling menentukan. Jika Ukraina dan Eropa tidak memiliki kekuatan untuk menang, maka mereka juga tidak memiliki hak untuk mengeluhkan AS yang memilih berhenti mendukung perang ini. (jhn/yn)

Utusan Khusus AS  Menuju ke Rusia  untuk Membahas Kesepakatan Gencatan Senjata Ukraina

Pejabat AS optimis bahwa kesepakatan gencatan senjata dapat segera selesai dalam beberapa hari mendatang

EtIndonesia. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan kepada wartawan pada 12 Maret bahwa utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, berencana mengunjungi Rusia dalam beberapa hari ke depan untuk membahas kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina.

“Kami mendesak Rusia untuk menyetujui rencana ini,” kata Leavitt. “Ini adalah titik terdekat kita dengan perdamaian dalam perang ini. Kami sudah di garis 10 yard terakhir, dan presiden berharap Rusia akan membantu kami menyelesaikannya.”

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irlandia, Micheal Martin, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa anggota pemerintahannya sedang dalam perjalanan ke Rusia “saat kita berbicara sekarang.”

Wakil Presiden JD Vance mengatakan dalam pertemuan di Oval Office bahwa serangkaian panggilan telepon dan pertemuan langsung telah direncanakan antara pejabat AS dan Rusia.

Rumor tentang delegasi AS yang mengunjungi Rusia telah beredar sejak berita pada 11 Maret bahwa Ukraina bersedia menyetujui kesepakatan gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menolak memberikan rincian tentang jadwal perjalanan Witkoff ketika ditanya oleh wartawan pada 12 Maret.

“Yang bisa saya katakan adalah akan ada beberapa titik kontak dengan Rusia untuk menilai apakah mereka bersedia melakukan ini atau tidak,” kata Rubio.

Ia menyarankan bahwa beberapa rincian negosiasi harus dirahasiakan demi kelancaran proses kesepakatan.

Ukraina menuntut pengembalian semua tawanan perang, serta permintaan bantuan kemanusiaan lainnya, menurut Rubio.

“Ada beberapa wilayah di Ukraina yang mengalami kerusakan parah dan membutuhkan bantuan segera,” katanya. “Ini adalah hal-hal yang telah kami diskusikan sebagai bagian dari proses negosiasi.”

Pemerintahan Trump yakin bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan segera menyetujui gencatan senjata.

“Harapan kami adalah Rusia akan segera memberikan jawaban ‘ya’ agar kita bisa masuk ke tahap kedua, yaitu negosiasi nyata,” kata Rubio dalam konferensi pers di Arab Saudi pada 11 Maret.

“Bukan sekadar dialog tanpa akhir atau pembicaraan yang berkepanjangan, tetapi negosiasi nyata untuk mengakhiri konflik ini dengan cara yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, berkelanjutan, dan memastikan stabilitas serta keamanan Ukraina dalam jangka panjang.

“Tentu saja, dalam negosiasi ini, akan ada banyak hal yang perlu diselesaikan. Namun, isyarat niat baik nomor satu yang dapat kita harapkan dari Rusia adalah melihat tawaran Ukraina dan membalasnya dengan jawaban ‘ya’.”

Seorang pejabat lain dalam pemerintahan Trump mengatakan bahwa kemajuan baru-baru ini sangat signifikan.

“Kita telah berpindah dari pertanyaan apakah perang akan berakhir menjadi … bagaimana perang ini akan berakhir. Dan ini adalah langkah awal yang penting,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Michael Waltz, dalam konferensi pers bersama.

Presiden Trump memprioritaskan penyelesaian konflik di Ukraina, sering kali berjanji dalam kampanyenya untuk mengakhiri perang.

Ketegangan meningkat akhir bulan lalu setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy diminta meninggalkan pertemuan dengan Trump, Vance, dan pejabat lainnya di Oval Office, yang kemudian berubah menjadi perdebatan mengenai rincian kesepakatan potensial.

Trump mengatakan pada 11 Maret bahwa Zelenskyy dipersilakan kembali karena kini ia terbuka terhadap perdamaian.

Teori Evolusi adalah Penipuan: Perbedaan Genetik Manusia dan Simpanse Sangat Besar


EtIndonesia.
Apakah manusia dan simpanse benar-benar mirip? Penelitian dalam bidang biologi molekuler menunjukkan bahwa perbedaan genetik antara keduanya terlalu besar sehingga sulit untuk menjelaskan bahwa manusia berasal dari proses evolusi. Para akademisi mengungkap fakta mengejutkan di balik penelitian evolusionis mengenai tingkat kesamaan DNA antara manusia dan simpanse.

Dr. Thomas Seiler, seorang fisikawan dari Universitas Teknik Munich (Technical University of Munich), dalam pidatonya pada acara World Youth Day tahun 2016 mengungkapkan bahwa kaum evolusionis tidak hanya gagal menemukan bukti evolusi dalam biologi molekuler, tetapi justru menemukan bukti yang membantah hipotesis evolusi.

Dr. Seiler mengatakan: “Sebagian besar dari kita telah mendengar bahwa kesamaan genetik antara manusia dan simpanse mencapai 99%. Padahal, mereka tidak memberitahu kita bahwa hasil tersebut bukan diperoleh dengan membandingkan keseluruhan DNA, melainkan hanya berdasarkan 3% dari DNA yang diuji. Sementara 97% kode genetik DNA memiliki fungsi yang belum kita ketahui.”

Perbedaan Genetik Antara Manusia dan Simpanse Sangat Besar

Dr. Seiler menekankan bahwa menurut laporan jurnal akademik Nature tahun 2010 yang menganalisis perbedaan kromosom antara manusia dan simpanse, kromosom Y yang menentukan jenis kelamin hanya memiliki kesamaan sebesar 40%, sedangkan 60% sisanya berbeda. Jika demikian, bagaimana mungkin evolusionis menyimpulkan bahwa manusia berevolusi dari hewan dengan perbedaan sebesar ini?

Meskipun kaum Darwinis sering mengatakan bahwa DNA manusia dan simpanse memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dan hanya memiliki perbedaan sebesar 1%, pada kenyataannya, pernyataan ini bersifat sepihak. Klaim bahwa perbedaan DNA hanya 1% berasal dari penelitian tahun 1975. Saat itu, para peneliti hanya menggunakan sebagian kecil DNA simpanse yang telah disaring sebelumnya untuk dibandingkan dengan DNA manusia.

Dr. Jeffrey Tomkins dan Dr. Jerry Bergman dari Institut Genom Universitas Clemson (Clemson University Genomics Institute, CUGI) pada tahun 2012 melakukan analisis terhadap berbagai literatur ilmiah dan menyimpulkan bahwa:

“Kesamaan genom antara manusia dan simpanse tidak lebih dari 87%, bahkan kemungkinan besar hanya sekitar 81%.”

