Home Blog Page 141

Trump Bincang dengan Putin: Solusi Damai Rusia-Ukraina, Sambut Provokasi Korea Anti-Komunis

0

EtIndonesia. Presiden Trump mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan media bahwa dia telah melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Vladimir Putin untuk membahas pengakhiran konflik antara Rusia dan Ukraina. 

“Entah mencapai kesepakatan yang jujur atau kita akan memastikan bahwa beberapa wilayah milik Rusia akan dimasukkan ke dalam konstitusi Ukraina,” tegas Trump dalam pernyataannya yang penuh tegas dan penuh perhitungan strategis.

Dalam video pernyataan yang beredar di platform X, Trump menambahkan: “Dengarkan, itu omong kosong. Anda harus mengerti, saya bukan Biden. Entah Anda mencapai kesepakatan yang jujur atau kita akan memastikan bahwa beberapa wilayah Rusia pada akhirnya akan dimasukkan ke dalam konstitusi Ukraina. Percayalah, orang-orang pasti akan menyukainya.”

Pernyataan tersebut menandakan adanya potensi perubahan besar dalam kebijakan geopolitik, terutama jika negosiasi damai antara pihak-pihak yang terlibat berhasil dilaksanakan.

Dinamika Negosiasi dan Analisis Akademis

Profesor Xie Tian dari Aiken Business School, University of South Carolina, menilai bahwa inisiatif Trump ini merupakan upaya nyata untuk menjaga dan mendorong perdamaian dunia. Menurut Xie, dalam percakapannya dengan Putin, sang pemimpin Rusia telah mengakui bahwa melanjutkan perang tidak menguntungkan, terutama karena banyak prajurit Rusia telah kehilangan nyawa di medan pertempuran.

Lebih lanjut, pejabat pemerintahan yang mendukung Trump dikabarkan akan mengadakan pertemuan dengan otoritas Kiev selama Konferensi Keamanan di Munich guna membahas kesepakatan gencatan senjata. Sebelumnya, komunikasi awal antara perwakilan Trump dan Presiden Zelenskyy telah membuka peluang bagi kerja sama strategis antara Amerika Serikat dan Ukraina.

Profesor Xie Tian menyampaikan: “Trump telah menyatakan bahwa dia sudah berbicara dengan Putin untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Tampaknya kedua belah pihak mungkin akan mencapai terobosan dalam situasi ini, sehingga Trump pun akan berbicara dengan Zelensky dan pemerintah Ukraina.”

Trump sendiri menyiratkan ketidaksepakatan atas pernyataan Putin yang menyebut wilayah di timur Ukraina sebagai bagian dari Rusia. Dengan menyatakan bahwa Ukraina pun dapat memasukkan wilayah Rusia—seperti misalnya daerah Kursk—ke dalam konstitusinya, Trump menyiapkan strategi untuk memberikan tekanan lebih kepada Putin. Jika negosiasi gencatan senjata gagal, Amerika Serikat diprediksi akan meningkatkan dukungan militernya kepada Ukraina.

Profesor Xie juga mencatat bahwa pertempuran di wilayah Kursk tengah berlangsung sengit, dengan kedua belah pihak mengalami kerugian besar. Bagi Trump, penghentian perang sangat penting agar Amerika tidak terjebak dalam konflik yang membawa beban ekonomi dan kebutuhan persediaan militer yang tinggi. Selain itu, penyelesaian konflik di Ukraina juga diharapkan mampu meredakan tekanan ekonomi dan militer yang dirasakan negara-negara Eropa, serta membuka peluang bagi hubungan yang lebih baik antara Amerika Serikat dan Rusia.

Dampak Global: Dari Eropa Hingga Hubungan dengan Tiongkok

Jika negosiasi damai berhasil, tidak hanya Ukraina dan Rusia yang akan mendapatkan keuntungan. Para analis menilai bahwa solusi damai tersebut juga dapat menguntungkan negara-negara Eropa—seperti Jerman, yang berpotensi kembali menikmati pasokan energi dengan harga lebih terjangkau dari Rusia. Selain itu, dengan mencairnya hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia, kemungkinan Rusia secara otomatis berpihak pada Tiongkok akan berkurang. 

Profesor Xie berpendapat bahwa perpecahan antara Rusia dan Tiongkok dapat membuka jalan bagi negara-negara Barat untuk mendekati Rusia sebagai upaya bersama menghadapi pengaruh rezim komunis di Tiongkok.

Korea Bergemuruh: Sentimen Anti-Komunis dan Protes di Seoul

Sementara itu, di Korea, situasi politik pun semakin memanas dengan semakin kuatnya sentimen anti- Tiongkok. Organisasi masyarakat Korea Nomor 7 menggelar aksi protes di dekat Kedutaan Besar Tiongkok di Seoul, di mana mereka mengadakan acara “Hari Pembasmian Komunis”. Ratusan peserta hadir dengan spanduk bertuliskan “CCP, Pergi!” serta teriakan menuntut agar Xi Jinping mundur dari jabatannya.

Menurut laporan Yonhap News, demonstrasi yang berlangsung di kawasan strategis dekat Myeongdong ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk turis asal Tiongkok yang tampak tergesa-gesa meninggalkan lokasi demo.

Mantan juru bicara muda Partai Kekuatan Nasional, Kim Jung Chul, menuding bahwa pernyataan Presiden Yoon Suk-yeol mengenai pelanggaran kedaulatan seakan merujuk pada tindakan Tiongkok. 

“Orang-orang Tiongkok dapat merekam fasilitas Badan Intelijen Nasional, namun tidak dapat dijerat berdasarkan undang-undang spionase. Inilah sebabnya saya menyelenggarakan Hari Pembasmian Komunis,” ujarnya.

Situasi semakin memanas seiring dengan tuduhan bahwa Pemerintah Tiongkok telah mencampuri urusan dalam negeri Korea, terutama dalam konteks pemilu. Pada tanggal 9 Februari 2025, Kedutaan Besar Tiongkok di Korea sempat diminta memberikan klarifikasi terkait dugaan campur tangan Tiongkok dalam pemilu. Dalam pernyataannya, pihak kedutaan menegaskan bahwa rakyat Korea memiliki “cermin di dalam hati” untuk menilai situasi secara objektif, meskipun mengakui bahwa sentimen anti-komunis di Korea semakin meluas.

Rumor mengenai penangkapan agen rahasia Tiongkok di Institut Pelatihan Komite Pemilihan serta tuduhan kebocoran informasi rahasia—termasuk detail sistem pertahanan rudal THAAD—pun semakin memperkeruh situasi. Tuduhan bahwa beberapa individu yang mengaku sebagai mahasiswa internasional menggunakan drone untuk mengambil gambar fasilitas militer turut memicu kecaman keras dan menambah sentimen anti-Tiongkok di kalangan masyarakat Korea.

Mencari Jalan Tengah di Tengah Gejolak Global

Dengan meningkatnya ketegangan di berbagai belahan dunia, mulai dari upaya negosiasi damai antara Trump dan Putin dalam konflik Ukraina hingga aksi protes anti-komunis di Korea, dinamika geopolitik global kian menjadi kompleks. Langkah-langkah strategis dan dialog terbuka antar negara dinilai sebagai kunci untuk meredakan konflik yang telah menelan banyak korban jiwa serta mengurangi tekanan ekonomi dan militer yang dirasakan oleh banyak negara.

Perkembangan selanjutnya mengenai negosiasi damai di Ukraina dan dinamika politik di Korea akan terus dipantau secara seksama oleh masyarakat internasional, dengan harapan bahwa solusi damai yang adil dan berkelanjutan dapat segera terwujud demi stabilitas dan perdamaian global.

Suku Bunga Deposito di Banyak Bank di Tiongkok Terbalik; Deposito  2  Tahun Tidak Setinggi Deposito Setahun

0

ETIndonesia. Pada 10 Februari, topik mengenai “Menyimpan Uang 2 Tahun Kurang Menguntungkan Dibanding 1 Tahun – Fenomena Inversi Suku Bunga Bank yang Jarang Terjadi” menjadi trending dan menimbulkan banyak diskusi.

Menurut laporan dari First Financial, dalam sebulan terakhir, beberapa bank kecil dan menengah di Tiongkok, seperti Huairen Rural Commercial Bank, Shuozhou Rural Commercial Bank, Lingchuan County Credit Union, Guangdong Nanao Rural Commercial Bank, dan Mizuho Bank, mengalami suku bunga deposito satu tahun dan dua tahun yang sama atau bahkan terjadi inversi.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa seorang pria bernama Li, yang bekerja di Shanxi, baru-baru ini menemukan bahwa bank tempat ia biasa menyimpan uang telah menaikkan suku bunga deposito satu tahun menjadi 1,75%, sedangkan suku bunga deposito dua tahun hanya 1,45%. Artinya, suku bunga deposito satu tahun lebih tinggi sekitar 30 basis poin dibandingkan deposito dua tahun.

Pada 22 Januari, Shuozhou Rural Commercial Bank menyesuaikan suku bunga deposito untuk tenor satu tahun dan tiga tahun. Sebelumnya, suku bunga deposito untuk tenor satu, dua, tiga, dan lima tahun masing-masing adalah 1,4%, 1,45%, 1,9%, dan 1,9%. Setelah penyesuaian, suku bunga deposito satu tahun naik menjadi 1,75%, sedangkan suku bunga deposito dua tahun tetap di 1,45%. Suku bunga deposito tiga tahun naik menjadi 2,15%, sementara lima tahun tetap di 1,90%.

Seorang manajer layanan pelanggan dari sebuah bank saham mengatakan bahwa sebelumnya, fenomena inversi lebih sering terjadi pada deposito tenor tiga dan lima tahun, sebagai strategi penyesuaian struktur deposito bank. Namun, inversi antara deposito setahun dan dua tahun masih jarang terjadi di pasar.

Para analis industri percaya bahwa fenomena ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor:

  1. Saat ini, bank sedang berada dalam periode awal tahun (“open door red”), sehingga beberapa bank menaikkan suku bunga deposito satu tahun secara sementara.
  2. Bank memperkirakan bahwa suku bunga deposito akan terus menurun di masa depan, sehingga mereka secara proaktif menyesuaikan struktur kewajibannya dan tidak ingin menarik lebih banyak dana jangka panjang.

Fenomena ini Memicu Perdebatan Hangat

Pada 10 Februari, topik ini menjadi trending dan menimbulkan banyak perdebatan.

Beberapa orang berkomentar:

  • “Tindakan seperti ini menunjukkan bahwa masa depan tidak terlihat cerah.”
  • “Mereka sudah kehabisan cara.”
  • “Persaingan sengit, ekonomi semakin tertekan.”
  • “Ini adalah sinyal resesi ekonomi, musim dingin akan datang.”
  • “Masyarakat tidak mau belanja! Perusahaan tidak berani mengambil pinjaman, sehingga uang di bank tidak bisa disalurkan.”
  • “Ini adalah tanda bahwa likuiditas sedang ketat, bank ingin mengurangi beban jangka panjang. Saatnya menyesuaikan strategi keuangan dan menjaga fleksibilitas dana.”
  • “Suku bunga deposito dan obligasi jangka panjang terus menurun, yang menunjukkan bahwa ekonomi dalam kondisi buruk baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.”
  • “Bank tahu bahwa suku bunga jangka panjang akan menyebabkan mereka merugi, sehingga mereka tidak meningkatkan suku bunga deposito jangka panjang. Sebaliknya, mereka lebih memilih suku bunga deposito jangka pendek agar bisa disesuaikan kapan saja. Ini bukan hanya soal inversi, tetapi juga sinyal ekonomi yang lebih besar. Bank sebagai institusi keuangan utama pasti memiliki wawasan lebih luas tentang tren ke depan.”

Seorang analis sektor perbankan dari sebuah perusahaan sekuritas mengatakan bahwa selama ini, suku bunga deposito selalu mengikuti prinsip “semakin lama tenor, semakin tinggi suku bunga”, karena deposito jangka panjang lebih menguntungkan bagi struktur kewajiban bank. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, fenomena inversi mulai muncul dalam skala yang lebih besar, terutama sejak 2022–2023.

Hal ini terjadi karena Bank Sentral Tiongkok telah beberapa kali menurunkan suku bunga, menyebabkan suku bunga deposito turun beberapa kali dalam waktu singkat. Dengan proyeksi bahwa suku bunga akan terus menurun, bank cenderung menghindari menarik dana jangka panjang. Inilah alasan mengapa banyak bank besar telah menghentikan penerbitan sertifikat deposito dengan tenor dua tahun atau lebih.

Pada 9 Februari, sebuah artikel dari “Cai Cai Zui Hui Mai” menyebutkan bahwa bank sengaja menawarkan suku bunga tinggi pada deposito jangka pendek untuk menarik lebih banyak dana dalam waktu singkat, karena periode “open door red” sangat penting bagi mereka.

Langkah ini juga mencerminkan ekspektasi bank terhadap tren suku bunga ke depan. Dengan kebijakan pemangkasan suku bunga yang terus dilakukan oleh Bank Sentral, bank tidak lagi berani mengandalkan deposito jangka panjang untuk stabilitas dana mereka. Sebaliknya, mereka menggunakan suku bunga deposito jangka pendek untuk menarik nasabah, sehingga dana tetap likuid dan menghindari biaya tinggi dari deposito jangka panjang.

Penulis artikel tersebut berpendapat bahwa bank sebenarnya tahu bahwa suku bunga tinggi pada deposito jangka pendek tidak akan menarik terlalu banyak deposan jangka panjang. Namun, mereka tetap melakukannya sebagai semacam “trik asap”, yang pada akhirnya membuat para deposan menjadi pihak yang paling dirugikan dalam permainan perbankan ini. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Australia, Selandia Baru dan Jerman Respons Kenaikan Tarif Trump Secara Berbeda

0

EtIndonesia. Pada Minggu (9/2), Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa mulai Senin (10/2),dia akan menerapkan tarif 25% terhadap impor baja dan aluminium ke Amerika Serikat. Selain itu, dia berencana mengumumkan tarif pembalasan pada Selasa atau Rabu mendatang.

