Home Blog Page 1818

Tiga Perbedaan Terbesar Perang Dingin Lama dan Baru

0

Dr. Xie Tian

Dunia dewasa ini mulai dari kalangan politik hingga kaum intelektual, bisnis dan profesional, masyarakat umumnya beranggapan, perseteruan antara AS dengan Komunis Tiongkok telah sepenuhnya berlangsung dan meningkat tajam. Bisa dibilang merupakan perang dingin babak baru.

Seorang peneliti bernama Niall Ferguson dari Hoover Institution di Stanford University AS mengatakan, di mata para sejarawan masa depan, perang dingin kedua ini bisa saja dinyatakan telah dimulai sejak 2019.

 Menurut penulis, sinyal paling jelas dari perang dingin baru, seharusnya adalah KTT NATO di London. Ketika itu, untuk kali pertama mengemukakan ancaman Komunis Tiongkok dengan menunjuk nama.

NATO dibentuk pada 1949, juga bertepatan dengan awal berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.

Awalnya NATO dipimpin oleh Amerika, merupakan organisasi aliansi militer dalam menjalin kerjasama militer dengan negara Eropa untuk menghadapi Uni Soviet dan juga Eropa Timur. NATO diawali dengan menghancurkan paham komunis Uni Soviet, sepertinya akan diakhiri dengan menghancurkan komunis Tiongkok.

Pada masa Berlin di Jerman Timur, merupakan tempat pertemuan antara basis kubu komunisme dengan kubu kapitalisme. Kota Berlin dibagi menjadi dua bagian, yang memisahkan antara Barat dan Timur.

Menariknya adalah, pada awal perang dingin, saat kedua kubu saling berseteru, pemerintah kedua negara Jerman dengan gigih terus berlomba untuk menyenangkan warganya masing-masing dengan hiburan berupa kebun binatang.

Ada juga menara televisi dan juga sarana olahraga berupa kesebelasan dan juga pertandingan sepakbola.

Itu demi memamerkan keunggulannya masing-masing. Telah berusaha membuktikan legitimasi keberadaan dan idealismenya masing-masing, yang sekaligus memperuncing persaingan.

Orang yang mengunjungi puing-puing Tembok Berlin akan melihat kebun binatang itu, dan merenungkan suatu era yang telah berlalu itu. Tapi era yang telah berlalu ini mendatangkan tragedi bagi manusia. Sekarang memaknai kelanjutan yang panjang dan mendalam.

Perjalanan perang dingin lama, dimulai sejak dikemukakannya “Truman Doctrine” pada 1947, masyarakat dunia telah mengalami masa tirai besi, perpecahan Tito-Stalin, blokade Berlin dan kiriman udara, berdirinya NATO, Radio Free Europe, Perang Korea, Pakta Warsawa, Revolusi Hongaria, perang merebut dunia ketiga, perpecahan Komunis Tiongkok-Uni Soviet, ruang dan perlombaan senjata. 

Sempat Batal, Akhirnya Jokowi Tinjau Penanganan Bencana Banjir di Sukajaya, Bogor

0

ETIndonesia – Presiden Joko Widodo bertolak menuju Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Selasa (7/1/2020) pukul 07.29 WIB dari Istana Kepresidenan Bogor untuk melakukan peninjauan penanganan warga terdampak bencana banjir.

Namun, di luar agenda, Presiden memutuskan untuk terlebih dahulu menyambangi Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat yang memang dilewati dalam perjalanan tersebut.

Informasi mengenai keinginan Presiden untuk meninjau Kecamatan Sukajaya disampaikan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, yang mendampingi Presiden dalam perjalanan.

“Pak Yayat, Bapak Presiden ingin melihat Sukajaya. Jadi kita belok dulu,” ujarnya kepada Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden, Yayat Hidayat, melalui pembicaraan telepon dalam siaran pers Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.

Kecamatan Sukajaya sedianya dikunjungi Presiden pada Minggu (5/1/2020) lalu. Namun, kunjungan langsung tersebut saat itu urung terlaksana karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan helikopter yang ditumpangi Presiden untuk mendarat.

Dalam kunjungan kali ini, Kepala Negara langsung mengunjungi Kantor Desa Harkat Jaya yang menjadi lokasi posko bantuan bagi warga setempat yang terdampak bencana banjir untuk berinteraksi dan memberikan paket bantuan. Desa di Kecamatan Sukajaya tersebut merupakan desa yang terdampak bencana banjir dan longsor.

Dalam perjalanan menuju Kantor Desa Harkat Jaya tampak beberapa ruas jalan yang baru dibuka karena tertutup akibat longsor. Kepala Negara juga sempat meninjau proses pembukaan akses jalan yang tertimbun longsor dan berlokasi tidak seberapa jauh dari kantor desa.

Selepas dari lokasi tersebut, Kepala Negara melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, untuk memastikan penanganan bagi para warga terdampak banjir di sana juga berjalan dengan baik.

Sehari sebelumnya, dalam sidang kabinet paripurna, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan jajaran terkait untuk turun langsung ke lapangan dalam melakukan penanganan banjir yang terjadi di beberapa wilayah. Kepala Negara menekankan soal pentingnya pemberian pelayanan kesehatan serta bantuan bagi warga terdampak banjir.

“Seluruh kementerian yang berkaitan dengan banjir benar-benar terus terjun ke bawah,” ujarnya dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, pada Senin (6/1/20200.

Mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja kali ini di antaranya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Sosial Juliari Peter Batubara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Selain itu, turut serta bersama rombongan tersebut ialah Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Suharyanto, Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, serta Staf Khusus Presiden Arif Budi Manta. (asr)

FOTO : Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Seorang Ibu Kecanduan Makan Bedak Bayi, Telah Menghabiskan Lebih dari Rp 140 Juta untuk Kecanduannya

0

Seorang ibu dari Paignton, Devon, Inggris, telah mengungkapkan kondisinya yang aneh, yang membuatnya memakan satu botol penuh bedak bayi sehari.

Lisa Anderson pertama kali mulai memakan bedak 15 tahun yang lalu ketika dia merasakan dorongan setelah menggunakannya pada putranya yang masih kecil setelah mandi.

Wanita berusia 44 tahun itu mengatakan dia telah menghabiskan total sekitar 8.000 poundsterling (sekitar Rp 146 juta) untuk keinginannya. Setidaknya 40 kali sehari dia akan ke kamar mandi untuk menikmati bubuk putih yang dia letakkan di punggung tangannya untuk dimakan.

(Foto: SWNS)

Lisa, yang menderita kecemasan dan depresi, menghabiskan setidaknya 10 poundsterling (sekitar Rp 183 ribu) per minggu untuk keinginannya.

Dia akan makan bedak di kamar mandi setiap 30 menit dan secara rutin bangun empat kali dalam semalam untuk memenuhi kebiasaannya.

Dia bilang dia hanya makan makan pokok satu kali sehari dan melewatkan sarapan dan makan siang untuk menikmati bedak sepanjang hari.

Lisa, merahasiakan kebiasaannya selama satu dekade sebelum mengaku pada mantan teman prianya – dan sekarang telah memberanikan diri untuk mendapatkan bantuan profesional.

Ibu lima anak ini baru-baru ini diberitahu oleh dokter bahwa ia mungkin memiliki gejala sindrom PICA, yang merupakan kelainan makan yang ditandai dengan paksaan untuk makan makanan non-makanan. Dia akan mendapatkan bantuan profesional akhir bulan ini, dan mendesak orang lain yang menderita seperti dirinya untuk berbicara juga.