Dengan kata lain, perbedaan genetik antara manusia dan simpanse sangat besar, kemungkinan melebihi 19% dan bisa mencapai hingga 30%. Perbedaan ini semakin mencolok dalam kromosom Y antara pria dan simpanse jantan, yang bertentangan dengan harapan kaum evolusionis.

Perbedaan Genetik yang Signifikan

Menurut ahli biologi David DeWitt dari Liberty University, perbedaan antara manusia dan simpanse sangat besar. Perbedaan itu meliputi jumlah kromosom, struktur kromosom, serta karakteristiknya. Manusia memiliki 23 pasang (46 buah) kromosom, sedangkan simpanse memiliki 24 pasang (48 buah). Panjang DNA telomer (ujung kromosom) manusia adalah 10K pasangan basa, sedangkan telomer simpanse mencapai 23K pasangan basa.

Selain itu, perbedaan yang signifikan ditemukan pada kromosom pasangan ke-4, ke-9, dan ke-12 antara manusia dan simpanse. Perbedaan ini begitu mencolok sehingga para pendukung evolusi menyebutnya sebagai “perombakan materi genetik” (remodeled genetic material). Namun, “perombakan” ini justru menunjukkan adanya perubahan besar yang tidak sesuai dengan konsep perubahan evolusi yang bersifat bertahap (gradualism).

Perbedaan paling mencolok ditemukan pada kromosom Y yang menentukan jenis kelamin, di mana materi genetiknya benar-benar berbeda antara manusia dan simpanse. Dr. DeWitt menambahkan bahwa fakta-fakta ini sengaja dihilangkan oleh kaum evolusionis dari makalah penelitian mereka dan tidak dibahas dalam studi genetika mereka.

Di balik Klaim Perbedaan 1%

Dr. DeWitt menjelaskan bahwa persentase kesamaan yang diklaim dalam penelitian sebelumnya sebenarnya menutupi fakta penting: terdapat perbedaan besar dalam jumlah DNA yang tidak cocok. Perbedaan 1% dalam genom berarti terdapat sekitar 3 juta pasangan basa DNA yang berbeda. Tidak hanya itu, karakteristik urutan DNA juga memiliki banyak variasi yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan istilah kesamaan sederhana.

Yang lebih aneh, meskipun penelitian ini telah terbukti tidak akurat selama beberapa dekade, hasil kasar dari tahun 1975 ini tetap diterbitkan dalam jurnal ilmiah bergengsi Science pada tahun 2012.

Svante Pääbo, seorang ahli genetika dari Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner (Max-Planck-Institut für evolutionäre Anthropologie) di Jerman, pernah mengatakan:

“Cara kita memandang perbedaan antara manusia dan simpanse bukan hanya masalah ilmiah, tetapi juga terkait dengan politik, sosial, dan budaya.”

Analisis dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa perdebatan dalam penelitian biologi ini telah melampaui ranah akademik. Sebuah laporan menyimpulkan:“Mungkin alasan mengapa kaum evolusionis begitu mempertahankan mitos perbedaan 1% adalah karena faktor politik, sosial, dan budaya. Jika dibandingkan secara genetika, DNA manusia dan simpanse memiliki perbedaan yang sangat besar. Maka, mengapa para pendukung teori evolusi bersikeras menolak kesimpulan yang jelas dari perbandingan ini? Apa sebenarnya tujuan mereka?” (jhn/yn)

Sekutu AS Keringat Dingin! Tidak Hanya F-35, Semua Senjata yang Dijual AS Disematkan “Tombol Kunci”?

EtIndonesia. Jerman dan negara-negara Eropa lainnya sangat khawatir bahwa Amerika Serikat dapat menggunakan “tombol kunci” (kill switch) dalam pesawat tempur F-35 untuk mengontrol atau membatasi kinerja pesawat tempur tersebut.Ketika ketegangan meningkat antara Eropa dan Amerika Serikat mengenai NATO dan masalah Ukraina, rumor tentang “tombol kunci” dalam pesawat tempur F-35 semakin merebak, memicu spekulasi dan perdebatan luas. 

Beredar kabar bahwa dalam pesawat tempur F-35 “Lightning II” yang dijual Pentagon ke negara-negara sekutu, telah disematkan “tombol kunci”, yang memungkinkan AS untuk mengontrol dari jarak jauh, menonaktifkan, atau membatasi fungsi pesawat tersebut.

Menurut laporan situs The Aviationist pada tanggal 10, saat ini lebih dari 1.100 unit F-35 telah dimiliki oleh 16 angkatan bersenjata di seluruh dunia. Di tengah ketidakpastian geopolitik yang semakin meningkat, rumor tentang “tombol kunci” telah memicu kekhawatiran dari negara-negara seperti Jerman dan Kanada terkait kedaulatan militer serta potensi kendali AS terhadap sistem senjata mereka.

Yang disebut sebagai “tombol kunci” ini pada dasarnya memberi AS hak veto atas operasi militer negara-negara yang membeli F-35, dengan cara menonaktifkan atau membatasi fungsi tempur jet  tersebut. 

Kekhawatiran ini semakin meluas di media sosial X (Twitter), di mana beberapa pengguna berkomentar: “Orang Eropa sekarang khawatir, apakah semua senjata yang dijual AS ke Eropa juga memiliki ‘tombol kunci’? (Jawabannya: iya).”

Sebagian pengguna internet berpendapat bahwa dalam 8 juta baris kode perangkat lunak F-35, kemungkinan tersembunyi semacam “pintu belakang” (backdoor) yang memungkinkan penghentian fungsi dari jarak jauh. Selain itu, banyak pihak yang mendesak Kanada untuk membatalkan kontrak F-35 senilai 14,5 miliar dolar AS (sekitar  Rp 4.766 triliun) karena khawatir bahwa AS dapat menonaktifkan pesawat tersebut kapan saja.

Meskipun Pemerintah Belgia dan Swiss secara resmi membantah keberadaan “tombol kunci” secara fisik, sifat F-35 yang sangat bergantung pada perangkat lunak dan terhubung secara digital tetap menimbulkan pertanyaan serius mengenai seberapa besar AS dapat memengaruhi operasi militer negara sekutunya.

Baru-baru ini, kebijakan pembatasan operasional F-35 yang terungkap semakin memanaskan perdebatan.

Sebuah pernyataan dari Kelompok Perang Spektrum ke-350 Angkatan Udara AS (350th Spectrum Warfare Group) yang bertanggung jawab atas dukungan proyek F-35 menyebutkan:

“Sesuai kebijakan AS, pengguna F-35 internasional dilarang melakukan pengujian mandiri di luar wilayah AS. Aturan keamanan dan kebijakan pertahanan AS mewajibkan bahwa fungsi-fungsi tertentu hanya boleh dijalankan oleh warga negara Amerika untuk melindungi teknologi utama AS.”

