oleh Chen Ting/Liu Mingxiang
Falun Dafa Information Center (FDIC) pada Minggu (18/8/2024), mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan atas laporan The New York Times tentang Falun Gong dan Shen Yun Performing Arts. FDIC menyatakan bahwa laporan tersebut tidak akurat dan secara serius memutarbalikkan keyakinan dan praktik sejati para pengikut Falun Gong, serta mengulangi propaganda palsu yang dipromosikan oleh rezim PKT.
FDIC adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk menyelidiki penganiayaan brutal yang dilakukan oleh otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap para pengikut Falun Gong. Berikut tanggapan organisasi tersebut:
Pada Kamis(15 Agustus) malam, The New York Times menerbitkan sebuah artikel tentang Shen Yun Performing Arts, yang mengkritik Falun Gong dan pendirinya secara berlebihan. Artikel kedua tentang Falun Gong diterbitkan pada tengah malam, yang mana memberikan deskripsi tidak akurat tentang penganiayaan mematikan yang dialami oleh para pengikut Falun Gong di Tiongkok dan mengabaikan informasi penting.
Falun Gong telah menyebar lebih dari 100 negara dan wilayah, dengan jutaan orang yang mempraktikkannya. Namun, di Tiongkok, jutaan pengikut Falun Gong yang tidak bersalah masih mengalami penganiayaan, bahkan kehilangan nyawa.
Terlepas dari kenyataan bahwa ada lebih dari 1.000 seniman Shen Yun saat ini dan mantan seniman Shen Yun, artikel pertama di New York Times hanya didasarkan pada 25 orang yang jelas-jelas merasa tidak puasa dengan Shen Yun. Beberapa dari orang-orang ini telah dikaitkan dengan kampanye disinformasi besar-besaran Partai Komunis Tiongkok untuk “menghancurkan” Falun Gong dan Shen Yun.
Artikel ini menggunakan laporan dari segelintir subjek yang tidak representatif ini untuk melukiskan gambaran sempit dan bias tentang keseluruhan kepercayaan Falun Gong. Pada saat yang sama, artikel ini tidak menyertakan beberapa penelitian akademis yang kuat yang membantah deskripsi PKT tentang organisasi ini sebagai “kultus-X” dan menegaskan adanya kekejaman pengambilan organ tubuh di Tiongkok.
Direktur Eksekutif Falun Dafa Information Center (FDIC), Levi Browde, mengatakan, “Dari dua artikel ini, sangat jelas bahwa para jurnalis dengan sengaja memilih kutipan, narasumber, bahkan pakar yang sesuai dengan narasi mereka untuk menggambarkan Falun Gong sebagai ‘kultus sesat’, sambil meremehkan skala dan keparahan penganiayaan di Tiongkok.”
“Misalnya, kami telah berbicara dengan beberapa narasumber yang juga berbagi pengalaman indah selama bekerja sama dengan Shen Yun, atau yang menyebutkan kejadian yang bertentangan dengan apa yang dilaporkan, tetapi banyak dari informasi ini tidak dimasukkan dalam artikel tersebut,” tambah Browde.
BACA JUGA : Di Balik Serangan The New York Times Terhadap Falun Gong, Selama Beberapa Dekade Menyenangkan PKT
BACA JUGA : The New York Times Mengandalkan Distorsi dan Penyangkalan Fakta Demi Mencemarkan Shen Yun
“Dengan pendekatan pelaporan seperti ini, setiap komunitas, keyakinan, organisasi, atau perusahaan dapat terlihat seperti monster, terlepas dari kenyataan yang sebenarnya.”
Pemutarbalikan dan pengabaian ini muncul dalam berbagai bentuk :
- Dalam keseluruhan laporan ini, media tersebut secara selektif mengutip ajaran Falun Gong dengan memotong konteks aslinya. Laporan tersebut mengabaikan latar belakang budaya yang lebih luas, menafsirkan kata-kata yang dimaksudkan sebagai metafora secara harfiah, dan memproyeksikan konsep-konsep agama Barat seperti “neraka” ke dalam sistem kepercayaan yang pada dasarnya berasal dari Asia.
