Home Blog Page 19

Pelaporan Luar Biasa Mengenai Pengambilan Organ Hidup oleh PKT, Jurnalis The Epoch Times Raih Penghargaan Tertinggi

Baru-baru ini, The Religion Communicators Council (RCC)  menganugerahkan Wilbur Award 2025. Dua jurnalis dari The Epoch Times dianugerahi penghargaan bergengsi ini karena keberanian mereka mengungkap kebenaran kejahatan pengambilan organ hidup oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), serta dukungan mereka terhadap rakyat Israel yang berada dalam zona perang. Para pengamat menilai, penghargaan ini menunjukkan bahwa laporan The Epoch Times mengenai kejahatan ini telah menarik perhatian serius dari masyarakat internasional.

EtIndonesia. Pada 25 April, dalam konferensi tahunan The Religion Communicators Council, jurnalis The Epoch Times edisi bahasa Inggris, Eva Fu, dianugerahi Wilbur Award 2025. Penghargaan ini merupakan kehormatan tertinggi yang diberikan oleh RCC kepada karya media massa yang luar biasa dalam melaporkan isu-isu keagamaan, nilai-nilai spiritual, dan topik-topik terkait keyakinan.

Sementara itu, jurnalis The Epoch Times lainnya, Dan Berger, dianugerahi Award of Excellence, yang diberikan kepada karya yang memiliki kualitas tinggi dan layak mendapat pengakuan.

Para penerima Wilbur Award tahun ini termasuk Abraham’s Bridge; The Associated Press; The Baltimore Banner; Being Jewish with Jonah Platt; Bo Media, CBC Radio; CBS 60 Minutes; CBS Sunday Morning; The Epoch Times; Greater Grove Hall Main Street/Boston Herald; Harper’s Magazine; Hasidic Archives; Hey Jude Productions; National Public Radio; NPR News; Pittsburgh Post-Gazette; The Politzer Foundation; Religion News Service; dan San Francisco Chronicle.

RCC telah memberikan Wilbur Award setiap tahun sejak 1949. Penghargaan ini menghormati mendiang Marvin C. Wilbur, “seorang pionir dalam hubungan masyarakat keagamaan, pemimpin dewan lama, dan mantan eksekutif Gereja Presbyterian,” demikian pernyataan asosiasi profesional tersebut.

“Laporan para jurnalis The Epoch Times ini sangat akurat, benar, dan tepat waktu. Maka sangat wajar dan layak mereka menerima penghargaan dari masyarakat internasional,” kata Liu Yinquan, Ketua Partai Sosial Demokrat Tiongkok dan mantan profesor sejarah di daratan Tiongkok. 

Sheng Xue, penulis keturunan Tionghoa di Kanada sekaligus Pemimpin Redaksi China Spring, menyatakan: “The Epoch Times telah lama menjadi sasaran kampanye pencemaran nama baik dari PKT. Tapi kali ini, penghargaan ini membuktikan bahwa dunia jurnalisme internasional semakin mengakui media independen seperti The Epoch Times, terutama karena keberaniannya mengungkap rezim tirani seperti PKT dan pelanggaran HAM yang dilakukannya. Hal ini akan memberi tekanan pada media arus utama Barat lainnya untuk lebih memperhatikan isu HAM di Tiongkok dan tidak terus-menerus dipengaruhi oleh propaganda luar negeri PKT.”

Didampingi editor senior Epoch Times Jan Jekielek (kiri) dan jurnalis Dan Berger (kedua dari kiri), jurnalis Eva Fu menerima Penghargaan Wilbur 2025 miliknya dalam sebuah jamuan makan malam pada konferensi tahunan Religion Communicators Council di Salt Lake City pada 25 April 2025. Madalina Vasiliu/The Epoch Times

Tahun ini, dewan juri penghargaan terdiri dari para profesional media, dan pemenang dipilih berdasarkan kualitas konten, kreativitas, dampak, serta keunggulan dalam menyampaikan nilai-nilai keagamaan. Kriteria utama adalah bahwa karya tersebut mampu mengkomunikasikan iman dan agama dengan sikap yang adil, profesional, jujur, dan penuh hormat.

Selama bertahun-tahun, The Epoch Times secara konsisten memberitakan pelanggaran HAM di Tiongkok, termasuk pengambilan organ secara paksa dari para tahanan hati nurani yang sehat—organ yang kemudian dijual kepada pasien transplantasi dari dalam dan luar negeri, menggerakkan industri gelap transplantasi organ. Dalam karya jurnalistik yang memenangkan penghargaan, Eva Fu mengungkap secara mendalam kejahatan pengambilan organ hidup oleh PKT.

Sheng Xue menambahkan: “Penghargaan Wilbur ini adalah penghargaan yang sangat penting. Kemenangan ini menunjukkan bahwa kekejaman PKT dalam pengambilan organ hidup telah semakin menarik perhatian masyarakat internasional.”

Para pemenang penghargaan tahunan yang diberikan oleh Religion Communicators Council—termasuk jurnalis Epoch Times Eva Fu (kedelapan dari kiri) dan Dan Berger (ketujuh dari kanan)—berpose untuk foto selama konferensi tahunan organisasi tersebut di Salt Lake City pada 25 April 2025. Madalina Vasiliu/The Epoch Times

Menurut laporan organisasi HAM di Kanada, PKT secara sistematis mengambil organ para tahanan politik dan menyediakannya kepada rumah sakit untuk melakukan puluhan ribu operasi transplantasi setiap tahun. 

World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG) telah melakukan penyelidikan independen sejak 2006 dan membuktikan bahwa PKT telah selama lebih dari 20 tahun melakukan pengambilan organ secara hidup-hidup terhadap praktisi Falun Gong.

Pada tahun 2016, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat mengesahkan Resolusi 343, yang menuntut PKT segera menghentikan praktik pengambilan organ dari tahanan hati nurani, terutama terhadap praktisi Falun Gong.

“Kita tahu bahwa pengambilan organ secara hidup-hidup di Tiongkok sangat umum terjadi. Banyak orang yang hilang secara misterius—mereka kemungkinan besar adalah korban pengambilan organ. Seluruh dunia, termasuk rakyat dan pemerintahnya, harus mengutuk kekejaman ini. Ini adalah tindakan fasis, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan harus dikutuk,” ujar Liu Yinquan. (Hui)

Laporan oleh jurnalis NTD, Tang Rui

Israel Desak Penghentian Fasilitas Nuklir Iran Hingga Ledakan Besar Terjadi di Pelabuhan Iran

EtIndonesia. Pada Senin (28 April), Iran mengumumkan bahwa ledakan besar yang terjadi di pelabuhan akhir pekan lalu telah menyebabkan sedikitnya 65 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka. Saat ledakan terjadi, Amerika Serikat dan Iran sedang menjalani putaran ketiga perundingan mengenai isu nuklir. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menegaskan bahwa Iran tidak akan diizinkan memiliki senjata nuklir.

“Bagaimanapun juga, Iran tidak akan memiliki senjata nuklir,” ujar Netanyahu. 

Saat Washington dan Teheran sedang merundingkan perjanjian nuklir, pada Minggu (27 April), Netanyahu kembali menyerukan pembongkaran seluruh fasilitas nuklir Iran guna mencegah negara itu memperoleh senjata nuklir.