Pernyataan ini semakin menegaskan bahwa AS memiliki kontrol ketat atas sistem canggih seperti F-35, dan membatasi kemampuan operator asing untuk menguji atau memodifikasi pesawat tersebut.

Bagi negara-negara NATO seperti Inggris, Jerman, dan Italia yang sangat mengandalkan F-35 untuk misi penangkalan nuklir, kebijakan ini justru memperburuk kekhawatiran mereka mengenai kedaulatan militer.

Perlu dicatat bahwa hingga saat ini, hanya Israel yang diizinkan menjalankan sistem F-35I “Adir” secara sepenuhnya independen, tanpa kontrol AS.

Walaupun kebijakan ini bukan secara langsung merupakan “tombol kunci”, namun tetap memperkuat kekhawatiran bahwa AS bisa mengontrol F-35 dari jauh, terutama bagi negara-negara Eropa yang semakin meragukan ketergantungan mereka terhadap teknologi AS di tengah hubungan transatlantik yang semakin tegang.

Mantan ketua Konferensi Keamanan Munich, Wolfgang Ischinger, dalam wawancaranya dengan media Bild, menyatakan: “Jika AS ingin membatasi F-35 Jerman seperti yang dilakukan terhadap F-16 Ukraina, maka kita mungkin harus mempertimbangkan untuk membatalkan kontrak tersebut.”

F-35: Senjata yang Terkendali dari Jarak Jauh?

Sistem F-35 Logistic Backbone, yang dikenal sebagai “Otak Awan” atau Autonomic Logistics Information System (ALIS), didesain untuk menyederhanakan pemeliharaan global, manajemen rantai pasokan, serta perencanaan dan pelaporan misi.

Namun, versi yang lebih baru dari ALIS, yaitu Operational Data Integrated Network (ODIN), memberikan Pentagon kemampuan unik untuk memantau dan mengontrol pesawat yang beroperasi di negara lain, termasuk sekutu.

Sistem ODIN mengumpulkan dan mengirimkan data real-time tentang operasi tempur, status teknis, serta kebutuhan pemeliharaan F-35. Data ini dikirim ke pusat data AS, memungkinkan Pentagon untuk memantau setiap unit F-35 di seluruh dunia, termasuk pola penggunaan, status operasional, serta potensi masalah teknis atau kebutuhan perbaikan.

Di luar masalah logistik, ketergantungan F-35 terhadap pembaruan perangkat lunak dari AS juga membuat sistem senjata ini semakin rentan. Semua pembaruan perangkat lunak dikelola oleh AS untuk menjaga kinerja dan keamanan terbaik, tetapi jika pembaruan ini dihentikan, pesawat memang masih bisa terbang, namun dengan fungsi yang usang dan tidak lagi optimal.

 “Tombol Kunci” atau Masalah yang Lebih Besar?

Analis pertahanan AS, Bill Sweetman, dalam platform X (Twitter) menyampaikan sudut pandang yang lebih mendalam:”Masalah sebenarnya bukanlah ‘tombol kunci’, melainkan Mission Data File (MDF) dari F-35.”

Mission Data File (MDF) adalah buku panduan elektronik bagi sistem tempur F-35. MDF ini memberi Fusion Engine (mesin fusi data F-35) informasi mengenai karakteristik target yang telah dikenali, sehingga memungkinkan deteksi dengan emisi radar serendah mungkin.

Masalahnya, MDF hanya dapat diperbarui oleh AS. Dengan kata lain, jika Pentagon menolak memperbarui MDF sekutu, pesawat F-35 tersebut akan kehilangan kemampuan mengenali target baru, membuatnya hampir tidak berguna dalam peperangan modern.

Kesimpulan: Ketergantungan Sekutu terhadap AS Kian Nyata

Isu “tombol kunci” pada F-35 mencerminkan ketegangan yang lebih dalam di dalam NATO, sekaligus memperlihatkan dilema antara pertahanan kolektif dan kedaulatan nasional.

Seperti yang dikomentari oleh ahli perang udara dari think-tank Royal United Services Institute (RUSI), Justin Bronk:

“Saya paham mengapa ada kekhawatiran terhadap F-35, karena memang ada ketergantungan. Tetapi jika semua kemampuan penguncian target, komunikasi Beyond Line of Sight (BLOS), ISR (pengintaian, pengawasan, dan pengintaian strategis), serta amunisi yang Anda gunakan dalam perang berasal dari AS, maka ketergantungan pada MDF dan ALIS/ODIN bukan lagi masalah utama.”

Dengan kata lain, ketergantungan sekutu terhadap teknologi AS telah berlangsung lama—F-35 hanya menegaskan fakta bahwa dalam konflik masa depan, AS tetap memegang kendali penuh atas persenjataan sekutunya.(jhn/yn)

Polandia  Umumkan Program Nuklir, Guncang Eropa

EtIndonesia. Ketegangan di Eropa semakin meningkat setelah Amerika Serikat dan Ukraina gagal menandatangani perjanjian terkait sumber daya mineral, yang memicu perselisihan antara kedua presiden. Salah satu dampak paling mencolok adalah semakin seringnya diskusi di antara negara-negara Eropa mengenai kemungkinan pengiriman pasukan ke Ukraina, peningkatan bantuan militer, serta penguatan pertahanan nasional masing-masing.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, baru-baru ini mengatakan bahwa Rusia adalah “ancaman langsung bagi Prancis dan Eropa”. Dia bahkan mengusulkan gagasan untuk memasukkan negara-negara Eropa ke dalam “payung nuklir” Prancis. Namun, yang lebih mengejutkan, Polandia mengumumkan rencana untuk memperoleh senjata nuklir.

Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyebut bahwa perubahan geopolitik Amerika Serikat, terutama setelah pernyataan Donald Trump yang meragukan hubungan aliansi AS dengan sekutunya, telah menempatkan Polandia dan Ukraina dalam “situasi yang semakin sulit”. Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa Polandia harus secara signifikan meningkatkan ukuran militernya, bahkan hingga mempertimbangkan “kesempatan terkait senjata nuklir”.

Polandia: Perluasan Militer dan Ambisi Nuklir

Pada 7 Maret waktu setempat, dalam pidato yang disampaikan di parlemen Polandia mengenai keamanan nasional, Tusk tidak secara eksplisit menyatakan rencana pembangunan persenjataan nuklir. Namun, dia menyampaikan bahwa “saatnya bagi kita untuk secara berani mengeksplorasi kemungkinan memperoleh senjata paling modern”, termasuk opsi persenjataan nuklir dan “senjata non-konvensional modern”.

