Sebuah laporan investigasi terbaru mengungkap bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengirimkan organisasi “non-pemerintah” (LSM) ke badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memuji rezim Beijing, mengacaukan pertemuan PBB, menghalangi dan mengintimidasi para pembela HAM agar tidak berinteraksi dengan PBB, serta melakukan aksi balas dendam terhadap peserta.
EtIndonesia. Pada 28 April 2025, Konsorsium Jurnalis Investigasi Global (ICIJ) menerbitkan sebuah laporan bersama yang mengungkap bahwa markas besar PBB di Jenewa telah berubah menjadi panggung penindasan terhadap suara-suara oposisi oleh pemerintah PKT.
Sebanyak 15 aktivis dan pengacara yang fokus pada isu HAM di Tiongkok melaporkan bahwa mereka telah diawasi atau dilecehkan di kantor PBB maupun di tempat-tempat umum di Jenewa oleh orang-orang yang diduga menjalankan misi untuk pemerintah PKT, termasuk perwakilan dari LSM “palsu” asal Tiongkok.
Sheng Xue, penulis Tionghoa-Kanada, menjelaskan bahwa Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) memiliki mekanisme yang memungkinkan LSM mengajukan status konsultatif. Jika disetujui, mereka dapat menghadiri pertemuan, mengajukan laporan, berbicara dalam forum, masuk ke gedung PBB, bahkan mempengaruhi pengambilan keputusan. PKT memanfaatkan mekanisme ini dengan membuat LSM palsu yang sebenarnya dikendalikan oleh kementerian, sistem front persatuan, atau bahkan badan intelijen PKT.
Sheng Xue: “Misalnya, mereka mendirikan LSM ‘kosong’ yang tampaknya adalah organisasi sipil, tetapi sebenarnya dijalankan dan dikendalikan langsung oleh pemerintah PKT.”
Ada juga organisasi kedok, yaitu LSM yang secara resmi terdaftar di negara-negara Barat seperti AS atau Eropa, tetapi dikendalikan oleh tokoh pro-Beijing, seperti agen front persatuan, pemimpin komunitas Tionghoa luar negeri, atau tokoh masyarakat yang pro-komunis. Mereka mungkin bergerak di bidang HAM, budaya, pendidikan, atau lingkungan, namun tujuan utamanya tetap melayani kepentingan PKT.
Lebih jauh, Sheng Xue menjelaskan bahwa ada juga LSM tiruan tingkat tinggi, yang meniru nama, tampilan, atau gaya dari LSM asli, dengan perubahan nama yang sangat kecil untuk menyesatkan orang.
Sheng Xue: “Organisasi semacam ini, setelah mendapat status di PBB, akan menjalankan agenda PKT sepenuhnya.”
PBB memberikan status konsultatif kepada ribuan LSM dengan harapan mereka bisa bekerja secara independen tanpa intervensi pemerintah. Namun, menurut Lai Jianping, mantan pengacara Beijing dan Ketua Aliansi Demokrasi Tiongkok di Kanada, PKT mengeksploitasi celah ini, baik dengan membeli LSM yang sudah ada maupun mendaftarkan LSM baru yang mereka kendalikan langsung.
Laporan investigasi menganalisis 106 LSM asal Tiongkok yang telah diakreditasi PBB dan menemukan bahwa 59 di antaranya memiliki hubungan erat dengan pemerintah atau Partai Komunis Tiongkok. Organisasi-organisasi ini dilaporkan mengacaukan rapat PBB, mengintimidasi dan memata-matai pembela HAM Tiongkok yang berpartisipasi dalam acara PBB.
Laporan tersebut juga mengungkap bahwa LSM pro-Beijing memuji PKT dalam rapat dewan PBB dan menyebarkan narasi yang bertentangan dengan laporan HAM resmi dari para ahli PBB.
Lai Jianping: “PKT telah menyusup ke dalam lembaga-lembaga internasional seperti PBB. Akibatnya, mereka bisa melindungi PKT, memoles citra buruknya, dan mengintimidasi serta menekan LSM independen yang berani mengungkap kebenaran dan melawan PKT.”
Asosiasi Internasional HAM (ISHR) juga menemukan bahwa PKT menggunakan berbagai prosedur seperti penundaan, serta menyebarkan LSM pro-pemerintah dalam berbagai forum HAM dan proses evaluasi untuk menekan suara LSM asli, mencegah mereka bertemu diplomat, serta melakukan intimidasi dan pembalasan terhadap peserta.
Sheng Xue: “Tujuan PKT adalah menghapus kebebasan dan demokrasi. Untuk mencapainya, mereka mengendalikan hubungan internasional dan opini global, serta membangun dominasi narasi PKT dalam tatanan HAM dan hukum internasional.”
PKT juga mencegah aktivis lainnya menjalin hubungan dengan PBB. Sejak tahun 2018, jumlah LSM asal Tiongkok yang terdaftar di PBB hampir dua kali lipat, sementara jumlah pembela HAM Tiongkok yang benar-benar aktif dalam kegiatan PBB berada pada titik terendah dalam sejarah. (Hui)
Sumber : NTDTV.com