Apa yang mungkin adalah sebagai niat baik, kadang-kadang dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada manfaat.
Pekan lalu, seorang netizen Thailand pergi ke Facebook untuk memperingatkan publik agar tidak melepaskan kura-kura ke perairan terbuka, karena hal itu benar-benar membahayakan nyawa mereka! Di postingan Facebook-nya, serangkaian foto mengerikan yang menunjukkan barisan kura-kura mati yang berjejer di tanah telah dibagikan.
(Foto: Facebook)
Banyak dari makhluk laut ini mati karena tenggelam karena cangkangnya terlalu berat dan membebani mereka di air.
(Foto: Facebook)
“Untuk membantu lebih banyak nyawa, saya ingin mengatakan bahwa ada banyak jenis kura-kura. Kura-kura adalah spesies yang tidak bisa berenang tetapi orang-orang bodoh yang berpikir bahwa mereka membantu mengambil kura-kura dari daratan dan memasukkannya ke dalam air, ”tulis netizen itu.
“Hanya butuh beberapa menit bagi mereka untuk mati karena tenggelam. Jadi saya ingin menyebarkan informasi ini sebelum lebih banyak nyawa hilang. “
(Foto: Facebook)
Sayangnya, kejadian menyedihkan ini merupakan kesalahan umum karena banyak yang bingung dengan kura-kura dan penyu yang bisa berenang.
Menurut Wildlife Land Trust,: “Kura-kura dan penyu sama-sama reptil. Perbedaan utama adalah bahwa kura-kura hidup di darat. Mereka tidak bisa berenang di air sementara penyu bisa berenang dan bahkan mengapung di air. ”(yn)
Saat Xin Gongyi memangku jabatan barunya sebagai gubernur Minzhou, ia sangat terganggu oleh kebiasaan setempat yang kejam. Warga takut penyakit selama wabah, anggota keluarga tidak ragu untuk meninggalkan orang yang dicintai untuk menyelamatkan hidupnya sendiri.
Ini terjadi selama Dinasti Sui pada tahun 581–618 di zaman Tiongkok kuno, saat tugas berbakti yang sudah ditetapkan selama ratusan tahun sebagai prinsip utama masyarakat tradisional Tiongkok.
Xin Gongyi melakukan upaya terbaiknya untuk memperbaiki situasi, misalnya ia turun tangan merawat orang yang terinfeksi di garis depan.
Namun, tidak sampai setelah wabah besar di daerah itu ia membuat suatu terobosan. Xin Gongyi tetap sehat, dan belas kasih dan kemurahan hatinya selama epidemi benar-benar menyentuh warga sedemikian rupa sehingga warga mengubah caranya.
Seorang dokter terkenal kemudian mengutip Gubernur Xin Gongyi sebagai panutan bagi pejabat pemerintah di mana pun.
Pejabat yang Berbakat dan Peduli
Xin Gongyi adalah siswa yang rajin sejak usia muda, telah diajar sejarah dan klasik secara pribadi oleh ibunya yang adalah seorang janda.
Xin Gongyi berasal dari keluarga terpandang; kakek maupun ayahnya menjabat posisi yang dihormati sebagai gubernur di berbagai provinsi.
Xin Gongyi sendiri sangat dikagumi karena pengetahuan dan pendapatnya. Diskusinya dengan para sarjana Konfusianisme lainnya saat di perguruan tinggi khususnya membuat Xin Gongyi dihargai.
Xin Gongyi juga jujur dan sangat bertanggung jawab. Ia menjabat sebagai pejabat pemerintah yang berbakat selama Dinasti Sui dan memegang posisi tingkat tinggi di berbagai wilayah di Tiongkok sebelum diangkat menjadi gubernur Minzhou.
Minzhou terletak di tempat yang kini bernama Provinsi Gansu di barat laut Tiongkok. Kebiasaan meninggalkan sanak saudara yang terserang penyakit dimulai sebelum masa Dinasti Sui.
Saat Xin Gongyi tiba di Minzhou, ia merasa sedih untuk mengetahui kebiasaan ini, di mana hati nurani dan perasaan sayang dan loyalitas tampaknya menghilang, dan prinsip-prinsip hubungan manusia dan kesalehan berbakti memberi jalan pada keinginan orang untuk mempertahankan diri.
Banyak orang yang terserang penyakit akhirnya meninggal karena kurang perawatan.
Xin Gongyi memutuskan untuk mengirim bawahan untuk memeriksa berbagai distrik di Minzhou dan mengidentifikasi kasus orang sakit yang ditinggalkan.
Xin Gongyi minta agar orang-orang sakit itu dipindahkan ke kantornya sendiri, di mana ia memiliki ruang yang ditata untuk orang-orang sakit itu tinggal dan dirawat.
‘Kehidupan dan Kematian Diatur oleh Takdir’
Saat musim panas tiba, epidemi merebak, dan beberapa ratus orang terinfeksi.
Xin Gongyi menampung orang-orang yang terinfeksi di ranjang-ranjang di aula utama dan koridor kantornya. Ia menata sebuah sofa di sana untuk dirinya sendiri, yang juga digunakan sebagai tempat tidurnya sendiri, dan menangani urusan secara resmi dari sana, di antara para tamunya yaitu para pasien wabah.
Xin Gongyi menggunakan gajinya sendiri untuk membeli obat dan membayar para dokter untuk mengobati para pasien. Ia juga turut merawat para pasien.
Perlahan-lahan, semua pasien itu pulih, dan Xin Gongyi memanggil keluarga pasien untuk membawa kerabatnya pulang. Ia juga dengan tulus berbicara kepada keluarga pasien mengenai kebiasaan mereka.
“Hidup dan mati diatur oleh takdir, dan berhubungan dengan orang sakit tidak akan membuat anda dalam bahaya,” kata Xin Gongyi.
Xin Gongyi kepada setiap keluarga pasien berkata : “Di masa lalu, anggota keluarga yang meninggalkan orang-orang yang dicintainya dalam keadaan sakit, dan banyak yang meninggal dalam kondisi seperti itu. Kali ini, seperti yang anda lihat, saya membawa semua orang-orang yang menderita di sini bersama saya, dan saya bersama mereka siang dan malam. Namun saya belum menyerah pada penyakit itu serta tetap sehat dan aman, belum lagi semua pasien pulih.”
Xin Gongyi menyarankan : “Anda jangan lagi meninggalkan mereka yang sakit. Lepaskan kebiasaan buruk dari masa lalu.”
Catatan Seorang Dokter untuk Semua Pejabat di Pemerintah
Semua anggota keluarga merasa malu setelah mendengar kata-kata Xin Gongyi. Mereka mengucapkan terima kasih dan mengingat kata-katanya.
Setelah wabah, penduduk Minzhou menghapus kebiasaannya dan mulai mengurusnya satu sama lain dengan kebaikan setia dan pengabdian.
Kisah Xin Gongyi diringkas dalam teks medis “Songfeng Shuoyi,” atau “Songfeng saat Penyakit Epidemi,” ditulis oleh Liu Kui, seorang dokter yang terkenal di zaman Dinasti Qing yang menggunakan Songfeng sebagai samaran.
Liu Kui juga memberikan penghormatan kepada Xin Gongyi dalam bukunya, dengan menyatakan: “Alasan Xin Gongyi tidak terinfeksi dalam epidemi adalah bahwa ia adalah pejabat yang jujur, terhormat, murah hati, dan baik hati. Itu adalah hadiah karma.”
Liu Kui menyimpulkan : “Semua pejabat pemerintah di dunia perlu mewaspadai contoh ini.” (Vv)
Theepochtimes- Sejak Kota Vatikan atau Tahta Suci memastikan kasus pertama virus Komunis Tiongkok pada tanggal 5 Maret, total 12 orang telah terjangkit. Mengapa kota kecil itu menjadi mangsa pandemi?
Penyebaran virus ini
menyoroti hubungan negara-negara dengan rezim Tiongkok.
Ayo periksa hubungan
Vatikan yang berkembang dengan Beijing dalam beberapa tahun terakhir.
Vatikan memiliki
populasi sekitar 800 orang. Pada tanggal 6 Mei, kantor pers Takhta Suci
mengumumkan bahwa orang ke-12 dinyatakan positif terinfeksi virus Partai Komunis
Tiongkok.
Kardinal pertama yang
diuji positif terinfeksi virus Komunis Tiongkok adalah Angelo De Donatis,
Vikaris Jenderal untuk Keuskupan Roma, pada tanggal 30 Maret.
Pada malam hari
tanggal 27 Maret, Paus Fransiskus berdiri sendirian di Lapangan Santo Petrus
dan selama kebaktian doa ia berkata, “Kami merasa takut dan
tersesat.”
Layanan itu disiarkan
langsung ke seluruh dunia.
Mengapa Vatikan, pihak
berwenang tertinggi Gereja Katolik, terpengaruh oleh virus Komunis
Tiongkok?
Vatikan dan Beijing
memutuskan hubungan pada tahun 1951 setelah komunis mengambilalih Tiongkok.
Vatikan tidak mengakui
apa yang disebut para uskup Katolik yang ditunjuk oleh Komunis Tiongkok melalui
prosedur “pemilihan sendiri” dan “pengudusan diri.”
Namun, dalam beberapa
tahun terakhir, situasinya sudah mulai berubah.
Pada bulan September
2018, Vatikan menandatangani kesepakatan dengan Beijing, memungkinkan pihak
berwenang Tiongkok menunjuk uskup Tiongkok. Takhta Suci menyetujui legitimasi
para uskup yang ditunjuk Beijing ini.