Tusk menambahkan bahwa Pemerintah Polandia sedang dalam pembicaraan serius dengan Prancis—satu-satunya kekuatan nuklir di Eropa selain Inggris dan Rusia—mengenai kemungkinan memperluas perlindungan nuklir Prancis ke negara-negara Eropa lainnya. Sebelumnya, pada 5 Maret, Macron menyampaikan dalam pidato televisi bahwa jika Amerika Serikat tidak lagi mendukung Prancis, maka Prancis harus bersiap menghadapi tantangan sendiri. Dia juga menegaskan bahwa konflik Rusia-Ukraina telah berkembang menjadi “konflik global”, sehingga perlindungan nuklir Eropa perlu dipertimbangkan dalam skala yang lebih luas.

Polandia dan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT)

Polandia adalah salah satu negara penandatangan Nuclear Nonproliferation Treaty (NPT), yang melarang negara mana pun di luar lima kekuatan nuklir yang telah diakui sebelum 1970 untuk memiliki senjata nuklir. Namun, beberapa negara seperti Israel, India, dan Pakistan yang tidak menandatangani perjanjian ini telah mengembangkan senjata nuklir. Korea Utara juga telah mengembangkan senjata nuklir setelah keluar dari perjanjian tersebut.

Dalam beberapa kesempatan, perdebatan mengenai apakah Polandia harus memiliki senjata nuklir kerap muncul di dalam negeri. Pada tahun 2022, mantan pemimpin partai berkuasa Polandia, Jarosław Kaczyński, pernah mengatakan bahwa “sebagai seorang warga negara”, dia ingin melihat Polandia memiliki senjata nuklir. Namun, dia juga menambahkan bahwa “sebagai seorang politisi yang bertanggung jawab”, dia menganggap gagasan tersebut tidak realistis.

Ancaman Nuklir Rusia dan Risiko Proliferasi Nuklir

Pejabat Rusia beberapa kali mengisyaratkan bahwa mereka mungkin akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik dengan Ukraina, terutama jika negara-negara Barat semakin meningkatkan bantuan militer ke Ukraina. Meskipun demikian, hingga saat ini, berbagai eskalasi bantuan dari Barat belum memicu tindakan semacam itu dari Rusia.

Sebuah laporan dari Institut Hubungan Internasional Prancis tahun lalu memperingatkan bahwa konflik Rusia-Ukraina dapat meningkatkan risiko proliferasi nuklir. Laporan tersebut menyatakan bahwa “konflik ini menunjukkan bahwa negara-negara besar yang memiliki senjata nuklir dapat menggunakan kemampuan konvensional untuk menyerang lawan mereka, sekaligus menggunakan ancaman nuklir untuk mencegah campur tangan pihak ketiga”.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa “konflik ini mengirimkan pesan bahwa senjata nuklir adalah jaminan utama bagi keamanan nasional”.

Sejarah Keahlian Nuklir Polandia

Sebagai mantan anggota Pakta Warsawa yang dipimpin Uni Soviet, Polandia kini menjadi salah satu kekuatan militer terbesar di Eropa Timur dan anggota NATO. Negara ini juga memiliki sejarah panjang dalam bidang keahlian nuklir. Marie Curie, ilmuwan asal Polandia yang kemudian menjadi warga negara Prancis, memenangkan Hadiah Nobel Fisika dan Kimia atas penemuannya di bidang radioaktivitas dan elemen radioaktif pada awal abad ke-20.

Selain itu, seorang ilmuwan Polandia bernama Stanisław Ulam memainkan peran penting dalam Manhattan Project, program rahasia Amerika Serikat selama Perang Dunia II yang mengembangkan bom atom pertama. Dia juga berkontribusi dalam pengembangan bom hidrogen setelahnya.

Pada era komunis, Polandia melatih banyak insinyur nuklir sebagai persiapan untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir yang mendapat bantuan dari Uni Soviet. Meskipun proyek tersebut akhirnya tidak diselesaikan, Polandia tetap mempertahankan minat dalam energi nuklir. Tahun lalu, Pemerintah Polandia menyetujui rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di negara itu, bekerja sama dengan perusahaan AS, Westinghouse Electric Company.

Dinamika Keamanan Baru di Eropa

Dalam pidatonya, Tusk membahas perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat sejak berakhirnya Perang Dunia II. Ia menyebutkan bahwa keputusan Trump yang mengguncang pilar kebijakan luar negeri AS telah menciptakan tantangan keamanan baru bagi Polandia.

“Kita tidak bisa mengabaikan fakta ini,” kata Tusk. “Secara objektif, situasi Polandia hari ini—terutama situasi Ukraina—jauh lebih sulit dibanding beberapa bulan yang lalu. Kita harus menghadapi realitas ini.”

Namun, meskipun mengungkapkan kekhawatirannya, Tusk tidak secara langsung mengkritik Trump. Dia justru menegaskan bahwa menjaga hubungan yang “seerat mungkin dengan Amerika Serikat” tetap menjadi prioritas utama bagi Polandia.

Selain membahas nuklir, Tusk juga mengumumkan bahwa semua pria dewasa di Polandia akan menerima pelatihan militer dasar sebagai persiapan menghadapi kemungkinan perang. Dia berencana untuk meningkatkan jumlah personel militer, termasuk cadangan, menjadi sekitar 500.000 orang, lebih dari dua kali lipat kekuatan saat ini. Selain itu, Polandia akan meningkatkan anggaran pertahanannya hingga 5% dari PDB, menjadikannya salah satu negara dengan belanja militer tertinggi di Eropa.

Namun, Tusk menegaskan bahwa Polandia tidak akan mengirimkan tentaranya ke Ukraina “sebagai bagian dari pasukan khusus”. Ini tampaknya merupakan penolakan terhadap usulan Prancis yang menginginkan partisipasi pasukan Eropa dalam upaya keamanan pascakonflik jika AS berhasil menengahi kesepakatan damai.

Polandia saat ini adalah salah satu negara dengan anggaran pertahanan terbesar di Eropa. Pada tahun lalu, belanja militernya mencapai 4% dari PDB, dua kali lipat dari standar minimum NATO yang menetapkan 2% dari PDB.

