Home Blog Page 1459

Pakar Peringatkan, Beijing Ingin Gunakan Perubahan Iklim untuk Pengaruhi Kebijakan Washington

0

oleh Cathy He

.

Amerika Serikat secara resmi bergabung kembali dengan “Perjanjian Paris” pada (19/2/2021). Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menggambarkan perubahan iklim sebagai “ancaman eksistensial” dan berjanji akan melakukan lebih banyak upaya untuk mengurangi emisi karbon. Namun, para analis khawatir bahwa ini dapat menyebabkan hubungan Amerika Serikat dan komunis Tiongkok menjadi lebih dekat.

Meskipun pejabat Biden secara umum menyatakan mereka akan melanjutkan sikap keras pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terhadap komunis Tiongkok, tetapi mereka juga menunjukkan perlunya aspek “kooperatif” dari hubungan kedua negara.

Selama kampanye, Biden menyatakan bahwa ia akan bekerja sama dengan pihak berwenang Tiongkok di bidang yang menjadi perhatian bersama seperti perubahan iklim dan non-proliferasi nuklir.

Para ahli khawatir bahwa kerja sama Amerika Serikat dalam perubahan iklim dapat menyebabkan pemerintahan Biden membuat konsesi di bidang utama lainnya, seperti hak asasi manusia, perdagangan, dan keamanan nasional.

Otoritas Beijing menyatakan bahwa Amerika Serikat harus menerima persyaratannya sebelum kedua belah pihak bisa bekerja sama.

“Tiongkok bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat dan masyarakat internasional untuk mengatasi masalah perubahan iklim,” ujar Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 28 Januari lalu.

“Pada kesempatan ini saya juga ingin menekankan bahwa kerja sama antara Tiongkok dan Amerika Serikat di bidang tertentu… terkait erat dengan hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat secara keseluruhan,” tambah Zhao Lijian.

Zhao Lijian mengatakan bahwa rezim komunis Tiongkok kembali menekankan bahwa jangan ada pihak yang berharap di satu sisi ingin mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok dan merugikan kepentingan Tiongkok. Di sisi lain, juga meminta Tiongkok untuk memberikan pemahaman dan dukungan secara bilateral dan urusan global.

Rezim komunis Tiongkok memberi label penindasan terhadap etnis minoritas di Xinjiang dan Tibet, penindasannya terhadap kebebasan Hongkong, serta intimidasi Taiwan sebagai bagian dari kepentingan inti Tiongkok dan tidak mengizinkan dunia luar  angkat bicara.

Pernyataan di atas disampaikan Zhao Lijian setelah John Kerry, utusan khusus Presiden Biden untuk masalah iklim berjanji untuk tidak menggunakan masalah yang terkait dengan perubahan iklim sebagai alat tukar untuk membahas masalah masalah penting, termasuk pencurian hak kekayaan intelektual dan agresi militer di Laut Tiongkok Selatan.

“Isu Iklim adalah masalah independen utama,” kata John  Kerry. 

Menurut John Kerry, Tiongkok adalah penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, menyita sekitar 30%.

“Oleh karena itu, kita perlu segera mencari cara untuk mengisolasi masalah iklim dan bergerak maju,” ujarnya.

Gordon Chang, penulis buku “Tiongkok Nyaris Runtuh” baru-baru ini mengatakan kepada grup media Epoch Times, mengingat kondisi yang ditetapkan oleh Beijing, Amerika Serikat jadi tidak memiliki kemungkinan untuk bekerja sama dengannya.

“Sikap komunis Tiongkok adalah jika Anda tidak menjaga hubungan baik dengan kami dalam segala hal, jangan pernah berpikir untuk bekerja sama,” ujar Gordon Zhang.

“Jika ini adalah pilihan yang kami hadapi, kami harus menolak untuk bekerja sama dengannya. Karena Tiongkok sedang mencoba untuk membatasi area dimana kami dapat terlibat dalam diskusi yang konstruktif,” tambah Gordon Chang.

Gordon Zhang menunjukkan bahwa bagaimanapun, Amerika Serikat tidak perlu memberikan apapun kepada otoritas Beijing untuk mengambil tindakan terhadap masalah iklim.

“Rakyat Tiongkok berada di planet yang sama dengan kita. Jadi mereka memiliki kepentingan yang sama dalam mencegah perubahan iklim, untuk itu kami tidak perlu memberi mereka apapun,” kata katanya.

Clyde Prestowitz, mantan negosiator perdagangan pemerintahan Reagan dan juga  penulis buku “The World Turned Upside Down: America, China, and the Struggle for Global Leadership,” percaya bahwa setiap negosiasi dengan komunis Tiongkok tentang perubahan iklim hanyalah membuang-buang waktu.

“Negosiasi dengan komunis Tiongkok tidak akan mencapai kesepakatan apapun yang dapat kita terima,” kata Clyde Prestowitz.

“Anda tidak bisa mengharapkan komunis Tiongkok untuk menepati janjinya,” tambahnya.

Matt Pottinger, mantan pejabat keamanan nasional Trump juga memperingatkan, pemerintahan Biden jangan sampai jatuh ke dalam perangkap negosiasi yang dibuat oleh Beijing. 

Menurut Matt Pottinger, pemerintah Amerika Serikat  berturut-turut telah membuang banyak waktu dalam dialog formal dengan komunis Tiongkok, tetapi gagal mencapai hasil yang konkret. Itu memungkinkan rezim Beijing untuk terus mengambil tindakan yang merugikan Amerika Serikat, seperti pencurian hak intelektual dan lainnya.

Untuk mengurangi emisi karbon, Gordon Chang menyarankan agar Amerika Serikat berhenti membeli produk dari Tiongkok dan membiarkan industri manufaktur kembali ke Amerika Serikat, karena industri perkapalan merupakan industri yang sangat berpolusi.