Kardinal Joseph Zen,
seorang mantan uskup Hong Kong, mengkritik Tahta Suci menyerahkan sepenuhnya
kepada Partai Komunis Tiongkok dan tetap diam terhadap catatan pelanggaran hak
asasi manusia oleh Komunis Tiongkok.
BBC menerbitkan
artikel yang menyatakan bahwa Vatikan menandatangani kesepakatan dengan
Beijing, tak lain untuk mempromosikan hubungan baik dan menarik lebih banyak
orang Tiongkok Daratan bergabung dengan iman Kristiani di masa depan.
Dalam sebuah wawancara
eksklusif dengan koran Asia Times yang berbasis di Hong Kong pada bulan
Februari 2016, Paus Fransiskus mendesak dunia untuk tidak takut akan
“pertumbuhan kekuatan” Tiongkok. Ia menyampaikan pesan persahabatan kepada
pemimpin Tiongkok Xi Jinping untuk Tahun Baru Imlek. Paus Fransiskus
menghindari berbicara mengenai hak asasi manusia dan penganiayaan Komunis
Tiongkok terhadap umat Katolik di Tiongkok.
Selama unjuk rasa Hong Kong atas RUU ekstradisi sejak tahun lalu, Vatikan memilih untuk diam mengenai masalah ini.
Dalam sebuah blogpost,
Kardinal Joseph Zen menulis bahwa ia terbang ke Roma untuk menemui Paus
Fransiskus pada bulan Juni tahun lalu, untuk memohon secara pribadi kepada Paus
Fransiskus untuk mengambil sikap terhadap erosi otonomi Hong Kong oleh Beijing.
Tetapi lima bulan kemudian, Vatikan tidak membuat pernyataan mengenai unjuk
rasa Hong Kong.
Kompromi Vatikan
dengan Partai Komunis Tiongkok tidak terbatas pada yang hal yang tersebut di
atas.
Pada bulan Februari
2017, the World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong
(WOIPFG) atau Organisasi Dunia untuk Menyelidiki Penganiayaan terhadap Falun
Gong menulis surat kepada Paus Fransiskus, mendesak Paus Fransiskus untuk
mencegah dua pejabat Tiongkok menghadiri Konferensi Akademi Kepausan Vatikan
mengenai Perdagangan Organ dan Pariwisata Transplantasi.
Dr. Huang Jiefu dan
Dr. Wang Haibo telah banyak terlibat dalam panen organ dari tahanan hati nurani
di Tiongkok, menurut penelitian oleh Organisasi Dunia untuk Menyelidiki
Penganiayaan terhadap Falun Gong.
Dr. Huang Jiefu adalah
seorang mantan wakil menteri yang bertanggung jawab atas transplantasi organ di
Kementerian Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional Partai
Komunis Tiongkok. Dr. Wang Haibo bertanggung jawab untuk membuat basis data
transplantasi organ Tiongkok.
Dr. Huang Jiefu
sendiri kemudian mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Phoenix TV
bahwa undangan untuknya ke Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan
Vatikan dikutuk oleh 12 ahli etika medis dari berbagai negara yang menyampaikan
keprihatinan atas panen organ secara paksa di Tiongkok.
Dr. Huang Jiefu juga
menyombongkan diri kepada wartawan atas dukungan yang diterimanya dari Uskup
Marcelo Sanchez Sorondo, Presiden Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan, dan
dari Paus Fransiskus, atas partisipasinya dalam konferensi tersebut.
Uskup Sanchez Sorondo tidak hanya menyambut Dr. Huang Jiefu di Vatikan, tetapi juga berharap diundang ke Tiongkok. Keinginannya dengan cepat terpenuhi, dalam wawancara berikutnya dengan media, Uskup Sanchez Sorondo memuji Komunis Tiongkok dan meremehkan penyalahgunaan transplantasi organ oleh Partai Komunis Tiongkok.
Dalam beberapa tahun
terakhir, Paus Fransiskus telah berulang kali memperpanjang perdamaian ke
Beijing, menyatakan kesediaannya untuk mengunjungi Tiongkok. Mungkin ini adalah
tujuan Takhta Suci yang berikutnya setelah menandatangani kesepakatan
penunjukan untuk para uskup antara Tiongkok dengan Vatikan pada tahun
2018.
South China Morning
Post melaporkan pada bulan Agustus 2014 bahwa Paus Fransiskus memberitahu
sekelompok wartawan yang bepergian dengannya ke Korea Selatan dan terbang
kembali dengannya ke Eropa: “Apakah saya ingin pergi ke Tiongkok? Tentu
saja, bahkan besok.”
Kerahasiaan dan
respons tertunda oleh Komunis Tiongkok terhadap wabah virus Komunis Tiongkok
menyebabkan pandemi dan kini dunia menderita akibatnya.
Namun, Paus Fransiskus
secara terbuka memuji Pemerintahan Komunis Tiongkok atas upayanya dalam
mengendalikan virus Komunis Tiongkok di dalam negerinya.
Keterangan Gambar:Orang-orang
memakai masker wajah pelindung di Lapangan Santo Petrus setelah Vatikan
melaporkan kasus pertama coronavirus, di Vatikan, pada 6 Maret 2020. (Remo
Casilli / Reuters)
Lynx paling gemuk di dunia, bernama Rufus, telah mati dalam usia 15 tahun setelah menderita penyakit jantung yang berkaitan dengan usianya.
Rufus tinggal di Taman Margasatwa Schweinfurt di negara bagian Bavaria, Jerman bagian selatan, tempat ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan berbaring-duduk atau mengambil makanan dari anggota keluarganya; kebiasaan yang memicu kenaikan berat badannya.
Lynx mulai semakin gemuk setelah dia dikebiri, yang berarti dia kehilangan semua minat dalam seks dan lebih memilih untuk bersantai daripada mengejar lynx betina.
Pada tahun 2018, Thomas Leier, manajer Taman Margasatwa Schweinfurt, mengatakan lynx itu ‘cukup santai’ karena ‘di mana tidak ada testosteron, tidak ada seks’.
Terlepas dari beratnya, yang pada satu titik ditimbang dengan berat 48kg , Rufus dilaporkan dalam kondisi sehat hingga hanya beberapa bulan yang lalu, ketika ia mulai bermasalah dengan jantung.
Taman Margasatwa Schweinfurt mengumumkan lynx harus dimatikan pada hari Rabu, 13 Mei, setelah menderita sesak napas karena penyakit tersebut.
Rufus menerima perawatan hewan, tetapi kesehatannya dikatakan telah memburuk secara dramatis, dan setelah berkonsultasi dengan dokter hewan manajemen taman akhirnya memutuskan sudah waktunya untuk mengakhiri penderitaannya.
(Foto: Newsflash)
Lynx mendapat perhatian setelah Pluckers Wing Bar di Texas mengubah kucing besar itu menjadi meme untuk mengiklankan makanan mereka, menggunakan gambar dirinya dengan perut pada layar penuh dan menulis: “Aku dengan perut penuh sayap bertanya-tanya apakah aku harus memesan Oreo goreng . “
Gambar itu menerima banyak cinta, tidak diragukan lagi karena betapa enaknya itu, dan sebagai hasilnya Rufus mendapatkan banyak penggemar.
Rufus akan hidup dalam hati dan meme kita. Beristirahat dengan damai.(yn)
Theepochtimes- Rezim Komunis Tiongkok mengumumkan merebaknya
kluster baru virus Komunis Tiongkok di Wuhan pada tanggal 11 Mei, indikasi
resmi pertama mengenai wabah parah di pusat wabah karena pihak berwenang
mengakhiri tindakan lockdown pada awal bulan April 2020.
Warga setempat
melaporkan bahwa wabah saat ini di Wuhan lebih parah daripada yang dikatakan
pihak berwenang.
Seorang ibu juga mulai
mengajukan petisi kepada pihak berwenang, berharap untuk mencari keadilan bagi
kematian putrinya karena virus itu.
Virus Komunis
Tiongkok, umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru, pertama kali terjadi
di kota Wuhan, ibukota Provinsi Hubei pada akhir tahun 2019.
Karena pihak berwenang
Tiongkok memiliki data virus yang tidak dilaporkan, sulit untuk mengetahui
skala wabah yang sebenarnya di Wuhan.
Tetapi pada tanggal 11
Mei, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok mengumumkan 10 kasus diagnostik
domestik baru di Tiongkok, di mana lima kasus di antaranya berada di Wuhan, dan
kasus yang lain berada di provinsi timur laut Tiongkok.
Lingkungan Tempat
Tinggal
Komisi Kesehatan
Kotamadya Wuhan menerbitkan perincian kelima kasus baru. Lima kasus itu
semuanya didiagnosis pada tanggal 10 Mei, dan tinggal di kompleks perumahan
Sanmin di distrik Dongxihu, Wuhan
Sebelumnya, seorang
pria berusia 89 tahun bermarga Gao yang tinggal di kompleks itu didiagnosis
pada tanggal 9 Mei 2020.
Pasien-pasien baru
adalah istri Gao yang berusia 81 tahun, Li yang berusia 46 tahun, Chen yang
berusia 29 tahun, dan sepasang suami istri, Zhang yang berusia 76 tahun dan
Yuan yang berusia 72 tahun.
Chen mulai menderita
gejala pada tanggal 2 Mei dan diuji positif terinfeksi virus pada tanggal 5
Mei. Tetapi ia baru didiagnosis pada tanggal 10 Mei setelah gejalanya memburuk.