“Saya mengerti agak aneh. Ini hanya memiliki rasa sabun. Saya bisa menghabiskan 1 botol 200g dalam sehari. Dengan yang lebih besar saya bisa menghabiskan sekitar satu setengah minggu. Saya ingat benar-benar tertarik pada baunya. Sekarang saya tidak bisa melakukannya tanpanya. Saya naik dan mendapatkan setiap setengah jam,” katanya.

Lisa pertama kali mengalami gejala sindrom PICA pada tahun 2004 hanya beberapa hari setelah melahirkan anak kelimanya.

(Foto: SWNS)

Ibu lima anak ini menceritakan bagaimana awalnya dia bisa kecanduan bedak bayi:

“Suatu hari saya ingat berada di kamar mandi dan baunya menyengat.

“Ada sedikit bubuk yang keluar dari bagian atas botol. Tiba-tiba saya memiliki keinginan untuk memakannya dan saya tidak bisa melawannya.

“Saya hanya menjilatinya dari tangan saya dan benar-benar menikmatinya. Itu memuaskan keinginan yang tidak pernah saya tahu.

“Seperti halnya seseorang dengan kecanduan, saya semakin banyak setiap kali saya pergi untuk mendapatkannya.

” Saya tidak bisa berjalan setengah jam tanpanya. Yang terlama saya tanpanya adalah dua hari. Itu adalah saat terburuk dalam hidupku. Aku benci itu.

” Saya tidak pernah mendengus atau semacamnya. Saya hanya suka memakannya. Itu benar-benar mengeringkan mulutmu. Itu harus yang klasik.

” Ini adalah tekstur berkapur yang saya inginkan. Saya bangun setidaknya empat kali di malam hari karena tubuh saya sangat membutuhkannya.”

Dia merahasiakan kondisinya selama sepuluh tahun sampai mantan teman prianya masuk ke kamar mandi karena curiga dengan dirinya yang rutin ke kamar mandi.

Akhirnya Lisa mengunjungi dokternya tahun lalu dan dia telah diberi diagnosa resmi.

Meskipun tidak secara resmi didiagnosis, dokter mengatakan kepada Lisa bahwa mengidamnya bisa disebabkan oleh kemungkinan kekurangan zat besi, OCD, dan sindrom PICA.

Dia telah dirujuk oleh dokternya untuk konseling, yang akan dimulai bulan ini.

Bedak talek adalah bubuk yang terbuat dari mineral yang disebut bedak, mineral tanah liat yang terbuat dari silikon, magnesium dan oksigen.

Diperkirakan mineral ini beracun bagi tubuh jika dihirup atau dikonsumsi.

(Foto: SWNS)

Masalah pernapasan adalah efek samping yang paling umum serta batuk dan iritasi mata. Tetapi juga dapat menyebabkan nyeri dada dan bahkan gagal paru-paru serta tekanan darah rendah, kejang-kejang, diare dan muntah.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker, bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebelumnya memutuskan bahwa bedak talek mungkin bersifat kanker bagi manusia berdasarkan serangkaian penelitian.

Pada tahun 2016, sebuah penelitian di AS menemukan 33 persen peningkatan risiko kanker ovarium dengan penggunaan talek genital.

Pada Juli 2018, Johnson & Johnson diperintahkan untuk membayar 3,6 miliar poundsterling kepada 22 wanita setelah asbes dalam bedak bayi menyebabkan kanker pada mereka. Johnson & Johnson selalu membantah klaim bahwa bedaknya tidak aman.

Orang yang memiliki bedak inhalasi atau tertelan disarankan untuk segera mencari bantuan.(yn)

sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://www.youtube.com/watch?v=D4CjcaUMBEw&list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-&index=4

Bayi Kembar Ini Lahir di Tahun yang Berbeda, Mereka Akan Berulang Tahun di Hari yang Berbeda

0

Si kembar ini akan memiliki klaim untuk terkenal di pesta seumur hidupnya. Mereka tidak hanya memasuki dunia di menit yang terpisah – mereka juga dilahirkan dalam tahun yang berbeda.

Menurut dokter di Frankfurter Bürgerhospital di Kota Frankfurt, Jerman, Leon kecil lahir pada 31 Desember 2019 pada pukul 23:24 sementara saudara kembarnya Noel lahir tepat satu jam kemudian pada 1 Januari 2020, pukul 00:24.

Saudara kembar ini tidak hanya merayakan ulang tahun mereka pada hari yang berbeda, mereka secara teknis lahir di tahun yang berbeda – meskipun hanya satu jam memisahkan mereka.

Ilustrasi.

Foto Leon dan Noel yang mengharukan telah diposting di halaman Facebook rumah sakit awal pekan ini, dengan keterangan yang menambahkan bahwa orangtua si kembar sangat gembira.

Menurut halaman itu, foto itu diambil tak lama setelah kelahiran mereka, memperlihatkan kedua bayi tidur dengan damai dengan topi Natal.

(Foto: CEN / Bürgerhospital Frankfurt)

Menulis dalam komentar, rumah sakit menambahkan: “Yang paling penting adalah kedua bayi baik-baik saja. Pada tahun 2020 bisa dimulai. Dan dengan itu dalam pikiran, kami berharap semua orang memulai awal yang baik di Tahun Baru. “

Menjelaskan mengapa mereka memutuskan untuk memanggil mereka Noel dan Leon, orangtua dari bayi itu mengatakan Noel memiliki cara yang tepat menuju tahun, dan saudara lelakinya memiliki surat yang sama tetapi mengatur cara yang lain.(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://www.youtube.com/watch?v=D4CjcaUMBEw&list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-&index=4

Komunitas Perumahan Kelas Atas di Tianjin, Tiongkok Menghadapi Pembongkaran Paksa

0

Olivia Li – The Epochtimes

Warga di kompleks perumahan mewah di kota Tianjin, utara Tiongkok, mati-matian mempertahankan rumahnya. Komunitas perumahan tersebut, yang berbatasan dengan lahan basah, sedang dihancurkan karena masalah lingkungan, menurut pihak berwenang setempat. 

Akan tetapi pemilik rumah tidak percaya alasan ini dan mencurigai pihak berwenang memiliki motif tersembunyi untuk pembongkaran paksa tersebut.

Seorang penduduk, bermarga Li, berbicara dengan The Epoch Times berbahasa Tionghoa pada tanggal 30 Desember 2019. Ia tidak mengungkapkan nama lengkapnya karena kepekaan masalah ini. 

Ia memutuskan untuk menghubungi The Epoch Times untuk mengungkap insiden itu karena ia percaya media pemerintah Tiongkok akan menolak untuk melaporkannya.

Li mengungkapkan bahwa para penduduk dibiarkan hidup tanpa air dan listrik. Mereka akan kehilangan rumahnya kapan saja. Mereka juga tidak menerima kompensasi yang adil dari pemerintah.

Komunitas tempat Li tinggal, yang disebut “Cuijin Lake & Beautiful Villa Island,” dikenal sebagai komunitas “pulau kelas dunia” dan ideal untuk pekerja di Beijing. 

Menurut situs web resmi mereka, komunitas itu meliputi area seluas 494 hektar, dengan kira-kira setengahnya berupa tanah dan setengah air. Ada empat pulau dan lima semenanjung, dikelilingi oleh danau besar, dan taman tepi danau Tuscany. 

Vila-vila baru dalam gaya arsitektur Prancis, Italia dan Spanyol, dengan model terbesar 750 meter². Semua fitur ini menjadikan kompleks ini sangat diidamkan dan menarik bagi penghuni kelas menengah ke atas.

Ada beberapa ratus rumah tangga yang tinggal di komunitas ini, kebanyakan dari mereka adalah karyawan kerah putih yang bekerja di Beijing. 