Sumber yang mengetahui situasi menyebutkan, tidak menutup kemungkinan bahwa Israel akan melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dalam beberapa bulan mendatang. Iran pun memperingatkan bahwa mereka akan segera membalas setiap serangan yang ditujukan kepada mereka.

Selain itu, Netanyahu juga menyatakan: “Saya kira kita juga harus memasukkan rudal balistik ke dalam kesepakatan, yakni pencegahan pengembangan rudal balistik oleh Iran. Saya rasa itu dua hal yang harus dituntut.”

Iran sebelumnya pernah melancarkan serangan udara terhadap Israel dengan menggunakan drone, rudal balistik, dan rudal jelajah pada April dan Oktober 2024.

Hingga saat ini, di bawah mediasi Oman, Amerika Serikat dan Iran telah mengadakan tiga putaran perundingan tidak langsung, yang bertujuan untuk mencegah Teheran mendapatkan senjata nuklir dan sekaligus mencabut sanksi ekonomi berat dari AS. Putaran perundingan berikutnya dijadwalkan berlangsung pada 3 Mei di Eropa.

Pada Sabtu lalu, bersamaan dengan hari perundingan AS-Iran, terjadi ledakan besar di pelabuhan komersial terbesar Iran di bagian selatan. Citra udara menunjukkan banyak kontainer hancur dan terlempar, serta terlihat lubang besar beberapa meter dalamnya akibat ledakan.

Media pemerintah Iran pada Senin menyatakan, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 65 orang, dan lebih dari 1.200 orang mengalami luka-luka.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada hMinggu memerintahkan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden tersebut. Pihak berwenang mencurigai ledakan disebabkan oleh penyimpanan bahan kimia yang tidak tepat, namun tidak menutup kemungkinan adanya sabotase atau aksi manusia yang disengaja.

Beberapa media internasional melaporkan bahwa bahan kimia tersebut mungkin digunakan sebagai bahan bakar untuk rudal berbahan bakar padat. Perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey, mengungkapkan bahwa pelabuhan tersebut menerima pengiriman bahan bakar sejenis dari Tiongkok pada Maret lalu, yang diduga digunakan untuk mengisi ulang persediaan rudal Iran. Kementerian Pertahanan Iran membantah laporan ini. (Hui)

Laporan oleh jurnalis NTD, Yi Jing

Israel Luncurkan Serangan Udara ke Beirut, Hancurkan Gudang Senjata Hizbullah

EtIndonesia. Pada Minggu (27 April), Israel melancarkan serangan ke wilayah selatan ibu kota Lebanon, Beirut, dan menghantam sebuah gudang senjata milik kelompok Hizbullah yang digunakan untuk menyimpan rudal. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa militer Israel akan terus melakukan operasi untuk menghilangkan segala ancaman dari Hizbullah terhadap Israel.

Satu jam sebelum serangan, militer Israel telah mengirimkan pemberitahuan evakuasi kepada warga setempat di Beirut. Menurut laporan Reuters, satu jam kemudian, asap tebal mulai terlihat dari bangunan tempat penyimpanan rudal milik Hizbullah.

Menteri Pertahanan Israel Gallant menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rudal berpemandu presisi milik Hizbullah merupakan ancaman besar bagi keamanan Israel.

Hingga saat ini, pihak Hizbullah belum mengeluarkan komentar. Namun, Presiden Lebanon, Joseph Aoun, menyerukan kepada Amerika Serikat dan Prancis untuk menekan Israel agar mematuhi perjanjian gencatan senjata dan menghentikan serangan.

Pada akhir bulan lalu, militer Israel juga menyerang sebuah gudang drone milik Hizbullah yang terletak di Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut. Serangan tersebut dilakukan setelah Hizbullah menembakkan sebuah roket dari Lebanon ke arah Israel. Hizbullah membantah tuduhan tersebut dan menuduh Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata.

Namun, Menteri Pertahanan Israel Gallant menegaskan bahwa militer Israel akan terus melanjutkan operasi untuk menghilangkan semua ancaman dari Hizbullah, dan mengecam kelompok itu karena telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Terkait serangan pada Minggu tersebut, Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, dalam pernyataan di platform X, menyatakan bahwa PBB akan mendesak semua pihak untuk menghentikan tindakan yang dapat semakin merusak kesepakatan gencatan senjata. (Hui)

Laporan jurnalis NTD, Kai Xin

Analisis: Situasi Beijing Tidak Beres, Muncul Tanda-Tanda “Akhir Rezim”

Baru-baru ini, Gordon Chang, seorang pakar Amerika yang terkenal tentang Tiongkok, mengatakan bahwa PKT saat ini menunjukkan lebih banyak perilaku “akhir rezim” dan situasi otoritas Beijing “sangat, sangat tidak beres.”

EtIndonesia. Dalam wawancara pada 28 April dengan acara Mornings with Maria di saluran Fox Business, Gordon Chang, peneliti senior di Gatestone Institute, menyatakan bahwa ketika Partai Komunis Tiongkok (PKT) membutuhkan sekutu karena sudah tidak bisa lagi menjual barang ke Amerika Serikat, justru Beijing malah bersikap konfrontatif terhadap Filipina, Taiwan, Korea Selatan, dan Australia.

“Ini sungguh merupakan perilaku yang membingungkan. Ini menunjukkan bahwa ada masalah besar yang sedang terjadi di Beijing,” ujar Chang. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai gejala khas dari rezim yang sedang berada di akhir masa kekuasaannya, karena Xi Jinping tidak ingin terlihat tunduk kepada Amerika Serikat.

Menurut Chang, Xi Jinping telah membentuk sistem politik PKT menjadi sistem yang penuh permusuhan, dan terus mengklaim bahwa Tiongkok telah melampaui Amerika. Oleh karena itu, “ia tidak bisa menunjukkan bahwa Tiongkok bergantung pada perdagangan dengan Amerika,” dan juga tidak bisa terlihat bersedia bernegosiasi di bawah tekanan.

Gordon G. Chang, pakar Amerika Serikat terkenal mengenai masalah Tiongkok. (foto Gordon G. Chang)

Chang mengungkapkan bahwa sebenarnya Beijing diam-diam menghentikan pengenaan tarif terhadap beberapa produk penting asal Amerika, seperti semikonduktor, peralatan penerbangan, bahan kimia industri, peralatan medis, dan beberapa jenis obat-obatan. Namun, mereka tidak secara terbuka mengakui langkah tersebut sebagai bentuk konsesi.

Menurutnya, rezim yang dipimpin Xi Jinping tidak bisa mengakui kelemahan atau ketidakmampuannya melawan Amerika. Ia memperkirakan tren semacam ini akan terus berlanjut, yang berarti Tiongkok diam-diam membuat banyak konsesi penting, namun tetap menolak mengakuinya. Ini, menurut Chang, adalah cerminan dari sistem politik PKT saat ini yang sudah menjadi kaku dan keras kepala.

Perang tarif antara Amerika dan Tiongkok masih berlangsung. Setelah AS mengenakan tarif 145% terhadap barang-barang asal Tiongkok, PKT membalas dengan tarif 125% terhadap produk Amerika. Selain itu, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan PKT menyatakan siap “melawan sampai akhir,” sementara media pemerintah terus menyuarakan bahwa “langit tidak akan runtuh.”