Zhang merasa tidak
nyaman pada tanggal 5 Mei dan mengunjungi rumah sakit setempat. Ia diuji
positif terinfeksi pada tanggal 6 Mei, dan akhirnya didiagnosis pada tanggal 10
Mei.
Pada tanggal 10 Mei,
distrik Dongxihu ditingkatkan dari risiko “rendah” menjadi “sedang”
untuk wilayah penyebaran virus.
Pada tanggal 11 Mei,
Zhang Yuxin, ketua Partai distrik Dongxihu, dipecat dan dihukum karena gagal
mencegah kluster wabah. Sementara itu, kompleks perumahan Sanmin ditempatkan di
bawah karantina
Media pemerintah
Tiongkok, Hongxing News melaporkan pada tanggal 11 Mei bahwa kompleks perumahan
Sanmin terletak di lingkungan lama, di mana lebih dari 4.900 orang di
1.943 rumah tangga tinggal di sana. Sekitar setengah dari mereka adalah migran
dari kota lain.
Sejak tanggal 10 Mei,
warga yang memasuki atau meninggalkan kompleks perumahan Sanmin harus diperiksa
suhu tubuhnya dan kode kesehatan yang dihasilkan telepon selulernya dipindai.
Hongxing News melaporkan bahwa semua penghuni dipaksa untuk diuji asam nukleat dan kompleks perumahan Sanmin cenderung akan segera dikarantina total — di mana penghuni tidak diizinkan masuk atau meninggalkan daerah itu.
Pusat Karantina
Pada tanggal 10 Mei,
warga Wuhan memposting di beberapa rekaman platform media sosial lebih dari
sepuluh orang mengenakan pakaian pelindung, masker, dan kacamata, menempatkan
brankar ke bagian belakang kendaraan.
Orang yang mengambil
video tersebut mengatakan staf yang mengenakan pakaian pelindung memindahkan
sekitar 20 orang dari sebuah pusat karantina untuk tiga ambulans yang
dimodifikasi dari truk.
Dari video tersebut,
sebagian besar pasien yang dipindahkan tampaknya adalah orang lanjut usia.
Beberapa pasien duduk
di kursi roda. Video itu juga merekam obrolan orang-orang. Mereka berkata:
“Ini adalah hotel Lavande [yang dimodifikasi menjadi pusat karantina] di
lingkungan Liuduqiao…Kami lebih baik mengenakan masker dengan benar [untuk
melindungi diri].”
Liuduqiao berada di
distrik Jianghan, sekitar 10 mil sebelah timur kompleks perumahan
Sanmin.
Penduduk Wuhan juga
memposting di aplikasi WeChat bahwa ada sebuah kluster wabah di dalam sebuah
kompleks perumahan di distrik Qiaokou pada tanggal 6 Mei, tetapi posting
terkait segera dihapus
Seorang Ibu
Menuntut Keadilan Karena Kematian Putrinya
Ibu Yang, 50 tahun,
berharap untuk mencari keadilan bagi putrinya bernama Tian Yuxi yang berusia 24
tahun.
Tian Yuxi terinfeksi
virus Komunis Tiongkok setelah ia mengunjungi Rumah Sakit Union Wuhan pada
tanggal 16 Januari, dan meninggal karena virus itu pada tanggal 6 Februari.
“Seandainya kami tahu
virus itu mampu menular dari manusia ke manusia [saat itu], kami tidak akan
pergi ke rumah sakit tersebut, dan putri saya tidak akan mati,” kata Yang
kepada The Epoch Times berbahasa Mandarin dalam wawancara telepon.
Pihak berwenang
Komunis Tiongkok tidak secara terbuka memastikan adanya penularan dari
manusia ke manusia sampai tanggal 20 Januari.
Yang mengatakan sertifikat kematian yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Jinyintan mengindikasikan putrinya meninggal karena COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Komunis Tiongkok.
“Saya ingin
bertanya kepada pemerintah kota Wuhan mengapa tidak memberitahu kami bahwa
virus tersebut dapat ditularkan di antara manusia saat pemerintah kota Wuhan
mengetahuinya,” kata Yang.
The Epoch Times
memperoleh pemberitahuan pemerintah internal yang mengindikasikan pihak
berwenang Tiongkok mengetahui potensi virus untuk menyebar berminggu-minggu
sebelumnya mengakuinya di depan umum.
Setelah putrinya
meninggal dunia, Yang berusaha memohon kepada pihak berwenang melalui
saluran resmi, tetapi tidak mendapat tanggapan.
“Kemarin adalah Hari
Ibu. Anak saya meninggal. Untuk siapa saya menjadi ibu sekarang ?” kata Yang
sambil menangis.
Pada pagi hari tanggal
11 Mei, Yang memprotes di jalan-jalan dengan memegang dua papan, di mana ia
menulis kisah kematian putrinya dan permohonannya kepada pihak berwenang.
Saat Yang sedang
berjalan, dua polisi muncul dan merampas papan Yang. Kemudian ia dibawa pergi
dan ditahan oleh empat pria. Mereka membebaskan Yang beberapa jam kemudian.
Yang berkata :
“Empat pria berpakaian hitam mendorong saya ke sebuah ruangan di tempat
yang tidak diketahui…saya meminta identitas mereka, tetapi mereka menolak
untuk menunjukkan kepada saya.”
Yang percaya bahwa
keempat lelaki ini disewa oleh pemerintah setempat untuk mengintimidasinya
supaya menghentikan protesnya.
Ia berkata :
“Saya tidak akan berhenti. Saya akan melanjutkan protes saya sampai saya
mendapatkan keadilan untuk putri saya.”
Keterangan Gambar:Seorang
perwira polisi paramiliter Cina memberi isyarat sambil berjaga di pintu masuk
Kota Terlarang di Beijing, Cina pada 1 Mei 2020. (Kevin Frayer / Getty Images)
Mereka mengatakan bahwa untuk cinta, tidak ada batasan atau penghalang yang dapat mencegah mereka untuk saling mencintai dan hidup bersama di sisa hidup mereka, bahkan jika mereka harus menghadapi pandemi dan membuat keputusan sulit untuk menunda pernikahan.
Sesuatu yang akan dilakukan Autumn dan Christinam Miller karena isolasi sosial yang disebabkan oleh Covid-19. Pasangan berusia 28 tahun itu menikah di halaman depan rumah mereka di Cincinnati, Ohio.
Pasangan itu berubah pikiran dan memutuskan untuk melanjutkan pernikahan, meskipun itu berarti tidak ada keluarga atau teman dekat, karena hari yang mungkin paling penting bagi mereka berdua.
Namun, pasangan itu tidak sendirian seperti yang mereka yakini, mereka memiliki hewan peliharaan di sisi mereka yang telah menjadi saksi dan kaki tangan kisah cinta mereka.
Anjing-anjingnya, Sasha dan Oreo, adalah bagian penting dalam mewujudkan impian mereka.
Dengan tidak adanya pengiring pengantin dan pengiring pria, kedua anak anjing mengenakan kostum yang indah dan menemani pasangan itu untuk berjalan di altar dan mengatakan ya.
Pasangan itu telah menjadwalkan pernikahan pada 20 April, tanggal di mana mereka memperingati ulang tahun kencan mereka, mereka memutuskan bahwa tidak ada yang lebih baik daripada tanggal untuk menikah meskipun banyak orang tidak bisa hadir.
“Awalnya aku seharusnya memiliki dua pengiring pengantin dan seorang pengiring mempelai pria. Kami berada di PetSmart dan melihat gaun-gaun itu, saya segera tahu bahwa anjing kami pasti mengenakan pakaian yang indah itu, ” kata Autumn.
Sementara banyak hal berubah, pasangan yang manis mengadakan pernikahan yang sangat intim di halaman belakang rumah.
Mereka menciptakan panggung yang indah dengan lampu dan bunga dan menyiarkan upacara untuk keluarga dan teman-teman dengan tautan Facebook Live.
Anak-anak anjing, meskipun mereka biasanya luar biasa, tidak menggonggong pada saat itu.
Untungnya, saudara laki-laki mempelai pria bisa menghadiri dan memimpin pernikahan di mana anak-anak anjing yang setia bertindak sebagai pengiring pengantin dan saksi untuk momen istimewa.
Bola-bola bulu yang menggemaskan tampaknya mengerti bahwa mereka akan terlibat dalam sesuatu yang sangat istimewa, dan yang mengejutkan, mereka berperilaku sangat baik.
“Sasha adalah heeler biru kami dan Oreo adalah campuran terrier . Mereka sebenarnya adalah dua anjing kami sebelum kami bertemu. Biasanya, Sasha menggonggong pada segalanya, tetapi selama upacara kami, dia tidak membuat suara. Selama pernikahan dia duduk di kaki Christian. Dia bahkan tidak bergerak ketika kita berciuman, ” kata Miller.
Meskipun keluarga itu agak merasa sedih karena tidak bisa menghadiri pernikahan, mereka bersyukur bisa menyaksikan pernikahan melalui layar.
Momen ajaib itu disaksikan oleh semua tamu sambil menonton Facebook Live.
Anak-anak anjingnya yang setia tidak pernah meninggalkan mereka sendirian, bahkan Oreo tertidur di pakaian pengantin Autumn saat makan malam.
Anak-anak anjing tidak diragukan lagi menjadikan pernikahan itu lebih istimewa.