Waktu perjalanan dari daerah ini ke Stasiun Kereta Api Beijing adalah sekitar 30 menit dengan kereta api berkecepatan tinggi, dan harga rumah di sini jauh lebih terjangkau daripada di dalam ibu kota.

Menurut Li, saat pembongkaran tahap pertama yang dimulai pada tanggal 4 April 2019, tim pembongkaran memberitahu penduduk dan memberitahu penghuni bahwa niatnya adalah memulihkan lahan basah. Sedangkan semua pemilik rumah harus bersiap untuk menemukan tempat tinggal baru.

Sampai kini, semua rumah yang tidak terjual telah dirobohkan, termasuk sekelompok rumah yang belum selesai masih dalam pembangunan. Mereka juga menghancurkan semua clubhouse dan toko ritel yang melayani komunitas.

Clubhouse ini juga menampung utilitas, sehingga setiap orang dibiarkan tanpa listrik, air dan pemanas, ungkap warga itu.

Li menambahkan bahwa banyak penduduk memilih untuk tinggal di komunitas tersebut.  Dikarenakan, mereka mampu membeli rumah yang lebih besar di Tianjin, daripada di Beijing dan mampu menampung orangtua mereka yang sudah lanjut usia. 

Akan tetapi, kini mereka berada dalam situasi yang mengerikan di mana  seluruh rumah tangga menjadi korban pembongkaran paksa.

“Saat ini ratusan penjaga keamanan yang memproklamirkan diri berseragam hitam menjaga gerbang keamanan komunitas kami 24 jam sehari. Mereka mengintimidasi penduduk, menuntut agar kami pindah pada tanggal 31 Desember 2019. Jika tidak, mereka akan dengan paksa membawa kami keluar dari rumah kami. Selain itu, tim pembongkaran terus menghancurkan bangunan setiap hari,” kata Li.

Para penjaga menolak untuk memberikan kartu identitas atau surat perintah kerja.  Mereka memberitahu pemilik rumah untuk pergi ke pemerintah setempat jika mereka memiliki keluhan, seperti ditambahkan Li. 

Li mengatakan, warga memang pergi ke pemerintah setempat, akan tetapi tidak berhasil.

Keluhan terbesar mereka, menurut Li, adalah kompensasi yang tidak memadai yang mereka tawarkan, yaitu hanya 10.000 yuan  per meter persegi, sedangkan harga pasaran saat ini untuk rumah pra-milik adalah 30.000 yuan per persegi meter.

Dalam kasus Li, dia menghabiskan sekitar 3,5 juta yuan  di rumahnya yang seluas 260 meter persegi – harga pembelian ditambah biaya renovasi – dan dia hanya akan mendapatkan kompensasi sebesar 2,6 juta yuan. 

“Dengan harga rumah saat ini dan pembatasan pembelian rumah di Beijing, saya tidak mampu membeli rumah, saya juga tidak memenuhi syarat untuk membeli yang lain,” kata Li. 

“Kami merasa tidak berdaya. Jika mereka memaksa kami untuk pindah, kami bahkan tidak mengetahui di mana harus menyimpan furnitur kami, ” ungkapnya. 

Beberapa warga pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan, tetapi tidak ada yang mau membantu mereka. Setidaknya satu pemilik rumah ditangkap karena mengajukan banding ke otoritas yang lebih tinggi.

Selain itu, Li mengatakan ada rumor bahwa tokoh berpengaruh telah menyukai komunitas perumahan dan berencana untuk mengubahnya menjadi komunitas perawatan lansia kelas atas untuk mendapatkan keuntungan. 

Warga memperhatikan, meskipun pembongkaran dilakukan atas nama restorasi lahan basah. Akan tetapi, desa-desa di sekitar lahan basah sama sekali tidak ditargetkan untuk dihancurkan sama sekali.

Di Tiongkok, di bawah sistem komunisme, semua tanah dimiliki oleh negara. Ketika warga Tiongkok membeli rumah, mereka hanya memiliki bangunan itu. 

Selama bertahun-tahun, sistem tersebut telah mengakibatkan jutaan warga Tiongkok kehilangan rumah mereka melalui penghancuran paksa, pemindahan desa secara paksa. 

Bahkan seluruh kota ketika pemerintah daerah memutuskan untuk mengklaim kembali tanah tersebut untuk penggunaan yang lebih menguntungkan. 

Pihak berwenang umumnya menargetkan rumah-rumah di daerah yang dilanda kemiskinan atau penduduk pedesaan. 

Merupakan hal yang tidak biasa bagi komunitas elit, seperti Cuijin Lake & Beautiful Villa Island, menjadi sasaran pembongkaran paksa. (Vv/asr)

Wabah Pneumonia Misterius Muncul di Tiongkok, Kemenkes RI Lakukan Antisipasi dan Keluarkan Imbauan

0

ETIndonesia- Kementerian Kesehatan RI bersama seluruh jajaran kesehatan di Indonesia telah melakukan upaya dan mengeluarkan imbauan terkait wabah pneumonia misterius yang muncul di Tiongkok.

Seperti diumumkan di situs Kemenkes RI, Minggu 5 Januari 2020, Kementerian Kesehatan RI bersama seluruh jajaran kesehatan di Indonesia termasuk segenap Dinas Kesehatan Provinsi / Kabupaten/Kota, Rumah Sakit beserta Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan swasta, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan Balai Besar/Balai Laboratorium Tehnik Kesehatan, serta Balai Besar / Balai Laboratorium Kesehatan) melakukan antisipasi dengan langkah-langkah berikut :  

Pertama, Melakukan deteksi, pencegahan, respon jika ditemukan pasien dengan gejala pneumonia berat seperti di Wuhan, Tiongkok,

Kedua, Jika ditemukan pasien seperti di Wuhan akan dilakukan perawatan, pengobatan, isolasi, serta melakukan investigasi dan penanggulangan untuk mencegah penyebaran penyakit meluas dan berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa/Wabah.

Ketiga, Melakukan deteksi, pencegahan dan respon terhadap kemungkinan masuknya pasien pneumonia berat dari luar negeri, termasuk dari Tiongkok, ke Indonesia melalui Bandar Udara, Pelabuhan Laut dan Pos Lintas Batas Negara yang mencakup langkah aktivasi alat thermal scanner,

Keempat, Memantau kemungkinan ditemukannya virus atau mikroorganisma baru dari hasil pemeriksaan laboratorium pasien pneumonia berat, dan

Kelima, Memantau perkembangan penyakit pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya di dunia agar dapat segera dilakukan langkah yang diperlukan di Indonesia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Anung Sugihantono, telah menyampaikan edaran kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Direktur Utama Rumah Sakit Vertikal, Rumah Sakit Provinsi dan Rumah Sakit TNI / POLRI, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kepala Balai Besar / Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan, Kepala Balai Besar / Balai Laboratorium Kesehatan, di seluruh Indonesia, melalui surat nomor : PM.04.02/III/43/2020, tanggal 5 Januari 2020.

Dirjen Anung mengimbau pada masyarakat untuk tetap tenang, tidak panik.

Dirjen Anung menyebutkan, agar masyarakat dapat mencermati dan mencermati hal-hal sebagai berikut :

Pertama,  Gejala umum dari pneumonia adalah demam, batuk, dan sukar bernafas. Jika merasakan gejala penyakit seperti ini agar segera berobat ke Puskesmas / Rumah Sakit / Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat.

Kedua, Agar tetap sehat, hendaknya masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dan berkelanjutan dengan :

 (a) makan makanan bergizi, menu seimbang, cukup buah sayur, (b) melakukan aktivitas fisik minimal setengah jam setiap hari, (c) cukup istirahat, dan (d), segera berobat jika sakit.