“Pendekatan ini akan sangat membantu perubahan iklim, tentu saja, selain itu, ada juga beberapa rantai kunci yang bermanfaat bagi kita,” kata  Gordon Chang. (hui)

Koala Berkaki Tiga Memanjat dan Berlari dengan Kaki Palsu Buatan Dokter Gigi

0

Triumph, koala jantan yang lahir dengan tiga kaki, telah memanjat dan berlari sejak ia dipasangi prostetik buatan seorang dokter gigi, kata seorang penjaga satwa liar Australia.

Perawat dokter hewan Marley Christian telah menyelamatkan koala joey di utara New South Wales pada tahun 2017, setelah dia menemukannya di samping ibunya yang mati, dengan hanya tiga kaki dan tulang menonjol di kakinya yang keempat.

“Begitu saya meletakkan sepatu bot kecil itu padanya dan dia melakukan lompatan kecil ini, lalu dia berlarian dan memanjat, saya benar-benar menangis,” katanya, menjelaskan bagaimana Triumph menjadi koala yang benar-benar baru setelah kaki prostesis dipasang.

“Itu hal terbaik yang pernah terjadi, saya akan melakukan apa saja untuk anak ini,” tambahnya.

Christian telah menjadi pengasuh utama Triumph di pusat Friends of the Koala di Lismore, sebuah kota yang berjarak 136 km di selatan Brisbane.

Saat mencari solusi untuk cacat lahirnya, sebuah perusahaan AS yang berspesialisasi dalam prostesis hewan mencoba menciptakan kaki untuk Triumph, tetapi tidak berhasil setelah beberapa kali mencoba.

Akhirnya, Christian menemukan jawaban yang lebih dekat ke rumah.

Dokter gigi palsu Jon Doulman telah mendengar tentang dilema Triumph dan secara sukarela menangani kasus tersebut.

Prostetik yang dihasilkan berwarna merah muda, dengan tali velcro untuk membantunya tetap di kaki Triumph dan tapak di bagian bawah untuk membantu cengkeraman marsupial saat berjalan dan memanjat.

“Ini pasti berbeda,” kata dr. Doulman.

“Dibutuhkan sedikit pemikiran lateral sejauh datang dengan desain … tapi perasaan yang luar biasa bisa membantunya.”

Dr. Doulman saat ini sedang dalam proses memperbaiki desainnya untuk Triumph, tetapi mengatakan bahwa koala “tampaknya cukup nyaman memakainya”.

Triumph, yang hampir berusia lima tahun, harus menghabiskan sisa hidupnya di penangkaran, sebagian besar hidupnya di bawah asuhan Christian. (yn)

Sumber: Asiaone

Video Rekomendasi:

Negara Kecil, Estonia Laporkan: Beijing Ingin Membungkam Dunia

0

Chen Han

Estonia, negara kecil dengan populasi hanya 1,32 juta dan jumlah usaha baru per kapita tertinggi di dunia, telah mencapai tingkat perkembangan digital yang jauh lebih tinggi daripada negara-negara besar Eropa lainnya setelah sepuluh tahun kemerdekaan. Estonia dikenal sebagai negara “Lembah Silikon Laut Baltik.”

Minggu lalu, ketika pemimpin Tiongkok, Xi Jinping menjadi tuan rumah KTT “17 + 1” antara Tiongkok dengan Eropa Tengah dan Timur, Estonia menugaskan  para menterinya untuk berpartisipasi.  

Pada (12/2), Badan Intelijen Luar Negeri Estonia mengeluarkan laporan keamanan internasional setebal 82 halaman, yang menyatakan bahwa kepemimpinan Komunis Tiongkok memiliki tujuan yang jelas, yaitu membuat dunia bergantung pada teknologi Tiongkok. Mereka juga  menyebutkan bahwa produsen 5G Tiongkok Huawei dan Beidou.  

Laporan ini memperingatkan kepemimpinan Estonia bahwa jika negara itu termasuk ekosistem teknologi otonom Tiongkok, itu akan membuat Estonia rentan dan bergantung pada Tiongkok. Estonia sebelumnya melarang Huawei menyediakan teknologi dan peralatan ke lembaga pemerintahnya dengan alasan keamanan.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Beijing telah mengambil pendekatan multi-cabang dari ekonomi, teknologi, intelijen, dan informasi palsu untuk memperluas pengaruhnya di Barat. 

Mempraktikkan kredo kebijakan luar negeri,   Tiongkok akan mengarah pada kebijakan yang didominasi oleh Beijing, membungkamkan dunia.

Badan tersebut memperingatkan bahwa memecah Eropa dan Amerika Serikat juga telah menjadi target utama Beijing. 

“Mereka sangat jelas bahwa Eropa yang terpecah adalah lawan yang lemah,” sebut laporan itu. 

Situs web berita Amerika Serikat, Axios melaporkan bahwa Rusia telah lama menjadi perhatian keamanan terbesar Estonia. Akan tetapi selama tahun 2010-an, Estonia menjadi semakin khawatir tentang penggunaan paksaan ekonomi oleh Beijing untuk mencapai tujuan geopolitik, kegiatan spionase dunia maya, dan kemitraan yang berkembang dengan Rusia. 

Laporan intelijen luar negeri Estonia  tahun ini menggunakan bahasa paling keras hingga saat ini.

Zheng Haochang, komentator urusan terkini di Amerika Serikat, percaya bahwa isi laporan Estonia bukanlah hal yang asing, tetapi di bawah paksaan Komunis Tiongkok, dibutuhkan keberanian untuk menunjukkannya tanpa rasa takut.

“Laporan Estonia sebenarnya tidak mencerminkan hal baru, yaitu, Komunis Tiongkok telah menyusup ke Eropa, dan dibandingkan dengan Rusia, Beijing merupakan ancaman yang lebih besar. Namun, banyak kekuatan Eropa enggan untuk mengatakan dengan sangat jelas. tidak berani menyinggung Beijing. Oleh karena itu, tidak mudah untuk kebenaran sebesar itu datang dari Estonia,” kata Zheng Haochang. 

Menurut Perusahaan Penyiaran Publik Estonia, Kedutaan Besar Tiongkok di Estonia mengeluarkan pernyataan pada tanggal 14 Februari lalu. Pernyataan itu mengklaim bahwa laporan tersebut “memutarbalikkan fakta dan melakukan serangan jahat.” Tiongkok meminta untuk mengubah laporan tersebut, tetapi Kementerian Luar Negeri Estonia menolak.