Inti dari Falun Gong adalah latihan spiritual yang menekankan peningkatan diri dan belajar dari kesalahan, yang didasarkan pada tradisi panjang dalam berlatih dan mencari jalan menuju pencerahan. Meskipun ada niat untuk berbagi manfaat dari latihan dan spiritualitas ini kepada orang lain serta menentang propaganda palsu dari rezim PKT, baik terhadap praktisi tertentu maupun penonton Shen Yun, tidak ada penetapan siapa yang akan dilempar ke neraka atau kehilangan kesempatan untuk diselamatkan.
- Tuduhan terhadap Shen Yun dan Falun Gong memiliki karakteristik yang mirip dengan propaganda Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang menggambarkan Falun Gong sebagai “Kultus.” Pandangan yang terus-menerus ditekankan ini memberikan kesan bahwa Falun Gong adalah kelompok fanatik dan tidak normal, seperti sengaja memisahkan anak-anak dari keluarga mereka dan melarang orang-orang untuk mencari perawatan medis. Banyak siswa di Akademi Seni Fei Tian sering bertemu dengan keluarga mereka, karena orangtua mereka tinggal di dekatnya atau datang mengunjungi mereka di kampus. Mereka yang hanya bisa bertemu dengan keluarga mereka selama liburan adalah karena keluarga mereka tinggal jauh, bukan karena ada larangan bertemu dengan pihak keluarga.
Pandangan Falun Gong tentang penyakit dan karma mirip dengan ajaran Buddha. Meskipun latihan Falun Gong dapat meningkatkan kesehatan para praktisinya, banyak orang (termasuk penari Shen Yun) tetap mencari perawatan medis untuk berbagai penyakit, yang dapat dibuktikan dengan rekam medis. Artikel di The New York Times tampaknya kontradiktif, di satu sisi menyatakan bahwa Shen Yun menganggap kualitas pertunjukan sangat penting, sementara di sisi lain mengklaim bahwa Shen Yun mendorong para seniman untuk tampil meskipun dalam keadaan cedera. Kedua hal ini tidak mungkin benar secara bersamaan, karena seniman yang cedera pasti akan menurunkan kualitas pertunjukan.
Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa ada mantan seniman Shen Yun yang tidak berani memberikan pendapat tentang Falun Gong karena takut akan pembalasan. Namun demikian, selama lebih dari 25 tahun mengalami penganiayaan, praktisi Falun Gong selalu berpegang pada prinsip-prinsip non-kekerasan, bahkan ketika menghadapi kekejaman dari penganiaya mereka di dalam dan luar Tiongkok.
Selain itu, ajaran Falun Gong dengan jelas menyatakan bahwa latihan ini harus selalu bersifat sukarela. Memaksa seseorang untuk berlatih tidak ada artinya, karena peningkatan moral adalah pilihan dan proses individu. Menyiratkan bahwa praktisi Falun Gong atau pendirinya akan melakukan serangan jahat terhadap seseorang karena mereka berhenti berlatih atau meninggalkan Shen Yun adalah pernyataan yang sepenuhnya salah dan menyesatkan.
- Dalam artikel tersebut, ada bagian yang menyebutkan bahwa Falun Gong “menolak disebut sebagai kultus”, tetapi tidak memberikan informasi lebih lanjut. Sebenarnya, bukan hanya praktisi Falun Gong yang menolak sebutan itu. Para ahli terkemuka dalam bidang agama di Tiongkok yang telah menulis buku tentang Falun Gong juga sepakat dengan penilaian ini: Falun Gong adalah gerakan keagamaan baru, pada kenyataannya, “label kultus adalah sebuah kedok”, yang diciptakan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai alasan untuk melakukan penganiayaan. Wartawan, organisasi hak asasi manusia, dan ahli lainnya telah melakukan penelitian mendalam tentang Falun Gong juga sampai pada kesimpulan yang sama. Bukti-bukti ini mudah ditemukan di situs web seperti milik kami . Namun, The New York Times tidak menyampaikan hal ini kepada para pembacanya.