Tusk mengakhiri pidatonya dengan pernyataan yang mencerminkan kekecewaannya terhadap ketergantungan Eropa terhadap AS:“Saya ingin mengulangi sebuah fakta yang terdengar tidak masuk akal tetapi memang benar: 500 juta orang Eropa kini harus meminta perlindungan dari 300 juta warga Amerika agar kita tidak diserang oleh 180 juta warga Rusia—padahal selama tiga tahun terakhir, Rusia bahkan tidak bisa menaklukkan 40 juta rakyat Ukraina.”Dia menambahkan bahwa meskipun Eropa memiliki kapasitas untuk membela diri, yang kurang adalah “keinginan untuk bertindak, ketidakpastian, dan dalam beberapa kasus, bahkan keberanian.” (jhn/yn)

Pertemuan Misterius di Tengah Malam: Kuda Emas Berubah Menjadi Burung Hantu Raksasa


EtIndonesia.
Pada Hari Thanksgiving tahun 2018, sekitar pukul 3 sore sehari sebelumnya, sebuah keluarga kembali ke rumah sewaan mereka. Malam harinya, sekitar pukul 19 :30, suasana tiba-tiba menjadi panik ketika anak mereka yang berusia satu tahun tanpa sengaja menelan obat penurun tekanan darah milik ayahnya. Anak laki-laki itu berteriak keras, dan seluruh keluarga pun langsung panik. Mereka segera menghubungi pusat pengendalian racun dan layanan darurat 911. Setelah berkonsultasi, seorang petugas medis memutuskan untuk mengirim ambulans guna membawa anak itu ke rumah sakit kecil setempat.

Meskipun tenaga medis di sana berusaha keras menangani situasi tersebut, mereka menyimpulkan bahwa fasilitas rumah sakit tidak memadai untuk menangani kondisi sang anak. Mereka pun merekomendasikan agar anak tersebut segera dipindahkan ke Rumah Sakit Randall di Portland, Oregon.

Namun, karena malam itu adalah malam sebelum Thanksgiving, lalu lintas sangat padat. Ambulans yang dikirim dari Rumah Sakit Randall untuk menjemput anak itu baru tiba di Lincoln City setelah hampir tiga jam perjalanan dan sampai di lokasi sekitar tengah malam. Sang ibu kemudian menemani anaknya di dalam ambulans, sementara sang ayah dan anak laki-lakinya lainya memutuskan untuk kembali ke rumah sejenak guna mengambil pakaian dan perlengkapan sebelum menyusul ke rumah sakit. Mereka akhirnya baru berangkat menuju Randall Hospital sekitar pukul 24:30 dini hari.

Sekitar satu jam kemudian, ketika mereka melewati Kasino Spirit Mountain di Highway 18, antara Bellevue dan McMinnville, suasana di sekitar mereka tampak sepi dan sunyi. Lahan pertanian yang luas tertutup oleh bayang-bayang malam, menciptakan pemandangan yang tampak semakin menakutkan.

Di dalam mobil, sang ayah tenggelam dalam perasaan bersalah. Dia merasa bahwa kecelakaan ini terjadi karena kelalaiannya—meletakkan obat di kantong samping tas yang dapat dijangkau oleh putranya. Kekhawatiran terhadap kondisi anaknya membuatnya tidak bisa menahan air mata. Sementara itu, anak laki-lakinya yang mengemudi tetap diam, tetapi sang ayah bisa merasakan bahwa ia juga dipenuhi kecemasan dan perasaan bersalah. Suasana di dalam mobil terasa begitu berat dan melankolis.

Tiba-tiba, mobil mereka sedikit bergoyang. Sang ayah berpikir bahwa anaknya mulai kelelahan, sehingga dia segera bertanya apakah semuanya baik-baik saja, sembari tetap mengawasi jalan di depan mereka. Mobil melaju dengan kecepatan sekitar 90 km/jam ketika mereka melihat sesuatu bergerak di kejauhan.

Pada awalnya, mereka mengira itu adalah seekor rusa yang berlari di jalan raya. Namun, semakin dekat, mereka menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang lain—seekor kuda emas yang berlari dengan anggun di tengah jalan.

Saat jarak mereka semakin dekat dan hanya tersisa sekitar 50 meter, mereka bersiap untuk membelokkan mobil guna menghindari tabrakan. Namun, tepat pada saat itu, kuda emas tersebut tiba-tiba melompat ke udara dan berubah menjadi seekor burung hantu raksasa.

Burung hantu itu memiliki rentang sayap yang sangat besar, hampir selebar seluruh jalur jalan raya—mungkin sekitar 4,5 meter lebarnya. Sang ayah dan anaknya terpana melihat pemandangan yang begitu tidak masuk akal.

Anaknya spontan berteriak: “Apa-apaan ini!?” lalu segera membanting setir ke kiri untuk menghindari makhluk tersebut. Burung hantu raksasa itu kemudian mendarat di tepi jalan, di luar garis putih, dan sang ayah melihatnya dengan jelas melalui jendela mobil. Dia memperkirakan bahwa burung hantu itu memiliki tinggi lebih dari satu meter—jauh lebih besar dari burung hantu biasa—dan keberadaannya sungguh sulit dipercaya.

Setelah kejadian itu, keduanya merasa masuk ke dalam kondisi aneh. Mereka tetap terjaga dan waspada, tetapi perasaan mereka menjadi sangat tenang. Sepanjang sisa perjalanan, mereka tidak berbicara sama sekali, hanya meresapi keheningan malam dengan kesadaran yang tajam.

Keesokan harinya, putranya yang sakit dinyatakan dalam kondisi baik dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Saat mereka berkendara melewati tempat yang sama dalam perjalanan pulang, mereka mulai merasa heran dan takjub. Mereka pun membicarakan pengalaman mereka pada malam sebelumnya, berusaha memahami apa yang telah mereka saksikan.Mereka akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa mereka mungkin telah melihat makhluk mitologis atau entitas yang mampu berubah bentuk. Makhluk itu tidak menunjukkan tanda-tanda niat jahat, sehingga mereka merasa beruntung bisa menyaksikan sesuatu yang begitu misterius dengan mata kepala sendiri. Bahkan, setelah kejadian ini, mereka mulai percaya bahwa makhluk-makhluk legenda seperti monster Loch Ness mungkin memang benar-benar ada. (jhn/yn)

Trump Gencarkan Tekanan kepada PKT, Dikabarkan akan Bertemu Xi Secepatnya pada April

EtIndonesia. Di tengah ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, beberapa media melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan segera bertemu dengan pemimpin PKT, Xi Jinping. Namun, lokasi pertemuan masih dalam tahap pembahasan.

Menurut laporan The Wall Street Journal pada 10 Maret, kedua negara sedang mendiskusikan kemungkinan pertemuan antara Trump dan Xi pada Juni. Sementara itu, South China Morning Post melaporkan bahwa pertemuan bisa berlangsung lebih cepat, yaitu pada April. Seorang sumber yang mengetahui pembicaraan ini mengatakan bahwa diskusi masih dalam tahap awal dan belum ada yang dipastikan. Baik Gedung Putih maupun Kedutaan Besar PKT di AS menolak memberikan komentar.

“Jelas, pandemi COVID-19 telah merusak hubungan kita. Itu merugikan mereka, merugikan kita, dan merugikan seluruh dunia,” ujar Presiden AS Donald Trump. 