Beberapa hari sebelum penerbitan laporan itu, Estonia dan lima negara lain hanya mengirimkan menteri, bukan presiden atau perdana menteri, untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak “17 + 1” Tiongkok dengan Central and Eastern European Countries (CEEC)  yang diselenggarakan secara pribadi oleh Xi Jinping. Itu artinya mereka dengan  sengaja mengabaikan Beijing.

Xue Chi, seorang sarjana penelitian Tiongkok mengatakan, “Dalam pembicaraan 16 + 1 antara Komunis Tiongkok dan Eropa Tengah dan Timur, hanya menteri yang dikirim untuk hadir. Ini adalah pemboikotan yang disengaja dari mekanisme Komunis Tiongkok. Badan intelijen luar negerinya mengeluarkan laporan tahunan ini tentang ekspansi Komunis Tiongkok.  Kedua peristiwa ini menunjukkan bahwa arus utama lingkaran politik Estonia sangat waspada  terkait  ekspansi global Komunis Tiongkok dan pengawasan ekspansi. “

Dalam pengantar laporan tersebut, Mikk Marran, kepala Badan Intelijen Luar Negeri Estonia, mengatakan bahwa dalam kemitraan Tiongkok dengan Rusia yang berkembang, Beijing lebih sering menjadi pihak yang dominan.

Xue Chi, percaya bahwa Estonia dianeksasi oleh Rusia dan Uni Soviet pada abad ke-18 dan setelah Perang Dunia II. Setelah kemerdekaan pada tahun 1991, Estonia memiliki pemahaman yang tajam tentang perluasan komunisme selama interaksinya dengan Rezim Komunis Tiongkok.

Menurut Xue Chi, Komunis Tiongkok membawa Rusia ke dalam pelukannya, dan kemudian mencoba untuk memecah Eropa, kemudian menantang Amerika Serikat secara menyeluruh, menjadi hegemon dunia baru. Jika usulan komunitas Komunis Tiongkok dengan masa depan bersama adalah benar-benar tercapai, maka akan menjadi untuk seluruh dunia. Itu sebuah bencana. Estonia harus dapat melihat tren umum dalam evolusi lanskap internasional. 

Pada saat yang sama, otoritas Lithuania pada 16 Februari melarang bandara Lithuania menggunakan peralatan pemindai bagasi yang diproduksi oleh anak perusahaan dari produsen peralatan inspeksi keamanan Tiongkok “Nuctech”  dengan alasan keamanan nasional. Unit intelijen Lithuania percaya bahwa peralatan terkait memiliki masalah keamanan.

Zheng Haochang menilai, bahwa negara kecil  bisa dengan mudah  menyerah pada negara besar. Tapi tiga negara Baltik, Estonia tidak seperti itu. Mereka kecil tapi sangat keras.

Penulis Amerika Bethany Allen-Ebrahimian menulis di Axios bahwa negara-negara kecil Baltik memiliki pengalaman puluhan tahun dalam melawan agresi otokratis Rusia di masa lalu. Laporan intelijen Estonia menilai bahwa tindakan Komunis Tiongkok saat ini juga “membunyikan lonceng peringatan” yang serupa.  (hui)

Video Rekomendasi :

Studi: 1/5 dari Pasien Diabetes yang Dirawat Karena COVID-19 Meninggal Dunia dalam 28 Hari

0

oleh Cheng Rong

EurekAlert, sebuah platform siaran pers nirlaba yang dioperasikan oleh American Association for the Advancement of Science (AAAS) pada (17/2/2021) menyebutkan bahwa  hasil studi CORONADO terhadap situasi pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit karena terinfeksi virus komunis Tiongkok atau COVID-19, menemukan ada seperlima atau 20% dari jumlah pasien meninggal dunia dalam 28 hari. Hanya sekitar setengah dari jumlah pasien diabetes itu yang diizinkan pulang.

Studi ini dipublikasikan di Diabetologia, jurnal akademis resmi Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes, – EASD. Penulisnya adalah profesor Bertrand Cariou dan Samy Hadjadj, pakar diabetes dari Institut Thoracic Rumah Sakit Universitas Nantes, Prancis.

Sebuah studi oleh University of Nantes di Perancis juga menemukan bahwa 1 dari 8 orang pasien diabetes yang terinfeksi COVID-19 masih belum bisa meninggalkan rumah sakit meskipun sudah 28 hari rawat inap.

Data di atas merupakan update terbaru dari hasil studi. Hasil studi terdahulu yang dipublikasikan pada bulan Mei 2020 menunjukkan bahwa 10% penderita diabetes dan COVID-19 meninggal dalam waktu 7 hari rawat inap, walaupun hasil awal berasal dari ukuran sampel yang lebih kecil daripada yang sekarang.

Hasil survei terbaru ini berasal dari 2796 orang pasien diabetes, di mana 577 atau  21% orang pasien meninggal dalam 28 hari setelah masuk rumah sakit. 

Hampir 50% pasien sudah bebas dari rawat inap. Dengan median rawat inap di rumah sakit adalah 9 hari, pada hari ke 28, terdapat 12% dari jumlah pasien yang tetap dirawat di rumah sakit, sedangkan 17% pasien sudah dipindahkan ke unit lainnya.

Meskipun hingga sekarang belum jelas apakah penderita diabetes lebih mungkin terinfeksi oleh virus komunis Tiongkok   daripada populasi umum lainnya. Namun demikian, menurut American Diabetes Association, penderita diabetes cenderung lebih mudah mengalami komplikasi serius setelah terinfeksi virus COVID-19. 

Orang dengan mengalami gangguan  kesehatan lebih besar resikonya mengalami komplikasi jika tertular virus tersebut.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat merekomendasikan bahwa orang dengan penyakit berisiko tinggi harus mendapat prioritas pertimbangan sebelum divaksin. 