“Aku merasa seperti seorang putri dan kami berdua sangat, sangat senang bahwa anak-anak anjing kami bisa bersama kami,” tamba mereka.
Pasangan itu memutuskan bahwa virus corona tidak akan merusak rencana mereka, lagipula tidak perlu banyak untuk menciptakan momen spesial.
Dalam hal ini, hanya cinta kehidupan dan dua anak anjing yang setia yang diperlukan untuk terus membintangi adegan lembut dalam kisah cinta ini.(yn)
Theepochtimes- WeChat, dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan di seluruh dunia, diketahui menyensor penggunanya di Tiongkok. Sensor untuk memastikan konten dalam topik yang dianggap dapat diterima oleh Komunis Tiongkok.
Namun, laporan Citizen Lab menemukan bahwa komunikasi antara pengguna WeChat di luar Tiongkok juga dipantau untuk membantu memperbaiki algoritma sensor WeChat untuk penggunanya di Tiongkok.
Temuan itu mengungkapkan bahwa pengguna WeChat di luar negeri tunduk pada pengawasan konten yang meresap yang sebelumnya dianggap secara eksklusif dicadangkan untuk akun yang terdaftar di Tiongkok.
Firma Munich Messenger People menyebutkan sekitar 100 juta orang memegang akun WeChat yang terdaftar di luar Tiongkok.
Di dalam negeri Tiongkok, WeChat menawarkan banyak layanan mulai dari obrolan, belanja, pemasaran, perbankan hingga memesan tiket film dan taksi.
Menyuapi Peralatan Sensor
Laporan Citizen Lab menemukan bahwa WeChat akan menyaring gambar dan dokumen di mana pengguna luar negeri saling berbagi satu sama lain untuk membangun basis data yang digunakan WeChat menyensor akun WeChat yang berbasis di Tiongkok.
Para peneliti mencapai temuan ini berdasarkan pengalaman yang dilakukan antara bulan November 2019 hingga Januari 2020. Para peneliti mengatur dua obrolan grup. Satu obrolan grup hanya terdiri dari pengguna luar negeri, dan obrolan grup lainnya terdiri dari pengguna luar negeri dan satu akun yang terdaftar di Tiongkok.
Para peneliti menemukan bahwa saat pengguna Wechat mengirim gambar dan dokumen yang sensitif secara politik dalam obrolan yang hanya terdiri dari pengguna luar negeri, segera file-file itu akan disensor untuk pengguna yang terdaftar di Tiongkok.
Keterangan gambar : Seorang pengguna dengan akun Tiongkok (kiri) berusaha mengirim gambar yang sensitif secara politis dalam grup Obrolan WeChat dari pengujian Citizen Lab yang dilakukan pada bulan Januari 2017. (Courtesy of Citizen Lab)
Para peneliti menemukan, WeChat juga menyimpan data file yang dihapus pengguna di WeChat dan oleh karena itu tidak pernah diterima oleh pihak lain.
Laporan Citizen Lab menyimpulkan, mencatat staf perlindungan data WeChat tidak pernah sepenuhnya menanggapi pertanyaan para peneliti mengenai praktik penanganan data WeChat.
“Tidak satu pun informasi yang WeChat sediakan bagi pengguna untuk menjelaskan alasan untuk pengawasan seperti itu,” sebut laporan Citizen Lab.
Tencent, raksasa teknologi berbasis di Shenzhen yang memiliki WeChat, mengatakan dalam pernyataan pada hari Jumat 15 Mei 2020 lalu.
“Sehubungan dengan saran yang kami terlibat dalam pengawasan konten pengguna internasional, kami dapat memastikan semua konten yang dibagikan di antara pengguna internasional WeChat adalah pribadi,” sebut Tencent.
Sementara analisis teknis lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah bendera komunis yang sama juga hadir di antara perusahaan Tiongkok lainnya.
“Adalah masuk akal bahwa platform yang lain menerapkan pengawasan yang sama,” kata Jeffrey Knockel, rekan pasca-doktoral di institut yang ikut menulis laporan tersebut.
Jeffrey Knockel menyatakan agar regulator privasi dapat mengeluarkan denda untuk perusahaan karena pengguna yang menyesatkan.
“Di Kanada, penduduk juga dapat mengadu ke regulator privasi federal yang dapat memberikan anjuran yang tidak mengikat untuk bagaimana perusahaan harus memodifikasi layanannya,” kata Jeffrey Knockel.
Kekhawatiran Terhadap Aplikasi Tiongkok
Laporan Citizen Lab menambah inti pesan kritik yang berkembang atas praktik sensor dan penanganan data oleh platform media sosial Tiongkok.
Dalam laporan bulan Maret, Citizen Lab menemukan bahwa WeChat di Tiongkok secara aktif menyensor diskusi mengenai wabah sejak bulan Januari 2020. Laporan Citizen Lab mengidentifikasi 516 kombinasi kata kunci yang terkait langsung dengan virus di daftar hitam WeChat, yang mencakup referensi ke dokter pelapor pelanggaran Li Wenliang, yang meninggal karena terinfeksi virus tersebut.
Pada akhir bulan April 2020 lalu, Senator Ted Cruz (R-Texas) dan Senator Josh Hawley (R-Mo.) memperkenalkan sebuah rancangan undang-undang/ RUU, berjudul “Melawan Upaya Tiongkok untuk Mengintip.” RUU bertujuan untuk melarang karyawan federal menggunakan platform teknologi yang tunduk pada kendali Komunis Tiongkok. Tencent adalah salah satu perusahaan Tiongkok yang masuk dalam daftar tersebut.
“Perusahaan seperti Tencent dan Huawei adalah operasi spionase untuk Komunis Tiongkok, menyamar sebagai perusahaan telekomunikasi untuk abad ke-21,” kata Ted Cruz dalam siaran pers.
Ted Cruz menambahkan bahwa menghentikan aliran dolar para pembayar pajak dari kontribusi ke platform itu adalah langkah umum yang masuk akal untuk melindungi keamanan nasional Amerika Serikat.
Senator dari Partai Republik Jim Banks (R-Ind.) baru-baru ini juga memperkenalkan resolusi untuk memperingatkan adanya ancaman keamanan nasional yang ditimbulkan oleh TikTok, sebuah aplikasi berbagi video yang populer milik Tiongkok.
“Orang Amerika Serikat harus tahu yang mana sebelum menekan tombol unduh,” kata Jim Banks.
Militer Amerika Serikat telah melarang personilnya untuk menggunakan TikTok pada telepon seluler yang dikeluarkan pemerintah pada bulan Januari 2020.
Zoom, yang meledak popularitasnya sebagai alat konferensi yang nyaman bagi jutaan orang Amerika Serikat yang bekerja dari rumah, juga mendapat perhatian masalah privasi dan keamanan dalam beberapa minggu terakhir. Zoom berbasis di Amerika Serikat, tetapi memiliki tiga perusahaan di Tiongkok yang mengembangkan perangkat lunak Zoom.
Pada tanggal 3 April 2020, kelompok yang terdiri dari 19 anggota DPR Amerika Serikat secara kolektif menandatangani sebuah surat yang meningkatkan kekhawatiran adanya praktik pengumpulan data oleh Zoom.
Zoom juga menghadapi gugatan class-action dari pemegang sahamnya karena Zoom melebih-lebihkan standar privasinya dan gagal mengungkapkan kurangnya enkripsi end-to-end.
Selama beberapa panggilan uji coba di Amerika Utara pada bulan April 2020, peneliti Citizen Lab juga mengamati Zoom mengirim data ke server di Beijing. Laporan Citizen Lab mencatat meningkatkan kekhawatiran keamanan apakah data tersebut dapat jatuh ke tangan penyerang milik Tiongkok seperti rezim Tiongkok. Namun, Zoom menyangkal dengan mengatakan bahwa data itu salah arah melalui Tiongkok.
“Beijing secara teoritis dapat meminta agar kunci enkripsi untuk panggilan diserahkan untuk dekripsi oleh pihak berwenang Tiongkok, yang memungkinkan akses penuh bagi pihak berwenang Tiongkok ke konten panggilan-panggilan itu dan kemampuan untuk mendengarkan percakapan yang seharusnya pribadi,” kata Attila Tomaschek, ahli privasi data di ProPrivacy baru-baru ini.
Keterangan
Gambar: Ikon aplikasi WeChat dan Weibo terlihat di
smartphone dalam ilustrasi gambar ini yang diambil pada 5 Desember 2013 (Petar
Kujundzic / Reuters)
Theepochtimes- Pusat Keterlibatan Global Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, yang berfungsi untuk memaparkan upaya informasi sesat asing, baru-baru ini mengidentifikasi ribuan akun twitter “tidak asli” yang digunakan untuk membantu Kedutaan Besar Tiongkok dan diplomat Tiongkok menyebarkan informasi sesat.
“Pusat Keterlibatan Global menemukan jaringan baru akun twitter yang tidak asli, yang kami nilai dibuat dengan maksud untuk memperkuat propaganda dan informasi sesat rezim Tiongkok,” kata Lea Gabrielle, kepala Pusat Keterlibatan Global selama briefing pers pada tanggal 8 Mei 2020 lalu.
Menurut Lea Gabriele, jaringan itu dapat digunakan untuk memungkinkan Komunis Tiongkok dengan cepat memperkuat dan menyebarkan pesan di seluruh dunia, memelintirkan percakapan yang bermanfaat bagi Komunis Tiongkok.