Ketiga, Bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke Tiongkok, termasuk ke Hongkong, Wuhan, atau Beijing, agar :

 (a) Memperhatikan perkembangan penyebaran penyakit ini di Tiongkok atau berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan atau Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat, 

(b) Selama di Tiongkok agar menghindari berkunjung ke Pasar Ikan atau tempat penjualan hewan hidup, 

(c) Jika dalam perjalanan merasa berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama, agar segera berobat ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat, dan 

(c) jika setelah kembali ke Indonesia menunjukkan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas agar segera berobat.

Empat, Memperhatikan informasi yang disampaikan Dinas Kesehatan setempat dan Kementerian Kesehatan RI.

Sementara kepada Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dirjen Anung meminta agar :

Pertama, Mencermati perkembangan penyakit pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya di Tiongkok dan di dunia agar dapat menyikapinya dengan tepat dan benar, 

Kedua, Mencermati informasi dari Dinas Kesehatan setempat dan Kementerian Kesehatan RI tentang perkembangan penyakit ini,

Ketiga, Jika menemukan pasien dengan gejala pneumonia berat melakukan tatalaksana sesuai SOP / Standard Operational Procedure yang berlaku

Keempat,  Jika menemukan pasien yang diduga pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya, :

 (a) melakukan tatalaksana sesuai SOP / Standard Operational Procedure dan isolasi pasien, 

(b) memperhatikan prosedur kewaspadaan umum / infection control, 

(c) melaporkan kejadian secara berjenjang ke Dinas Kesehatan setempat untuk diteruskan ke Kementerian Kesehatan RI.

Melansir dari The Epochtimes, rezim Komunis Tiongkok telah mengkonfirmasi bahwa lebih banyak orang terkena “Pneumonia misterius” di kota Wuhan, Tiongkok.  Total sebanyak 59 orang dilaporkan menjadi korban setelah media pemerintah pertama kali melaporkan wabah itu.

Komisi kesehatan pemerintah daerah pada 5 Januari 2020 mengecualikan flu, flu burung, adenovirus, sindrom pernapasan akut atau SARS dan sindrom pernapasan Timur Tengah atau MERS, sebagai penyebab virus. Komisi tersebut  menambahkan, masih menyelidiki masalah ini.

Berita tentang wabah misterius tersebut kini sudah disensor secara online di Tiongkok dan telah memicu peringatan yang meluas. Kasus tersebut memicu perbandingan dengan p SARS pada tahun 2002-2003 yang menewaskan ratusan orang di Tiongkok.

Otoritas Komunis Tiongkok menutup-nutupi wabah tersebut. Sehingga  menyebar secara global dan menyebabkan lebih dari 8.000 orang tertular. Pasien dengan penyakit misterius tersebut telah melaporkan gejala seperti demam, sulit bernapas, dan lesi invasif di paru-paru.

Dari 59 orang yang didiagnosis, tujuh di antaranya berada dalam kondisi serius. Semua dari mereka telah diisolasi dan menerima perawatan di Rumah Sakit Jinyintan di distrik Dongxihu, Wuhan, Tiongkok.(asr)

FOTO : Seorang petugas pengawas kesehatan menggunakan alat untuk memeriksa suhu penumpang di dekat konter imigrasi di bandara Internasional Hong Kong, pada 4 Januari 2020. (AP Photo / Andy Wong)

Pertarungan Pihak Industri dengan Pemerintah AS Mengenai Standar 5G

Bonnie Evans – The Epochtimes

Dalam upaya mengembangkan 5G — generasi jaringan nirkabel berikutnya, ada kesenjangan antara prioritas pihak industri dengan pemerintah.

Pihak industri menginginkan pemerintah untuk berperan terbatas dalam kendali ekspor. Kendali semacam itu, menurut pihak industri, membatasi kemampuan perusahaan Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam organisasi internasional yang menetapkan standar untuk arsitektur 5G. Keterbatasan itu, pada gilirannya, mengakibatkan berkurangnya akses ke pasar luar negeri.

Pemerintah ingin penetapan standar mempertimbangkan nilai dan keamanan Amerika Serikat.

Argumen untuk posisi masing-masing ini diletakkan di sebuah forum, “The Role of Global Standards in the Battle for 5G Leadership” atau “Peran Standar Global dalam Pertempuran untuk Kepemimpinan 5G,” diadakan di Institut Hudson pada tanggal 17 Desember 2019.

Turut serta dalam forum tersebut adalah pakar industri dari Qualcomm, Pusat Tiongkok di Kamar Dagang Amerika Serikat, Asosiasi Industri Semikonduktor, dan Robert Strayer, wakil asisten sekretaris untuk komunikasi dunia maya dan kebijakan informasi dan kebijakan internasional di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Para pakar industri mengatakan, bahwa akses ke pasar asing adalah sangat penting untuk menyediakan volume penjualan yang mendukung penelitian dan pengembangan.

Penelitian dan pengembangan, yang menyumbang sekitar 20 persen dari seluruh pengeluaran industri, menurut John Neuffer, CEO Asosiasi Industri Semikonduktor. Pada gilirannya penting untuk memiliki peran kepemimpinan dalam organisasi internasional yang menetapkan standar dunia untuk 5G.

Nilai Demokrasi

Robert Strayer menyampaikan serangkaian keprihatinan yang berbeda.

Sementara Amerika Serikat ingin “Tiongkok menjadi bagian proses pengembangan standar global,” satu kekhawatiran adalah memastikan bahwa “Tiongkok tidak berusaha mengacungkan jempol pada skala untuk mendukung teknologi tertentu yang dapat mengunci kita menjadi teknologi yang tidak akan produktif di masa depan.”

Robert Strayer mengatakan bahwa sementara pemerintah Amerika Serikat ingin melihat yang terbaik dari badan pengembangan standar, pemerintah Amerika Serikat juga menginginkan penggunaan teknologi terbaik.

“Kami berpikir bahwa nilai-nilai demokrasi kami adalah dasar untuk menginformasikan bagaimana teknologi harus digunakan, terutama saat menyangkut pengenalan wajah dan kecerdasan buatan,” katanya.

“Sayangnya, kami melihat kasus-kasus seperti Provinsi Xinjiang Tiongkok, di mana [perusahaan telekomunikasi Tiongkok] Huawei bekerja dengan provinsi setempat dalam langkah-langkah keamanannya yang mencakup menggunakan pengenalan wajah untuk mengidentifikasi para pemimpin dan kemudian memenjarakan mereka di kamp-kamp tahanan ini,” tambahnya. 

“Dalam kasus Tiongkok, ada pemerintah otoriter di sana yang tidak memiliki aturan hukum atau peradilan independen untuk berdiri di antara perusahaan dan dikte Partai Komunis Tiongkok.” 

Ada indikasi kepercayaan lain juga,” ungkap Robert Strayer. 

Lihatlah “pada tindakan penghormatan perusahaan di masa lalu terhadap aturan hukum. 

Apakah Tiongkok memiliki sejarah korupsi? Apakah Tiongkok memiliki sejarah pencurian kekayaan intelektual?”

Mengenai Huawei, Robert Strayer berkata, “ada sejarah masalah yang panjang di kedua area tersebut.”

Pasar Global 

Tetapi Susan Armstrong, wakil presiden senior bidang teknik di Qualcomm, yang mensponsori acara tersebut, melihatnya secara berbeda. 

Qualcomm ingin melihat “standar mengukir,” sehingga setiap perusahaan global atau Amerika Serikat dapat berpartisipasi, “terlepas dari siapa yang ada di ruangan itu,” katanya. 