Di antara penyakit yang terdaftar oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, terdapat 2 jenis diabetes. Diabetes tipe 1 diklasifikasikan sebagai penyakit dengan risiko lebih rendah daripada diabetes tipe 2. 

The American Diabetes Association mempertanyakan hal ini dalam sebuah surat kepada Pusat Pengendalian Penyakit. Bagi asosiasi tersebut pasien dengan diabetes tipe 1  harus dianggap memiliki resiko terinfeksi Covid -19 yang sama.

Pada 2018, 10,5% dari populasi Amerika Serikat  atau 34,2 juta orang menderita penyakit diabetes. Menurut American Diabetes Association, dari 34,2 juta pasien diabetes dewasa, 7,3 juta tidak terdiagnosis. (sin)

Keterangan Foto : Penderita diabetes perlu memeriksa kadar gula darahnya beberapa kali dalam sehari. (Sumber gambar: domain publik / pixabay)

https://www.youtube.com/watch?v=KPcszWd-DXg

Hubungan AS-Tiongkok Melambat, Partai Komunis Tiongkok Cemas

0

Yang Wei

Setelah Joe Biden akhirnya melakukan pembicaraan pertamanya dengan pemimpin partai komunis Tiongkok, Xi Jinping pada tanggal 10 Februari, media pemerintah Xinhua mengumumkan selama tiga hari, bahwa panggilan tersebut mengirimkan “sinyal-sinyal positif.” 

Tetapi, sinyal-sinyal tersebut jelas-jelas tidak cukup kuat. Pasalnya, pada 14 Februari, corong Beijing People’s Daily mengeluarkan komentar lain. Artikel itu ditulis di bawah nama pengarang “Bells,” berjudul “Mempromosikan Sebuah Perkembangan Hubungan Tiongkok-Amerika Serikat yang Sehat dan Stabil.” Artikel itu mendesak kedua pihak untuk “bertindak.”

“Bells” adalah nama samaran bersama untuk komentator People’s Daily. Mereka sering menerbitkan editorial mengenai topik-topik terpenting, itu setelah menerima instruksi-instruksi dari level tertinggi Partai Komunis Tiongkok. Partai Komunis Tiongkok jelas-jelas persis mengetahui, bahwa pernyataan Xinhua mengenai apa yang disebut “sinyal-sinyal positif” adalah bersifat menipu. Hal demikian dimaksudkan untuk mengabaikan hubungan Amerika Serikat-Tiongkok yang sedang menurun. Panggilan telepon antara kedua pemimpin itu, telah mengungkapkan perbedaan-perbedaan yang serius. Adapun situasi tersebut sebenarnya lebih seperti rintangan lain. 

Itulah mengapa “Bells” diinstruksikan untuk berbicara. Jelas-jelas, rezim Komunis Tiongkok sedang cemas.

Artikel People’s Daily tersebut menyerukan “tindakan” di kedua belah pihak. Ini adalah istilah Partai Komunis yang standar. Itu digunakan untuk memobilisasi secara internal. Kini juga sedang digunakan dalam keadaan darurat dalam hubungan Amerika Serikat-Tiongkok. Partai Komunis Tiongkok sudah “bertindak,” tetapi pemerintahan Joe Biden yang baru tampaknya tidak bergerak.

Dialog antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan diplomat komunis Tiongkok Yang Jiechi, dan dialog antara Joe Biden dengan Xi Jinping sebenarnya sedang berlangsung tujuan pembicaraan. Tidak ada konsensus untuk langkah selanjutnya. Joe Biden masih dalam mode kesabaran strategis. Ia tidak memiliki rencana untuk “bertindak” untuk saat ini.

Tetapi para pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok tidak sabar. 

Terlebih lagi, rezim Komunis Tiongkok baru-baru ini, melarang BBC dan kembali memprovokasi Inggris dan Eropa. Sedangkan upaya  Komunis Tiongkok untuk bersatu dengan Uni Eropa melawan AS, tampaknya tidak akan berhasil.

Artikel oleh “Bells” itu mengungkapkan kebenaran mengenai percakapan Amerika Serikat-Tiongkok: tidak ada “sinyal-sinyal positif,” dan pemerintah Amerika Serikat yang baru tampaknya tidak aktif dalam melibatkan Tiongkok.

‘Peristiwa Terpenting’

Artikel tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa, “salah satu peristiwa terpenting dalam hubungan internasional dalam setengah abad terakhir, adalah restorasi dan pengembangan hubungan Tiongkok-Amerika Serikat.”

Ini akhirnya memunculkan sentimen-sentimen terdalam dari pimpinan tertinggi Partai Komunis Tiongkok. Hubungan Amerika Serikat-Tiongkok memang sangat penting bagi rezim Komunis Tiongkok. 

Hubungan Amerika Serikat-Tiongkok, terkait langsung dengan kelangsungan hidup rezim Partai Komunis Tiongkok. Bahkan, terkait langsung dengan status dan prestise pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok. 

Meningkatkan hubungan Amerika Serikat-Tiongkok dengan cepat, adalah kunci bagi para pembuat kebijakan tertinggi Partai Komunis Tiongkok yang berupaya keluar dari kesulitan internal dan kesulitan eksternal. Meningkatkan hubungan Amerika Serikat-Tiongkok tidak dapat terjadi cukup cepat.

Artikel tersebut mengutip perkataan Xi Jinping, yaitu Tiongkok maupun Amerika Serikat akan “mendapatkan keuntungan dari kerja sama, dan mendapatkan kerugian akibat konfrontasi.” Ini berarti, Xi Jinping masih berupaya membujuk pemerintah AS yang baru, untuk sesegera mungkin membuat kelonggaran-kelonggaran.

Artikel tersebut juga mengeluhkan kebijakan mantan Presiden Donald Trump terhadap Tiongkok: “Selama beberapa tahun terakhir, hubungan Tiongkok-Amerika Serikat telah menemui kesulitan yang paling serius,  sejak pembentukan hubungan diplomatik bilateral.” 