Lea Gabrielle menilai “sangat mungkin” bahwa upaya itu terkait dengan Komunis Tiongkok, yang saat ini “terlibat dalam kampanye informasi yang agresif untuk berusaha membentuk kembali narasi global seputar virus Komunis Tiongkok.
Menurut Lea Gabrielle kampanye ini, melibatkan upaya untuk mencitrakan rezim Tiongkok sebagai pemimpin global dalam hal merespon pandemi daripada sebagai sumber pandemi.
Dalam beberapa bulan terakhir, diplomat Tiongkok semakin tertarik pada twitter meski platform ini dilarang di Tiongkok. Twitter digunakan untuk memuji upaya rezim Tiongkok dalam memerangi pandemi. Kecuali itu juga digunakan untuk mengkritik penanganan negara-negara lain terhadap wabah, dan mempromosikan teori tidak berdasar bahwa virus berasal dari luar Tiongkok, seperti Amerika Serikat.
Dalam satu kasus, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok berbagi video yang mengklaim bahwa lagu kebangsaan Tiongkok dimainkan di jalanan saat para dokter Tiongkok tiba di Italia. Belakangan hal itu dibantah sebagai informasi palsu.
Video itu muncul untuk menunjukkan bahwa orang Italia berterima kasih kepada Tiongkok, padahal, sebenarnya, orang Italia berterima kasih pada pekerja perawatan kesehatan Italia sendiri.
“Tetapi diplomat Republik Rakyat Tiongkok dan media milik Komunis Tiongkok mengubah konteks video tersebut sesuai selera Beijing dan kemudian membagikan video tersebut secara luas,” kata Lea Gabrielle.
Gabrielle menambahkan dalam hal ini, video tersebut diperkuat oleh akun media sosial yang terhubung dengan Rusia.
Bot Network
Analisis dari Pusat Keterlibatan Global menunjukkan lonjakan pengikut baru akun twitter diplomatik Tiongkok mulai bulan Maret, saat rezim Tiongkok meningkatkan dorongan informasi sesatnya ke seluruh dunia.
“Pengikut baru per hari meningkat luar biasa dari rata-rata 30 pengikut per hari menjadi lebih dari 720 pengikut per hari. Peningkatan 22 kali lipat,” kata Lea Gabrielle.
Selain itu, banyak pengikut ini baru saja memiliki akun.
“Baik peningkatan pengikut secara tiba-tiba maupun penciptaan banyak akun ini baru-baru ini menunjuk ke jaringan buatan yang dibuat guna memperkuat narasi dari diplomat Tiongkok dan pejabat Kementerian Luar Negeri,” kata Lea Gabrielle.
Indikator lain menunjuk ke akun tersebut yang menjadi bagian dari bot network adalah fakta bahwa banyak dari akun-akun ini mengikuti banyak Kedutaan Besar Tiongkok di berbagai negara dan beberapa pejabat Tiongkok. Sebagian besar akun-akun ini diciptakan selama jam-jam kerja di Beijing.
Misalnya saja, akun juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dan Hua Chunying berbagi 3.423 dari 10.000 pengikut terbarunya. Hampir 40 persen pengikut terbaru dibuat dalam periode enam minggu dari tanggal 1 Maret hingga 25 April.
“Twitter akan melanjutkan pendekatan tanpa toleransi terhadap platform manipulasi dan upaya lainnya untuk merusak integritas layanan kami,” kata juru bicara Twitter.
Saat twitter mengidentifikasi kampanye operasi informasi yang dapat diandalkan untuk menghubungkan aktivitas yang didukung oleh negara, baik domestik ataupun di luar negeri, twitter mengungkapkannya kepada masyarakat.
Menurut Twitter, baru-baru ini menerima 5.000 akun dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan telah melakukan peninjauan awal di mana tidak menemukan akun untuk mendukung posisi rezim Tiongkok.
Banyak akun tersebut juga milik entitas pemerintah Barat, organisasi hak asasi manusia, dan wartawan. Tinjauan sedang berlangsung, twitter mencatat, menambahkan bahwa twitter berencana untuk berbagi temuannya dengan Pusat Keterlibatan Global.
Sebagai tanggapan, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa akun-akun tersebut disediakan untuk twitter mewakili sampel kecil dataset hampir 250.000 akun.
“Tidak mengherankan bahwa ada akun asli dalam sampel apapun. Analisis keseluruhan kami didasarkan pada tumpuan faktor-faktor yang mendorong penilaian kami, yang kami lakukan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.
Sebuah penelitian di bulan Maret mengidentifikasi 10.000 akun twitter palsu dan yang dibajak itu adalah bagian kampanye pengaruh terkoordinasi yang terhubung dengan Tiongkok seputar pandemi.
“Skala sebenarnya dari kampanye pengaruh cenderung jauh lebih besar; pelacakan kami menunjukkan bahwa akun yang kami identifikasi hanya terdiri dari sebagian operasi,” sebut laporan oleh ProPublica, sebuah organisasi media nirlaba.
Keterangan Gambar: Polisi paramiliter Tiongkok mengenakan topeng pelindung saat mereka berbaris di pintu masuk Kota Terlarang saat dibuka kembali untuk pengunjung terbatas pada liburan Mei, pada 2 Mei 2020 di Beijing. (Kevin Frayer / Getty Images
Theepochtimes- Kantor berita Rusia, TASS melaporkan bahwa
Dmitry Peskov, pejabat senior kelima yang mengidap virus Komunis Tiongkok,
mengatakan secara pribadi ia terakhir bertemu Vladimir Putin lebih dari sebulan
yang lalu.
Sementara itu Tatyana
Navka, istri Dmitry Peskov, menyatakan di Instagram bahwa dirinya juga
terinfeksi virus tersebut.
Presiden Rusia
Vladimir Putin, yang bekerja jarak jauh dari kediamannya di luar Moskow, banyak
melakukan pertemuan melalui konferensi video. Putin mengadakan pertemuan
tatap muka sebelumnya pada tanggal 12 Mei dengan Igor Sechin, kepala raksasa
minyak Rosneft.
Kesehatan Vladimir
Putin dilindungi dengan ketat. Dalam pengumuman yang mengejutkan pada tanggal
11 Mei 2020 lalu, Vladimir Putin mengatakan itu waktunya setelah enam minggu
untuk secara bertahap melonggarkan karantina nasional yang telah memaksa banyak
orang untuk bekerja dari rumah dan bisnis untuk sementara waktu tutup.
Meskipun Vladimir
Putin memberikan kelonggaran luas bagi wilayah Rusia untuk melonggarkan atau
mengetatkan karantina yang dianggap tepat, menurutnya masuk akal untuk sektor
ekonomi tertentu yang terdampak, seperti konstruksi dan industri berat, yang
diizinkan mulai kembali kerja tanggal 12 Mei.
Pernyataan Vladimir
Putin, dibuat pada hari yang sama bahwa Rusia menyusul Italia dalam hal jumlah
kasus virus Komunis Tiongkok yang dilaporkan. Hal itu, menuai kritik dari
beberapa politisi anti-Kremlin.
Pada tanggal 15 Mei,
jumlah kasus positif di Rusia melampaui jumlah kasus yang dilaporkan
penghitungan di Inggris dan Italia.
Menurut penghitungan
yang disusun oleh Reuters, dengan 262.843 kasus yang dipastikan, kini Rusia
memiliki jumlah tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Spanyol.
Akan tetapimenjadi salah satu angka kematian terendah dengan 2.418 kasus
kematian.
Pejabat pemerintah
menghubungkan angka kematian yang lebih rendah dan jumlah kasus infeksi yang
meningkat serta besar dengan program pengujian yang luas, di mana mereka
mengatakan 5,8 juta uji telah dilakukan.
Pelonggaran Bertahap
Di Moskow, di mana
pemerintah setempat telah memerintahkan karantina tetap diberlakukan
hingga akhir bulan Mei, banyak orang tampaknya berpikir pengumuman
Vladimir Putin menandai akhir karantina. Ada lebih banyak mobil di jalan dan
orang-orang di jalanan.
Data yang dikumpulkan
oleh perusahaan internet Yandex menunjukkan bahwa banyak orang Moskow
meninggalkan rumahnya pada pagi hari tanggal 12 Mei meskipun karantina
diberlakukan.
Aturan baru yang
diperkenalkan pada tanggal 12 Mei berarti orang Moskow harus mengenakan masker
dan sarung tangan saat berada di transportasi umum dan di toko makanan.
Di wilayah Rusia
lainnya, beberapa penata rambut, toko pakaian, dan kafe di luar ruangan
dibuka kembali. Tetapi hanya sedikit pemilik usaha kecil yang mengharapkan
keuntungannya tercapai seperti saat sebelum pandemi dalam waktu dekat.
“Setelah sebulan
berada di rumah, orang tidak punya uang. Itulah sebabnya kami tidak tahu kapan
kami akan menghasilkan bahkan hanya 30 persen saja keuntungan yang kami miliki
sebelum wabah Coronavirus,” kata Viktor Razzhivin, pemilik rantai toko
pakaian anak-anak Limpopo di Kaliningrad, daerah Rusia yang diapit oleh
Polandia dan Lithuania.
Pengkritik Kremlin
mengatakan perintah Vladimir Putin untuk melonggarkan karantina membahayakan
kesehatan populasi dan dimotivasi oleh keinginan agar negara tidak harus
meningkatkan lebih banyak dukungan ekonomi.
Sebelumnya pada
tanggal 11 Mei lalu, Vladimir Putin meluncurkan langkah-langkah dukungan
baru untuk bisnis dan untuk keluarga yang memiliki anak-anak, yang telah
mengalami mata pencahariannya hancur.