“Kami berharap mendapatkan klarifikasi dari Departemen Perdagangan mengenai  jenis percakapan teknis apa yang boleh kita miliki dan jenis percakapan apa yang tidak boleh kita lakukan,” ujarnya. 

Susan Armstrong mengatakan, bahwa sistem telekomunikasi yang rumit “membutuhkan penelitian dan pengembangan yang sangat lama.” 

“Anda tidak hanya mengapung ke standar dan memberikan kontribusi tanpa menempatkan investasi di muka dalam bidang penelitian dan pengembangan,” katanya. 

Susan Armstrong menambahkan, bahwa ia tidak berpikir adalah “layak” bagi Amerika Serikat atau Tiongkok untuk berpisah dalam mengembangkan teknologi dan standar yang unik untuk masing-masing.

“Anda benar-benar ingin pasar ini menjadi global, dan anda benar-benar ingin memastikan bahwa uang yang masuk memiliki akses ke pasar global dilanjutkan untuk mendanai penelitian dan pengembangan,” katanya.

Dalam hal Huawei, Susan Armstrong mengatakan bahwa “di mana ada perusahaan seperti Huawei pada daftar entitas, konsekuensi yang tidak disengaja dari itu adalah jika perusahaan Amerika Serikat tidak mau berinteraksi dengan Huawei, misalnya dalam penetapan standar, yang dapat menyebabkan ketakutan menjalankan pelanggaran peraturan kepatuhan ekspor.”

“Daftar entitas” diterbitkan oleh Biro Industri dan Keamanan Amerika Serikat untuk menyebut “orang asing tertentu — termasuk bisnis, lembaga penelitian, organisasi pemerintah dan swasta, perorangan, dan jenis badan hukum lainnya — yang tunduk pada persyaratan lisensi khusus untuk ekspor, re-ekspor, dan/atau transfer (dalam negeri) barang-barang tertentu,” menurut situs web Biro Industri dan Keamanan Amerika Serikat.

Skala

John Neuffer dari Asosiasi Industri Semikonduktor menggemakan tema Susan Armstrong.

“Orang-orang teknis dari perusahaan kami pergi ke badan penetapan standar ini, dengan adanya kendali ekspor ini, kadang mereka harus memiliki pengacara yang duduk di sebelahnya untuk memberitahunya apa yang boleh mereka lakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan,” kata John Neuffer.

“Hal-hal yang bersifat publik, pada dasarnya mungkin ada keterlibatan, tetapi apa yang sebenarnya dipertanyakan publik.”

Kendali ekspor yang ada di sana untuk melindungi keamanan nasional Amerika Serikat benar-benar “memperbaiki” pengaturan standar.

Hal ini menempatkan perusahaan Amerika Serikat berisiko kehilangan pengaruh, pangsa pasar, uang untuk penelitian dan pengembangan, dan pada akhirnya, kehilangan kepemimpinan dalam industri.

“Delapan puluh persen konsumen kami berada di luar negeri, dan ini semua adalah mengenai skala. Jika kami tidak memiliki skala, kami tidak punya uang untuk membayar penelitian dan pengembangan. Dan salah satu hal yang menciptakan semua skala itu adalah bahwa kami memiliki industri global, dan kami memiliki standar global untuk mendorong industri global itu,” kata John Neuffer, mencerminkan argumen Qualcomm.

Kepercayaan

John Strayer mengingatkan panel mengenai posisi pemerintah Amerika Serikat.

“Kepercayaan tidak boleh ada di mana vendor telekomunikasi tunduk pada pemerintah otoriter seperti Republik Rakyat Tiongkok, yang tidak memiliki pengadilan independen atau aturan hukum yang akan mencegah penyalahgunaan data atau gangguan infrastruktur kritis,” kata John Strayer.

“Mengingat apa yang dipertaruhkan dalam 5G, kita harus mencegah perusahaan yang tidak dipercaya, terlepas dari asal-usul kebangsaannya, untuk memasok teknologi untuk jaringan 5G,” kata John Strayer.

“Ini sebagian karena perangkat lunak pada jaringan apa pun dapat diperbarui secara instan, dan tidak ada cara untuk menguji atau mengesahkan cara untuk meyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada kompromi yang dimasukkan ke dalam perangkat lunak yang telah diperbarui,” katanya. (Vv/asr)

FOTO : 5 G (Josep Lago/AFP/Getty Images)

Alur Cerita yang Membentuk Bisnis Tiongkok, Ekonomi pada Tahun 2019

0

Fan Yu – The Epochtimes

Istilah Decoupling atau ‘pelepasan’ menjadi bermakna pada tahun 2019. Di permukaan, ‘pelepasan’ digunakan untuk menggambarkan pengurangan saling ketergantungan antara Tiongkok dengan Amerika Serikat dalam perdagangan dan perdagangan global.

Seperti dilaporkan The Epochtimes, Presiden Donald Trump mengenakan tarif pada barang-barang Tiongkok untuk mengatasi sejumlah keluhan lama terhadap Beijing: Manipulasi mata uang, transfer teknologi paksa, subsidi domestik, dan spionase dunia maya terhadap bisnis Amerika Serikat, disebutkan beberapa saja. 

Tiongkok meningkatkan penelitian teknologi dalam negerinya, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Tiongkok pada teknologi Amerika Serikat. Selain itu, memproyeksikan kepemimpinan global Tiongkok dalam beberapa bidang baru seperti blockchain, nirkabel 5G, dan kecerdasan buatan.

Tetapi ‘pelepasan’ juga menggambarkan tren yang berbeda — bahwa ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok masing-masing mengalami perubahan secara berbeda. Ekonomi Amerika Serikat, diyakini, sedang booming. Bahkan jajak pendapat publik CNN yang dilakukan oleh SSR, menemukan bahwa 76 persen responden percaya bahwa ekonomi Amerika Serikat adalah sangat baik atau agak baik, peringkat terbaik dalam 20 tahun. Situasi ekonomi Tiongkok adalah berbeda.

“Tekanan ke bawah pada ekonomi telah meningkat,” media pemerintahan Komunis Tiongkok, Xinhua News melaporkan awal bulan ini. 

Tiongkok mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam beberapa dasawarsa. Tekanan itu memicu sebagian kebutuhan untuk mencapai kesepakatan dagang dengan cepat. 

Beijing diperkirakan menstimulasi ekonomi secara strategis karena Tiongkok bersiap untuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto nominal sub-6 persen ke depan.

Lima alur cerita utama telah membentuk lingkungan bisnis dan ekonomi Tiongkok selama tahun 2019. Semuanya akan menjadi faktor utama yang memasuki tahun depan.

Fase Pertama Kesepakatan Dagang Tercapai

Amerika Serikat dan Tiongkok mencapai kesepakatan untuk mengurangi perang dagang yang sedang berlangsung pada bulan Desember.

Setelah hampir dua tahun menerapkan dan membatalkan tarif, ancaman perang dagang, Amerika Serikat dan Tiongkok  setuju untuk membuat kesepakatan baru, yang menyebabkan saham global melonjak. 

Tiongkok berkomitmen untuk membelian pertanian Amerika Serikat, mengakhiri transfer teknologi paksa, meningkatkan perlindungan untuk hak kekayaan intelektual Amerika Serikat, dan menambahkan komitmen baru pada mata uang yuan yang stabil. 

Amerika Serikat setuju untuk tidak melanjutkan tarif baru dan akan memangkas sebagian tarif yang ada yang diperkenalkan pada bulan September.