Namun, menurut Wall Street Journal, akibat tekanan ekonomi yang ditimbulkan oleh perang dagang, Beijing kini sedang mempertimbangkan untuk menangguhkan tarif 125% terhadap sebagian produk impor asal Amerika, termasuk semikonduktor tertentu, peralatan manufaktur chip, produk medis, dan komponen pesawat terbang.

Pada 25 April, Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan di halaman Gedung Putih bahwa ia telah berbicara dengan Xi Jinping “berkali-kali.” Ketika ditanya mengenai isi pembicaraan tersebut, Trump menjawab, “Saya akan memberitahu kalian di waktu yang tepat.”

Sementara itu, PKT secara terbuka membantah bahwa mereka sedang melakukan negosiasi tarif dengan pemerintahan Trump.

Media Tiongkok Caijing pada 25 April melaporkan bahwa setidaknya 8 jenis produk semikonduktor impor asal Amerika telah dikenai tarif nol persen. Namun, artikel tersebut kemudian dihapus.

Media Korea Selatan JoongAng Ilbo juga secara eksklusif melaporkan bahwa pada pagi hari tanggal 24 April, pejabat Tiongkok dan AS mengadakan pertemuan tidak resmi di Washington. Media berhasil merekam pejabat tinggi Tiongkok dan rombongannya memasuki gedung Departemen Keuangan AS. Saat wartawan mencoba mengambil gambar mereka, staf Tiongkok menghalangi dan meminta agar foto-foto tersebut dihapus.

Penulis kolom di Epoch Times, Wang He, menganalisis kepada NTD bahwa dalam sejarahnya, PKT sering menggunakan taktik mengutus orang untuk melakukan kontak tanpa memberikan status resmi. Hal ini memungkinkan mereka secara publik menyangkal adanya negosiasi. Ia meyakini bahwa kemungkinan besar Tiongkok memang melakukan kontak dengan AS, tetapi bukan melalui jalur resmi, sehingga mereka dapat bermain kata dan menyangkal adanya pembicaraan.

Wang He mengatakan bahwa PKT sebenarnya tidak ingin melanjutkan perang tarif karena dampaknya terlalu merugikan. Oleh karena itu, mereka bersikap keras di depan umum, tetapi diam-diam melakukan pendekatan kepada pemerintahan Trump. Ini semua adalah cara PKT menjaga gengsi, tampak keras di luar tapi sebenarnya sedang bernegosiasi di dalam. (Hui/asr)

Sumber : NTDTV.com 

Trump Ungkap Detail Pertemuan dengan Zelenskyy, Puji Penindakan terhadap Imigran Ilegal

Pada  Minggu lalu (27 April), Presiden AS Donald Trump kembali ke Amerika Serikat usai menghadiri pemakaman Paus di Vatican. Ia membagikan sebagian isi percakapannya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang terjadi selama kunjungannya. Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama mereka sejak pertengkaran yang terjadi di Kantor Oval pada akhir Februari. Selain itu, Trump juga memuji penegakan hukum terhadap imigran ilegal melalui sebuah unggahan.

EtIndonesia. Presiden Trump mengatakan bahwa pertemuan empat mata dengan Zelensky di Vatikan berlangsung dengan baik. Zelenskyy menyampaikan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak bantuan senjata dan bersedia menjalin kesepakatan tambang dengan Amerika Serikat.

 “Dia ingin melakukan hal baik untuk negaranya. Saya rasa dia telah melakukan tugasnya dengan baik,” katanya. 

Trump juga mengungkapkan kekecewaannya atas serangan rudal Rusia baru-baru ini terhadap Ukraina.

 “Setelah negosiasi, mereka (Rusia) tetap membombardir wilayah tersebut. Itu sangat mengecewakan bagi kami,” ujarnya. 

Trump menambahkan bahwa saat ini sekitar 3.000–4.000 orang tewas setiap minggu akibat konflik tersebut. Ia berharap Rusia dan Ukraina bisa mencapai kesepakatan damai dalam dua minggu ke depan.


“Kehilangan begitu banyak nyawa sungguh menyedihkan. Bayangkan saja orang tua di Ukraina dan Rusia melambaikan tangan kepada anak laki-lakinya yang pergi berperang… seminggu kemudian, dia tewas di medan perang dalam kondisi mengerikan,” katanya. 

Saat membahas isu nuklir Iran, Trump menyatakan optimisme.


“Dalam situasi Iran, saya rasa kita telah melakukan hal yang sangat baik. Saya percaya kesepakatan akan tercapai. Itu pasti akan terjadi,” ujarnya. 

Reporter NTD melaporkan :   “Presiden kemudian beralih ke isu reformasi pajak dan menyampaikan pandangannya.”

Trump mengatakan bahwa tarif bea masuk yang baru diberlakukan oleh pemerintah federal akan membantu secara signifikan mengurangi pajak bagi warga berpenghasilan di bawah US$200.000 per tahun. Bahkan, pajak federal bisa saja dihapus sama sekali, yang dipadu dengan penciptaan lapangan kerja baru akan menjadi “berkah tak terduga” bagi rakyat Amerika.

Terkait sistem peradilan, Trump mengecam keras pengadilan tingkat bawah yang dianggap menghambat upaya penegakan hukum terhadap imigran ilegal.


“Para pelaku ini adalah penjahat kelas dunia—narapidana, pembunuh, pecandu narkoba, pengedar narkoba. Tapi pengadilan mengizinkan mereka tetap tinggal. Kami tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Saya berharap Mahkamah Agung bisa menyelamatkan negara kita,” katanya. 

Trump juga menyinggung kasus Hakim Hannah Dugan dari negara bagian Wisconsin, yang ditangkap FBI karena diduga membantu pelarian imigran ilegal dan terdakwa kriminal dari kejaran petugas imigrasi.


“Itu sangat mengerikan. Sungguh memalukan hal seperti ini bisa terjadi pada seorang hakim.”

Pada  Minggu yang sama, Trump memuji operasi penggerebekan terhadap sebuah klub malam ilegal di Colorado yang dilakukan pada dini hari. Dalam operasi tersebut, lebih dari 100 imigran ilegal ditahan.

Petugas menghancurkan jendela klub di Colorado Springs, yang dilaporkan kerap menjadi sasaran gangguan kelompok teroris.


“Ada kegiatan perdagangan narkoba, prostitusi, dan kekerasan serius yang terjadi di dalamnya. Kami juga menyita beberapa senjata api,” ujar Jonathan Prun, Kepala Agen DEA (Badan Anti-Narkotika AS. 

Prun mengatakan bahwa ada personel militer aktif di klub tersebut, beberapa di antaranya merupakan pelanggan, sementara lainnya bekerja sebagai penjaga bersenjata.


“Malam ini, ada belasan anggota militer aktif di klub itu—beberapa sebagai pengunjung, dan lainnya sebagai pengawal bersenjata,” ujarnya. 

Operasi ini melibatkan sekitar 300 petugas penegak hukum dari berbagai lembaga seperti FBI, DEA, dan lainnya. Jaksa Agung Bondi memuji aksi tersebut. (Hui)

Laporan gabungan NTD oleh Daniel Monahan, Yu Liang, dan Chi Xiao dari Washington dan New York

Pemilu Kanada: Partai Liberal Menang, Carney Diperkirakan Lanjutkan Jabatan Perdana Menteri

Pada 28 April, pemilu federal Kanada digelar dan Partai Liberal berhasil memenangkan cukup kursi untuk meraih masa jabatan keempat secara berturut-turut. Diperkirakan Mark Carney akan melanjutkan jabatannya sebagai Perdana Menteri. Hingga saat laporan ini diberitakan, belum dipastikan apakah mereka akan membentuk pemerintahan minoritas atau mayoritas.