Artikel tersebut selanjutnya mengatakan bahwa, semoga, pemerintahan AS yang baru akan “menemukan sebuah cara yang praktis untuk mendorong hubungan bilateral keluar dari keadaan sulit dan kembali ke jalur semula secepatnya.”

Namun, dalam seruannya untuk “bertindak,” artikel tersebut memberitahukan pemerintahan Joe Biden untuk “bertindak secara hati-hati”. Sesuai dengan persyaratan dan tuntutan Partai Komunis Tiongkok yang berbunyi : “Perlu ditunjukkan bahwa Tiongkok berkomitmen untuk mengembangkan hubungan kerja sama dengan Amerika Serikat, tetapi kerja sama semacam itu harus berdasarkan prinsip. Taiwan, masalah terkait Hong Kong, dan masalah terkait Xinjiang adalah urusan dalam negeri Tiongkok.”

Mengenai masalah-masalah ini, kedua pihak menghadapi konfrontasi yang serius, dan Partai Komunis Tiongkok  sekali lagi membuat sebuah pernyataan yang kuat. Selain itu, tuntutan kepada pemerintahan Biden untuk menyerah. Tetapi, jika AS tidak membuat  kelonggaran-kelonggaran, bagaimana Partai Komunis Tiongkok menangani perbedaan-perbedaan tersebut?

Media rezim Komunis Tiongkok tidak berani menyebutkan lebih banyak perbedaan, tetapi terus berharap untuk “pembentukan kembali berbagai mekanisme dialog.”

Rezim Komunis Tiongkok berharap mempercepat dialog. Meskipun tidak membawa hasil yang nyata, dialog berfungsi sebagai aksi publisitas. Dialog juga akan sangat mengurangi tekanan pada para pemimpin tertinggi rezim komunis Tiongkok. Tetapi, situasi sebenarnya justru sebaliknya.

Artikel tersebut berulang kali menyerukan untuk “menghindari kegagalan berkomunikasi secara memadai dan salah perhitungan.” Tentu saja hal tersebut menyiratkan bahwa pemerintahan Amerika Serikat yang baru memiliki “salah paham dan salah menilai.” 

Artikel tersebut juga meminta pemerintahan Joe Biden untuk membuat “keputusan-keputusan politik yang benar”. Tulisan lainnya juga meminta “mempertimbangkan kerja sama dan tidak membuat konfrontasi yang disengaja.”

Sekali lagi,rezim Komunis Tiongkok dengan cemas berteriak. Rezim juga meminta Joe Biden untuk membuat kelonggaran-kelonggaran sesegera mungkin. Selanjutnya, terus meningkatkan tawar-menawar yang menguntungkan Partai Komunis Tiongkok.  Tentunya, dengan meminta Amerika Serikat untuk menerima sebuah kesempatan yang sama. Tak lain, dengan mengatakan bahwa “sebagai dua ekonomi teratas dunia dan anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, ada juga ruang yang luas untuk kerja sama dalam berbagai masalah-masalah global antara Tiongkok dengan Amerika Serikat.”

Mundurnya Joe Biden dari kebijakan pemisahan Donald Trump, sebenarnya telah melunakkan hubungan Amerika Serikat-Tiongkok. Tindakan Biden dianggap sebagai sebuah kelonggaran. 

Tidak mengherankan, hal ini menyebabkan rezim Komunis Tiongkok terus menekan, selangkah demi selangkah. Para pemimpin Komunis Tiongkok tingkat-tinggi, berada di tengah kesalahan penilaian yang lebih besar. 

Tentu saja, Joe Biden juga tidak dapat dibebaskan dari tanggung jawab. Kelonggaran sesungguhnya yang terbesar dari Joe Biden adalah, tidak meminta pertanggungjawaban rezim Komunis Tiongkok karena merahasiakan pandemi. Rezim Komunis Tiongkok tidak menghargai hal tersebut. Rezim Komunis Tiongkok hanya terus-menerus mencegah penyelidikan asal-muasal virus Komunis Tiongkok, rezim Komunis Tiongkok juga terus-menerus menyalahkan AS atas wabah tersebut. Tujuannya untuk terus memojokkan Amerika Serikat.

Pada tanggal 14 Februari, Kedutaan Besar Tiongkok di Amerika Serikat mengeluarkan sebuah pernyataan yang berbunyi: “Organisasi Kesehatan Dunia adalah sebuah organisasi internasional multilateral yang berwenang di bidang kesehatan, bukannya di pasar malam di mana seseorang dapat datang dan pergi seenaknya.… Apa yang telah dilakukan Amerika Serikat  dalam beberapa tahun terakhir adalah… sangat merusak kerja sama dunia internasional mengenai COVID-19.… Diharapkan bahwa Amerika Serikat akan menahan diri standar tertinggi.”

Joe Biden lalai meminta pertanggungjawaban rezim Komunis Tiongkok atas pandemi. Tetapi, tidak hanya  Komunis Tiongkok tidak membuat kelonggaran-kelonggaran, rezim Komunis Tiongkok menambahkan serangan lebih lanjut. 

Joe Biden mungkin percaya, bahwa untuk sementara tetap rendah hati dan kesabaran secara bertahap akan mengatasi masalah tersebut. Meskipun Joe Biden “menggarisbawahi keprihatinannya yang mendasar atas praktik ekonomi Beijing yang memaksa dan tidak adil, tindakan keras di Hong Kong, pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan tindakan yang semakin tegas di wilayah tersebut, termasuk terhadap Taiwan,” demikian menurut penjelasan Gedung Putih pada tanggal 2 Februari, akan tetapi pemahaman Joe Biden mengenai Partai Komunis Tiongkok masih jauh dari menyeluruh.

Joe Biden juga “menegaskan prioritas-prioritasnya untuk melindungi  keamanan, kemakmuran, kesehatan, dan cara hidup rakyat Amerika Serikat, serta pelestarian Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.” 

Namun, rezim Komunis Tiongkok justru memprovokasi “prioritas-prioritas” Joe Biden dan “keprihatinan” Joe Biden “yang mendasar.” Pertanyaannya adalah, seberapa jauh Joe Biden bersedia mundur dengan menggunakan kesabaran strategis?