Kesepakatan dagang tersebut, yang dicapai pada prinsipnya setelah berbulan-bulan negosiasi, masih perlu ditinjau dan diterjemahkan secara hukum; yang  diharapkan akan ditandatangani pada bulan Januari 2020. Kedua belah pihak sudah mulai menegosiasikan fase dua kesepakatan dagang, menurut pejabat Amerika Serikat.

Kesepakatan dagang selanjutnya memicu pasar keuangan. S&P 500 naik 1,7 persen dalam lima hari perdagangan setelah konfirmasi kesepakatan dagang pada tanggal 13 Desember. Pada tahun itu, S&P naik lebih dari 28 persen dan mempertahankan rekor tertinggi.

Memacu Pertumbuhan Produk Domestik Bruto

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto kuartal ketiga Tiongkok sebesar 6 persen secara tahunan adalah yang terburuk dalam lebih dari 30 tahun.

Para ahli ekonomi mengetahui bahwa angka resmi pertumbuhan Produk Domestik Bruto Biro Nasional Statistik adalah meningkat. Tetapi nominal 6 persen telah menjadi ambang psikologis yang, jika dilanggar, dapat memicu rasa malu politik, aksi jual investor massal, dan kepanikan konsumen yang meluas.

Angka pertumbuhan tahunan Tiongkok  turun selama bertahun-tahun. Tahun ini, Beijing menerapkan langkah-langkah stimulus ekonomi – terutama dalam bentuk pengeluaran infrastruktur – tetapi tidak dengan semangat biasa. 

Semua mengakui bahwa pertumbuhan 6 persen-plus mungkin tidak akan tercapai di masa depan. Beberapa lembaga pemikir, bank investasi, dan bahkan Dana Moneter Internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok di bawah 6 persen pada tahun 2020.

Menyelamatkan semua pertumbuhan itu dapat menjadi alasan utama bahwa Tiongkok bergegas menuju perjanjian awal kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat. Hal tersebut sangat diperlukan untuk menjaga agar pabrik tetap terbuka dan barang bergerak.

Beijing Memprioritaskan Strategi Blockchain

Tiongkok berambisi tinggi untuk mata uang digital yang dikendalikan negara. Awal tahun ini, pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping secara khusus menyampaikan dukungannya untuk teknologi blockchain — tetapi tidak mendukung bitcoin atau mata uang digital terdesentralisasi apa pun.

Pengesahan kuat Tiongkok atas mata uang bank sentral berbasis-blockchain dan keengganan relatif Barat terhadap teknologi membuka front baru yang menarik dalam persaingan teknologi Amerika Serikat–Tiongkok yang sedang berkembang.

Perkembangan dalam fintech, pembayaran, dan mata uang digital blockchain menerima dukungan dari tingkat tertinggi pemerintah pusat Tiongkok. Beijing menunjuk Hainan, provinsi pulau di selatan Tiongkok, sebagai zona percontohan untuk teknologi tersebut. Tiongkok juga diyakini menyiapkan mata uang digital bank sentral.

Apakah blockchain dapat menjadi teknologi yang sukses yang mendukung pembayaran global masih merupakan pertanyaan terbuka. Teknologi blockchain saat ini masih memiliki keterbatasan kecepatan dan volume. Tetapi jika Tiongkok menjadi pemimpin teknologi di ruang itu, hal tersebut dapat merugikan negara lain.

Tiongkok dapat memangkas sistem perbankan global dan bank perantara berbasis dolar. Selain itu, hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan Tiongkok untuk melacak ke mana uang mengalir dan meningkatkan pengawasan negara. Pada akhirnya melakukan lebih banyak kendali terhadap orang, bisnis, dan pemerintah yang bertransaksi dengan teknologi.

Gagal Bayar Utang Menjadi Hal yang Biasa

Pedagang komoditas Tiongkok, Tewoo Group gagal membayar obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat pada bulan Desember, menjadi Badan Usaha Milik Negara Tiongkok yang mengalami gagal bayar terbesar sejak tahun 1998.

Beijing menjadi lebih nyaman dengan gagal bayar utang dalam beberapa tahun terakhir. Itu salah satu cara untuk menggambarkan tren tersebut. Mungkin deskripsi yang lebih tepat adalah bahwa Beijing dipaksa untuk menerima lebih banyak gagal bayar, karena tidak memiliki pilihan lain. Perusahaan-perusahaan Tiongkok terlalu lama menanggung utang dan regulator tidak dapat lagi menalangi untuk setiap perusahaan yang gagal bayar.

Obligasi dalam negeri — atau berdenominasi yuan —menyaksikan rekor gagal bayar tahun ini. Sekitar 4,9 persen dari semua penerbit obligasi swasta gagal bayar obligasi hingga bulan November 2019, menurut lembaga pemeringkat kredit Fitch Ratings. 

Data Bloomberg menunjukkan 120 miliar yuan atau 17 miliar dolar AS, dari wanprestasi utama sampai tanggal 3 Desember, pada kecepatan untuk memecahkan rekor tahun lalu dari 122 miliar.

Beijing memungkinkan serangkaian perusahaan yang lebih beragam untuk gagal bayar, termasuk badan usaha milik swasta dan milik negara di beberapa industri. 

Kelompok Pendiri Universitas Peking — afiliasi dari universitas negeri — gagal membayar obligasi 2 miliar yuan yang jatuh tempo awal bulan ini. Harapkan lebih banyak gagal bayar di tahun 2020.

Kegagalan Bank Meningkat

Ada serentetan kegagalan bank di Tiongkok, terutama di antara bank-bank regional kecil hingga menengah.

Bank Hengfeng yang berbasis di Provinsi Shandong, yang ditalangi awal tahun ini, mengalami restrukturisasi 100 miliar yuan pada tanggal 18 Desember, menjual saham kepada pemerintah  dan investor asing dalam penyelamatan yang ditengahi oleh pemerintah setempat.

Regulator Tiongkok menyita atau memberi jaminan kepada pemberi pinjaman dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah lonjakan utang buruk. Bank Hengfeng dan Bank Baoshang, bank lain yang ditalangi awal tahun ini, keduanya terkait dengan Tomorrow Group yang bermasalah. Yang mana, pendirinya miliarder bernama Xiao Jinhua ditahan pada tahun 2017 sebagai bagian tindakan keras Xi Jinping terhadap korupsi.

Banyak lembaga berjuang dengan masalah nasabah bank mengambil seluruh uangnya dan masalah keuangan, sebagian karena tingkat antar bank yang tinggi, yang menutup sumber pendanaan utama untuk bank-bank kecil. Kebijakan pemerintah pusat juga memaksa bank meningkatkan pinjaman dengan rentang bunga yang semakin rendah. Dan meningkatnya jumlah utang kredit bermasalah di Tiongkok memperburuk kondisi bank-bank kecil.

Tiongkok memiliki ribuan pemberi pinjaman kecil, kebanyakan melayani individu di daerah pedesaan dan usaha kecil. Meskipun mereka tidak terlalu penting secara sistemik dibandingkan dengan pemberi pinjaman nasional — yang melayani bisnis besar dan perusahaan milik negara — pelanggan mereka adalah masyarakat awam.

Jika mereka mulai gagal dengan langkah yang lebih cepat, maka dapat merusak stabilitas sosial Partai Komunis Tiongkok. (Vivi/asr)


FOTO : Trump dan Xi Jinping (Dan Scavino Jr./White House)

Petugas Pemadam Kebakaran Tidur di Rumput Setelah Lebih 12 Jam Sehari Selama 10 Hari Berturut-turut Mengatasi Kebakaran Hutan

0

Gambar viral yang memilukan menunjukkan seorang sukarelawan pemadam kebakaran Australia mengejar tidurnya di taman depan rumah setelah berjuang melawan kebakaran hutan selama 10 hari berturut-turut.