- Artikel tersebut meremehkan keseriusan dan skala penganiayaan yang dilakukan oleh PKT. Penggambaran yang salah tentang Falun Gong oleh The New York Times juga terlihat dalam deskripsinya mengenai penganiayaan yang dialami oleh praktisi Falun Gong. Dalam artikel utama seri ini, wartawan hanya secara singkat menyebutkan penganiayaan yang terjadi di Tiongkok, dan ketika menyebutkan jumlah orang yang ditahan, mereka menggunakan kata yang samar seperti “banyak” untuk meremehkan skala penganiayaan.
Faktanya, para ahli telah berulang kali memperkirakan bahwa ratusan ribu hingga jutaan praktisi Falun Gong telah ditahan oleh PKT, jauh melebihi jumlah yang bisa diungkapkan oleh kata “banyak”. Bahkan dalam menggambarkan tekanan lintas negara yang dihadapi oleh Shen Yun dari PKT, artikel tersebut sangat meremehkan skala tekanan tersebut, hanya mengutip satu contoh seorang diplomat PKT yang mencoba menghentikan pertunjukan. Laporan yang dirilis oleh FDIC pada Januari mencatat bahwa PKT dan agennya telah melakukan lebih dari 130 kali gangguan dan serangan terhadap Shen Yun di lebih dari 38 negara.
- Artikel tersebut menyangkal adanya pengambilan organ secara sistematis dari praktisi Falun Gong dan menerima pernyataan otoritas PKT begitu saja. Wartawan mengutip seorang ahli yang menyangkal adanya program pengambilan organ secara sistematis dari praktisi Falun Gong. Namun demikian, banyak peneliti, wartawan, pengacara, dan dokter terkemuka telah bersaksi di Kongres AS, menulis laporan untuk organisasi non-pemerintah, atau menerbitkan makalah yang ditinjau sejawat di jurnal medis , yang mana mengungkapkan kekejaman pengambilan organ oleh PKT.
- Para ahli ini menemukan bukti bahwa praktisi Falun Gong telah dibunuh secara sistematis untuk diambil organnya. Bukti ini juga dianggap dapat dipercaya oleh Pengadilan Tiongkok (China Tribunal), Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Kongres AS, dan Parlemen Eropa. Namun demikian, The New York Times tidak mengutip pandangan dari para ahli, organisasi, atau lembaga pemerintah ini, juga tidak mengutip karya mereka yang dipublikasikan dan mudah diakses.
Wartawan tersebut juga mempercayai pernyataan otoritas PKT pada tahun 2015 tentang larangan pengambilan organ dari narapidana yang dihukum mati. Namun, mantan wartawan The New York Times yang bertugas di Beijing, Didi Kirsten Tatlow, memiliki bukti bahwa beberapa dokter bedah transplantasi organ di Tiongkok pada tahun 2016 masih tidak menyadari adanya larangan tersebut, dan pengambilan organ dari tahanan hati nurani diketahui secara luas di kalangan dokter Tiongkok.
Berdasarkan kesaksiannya pada tahun 2019 di Pengadilan Tiongkok , editor The New York Times menghentikannya untuk melanjutkan liputan tentang masalah ini dan membuat pernyataan yang meremehkan tentang Falun Gong. Selain itu, sebuah makalah akademik yang diterbitkan pada tahun 2019 di BMC Medical Ethics menemukan bahwa klaim pemerintah Tiongkok bahwa mereka sepenuhnya mengandalkan donasi sukarela setelah tahun 2015 adalah palsu, karena data donasi organ mereka jelas-jelas dipalsukan. Makalah tersebut menyimpulkan bahwa “sistem donasi tampaknya beroperasi bersamaan dengan penggunaan donor non-sukarela (yang kemungkinan besar berasal dari tahanan), dan organ-organ dari sumber ini secara keliru dikategorikan sebagai ‘donasi sukarela’.”
Namun demikian, The New York Times mengabaikan semua ini. Levi Browde berkata, “Ini semua adalah informasi yang mudah diverifikasi dan tersedia secara luas. Kekeliruan dan ketidakakuratan The New York Times dalam pelaporan tentang penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong menimbulkan keraguan terhadap objektivitas dan keadilan wartawannya.”