Sejak memulai masa jabatan keduanya, Trump telah menaikkan tarif sebesar 10% untuk semua barang impor dari Tiongkok. Pada 4 Maret, Trump kembali menaikkan tarif sebesar 10%. Menurut The Wall Street Journal, rata-rata tarif impor barang dari Tiongkok kini meningkat dari sekitar 14,5% pada tahun 2023 menjadi sekitar 35%.

Trump juga menyatakan kemungkinan mencapai kesepakatan dagang baru dengan PKT: “Mungkin saja. Kami sebelumnya mencapai kesepakatan perdagangan yang bagus dengan Tiongkok, yang menguntungkan petani dan industri manufaktur kita. Mereka harus membeli produk AS senilai 50 miliar dolar, dan kami memastikan mereka membelinya. Masalahnya, Biden tidak memaksa mereka untuk mematuhi kesepakatan itu.”

Selain menaikkan tarif, pemerintahan Trump juga menerapkan berbagai kebijakan lain terhadap Tiongkok, seperti:

  • Melarang investasi Tiongkok di sektor-sektor strategis AS.
  • Menargetkan industri perkapalan yang didominasi oleh Tiongkok.
  • Meninjau ulang hubungan ekonomi bilateral AS-Tiongkok.

Selain itu, ada laporan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan pembatasan lebih ketat terhadap ekspor semikonduktor ke Tiongkok. The Wall Street Journal melaporkan bahwa Tiongkok berharap pertemuan dengan Trump dapat meredakan tekanan AS terkait kenaikan tarif dan pembatasan teknologi. (Hui)

Sumber : New Tang Dynasty TV Asia-Pasifik

Berbagai Virus Merebak di Tiongkok, Rumah Sakit Penuh Sesak

0

EtIndonesia. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok mengumumkan bahwa saat ini setidaknya ada 10 jenis virus yang sedang menyebar di Tiongkok, termasuk COVID-19  dan flu. Selain itu, virus norovirus memasuki periode puncaknya, menyebabkan lonjakan kasus infeksi di banyak daerah. Rumah sakit penuh sesak, dengan banyak pasien mengalami infeksi berulang dan sulit sembuh.

Menurut laporan pemantauan penyakit pernapasan akut yang dirilis oleh CDC Tiongkok pada 6 Maret (pekan ke-9 tahun 2025), setidaknya ada 10 jenis virus yang sedang merebak di negara itu, termasuk COVID-19, virus influenza, virus sinsitial pernapasan (RSV), adenovirus, serta virus human metapneumovirus (hMPV). 

Selain itu, banyak pusat pengendalian penyakit di berbagai daerah memperingatkan bahwa virus norovirus telah mencapai puncak penyebarannya, dengan banyak kasus infeksi massal terjadi. Rumah sakit terus dipenuhi pasien.

Seorang warga Chengdu, Sichuan, bernama Liu mengaku telah mengalami infeksi berulang sejak sebelum Tahun Baru Imlek hingga sekarang dan belum bisa sembuh sepenuhnya. Ia mengalami insomnia parah dan menganggap bahwa COVID-19 tetap menjadi virus paling mematikan, meskipun pihak rumah sakit enggan mengakui adanya pandemi ini.

 “Saya sudah mengalami diare hampir satu bulan. Ini terjadi berulang kali. Rumah sakit menyebutnya norovirus. Katanya norovirus selalu muncul setiap musim semi, tapi tahun ini sangat parah,” kata Liu. 

“Saya masih belum sembuh, meskipun diare sudah berhenti selama lebih dari setengah bulan, tetapi saya terus-menerus batuk berdahak yang tak kunjung hilang. Sepertinya ini COVID-19, karena bulan lalu sangat banyak kasus seperti ini—batuk tanpa demam, terjadi pada semua usia, dan banyak pasien mengalami pneumonia putih,” tambahnya. 

Norovirus umumnya menyebabkan muntah pada anak-anak dan diare pada orang dewasa, disertai dengan gejala mual, sakit kepala, demam, menggigil, serta nyeri otot. Banyak netizen di media sosial Xiaohongshu melaporkan bahwa virus tahun ini tampaknya lebih ganas.

Seorang warga Anqing, Anhui, bernama Li menceritakan bahwa bulan lalu, ibu mertua temannya yang berusia 88 tahun tertular norovirus setelah makan di luar. Virus ini kemudian menyebar ke seluruh anggota keluarganya.

“Teman lama saya, ibu mertuanya yang berusia 88 tahun, terkena norovirus setelah makan di luar. Putrinya seorang dokter, jadi dia diberi obat antidiare, tetapi tidak ada efeknya. Akhirnya baru diketahui itu norovirus. Virus ini menular ke pasangan suami istri, hingga ke pembantu rumah tangga mereka. Gejalanya sangat parah—sakit kepala, diare tak henti-hentinya selama berhari-hari. Katanya penyakit ini belum ada obatnya, tapi untungnya tidak sampai mematikan,” ujar Li mengatakan. 

Seorang warga Chengdu yang menggunakan nama samaran Fang Zheng mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan pemberitahuan terkait norovirus, yang menandakan bahwa wabah ini semakin serius.

 “Di tempat kerja saya, kami menerima pemberitahuan bahwa jika ada kasus norovirus, harus segera dilaporkan. Ini menunjukkan bahwa situasinya cukup parah. Saya sendiri tidak pernah menjadi anggota Partai, sudah lama keluar dari organisasi PKT. Kami hanya ingin menjadi orang baik, dan ketika menghadapi akhir zaman, kami ingin merasa tenang dan tidak takut,” ujar Fang Zheng.

Pendiri Falun Gong, Maste Li Hongzhi, pernah mengingatkan:  “Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan. Dewa akan mulai memberantasnya, dan mereka yang berdiri di pihaknya juga akan disingkirkan.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Duterte Dikawal ke Dalam Pesawat, Putrinya : “Dia Akan Dikirim ke Den Haag”

EtIndonesia. Pada 11 Maret, mantan Presiden Philipina, Rodrigo Duterte, ditangkap saat tiba di Bandara Internasional Ninoy Aquino, Manila, setelah kembali dari Hong Kong. Penangkapan ini dilakukan oleh Kepolisian Nasional Philipina berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan oleh Pengadilan Pidana Internasional (ICC), yang menuduh Duterte melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait kebijakan perang melawan narkoba selama masa jabatannya. ​

Setelah penangkapannya, Duterte dibawa ke Pangkalan Udara Villamor di Pasay City dan kemudian diterbangkan ke Den Haag, Belanda, untuk menghadapi persidangan di ICC. Putrinya, Sara Duterte, yang menjabat sebagai Wakil Presiden Pilipina, mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa ayahnya sedang dalam perjalanan ke Den Haag. ​

ICC menuduh Duterte atas dugaan keterlibatannya dalam eksekusi di luar hukum selama kampanye anti-narkoba yang dilancarkannya sejak menjabat sebagai Presiden pada tahun 2016. Meskipun Pemerintah Philipina melaporkan sekitar 6.000 kematian terkait operasi ini, organisasi hak asasi manusia mengklaim bahwa jumlah korban sebenarnya bisa mencapai puluhan ribu, termasuk banyak warga miskin yang tidak terbukti terlibat dalam perdagangan narkoba.