Kebijakan ini menimbulkan reaksi dari mitra dagang utama AS, terutama Selandia Baru, Australia, dan Jerman. Ketiga negara ini memiliki respons yang berbeda-beda, mencerminkan kepentingan ekonomi dan strategis masing-masing.

Selandia Baru: Fokus pada Stabilitas dan Hubungan Dagang yang Saling Menguntungkan

Menteri Keuangan Selandia Baru, Nicola Willis, dalam wawancara dengan CNBC, menyatakan bahwa negaranya akan memantau dampak tarif ini terhadap perdagangan bilateral dengan AS. Dia menekankan bahwa hubungan dagang Selandia Baru-AS bersifat saling menguntungkan dan memiliki stabilitas jangka panjang.

Menurut data Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, dalam 12 bulan terakhir hingga Maret 2024, Selandia Baru mengekspor sekitar 8,26 miliar dolar AS dalam bentuk barang dan jasa ke AS. Angka ini bahkan melampaui ekspor ke Australia, menjadikan AS sebagai pasar ekspor terbesar kedua bagi Selandia Baru.

Di sisi lain, Selandia Baru juga mengimpor barang dari AS senilai 11,4 miliar dolar Selandia Baru dalam periode yang sama.

Willis menegaskan bahwa hubungan dagang ini menguntungkan kedua belah pihak, serta menyoroti bahwa Selandia Baru adalah anggota dari Five Eyes, aliansi intelijen yang mencakup AS, Inggris, Kanada, dan Australia.

Ketika ditanya apakah Selandia Baru dapat menghindari tarif Trump, Willis mengatakan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya ada di tangan Pemerintah AS, tetapi Selandia Baru telah bersiap untuk menyesuaikan diri. Dia juga mencatat bahwa fluktuasi nilai tukar dolar Selandia Baru dapat membantu meningkatkan daya saing ekspor, sehingga dampak tarif dapat diredam hingga tingkat tertentu.

Australia: Berharap Dapat Pengecualian Seperti Tahun 2018

Trump mengumumkan bahwa tarif 25% akan diberlakukan terhadap semua impor baja dan aluminium, yang memperketat kebijakan tarif logam sebelumnya.

Menurut Reuters, Menteri Perdagangan Australia, Don Farrell, menekankan bahwa ekspor baja dan aluminium Australia ke AS telah menciptakan ribuan lapangan kerja berupah tinggi bagi pekerja Amerika. Dia juga menyebut bahwa sektor ini berperan penting dalam kepentingan pertahanan kedua negara.

Australia telah melobi selama berbulan-bulan agar ekspor baja dan aluminium mereka mendapat pengecualian tarif, mirip dengan pengecualian yang diberikan oleh Trump pada tahun 2018 selama masa jabatan pertamanya.

Berdasarkan data UN Comtrade, pada 2023, Australia mengekspor sekitar 237 juta dolar AS dalam bentuk baja dan produk besi ke AS, sementara ekspor aluminium mencapai 275 juta dolar AS pada 2024.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan di parlemen pada Senin (10/2), bahwa dia akan berdialog langsung dengan Trump untuk menyampaikan keberatan Australia terkait tarif ini.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, di Washington pada Jumat lalu. Australia juga membayar 500 juta dolar AS sebagai bagian dari investasi dalam industri kapal selam AS, yang merupakan bagian dari pakta pertahanan AUKUS.

Pemerintah Australia sebelumnya telah menegaskan bahwa industri militer AS sudah mengimpor baja olahan dari Australia dalam rantai pasokan strategis AUKUS.

Akibat kebijakan tarif ini, saham perusahaan baja Australia, BlueScope Steel, naik hampir 2% karena perusahaan ini memiliki pabrik di Ohio dan mempekerjakan sekitar 4.000 pekerja di AS.

Jerman: Bersiap Menghadapi Eskalasi Perang Dagang dengan Trump

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, dalam wawancara dengan Reuters, menegaskan bahwa Uni Eropa telah siap untuk menghadapi potensi pembatasan perdagangan dari AS.

“Eropa harus tetap bersatu dan merespons dengan tegas terhadap kebijakan perdagangan sepihak ini,” ujar Habeck. “Kami sudah siap.”

Habeck telah mengadakan pembicaraan dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, serta berdiskusi dengan perwakilan industri mengenai hubungan dagang transatlantik ke depan.

Uni Eropa telah lama menolak pendekatan proteksionisme ekonomi Trump, terutama kebijakan tarif yang bisa mengganggu rantai pasokan industri di Eropa. Dengan Jerman sebagai negara industri utama di Uni Eropa, kebijakan tarif AS bisa berdampak pada industri otomotif dan manufaktur Jerman, yang memiliki pasar besar di AS.

Kesimpulan: Respons Berbeda Tiga Negara terhadap Tarif Trump

Keputusan Trump untuk meningkatkan tarif baja dan aluminium mendapat respons yang berbeda dari tiga negara mitra dagang utama:

  1. Selandia Baru mengadopsi pendekatan hati-hati, menekankan hubungan dagang yang stabil dan saling menguntungkan, serta mempersiapkan strategi untuk mengatasi dampak ekonomi dari tarif tersebut.
  2. Australia mencoba mendapatkan pengecualian tarif, dengan menyoroti kontribusi ekspor baja dan aluminium mereka terhadap lapangan kerja AS serta kerja sama strategis dalam aliansi AUKUS.
  3. Jerman, mewakili Uni Eropa, bersiap untuk melawan kebijakan perdagangan sepihak AS, dengan menegaskan bahwa Eropa akan tetap bersatu dan tegas dalam menghadapi Trump.

Kebijakan tarif baru ini berpotensi memicu ketegangan perdagangan global dan bisa mempengaruhi hubungan AS dengan mitra dagangnya dalam waktu dekat. (jhn/yn)

Dua Kasus Spionase Ekonomi PKT Terungkap di AS, Pakar Serukan Tindakan Balasan

0

ETIndonesia. Di tengah kontroversi terkait model AI DeepSeek asal Tiongkok, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) baru saja menambah 14 dakwaan terhadap seorang mantan insinyur Google asal Tiongkok yang dituduh mencuri teknologi AI untuk kepentingan PKT. Selain itu, seorang mantan penasihat senior Federal Reserve (The Fed) juga menghadapi persidangan atas dugaan menjadi mata-mata bagi Beijing.

Mantan Insinyur Google Didakwa 14 Tuduhan Spionase Ekonomi

Pada 4 Februari, DOJ mengumumkan bahwa Ding Linwei, mantan insinyur Google asal Tiongkok, yang sebelumnya telah didakwa dengan empat tuduhan pencurian rahasia dagang, kini menghadapi tambahan tujuh tuduhan spionase ekonomi dan tujuh tuduhan pencurian rahasia dagang.

Berdasarkan dokumen dakwaan, Ding bergabung dengan Google pada Mei 2019 dan mulai mencuri informasi terkait pusat data superkomputer serta model AI sejak 2022. Hingga Mei 2023, ia telah mengunggah lebih dari 1.000 dokumen rahasia guna membantu dua perusahaan teknologi Tiongkok. Dalam proposal program bakat yang diajukan ke pemerintah PKT, ia menulis bahwa produk perusahaannya akan membantu Tiongkok membangun “platform komputasi berstandar internasional.”

Mantan Penasihat The Fed Didakwa Sebagai Mata-Mata Tiongkok

Selain kasus Ding, seorang mantan penasihat senior Federal Reserve, John Harold Rogers, juga menjalani sidang perdananya di Pengadilan Federal Washington, D.C. pada 5 Februari. Ia dituduh memberikan dokumen presentasi, evaluasi kebijakan internal, serta spreadsheet yang mengandung rahasia dagang kepada agen Beijing.

Sebagai imbalannya, Rogers menerima perjalanan gratis ke Tiongkok, posisi sebagai profesor paruh waktu di sebuah universitas Tiongkok, serta pembayaran lebih dari 448.000 dolar AS. Informasi yang ia berikan diyakini dapat membantu pejabat PKT dalam manipulasi pasar, serupa dengan praktik perdagangan orang dalam (insider trading).

Jika terbukti bersalah, Rogers dapat menghadapi hukuman hingga 15 tahun penjara. Namun, dalam persidangan, ia membantah semua tuduhan spionase ekonomi.

Dua kasus ini memicu diskusi luas tentang maraknya pencurian rahasia dagang AS untuk kepentingan PKT.

Pakar: PKT Gunakan Segala Cara untuk Mencuri Teknologi AS

Wang Xiuwen, peneliti di Institut Keamanan Nasional Taiwan, menyatakan bahwa PKT berusaha mati-matian mencuri teknologi canggih dari AS karena tertinggal dalam pengembangan teknologi.

“Banyak produk teknologi baru Tiongkok, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, pada dasarnya adalah tiruan dari teknologi canggih Barat. Contohnya, lengan robotik di stasiun luar angkasa Tiangong Tiongkok sebagian besar meniru teknologi Kanada dan negara lain. Kini, mereka sudah sampai pada tahap mencuri teknologi AI.”

PKT telah menyusup ke berbagai industri di luar negeri dan semakin memperluas jangkauan pengaruhnya.

Baru-baru ini, muncul laporan bahwa pos radar Angkatan Udara Taiwan telah disusupi oleh mata-mata PKT. Melalui jaringan rentenir ilegal, PKT merekrut personel militer aktif Taiwan dengan cara menawarkan pinjaman dan menghapus utang judi sebagai imbalan untuk menyerahkan rahasia militer.

Su Tzu-yun, Direktur Institut Keamanan Nasional Taiwan, menyebut bahwa metode PKT justru menunjukkan kelemahan mereka. Ia menambahkan bahwa banyak negara kini semakin waspada.

“Tahun lalu, Kanada secara bulat mengesahkan undang-undang anti-intervensi asing. AS juga sudah melarang partisipasi mahasiswa Tiongkok dalam proyek penelitian tertentu sejak era pemerintahan Trump. Selain itu, badan intelijen Inggris, MI5, telah merekrut banyak agen etnis Tionghoa untuk melawan infiltrasi PKT.”

Menangkal Spionase PKT dengan Penegakan Hukum yang Kuat

Menurut Wang Xiuwen, perusahaan teknologi Barat selama ini kurang memiliki kesadaran akan ancaman spionase PKT dan cenderung menganggap bahwa politik tidak boleh mengganggu penelitian ilmiah. Ditambah lagi, raksasa teknologi AS seperti Google dan Microsoft telah banyak melatih talenta asal Tiongkok, sehingga Silicon Valley memiliki banyak insinyur keturunan Tiongkok, yang menyebabkan kasus spionase seperti ini terus terjadi.

Ia menyarankan tiga langkah yang perlu dilakukan oleh negara-negara Barat:

  1. Meningkatkan edukasi publik tentang konsekuensi spionase ekonomi dan ancaman yang ditimbulkan.
  2. Memantau akses individu asal Tiongkok ke posisi strategis dan jalur informasi rahasia dengan sistem berbasis AI.
  3. Menghindari diskriminasi terhadap komunitas Tionghoa di Barat, agar mereka tidak merasa dikucilkan dan kembali ke Tiongkok (brain drain). Oleh karena itu, bukti dalam kasus-kasus hukum harus kuat dan akurat.

Untuk mencegah kemungkinan upaya pelarian yang dibantu oleh agen PKT, pengadilan memutuskan untuk menahan Rogers hingga persidangan selanjutnya. (Hui)

Kemenlu AS Kecam Intimidasi PKT terhadap Shen Yun Hingga 4.000 Orang Berdemo di London Menentang Pembangunan Kedutaan Super Tiongkok

0

ETIndonesia. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat baru-baru ini mengecam tindakan intimidasi yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan agen-agennya terhadap kelompok seni Shen Yun Performing Arts. AS juga menyerukan langkah-langkah untuk melindungi kebebasan berbicara.

Shen Yun, yang berbasis di New York, memiliki misi untuk menghidupkan kembali budaya tradisional Tiongkok yang hampir sepenuhnya dihapus oleh PKT. Pertunjukan mereka juga menampilkan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong oleh rezim Tiongkok.

Karena Shen Yun mengungkapkan kebenaran yang ingin ditutup-tutupi oleh PKT, pemerintah PKT telah berulang kali mencoba mengganggu tur dunia mereka selama bertahun-tahun. Falun Dafa Information Center telah mencatat lebih dari 130 kasus di mana diplomat PKT dan agen yang terkait dengan Beijing berupaya menghentikan pertunjukan Shen Yun.

Baru-baru ini, upaya tekanan ini semakin meningkat. Diduga, agen PKT mengirimkan puluhan email ancaman kepada teater, Shen Yun, serta anggota Kongres AS yang mendukung Falun Gong, termasuk ancaman bom dan pembunuhan.

Pada 7 Februari 2025, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada The Epoch Times: “Kami mengutuk tindakan intimidasi ini dan menyerukan perlindungan kebebasan berbicara.” AS juga menekan PKT untuk “mengakhiri kampanye pemusnahan terhadap Falun Gong yang telah berlangsung selama 25 tahun.”

4.000 Orang Berdemo di London Menolak Pembangunan Kedutaan Super PKT

PKT berencana membangun kedutaan terbesar di Eropa di lokasi bekas Royal Mint (Percetakan Uang Kerajaan) di Inggris. Namun, proyek ini ditentang oleh masyarakat setempat dan dewan kota.