Vladimir Putin berkata
pengangguran naik dua kali lipat menjadi 1,4 juta dalam sebulan, dan ia
berusaha menghentikan angka pengangguran naik lebih tinggi.
Dmitry Gudkov, seorang
politisi oposisi, menilai bahwa keputusan pelonggaran Vladimir Putin menggeser
tanggung jawab dan potensi kesalahan untuk keputusan tidak populer di masa
depan bagi gubernur regional, yang telah diminta oleh pemimpin Rusia agar
melaksanakan langkah-langkah mengendalikan virus.
“Para gubernur
akan menjadi orang-orang yang memberlakukan pembatasan. Para gubernur adalah
orang-orang yang akan bertanggung jawab atas penyebaran virus. Arahkan
kemarahan anda pada para gubernur,” tulis Dmitry Gudkov di Facebook.
Keterangan gambar:Juru
bicara Kremlin Dmitry Peskov mendengarkan selama konferensi pers akhir tahun
Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia pada 19 Desember 2019. (Evgenia
Novozhenina / Reuters)
ETIndonesia. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan secara resmi menerbitkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 47 Tahun 2020. Pergub tersebut bertujuan untuk membatasi warga DKI Jakarta berpergian ke luar kota dalam rangka pencegahan wabah.
“Dengan adanya Peraturan Gubernur ini, maka seluruh penduduk DKI Jakarta tidak diizinkan untuk bepergian keluar kawasan Jabodetabek, dibatasi sehingga kita bisa menjaga agar Virus COVID-19 terkendali,” ujar Anies dalam konferensi pers di Balai Kota Jakarta, Jumat (15/5) yang disiarkan channel Youtube Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Anies, peraturan tersebut
juga berlaku untuk masyarakat yang akan masuk ke Jakarta. Karena itu, pada
intinya dengan peraturan tersebut maka para petugas di lapangan akan memiliki
dasar hukum yang kuat untuk mereka bekerja mengendalikan pergerakan penduduk.
Anies menyebut, Pergub tersebut
berlaku untuk semua orang. Namun demikian, terdapat pengecualian bagi sejumlah
kategori, yaitu para Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Korps Perwakilan Negara
Asing dan/atau Organisasi Internasional sesuai dengan hukum internasional, TNI,
Polri, petugas jalan tol, petugas penanganan COVID-19, petugas ambulans,
pemadam kebakaran, petugas mobil jenazah, kendaraan angkutan barang yang tak
membawa penumpang, pengemudi angkutan obat-obatan dan alat kesehatan, pasien
yang membutuhkan pelayanan.
Selain itu, pengecualian juga berlaku terhadap orang yang memiliki tugas
pekerjaan di 11 sektor yang diizinkan selama masa Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB).
11 Sektor tersebut adalah Kesehatan,
Bahan Pangan/Makanan/Minuman, Energi, Komunikasi dan Teknologi Informasi,
Keuangan, Logistik, Perhotelan, Konstruksi, Industri Strategis, Pelayanan
dasar, utilitas publik, dan objek vital nasional.
Anies menuturkan, mereka yang
dikecualikan tidak otomatis bisa bepergian, tapi mereka harus mengurus Surat
Izin Keluar-Masuk (SIKM) Wilayah Provinsi DKI Jakarta secara virtual. Pengurusan
itu dikerjakan melalui websitecorona.jakarta.go.id.
“Di situ ada form aplikasi dan harus
melengkapi dengan surat keterangan yang terkait dengan pekerjaannya, konfirmasi
dari RT/RW, juga bukti-bukti kegiatan yang akan dilakukan,intinya pembatasan
ini berlaku kawasan Jabodetabek,” terangnya.
Ada dua jenis Surat Izin Keluar-Masuk (SIKM) Wilayah Provinsi DKI Jakarta
:
1 – SIKM yang bersifat perjalanan
berulang diperuntukkan bagi pekerja/pengusaha domisili Jakarta yang
bekerja/memiliki tempat usaha di luar Jabodetabek atau pekerja/pengusaha
domisili luar Jabodetabek yang bekerja/memiliki tempat usaha di wilayah
Jakarta.
2 – SIKM yang bersifat perjalanan
sekali yang diperuntukkan bagi:
– pegawai/pekerja yang melakukan
perjalanan dinas keluar Jabodetabek; atau
– orang domisili luar Jabodetabek
yang memiliki tempat tinggal/usaha di DKI Jakarta atau memiliki keperluan
mendesak, misalnya pasien sakit keras atau urusan menjenguk keluarga yang sakit
atau meninggal dunia.
Anies menjelaskan, semua pengecekan
dikerjakan secara sistem online. Nanti kalau seseorang mengurus izin, yang
bersangkutan akan dapat surat seperti QR code. Kemudian, petugas di lapangan mengeceknya
untuk pastikan informasinya benar.
“Bagi mereka yang punya tugas di
sektor mendasar, bisa urus izin. Bagi yang tidak, tidak perlu urus izin, karena
izinnya tidak akan diberikan. Dan petugas di lapangan cukup cek apakah ada izin
dari Pemprov DKI Jakarta. Hanya izin dari Pemprov yang bisa diterima petugas di
lapangan,” ungkapnya.
Tak hanya bagi warga Jakarta, bagi masyarakat luar Jakarta juga diharuskan mengurus surat izin untuk masuk. “Tanpa ada surat izin masuk tak bisa memasuki kawasan Jakarta, sehingga pilihan tanpa surat berangkat akan diminta untuk kembali,” ungkapnya.
Mengutip dari website corona.jakarta.go.id,
warga domisili DKI Jakarta tujuan ke wilayah Bodetabek (Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi) tidak memerlukan Izin Masuk-Keluar DKI Jakarta. Sedangkan
warga domisili wilayah Bodetabek tidak memerlukan Izin Masuk-Keluar DKI
Jakarta.
Adapun pengertian domisili DKI Jakarta adalah tempat senyatanya tinggal baik ber-KTP Jakarta maupun tidak ber-KTP Jakarta. Wilayah Bodetabek terdiri dari Bogor Kota, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. (asr)
Telah terbukti bahwa walaupun masker tidak mencegah infeksi COVID-19, namun masker bisa mengurangi seseorang terinfeksi. Sayangnya, masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahaminya.
Joe Samaan bekerja di sebuah supermarket, S J Food Mart di Lexington, Kentucky. Tugasnya adalah sebagi kasir, tetapi dia selalu menggunakan layar pelindung dan sarung tangan untuk memastikan kesehatannya.
Beberapa hari yang lalu, Joe bertemu dengan sesuatu yang mengejutkannya. Dia telah melihat jenis masker yang tak terhitung jumlahnya tetapi tidak pernah ada yang seaneh ini.
Itu adalah seorang wanita yang pergi ke toko untuk membayar bensin dari stasiun layanan. Pertemuan itu sangat cepat tetapi Joe telah melihatnya dari jauh dan tahu dia harus merekam apa yang terjadi.
“Hei, dari mana kamu mendapatkan masker itu?” Joe bertanya ketika dia sambil merekam di teleponnya.
Ternyata masker wanita itu memiliki lubang di bagian tengahnya. Ini menyebabkan hidung dan mulutnya benar-benar terbuka tidak peduli berapa banyak dia menggunakan sisa masker.
Wanita itu tampak sedikit tergesa-gesa tetapi berhenti selama beberapa detik untuk menjelaskan bahwa lubang itu dibuatnya agar lebih mudah untuk bernapas.
“Tentu. Aku akan melakukan hal yang sama. Terima kasih banyak atas sarannya, ”kata Joe sepertinya barcanda, meskipun wanita itu sepertinya tidak memperhatikan.
Fungsi masker ini adalah untuk menutupi mulut dan hidung sepenuhnya. Sangat penting untuk memastikan area tersebut terlindungi untuk mencegah virus mencapai tubuh kita.
Sayangnya, detail kecil ini tampaknya tidak diperhatikan oleh wanita itu.
“Seseorang harus memberi tahu dia untuk apa masker itu digunakan,” kata seorang netizen memberi komentar.
Video pendek dengan cepat menjadi viral dan sekarang telah menjadi contoh nyata dari apa yang tidak boleh dilakukan. Kita harus tetap mendapat informasi sebanyak mungkin dan menawarkan bantuan kita untuk memerangi pandemi.(yn)
Theepochtimes- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan penyebaran virus yang memberikan dampak gangguan terhadap rantai pasokan membuka tabir rentannya ketergantungan Amerika Serikat kepada sumber-sumber dari negara asing. Ia menambahkan dirinya percaya bahwa Pandemi menunjukkan zaman “globalis” sudah berakhir.
Trump mengungkapkan
pernyataannya saat wawancara dengan Maria Bartiromo di stasiun TV AS, Fox
Business yang disiarkan Kamis 14 Mei 2020.
“Semuanya akan
kembali,” kata Trump dengan berharap. Pernyataannya itu menjawab
pertanyaan tentang berapa lama pembatasan perjalanan internasional berlaku di
AS untuk mencegah meluasnya penyebaran virus Komunis Tiongkok atau dikenal
dengan coronavirus. Virus itu muncul dari Tiongkok tahun lalu sehingga
menyebabkan penyakit COVID-19.
“Dalam banyak hal,
kami telah belajar banyak. Kita akan mengembalikan manufaktur yang tak akan
pernah bisa kita lakukan tanpa seburuk ini, ” kata Trump.