Pada tahun 2019, Philipina secara resmi menarik diri dari ICC sebagai respons terhadap penyelidikan awal yang diluncurkan oleh pengadilan tersebut terkait kebijakan perang melawan narkoba Duterte. Namun, ICC menyatakan bahwa mereka masih memiliki yurisdiksi atas kejahatan yang diduga terjadi saat Philipina masih menjadi negara anggota, yaitu antara tahun 2011 hingga 2019.

Penangkapan dan ekstradisi Duterte ke ICC menandai pertama kalinya seorang mantan kepala negara Asia dihadapkan pada pengadilan internasional atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kasus ini menyoroti ketegangan antara kedaulatan nasional dan akuntabilitas internasional dalam menanggapi pelanggaran hak asasi manusia. (jhn/yn)

Sidang Dua Sesi PKT : Ekonomi dan Ketenagakerjaan Semakin Sulit, Pandemi Parah,  Pejabat Tinggi Nomor Tiga Absen

Pada Selasa (11 Maret), dua sesi tahunan Kongres Rakyat Nasional (NPC) dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC) resmi ditutup. Pengamat luar menilai bahwa target ekonomi tahun 2025 yang diumumkan dalam pertemuan tersebut menyoroti kesulitan yang semakin besar dalam ekonomi dan ketenagakerjaan di Tiongkok. Selain itu, Ketua Komite Tetap NPC, Zhao Leji, absen dari upacara penutupan karena infeksi saluran pernapasan, memicu spekulasi bahwa wabah pandemi di Tiongkok semakin serius dan tak lagi bisa disembunyikan.

EtIndonesia. Dua sesi tahunan Partai Komunis Tiongkok (PKT) berakhir pada 10 dan 11 Maret. Dalam pertemuan ini, berbagai target ekonomi diumumkan, termasuk pertumbuhan PDB sebesar 5% tahun ini, peningkatan rasio defisit fiskal menjadi 4%, serta penurunan indeks harga konsumen (CPI) menjadi sekitar 2%. Target ini menimbulkan keraguan di kalangan pengamat luar.

Menurut data dari Biro Statistik Nasional Tiongkok pada Februari, baik konsumsi maupun produksi mengalami penurunan, sementara tekanan deflasi tetap tinggi.

Pengamat menilai bahwa kesulitan ekonomi di Tiongkok masih berlanjut. Dengan situasi ekonomi global yang tidak menguntungkan serta restrukturisasi industri domestik, target pertumbuhan 5% tampaknya sulit tercapai.

 “Setelah perang dagang AS-Tiongkok kembali memanas, ekonomi tahun ini hanya akan semakin buruk. Angka pertumbuhan ekonomi yang diumumkan dalam pertemuan NPC hanyalah angka untuk konsumsi publik. Target 5% hanya ditetapkan untuk mempertahankan ekspektasi, tetapi tidak memiliki makna besar,” ujar pengamat politik yang berbasis di AS, Zheng Haochang. 

Sementara itu, analis politik Tang Jingyuan berpendapat:  “Target ekonomi ini pada dasarnya sama dengan tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa PKT hanya berusaha menjaga stabilitas dan mencegah ekonomi dari kemerosotan besar atau kehilangan kendali. Kita semua bisa melihat bahwa ada kemungkinan terjadi perombakan peta kekuasaan di kalangan elit PKT.”

Dua sesi ini juga membahas masalah ketenagakerjaan bagi kaum muda. Data resmi PKT menunjukkan bahwa jumlah lulusan universitas tahun ini diperkirakan mencapai 12,22 juta orang, meningkat 430 ribu dibandingkan tahun lalu dan mencetak rekor tertinggi.

Selain itu, Kementerian Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial Tiongkok juga menekankan bahwa jumlah pekerja dari populasi yang telah keluar dari kemiskinan harus dipertahankan di atas 30 juta orang. Ini menunjukkan bahwa situasi ketenagakerjaan tahun ini sangat sulit.

Zheng Haochang mengomentari:  “Selain masalah lulusan universitas yang langsung menganggur setelah lulus, ada juga tantangan besar untuk memberi makan populasi yang baru saja keluar dari kemiskinan. Jika kedua masalah ini digabungkan, beban ini benar-benar bisa menjadi pukulan telak bagi PKT yang sudah seperti unta sakit ini.”

Perhatian publik juga tertuju pada absennya Ketua Komite Tetap NPC, Zhao Leji, dari upacara penutupan. Pada awal acara, Wakil Ketua NPC, Li Hongzhong, mengumumkan bahwa Zhao tidak dapat hadir karena infeksi saluran pernapasan dan  ia akan menggantikannya untuk memimpin pertemuan.

Pengamat luar umumnya percaya bahwa ini menunjukkan parahnya situasi pandemi di Tiongkok saat ini. Hal Ini juga mengkonfirmasi bahwa pandemi COVID-19 di Tiongkok sebenarnya tidak pernah benar-benar berakhir. Faktor ini juga menjadi salah satu alasan utama mengapa ekonomi Tiongkok terus merosot.

Zheng Haochang kembali mengomentari:  “Jika bukan karena sakit parah atau penyakit yang sangat menular, dia pasti akan tetap tampil untuk menjaga citra. Saya kira Xi Jinping pasti sangat marah. Bagaimana mungkin pejabat tinggi seperti ini begitu ceroboh sampai membocorkan rahasia negara tentang pandemi?” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Berbicara tentang Ekonomi dengan lebih dari 100 CEO, Trump Optimis tentang Amerika Serikat

Pada  Selasa (11 Maret), setelah gejolak besar di pasar saham global, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumpulkan lebih dari 100 CEO dari perusahaan terbesar di Amerika dan para pemimpin bisnis dalam sebuah pertemuan meja bundar di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat.  Tujuan pertemuan ini adalah untuk menjelaskan kebijakan ekonomi terbaru dan menenangkan pasar

EtIndonesia.  “Pada hari Selasa, setelah pasar saham global mengalami gejolak, Presiden Trump menghadiri pertemuan meja bundar bisnis yang diadakan di Washington. Dalam acara ini, ia menjelaskan kebijakan ekonominya kepada lebih dari 100 CEO dari perusahaan terbesar di Amerika, termasuk JPMorgan Chase, Walmart, dan Apple. Keputusan bisnis dari para eksekutif ini memiliki dampak besar terhadap perekonomian AS. Dengan mengadakan pertemuan ini, Trump bertujuan untuk memulihkan kepercayaan pasar,”demikian  Laporan dari Koresponden New Tang Dynasty TV, Tao Ming dari Gedung Putih. 