Pada 8 Februari, hampir 30 organisasi masyarakat dan kelompok warga menggelar demonstrasi besar di depan bekas gedung percetakan uang di London. Empat anggota parlemen Inggris turut hadir untuk memberikan dukungan.

Menurut penyelenggara, sekitar 4.000 orang berpartisipasi dalam aksi ini. Karena jumlah demonstran sangat banyak, lapangan di depan gedung serta pulau lalu lintas tidak cukup untuk menampung mereka. Polisi London akhirnya menutup sepenuhnya persimpangan di depan lokasi. Penutupan ini menyebabkan kemacetan parah karena lokasi tersebut merupakan jalan utama di London.

Penyelenggara aksi menjelaskan bahwa tujuan utama demonstrasi ini adalah menunjukkan kepada polisi London bahwa lokasi tersebut tidak dapat menampung aksi protes besar-besaran. Dengan demikian, lokasi tersebut dianggap tidak cocok untuk pembangunan kedutaan besar PKT.

Longsor di Sichuan, Puluhan Rumah Tertimbun, Hampir 30 Orang Hilang

Pada 8 Februari, terjadi longsor di Desa Jinping, Kabupaten Junlian, Kota Yibin, Sichuan. Lebih dari sepuluh rumah terkubur akibat bencana ini. Hingga 9 Februari pukul 11.00 waktu setempat, pemerintah melaporkan satu korban tewas dan 28 orang masih hilang.

Pihak berwenang belum mengungkapkan penyebab longsor. Namun, penduduk setempat mengungkapkan bahwa ada tambang batu bara Jin Jiu di sekitar daerah tersebut yang telah melakukan penambangan bawah tanah selama bertahun-tahun. Sejak akhir tahun lalu, warga telah melihat tanda-tanda longsor dan melaporkannya ke pemerintah, tetapi tidak mendapat tanggapan.

Dalam sebuah rekaman video, seorang warga berkata: “Dulu ketika kami melaporkannya ke pemerintah, mereka tidak peduli. Sekarang lihat apa yang terjadi, seluruh rumah mereka sudah tertimbun. Ada lebih dari sepuluh rumah yang hancur total.”

Penduduk lain menambahkan bahwa seluruh bukit runtuh, menyebabkan puluhan nyawa hilang dalam sekejap. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Trump Sebut Gaza sebagai “Proyek Pengembangan Real Estat Raksasa”, Umumkan Niat Membelinya dan Meratakan Semuanya

0

EtIndonesia. Presiden AS Trump membuat pernyataan mengejutkan pada Minggu (9/2), menyebut Jalur Gaza sebagai “proyek pembangunan real estat berskala besar” dan mengumumkan komitmennya untuk membeli dan memiliki Gaza. Dia mengatakan wilayah itu adalah “lokasi pembongkaran” dan “sisanya akan dihancurkan”. Trump juga mengatakan bahwa selama rekonstruksi Gaza yang dipimpin AS, negara-negara Timur Tengah lainnya mungkin juga akan ikut serta dalam rekonstruksi beberapa wilayah.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial pada  Minggu,  9 Februari. Dia menyebut Gaza sebagai “proyek pengembangan real estat raksasa”, serta mengumumkan niatnya untuk membeli dan memiliki wilayah tersebut. Trump menggambarkan Gaza sebagai “lokasi pembongkaran” dan mengatakan bahwa “semua yang tersisa akan dihancurkan”. Dia juga mengusulkan agar negara-negara Timur Tengah bergabung dalam upaya rekonstruksi yang dipimpin AS.

Trump: “Saya Bertekad untuk Membeli Gaza”

Pada tanggal 4 Februari, Trump menyatakan bahwa “Amerika Serikat akan mengambil alih Gaza”, bahkan tidak menutup kemungkinan mengerahkan pasukan militer AS di sana. Dia juga mengklaim bahwa penduduk Palestina harus meninggalkan Gaza secara permanen, yang memicu kecaman dari komunitas internasional.

Menurut laporan dari Reuters dan CNN, Trump kembali melontarkan pernyataan mengejutkan saat menaiki pesawat Air Force One untuk menghadiri pertandingan Super Bowl.

Dia mengatakan: “Saya bertekad untuk membeli dan memiliki Gaza. Untuk rekonstruksi Gaza, kami mungkin akan mengizinkan beberapa negara Timur Tengah untuk membangun kembali beberapa wilayahnya. Pihak lain juga bisa ikut membangun di bawah perlindungan kami. Tetapi kami akan mengendalikan dan memilikinya, serta memastikan Hamas tidak akan kembali.”

Trump: “Gaza adalah Proyek Pengembangan Real Estat Raksasa”

Trump menggambarkan Gaza yang dilanda perang sebagai sebuah “proyek pengembangan real estat skala besar”.

 Dia menegaskan: “Menurut saya, mengizinkan warga Palestina atau penduduk Gaza untuk kembali ke wilayah itu adalah kesalahan besar. Kami tidak ingin Hamas kembali. Pikirkan ini sebagai proyek pengembangan real estat besar—Amerika Serikat akan memilikinya, dan kami akan membangunnya kembali secara perlahan, sangat perlahan. Kami tidak terburu-buru. Dalam waktu dekat, kami akan membawa stabilitas ke Timur Tengah.”

Trump: “Gaza Adalah Lokasi Pembongkaran, Semuanya Akan Dihancurkan”

Trump juga menyatakan bahwa Gaza harus dihancurkan dan dibangun kembali dari nol. 

Dia menegaskan: “Tidak ada yang bisa dikembalikan ke sana. Tempat ini adalah lokasi pembongkaran. Semua yang tersisa akan dihancurkan. Semuanya akan diratakan dan dibangun kembali.”

Trump Sarankan Negara Timur Tengah Menampung Pengungsi Palestina, AS Akan Meninjau Penerimaan Mereka Secara Kasus Per Kasus

Trump kembali menyerukan agar negara-negara Timur Tengah menampung pengungsi Palestina di “tempat-tempat indah”. Dia juga menyatakan bahwa AS terbuka untuk menerima sebagian kecil pengungsi Palestina, tetapi hanya berdasarkan pertimbangan individu.

Hamas Mengecam: “Gaza Bukan Properti yang Bisa Diperjualbelikan”

Menanggapi pernyataan Trump, anggota Biro Politik Hamas, Izzat al-Rishq, mengecam ide tersebut sebagai “tidak masuk akal” dan menegaskan bahwa: “Gaza bukanlah properti yang bisa diperjualbelikan. Ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tanah Palestina.”

Al-Rishq juga memperingatkan bahwa:“Menyikapi Palestina dengan mentalitas pedagang properti akan berakhir dengan kegagalan.”

Netanyahu Puji Trump: “Gagasan Revolusioner yang Harus Direalisasikan”

Pada 4 Februari, saat Trump pertama kali mengusulkan pengambilalihan Gaza dan pengusiran permanen warga Palestina, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terlihat tersenyum di sisinya.

Dalam pertemuan kabinet Israel kemarin, Netanyahu menyebut diskusinya dengan Trump sebagai “pencapaian besar” dan mengatakan bahwa gagasan ini akan menjamin keamanan Israel selama beberapa generasi mendatang.

Netanyahu memuji Trump karena menawarkan perspektif yang “berbeda dari pendekatan yang selama ini dianut komunitas internasional”. 

Dia menambahkan: “Selama setahun terakhir, semua orang berbicara tentang Otoritas Palestina yang akan mengelola Gaza. Tetapi Presiden Trump membawa visi yang sama sekali berbeda, jauh lebih menguntungkan bagi Negara Israel—sebuah visi revolusioner dan inovatif.”

Netanyahu juga menekankan bahwa Trump sangat bertekad untuk mewujudkan visi ini.(jhn/yn)

Mantan Jurnalis Xinhua Dikabarkan Dipenjara Setelah Menyerukan Investigasi atas Kematian Li Keqiang

Setelah kematian mendadak mantan Perdana Menteri Partai Komunis Tiongkok, Li Keqiang, mantan jurnalis kantor berita Xinhua, Gu Wanming, pernah menulis surat terbuka yang menyerukan penyelidikan atas penyebab kematian Li. Kini, muncul laporan bahwa Gu Wanming telah dijatuhi hukuman penjara oleh pihak berwenang dan kehilangan tunjangan pensiun.

ETIndonesia. Pada 27 Oktober 2023, pihak berwenang Tiongkok mengumumkan bahwa Li Keqiang meninggal akibat serangan jantung mendadak saat sedang “beristirahat” di Shanghai, dalam usia 68 tahun. Kematian mendadaknya memicu spekulasi luas, dengan banyak yang menduga bahwa ia mungkin menjadi korban persaingan politik internal Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pada 30 Oktober 2023, Gu Wanming, yang merupakan anggota PKT dan lulusan jurusan jurnalisme Universitas Fudan serta mantan jurnalis Xinhua yang sudah pensiun, menerbitkan surat terbuka yang mempertanyakan kematian Li Keqiang. Ia menyoroti bahwa perjalanan Li ke Shanghai pasti telah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat, karena tanpa izin tersebut, ia tidak akan bisa meninggalkan Beijing dan memasuki Shanghai.

Dalam suratnya, Gu mengungkapkan keanehan dalam kematian Li, di mana Li tiba di Shanghai pada 25 Oktober untuk “beristirahat”, tetapi hanya dalam sehari, yakni pada 26 Oktober, ia tiba-tiba meninggal dunia. Menurutnya, kematian Li terjadi pada sore atau malam hari, tetapi pengumuman resmi baru dibuat pada 27 Oktober pukul 00.10. Ia menilai kecepatan kejadian ini sangat mencurigakan dan banyak fakta yang belum dijelaskan secara transparan.

(Sumber: Platform Cai Shenkun X)

Surat terbuka tersebut menyerukan lima tuntutan:

  1. Menunda kremasi jenazah Li Keqiang sampai penyelidikan dilakukan.
  2. Membentuk tim investigasi gabungan untuk mencari tahu penyebab kematian Li.
  3. Menyelidiki semua individu yang terlibat dan menetapkan tanggung jawab mereka.
  4. Melakukan autopsi terhadap jenazah.
  5. Membentuk panitia pemakaman untuk memberikan penghormatan yang layak kepada Li Keqiang.

Surat itu juga menyinggung adanya “konspirator, oportunis, dan koruptor dalam PKT” yang ingin menyingkirkan Li Keqiang untuk merebut kekuasaan. Oleh karena itu, Gu menegaskan bahwa kebenaran tentang kematian Li harus diungkap dan pelaku harus dihukum.

Surat terbuka ini segera menarik perhatian luas dan menjadi bahan diskusi di berbagai platform. Banyak pengamat menilai bahwa Presiden Xi Jinping tidak mungkin mengizinkan penyelidikan atas kematian Li maupun upacara peringatan besar-besaran untuknya.

Gu Wanming Dikabarkan Dihukum Penjara dan Kehilangan Pensiun

Pada 9 Februari 2025, seorang komentator independen, Cai Shenkun, menulis di platform X bahwa Gu Wanming telah membayar harga mahal atas kritiknya terhadap kematian Li Keqiang. Ia dikabarkan telah dijatuhi hukuman penjara dan kehilangan hak pensiun.

Dalam unggahannya, Cai juga membagikan dokumen pemberitahuan dari Biro Kepegawaian Xinhua yang bertanggal 10 Desember 2024. Dokumen itu menunjukkan bahwa pada November 2024, Gu Wanming dijatuhi hukuman satu tahun penjara dengan tuduhan “memicu keributan dan mencari masalah” (picking quarrels and provoking trouble). Berdasarkan peraturan terkait, ia juga kehilangan hak pensiun dan tidak lagi diakui sebagai pensiunan pegawai Xinhua.

Banyak orang menanggapi kabar ini dengan komentar tajam, seperti:

  • “Tuduhan ‘memicu keributan’ adalah pasal karet yang bisa diterapkan kepada siapa saja yang tidak sejalan dengan pemerintah.”
  • “Menghukum orang yang mempertanyakan kematian Li Keqiang justru semakin mencurigakan.”

Spekulasi tentang Kematian Li Keqiang

Setelah kematian Li Keqiang, Yaita Akio, kepala biro Taipei dari Sankei Shimbun Jepang, menulis di Facebook bahwa wafatnya Li pada usia 68 tahun, tanpa beban pekerjaan kenegaraan yang berat, terasa terlalu mendadak. Ia juga menyoroti bahwa kematian Li terjadi di tengah pergolakan besar dalam pemerintahan Tiongkok, termasuk pemecatan Menteri Luar Negeri Qin Gang dan Menteri Pertahanan Li Shangfu, serta pembersihan besar-besaran dalam Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat.

Yaita menyatakan bahwa meskipun tidak ada bukti bahwa Li Keqiang tewas akibat pembunuhan politik, banyak orang akan tetap berspekulasi demikian. Ia berpendapat bahwa bahkan jika Li memang meninggal karena sebab alami, pemerintah PKT yang sering menutupi fakta membuat masyarakat lebih cenderung percaya pada teori konspirasi. Dalam hal ini, Xi Jinping akan sulit menghapus kecurigaan publik, bahkan jika ia “melompat ke Sungai Kuning sekalipun”.

Kematian Li Keqiang dan Perebutan Kekuasaan di Tiongkok

Insiden ini juga menandai berakhirnya faksi “Tuanpai” dalam PKT, yang sebelumnya dipimpin oleh mantan Presiden Hu Jintao. Sebelumnya, pada Kongres Nasional PKT ke-20, Hu secara paksa dikeluarkan dari aula kongres, menunjukkan semakin kuatnya kendali Xi Jinping.