Foto yang memilukan ini dibagikan di Facebook oleh Jenna O’Keeffe, putri petugas pemadam kebakaran yang kelelahan itu.

O’Keeffe yang berasal dari Conjola di New South Wales, negara di mana kebakaran hutan saat ini menghancurkan lahan, rumah, dan kehidupan di sana.

Meskipun petugas pemadam kebakaran bekerja tanpa lelah untuk mengatasi kobaran api, suhu tinggi dan angin terus menyulut api, membuat mereka sangat sulit dikendalikan.

Dalam gambar, yang dibagikan di media sosial, petugas pemadam kebakaran yang tidak disebutkan namanya terlihat berbaring di tanah dengan seragam lengkapnya.

O’Keeffe menjelaskan bahwa ayahnya hanya tidur selama lima menit ketika dia mengambil foto itu, di mana saat itu saudara lelakinya mengawasi api yang membakar di atas lahan pertanian keluarga.

Dalam postingan Facebook menjelaskan bahwa, meskipun menjadi sukarelawan, ayah Jenna yang berdedikasi telah bekerja lebih dari 12 jam sehari selama 10 hari berturut-turut dalam upaya mengatasi api.

Di Facebookn-nya Jenna menulis: “Keluarga saya telah memerangi kebakaran ini di pertanian kami dan komunitas kami tanpa henti selama lebih dari sebulan. Mereka lelah, mereka sakit, dan mereka kehabisan sumber daya.”

O’Keeffe melanjutkan dengan membagikan komentarnya yang memilukan tentang ayahnya, menggambarkan bagaimana dia ‘menangis’ bahwa dia ‘tidak pernah melihat hal seperti ini’, dan mengatakan kebakaran itu ‘tidak pernah berakhir’.

Pengguna Facebook kemudian menunjukkan bahwa ini adalah pertengahan musim panas di Australia, yang berarti ada lebih banyak cuaca panas yang akan datang. Dia memohon pembaca untuk fokus pada masalah yang dihadapi, daripada terjebak dalam ‘negativitas, politik, berita Facebook, drama’.

Sejak diposting pada hari Sabtu, 4 Januari lalu, gambar petugas pemadam kebakaran yang kelelahan telah dibagi lebih dari 44.000 kali. Ini benar-benar menyoroti jumlah korban kebakaran yang terjadi, dan menekankan perlunya dukungan negara.(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://www.youtube.com/watch?v=D4CjcaUMBEw

Lebih dari 20.000 Koala Mati Terpanggang Setelah Kebakaran Hutan Melanda Pulau Kanguru

0

Lebih dari setengah dari 50.000 koala yang hidup di Pulau Kanguru telah mati dalam krisis kebakaran hutan yang melanda Autralia.

Sekarang, tim penyelamat dengan penuh kekalutan mencari sisa-sia yang selamat yang mungkin masih berada di pulau itu.

Ribuan koala yang mati terbakar dan walabi ditemukan berserakan di sepanjang sisi jalan setelah makhluk itu mati-matian berusaha melarikan diri dari kobaran api di Taman Nasional Flinders Chase.

(Foto: Kangaroo Island Wildlife Park)

Pekerja dari Taman Margasatwa Pulau Kanguru mencari untuk menemukan hewan apa saja yang mungkin masih hidup di taman.

Sam Mitchell, salah satu pemilik taman itu, memberi tahu Adelaide Now:

“Tidak ada makanan yang tersisa, bagi mereka (hewan) yang tidak binasa dalam api, banyak dari mereka akan mati kelaparan.”

Mitchell melanjutkan dengan mengatakan pulau itu ‘telah berpindah dari satu ekstrem ke ekstrem yang lain’ mengingat ada permintaan dari sumber-sumber eksternal untuk menyingkirkan beberapa koala yang hidup di sana pada tahun-tahun sebelumnya.

Dia mengatakan: “Orang-orang akan berbicara tentang koala sebagai spesies hama, tetapi sekarang ada banyak koala (yang) binasa dalam api.”

(Foto: Kangaroo Island Wildlife Park)

Mitchell khawatir perlu waktu bertahun-tahun bagi satwa liar asli untuk pulih di pulau itu.

Itu terjadi setelah rekaman mengerikan muncul menunjukkan barisan koala, kangguru dan tubuh domba yang terbakar di sepanjang jalan utama di Batlow, New South Wales.

(Foto: The New Batlow Hotel/Facebook)

Pemandangan menghantui ditangkap di kamera sebelumnya, ketika orang-orang kembali ke kota pedesaan kecil setelah mengevakuasi daerah itu pada Sabtu malam.

Setidaknya 24 orang telah tewas dalam kebakaran sejak api mulai berkobar pada bulan September 2019, dengan lebih dari 100 kebakaran terus membakar di seluruh negara bagian New South Wales dan Victoria. Lebih dari 1.500 rumah telah porak-poranda dan lebih dari 3,6 juta hektar lahan, menewaskan hampir setengah miliar hewan dalam proses itu.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah dikritik oleh para aktivis karena diduga gagal mengakui peran perubahan iklim dalam kebakaran.(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://www.youtube.com/watch?v=D4CjcaUMBEw

Hiu Putih Besar Ditendang Sampai Mati oleh Sekelompok Pria untuk Foto Selfie

0

Seekor hiu putih besar mati setelah ditendang berulang kali, ditangkap dan diseret ke pantai dengan sengaja, kata seorang saksi mata.

Hiu itu mati di sebuah pantai di Auckland, Selandia Baru, karena luka-lukanya. Awalnya orang-orang yang melihatnya menduga ikan itu terdampar di perairan dangkal di Pantai Orewa.

Anggota masyarakat yang peduli pada awalnya berusaha untuk menarik hiu ke dalam air yang lebih dalam, bersama dengan dua penjaga pantai, tetapi upaya mereka terbukti sia-sia ketika mereka menyadari hiu sudah mati.

(Foto : Stuff)

Seorang saksi mata telah mengklaim melihat sekelompok pria ‘sengaja menangkap hiu di jaring’ sebelum menyeretnya ke pantai. Mereka kemudian dilaporkan ‘berulang kali menendangnya, merusak rahangnya dan mengambil foto selfie di sebelah hewan yang sekarat’ – semuanya sambil tertawa.

Ketika orang-orang berusaha untuk campur tangan dan mengusir orang-orang itu, kelompok pria itu malah ‘mengintimidasi’, menurut sumber itu.

Menurut laporan Stuff, polisi dan Departemen Konservasi tiba di tempat kejadian ketika pengunjung pantai lainnya berusaha menarik hiu kembali ke air. Kelompok pria itu memberikan laporan palsu kepada polisi sebelum akhirnya bergabung dengan kerumunan orang.

(Foto : Stuff)

“Salah satu laporan yang diterima menyebutkan orang diduga menendang hiu sebelum kedatangan polisi,” kata juru bicara kepolisian.

Hiu putih besar terdaftar sebagai ‘rentan’ punah secara global oleh International Union for Conservation of Nature dan dilindungi sepenuhnya di perairan Selandia Baru, membuatnya ilegal untuk mengambil atau membunuh hiu putih besar di perairan Selandia Baru.

Ilmuwan kelautan Departemen Konservasi Clinton Duffy mengatakan, karena hiu putih besar adalah spesies yang dilindungi, siapa pun yang menangkapnya harus segera melepaskannya secara hukum.

“Semua nelayan diharuskan melaporkan tangkapan hiu putih besar ke Departemen Konservasi, bahkan jika mereka mengembalikan lagi ke air,” tambah Duffy.