EtIndonesia. Kemenangan ini merupakan sebuah pembalikan keadaan bagi Partai Liberal. Beberapa bulan lalu, jajak pendapat secara umum memprediksi bahwa pemimpin oposisi dari Partai Konservatif, Pierre Poilievre, akan dengan mudah meraih mayoritas kursi di parlemen. 

Namun, dukungan yang menurun terhadap Perdana Menteri dari Partai Liberal saat itu, Justin Trudeau, yang secara tiba-tiba mengundurkan diri pada awal Januari tahun ini, serta pernyataan kontroversial Donald Trump yang memulai kembali perang dagang dan beberapa kali menyatakan keinginannya agar Kanada menjadi “negara bagian ke-51 Amerika Serikat”, telah mempengaruhi atmosfer politik Kanada dan menjadi variabel penting yang menentukan hasil pemilu.

Beberapa analisis menilai bahwa hasil pemilu ini mencerminkan kecenderungan rakyat Kanada untuk memilih kesinambungan pengalaman dalam situasi internasional yang tidak menentu, daripada melakukan perubahan arah.

Pemilu federal kali ini memilih 343 anggota parlemen. Partai yang meraih lebih dari setengah kursi memiliki hak untuk membentuk pemerintahan mayoritas.

Dalam lima pemilu federal terakhir, Partai Konservatif memenangkan dua kali, sementara Partai Liberal menang tiga kali. Jika kemenangan kali ini kembali diraih oleh Partai Liberal, maka ini akan menjadi periode keempat mereka berturut-turut berkuasa. (Hui)

Laporan oleh NTD Asia Pasifik 

Pemadaman Listrik Massal di Spanyol dan Portugal – Apakah Fenomena Atmosfer Langka Jadi Penyebabnya?

EtIndonesia. Pada 28 April 2025 malam, Spanyol dan Portugal mengalami pemadaman listrik besar-besaran. Aktivitas transportasi nasional nyaris lumpuh, bahkan komunikasi melalui ponsel juga turut terdampak. Untungnya, pasokan listrik kini secara bertahap mulai pulih kembali. Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, menyatakan bahwa penyebab pemadaman masih diselidiki dan tidak menutup kemungkinan atas semua penyebab.

 “Ponsel kami tiba-tiba tidak bisa digunakan, lampu di hotel juga mati. Lalu kami segera menyadari, dalam perjalanan menuju stasiun kereta, semua lampu lalu lintas juga tidak berfungsi. Saat tiba di stasiun, beberapa orang memberi tahu kami dalam bahasa Spanyol bahwa tidak ada kereta yang masuk,” ujar seorang wisatawan asal Amerika Serikat, Scott Gregory Klinman.

Sedangkan, seorang engineering  di Barcelona, Jose Maria Espejo berkata :  “Saya berada di sebuah pusat data, tiba-tiba semua alarm berbunyi. Sekarang saya bersama tim, menunggu untuk mencari tahu apa penyebab masalah ini.”

Selain transportasi, menurut laporan EuroNews, pemadaman juga berdampak pada komunikasi. Sebagian besar jaringan seluler tidak dapat melakukan panggilan maupun mengirim pesan. Turnamen tenis Madrid Open yang sedang berlangsung juga terpaksa dihentikan sementara.

Pemerintah Spanyol dan Portugal segera mengadakan rapat darurat kabinet untuk mencari tahu penyebab pemadaman besar ini. Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, mengatakan bahwa operator jaringan listrik nasional telah berhasil memulihkan sekitar setengah dari pasokan listrik di seluruh negeri. 

Sementara itu, perusahaan jaringan energi nasional Portugal (REN) menyatakan bahwa pemadaman disebabkan oleh “fenomena atmosfer langka” di Spanyol, yang menyebabkan ketidakseimbangan suhu ekstrem.

 “Apa yang menyebabkan pasokan listrik tiba-tiba terputus? Para ahli belum dapat memastikan saat ini, namun mereka pasti akan menemukan jawabannya. Semua lembaga negara terkait serta operator swasta tengah bekerja sama untuk mengungkap kebenaran. Semua kemungkinan penyebab sedang dianalisis. Saya ingin menegaskan kembali bahwa saya tidak akan menutup kemungkinan apa pun, semua hipotesis tetap terbuka,” demikian pernyataan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez. 

Saat malam menjelang, ibu kota Spanyol, Madrid, pun tenggelam dalam kegelapan. Beruntung, sekitar pukul 21.00 waktu setempat, listrik mulai pulih di berbagai daerah, dan terdengar sorak-sorai warga yang gembira menyambut kembalinya aliran listrik. Namun demikian, penyebab pasti pemadaman masih dalam proses penyelidikan. (Hui)

Laporan gabungan NTD Asia Pasifik oleh Lin Jiawei dan Zhang Qiling

Zelenskyy Siap Melepaskan Krimea? Pakar: Situasinya Jauh Lebih Rumit

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Selasa (29/4) menyatakan bahwa dia percaya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy siap untuk melepaskan Krimea. Pernyataan ini secara langsung bertentangan dengan pernyataan resmi para pemimpin Ukraina mengenai wilayah yang dicaplok Rusia tersebut.

Menurut laporan AFP, ketika Trump ditanya apakah dia yakin Zelenskyy siap “melepaskan” Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014, Trump menjawab: “Oh, saya rasa iya.”

Associated Press (AP) melaporkan bahwa langkah pemerintahan Trump yang mempertimbangkan pengakuan atas kendali Rusia atas Krimea sebagai bagian dari usulan perdamaian telah mengejutkan para pejabat Ukraina. Mereka menegaskan tidak akan pernah secara resmi menerima pelepasan Semenanjung Krimea, meskipun diakui secara realistis bahwa wilayah itu kemungkinan harus dibiarkan sementara di bawah kendali Moskow.

Menurut para ahli, secara politik dan hukum, pelepasan Krimea yang dicaplok secara ilegal pada 2014 hampir mustahil dilakukan. Langkah semacam itu membutuhkan amandemen konstitusi Ukraina, penyelenggaraan referendum nasional, dan kemungkinan besar akan dianggap sebagai tindakan pengkhianatan. Dari kalangan anggota parlemen hingga masyarakat umum, sebagian besar dengan tegas menentang gagasan tersebut.

Perlu dibedakan antara “konsesi wilayah” dan “penyerahan resmi wilayah.” Yang pertama berarti menyerahkan wilayah sebagai bagian dari kesepakatan damai tanpa mengakui secara permanen hilangnya tanah tersebut, sedangkan yang kedua berarti menyerah secara permanen dan menutup harapan untuk suatu hari nanti merebut kembali Krimea.

Sebagian besar rakyat Ukraina memahami bahwa, sebagai bagian dari perjanjian penghentian perang, wilayah itu mungkin harus dikompromikan karena mustahil direbut kembali secara militer. Survei menunjukkan bahwa semakin banyak warga yang mulai menerima bentuk pengorbanan seperti ini.