Sejak Kongres ke-20 PKT, ekonomi Tiongkok mengalami kemerosotan, dan persaingan internal semakin sengit. Banyak pejabat tinggi yang sebelumnya dekat dengan Xi Jinping, seperti Qin Gang dan Li Shangfu, tiba-tiba dicopot. Selain itu, lebih dari sepuluh pejabat tinggi di militer dan industri pertahanan juga disingkirkan.

Sejak Juli tahun lalu, beredar banyak rumor mengenai melemahnya posisi Xi Jinping dan masalah kesehatannya. Hingga kini, pertemuan pleno keempat Komite Sentral PKT yang seharusnya diadakan pada musim gugur 2024 masih belum diumumkan, yang semakin memperkuat dugaan adanya kekacauan internal dalam rezim. 

Para pengamat menilai bahwa perpecahan dalam elite politik Tiongkok semakin terlihat, menandakan bahwa perebutan kekuasaan di dalam PKT sedang berlangsung. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Kesepakatan Cook Islands dan Tiongkok Tidak Transparan, Selandia Baru Khawatir

0

EtIndonesia. Perdana Menteri Cook Islands, Mark Brown, dijadwalkan mengunjungi Tiongkok minggu ini untuk menandatangani perjanjian kemitraan strategis komprehensif. Namun, langkah ini dilakukan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan Selandia Baru, yang selama ini menjadi sekutu tradisionalnya.

Keputusan ini semakin memperkuat kekhawatiran negara-negara Barat mengenai pengaruh Tiongkok yang semakin besar di kawasan Pasifik.

Cook Islands dan Hubungannya dengan Selandia Baru

Cook Islands memiliki hubungan “Free Association” (Asosiasi Bebas) dengan Selandia Baru, yang berarti negara ini memiliki pemerintahan otonom, tetapi tetap memiliki hubungan hukum dan politik yang erat dengan Selandia Baru.

Warga Kepulauan Cook memiliki kewarganegaraan Selandia Baru, serta hak untuk bepergian, bekerja, dan mengakses layanan kesehatan di Selandia Baru.

Secara konstitusional, Selandia Baru juga memiliki tanggung jawab dalam aspek pertahanan, kebijakan luar negeri, dan bantuan bencana bagi Cook Islands. Sebagai contoh, selama pandemi COVID-19, Selandia Baru memberikan bantuan ekonomi sebesar 20 juta dolar Selandia Baru (sekitar Rp 184 miliar) untuk membantu pemulihan ekonomi Cook Islands.

Biasanya, dalam membangun hubungan dengan negara lain, Cook Islands berkonsultasi terlebih dahulu dengan Selandia Baru.

Selandia Baru Tidak Diberitahu

Namun, kali ini, Selandia Baru mengaku tidak mengetahui apa pun tentang kesepakatan ini.

Winston Peters, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru, menegaskan bahwa menurut konstitusi, Cook Islands seharusnya berbagi informasi terkait perjanjian ini. Hingga kini, Pemerintah Selandia Baru belum menerima detail resmi mengenai isi kesepakatan tersebut.

Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, dalam konferensi pers pada Senin, 10 Februari, menyatakan: “Berdasarkan sistem konstitusi kita, kami mengharapkan transparansi dalam diskusi mengenai pertahanan dan keamanan dengan mitra kami. Itu adalah satu-satunya permintaan kami.”

Dia menambahkan bahwa setelah mendapatkan detail perjanjian, Selandia Baru akan menentukan sikap lebih lanjut.

Namun, Mark Brown menanggapi bahwa “Selandia Baru tidak perlu terlibat dalam kesepakatan ini”, karena perjanjian ini tidak menyangkut isu keamanan atau penegakan hukum, sehingga tidak memerlukan persetujuan Selandia Baru.

Kekhawatiran Barat terhadap Pengaruh Tiongkok di Pasifik

Dalam beberapa tahun terakhir, pengaruh Tiongkok di kawasan Pasifik semakin meningkat, yang menjadi sumber kekhawatiran bagi negara-negara Barat.

AS, Australia, dan Selandia Baru telah berupaya mempererat hubungan dengan negara-negara Pasifik guna menahan ekspansi pengaruh Tiongkok. Namun, perjanjian baru yang akan ditandatangani Cook Islands dengan Beijing semakin menambah tekanan diplomatik bagi Selandia Baru.

Kantor Menteri Luar Negeri Winston Peters mengeluarkan pernyataan pada Minggu (9/2), yang menegaskan bahwa Selandia Baru telah berulang kali meminta Cook Islands untuk membagikan isi perjanjian ini, tetapi belum mendapat respons yang memadai.

Sementara itu, dalam wawancara dengan televisi nasional Cook Islands, Mark Brown membantah tuduhan bahwa perjanjian ini ditandatangani secara diam-diam, dengan mengatakan: “Saya sama sekali tidak setuju dengan klaim bahwa kerja sama kami dengan Tiongkok dilakukan secara rahasia.”

Namun, dia tetap tidak mengungkap isi perjanjian tersebut.

Di dalam negeri, perjanjian ini juga mendapat kritik dari oposisi.

Tina Browne, pemimpin Partai Demokrat (Democratic Party), menyatakan kepada Radio 531pn Selandia Baru bahwa warga Cook Islands lebih peduli dengan isu paspor dibandingkan kesepakatan dengan Tiongkok.

Sebelumnya, Pemerintah Cook Islands sempat mengusulkan penerbitan paspor sendiri, tetapi akhirnya membatalkan rencana tersebut. Hingga kini, warga Cook Islands tetap menggunakan paspor Selandia Baru. Pemerintah Selandia Baru menegaskan bahwa paspor Cook Islands hanya bisa diterbitkan jika negara tersebut memilih untuk sepenuhnya merdeka melalui referendum.

Isu Tambang Laut Dalam: Agenda Tersembunyi di Balik Perjanjian?

Menurut Jon Fraenkel, profesor ilmu politik di Victoria University of Wellington, kesepakatan ini mungkin berkaitan dengan tambang laut dalam.

“Saya curiga bahwa Mark Brown sedang mendorong proyek penambangan laut dalam secara agresif,” ujar Fraenkel.

Perairan Cook Islands mengandung deposit logam langka seperti kobalt dan tembaga, yang sangat bernilai untuk industri energi terbarukan, elektronik, dan teknologi hijau.

Dengan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (EEZ) yang luas, Cook Islands memiliki sumber daya kelautan yang signifikan dan berada di jalur perdagangan utama Pasifik.

Jika konflik antara AS dan Tiongkok terjadi di masa depan, Cook Islands bisa menjadi titik strategis penting bagi kedua belah pihak.

Namun, hingga kini, pemerintah Cook Islands belum mengonfirmasi apakah eksploitasi tambang laut dalam merupakan bagian dari kesepakatan ini.

Kesimpulan: Mengapa Kesepakatan Ini Kontroversial?

Kesepakatan antara Cook Islands dan Tiongkok memicu kekhawatiran internasional karena beberapa alasan utama:

  1. Kurangnya transparansi: Cook Islands tidak memberi tahu Selandia Baru mengenai kesepakatan ini, meskipun memiliki hubungan konstitusional yang erat.
  2. Meningkatnya pengaruh Tiongkok di Pasifik: Negara-negara Barat khawatir bahwa perjanjian ini akan memperkuat kehadiran Beijing di kawasan yang sebelumnya lebih dekat dengan AS, Australia, dan Selandia Baru.
  3. Kemungkinan eksploitasi tambang laut dalam: Cook Islands memiliki cadangan mineral laut yang berharga, yang bisa menjadi alasan utama Tiongkok ingin mempererat hubungan dengan negara tersebut.
  4. Implikasi strategis dalam geopolitik: Jika konflik AS-Tiongkok meningkat, Cook Islands bisa menjadi area yang diperebutkan secara militer dan ekonomi.

Meskipun Mark Brown menegaskan bahwa kesepakatan ini dilakukan untuk kepentingan Cook Islands, Selandia Baru dan negara-negara Barat tetap mengkhawatirkan implikasi jangka panjangnya terhadap keseimbangan kekuatan di kawasan Pasifik.(jhn/yn)

Apakah Kita Hidup dalam Ilusi Alam Semesta? Ilmuwan Memperkirakan Alam Semesta Lama Akan Segera “Diperbarui”

EtIndonesia. Mungkinkah alam semesta tempat kita berada hanyalah sebuah ilusi sementara? Atau mungkin, ini hanyalah versi lama dari alam semesta yang sewaktu-waktu bisa digantikan dengan struktur baru?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa alam semesta mungkin dalam kondisi yang tidak stabil, seperti menara tinggi yang bergoyang di tepi jurang, yang jika runtuh, akan mengubah segalanya dalam sekejap mata. Ini bukan sekadar fiksi ilmiah, tetapi hipotesis ilmiah serius yang telah dipertimbangkan oleh para fisikawan.

Teori Vakum Palsu: Apakah Alam Semesta Hanya “Versi Sementara”?

Para fisikawan dari Universitas Leeds, Inggris, menggunakan simulasi teknologi kuantum canggih dan menemukan bahwa alam semesta yang kita kenal saat ini mungkin hanyalah sebuah “versi sementara”, bukan bentuk akhirnya.

Bayangkan, roller coaster yang berhenti sejenak di sebuah platform sebelum meluncur ke bawah. Platform itu bukan titik akhir, melainkan hanya awal dari perubahan besar. Dalam fisika, kondisi ini disebut sebagai “vakum palsu” (False Vacuum).

Jika alam semesta kita berada dalam kondisi vakum palsu, maka dia sebenarnya tidak stabil. Jika suatu saat terjadi gangguan kecil, maka seluruh struktur alam semesta dapat runtuh dan memasuki “vakum sejati” (True Vacuum), menciptakan perubahan yang tidak terbayangkan.

“Gelembung Kosmik”: Tanda-Tanda Runtuhnya Alam Semesta?

Para ilmuwan menggunakan teknologi quantum annealer (proses pemecahan masalah berbasis kuantum) untuk mengamati bagaimana vakum palsu bertransisi ke vakum sejati.

Mereka menemukan bahwa proses ini mirip dengan gelembung yang muncul ketika kita mengocok minuman bersoda.

“Gelembung kosmik” ini mungkin merupakan tanda awal dari keruntuhan alam semesta.
Pada tahun 2021, astrofisikawan Amerika Paul Sutter mengajukan hipotesis bahwa alam semesta mungkin mengalami “peluruhan vakum”. Namun, ini bukanlah kiamat yang menghancurkan segalanya, melainkan lebih seperti “pembaruan” alam semesta.

Pembaruan Alam Semesta Bisa Terjadi Sewaktu-waktu, Tanpa Kita Sadari

Para ilmuwan berspekulasi bahwa proses pembaruan alam semesta mungkin sudah dimulai, hanya saja kita belum menyadarinya.

Begitu perubahan ini terjadi, dia akan menyebar dengan kecepatan cahaya, mengubah waktu, ruang, dan materi sepenuhnya.

Namun, bagi kita, perubahan ini akan terjadi seketika—sebelum kita menyadarinya, kita sudah berada di alam semesta yang baru.

Ini bukan berarti segalanya akan hancur total, tetapi struktur lama akan digantikan oleh sistem baru.

  • Alam semesta yang baru mungkin memiliki partikel baru, hukum fisika baru, layaknya pembaruan perangkat lunak.
  • Para ilmuwan menyebut proses ini sebagai “transisi fase” (Phase Transition), serupa dengan bagaimana air berubah menjadi es—materinya tetap ada, tetapi sifatnya berubah total.

“Restrukturisasi Alam Semesta”: Apakah Hukum Fisika Akan Berubah?

Jika bidang kuantum alam semesta mengalami “penataan ulang”, maka struktur dasar alam semesta bisa berubah dalam sekejap mata.

Para ilmuwan percaya bahwa yang benar-benar membentuk alam semesta bukanlah partikel seperti elektron atau foton, melainkan sesuatu yang lebih mendasar yang disebut “bidang kuantum”.

Bayangkan sepotong roti yang direndam dalam minyak zaitun—roti mewakili materi, sedangkan minyak zaitun adalah bidang kuantum yang mendasarinya.

Perubahan dalam bidang kuantum ini dapat mengubah cara kita mengalami realitas.

Bagaimana Bentuk Alam Semesta Berikutnya?

Jika alam semesta memang mengalami pembaruan, para ilmuwan memperkirakan ada tiga kemungkinan utama:

1.  Perubahan kecil namun tetap mirip dengan alam semesta sekarang

  • Misalnya, kecepatan cahaya meningkat sedikit, atau massa partikel berubah sedikit, tetapi hukum fisika tetap mirip.

2.  Perubahan signifikan, tetapi masih memungkinkan kehidupan

  • Misalnya, perubahan pada gravitasi atau aliran waktu, tetapi bentuk kehidupan mungkin masih bisa beradaptasi.

3.  Transformasi total: hukum fisika benar-benar berbeda

  • Misalnya, munculnya gaya fundamental baru yang tidak pernah ada sebelumnya, atau partikel dasar baru yang menggantikan proton, elektron, dan neutron.
  • Dalam skenario ini, bentuk kehidupan seperti kita mungkin tidak akan bisa bertahan.

Jadi, mungkinkah alam semesta kita hanya versi percobaan?

Atau, mungkinkah kita telah mengalami pembaruan alam semesta berkali-kali tanpa menyadarinya?