Yang Wei telah mengikuti urusan Tiongkok selama bertahun-tahun. Dia telah berkontribusi dalam komentar politik tentang Tiongkok untuk Epoch Times berbahasa Mandarin sejak 2019.

Keterangan Foto : Wakil Presiden AS Joe Biden (kanan) dan Xi Jinping berbicara selama pertemuan bilateral yang diperluas dengan pejabat AS dan Tiongkok lainnya di Ruang Roosevelt di Gedung Putih di Washington pada 14 Februari 2012. (Chip Somodevilla / Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=vFH7mWkzCpM

Bocah Berusia 10 Tahun Membuat Perpustakaan Tongkat di Taman Setempat untuk Bermain Anjing

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun telah menciptakan ‘perpustakaan tongkat’ untuk dinikmati anjing di taman setempat.

Jeremiah dan ayahnya Dave Carter menciptakan ide inovatif sebagai cara untuk menghibur diri mereka selama penguncian.

(Foto: Doodle of Saskatoon / Facebook)

Duo ini tampaknya mencoba membuat sesuatu setiap minggu dan setelah mendengar tentang orang di Selandia Baru yang membuat ‘perpustakaan tongkat’, ayah dan anak yang tinggal di Kanada itu memutuskan untuk membuatnya juga.

Jeremiah dan Dave membuat perpustakaan dari nol dan mengisinya dengan tongkat kayu untuk bermain anjing, termasuk Nala Goldendoodle mereka yang berusia dua tahun.

(Foto Doodle of Saskatoon / Facebook)

Setelah mereka membangunnya, pasangan itu menuju ke taman setempat dan mengikatnya ke pagar agar tidak hilang. Kembali keesokan harinya, mereka menemukan bahwa – sangat menyenangkan – perpustakaan tongkat telah digunakan.

Sang ayah kepada CNN mengatakan, : ” Kami menaruhnya dan mengikatnya ke pagar agar tidak hilang, kami mengumpulkan tongkat yang menurut kami akan disukai anjing, dan mengisinya serta menunggu untuk melihat apa yang terjadi. Saat kami pergi ke taman anjing, tidak akan ada tongkat di sana, atau banyak tongkat berserakan. “

(Foto Doodle of Saskatoon / Facebook)

Dave menambahkan bahwa Jeremiah mendapatkan banyak kepuasan mengetahui bahwa penemuan uniknya digunakan karena telah ‘memberinya kesenangan dan tujuannya tercapai’.

Dengan pemikiran ini, Dave dan Jeremiah sedang mencari untuk membuat perpustakaan tongkat lain untuk ditempatkan di taman lokal lain karena yang pertama tampaknya telah sukses. (yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

Anjing yang Berduka Menolak untuk Meninggalkan Kuburan Saudaranya yang Mati Ditabrak

0

Keluarga akan selalu menjadi keluarga dan bahkan kematian pun tidak dapat memutuskan ikatan yang kuat itu. Realitas ini tidak hanya berlaku untuk manusia, tetapi juga untuk hewan.

Di Singapura, berbulu bernama Teh-O menunjukkan bahwa cinta sejati melampaui dunia ini.

Pada tanggal 3 Februari,Teh-O kehilangan salah satu saudaranya, Kopi-O, yang mati setelah ditabrak oleh seorang sopir taksi yang melarikan diri.

Saudara berbulu berusia dua tahun ini tinggal di Pulau Ubin, Singapura, dan mereka sangat disayangi berkat interaksinya dengan turis dan penduduk setempat.

Dia digambarkan sebagai “anjing yang sangat manis” dan “anak yang manis”.

Meskipun Kopi O sempat dibawa ke rumah sakit, dia mengalami luka parah yang menyebabkan kematiannya.

Penduduk pulau tergerak oleh kamatian anjing itu, jadi bersama dengan pemiliknya, Nini dan Tua Tao, mereka memutuskan untuk menguburkan anjing itu dengan layak.

Setelah penguburan Kopi O, saudaranya, ​​Teh-O digambarkan sangat berduka atas saudaranya dan berbaring di atas kuburannya.

Penduduk Pulau Ubin yang masih berduka atas kematian Kopi O, semakin bertambah sedih ketika menemukan Teh-O terbaring di kuburan saudaranya, dan tak mau beranjak dari sana.

Sejauh ini anak anjing ini belum mau meninggalkan kuburan saudaranya. Tampaknya anak anjing itu terlalu merindukannya dan menolak untuk menerima kepergian saudaranya.

Kisah hewan berbulu ini telah dibagikan di Facebook oleh Terence Tan, teman pemilik anjing. Sejak publikasi di mana dia melaporkan kematian Kopi-O, ​​pesan solidaritas tidak berhenti berdatangan.

“Dia benar-benar anjing kecil yang menyenangkan, sangat ramah, selebritis Pulau Ubin sungguhan,” tulis seorang pengguna.

“Saya ingat, dia mengikuti anak saya sampai kami naik perahu kembali dari Ubin. Anak manis. Istirahat dalam damai, ” tulis yanglain.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

Sejumlah Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh Dibatalkan Akibat Terdampak Banjir

0

ETIndonesia- Hingga dengan pantauan pukul 13.30 WIB, Minggu (21/02/2021) kondisi jalur kereta api petak jalan Kedunggedeh – Lemahabang pada km 55+100 s.d km 53+600 masih terdampak banjir akibat cuaca ekstrim dan sungai yang meluap.

“Kondisi arus banjir masih deras, sehingga perbaikan jalur KA masih belum dapat dilakukan dengan maksimal,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam siaran persnya.

KAI memohon maaf kepada para pelanggan karena terganggunya perjalanan dan pelayanan kereta api akibat banjir yang menggenangi jalur tersebut. Saat ini petugas telah berada di lokasi untuk melakukan perbaikan secara berkala dengan menyesuaikan kondisi cuaca di lapangan.