Namun, banyak pernyataan resmi mengenai konsesi wilayah menunjukkan bahwa ini bukanlah penyerahan permanen.Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, baru-baru ini mengatakan kepada BBC bahwa Ukraina mungkin harus secara sementara menyerahkan beberapa wilayah sebagai bagian dari kesepakatan damai.

Sebaliknya, menerima kekalahan secara terbuka akan menjadi langkah yang sangat tidak populer, terutama di mata rakyat Ukraina yang hidup di bawah pendudukan Rusia, serta bagi puluhan ribu tentara Ukraina yang telah gugur atau terluka di garis depan. Mengakui kekalahan akan menghancurkan harapan para warga yang menantikan pembebasan dan reuni dengan keluarga, sekaligus membuat para prajurit mempertanyakan arti dari pengorbanan mereka.

Dalam wawancaranya dengan majalah Time yang diterbitkan pada 25 April, Trump kembali menegaskan gagasannya tentang Krimea: “Krimea akan tetap menjadi bagian dari Rusia. Zelenskyy memahami hal itu, semua orang memahami. Mereka (Rusia) telah menguasai Krimea untuk waktu yang sangat lama.”

Ketika ditanya lagi pada 29 April apakah dia yakin Zelenskyy siap untuk melepaskan Krimea, Trump menjawab:  “Oh, saya rasa iya. Krimea adalah masalah dari 12 tahun yang lalu. Presiden Obama menyerahkannya tanpa satu pun tembakan.”

Krimea, sebuah wilayah strategis di pesisir Laut Hitam di selatan Ukraina, sudah diduduki Moskow bahkan sebelum invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022.

Dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat Ukraina mengatakan kepada AP bahwa mereka memperkirakan wilayah-wilayah yang saat ini dikuasai Rusia, termasuk Krimea, mungkin harus dikompromikan sebagai bagian dari kesepakatan damai. Namun, Presiden Zelenskyy telah berulang kali menegaskan bahwa secara resmi melepaskan wilayah kedaulatan adalah “garis merah” yang tidak dapat dilanggar. (jhn/yn)

100 Hari Pemerintahan Trump: Kebijakan Perbatasan Catat Prestasi Menonjol

EtIndonesia. Pada Selasa 29 April 2025 menandai hari ke-100 masa jabatan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Secara umum diakui bahwa Trump telah membentuk kembali tatanan dunia. Pada  Senin 28 April, Gedung Putih secara khusus menyoroti pencapaian Trump dalam kebijakan perbatasan. Berikut laporan dari koresponden NTD dari Gedung Putih, Tao Ming.

 “Menjelang hari ke-100 masa jabatan baru Presiden Trump, Gedung Putih pada hari Senin (28 April) menyoroti keberhasilan Trump dalam kebijakan perbatasan. Mereka menyebutkan bahwa jumlah imigran ilegal dalam 100 hari pertama menurun drastis, dari lebih dari 180.000 orang pada periode yang sama di pemerintahan sebelumnya, menjadi hanya 9 orang—penurunan sebesar 99,99%,” demikian laporan Tao Ming.  

“Gedung Putih juga memberikan daftar panjang pelaku kriminal yang merupakan imigran ilegal. Di belakang kami berdiri puluhan papan informasi yang menampilkan foto-foto dan kejahatan berat seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan penculikan yang dilakukan oleh para imigran ilegal tersebut,” lanjutnya. 

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt berkat  “Tidak diragukan lagi, 100 hari pertama Presiden Trump merupakan yang paling penting dan paling bersejarah di antara semua presiden dalam sejarah Amerika.”

Pada konferensi pers Senin, Levitt didampingi oleh Penasihat Keamanan Perbatasan Gedung Putih, Tom Homan.

 “Presiden Trump dan pemerintahannya telah mencetak keberhasilan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal keamanan perbatasan,” ujarnya. 

Homan menyebutkan bahwa di bawah masa jabatan kedua Trump, perbatasan Amerika menjadi yang paling aman dalam sejarah. Saat pemerintahan Biden, jumlah imigran ilegal yang melintasi perbatasan sempat mencapai 15.000 orang dalam satu hari. Di bawah kebijakan baru Trump, kemarin hanya tercatat 178 orang.

Martha Llamas, seorang pengusaha berusia 50 tahun dan pendukung setia Trump, telah mulai mengoleksi barang-barang terkait Trump sejak 2015, dan telah menghabiskan puluhan ribu dolar.

 “Saya jatuh cinta padanya, saya sangat tersentuh dengan semua yang dia lakukan—seperti menonton sebuah film!,” ujarnya. 

Reporter NTD  “Pada Senin malam, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif untuk memperkuat penegakan hukum dan menindak kota-kota suaka yang tidak bekerja sama dengan otoritas imigrasi. Selasa ini, Trump akan mengunjungi negara bagian Michigan untuk memaparkan capaian-capaian pemerintahannya selama 100 hari terakhir.”

Laporan oleh Tao Ming dan Yixin dari Gedung Putih untuk NTD Television

Putin Umumkan Gencatan Senjata Tiga Hari di  Mei – Trump: Saya Inginkan Gencatan Senjata Permanen

Pada  Senin 28 April, Rusia tiba-tiba mengumumkan gencatan senjata sementara selama tiga hari pada  Mei. Namun, Presiden AS Donald Trump berharap agar Rusia dan Ukraina mencapai gencatan senjata secara menyeluruh dan permanen, serta berharap kesepakatan damai bisa tercapai dalam dua minggu. Selain itu, pada  Sabtu sebelum menghadiri pemakaman Paus, Trump sempat melakukan pembicaraan pribadi selama 15 menit dengan Presiden Ukraina Zelensky, yang menjadi sorotan media besar sepanjang akhir pekan.

EtIndonesia. Kremlin pada  Senin 28 April secara tiba-tiba mengumumkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan gencatan senjata selama tiga hari, dari 8 hingga 10 Mei, bersamaan dengan perayaan peringatan 80 tahun kemenangan Perang Dunia II di Moskow.

Ini adalah kali kedua Putin mengumumkan gencatan senjata sementara, setelah sebelumnya gencatan senjata selama 30 jam di Hari Paskah. Sebelumnya, baik Rusia maupun Ukraina telah saling menuduh satu sama lain berulang kali melanggar kesepakatan, sehingga ruang lingkup gencatan senjata sangat terbatas.

Pengamat mencatat bahwa pengumuman sepihak Putin kali ini terjadi sehari setelah Presiden Trump menyampaikan kekecewaannya atas serangan Rusia yang terus berlanjut terhadap Ukraina.

“Saya ingin melihat apa yang akan dilakukan pihak Rusia, karena saya benar-benar terkejut dan kecewa – sangat kecewa – bahwa mereka masih membombardir tempat-tempat itu setelah pembicaraan berlangsung,” kata Trump. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa tidak ada tanda-tanda bahwa Rusia benar-benar berniat menghentikan perang.

“Pertempuran di garis depan setiap hari membuktikan bahwa Rusia sebenarnya sedang mencoba menipu dunia, menipu Amerika dan negara-negara lain, untuk memperpanjang perang ini,” ujarnya. 