CEO Apple Tim Cook, CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon, CEO General Motors Mary Barra, dan CEO Walmart Doug McMillon adalah beberapa tokoh penting menghadiri acara ini.

Lebih dari 100 CEO dari perusahaan terbesar di Amerika berkumpul di Washington untuk menghadiri pertemuan meja bundar bisnis. Keputusan bisnis mereka tidak hanya mempengaruhi ekonomi AS, tetapi juga berbagai industri global.

Dengan pengalaman bisnis yang luas, Trump secara langsung menyampaikan pidatonya di acara tersebut. Ia menjawab berbagai pertanyaan dari para CEO terkait kebijakan, seperti tarif perdagangan, serta mendiskusikan isu-isu praktis mengenai penerapan kebijakan tersebut.

Pertemuan ini berlangsung di tengah gejolak pasar saham AS. Selain itu, saham beberapa perusahaan yang dihadiri oleh para eksekutif juga mengalami penurunan. Selain itu, AS tidak memberikan pengecualian tarif bagi Kanada seperti yang sebelumnya diharapkan. Oleh karena itu, isi dan dampak dari pertemuan ini menarik perhatian global.

Pada Selasa sore, Trump menegaskan bahwa AS saat ini tidak mengalami resesi ekonomi. Ia menyatakan bahwa ada dua cara untuk membawa negara menuju kemakmuran.


“Metode yang sulit adalah metode yang saya lakukan sekarang, tetapi hasilnya akan 20 kali lebih baik dibandingkan metode yang lebih mudah,” ujar Presiden AS Donald Trump. 

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, juga mengatakan bahwa AS sedang dalam masa transisi ekonomi, dan optimisme bisnis di negara itu sedang meningkat.

 “Berbicara mengenai pasar saham, angka yang kita lihat hari ini, kemarin, dan besok hanyalah gambaran dari satu momen tertentu,” ujarnya. 

Pada Senin (10 Maret), Trump juga telah mengadakan pertemuan meja bundar dengan para eksekutif utama dari perusahaan teknologi raksasa di Gedung Putih.

Pertemuan meja bundar bisnis ini adalah sebuah organisasi advokasi ekonomi non-partisan yang terdiri dari lebih dari 200 CEO dan diadakan setiap kuartal. Juru bicara Gedung Putih, Leavitt, mengatakan bahwa jumlah peserta dalam pertemuan kali ini adalah yang terbanyak dalam sejarah pertemuan meja bundar bisnis. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Partai Berkuasa Rusia Picu Kemarahan dengan Memberikan Penggiling Daging kepada Ibu-ibu dari Tentara yang Tewas di Ukraina

EtIndonesia. Cabang Murmansk dari partai politik Rusia Bersatu milik Vladimir Putin membuat keputusan kontroversial dengan memberikan penggiling daging kepada ibu-ibu dari tentara yang tewas dalam perang dengan Ukraina untuk merayakan Hari Perempuan Internasional.

Selama tiga tahun terakhir, penggiling daging telah menjadi simbol tingginya angka korban militer Rusia dalam serangannya ke negara tetangga Ukraina, sehingga keputusan Partai Rusia Bersatu di wilayah Murmansk utara untuk merayakan para ibu yang putranya tewas dalam perang dengan memberikan hadiah penggiling daging pada tanggal 8 Maret dapat dianggap dipertanyakan. 

Foto-foto yang dipublikasikan di akun media sosial partai tersebut Rabu lalu menunjukkan sekretaris eksekutif Polyarnye Zori cabang Rusia Bersatu, Anna Makhunova, bersama Maxim Chengaev, perwakilan dari “Yayasan Pembela Tanah Air di Wilayah Murmansk” berpose di samping para perempuan yang kehilangan putra mereka dalam perang melawan Ukraina, tersenyum dan memegang penggiling daging.

“Tahun 2025 ditetapkan sebagai Tahun Pembela Tanah Air oleh Presiden,” demikian bunyi pesan yang diunggah di laman media sosial Polyarnye Zori United Russia. “Tugas dan kewajiban kami adalah untuk memberikan perhatian dan dukungan kepada para ibu Pahlawan Tanah Air, bukan dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan. Kami berusaha untuk dekat dengan para wanita tangguh ini, berbagi pengalaman mereka, dan memberikan bantuan di masa-masa sulit. Para ibu terkasih, terima kasih atas ketabahan dan cinta yang Anda curahkan untuk membesarkan anak-anak Anda. Prestasi mereka akan selalu terkenang dalam ingatan kita, menjadi contoh keberanian dan patriotisme bagi generasi mendatang.”

Foto-foto tersebut menjadi viral di media sosial Rusia, menuai komentar pedas yang menuduh partai terkemuka Rusia tidak peka terhadap penderitaan para ibu yang sedang berduka yang seharusnya mereka rayakan.

Namun, anggota cabang Polyarnye Zori United Russia menepis kritik mereka, dengan menyebut interpretasi mereka tentang hadiah tersebut “tidak manusiawi dan provokatif,” dan mengklaim bahwa salah satu wanita dalam foto tersebut secara khusus meminta penggiling daging.

“Penggiling daging itu bukan bagian dari set hadiah standar, tetapi seorang wanita memintanya, dan tentu saja, anggota partai tidak dapat menolaknya,” kata Maxim Chengayev, walikota Polyarnye Zori, kepada wartawan.

Untuk lebih meyakinkan, anggota partai mengunjungi kembali salah satu wanita dalam foto dan merekam video yang memperlihatkan dia tampaknya mengaku meminta penggiling daging, semacam…

“Saya ingin membeli penggiling daging untuk diri saya sendiri, tetapi Anda memberi saya satu tepat pada waktunya,” kata wanita itu dalam klip pendek itu. “Pada prinsipnya, saya yang meminta Anda.”

Masalahnya adalah partai tersebut menawarkan penggiling daging yang sama kepada banyak wanita, sebagaimana dibuktikan oleh foto-foto yang diunggah anggotanya di media sosial, jadi penjelasan mereka tidak benar-benar masuk akal. 

Mungkin akan lebih mudah untuk menyebut semuanya sebagai kesalahpahaman, daripada mencoba membenarkan hadiah yang jelas-jelas tidak pantas, mengingat situasi terkini di garis depan.(yn)

Sumber: odditycentral