Mungkin, pada suatu hari nanti, ketika “pembaruan kosmik” benar-benar terjadi, kita akan menemukan diri kita dalam sebuah alam semesta baru dengan aturan yang berbeda, tanpa bisa kembali ke semesta yang lama. (jhn/yn)

Catatan Reporter: PKT Menciptakan Fentanil yang Memperburuk Krisis Narkoba AS 

0

 oleh Cai Rong

Pada hari kedua setelah pelantikan, Trump langsung mengumumkan rencana pengenaan tarif 10% terhadap semua komoditi yang diimpor dari Tiongkok, dan tarif 25% terhadap komoditas dari Kanada dan Meksiko. Tuntutan utama dari kebijakan ini terkait erat dengan isu yang telah berulang kali ditekankan oleh pemerintah AS dalam beberapa tahun terakhir, yakni pemerintah Komunis Tiongkok telah mengizinkan fentanil masuk Amerika Serikat melalui negara-negara tetangga, yang menyebabkan krisis narkoba di Amerika Serikat semakin memburuk. 

Perkembangan krisis Fentanil

Selama dekade terakhir, liputan saya tentang isu fentanil telah menyaksikan bagaimana krisis ini secara bertahap berkembang dari masalah pinggiran menjadi fokus utama hubungan Tiongkok-AS.

Pada tahun 2015, Senator New York Chuck Schumer menyerukan permohonan pendanaan sebesar USD.100 juta untuk mengekang penyebaran “China White” (nama umum untuk fentanil) di Amerika Serikat. Saat itu, nama “China White” membuat saya terkesan karena mengandung kata “China”. Ini juga pertama kalinya saya memperhatikan hubungan antara fentanil dan rantai pasokan Tiongkok.

Pada tahun 2019, seorang produser TV CBS melakukan perjalanan ke Shanghai, Tiongkok dengan surat perintah pencarian AS untuk bertemu langsung dengan gembong narkoba Tiongkok. Karena sifat khusus dari insiden tersebut, penulis melaporkan hal ini.

Sebuah laporan khusus dari Brookings Institution pada tahun 2020 memungkinkan saya untuk lebih memahami bahwa Tiongkok adalah sumber utama fentanil ilegal di Amerika Serikat, Kota Wuhan bahkan pernah disebut sebagai “ibu kota fentanil”.

Di balik sebutan itu terdapat keseluruhan rantai pasokan transnasional: Tiongkok memproduksi bahan kimia prekursor fentanil, yang dikirim ke laboratorium obat sederhana di Meksiko dan Kanada, dan kemudian produk jadinya diselundupkan ke Amerika Serikat oleh para geng penyelundup narkoba.

Pada tahun 2023, Amerika Serikat telah mengeluarkan jutaan dolar sebagai hadiah penangkapan terhadap setidaknya 5 orang warga negara Tiongkok. Hal mana kembali menjadi sorotan tentang betapa rantai pasokan Tiongkok memainkan peran penting dalam perdagangan fentanil di Amerika Serikat. Di antara mereka, terdapat orang yang dituduh sebagai “pemimpin produksi obat fentanil terbesar”, yakni Chuen Fat Yip dari Wuhan, Hubei. Badan Narkotika Amerika Serikat (Drug Enforcement Administration. DEA) telah menawarkan hadiah sebesar USD.5 juta untuk menangkapnya. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar ketiga di dunia dalam daftar pencarian orang yang dikeluarkan oleh DEA.

Di antara orang yang dicari yang masuk dalam daftar hadiah DEA ​​senilai USD.1 juta, setidaknya 3 orang berasal dari Kota Wuhan dan satu orang dari Suzhou.

Dalam daftar hadiah DEA, Chuen Fat Yip dari Wuhan (kiri atas), dan 3 orang lainnya masing-masing adalah Kun Jiang (kanan atas) dari Suzhou, Huatao Yao (kiri bawah) dan Yaqin Wu (kanan bawah) dari Wuhan. (Situs web resmi DEA)

Selama dekade terakhir, masalah inti rantai pasokan fentanil masih tetap sama: Diproduksi di Tiongkok, yang terancam adalah Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun, pergulatan antara tindakan penegakan hukum dan kepentingan korporat, moralitas dan celah hukum masih terus berlangsung.

Rantai pasokan fentanil Tiongkok yang diusut pengadilan New York

Baru-baru ini, Pengadilan Federal untuk Distrik Selatan New York menyidangkan kasus yang melibatkan rantai pasokan fentanil. Penulis bertemu untuk pertama kalinya dengan 2 orang perwakilan rantai pasokan dari Wuhan, Tiongkok – Qingzhou Wang, pemilik Hubei Jingao Company, dan Yiyi Chen, manajer pemasaran perusahaan tersebut.

Berbeda dengan kesan “dingin dan sombong” dari para gembong narkoba, Qingzhou Wang yang berusia 37 tahun mengenakan kemeja putih dan jas hitam setiap hari, bersikap sopan dan santun. Sedangkan Yiyi Chen yang berusia 33 tahun lebih seperti gadis tetangga, dengan lesung pipit di sudut mulutnya terlihat saat ia mengerucutkan bibir. Pengacara Qingzhou Wang yang memperlihatkan foto kantor Hubei Jingao Company kepada juri sambil bertanya kepada semua orang: “Apa bedanya dengan kantor biasa?” Subteksnya sama dengan bahan kimia yang mereka jual—normal-normal saja dan tampaknya tidak berbahaya.

Namun, menurut dakwaan, perusahaan-perusahaan kimia semacam ini tidak mengalami kesulitan untuk melewati firewall Tiongkok dan mempostingkan iklan menjual “zat antara dan precursor farmasi” di situs web Google, bahkan menempelkan label seperti makanan untuk hewan peliharaan anjing pada kemasan barang-barang hasil produksi mereka, dan menyembunyikan obat-obat terlarang dalam kemasan palsu untuk mengelabui pemeriksa. Setelah pengedar narkoba Meksiko dan Kanada membelinya lalu melakukan pemrosesan dan mensintesiskannya, obat-obatan terlarang tersebut diselundupkan ke AS.

Pada tahun 2022, DEA menyita lebih dari 57 juta pil resep palsu yang dicampur dengan fentanil, dan lebih dari 1,3 triliun pon bubuk fentanil, setara dengan 410 juta dosis yang cukup untuk membunuh seluruh populasi AS.

Bagi pengedar narkoba, fentanil menarik karena harganya murah, sifatnya yang sangat adiktif, mudah diangkut dan keuntungannya besar. Bukti di persidangan mengungkapkan, bahwa agen rahasia yang menyamar dengan menggunakan USD.45.000,- dapat menjual bahan kimia dalam jumlah yang cukup untuk membuat 55 kilogram fentanil, dan menghasilkan dosis yang mampu membunuh 25 juta orang Amerika Serikat. Hal mana menunjukkan bahwa fentanil memiliki godaan ekonomi yang besar dan konsekuensi yang mengerikan.

Bagaimana perusahaan Tiongkok menghindari tuntutan hukum?

Dalam percakapan dengan agen rahasia DEA, Qingzhou Wang menjelaskan bahwa ia dapat menjual 7 ton bahan kimia ke Kanada dan Amerika Serikat setiap bulan, bahkan 10 ton pun tidak bermasalah. Ia menekankan: “Kami tidak khawatir dengan masalah apa pun di Tiongkok. Tidak ada masalah di Tiongkok. Bagaimana jika kami diperiksa oleh Bea Cukai AS?” Sikap sembrono ini menyoroti realitas di Tiongkok.

Meskipun pada tahun 2019 pemerintah Tiongkok mengumumkan bahwa semua zat mirip fentanil akan dikontrol, tetapi pengedar narkoba selalu dapat menghindari larangan tersebut melalui cara menyempurnakan struktur kimianya. Mendengarkan penjelasan para ahli tentang hal ini, saya berpikir bahwa ini seperti sintesis angka 5, yang dapat dicapai dengan menggunakan 2+3 atau 6-1. Jika pemerintah melarang 2 dan 3, maka pengedar narkoba dapat menggunakan 1+4 sebagai gantinya. Rute sintesisnya tidak terbatas, yang berarti bahwa regulasi selalu tertinggal satu langkah.

Dalam bukti pengadilan di New York, Yiyi Chen mengakui bahwa perusahaan akan mengembangkan produk baru yang tidak terdaftar dan akan terus memperbarui teknologi produksi dan rute sintesis untuk menangani risiko penegakan hukum. Dia berkata terus terang: “Kita harus berinovasi, karena kebijakan negara terhadap fentanil selalu berubah, dan teknisi kita dapat mengembangkan produk baru untuk menghindari kebijakan baru”. Inilah alasan mendasar mengapa fentanil sulit dibendung. —Strategi kartel narkoba selalu mampu menghindari hukum.

Sebagai salah satu bukti dalam persidangan, Yiyi Chen mengatakan: “Baru-baru ini, pemerintah AS menangkap geng Meksiko dan melacaknya sampai ke Tiongkok, dan menemukan pesaing kami. Ini adalah berita buruk bagi kami”. (Situs web resmi DEA)

Sikap pemerintah Tiongkok

Pemerintah Komunis Tiongkok secara konsisten menyalahkan Amerika Serikat atas masalah fentanil, mengklaim bahwa itu adalah masalah sosial Amerika Serikat sendiri. Menurut CNN, Kedutaan Besar Tiongkok untuk Amerika Serikat juga menuduh lembaga penegak hukum AS “menegakkan hukum lewat menjebak warga negara Tiongkok” sebelum persidangan, dan menuntut agar mereka “segera dibebaskan”.

Namun, menurut laporan Panitia Khusus Persaingan Strategis Antara Amerika Serikat dan Partai Komunis Tiongkok, bahwa pemerintah Tiongkok masih memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang mengekspor bahan baku fentanil, dan perusahaan milik negara pun terlibat di dalamnya. Meskipun Partai Komunis Tiongkok terus membantah mengetahui perdagangan narkoba ilegal ini.

Bagaimana cara untuk mengekang peredaran fentanil?

Kasus Hubei Jingao tidak diragukan lagi merupakan langkah penting bagi AS dalam perang melawan fentanil, tetapi apakah kasus ini dapat berfungsi sebagai pencegah bagi produsen kimia Tiongkok lainnya masih perlu dilihat lebih jauh. Menurut Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Narkoba dan Kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime. UNODC), Tiongkok memiliki sekitar 40.000 hingga 100.000 perusahaan farmasi.

Seorang reporter yang hadir dalam persidangan tersebut mengatakan kepada penulis bahwa banyak perusahaan Tiongkok kini telah belajar cara menghindari risiko penegakan hukum, dengan mengklaim bahwa mereka “hanya perlu menghasilkan uang” dan “tidak pernah bertanya kepada pelanggan bagaimana cara menggunakan produk ini”, mereka berusaha menghindari tanggung jawab dengan mengklaim “ketidaktahuan”.

Dalam keadaan seperti itu, mungkin masih sulit untuk menghilangkan peredaran fentanil. Ini bukan hanya masalah hukum, tetapi juga masalah moral. Ketika satu-satunya tujuan korporasi adalah menghasilkan uang, tanpa memperhatikan dampak produk mereka terhadap kehidupan manusia, maka masyarakat menghadapi tantangan yang lebih besar. Peredaran fentanil yang sulit dibendung telah merenggut lebih dari 400.000 nyawa warga Amerika Serikat. Akankah industri kimia Tiongkok berubah sebagai akibat dari disidangkannya kasus fentanil ini? Pertanyaan patut direnungkan.

Kasus serupa bukan hal yang tersendiri. Penulis teringat kasus tahun 2016 ketika Cheng Le, seorang mahasiswa fisika di Universitas New York asal Shanghai, Tiongkok telah dijatuhi hukuman 16 tahun penjara karena membeli risin yang sangat beracun atas nama pembeli di web gelap Amerika Serikat. Saat itu memang selaku agen pembelian di luar negeri sedang populer. Awalnya, ia membeli barang-barang mewah dan produk elektronik, tetapi akhirnya ia pun terlibat dalam transaksi pembelian barang-barang ilegal. Dia tahu bahwa pembeli ingin menggunakan risin untuk membunuh orang, tetapi dia tetap membelinya atas nama orang lain, bahkan mengajari pembeli lain secara daring cara menghadapi investigasi oleh lembaga penegak hukum di AS. Baru setelah dijatuhi hukuman, pria berusia 22 tahun itu mengaku di pengadilan bahwa dia telah “menyadari apa yang telah dilakukan”. Tapi sudah terlambat, dia harus menghabiskan masa mudanya di dalam penjara Amerika Serikat.

Baik itu rantai pasokan fentanil atau perdagangan narkoba di web gelap, pertanyaan utamanya adalah: Dalam mengejar kekayaan, haruskah keuntungan lebih diutamakan daripada nyawa manusia? Leluhur kita pernah mengatakan: “Memperoleh kekayaan dengan mengabaikan moralitas hanya akan membawa petaka bagi diri dan keluarga”. Untuk mengekang penyebaran fentanil, kita mungkin perlu memulai menggalinya dari hati nurani masyarakat dan membangun kembali konsep tentang kehidupan manusia adalah yang terpenting dan terus memupuk rasa tanggung jawab sosial. (###)

AI Memalsukan Suara Menteri Pertahanan Italia untuk Memeras Uang Tebusan dari Pengusaha Kaya, Lebih dari Rp 16 Miliar Raib

0

EtIndonesia. Sekelompok pelaku kriminal menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan suara tiruan Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, lalu melakukan panggilan telepon kepada para pengusaha kaya. Mereka meminta sejumlah besar uang agar dikirim ke rekening luar negeri dengan dalih membantu membayar uang tebusan guna membebaskan seorang jurnalis Italia yang diculik di luar negeri. Sayangnya, ada yang benar-benar tertipu dan kehilangan satu juta euro (sekitar Rp 16,8 miliar).