Para analis menilai, pengumuman gencatan senjata oleh Putin sekali lagi adalah sinyal kepada Amerika bahwa Moskow masih memiliki keinginan untuk mencapai perdamaian. Namun, Amerika tampaknya mulai kehilangan kesabaran terhadap gencatan senjata yang rapuh ini. Gedung Putih pada hari Senin menyatakan bahwa Presiden Trump ingin melihat gencatan senjata permanen.

Juru bicara Gedung Putih Caroline Leavitt mengatakan : “Presiden telah dengan jelas menyatakan bahwa yang ia inginkan adalah gencatan senjata permanen – pertama-tama hentikan pembunuhan, hentikan konflik berdarah ini.”

Trump berharap Rusia dan Ukraina bisa menghentikan perang dan menandatangani perjanjian damai dalam dua minggu. Ia memberikan penilaian positif atas pertemuannya dengan Zelensky di Vatikan akhir pekan lalu.

“Itu adalah pertemuan yang luar biasa. Saya katakan, itu adalah kantor paling menakjubkan dan paling indah yang pernah saya lihat,” kata Trump. 

Rekaman menunjukkan bahwa sebelum menghadiri pemakaman Paus, Trump dan Zelenskyy duduk berdekatan dan berbicara secara pribadi selama sekitar 15 menit di dalam Basilika Santo Petrus, tanpa kehadiran para asisten.

Pengamat juga mencatat sebuah detail kecil: awalnya disiapkan tiga kursi karena Presiden Prancis Emmanuel Macron juga hadir. Setelah Trump berbicara sebentar dengan Macron, hanya Trump dan Zelenskyy yang melanjutkan pembicaraan tertutup berdua, sementara kursi ketiga segera disingkirkan.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz berkata : “Ia (Trump) memutuskan untuk menggunakan pendekatan ‘carrot and stick’ (imbalan dan tekanan), agar kedua pihak duduk di meja perundingan, melakukan negosiasi tidak langsung, demi mencapai hasil damai permanen dalam kerangka keamanan yang dipimpin Eropa.”

Selain itu, pada  Senin Korea Utara untuk pertama kalinya mengakui bahwa atas perintah Kim Jong-un, mereka telah mengirim pasukan untuk membantu Rusia dalam perang di Ukraina. Pejabat Ukraina menyatakan bahwa jumlah tentara Korea Utara, termasuk pasukan tambahan, mencapai sekitar 14.000 orang. (Hui)

Laporan oleh wartawan NTD, Yi Jing

Umat Manusia Mungkin Selangkah Lebih Dekat Menemukan Kehidupan Alien

EtIndonesia. Tim peneliti dari Universitas Cambridge menemukan petunjuk yang sangat menggembirakan saat mengamati sebuah planet ekstrasurya bernama K2-18b — sebuah planet yang mengorbit bintang lain dan berjarak sekitar 120 tahun cahaya dari Bumi. Mereka mendeteksi keberadaan senyawa kimia di atmosfer planet tersebut yang mungkin berhubungan dengan kehidupan.

Penemuan ini berdasarkan data atmosfer yang dikumpulkan oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) milik NASA, dan merupakan kali kedua teleskop ini mendeteksi sinyal serupa di atmosfer K2-18b.

Planet K2-18b memiliki ukuran sekitar 2,5 kali lebih besar dari Bumi dan berjarak sekitar 700 triliun mil (setara 124 tahun cahaya) dari kita—jarak yang masih di luar jangkauan teknologi manusia saat ini. 

Melalui pengamatan presisi JWST, tim Cambridge berhasil menemukan tanda-tanda molekul yang berpotensi terkait dengan kehidupan. Molekul-molekul tersebut termasuk dimetil sulfida (DMS) dan dimetil disulfida (DMDS), yang di Bumi hanya diproduksi oleh mikroorganisme laut.

“Ini mungkin adalah bukti terkuat sejauh ini tentang kemungkinan adanya kehidupan luar angkasa,”  kata Dr. Nikku Madhusudhan, peneliti utama dari Institut Astronomi Universitas Cambridge.

Dia menambahkan bahwa meskipun temuan ini sangat menggembirakan, saat ini masih berada pada tahap awal dan belum bisa sepenuhnya menyingkirkan kemungkinan penjelasan lain.

“Kami membutuhkan lebih banyak data untuk konfirmasi. Namun saya cukup yakin, dalam satu atau dua tahun ke depan, kita mungkin dapat memastikan sinyal ini,” katanya.

 Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal The Astrophysical Journal Letters.

Jejak Kehidupan di Luar Bumi?

Dr. Madhusudhan menjelaskan bahwa dalam satu sesi pengamatan saja, beberapa gas kunci telah terdeteksi, dan konsentrasinya bisa mencapai ribuan kali lebih tinggi dibandingkan dengan Bumi. Ini bukan pertama kalinya JWST menemukan tanda-tanda semacam itu di atmosfer K2-18b, namun kali ini sinyalnya lebih kuat dan lebih jelas.

Jika gas-gas ini memang dihasilkan oleh aktivitas biologis, maka K2-18b mungkin bukan planet tandus, melainkan dunia laut yang penuh kehidupan.

Namun, semua ini belum pasti. Tingkat kepercayaan terhadap temuan ini saat ini berada pada tingkat “tiga sigma” (sekitar 99,7% akurat)—angka yang tinggi, namun belum mencapai standar ilmiah ketat “lima sigma” (sekitar 99,9999%) yang diperlukan untuk mengklaim sebuah penemuan.

Bahkan jika kelak mencapai lima sigma, itu belum berarti bukti pasti adanya kehidupan, karena gas-gas seperti DMS dan DMDS bisa saja dihasilkan melalui aktivitas geologis atau mekanisme non-biologis lainnya.

Oleh karena itu, tim peneliti kini bekerja sama dengan berbagai kelompok ilmiah di seluruh dunia untuk menguji apakah ada kemungkinan lain—non-biologis—yang dapat menjelaskan keberadaan molekul-molekul ini.

Lautan Besar atau Lautan Lava?

Beberapa tim riset memperkirakan bahwa atmosfer K2-18b hampir tidak mengandung amonia. Salah satu penjelasannya adalah bahwa amonia tersebut telah diserap oleh lautan cair, sehingga mendukung hipotesis bahwa planet ini mungkin memiliki lautan yang luas.

Namun, ada pula ilmuwan yang menduga permukaan K2-18b mungkin merupakan lautan lava yang sangat panas, yang tentu saja tidak ramah bagi kehidupan. Beberapa peneliti bahkan berpendapat bahwa K2-18b mungkin tidak memiliki permukaan padat sama sekali, melainkan merupakan miniatur planet gas raksasa seperti Neptunus kecil.

Struktur internal K2-18b masih menjadi bahan perdebatan sengit, karena semua data yang tersedia hanya berasal dari sinyal cahaya yang sangat lemah.

Antara Harapan dan Kewaspadaan

Profesor Chris Lintott, seorang astronom, mengungkapkan kekagumannya terhadap penelitian ini, namun mengingatkan semua pihak untuk tetap berhati-hati.

“Kita pernah beberapa kali berada dalam momen yang dianggap sebagai ‘terobosan besar’, namun bisa saja ini hanya bagian dari perjalanan panjang memahami alam semesta,” katanya.

Dr. Madhusudhan pun mengakui bahwa menjawab pertanyaan tentang keberadaan kehidupan lain di alam semesta masih penuh tantangan dan ketidakpastian. Namun ia yakin bahwa timnya sedang berada di jalur yang benar.