Dia mengatakan, “Ditambah dengan kesalahan lain dalam artikel tersebut, tidak dapat disangkal bahwa gambaran tentang Falun Gong dan para praktisinya telah sangat terdistorsi. Ini tampaknya merupakan serangan yang bias secara terang-terangan oleh sebuah media utama Amerika Serikat terhadap sebuah kelompok kepercayaan yang dimarjinalisasi dan kurang dikenal oleh publik. Namun demikian, kelompok kepercayaan ini telah mengalami penganiayaan mengerikan selama seperempat abad di tempat asalnya, Tiongkok.”
Sejalan dengan Propaganda Palsu PKT
Mengingat poin-poin di atas, mengapa The New York Times melakukan pelaporan yang begitu menyesatkan dan jahat tentang Falun Gong masih belum sepenuhnya jelas bagi kami. Namun demikian, cara The New York Times melaporkan tentang Falun Gong sangat mirip dengan metode fitnah dari mesin propaganda PKT dan distorsi yang dilakukan The New York Times terhadap Falun Gong selama ini sangat konsisten dengan narasi yang disukai oleh PKT.
Ada tiga hal yang patut diperhatikan dalam hal ini:
- Mengikuti Tuduhan PKT Terhadap Falun Gong: Pada tahun 1990-an, media pemerintah Tiongkok memuji Falun Gong atas manfaat kesehatannya dan bagaimana ia “bermanfaat bagi stabilitas sosial dan peningkatan moral.” Namun, ketika para pemimpin PKT khawatir akan popularitas Falun Gong dan memutuskan untuk melarangnya, media propaganda harus membuat rakyat Tiongkok percaya bahwa perubahan ini adalah wajar. Untuk tujuan ini, meskipun media pemerintah sebelumnya memuji manfaat kesehatan Falun Gong, sekarang mereka berbohong dengan mengatakan bahwa Falun Gong mengajarkan orang untuk menolak pengobatan. Sebelumnya mereka memuji dampak moral Falun Gong, sekarang mereka berbohong dengan menyebut Falun Gong sebagai “kultus” yang merusak masyarakat. Sebelumnya mereka memberikan banyak pujian kepada pendiri Falun Dafa, Master Li Hongzhi, tetapi sekarang mereka berbohong dengan menyatakan bahwa ajarannya mengandung pernyataan tentang kiamat dan pemikiran ekstrem lainnya.
Media pemerintah Tiongkok sebelumnya secara terbuka mengunjungi taman-taman tempat praktisi Falun Gong duduk bermeditasi dan berlatih, untuk mendapatkan gambaran nyata tentang Falun Gong, tetapi sekarang mereka mengundang mantan praktisi yang merasa tidak puas (beberapa di antaranya jelas-jelas memiliki hubungan dengan rezim PKT) untuk menceritakan kisah negatif tentang Falun Gong.
Laporan-laporan ini dengan sengaja mengutip ajaran Master Li secara sepotong-sepotong dan menyajikannya kepada publik seolah-olah itu adalah gambaran lengkap dan benar tentang Falun Gong. Deskripsi menyesatkan yang memenuhi artikel The New York Times mengikuti pola yang sama.
- Rekam Jejak Distorsi Pelaporan yang Panjang: Selama 25 tahun, The New York Times sering kali tidak melaporkan kekejaman yang dilakukan oleh PKT terhadap Falun Gong, tetapi malah memperbesar propaganda palsu PKT tentang Falun Gong, yang berakibat menghancurkan. Pada Maret lalu, Pusat Informasi Falun Dafa merilis laporan penelitian yang menganalisis 159 artikel The New York Times sejak 1999 dan menemukan bahwa koran ini, yang mampu mempengaruhi opini publik, secara tidak bertanggung jawab telah sangat mendistorsi pelaporan tentang Falun Gong, baik terkait sifat Falun Gong maupun skala penganiayaan yang dialami.