Menurut laporan Financial Times, modus penipuan ini menargetkan sejumlah pengusaha paling berpengaruh di Italia, termasuk:

  • Marco Tronchetti Provera, Ketua Pirelli (perusahaan ban ternama Italia)
  • Giorgio Armani, desainer mode ternama
  • Patrizio Bertelli, Ketua Prada
  • Diego Della Valle, Ketua sekaligus pendiri Tod’s Group
  • Massimo Moratti, mantan Ketua Inter Milan
  • Keluarga pemilik Pietro Beretta, produsen senjata api ternama di Italia
  • Anggota keluarga Menarini, perusahaan farmasi terkemuka di Italia

Meskipun banyak dari mereka segera menyadari ada sesuatu yang mencurigakan, para penipu tetap meyakinkan korban dengan mengklaim bahwa Bank Italia akan mengembalikan dana tersebut nanti. Akibatnya, setidaknya satu orang akhirnya tertipu dan mentransfer uang sebesar satu juta euro ke rekening luar negeri.

Saat ini, tiga pengusaha dari Milan telah melaporkan kasus ini ke Kejaksaan Milan, dengan salah satu dari mereka merupakan korban yang kehilangan uang.

Menurut sumber yang mengetahui kasus ini, modus penipuan ini menggunakan berbagai cara untuk memancing korban, termasuk berpura-pura menjadi staf Crosetto yang melakukan panggilan berkali-kali. Suara AI yang digunakan dalam panggilan ini sangat mirip dengan suara asli Crosetto, sehingga para korban tidak curiga. Dalam percakapan tersebut, mereka diberi tahu bahwa Pemerintah Italia, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Giorgia Meloni, membutuhkan bantuan finansial mereka untuk membebaskan seorang jurnalis Italia yang diculik di Timur Tengah.

Seorang pejabat dari Kementerian Pertahanan Italia mengonfirmasi kejadian ini mengatakan: “Suara Menteri telah ditiru dan digunakan untuk meminta pembayaran uang tebusan dengan alasan menyelamatkan jurnalis Italia yang diculik di berbagai belahan dunia. Dalam rekaman palsu itu, ‘Crosetto’ mengatakan, ‘Saya tidak bisa menggunakan dana Kementerian Pertahanan untuk membayar tebusan, tetapi Bank Italia akan mengembalikan uang Anda.'”

Pejabat tersebut menegaskan bahwa ini adalah penipuan dan sepenuhnya palsu.

Penyelidik menemukan bahwa panggilan telepon yang diterima para pengusaha tampaknya berasal dari nomor yang terdaftar sebagai staf Kementerian Pertahanan Italia. Mereka menduga nomor telepon tersebut telah direplikasi menggunakan teknik spoofing.

Yang lebih mencurigakan, penipuan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah pemerintahan Meloni berhasil melakukan pertukaran tahanan yang menarik perhatian luas. Dalam kesepakatan tersebut, Italia mengekstradisi seorang insinyur Iran sebagai imbalan atas pembebasan jurnalis Italia, Cecilia Sala.

Sala sebelumnya ditahan di Penjara Evin di Teheran, yang terkenal dengan reputasi buruknya. Sementara itu, insinyur Iran yang dipulangkan ke negaranya adalah seorang yang dicari oleh AS karena diduga telah menyediakan teknologi drone canggih kepada Korps Garda Revolusi Iran (Revolutionary Guards). (jhn/yn)

Amerika Serikat Segera Meninggalkan “Kebenaran Politik” untuk Kembali ke Kebenaran Kebijakan

oleh Hui Huyu

Pidato pelantikan Presiden Trump saat pelantikannya pada 20 Januari menjadi salah satu peristiwa paling penting di era ini. Trump mengatakan bahwa Amerika telah kembali dan zaman keemasan Amerika Serikat akan segera tiba. 

Pada hari tersebut, Trump juga menandatangani serangkaian perintah eksekutif untuk menerapkan kebijakan America First. Pidato dan langkah eksekutif Trump telah menginspirasi banyak warga Amerika Serikat.

Ide intinya adalah bahwa Amerika Serikat akan mengakhiri “kebenaran politik” yang selama ini dianut oleh para penguasa ideologi sayap kiri, dan kembali ke ekologi politik normalnya yaitu “kebenaran kebijakan”. Kebijakan baru di era Trump 2.0 dapat dipahami pada tiga tingkatan, masing-masing adalah akal sehat, realitas, dan konsensus.

Trump membawa Amerika Serikat kembali ke akal sehat dari perspektif nilai dan negara

Selama pemerintahan sebelumnya, telah terjadi peningkatan kebingungan atas nilai-nilai tradisional Amerika Serikat gegara isu gender. Kaum kiri Amerika Serikat menciptakan banyak ragam gender di seluruh negeri, yang sepenuhnya menjungkirbalikkan konsep etika manusia paling tradisional yang dianut dari zaman ke zaman.

Lebih dari satu dekade lalu, Amerika Serikat mulai mempromosikan apa yang disebut revolusi keragaman gender. Pemerintah federal menganggap identitas gender sebagai prioritas dan memperkenalkan apa yang disebut “perintah kamar kecil/toilet” dan konsep transgender, yang berarti bahwa jika seorang yang secara biologis adalah laki-laki tetapi secara psikologis ia menganggap dirinya adalah seorang wanita, maka ia dapat menggunakan kamar kecil wanita. 

Selain itu, undang-undang itu juga menginstruksikan sekolah umum untuk mengizinkan siswa transgender menggunakan kamar toilet berdasarkan identitas gender mereka dengan ancaman bahwa sekolah yang tidak mengikuti perintah eksekutif tersebut dapat dikenakan pemotongan dana sumbangan dari pemerintah federal. Sejak saat itu, sekolah-sekolah di AS dijadikan oleh pemerintah sayap kiri sebagai laboratorium untuk eksperimen sosial berskala besar. 

Akibat indoktrinasi gagasan menyimpang yang dicetuskan kelompok kiri ini, menyebabkan putra sulung Elon Musk meragukan jenis kelaminnya, dan akhirnya menjalani operasi penggantian kelamin. Hal ini juga membuat Musk kembali teguh menganut ide-ide konservatif.

“Perintah kamar kecil/toilet” ini telah dihapus oleh pemerintahan Trump 1.0, tetapi dipulihkan oleh pemerintahan Biden. Kebijakan kiri yang tidak etis ini telah menyebabkan banyaknya kasus penyerangan seksual di sekolah dan menyebabkan lebih banyak penderitaan dan perpecahan dalam masyarakat Amerika Serikat.

Konsep inti era Trump 2.0 adalah kembali ke akal sehat, dan memulihkan akal sehat gender adalah dasar dari semua etika masyarakat. Dalam pidato pelantikannya Trump mengatakan: “Sejak hari ini dan seterusnya, kebijakan resmi pemerintah Amerika Serikat hanya akan ada dua jenis kelamin – laki-laki dan perempuan”. 

Pengumuman Trump ini layak diingat dalam sejarah, karena dalam atmosfir ketakutan terhadap “kebenaran politik” yang diciptakan oleh ideologi sayap kiri, hampir tidak ada seorang pun politisi AS yang berani secara terbuka menyuarakan akal sehat yang sesungguhnya sederhana ini. 

Oleh karena itu, saya punya alasan untuk percaya bahwa di era Trump 2.0, masyarakat Amerika Serikat akan meluncurkan gerakan kebangkitan budaya yang kembali ke akal sehat berdasarkan etika gender.

Terkait isu-isu mengenai etika gender di militer, isu-isu seperti Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (Diversity, Equity, and Inclusion. DEI), dan wokisme, Trump mengatakan: “Saya akan menandatangani perintah yang melarang prajurit kita menjadi sasaran teori politik radikal dan eksperimen sosial saat bertugas. Perilaku ini akan segera berakhir. Angkatan bersenjata kita akan dibebaskan dari lilitan yang menghambat mereka berfokus terhadap satu misi mereka, yakni mengalahkan musuh-musuh Amerika Serikat”.

Selain etika gender, Trump juga mengembalikan Amerika Serikat ke akal sehat di tingkat nasional. Selama empat tahun terakhir, kebijakan perbatasan terbuka telah memungkinkan puluhan juta imigran ilegal masuk ke Amerika Serikat. 

Di antara para imigran ini tidak hanya sejumlah besar penjahat, tetapi juga teroris dari seluruh dunia dan mata-mata serta agen rahasia Partai Komunis Tiongkok. Orang-orang ini bersembunyi di masyarakat Amerika Serikat dan telah menjadi risiko keamanan utama selama pemerintahan Trump.

Trump percaya bahwa setiap negara wajib melindungi perbatasannya, dan membuka perbatasan berarti kedaulatan negara tersebut telah diserang oleh kekuatan asing. “Pemerintah kita … telah gagal melindungi warga negara Amerika Serikat yang hebat dan taat hukum, sementara memberikan tempat berlindung dan perlindungan bagi para penjahat berbahaya, banyak di antaranya berasal dari penjara dan rumah sakit jiwa dan secara ilegal memasuki negara kita dari seluruh dunia. Bahkan pemerintahan ini menyediakan dana tak terbatas untuk melindungi perbatasan negara asing, tetapi menolak melindungi perbatasan Amerika Serikat, dan, yang lebih penting, menolak melindungi rakyatnya sendiri”, kata Trump.

Dalam pidatonya, Trump mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan untuk mencegah masuknya imigran ilegal dan memulai prosedur deportasi untuk mengirim jutaan imigran ilegal kriminal kembali ke negara asal mereka. Trump juga mengumumkan pemulihan kebijakan “Protokol Perlindungan Migran” (Migrant Protection Protocols. MPP) yang ditandatangani selama masa jabatan pertamanya dan diakhirinya praktik “tangkap dan lepaskan”.

 Trump mengatakan: “Saya akan mengirim pasukan ke perbatasan selatan untuk menolak invasi yang membawa bencana ke negara kita… Sebagai panglima tertinggi, tanggung jawab tertinggi saya adalah melindungi negara kita dari ancaman dan invasi”.

Mengembalikan kekuatan nasional dan status internasional A S dari perspektif yang realistis

Tingkat kedua pidato Trump adalah meninggalkan ideologi iklim yang secara politis benar dan merumuskan kebijakan energi yang benar berdasarkan kepentingan aktual Amerika Serikat. Pada hari itu juga, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris.

Amerika Serikat kaya akan sumber daya minyak dan gas, yang merupakan anugerah Tuhan bagi Amerika Serikat. Selama masa jabatan pertama Trump, yakni pada tahun 2018 Amerika Serikat menduduki peringkat pertama di dunia dalam produksi minyak. 

Saat itu, harga bensin di Amerika Serikat sangat murah, berbagai industri berkembang pesat, dan tingkat pengangguran pada tahun 2019 turun ke titik terendah dalam hampir 50 tahun terakhir. Namun, sejak pemerintahan Biden berkuasa, yang gencar mempromosikan energi hijau dan menghentikan banyak aktivitas ekstraksi minyak dan gas di Amerika Serikat dengan alasan melindungi iklim, maka harga energi mengalami pelonjakan, yang secara langsung berkontribusi pada tingginya tingkat inflasi.

Dalam pidato pelantikannya, Trump selain mengemukakan masalah inflasi AS yang disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihan dan melonjaknya harga energi. Ia juga menyatakan bahwa negara berada dalam keadaan darurat energi dan perlunya untuk melakukan eksploitasi sumber daya minyak dan gas dalam skala besar. 

“Saya akan menginstruksikan semua anggota kabinet saya untuk menggunakan kekuatan penuh dari otoritas mereka untuk mengalahkan tingkat inflasi yang mencapai rekor tertinggi untuk mengurangi biaya dan harga dalam waktu tidak lama… Kita harus segera kembali  menjadi negara kaya. Emas cair yang berada di bawah kaki kita akan membantu kita mencapai tujuan tersebut. Dengan tindakan saya hari ini, kita akan mengakhiri Green New Deal, mencabut mandat kendaraan listrik, menyelamatkan industri otomotif kita, dan memenuhi janji suci saya terhadap para pekerja otomotif Amerika Serikat yang hebat”, kata Trump.

Trump menegaskan kembali komitmennya untuk memulihkan status Amerika Serikat sebagai negara adidaya energi. Trump mengatakan: “Amerika Serikat akan menjadi negara manufaktur lagi, dan kami memiliki sesuatu yang tidak dimiliki negara manufaktur lainnya — cadangan minyak dan gas bumi terbesar di dunia, dan kami akan memanfaatkannya. Kami akan menggunakannya … untuk menurunkan harga, mengisi ulang cadangan strategis hingga potensi penuhnya, dan mengekspor energi Amerika Serikat ke seluruh dunia”.

Menanggapi kerusakan pada kepentingan Amerika Serikat akibat dari perdagangan tidak adil sejak globalisasi, Trump mengatakan bahwa ia akan segera dan secara komprehensif mereformasi sistem perdagangan AS untuk melindungi pekerja dan keluarga Amerika Serikat. 

“Apa yang akan kita lakukan bukanlah memungut tambahan pajak dari warga negara kita agar negara lain bisa menjadi kaya, tetapi kita akan mengenakan tarif dan pajak kepada negara asing agar warga negara kita bisa menjadi kaya”, tegas Trump. “Untuk itu, kita akan mendirikan kantor pajak eksternal yang akan bertanggung jawab untuk mengumpulkan pajak. Semua tarif, pajak, dan pendapatan. Banjir uang akan mengalir dari luar negeri ke kas kita. Dan Impian Amerika Serikat akan segera kembali melalui cara yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

Mengenai strategi global, Trump pertama-tama mempromosikan gencatan senjata di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina dari perspektif praktis untuk menyelamatkan nyawa manusia. Di bawah ancaman Trump, Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata pada malam pelantikan Trump, dan beberapa orang sandera Israel telah dibebaskan oleh Hamas. 