Akibat dari banjir tersebut, saat ini jalur Kereta Api dari dan menuju Stasiun Pasar Senen, Gambir, serta berbagai stasiun di wilayah Daop 1 Jakarta belum dapat dilalui dengan alasan keselamatan.

Terdapat 41 perjalanan KA keberangkatan 21 Februari yang perjalanannya dibatalkan akibat banjir di petak jalan Kedunggedeh – Lemahabang tersebut dengan rincian sebagai berikut:

NONO KANAMA KARELASIBERANGKATDATANG
138Argo ParahyanganGambir – Bandung06.5010.06
243FArgo ParahyanganBandung – Gambir06.0009.23
3320Tegal EkspresPasar Senen – Tegal09.2014.53
4383WalaharPurwakarta – Cikarang05.0506.31
5384WalaharCikarang – Purwakarta05.4507.23
6385WalaharPurwakarta – Cikarang09.0010.32
7386WalaharCikarang – Purwakarta07.0008.41
8393JatiluhurCikampek – Cikarang04.3005.18
913Argo MuriaSemarang Tawang – Gambir16.0021.44
1025Argo CheribonTegal – Gambir14.4519.15
1141Argo ParahyanganBandung – Gambir15.0018.04
1242Argo ParahyanganGambir – Kiaracondong18.4022.03
13319Tegal EkspresTegal – Pasar Senen15.3520.52
14308 – 305SerayuPurwokerto – Kroya16.3003.45
15387WalaharPurwakarta – Cikarang13.1014.52
16388WalaharCikarang – Purwakarta11.2013.02
17389WalaharPurwakarta – Cikarang14.4516.17
18390WalaharCikarang – Purwakarta15.3517.06
19391WalaharPurwakarta – Cikarang17.4519.10
20392WalaharCikarang – Purwakarta18.3720.31
21394JatiluhurCikarang – Cikampek20.1421.40
223Argo Bromo AnggrekSurabaya Pasarturi – Gambir20.3505.19
234Argo Bromo AnggrekGambir – Surabaya Pasarturi20.3005.12
248AArgo LawuGambir – Solo Balapan20.0003.44
259AArgo DwipanggaSolo Balapan – Gambir19.5503.43
2671AGajayanaMalang – Gambir14.2503.29
2772AGajayanaGambir – Malang18.1007.08
2875ABimaSurabaya Gubeng – Gambir17.1004.39
2976ABimaGambir – Surabaya Gubeng17.0004.26
3077SembraniSurabaya Pasarturi – Gambir18.5504.27
3183ATaksakaYogyakarta – Gambir21.0504.15
32KP101ASingasariBlitar – Pasar Senen16.3506.18
33106 – 107JayabayaPasar Senen – Malang16.4506.28
34129DharmawangsaSurabaya Pasarturi – Pasar Senen22.3509.25
35133ASenja Utama SoloSolo Balapan – Pasar Senen18.1003.00
36155ASawunggalihKutoarjo – Pasar Senen19.0002.19
37253AJayakartaSurabaya Gubeng – Pasar Senen14.3003.22
38254AJayakartaPasar Senen – Surabaya Gubeng17.1006.36
39291ABengawanPurwosari – Pasarsenen21.1006.52
40293AProgoLempuyangan – Pasar Senen15.1023.45
41306 – 307SerayuPasar Senen – Purwokerto20.3506.57

“Para pelanggan yang perjalanannya terdampak telah kami hubungi seluruhnya, untuk menginformasikan kondisi terbaru terkait perjalanan KA-nya,” ujar Joni.

KAI akan mengembalikan 100% uang tiket bagi pelanggan yang perjalanan KA nya telah dibatalkan. Selain itu pelanggan juga bisa mereschedule perjalanannya untuk keberangkatan di hari lain.

“KAI memohon maaf kepada para pelanggan atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat dibatalkannya perjalanan KA karena cuaca ekstrim yang mengakibatkan jalur KA terendam banjir. Kami akan terus berupaya dengan maksimal untuk segera normalisasi jalur,” tutup Joni. (KAI/asr)

Ikan Koi Tertua di Dunia Berusia 226 Tahun

0

Seekor ikan bernama Hanako diyakini sebagai ikan Koi yang hidup terpanjang yang pernah tercatat, setelah mencapai usia 226 tahun sebelum kematiannya pada tahun 1977.

Ikan betina bewarna merah tua ini lahir tahun 1751 di era Tokugawa di Jepang.

Sementara umur rata-rata ikan koi merah adalah sekitar 40 tahun, Hanako berhasil hidup dengan baik hingga tahun 1970-an, dan berusia 226 tahun ketika dia mati.

Kisah menakjubkannya pertama kali dibagikan ketika pemilik terakhirnya, Dr Komei Koshihara, membuat siaran nasional pada tahun 1966 di Stasiun Radio Nippon Hoso Kyokai.

Koshihara mengatakan dia mengetahui usia Hanako karena telah diverifikasi oleh profesor Masayoshi Hiro, yang bekerja di Laboratorium Ilmu Hewan di Nagoya Women’s College.

Dua sisik ikan telah diekstraksi dan dianalisis selama dua bulan, memungkinkan Hiro menghitung lingkaran pertumbuhan pada sisiknya untuk menentukan usianya.

(Foto: Dr Komei Koshihara / JNPA)

Dalam transkrip dari siaran tersebut, menurut hanakokoi.com, Koshihara mengatakan: “‘Hanako’ ini masih dalam kondisi sempurna dan berenang.

“Dia memiliki berat 7,5 kilogram dan panjang 70 sentimeter.

“Dia dan aku adalah teman tersayang. Saat aku memanggilnya, mengatakan ‘Hanako! Hanako!’ dari tepi kolam, dia tanpa ragu datang berenang mendekat. Jika aku menepuk kepalanya dengan ringan, dia terlihat sangat senang. Terkadang aku melangkah lebih jauh dengan membawanya keluar dari air dan memeluknya.

“Suatu ketika seseorang yang menonton bertanya kepada saya apakah saya sedang melakukan trik dengan ikan mas. Meskipun ikan, dia tampaknya merasa bahwa dia sangat dicintai, dan tampaknya ada komunikasi perasaan di antara kami.