“Mungkin puluhan tahun dari sekarang, kita akan melihat kembali ke momen ini dan menyadari—ini adalah saat pertama kita benar-benar mendekati bukti kehidupan luar angkasa,” pungkasnya dengan penuh semangat. (jhn/yn)

Iwan Sunito: Dari Surabaya ke Sydney, Membangun Imperium Properti Bernilai Triliunan Rupiah 

Jakarta, 6 April 2025 – Kisah sukses Iwan Sunito, Founder One Global Capital, menjadi bukti nyata bagaimana seorang diaspora Indonesia bisa menaklukkan pasar properti Australia. Berawal dari candaan sang ayah yang mengirimnya ke Sydney pada 1984, pria kelahiran Surabaya ini kini mengelola portofolio properti bernilai hingga Rp25 triliun. Dalam refleksinya, Iwan mengungkap rahasia kesuksesannya: *”Australia mungkin tidak sempurna, tapi ini pilihan terbaik saya.”* 

Awal Mula: Nasihat Visioner Sang Ayah

Perjalanan Iwan dimulai ketika Handy Sunito, ayahnya, memintanya bersekolah di Sydney. Saat itu, Iwan sempat mengira sang ayah tidak ingin dia pulang ke Indonesia. Namun, nasihat Handy terbukti visioner: 

“Tidak peduli seberapa besar Surabaya, Sydney pasti lebih besar dalam ekonomi dan peluang.”

Iwan menempuh pendidikan di University of New South Wales (UNSW), meraih gelar Sarjana Arsitektur (1992) dan Master Manajemen Konstruksi (1993). Di kampus ini, ia memenangkan Eric Daniels Prize untuk Desain Hunian—pertanda awal bakatnya di dunia properti. 

Tantangan Adaptasi dan Awal Bisnis 

Beradaptasi di Australia tidak mudah. Iwan berbagi cerita lucu tentang kesalahpahaman bahasa, seperti mengira sapaan “G’day” sebagai perintah “go away”. Namun, hal ini justru mengajarkannya ketahanan. 

Pada 1996, Iwan memulai proyek pertamanya di Bondi Junction dengan membangun 54 unit hunian melalui Crown Group. Proyek kecil ini menghasilkan keuntungan Rp50 miliar dan menjadi fondasi bisnisnya. 

“Ayah mengingatkan saya untuk berpikir besar, tapi mulai dari yang kecil,” kenang Iwan. 

Strategi Sukses: “Buy Well, Add Value, Sell Well”

Pada 2004, Iwan menemukan formula investasi properti yang menjadi kunci kesuksesannya: 

1. Beli dengan Tepat: Memilih lokasi strategis seperti Newington, di mana investasi Rp20 miliar berkembang menjadi Rp400 miliar. 

2. Tambah Nilai: Inovasi desain dan fasilitas, seperti proyek Top Ryde City Living (2011) yang jadi salah satu yang terbesar di New South Wales. 

3. Jual dengan Baik: Timing pasar dan strategi pemasaran yang jitu. 

Pendekatan ini membawa Crown Group meraih penghargaan bergengsi, termasuk Property Person of the Year (2015) dan Apartment/Suites Hotel of the Year 2023 untuk SKYE Suites. 

One Global Capital: Melampaui Batas

Setelah meninggalkan Crown Group, Iwan mendirikan One Global Capital, yang mencatat pertumbuhan spektakuler: 

– One Global Resorts Green Square: Okupansi 99,5% dengan pendapatan naik Rp8 miliar dalam 6 bulan. 

– One Macquarie Park: Proyek hotel modular pertama di Sydney. 

– Rencana Ekspansi: Kolaborasi dengan Armani Group untuk penthouse eksklusif di Chatswood dan investasi di Sydney CBD. 

“Kepercayaan investor adalah aset terbesar. Mereka percaya karena kami konsisten selama 20 tahun,” tegas Iwan. 

Mengapa Australia? 

Setelah mengevaluasi pasar Asia Pasifik seperti Singapura dan Vietnam, Iwan memilih Australia karena: 

✅ Stabilitas Politik & Ekonomi 

✅ Mata Uang Kuat (AUD) 

✅ Pertumbuhan Properti Konsisten (nilai properti Sydney naik 2x setiap 10 tahun). 

✅ Lingkungan Bisnis Kondusif 

“Australia adalah tempat di mana mimpi kecil bisa menjadi besar,” ujarnya. 

3 Tips Investasi dari Iwan Sunito

Bagi pebisnis Indonesia yang ingin mencoba peruntungan di Australia, Iwan membagikan strateginya: 

1. Mulai dari Bidang yang Anda Kuasai 

   “Investasi harus dimulai dari passion, bukan sekadar ikut tren.” 

2. Cari Mitra Lokal yang Berpengalaman 

   “Jangan lawan kompetitor sendirian. Mereka paham pasar lokal lebih baik.” 

3. Bangun Kepercayaan Jangka Panjang

   “Seperti Warren Buffett bilang: jangan pernah bekerja dengan penipu, kontrak sekuat apa pun tak akan menyelamatkan Anda.” 

Refleksi: Terima Kasih untuk Sang Ayah

Kini, setelah 40 tahun di Sydney, Iwan menyadari kebijaksanaan ayahnya. Dari gaji Rp250 juta/tahun, ia kini mengelola triliunan rupiah. 

“Ayah benar: Australia tidak sempurna, tapi ini pilihan terbaik saya.”  

Somalia Larang Paspor Taiwan Masuk, Kementerian Luar Negeri Taiwan Kecam Pengaruh Tiongkok

EtIndonesia. Pemerintah Somalia baru-baru ini mengeluarkan pemberitahuan bahwa, berdasarkan Resolusi 2758 Majelis Umum PBB dan berpegang pada prinsip “Satu Tiongkok”, mulai tanggal 30 bulan ini, warga yang menggunakan paspor atau dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh Taiwan tidak diperkenankan memasuki atau transit di Somalia.

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Taiwan menyampaikan protes keras, menuduh Somalia bertindak di bawah hasutan Tiongkok dan salah menafsirkan resolusi PBB tersebut, serta berupaya menciptakan kesan seolah-olah Taiwan merupakan bagian dari Tiongkok. Taiwan menuntut Somalia segera membatalkan keputusan tersebut.

Dalam siaran pers yang dikeluarkan pada hari Selasa (29/4), Kemlu Taiwan mengungkapkan bahwa Otoritas Penerbangan Sipil Somalia (SCAA) pada 22 April telah memberitahukan bahwa Pemerintah Somalia, berdasarkan Resolusi 2758 Majelis Umum PBB, berpegang pada prinsip “Satu Tiongkok.”

Karena itu, semua operator penerbangan dan pihak terkait diberitahu bahwa mulai 30 April, semua paspor dan dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh Taiwan atau institusi terkait tidak lagi diakui untuk keperluan masuk atau transit di Somalia.

Kementerian Luar Negeri Taiwan dengan tegas memprotes tindakan Somalia yang, di bawah pengaruh Tiongkok, telah memberlakukan pembatasan atas kebebasan dan keselamatan perjalanan warga Taiwan. Taiwan juga menuntut Pemerintah Somalia segera mencabut pengumuman tersebut.