“Kami akan mengukur keberhasilan kami tidak hanya dari pertempuran yang kami menangkan, tetapi juga dari perang yang kami akhiri, dan mungkin yang paling penting adalah dalam perang yang tidak pernah kami ikuti, kata Trump. “Warisan saya yang paling membanggakan adalah sebagai pembawa perdamaian ….. dengan senang hati saya mengumumkan, bahwa baru kemarin, sehari sebelum pelantikan saya, para sandera di Timur Tengah telah dipulangkan ke keluarga mereka”.

Trump menyatakan, “Amerika akan dikembalikan ke tempat yang seharusnya — menjadi negara yang paling hebat, paling kuat, paling dihormati di Bumi, yang menginspirasi rasa kagum dan kekaguman di seluruh dunia. Segera, kami akan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika. Kita juga akan mengembalikan nama sebuah gunung dengan nama Presiden kita yang hebat William McKinley – Gunung McKinley”.

Kembali ke konsensus bilateral, Trump menyesuaikan kembali pengambilan keputusan strategis

Tingkat ketiga dari kebijakan baru Trump adalah kembali ke konsensus dasar dalam hubungan internasional dan menyesuaikan kembali keputusan strategis berdasarkan konsensus dasar, yang tercermin dalam sikapnya terhadap Terusan Panama. Sejak globalisasi, akibat PKT berjanji merealisasikan strategi pasar yang terbuka, kerja sama yang bersahabat, dan persaingan yang adil, sehingga dapat terintegrasi secara mendalam dengan masyarakat internasional. 

Namun pada kenyataannya, PKT menyusup ke lokasi-lokasi strategis di seluruh dunia dengan modus perang tanpa batas. PKT telah menggunakan proyek “Sabuk dan Jalan” untuk mencapai penetrasi mendalam di Terusan Panama. Dora Gao, seorang warga Panama asal Tiongkok, mengatakan kepada BBC bahwa dia pindah ke Kota Panama lebih dari satu dekade lalu untuk membuka restoran. Dia yakin jejak Tiongkok ada “di mana-mana”.

Victoria Coates, wakil presiden Shelby Callum Davis Institute for National Security and Foreign Policy di Heritage Foundation, sebuah lembaga pemikir di Washington, menulis di platform X, bahwa “Penetrasi Tiongkok ke Terusan Panama merupakan permata dalam jaringan aset Amerika Latinnya. Di mana termasuk 40 buah pelabuhan persinggahan bagi kapal perang Tiongkok di Atlantik dan Pasifik, belum lagi Chancay di Peru. Semakin cepat Amerika Serikat menyadari bahwa PKT telah membangun kendali infrastruktur di Belahan Barat dari Atlantik hingga Pasifik, tentu semakin baik”.

Gordon Chang, kolumnis Amerika dan penulis buku “The Coming Collapse of China”, juga memperingatkan dalam wawancaranya dengan Fox News pada 28 Desember tahun lalu, bahwa Tiongkok mungkin punya banyak cara untuk memblokir Terusan Panama sewaktu perang terjadi.

“Ini akan menimbulkan masalah yang luas karena Tiongkok dapat menggunakan pengaruhnya di Amerika Selatan dan Tengah untuk mengganggu aliran dan penyebaran aset militer AS di masa perang… Ini penting bagi kami karena AS memiliki angkatan laut di Atlantik dan Pasifik, dan untuk memindahkan kapal-kapal tersebut dari satu tempat ke tempat lain, Amerika Serikat mengandalkan Terusan Panama”.

Pada tahun 1977, Amerika Serikat dan Panama menandatangani perjanjian bahwa Amerika Serikat akan menyerahkan Terusan Panama kepada pemerintah Panama, tetapi perjanjian tersebut memberikan Amerika Serikat dan Panama hak menggunakan “kekuatan militer” untuk memulihkan operasi terusan tersebut jika “terganggu”.

Berdasarkan perjanjian ini, Trump yang sebelumnya telah berulang kali menuduh Tiongkok mengendalikan Terusan Panama dan menyatakan niatnya untuk mengambil kembali Terusan Panama dengan tanpa mengesampingkan penggunaan kekuatan militer. Dalam pidato pelantikannya, Trump menyatakan bahwa pemerintah Panama telah mengingkari janjinya kepada Amerika Serikat, oleh karena itu Amerika Serikat perlu mengambil kembali Terusan Panama.

“Amerika Serikat telah menghabiskan lebih banyak dana untuk Terusan Panama daripada proyek lain yang pernah dibangun, dan kehilangan 38.000 nyawa dalam pembangunannya”, kata Trump. 

“Kami diperlakukan sangat tidak adil atas penyerahan yang bodoh ini. Tujuan perjanjian kami dan semangat dalam perjanjian tersebut juga telah sepenuhnya dilanggar. Kapal-kapal Amerika Serikat dikenai biaya yang sangat mahal dan tidak menerima perlakuan yang adil, termasuk Angkatan Laut AS. Dan yang paling penting, Tiongkok yang mengoperasikan Terusan Panama. Padahal kami tidak memberikan kepada Tiongkok, kami memberikannya ke Panama, dan sekarang kami perlu mengambilnya kembali”.

Keamanan nasional dan strategi global telah dijadikan prioritas utama oleh pemerintahan Trump 2.0, termasuk akuisisi Greenland yang berdampak signifikan terhadap kemerdekaan Greenland. Sikap Trump terhadap Terusan Panama sama serius dan tegasnya, dan ancaman menggunakan kekerasan yang disebutkan oleh Trump bukanlah omong kosong. 

Menghadapi infiltrasi PKT ke halaman belakang strategis Amerika Serikat dan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya yang ditimbulkannya terhadap Amerika Serikat dalam tata letak strategis globalnya, Trump akan mengambil pendekatan yang lebih keras terhadap isu keamanan strategis dibandingkan presiden AS sebelumnya. Diperkirakan bahwa Trump akan mengambil tindakan yang lebih substantif pada masalah Terusan Panama untuk memaksa otoritas Panama memperhatikan konsensus yang pernah mereka capai dengan Amerika Serikat.

Dapat diprediksi bahwa cara paling sederhana bagi Trump untuk menggunakan pencegahan militer adalah dengan mengirim kapal perang untuk memblokade kedua sisi Terusan Panama. Tidak ada negara yang berani menyerang armada AS di sini, bahkan otoritas Panama mau tidak mau harus membuat kompromi besar pada saat itu. .

Era Trump 2.0 adalah pemerintahan yang dibangun atas dasar akal sehat, rasionalitas, dan etika. Sama seperti yang dilakukan penyihir berjubah putih Gandalf dalam The Lord of the Rings yang mengusir roh jahat Saruman yang merasuki Raja Theoden dari Rohan dan memulihkan vitalitas dan kekuatan tempur Rohan. Trump akan mengusir roh jahat, yakni ideologi Marxis kultural yang merasuki pemerintahan AS, yang memungkinkan Amerika Serikat kembali ke tingkat akal sehat, dan atas dasar ini merumuskan kebijakan nasional yang benar-benar efektif dalam praktik.

Pada hari pelantikannya, Trump menulis di platform X: “Amerika Serikat telah kembali… Di hari-hari mendatang, saya akan berjuang dengan sekuat tenaga untuk Anda, saya tidak akan berhenti sampai kita berhasil membangun Amerika Serikat yang kuat, aman, dan sejahtera. Inilah yang pantas buat anak-anak kita dan Anda, ini akan menjadi Zaman Keemasan yang sesungguhnya bagi Amerika Serikat!” (###)

DeepSeek Mendapat Kecaman Karena Plagiarisme dan Tingkat Akurasi yang Rendah

0

Berita hari ini meliputi: Pencurian Model OpenAI, tingkat akurasi yang terlalu rendah, apakah dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok? DeepSeek akhir-akhir ini terus menerus mendapat kecaman. Layaknya perang mata-mata! Tim film dokumenter “Wuhan Lockdown” mengungkap kisah di balik pembuatan film tersebut.

OpenAI : Ada bukti menunjukkan bahwa DeepSeek terlibat dalam upaya menjiplak model OpenAI

Baru-baru ini, perusahaan kecerdasan buatan Tiongkok DeepSeek meluncurkan model AI yang diklaim “biaya rendah, berefisiensi tinggi”, yang menyebabkan guncangan pasar di Wall Street dan menyebabkan nilai pasar perusahaan teknologi Amerika Serikat merosot hampir 1 triliun dolar. Tepat ketika orang-orang terkagum-kagum dengan betapa canggihnya teknologi yang dihasilkan, DeepSeek terus-menerus mendapat kecaman dari orang dalam industri. Mari kita lihat apa yang sedang terjadi.

Menurut Financial Times, pengembang ChatGPT OpenAI mengungkapkan bahwa mereka memiliki bukti bahwa DeepSeek menggunakan model milik OpenAI untuk melatih model AI sumber terbuka miliknya sendiri.

Laporan menyebutkanbahwa, pengembang biasanya menggunakan teknologi “distilasi” untuk melatih model yang lebih kecil dengan keluaran model AI yang lebih besar dan lebih kuat, sehingga mencapai kinerja serupa tetapi dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini tidak jarang terjadi dalam industry, Namun masalahnya adalah DeepSeek mungkin telah melakukan ini untuk membangun model pesaingnya, yang melanggar ketentuan layanan OpenAI.

OpenAI mengatakan bahwa pihaknya dengan jelas menetapkan dalam ketentuan layanannya, bahwa pengguna tidak boleh menyalin atau menggunakan keluaran modelnya untuk mengembangkan model yang digunakan dalam persaingan dengan OpenAI.

OpenAI menyebutkan dalam sebuah pernyataan: “Kami tahu bahwa perusahaan-perusahaan (Tiongkok) dan lainnya telah mencoba untuk menyalin model-model dari perusahaan-perusahaan AI terkemuka Amerika Serikat… Kami telah mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi kekayaan intelektual kami… Yang terpenting, kami bekerja sama erat dengan pemerintah AS untuk melindungi model kami yang paling kuat dan mencegah musuh dan pesaing mencuri teknologi Amerika Serikat”.

Sebelumnya, Bloomberg pernah melaporkan bahwa pada tahun lalu, OpenAI dan mitranya Microsoft telah menyelidiki beberapa akun yang diduga milik DeepSeek, yang menggunakan antarmuka pemrograman aplikasi (Application Programming Interface. API) OpenAI yang menduga bahwa perilaku mereka ini telah melanggar persyaratan layanan mereka, sehingga menonaktifkan izin akses untuk akun-akun tersebut.

DeepSeek tidak menanggapi laporan tersebut.

David Sacks, seorang investor teknologi Amerika Serikat dan penasihat kecerdasan buatan untuk pemerintahan Trump saat wawancaranya dengan Fox News mengatakan, bahwa pencurian kekayaan intelektual bukanlah hal yang jarang terjadi. Ia mengatakan: “Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa pendekatan yang dilakukan DeepSeek adalah dengan mengekstrak pengetahuan dari model OpenAI. dan OpenAI dengan jelas menyatakan ketidakpuasannya terhadap hal ini”.

Itu saja yang dapat kami sampaikan tentang tuduhan OpenAI. Sekarang mari kita lihat apa yang dikatakan orang dalam Silicon Valley tentang DeepSeek.

Mungkinkah DeekSeek yang bukan Perusahaan biasa dikendalikan oleh PKT?

Menurut Radio Free Asia, banyak orang dalam industri percaya bahwa DeepSeek bukanlah perusahaan teknologi biasa. Pengendali perusahaan tersebut tak lain adalah otoritas Beijing.

Seorang pekerja di bidang kecerdasan buatan di California bermarga Lin mengatakan: ” DeepSeek tampaknya memiliki gaya yang berbeda dari rekan-rekannya di AS dalam hal peningkatan bertahap, mereka cenderung sekaligus merilis versi final. Ia juga tidak berkomunikasi dengan rekan-rekannya di Tiongkok, bahkan produsen-produsen besar Tiongkok pun sangat terpengaruh olehnya. Hal ini sangat tidak biasa dan mungkin bukan perilaku satu perusahaan rintisan saja”.

Mr. Lin berpendapat bahwa DeepSeek adalah kampanye propaganda yang dipimpin oleh otoritas Beijing dengan menggunakan kekuatan negara. Dia mengatakan: “Meskipun model DeepSeek itu nyata, tetapi masih dipertanyakan apakah ‘biaya rendah’ ​​yang diumumkannya itu mencakup total investasi sebenarnya. Rasanya tidak mungkin jika tidak ada dukungan negara di belakangnya. Dan waktu dan metode pengumuman, cenderung menyebabkan dampak psikologis yang lebih besar”.

Mr. Wu, yang bekerja dalam pengembangan perangkat lunak di Silicon Valley percaya, kemunculan DeepSeek tidak berarti bahwa teknologi di bidang kecerdasan buatan Tiongkok daratan benar-benar telah melampaui Amerika Serikat. Karena sebelum munculnya kecerdasan buatan DeepSeek, sudah banyak hasil penelitian sumber terbuka di bidang kecerdasan buatan yang bukan diluncurkan oleh Tiongkok daratan. “Jika sumber pada aspek ini selalu tertutup, maka Tiongkok pada dasarnya tidak akan punya cara untuk mengatasinya”, ujarnya.

那麼DeepSeek的背景到底如何呢。

Jadi apa latar belakang DeepSeek?

Menurut Reuters, bos DeepSeek, Liang Wenfeng, adalah pendiri dana lindung nilai (hedge fund) High-Flyer. Ia memiliki 55% saham High-Flyer dan 99% hak suara. High-Flyer pernah membentuk portofolio investasi sebesar RMB.100 miliar dan menggunakan modul kecerdasan buatan untuk membuat keputusan investasi. Pada tahun 2023, High-Flyer mendirikan DeepSeek, yang berfokus pada kecerdasan buatan.