Pernyataan Trump
merujuk pada dorongan untuk menata kembali rantai pasokan strategis, setelah
terjadinya lonjakan permintaan akibat pandemi terkait permintaan persediaan
alat medis seperti alat perlindungan diri dan ventilator. Dikarenakan
terjadi kekurangan gara-gara sebagian besar peralatan medis itu produksi
luar negeri.
“Mereka menjadi
tertanam, hampir seperti menjadi cara bertahan,” kata Trump soal
kepentingan bisnis yang beroperasi terkait siapa yang kemudian dia sebut dalam
wawancara itu sebagai “globalis.”
Trump kemudian berkata
tentang pelajaran dari pandemi soal desain rantai pasokan di AS.
“Ini tentang negara kita, ini bukan tentang dunia, kita harus memperbaiki
negara kita.”
Lebih jauh Trump
mengatakan, ketika Amerika menginginkan kepemimpinan di panggung dunia, akan
tetapi tak harus mengorbankan kepentingan domestik.
Trump berkata :
“Bertahun-tahun lalu, kami membuat produk, Kami tak bergantung pada semua orang
di dunia.”
Trump menambahkan,
“mereka adalah globalis. Mereka adalah orang-orang yang berpikir kita harus
membuat dunia kaya dengan biaya kita. hari-hari itu sudah berakhir.” Ia
menambahkan, jika tak ada yang lain selama dua bulan terakhir, maka itu
terbukti benar.”
Menanggapi pertanyaan
tentang bukti pihak administrasi Trump yang mengklaim menghubungkan virus ke
laboratorium virologi di Wuhan, presiden menempatkan tanggung jawab atas wabah
pada rezim Komunis Tiongkok. Akan tetapi berhenti menuduh sengaja membiarkan
kebocoran yang mematikan menyebar secara luas.
“Mereka membuat
keputusan untuk membiarkannya lepas dari perbatasannya?” tanya Bartiromo
kepada Trump.
Trump kemudian
menjawab : “Saya tidak tahu apakah mereka membuat keputusan, tetapi itu di
luar kendali, Lebih mungkin itu di luar kendali.”
Presiden AS
ke-45 itu mengatakan pandemi tersebut menyoroti kerentanan rantai pasokan
global.
“Dan satu bagian
kecil dari dunia memburuk dan semuanya kacau,” kata Trump, menyinggung
soal wabah.
Kemudian Trump berkata
tentang rantai pasokan utama di AS. “Kita harus memiliki semuanya di
Amerika Serikat.”
Ketika, ditanya apakah
ini adalah tujuan realistis untuk membawa manufaktur utama ke Amerika, Trump
mengatakan dia percaya itu.
“Kami
melakukannya karena saya mengubah semua kebijakan itu.”
Salah satu langkah
yang mungkin untuk membuat perusahaan-perusahaan itu kembali ke AS adalah
melalui hambatan perdagangan, dan pajak.
“Sejujurnya, satu
insentif adalah membebankan pajak untuk mereka ketika mereka membuat produk di
luar,” kata Trump.
Trump menyampaikan
pernyataannya sebelum ia bertolak ke Allentown, Pennsylvania, meninjau
distributor peralatan medis Amerika Serikat yang berkontribusi pada upaya untuk
memproduksi dan mengirimkan alat pelindung diri di seluruh negeri membantu
penanganan COVID-19.
Trump selanjutnya
mengunjungi pabrik Owens and Minor. Gedung Putih menyebut pabrik itu
telah mengirim jutaan masker N95, baju bedah, dan sarung tangan ke rumah sakit
di seluruh AS.
Gedung Putih menyatakan Trump akan membahas upaya untuk menggunakan National Stockpile Strategis untuk pengujian virus corona, serta upaya untuk “mencukupi dan menunjang cadangan pasokan medis dalam negeri.”
Keterangan gambar: Presiden Donald Trump berpidato di acara Hari Doa Nasional di Taman Mawar Gedung Putih di Washington pada 7 Mei 2020. (Chip Somodevilla / Getty Images)
Menyelamatkan nyawa makhluk hidup yang tidak bersalah seharusnya tidak diklasifikasikan sebagai kejahatan. Karena alasan ini, meskipun telah diperingatkan 22 kali oleh pengadilan, karena membobol tempat peternakan secara ilegal, seorang aktivis menolak untuk menghentikan pekerjaannya yang mulia.
Pencinta hewan Australia Leah Doellinger sedang dalam misi untuk mengekspos peternakan yang mengelola hewan mereka dalam kondisi terburuk. Sebagai bagian dari upayanya, aktivis ini memimpin kelompok-kelompok besar ke pertania Australia, tempat ia mengambil gambar untuk dibagikan secara online.
Sementara postingan di media sosial bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, mereka juga membuat Doellinger dalam kesulitan. Sebagai contoh, pada bulan November 2019, polisi menggunakan GPS dalam metadata dari pos media sosial mereka untuk menentukan bahwa Doellinger dan teman-temannya telah memasuki properti perusahaan bernama Cameron Pastoral.
Dengan demikian, kelompok itu dituduh melakukan pelanggaran dan merampok enam babi kecil dari tempat itu. Secara total, wanita ini telah menerima tuntutan keadilan setidaknya 22 kali, sejak akhir 2017 dan, meskipun beberapa temannya mengaku bersalah, dia berdiri teguh karena dia tahu dia melakukan hal yang benar.
Doellinger memulai menjadi aktivisme pada tahun 2016 dengan menghadiri berbagai acara dan dalam waktu singkat dia mulai membuat “aksi secara terbuka” sendiri.
Doellinger juga menciptakan kelompok yang disebut “Carne Las Víctimas”, untuk membuat para aktivis hewan lainnya tahu apa yang tersembunyi di balik peternakan, sehingga setiap orang dapat menangkap gambar dari kondisi di mana makhluk tak berdaya hidup.
“Saya membawa orang ke peternakan ini untuk menunjukkan kepada mereka apa yang sebenarnya terjadi. Ini membuat saya takut untuk akhirnya kehilangan kebebasan, tetapi konsekuensi dari tindakan saya tidak akan pernah seburuk semua yang terjadi pada hewan, “kata wanita muda itu.
Berkat semua cinta yang dia rasakan untuk hewan dan kegembiraan membawa mereka kebebasan, pecinta hewan ini telah meninggalkan semua ketakutan dan percaya bahwa berakhir di balik jeruji dingin akan membuat lebih banyak orang mengetahui kebenaran tentang apa yang terjadi pada mereka.
“Ini adalah akhir bagi petani industri dan mereka tahu itu. Mereka tidak lagi bisa merahasiakan rahasia mereka di mana tidak ada yang bisa melihat atau mendengar hewan tak berdosa memohon belas kasihan. Kami tidak akan berhenti, ”kata Doellinger.
Tetapi perjuangan para aktivis ini menjadi semakin sulit karena negara-negara bagian di Australia berusaha untuk menerapkan langkah-langkah yang lebih kuat terhadap pecinta binatang, melalui sanksi yang lebih berat dan ancaman kehilangan kebebasan.
Jaksa Agung Christian Porter telah memerintahkan penjara hingga 12 bulan, dengan maksud melindungi petani Australia dari pengawasan oleh aktivis, ketika apa yang benar-benar jahat adalah perlakuan terhadap makhluk hidup, mereka tidak bisa membela diri.
Saat ini, lebih dari sebelumnya, para pecinta hewan diancam untuk memaksa mereka melepaskan pekerjaan terpuji mereka. Mari kita tidak berhenti mendengarkan panggilan teman-teman kita untuk meminta bantuan dan mari kita bersatu untuk melakukan keadilan dan menjamin kehidupan yang bermartabat bagi semua makhluk hidup.(yn)
Theepochtimes- Komisi
Uni Eropa mengumumkan pada 14 Mei 2020 soal penangguhan pengiriman sebanyak 10
juta masker buatan Tiongkok ke negara-negara anggota Uni Eropa dan Inggris.
Seperti dilaporkan kantor berita The Associated Press, langkah itu dilakukan
setelah dua negara Uni Eropa memprotes buruknya kualitas sejumlah produk yang
mereka terima.
Sebelumnya, sebagai
langkah mengatasi krisis COVID-19, Eksekutif Uni Eropa pada Mei 2020
mulai mendistribusikan masker kepada pekerja kesehatan.
Akan tetapi, setelah
sejumlah kiriman pertama dari 1,5 juta masker yang dikirimkan kepada 17 dari 27
negara-negara anggota Uni Eropa dan Inggris, Menteri Kesehatan Polandia Lukasz
Szumowski mengatakan sebanyak 600.000 item yang diterima otoritas Polandia tak
memiliki sertifikasi Eropa. Ia mengatakan, produk itu gagal memenuhi standar
medis yang diperlukan untuk didistribusikan.
Juru bicara kesehatan
Komisi Uni Eropa, Stefan De Keersmaecker dalam pernyataan resminya berkata
: “Kami memutuskan untuk menunda pengiriman masker ini, Kami
kemudian akan melihat tindakan apa yang perlu diambil jika memang ada masalah
kualitas dengan Masker ini.”
Menurut De
Keersmaecker, negara-negara anggota Uni Eropa lainnya seperti Belanda juga
sudah mengidentifikasi masalah itu.
Secara keseluruhan
stok masker dibeli dari penyedia Tiongkok melalui dana Uni Eropa. Itu
ditetapkan untuk didistribusikan secara berangsur-angsur dalam mingguan yang
berlangsung selama enam minggu.