Pelaporannya penuh dengan kesalahan fakta serta tidak kritis menginternalisasi pandangan utama PKT dalam penganiayaan ini. Faktanya, sejak 2016, The New York Times tidak pernah menerbitkan satu pun laporan yang berfokus pada tindakan penganiayaan ini, meskipun kekejaman tersebut masih berlangsung dalam skala besar.
Sebelum tahun 2016, koran ini sebagian besar diam tentang pelanggaran hak asasi manusia terhadap praktisi Falun Gong sejak tahun 2002, meskipun mereka dapat dipercaya dalam melaporkan pelanggaran hak asasi manusia lainnya di Tiongkok. Meskipun jumlah kematian yang tercatat dari praktisi Falun Gong terus meningkat dan banyak penelitian pihak ketiga juga mengkonfirmasi bahwa Falun Gong terus menerus menjadi korban penganiayaan berskala besar, koran ini tetap bungkam.
The New York Times mengabaikan laporan penting tentang pengambilan organ yang dilakukan oleh banyak organisasi hak asasi manusia dan Pengadilan Tiongkok di London pada tahun 2019, sebagaimana yang mereka lakukan dalam rangkaian artikel ini.
Seiring waktu, pelaporan The New York Times tentang Falun Gong semakin terdistorsi. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa artikel tentang Falun Gong yang mereka terbitkan secara terang-terangan bermusuhan dan menyerang organisasi yang didirikan oleh para praktisi. Artikel-artikel negatif ini mengulang kesalahan lama dan menambahkan distorsi baru, yang pada kenyataannya melayani tujuan PKT untuk mencemarkan nama baik Falun Gong dan membungkam para pengkritik partai tersebut. Masalah yang sama juga muncul dalam rangkaian artikel terbaru ini.
- Relevansi dengan kampanye disinformasi baru: Apakah koran ini secara sadar melayani rezim PKT atau tidak, pelaporan terbaru The New York Times juga memiliki ciri khas serangan disinformasi terbaru dari PKT. Sebuah laporan baru yang dirilis oleh FDIC pada awal Agustus menemukan bahwa Kementerian Keamanan Publik (MPS) PKT dan organisasi PKT lainnya telah meluncurkan kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan tujuan untuk “membersihkan” Falun Gong di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat, dan merusak Shen Yun Performing Arts.
Shen Yun adalah kelompok tari klasik Tiongkok yang didirikan oleh praktisi Falun Gong pada tahun 2006 dan sangat dihargai. Dokumen yang bocor dari lembaga keamanan dan propaganda PKT mengungkapkan bahwa untuk melaksanakan tindakan baru ini, PKT meminta dukungan dari “influencer” media sosial untuk menyebarkan disinformasi terkait, memanipulasi hasil mesin pencari, dan berencana untuk “mengaktifkan” jaringan agen global.
Mereka juga menyebutkan bahwa mereka akan memberikan informasi yang konsisten dengan sudut pandang PKT kepada media internasional terkait Falun Gong. Seorang narasumber menyatakan dengan jelas bahwa salah satu konten penting dari serangan baru terhadap Falun Gong adalah “menggerakkan media nasional pusat, think tank universitas, dan unit-unit lainnya, secara aktif menyebarkan informasi fitnah tentang Falun Gong ke media luar negeri (ditekankan).”
Selain itu, beberapa minggu yang lalu, seorang YouTuber pro-Komunis mencantumkan “The New York Times dan media lainnya” sebagai salah satu dari tiga target “medan perang” untuk mencemarkan nama baik Falun Gong dan Shen Yun. Taktik “melegitimasi” konten yang disukai PKT melalui media lokal ini telah lama digunakan oleh PKT dalam kampanye propagandanya terhadap warga Taiwan dan warga Tionghoa di luar negeri.
Levy Browde berkata, “Meskipun The New York Times berusaha mengalihkan perhatian dunia pada apa yang mereka sebut sebagai tindakan salah Shen Yun dan praktik merugikan yang dikaitkan dengan kelompok Falun Gong, kami berharap para pembaca yang berpikir kritis dapat melihat melalui strategi pelaporan yang menipu ini, tetap berpikiran terbuka dan mendukung kelompok Falun Gong yang menghadapi serangan yang tidak adil ini.” (Hui)