Li Yun, Qiu Yue, Xiong Bin – NTD
Pandemi COVID-19 terus meningkat, masyarakat Tiongkok banyak mengalami berbagai gejala pasca pandemi. Di antara mereka, banyak orang di berbagai tempat mendiskusikan bahwa mereka atau orang-orang di sekitar mereka menderita herpes zoster atau dikenal dengan cacar api yang sangat menyakitkan. Namun demikian, pihak berwenang di Tiongkok tampaknya mengabaikan masalah ini dan tidak membicarakannya.
“Ini adalah herpes zoster yang umum terjadi pada orang tua, juga dikenal sebagai ‘ular melilit pinggang’. Banyak orang mengatakan ini adalah penyakit kulit yang paling menyakitkan,” ujar Professor Feng Aiping dari Departemen Dermatologi, Rumah Sakit Xiehe di Tiongkok.
Baru-baru ini, masyarakat Tiongkok melaporkan adanya ledakan kasus herpes zoster, dan menyebutnya sebagai “Raja Virus Baru Bulan Agustus”.
Seorang guru dari Henan, Nyonya Wang, mengatakan, “Pokoknya, ada kasus herpes zoster di tempat kerja kami baru-baru ini, dan ada beberapa di antara kerabat kami yang menderita herpes zoster, semuanya terjadi bertahap.”
Warga Jinan di Shandong juga melaporkan bahwa banyak orang di sekitar mereka yang terkena herpes zoster.
Nyonya Fan, warga Jinan di Shandong, mengatakan, “Banyak pasien herpes di departemen kulit di rumah sakit. Anak saya mengalami sedikit herpes beberapa hari terakhir ini dan dia merasa kesakitan, jadi besok dia akan dirawat di rumah sakit. Dokter bilang, kalau tidak dirawat di rumah sakit, penyakit ini bisa menular di rumah.”
Nyonya Fan melihat banyak orang muda sedang dirawat di rumah sakit karena herpes.
Nyonya Fan, warga Jinan di Shandong, mengatakan, “Anak saya berusia 30-an. Untuk kasus herpes ini, karena terdeteksi lebih awal, menurut perkiraan dokter, mungkin dia hanya perlu dirawat di rumah sakit selama sekitar seminggu. Jika ditemukan terlambat, mungkin kondisinya akan lebih parah.”
Profesor Pan Limin, seorang dokter Tiongkok, mengatakan, “Jika orang muda terkena herpes zoster, kebanyakan dari mereka adalah wanita muda. Herpes zoster menunjukkan bahwa mereka mungkin kelelahan atau stres pada waktu itu, menyebabkan fungsi tubuh menurun dan daya tahan tubuh yang lemah.”
Banyak pengguna internet di Tiongkok memposting foto diri mereka yang menderita herpes zoster, termasuk yang muncul di wajah, sekitar mata, mulut, punggung, leher, dan bagian tubuh lainnya.
Dokter Liu, seorang profesor di Canadian College of Traditional Chinese Medicine dan direktur Kangmei Traditional Chinese Medicine Clinic, mengatakan, “Herpes zoster yang tiba-tiba menyebar luas, terutama di kalangan orang muda, sangat tidak normal dan pasti terkait dengan pandemi. Misalnya, infeksi COVID-19 dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, dan vaksin juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan.”
Pengamat Tang Jingyuan mengatakan, “Herpes zoster tidak terlalu menular. Penyebarannya terutama melalui kontak langsung, jadi menghindari kontak langsung dengan pasien bisa menjadi langkah pencegahan yang efektif. Tidak perlu terlalu panik.”
Tentang Cacar Api
Dikutip dari National Library of Medicine, Herpes zoster, yang umum dikenal sebagai cacar api adalah penyakit virus yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster. Virus ini tetap tidak aktif dalam ganglia sensorik dari saraf kranial atau ganglia akar dorsal setelah infeksi varicella sebelumnya. Varicella, yang lebih dikenal sebagai cacar air, biasanya terjadi pada anak-anak, sedangkan herpes zoster terjadi pada orang dewasa atau lanjut usia.
Diperkirakan bahwa herpes zoster terjadi akibat kegagalan sistem pertahanan imun untuk mengendalikan replikasi laten virus tersebut. Insidensi herpes zoster berkorelasi dengan status kekebalan tubuh. Individu yang mempertahankan tingkat kekebalan yang tinggi jarang mengembangkan cacar api. Infeksi ini tidak dapat dianggap sepele dan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Bahkan setelah herpes zoster sembuh, banyak pasien terus mengalami nyeri sedang hingga berat yang dikenal sebagai neuralgia pascaherpetik. (Hui)