De Keersmaecker
menegaskan, Komisi dengan cermat mengikuti semua langkah kontrol ketika membeli
masker dan memverifikasi apakah masker itu dapat digunakan.
“Jika perlu kita
tentu saja akan mengambil tindakan hukum yang diperlukan,” kata De
Keersmaecker.
Dia menambahkan bahwa
Komisioner untuk Kesehatan dan Keamanan Pangan Uni Eropa, Stella Kyriakides
juga sudah mengingatkan kepada semua negara-negara yang menerima masker tentang
masalah potensial. Ia juga meminta negara-negara itu memberikan feedback
mengenai kualitas produk.
De Keersmaecker berkata : “Sangat penting soal alat pelindung diri yang dikirim oleh Komisi berkualitas tinggi, karena peralatan itu digunakan oleh warga dan profesional di sektor kesehatan.”
Keterangan
Gambar: Komisaris
Eropa untuk Kesehatan Stella Kyriakides melepas masker mulut setelah berpidato
di konferensi media mengenai pariwisata di markas besar Uni Eropa di Brussels,
pada 13 Mei 2020. (Olivier Hoslet / Pool Foto melalui AP)
Tiongkok harus menambah stok hulu ledak nuklirnya menjadi 1.000 untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat, hal demikian diungkapkan pemimpin redaksi Global Times, surat kabar milik pemerintahan Komunis Tiongkok berargumen dalam postingan media sosial pada 8 Mei 2020.
“Gudang senjata nuklir rezim komunis Tiongkok harus mencakup “setidaknya 100 rudal strategis DF-41,” demikian kata Hu Xijin, yang dikenal karena pendiriannya yang agresif mengenai hubungan luar negeri.
DF-41, diluncurkan pada pertengahan tahun 2019 oleh kekuatan roket militer Tiongkok, Tentara Pembebasan Rakyat, diperkirakan memiliki jangkauan 12.000 kilometer hingga 15.000 kilometer, rentang operasi nuklir terpanjang di dunia, dan mampu menyerang benua Amerika Serikat.
“Kita mencintai perdamaian dan berjanji untuk tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu, tetapi kita memerlukan gudang senjata nuklir yang lebih besar untuk menekan ambisi dan dorongan strategis Amerika Serikat terhadap Tiongkok,” klaim Hu Xijin menulis dalam sebuah postingan di Weibo, platform media sosial mirip- Twitter di Tiongkok. Hu Xijin memposting pesan serupa, yang ditulis dalam bahasa Inggris, di Twitter, yang dilarang di Tiongkok.
“Jangan berpikir bahwa hulu ledak nuklir tidak berguna selama masa damai. Kita menggunakan setiap hulu ledak nuklir tersebut, secara diam-diam, untuk membentuk sikap elit Amerika Serikat terhadap kita,” kata Hu Xijin di Weibo.
Apakah Menunjukkan Posisi Resmi?
Global Times adalah surat kabar kontroversial yang diterbitkan oleh People’s Daily, corong utama Partai Komunis Tiongkok.
Global Times sering berfokus pada masalah internasional, dan secara teratur membangkitkan sentimen nasionalis melalui tajuk rencana yang meradang.
Pada briefing berita pada hari Jumat 8 Mei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menolak untuk memastikan jika komentar Hu Xijin mencerminkan garis resmi.
Ditanya mengenai postingan Hu Xijin, Hua Chunying berkata, “Saya pikir anda harus bertanya kepada Hu Xijin secara langsung. Di Tiongkok, ada kebebasan berbicara.”
Namun komentar terbaru Hu Xijin mendapat liputan yang menonjol di media pemerintahan Komunis Tiongkok.
Global Times menerbitkan sebuah tajuk rencana pada hari Jumat sore baik dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Inggris, menggandakan masalah senjata nuklir.
“Tiongkok perlu mempersiapkan diri menghadapi tantangan jangka panjang,” isi tajuk rencana bahasa Inggris, menambahkan bahwa “kita harus memperkuat dan meningkatkan kemampuan teknologi ilmiah inti dan kekuatan strategis militer kita.”
“Meskipun Amerika Serikat memiliki keunggulan dalam hal kekuatan militer konvensional di perairan lepas pantai Tiongkok semakin menipis, keunggulan Amerika Serikat dalam senjata nuklir adalah tetap luar biasa, yang merupakan pilar terbesar yang mendukung arogansi militer Amerika Serikat terhadap Tiongkok,” demikian isi tajuk rencana tersebut.
“Oleh karena itu, ini adalah tugas mendesak bagi Tiongkok untuk memperluas gudang senjata nuklirnya dan memperkuat kapasitas serangan strategisnya,” kesimpulan tajuk rencana tersebut, yang secara luas diposting ulang di portal berita Tiongkok Daratan lainnya.
Edisi bahasa Inggris makalah ini juga menerbitkan terjemahan lengkap postingan Hu Xijin di Weibo. Sebuah artikel yang mengutip para ahli militer Tiongkok yang mengatakan bahwa “kemungkinan Tiongkok dan Amerika Serikat terlibat dalam konflik kawasan,” dan bahwa “jika senjata nuklir dijatuhkan di Tiongkok, maka senjata nuklir Tiongkok harus cukup memadai untuk memusnahkan musuh dalam serangan balasan.”
Rick Fisher, seorang rekan senior di International Assessment and Strategy Center, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa tindakan ini cenderung merupakan indikasi niat Komunis Tiongkok.
“Postingan pemimpin redaksi Global Times, Hu Xijin, di Weibo, Global Times mencetak ulang kata demi kata, kemudian sebuah artikel Global Times yang diperluas memuat perlunya Tiongkok memperluas gudang senjata nuklirnya secara bermakna adalah hampir sama dengan siaran pers Partai Komunis Tiongkok mengenai masalah ini yang kami dapatkan,” kata Rick Fisher dalam emailnya.
Ancaman Nuklir
Pernyataan agresif Hu Xijin muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan “kendali senjata yang efektif” mencakup Tiongkok dan Rusia, selama panggilan telepon pada hari Kamis sebelumnya dengan rekannya dari Rusia Vladimir Putin.
Donald Trump berulang kali berargumentasi agar Tiongkok bergabung dengan Amerika Serikat dan Rusia, tak lain dalam perjanjian pengendalian senjata untuk menggantikan perjanjian START Baru tahun 2010 antara Washington dengan Moskow yang akan berakhir pada Februari 2021.
Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm memperkirakan pada bulan Juni Tahun lalu, bahwa Tiongkok mungkin memiliki sekitar 290 hulu ledak nuklir. Tetapi Joseph Bosco, seorang mantan perwira Kantor Sekretaris Pertahanan Amerika Serikat yang ditugaskan di Tiongkok, mengatakan bahwa rezim Tiongkok mungkin memiliki lebih dari 1.000 senjata nuklir.
“Karena Rusia dan Amerika Serikat telah mengurangi jumlah senjata nuklirnya (setidaknya Washington telah mengurangi jumlah senjata nuklirnya, kita tidak pernah yakin akan kecurangan Moskow), Tiongkok telah membangun gudang senjatanya, dengan tujuan pertemuan yang jelas atau melampaui pesaing nuklirny,” tulis Joseph Bosco dalam email ke The Epoch Times.
Rezim Komunis Tiongkok telah berulang kali menolak proposal kendali senjata Donald Trump, dengan alasan bahwa kekuatan nuklir Tiongkok untuk “pertahanan” dan “tidak mengancam.”
Namun demikian, pejabat senior Tentara Pembebasan Rakyat sebelumnya telah mengeluarkan ancaman bahwa Beijing dapat meluncurkan serangan nuklir ke Amerika Serikat.
Zhu Chenghu, seorang mayor jenderal Tentara Pembebasan Rakyat dan dekan Institut Urusan Pertahanan Universitas Pertahanan Nasional Tiongkok, mengatakan kepada Wall Street Jurnal pada tahun 2005, “Jika Amerika Serikat menarik rudal dan amunisi dipandu-posisi ke zona target di wilayah Tiongkok, saya pikir kita harus menanggapi dengan senjata nuklir. “
Zhu Chenghu menambahkan bahwa Tiongkok “akan mempersiapkan diri untuk kehancuran semua kota di sebelah timur Xi’an. Tentu saja Amerika Serikat harus siap bahwa ratusan…kota di Amerika Serikat akan dihancurkan oleh Tiongkok.”
Pada tahun 1995, Jendral Tentara Pembebasan Rakyat Xiong Guangkai memberitahu Chas Freeman, yang sebelumnya adalah seorang asisten Menteri Pertahanan di Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, bahwa Tiongkok akan menyerang Amerika Serikat — mungkin dengan senjata nuklir — jika pecah perang di Taiwan.
Ini bukanlah hanya ancaman kosong, menurut Rick Fisher. “Kebohongan dan kurangnya penyesalan oleh Partai Komunis Tiongkok untuk virus Tiongkok [umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru] harus mengingatkan kita bahwa Partai Komunis Tiongkok… mungkin memiliki sedikit perhatian untuk menggunakan senjata nuklir atau senjata biologis pada musuhnya,” kata Rick Fisher memberitahukan kepada The Epoch Times.
“Saat ini, musuh utama Partai Komunis Tiongkok adalah negara-negara yang kini bersatu menyangkal apa yang paling diinginkan Komunis Tiongkok: hegemoni global, kendali kemakmuran dan kedaulatan global,” kata Rick Fisher. (vv)