Kemlu Taiwan menegaskan bahwa Somalia telah salah menafsirkan Resolusi 2758 dan mengaitkannya secara keliru dengan prinsip “Satu Tiongkok,” dengan tujuan untuk menciptakan ilusi bahwa Taiwan berada di bawah kedaulatan Tiongkok. Taiwan mengecam keras tindakan tersebut dan menyampaikan bantahan resmi.

Kementerian Luar Negeri juga menyatakan bahwa pihaknya, bersama Kantor Perwakilan Taiwan di Republik Somaliland, sedang berkoordinasi dengan negara-negara dan organisasi internasional yang memiliki nilai-nilai demokrasi serupa, guna mengambil tindakan konkret untuk membatalkan kebijakan yang salah ini.

Lebih lanjut, Kemlu Taiwan menyerukan kepada seluruh warga Taiwan untuk menunda perjalanan ke Somalia dan Republik Somaliland hingga pemberitahuan tersebut dicabut, demi memastikan keselamatan dan kenyamanan perjalanan.

Kemlu juga menjelaskan bahwa Republik Somaliland, yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya sejak 1991, telah melaksanakan empat kali pemilihan presiden, dengan situasi politik yang stabil dan demokrasi yang terus berkembang.

Sebagai negara yang menjunjung nilai demokrasi dan kebebasan, Somaliland memiliki kedekatan nilai dengan Taiwan.

Namun, tindakan Pemerintah Somalia yang mengontrol wilayah udara Somaliland untuk menghalangi interaksi antarnegara demokratis dinilai sebagai tindakan kasar, dan telah memperburuk situasi di kawasan Tanduk Afrika.

Kementerian Luar Negeri Taiwan menegaskan bahwa perkembangan selanjutnya dari kasus ini akan terus diinformasikan kepada publik.(jhn/yn)

Pemimpin Partai Konservatif Kanada Akui Kekalahan, Siap Bekerja Sama dengan Partai Liberal untuk Melawan Trump

EtIndonesia. Pemimpin Partai Konservatif Kanada, Pierre Poilievre, pada hari Selasa (28/4)  secara resmi mengakui kekalahannya dalam pemilihan federal dan berjanji akan bekerja sama dengan pemerintahan Partai Liberal untuk bersama-sama menghadapi ancaman perang dagang dan upaya aneksasi dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Menurut laporan AFP, Poilievre, dalam pidatonya di hadapan para pendukung di ibu kota Ottawa, menyatakan: “Kami akan selalu mengutamakan Kanada. Partai Konservatif, dengan tujuan bersama melindungi kepentingan nasional, akan bekerja sama dengan Perdana Menteri dan semua partai untuk mencapai perjanjian dagang baru yang dapat mengakhiri masalah tarif ini, sekaligus menjaga kedaulatan negara kita.”

Dalam pemilihan federal yang digelar pada hari Senin (28/4), Perdana Menteri Mark Carney berhasil mempertahankan posisinya. Namun, menurut prediksi CTV News, Partai Liberal diperkirakan tidak mampu membentuk pemerintahan mayoritas yang diinginkan Carney—sebuah posisi yang akan sangat membantu dalam perundingan tarif melawan Trump.

Di House of Commons Kanada yang memiliki 343 kursi, Partai Liberal perlu memenangkan setidaknya 172 kursi untuk membentuk mayoritas tanpa perlu dukungan dari partai-partai kecil. CTV melaporkan bahwa Partai Liberal saat ini unggul atau telah memenangkan 156 kursi, sementara Partai Konservatif menyusul ketat dengan 145 kursi. Provinsi British Columbia di bagian paling barat Kanada, yang merupakan wilayah pemungutan suara terakhir, diperkirakan akan menjadi penentu apakah Partai Liberal dapat membentuk pemerintahan mayoritas.

Presiden lembaga survei Angus Reid Institute, Shachi Kurl, mengatakan kepada Reuters bahwa kemenangan Liberal didorong oleh tiga faktor utama.

Menurut Kurl:  “Pertama adalah faktor ‘asal bukan Partai Konservatif sudah cukup’, kedua adalah isu tarif Trump, dan ketiga adalah pengunduran diri (mantan Perdana Menteri) Justin Trudeau… Hal ini mendorong banyak pemilih moderat kiri dan tradisional Liberal untuk kembali ke Partai Liberal.”

Trudeau, yang popularitasnya merosot tajam, mengundurkan diri pada bulan Maret lalu.

Mark Carney telah berjanji untuk mengambil sikap keras terhadap Washington dalam persoalan tarif dan menyatakan bahwa Kanada harus menginvestasikan puluhan miliar dolar untuk mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat. Partai Konservatif yang berhaluan tengah-kanan menunjukkan kekuatan mengejutkan dalam pemilu ini setelah lebih dari sembilan tahun pemerintahan Liberal.

Dalam sejarah politik Kanada, pemerintahan minoritas biasanya tidak bertahan lebih dari dua setengah tahun. Canadian Broadcasting Corporation (CBC) memperkirakan bahwa Partai Liberal akan tetap berkuasa, namun belum dapat memastikan apakah mereka akan membentuk pemerintahan mayoritas atau minoritas.

Sebelum pengunduran diri Trudeau dan ancaman tarif serta aneksasi dari Trump, pada Januari tahun ini, survei menunjukkan bahwa dukungan terhadap Partai Liberal tertinggal hingga 20 poin persentase. Hasil pemilu ini mencerminkan keberhasilan Partai Liberal membalikkan keadaan.

Ancaman Trump memicu gelombang nasionalisme di Kanada, mendongkrak popularitas Carney secara signifikan. Meski Carney merupakan sosok baru di dunia politik, dia sebelumnya pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Kanada (Bank of Canada) dan Bank Sentral Inggris (Bank of England), serta memimpin dua negara anggota G7 dalam kapasitas itu.

Trump kembali menjadi isu sentral dalam pemilu Kanada pekan lalu setelah dia mengumumkan bahwa dia mungkin akan mengenakan tarif 25% terhadap mobil buatan Kanada, dengan alasan bahwa Amerika “tidak membutuhkan mobil-mobil tersebut.”

Sebelumnya, Trump juga sempat menyatakan bahwa dia mungkin akan menggunakan “kekuatan ekonomi” untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat.

Carney menegaskan bahwa pengalamannya dalam mengelola isu-isu ekonomi menjadikannya pemimpin terbaik untuk berhadapan dengan Trump.

Sementara itu, krisis perumahan serta kekhawatiran pemilih mengenai biaya hidup dan tingkat kejahatan menjadi tema utama kampanye pemimpin Partai Konservatif, Pierre Poilievre.

Kemarin, Trump kembali menggunakan media sosial untuk menyerukan agar Kanada bergabung menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat.

Dalam postingannya, Trump menulis: “Semoga rakyat Kanada mendapatkan yang terbaik. Pilihlah seorang pemimpin yang kuat dan cerdas, turunkan tarif pajak Anda setengahnya, tingkatkan kekuatan militer kalian hingga ke tingkat tertinggi dunia secara gratis, lipatgandakan skala produksi mobil, baja, aluminium, kayu, energi, dan semua sektor industri lainnya, serta hapuskan tarif dan pajak—semuanya, asalkan Kanada menjadi negara bagian ke-51 Amerika yang kita cintai. Garis batas buatan yang dibuat bertahun-tahun lalu, tidak akan lagi ada.” (jhn/yn)