Saat ini, dunia luar tidak mengetahui jumlah investasi High-Flyer di DeepSeek. Yang diketahui hanyalah bahwa kedua perusahaan tersebut sangat dekat dan bahkan berada di gedung kantor yang sama.

Liang Wenfeng pernah menyatakan secara terbuka bahwa DeepSeek tidak memerlukan investasi. Kami tidak kekurangan uang. Yang kami kekurangan adalah chip berkinerja tinggi.

Terkena dampak dari larangan ekspor chip AS, kita mungkin dapat melihat latar belakangnya dari cadangan chip DeepSeek.

Mengenai “biaya rendah” DeepSeek, beberapa profesional menduga bahwa, tidak menutup kemungkinan DeepSeek telah melanggar larangan chip AS dan berhasil menimbun sejumlah besar chip. Jika ini benar, atau jika DeepSeek menggunakan lebih dari 2048 chip selama pelatihan, maka biayanya jauh lebih rendah.

Alexandr Wang, CEO Scale AI di Amerika Serikat mengatakan, bahwa DeepSeek seharusnya menggunakan 50.000 chip Nvidia H100 untuk mengembangkan model yang ada saat ini.

Menanggapi hal ini, miliarder Amerika Serikat Elon Musk menanggapi di platform sosial X, “Itu sudah jelas”. Ia tampaknya setuju dengan pernyataan tersebut.

Reuters melaporkan bahwa sebelum larangan chip AS mulai berlaku pada bulan September 2022, High-Flyer membangun dua kluster superkomputer kecerdasan buatan, yang semuanya terdiri dari chip A100 canggih milik Nvidia.

Menurut keterangan dalam situs web DeepSeek dan beberapa postingan WeChart, bahwa klaster superkomputer pertama terdiri dari 1.100 chip A100 yang bernilai RMB.200 juta. Klaster kedua terdiri dari sekitar 10.000 chip A100 yang bernilai RMB.1 miliar.

Hal yang sulit dipercayai adalah, sejumlah media melaporkan bahwa setelah AS mengeluarkan larangan ekspor chip, otoritas Beijing masih dapat memiliki saluran untuk membeli chip terbaru.

Misalnya, Reuters melaporkan pada 15 Januari tahun ini, bahwa militer Tiongkok dan lembaga penelitian milik negara masih membeli chip canggih Amerika Serikat yang dipakai untuk penelitian kecerdasan buatan dan peralatan militer. Chip ini termasuk A100 buatan Nvidia dan H100 yang lebih canggih. Semua pemasok merupakan pemasok Tiongkok daratan yang tidak diketahui. Hal ini mencerminkan bahwa otoritas Amerika Serikat tidak dapat sepenuhnya memutus akses Beijing ke chip yang lebih canggih.

Dengan kata lain, beberapa perusahaan Tiongkok daratan yang dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok masih memiliki saluran untuk menimbun chip canggih dalam jumlah besar.

Menariknya, setelah Amerika Serikat mengeluarkan larangan chip, agar tidak kehilangan pasar daratan, Nvidia secara khusus merancang beberapa chip untuk Beijing guna menghindari larangan tersebut. Pada saat itu, kinerja keseluruhan chip ini tidak lebih lemah dari chip yang terkena larang ekspor pemerintah AS. Sebagai tanggapan, banyak orang Amerika Serikat mengkritik Nvidia, dengan mengatakan bahwa meskipun tidak melanggar hukum AS, namun melanggar nilai-nilai Amerika Serikat.

Jadi dengan munculnya DeepSeek, telah menyebabkan para investor meragukan perusahaan teknologi Amerika Serikat. Pada 27 Januari tahun ini, saham Nvidia turun sebanyak 17%, dengan nilai pasarnya yang anjlok hampir USD.600 miliar.

DeepSeek dikecam karena tingkat akurasinya hanya 17%, mungkin menghadapi pemeriksaan

Baru-baru ini, laporan audit terkini menunjukkan bahwa chatbot milik perusahaan kecerdasan buatan Tiongkok DeepSeek memiliki tingkat akurasi dalam penyampaian informasi hanya 17%, jauh lebih rendah dibandingkan pesaingnya di Barat. Penemuan ini telah menarik perhatian luas dari pasar dan komunitas ilmiah.

Menurut laporan yang dirilis oleh lembaga pemeringkat NewsGuard pada 29 Januari 2025, chatbot DeepSeek mengulang pernyataan palsu sebanyak 30%, memberikan jawaban yang tidak jelas atau tidak berguna sebanyak 53%, yang tingkat kegagalan mencapai 83%.

Dengan kata lain bahwa chatbot DeepSeek hanya memiliki tingkat akurasi dalam menyampaikan pesan hanya sebesar 17%, jauh tertinggal dari produk sejenis dari perusahaan AI Barat, termasuk ChatGPT milik OpenAI dan Gemini milik Google.

Data audit NewsGuard menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan DeepSeek, rata-rata tingkat kegagalan pesaing Barat adalah 62%. Meskipun masih terdapat beberapa masalah, namun kinerja pesaing Barat ini secara keseluruhan masih lebih baik daripada DeepSeek.

DeepSeek menduduki peringkat kesepuluh dari 11 chatbot AI yang dievaluasi oleh NewsGuard, jauh di bawah standar teknis yang diklaim oleh DeepSeek yaitu “setara dengan perusahaan AI Barat terkemuka seperti OpenAI”.

NewsGuard mengatakan pihaknya menggunakan 300 petunjuk untuk mengevaluasi DeepSeek sama seperti yang digunakannya untuk mengevaluasi mitra-mitranya di Barat, termasuk 30 petunjuk berdasarkan 10 tuduhan palsu yang tersebar dalam jaringan.

Tuduhan tersebut berkaitan dengan pembunuhan eksekutif UnitedHealthcare Brian Thompson dan jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines dengan nomor penerbangan 8243 yang terjadi bulan lalu.

Audit NewsGuard juga menunjukkan bahwa 3 dari 10 informasi yang disampaikan DeepSeek, menyuarakan sikap yang sama dengan pemerintah Tiongkok terkait topik tersebut di atas, bahkan sampai berulang, padahal tidak ada yang mengajukan pertanyaan mengenai hal itu.

NewsGuard mengatakan bahwa DeepSeek malahan mengemukakan sikap Beijing saat menanggapi pertanyaan terkait alasan kecelakaan Azerbaijan Airlines.

Setelah menyebabkan guncangan di bursa Wall Street dan menyebabkan jatuhnya nilai saham Perusahaan teknologi AS yang hampir mencapai USD.1 triliun, data dari NewsGuard ini tidak hanya mempertanyakan kemampuan teknis DeepSeek, tetapi juga memberikan bukti atas iklan palsu DeepSeek.

DeepSeek tidak menanggapi secara resmi temuan audit NewsGuard, dan tidak memberikan penjelasan apa pun mengenai rendahnya akurasi chatbot atau metode pelatihan modelnya. No comment ini memperdalam keraguan pasar tentang kemampuan teknologi DeepSeek.

Tim film dokumenter “Wuhan Lockdown” seperti sedang perang mata-mata!

Baru-baru ini, tim film dokumenter “Wuhan Lockdown” mengungkapkan kepada dunia luar tentang kisah dalam memproduksi film tersebut.

“Wuhan Lockdown” didedikasikan untuk mengenang mendiang Li Wenliang, seorang dokter mata di Rumah Sakit Pusat Wuhan, yang merupakan orang pertama mengeluarkan peringatan tentang epidemi COVID-19. Ia dikenal sebagai whistleblower atau pengungkap rahasia penyebaran koronavirus.

Film ini menceritakan, di akhir tahun 2019, saat viruskorona merebak di Kota Wuhan akibat tindakan PKT yang menutup-nutupi epidemi tersebut. Pada 23 Januari 2020, pihak berwenang tiba-tiba mengumumkan lockdown Kota Wuhan, yang baru dicabut secara resmi pada 8 April. Selama 101 hari itu, banyak kisah tragis warga Wuhan yang kehilangan orang yang mereka cintai.

Menurut Voice of America, seorang anggota tim produksi “Wuhan Lockdown” menggambarkan proses syuting sebagai “seperti berada dalam perang mata-mata”. Dia menjelaskan bahwa karena kebebasan bicara sangat dibatasi di Tiongkok daratan, untuk melindungi narasumber, para relawan yang berada di Amerika Serikat hanya dapat menghubungi orang yang diwawancarai di Kota Wuhan melalui perangkat lunak terenkripsi.

Ia mengatakan: “Kami terlebih dahulu menghubungi narasumber, lalu menyepakati waktu dan tempat, serta meminta mereka untuk tidak membawa ponsel. Kemudian kami menghubungi relawan di Tiongkok untuk mewawancarai mereka, memberi tahu lagi mereka waktu dan tempat, serta meminta mereka untuk tidak membawa ponsel. Kami juga memberi tahu kedua belah pihak untuk menghentikan wawancara dan segera pulang ke rumah masing-masing jika menemukan sesuatu yang mengancam keamanan mereka”.

Tang Maoqin, seorang doctor dalam studi agama di Universitas Boston yang selaku penerjemah dalam pembuatan film dokumenter tersebut mengatakan, bahwa selama tahap awal produksi, banyak anggota tim masih berada di Tiongkok daratan, dan mereka menghadapi risiko besar karena pengawasan PKT yang ketat. Pekerjaan penyuntingan pascaproduksi menjangkau Tiongkok dan Amerika Serikat, dan hanya dapat dikomunikasikan dengan menggunakan kotak surat terenkripsi khusus.

Ia memperkenalkan bahwa salah satu produser inti film tersebut adalah Lu Yuyu, seorang tokoh media Tiongkok daratan yang dipenjara karena mendirikan situs web “non-berita”. Setelah dibebaskan dari penjara, dia masih diawasi secara ketat oleh Biro Keamanan Nasional. Untuk menghindari meninggalkan jejak di komputer, dia hanya dapat menyelesaikan pengeditan selama beberapa menit setiap harinya, lalu segera mengunggahnya ke cloud dan hapus semua data di komputer. Adegan-adegan ini mungkin terdengar seperti sesuatu yang diambil dari film horor, tetapi itulah proses produksi sebenarnya dari film dokumenter “Wuhan Lockdown”.

Film dokumenter ini tidak hanya menunjukkan “penderitaan dan trauma yang dialami seluruh warga selama karantina Kota Wuhan, tetapi juga merinci bagaimana pemerintah Beijing memblokir kebebasan berbicara dan memanipulasi opini publik”.

Pada 27 Januari malam, film “Wuhan Lockdown” tersebut di Toko Buku Monsoon di Washington, dan Yu Miao, CEO toko buku memceritakan kepada hadirin tentang situasi yang terjadi pada saat itu.

Dia mengatakan: “Pada hari-hari awal wabah menyebar, seorang dokter bernama Li Wenliang , yang pertama memperingatkan dunia luar ihwal wabah yang sedang menyerang, tetapi suaranya hampir tidak bisa terdengar karena tenggelam dalam suara mesin propaganda PKT yang dioperasikan secara kecepatan penuh untuk menutupi sejumlah kebenaran. Banyak sekali suara masyarakat yang dibungkam. Kebebasan berbicara akhirnya menjadi fantasi yang paling mahal di kota tersebut”.

Film dokumenter tersebut juga menyebutkan bahwa meskipun peristiwa lockdown Kota Wuhan sudah 5 tahun berlalu, namun kebenaran tentang wabah tersebut belum sepenuhnya terungkap. Apakah itu soal asal mula penyebaran virus COVID-19 atau jumlah kematian sebenarnya di kota tersebut yang disebabkannya, dunia luar mungkin tidak pernah dapat memperoleh data pastinya.

Saat ini, sejumlah narasumber dan pembuat film dokumenter “Wuhan Lockdown” telah mengasingkan diri ke luar negeri. Misalnya, Yang Min, yang kehilangan putri kesayangannya dalam epidemi, meninggalkan Tiongkok pada tahun 2023 dan pindah ke Belanda. Tahun lalu, Lu Yuyu akhirnya tiba di Kanada setelah menempuh perjalanan yang mendebarkan.

Selain itu, masih banyak narasumber dan kreator yang hidup secara penyamaran di Tiongkok daratan.

Penerjemah bahasa Inggris dari film tersebut Tang Maoqin, mengatakan bahwa sebagai orang Tiongkok daratan, dia sangat bangga dapat berpartisipasi dalam produksi film ini. Meskipun mungkin membawa risiko bagi diri dan keluarganya, tetapi dirinya percaya bahwa itu adalah tanggung jawab yang tidak dapat dielakkan. Ia mengatakan: “Lockdown seluruh Kota Wuhan adalah memori kolektif seluruh bangsa, sebuah bencana bersejarah. Ketika kami mengalami penguncian wilayah dan berbagai peristiwa berikutnya, kami merasa sangat sedih. Kami merasa kecil dan tidak berdaya, tetapi kami tetap berharap dapat berbuat sesuatu”.

Tang Maoqin berharap melalui film ini, ia dapat memberikan penghormatan tertinggi kepada semua warga negara Tiongkok yang berani bersuara, merekam, dan menyebarkan kebenaran. Ia mengatakan: “Baik gambar, cerita, dan suara dalam film dokumenter ini semuanya diciptakan, direkam, dan disebarkan oleh netizen Tiongkok. Kami hanya menghimpun dan menyajikannya. Kami berharap dapat menggunakan film ini untuk mengucapkan terima kasih dan memberi penghormatan  kepada setiap warga negara Tiongkok yang menyuarakan kebenaran”.

Sejarah karantina wilayah telah terukir dalam ingatan dunia, tetapi kebenaran masih mencari jalan keluar. Adanya film dokumenter ini menjadi kesaksian atas perjuangan dan jeritan rakyat Tiongkok yang tak terhitung jumlahnya pada masa itu. ###