“Saat ini kesenangan terbesar saya adalah pergi ke tempat asal saya dua atau tiga kali sebulan dan menemani ‘Hanako’.”

Koshihara mengatakan dia sering ditanya bagaimana dia bisa mengetahui usia ikan, menjelaskan bahwa itu membutuhkan ‘bantuan spesialis’ dan ‘mikroskop’.

“Karena batang pohon memiliki lingkaran tahunan, maka ikan memiliki cincin tahunan pada sisiknya, dan kita hanya perlu menghitungnya untuk mengetahui umur ikan,” katanya.

(Foto: Dr Komei Koshihara / JNPA)

Koshihara juga mengungkapkan dari mana ikan itu berasal, dia melanjutkan: “Nenek saya dari pihak ibu […] mengatakan dikatakan telah diberitahu oleh ibu mertuanya, ‘Ketika saya menikah dengan keluarga ini, ibu mertua saya berkata kepada saya, ‘Ikan mas itu telah diturunkan kepada kita sejak dulu; kamu harus menjaganya dengan baik’. “

“Ketika saya diberitahu cerita ini, saya menjadi sangat penasaran untuk mengetahui berapa lama ikan mas itu hidup. Saya mengetahui usia Hanako dengan metode yang disebutkan sebelumnya, tetapi Anda dapat dengan mudah membayangkan betapa saya sangat sedih ketika saya dipaksa untuk mengambil sisik dari tubuh indahnya.

“Saya menangkapnya di jaring dengan sangat hati-hati dan berulang kali berkata, ‘Maaf!’

“Saya mencabut dua sisik dari bagian tubuhnya yang berbeda dengan menggunakan penjepit yang kuat. Sisik tersebut diperiksa oleh Prof. Masayoshi Hiro, D.Sc., Laboratorium Ilmu Domestik, Nagoya Women’s College.

“Butuh dua bulan baginya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Dengan menggunakan mikroskop cahaya, dia memotret setiap bagian Sisik.”

Dari analisis tersebut mereka menyimpulkan bahwa itu telah hidup selama 226 tahun.(yn)

Sumber: ladbible

Video Rekomendasi:

Puluhan Paus Pilot Terdampar di Pantai Madura

0

ETIndonesia- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (DJPRL) tengah melakukan penanganan terhadap paus pilot terdampar yang diduga akibat salah arah belok di Pantai Modung, Desa Pangpajung, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura,  Jawa Timur.

Tim yang terdiri dari BPSPL Denpasar Wilker Jawa Timur, Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Surabaya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Bangkalan, TNI – POLRI (Polair Polres Bangkalan), Camat Modung dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperoleh hasil bahwa sebanyak 52 ekor paus pilot jenis short-finned terdampar.

Sebanayak 49 ditemukan dalam kondisi mati, 3 ekor berhasil diselamatkan dan dilepasliarkan kembali ke laut di Selat Madura.

Data KKP yang dihimpun oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar mencatat kejadian terdampar terakhir pada tahun 2016 di Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur sebanyak 32 ekor paus dengan spesies yang sama, short-finned pilot whale.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) Tb. Haeru Rahayu menjelaskan bahwa penyebab terjadinya paus pilot terdampar akan didalami lebih lanjut. Salah satunya melalui nekropsi yang akan dilakukan oleh beberapa dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya dan dokter hewan dari Flying Vet Indonesia. Tim mengambil sampel sebanyak 3 ekor paus dan akan menentukan berapa ekor yang akan dinekropsi. Nekropsi dimulai sekitar pukul 13.00 WIB.

“Dugaan sementara adalah salah satu paus, diduga pimpinannya sakit sehingga rombongan paus ini mengikuti pimpinan paus pilot yang sakit dan menunggu di pinggir pantai. Secara alamiah, paus yang sakit akan ke pinggir pantai dan akhirnya mati. Untuk diketahui, perilaku paus pilot adalah bergerombol, dipimpin oleh seekor pilot yang ukuran tubuhnya lebih besar,” ujar Tebe di Jakarta dalam siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jumat (19/2/2021).

Dari pengukuran lapangan, diperoleh panjang tubuh paus pilot yang terdampar bervariasi antara 2 hingga 3,5 meter. Paus yang paling besar diidentifikasi berjenis kelamin betina dengan panjang 3,5 meter.

Salah satu dugaan mengapa paus pilot beruaya hingga ke Selat Madura yakni dikarenakan paus sedang migrasi di perairan tropis Indonesia dan salah satu daerah ruayanya adalah Selat Madura seperti yang terjadi tahun 2016.

Dugaan La Nina atau gelombang besar belum bisa dikonfirmasi menjadi penyebab. Gelombang saat kejadian berkisar antara 0,5-1,5 meter.

Lebih lanjut Tebe menambahkan upaya yang dilakukan oleh tim mengacu pada Pedoman Penanganan Mamalia Laut Terdampar yang diterbitkan oleh KKP. Kejadian paus pilot saat ini dikategorikan kode 1 yaitu ada yang masih hidup dan kode 2 yaitu baru saja mati. Prinsip penanganannya adalah triase, yaitu menyelamatkan yang hidup terlebih dahulu dan melakukan penanganan dengan cara menguburkan yang mati.

 Sementara itu, ahli biologi spesialisasi cetacea, Danielle Kreb menyampaikan bahwa kejadian paus pilot massal juga sering terjadi di New Zealand sejak dulu. Penyebab bisa getaran tektonik, badai solar atau penyakit yang menyerang satu atau lebih anggota dan membawa mereka ke perairan pesisir karena mereka hidup di laut dalam. Penyebab perlu dipastikan oleh nekropsi.

Tim di lapangan dibantu aparat setempat, Polisi dan TNI mengupayakan langkah-langkah pencegahan yaitu menghimbau masyarakat untuk tidak mendekati bangkai paus karena berpotensi ada penyakit yang menular ke manusia. Masyarakat juga dihimbau tidak mengonsumsi karena akan berdampak pada perpindahan penyakit ke manusia. (asr)