(Foto : Stuff)

Departemen Konservasi saat ini sedang menyelidiki penyebab kematian, tetapi seorang juru bicara mengatakan kepada Stuff bahwa mereka ‘tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut saat ini’.

Polisi membantu penyelidikan dan telah mendorong siapa pun untuk memberikan informasi. Jika tertangkap, pelanggar menghadapi denda hingga 250.000 dan enam bulan penjara.(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://www.youtube.com/watch?v=D4CjcaUMBEw

Krisis Valas di Tiongkok Mempercepat Pelarian Modal Swasta

https://www.youtube.com/watch?v=wgdAEXFbVHA

Respon Soal Natuna , Susi : Bedakan Pencuri, Investor dan Sahabat Hingga Netizen Ramaikan #NatunaBukanNacina

0

ETIndonesia – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti akhirnya angkat bicara soal konflik terbaru pemerintahan Indonesia dengan rezim Komunis Tiongkok soal Laut Natuna Utara.

Bersamaan itu, netizen Indonesia meramaikan tagar #NatunaBukanNacina sebagai respon lembeknya para elit saat merespon tindakan Beijing.

Pada Jumat 3 Januari 2020, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat diwawancari oleh wartawan meminta agar persoalan dengan Tiongkok soal di Perairan Natuna tidak diributkan. Hal itu dikarenakan dinilai tidak perlu dan bisa mengganggu investasi.

Seperti ditulis Tempo.co, Luhut mengatakan pihak Tiongkok bisa saja menangkap ikan di Kawasan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEE) selama memiliki izin. Luhut mengatakan, pihak Indonesia sendiri memiliki kekurangan kemampuan kapal untuk melakukan patroli di ZEE.

Sedangkan Menteri Pertahanan Prabowo saat ditanya wartawan soal Natuna, ia mengatakan Tiongkok adalah negara sahabat, kita harus selesaikan dengan baik. 

Adapun saat ditanya wartawan soal penambahan personil TNI  di Perairan Natuna, Prabowo mengatakan : “Kita cool saja, santai saja.”

Merespon soal Wilayah Natuna yang diterobos pihak Tiongkok, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti berharap membedakan antara Investor, Sahabat dan Pencuri.

“Bedakan Pencurian Ikan dengan Persahabatan antar negara,” demikian cuitan Susi Pudjiastuti dalam akun twitternya @susipudjiastuti Sabtu 4 Januari 2020.

Saat membalas cuitan Kumparan, Susi juga menuliskan bahwa hubungan baik antar negara adalah karena saling menghormati.

“Kita jaga persahabatan antar bangsa. Kita undang investor untuk investasi. Kita jaga investor. Dan kita akan tetap menghukum pencuri sumber daya Perikanan kita. Kita bedakan tiga hal itu dengan baik & benar. Hubungan baik antar negara adalah karena saling menghormati,” demikian lanjut cuitan susi.

Tak kalah garangnya, netizen Indonesia beramai-ramai angkat bicara soal tindakan Komunis Tiongkok. Tak hanya soal menerobos kawasan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Tiongkok juga mengklaim perairan Natuna Utara adalah wilayahnya.

Apalagi, Juru Bicara Kemenlu Tiongkok Geng Shuang dengan jelas dan lugas mengatakan, Apakah pihak Indonesia menerima atau tidak, maka itu tak akan mengubah fakta objektif  bahwa Tiongkok punya hak dan kepentingan di perairan terkait.

 Berikut respon netizen soal Natuna :

Misalnya netizen @YongL4dy menuliskan : Jangan karena utang ke China Pemerintah jadi ayam sayur.

Sedangkan akun @Anggraini_4yu lebih keras lagi menuliskan cuitannya, Yang Bilang Komunis Itu HANTU, Hantunya Sdh Sampai di NATUNA. Ia juga menambahkan cuitannya dengan tulisan, di dalam Negeri Mereka Sebarkan 👉PKI itu Korban 👉Buku2 berpaham Sosialis dan 👉Millenial itu Ga Percaya Tuhan.

Adapun akun @RAgustiana dengan tulisan, Sudah ada Deal – deal apa sih pak? Kok cool – cool aja Kapal China masuk ke perairan kita? Please deh pak jangan blunder ✌️ Tunjukkan negara kita punya Integritas 👍👍

Adapun akun @zulhendribasri2 menuliskan : NKRI harga mati.. jangan diganti dengan investasi..#NatunaBukanNacina

https://twitter.com/zulhendribasri2/status/1213637501362962437?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1213637501362962437&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.wartaekonomi.co.id%2Fread264920%2Fnatunabukannacina-guncang-twitter-nkri-harga-mati-jangan-ganti-dengan-investasi.html

Ada juga netizen menshare video influencer muda Sherly Annavita dalam akun instagramnya. Sherly dalam video tersebut  menyebutkan, NATUNA TAK BOLEH LEPAS KE CHINA. Ia mengatakan, cadangan Migas super raksasa dan sumber daya alam lainnya yang ada di Natuna jangan sampai beralih kepemilikan.

Sherly juga menyerukan agar tak ditanggapi dengan seadanya atau hanya semata menutupi riak-riak di permukaan. Dikarenakan terkait soal kedaulatan negara.

https://twitter.com/i/status/1213950744346402816

Ia mengatakan pemerintah harus melakukan perlawanan diplomatik dan hukum yang terukur untuk menggagalak klaim China bahkan perlawanan militer apabila diperlukan. Karena Kedaultan NKRI Harga Mati. Merdeka!

Adapun cuitan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu dalam akunnya @msaid_didu saat merespon cuitan akun Twitter, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nurwahid mencuita : Bagi saya, Pertama, jika demi demi investasi ditukar dengan kedaulatan sejengkal tanah-air adalah PENGHIANATAN. Kedua, jika satu lapangan kerja yangg mampu dilakukan olah bangsa kita tapi diserahkan ke TKA adalah PENGkHIANATAN.

Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mohammad Mahfud MD, mengatakan Tiongkok secara hukum tidak memilki hak mengklaim Perairan Laut Natuna sebagai wilayah teritorialnya. Dikarenakan, Tiongkok tidak mempunyai hak karena Indonesia tidak punya konflik perairan di Natuna.

Mahfud MD saat berbicara dalam jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, juga mengungkapkan, Tiongkok pernah memiliki konflik dengan Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Taiwan di Laut Tiongkok Selatan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyampaikan empat sikap pemerintah Indonesia  atas situasi di perairan Natuna :

Pertama, telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal Tiongkok di wilayah ZEE Indonesia. Kedua, wilayah ZEE Indonesia telah ditetapkan oleh hukum internasional yaitu United Nations Convention on the Law of the Sea atau UNCLOS 1982.

Ketiga, Tiongkok merupakan salah satu partisipan dari UNCLOS 1982. Oleh karena itu merupakan kewajiban bagi Tiongkok untuk menghormati implementasi dari UNCLOS 1982.

Keempat, Indonesia tidak pernah akan mengakui nine dash line atau klaim sepihak yang dilakukan oleh Tiongkok yang tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh hukum internasional terutama UNCLOS 1982.

Sebelum menyampaikan pernyataan resmi, Menko Polhukam Mahfud Md telah menggelar rapat untuk secara khusus membahas masalah di Natuna di Kantor Kemenko Polhukam di Jakarta, pada Jumat 3 Desember 2020.

Hadir pada rapat tersebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Siwi Sukma Adji, Kepala Bakmla RI Laksdya Achmad Taufieqoerrochman, serta Kabaharkam Polri Komjen Agus Andrianto. (asr)