Home Blog Page 2

PKT Tutupi Kejahatan Pengambilan Organ Secara Hidup-Hidup! Mantan Dokter Tiongkok Datang ke Taiwan Ungkap Kebenaran

Sejak tahun 2000, sejumlah orang dalam dari Tiongkok melarikan diri ke luar negeri untuk mengungkap praktik pengambilan organ secara hidup-hidup dalam skala besar terhadap tahanan hati nurani dan praktisi Falun Gong oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) demi keuntungan ekonomi. Namun demikian, PKT terus menutup-nutupi kejahatan ini dari dunia luar. Baru-baru ini, seorang mantan dokter asal Tiongkok, Zheng Zhi, datang ke Taiwan untuk menghadiri pemutaran film dokumenter berjudul “State Organs” dan membagikan pengalamannya, menyerukan kepada masyarakat Taiwan untuk memahami dan menyebarkan kebenaran ini.

EtIndonesia. Film dokumenter “State Organs” mengungkap praktik sistematis dan besar-besaran pengambilan organ secara hidup-hidup dari tahanan hati nurani dan praktisi Falun Gong oleh PKT demi mencari keuntungan. Salah satu narasumber dalam film ini adalah Zheng Zhi,  matan dokter militer Tiongkok yang pernah terlibat dalam praktik keji ini. Dalam pemutaran film di Kaohsiung, Zheng berharap masyarakat Taiwan bisa menyadari kenyataan sebenarnya tentang PKT.

Zheng Zhi, berkata: “Kali ini saya datang ke Republik Tiongkok Taiwan yang bebas dan demokratis dengan harapan agar setiap keluarga, setiap orang tua, dan setiap anak di Taiwan tidak akan lagi menjadi korban kekejaman pengambilan organ hidup-hidup oleh PKT.”

Dr. Zheng Zhi, kini hidup dalam pengasingan di Kanada, melakukan perjalanan ke Taiwan untuk menghadiri beberapa pemutaran film dokumenter pemenang penghargaan “State Organs” pada 4 -15 Juni 2025. Film tersebut menampilkan kesaksian langsung Zheng sebagai dokter residen di rumah sakit militer Tiongkok.

Anggota Legislatif Taiwan, Hsu Chih-chieh menyampaikan: “Kami menyewa tempat bioskop sebagai bentuk dukungan terhadap film State Organs. Kami juga menyerukan lebih banyak orang untuk melakukan hal yang sama, mendorong penyebaran film ini agar seluruh rakyat Taiwan, bahkan dunia, mengetahui kebiadaban PKT.”

Anggota Legislatif Hung Chieh mengatakan: “Sebagai garda terdepan dalam menentang PKT, kita semua tahu bahwa PKT adalah rezim yang tidak menghormati hak asasi manusia, kejam, dan tidak berperikemanusiaan. Maka hari ini kami berdiri di sini untuk mengungkap kebenaran, dan sangat berterima kasih kepada Dr. Zheng yang bersedia tampil langsung dan membuka mata masyarakat Taiwan akan kenyataan ini.”

Banyak penonton merasa terkejut dan marah setelah menonton film tersebut. Anggota legislatif Hsu Chih-chieh menyampaikan bahwa saat ini sudah banyak negara di dunia yang tengah mendorong legislasi untuk menolak praktik pengambilan organ hidup-hidup, termasuk Taiwan. Ia berharap hal itu bisa menghentikan kejahatan yang dilakukan PKT.

Seorang penonton, yang juga seorang dokter, mengatakan: “Karena saya sendiri adalah seorang dokter, maka etika dalam transplantasi organ adalah hal yang sangat kami perhatikan. Saya juga sangat menghargai pentingnya demokrasi dan kebebasan di sebuah negara, karena setiap nyawa manusia itu unik, dan organ tubuh tidak boleh diperdagangkan seperti barang. Ini adalah sesuatu yang sangat mengerikan.”

Anggota Dewan Kota Kaohsiung, Chen Hui-wen, menambahkan: “Dengan mengungkap kejahatan ini, kami ingin dunia tahu bahwa ini adalah tindakan keji yang benar-benar tidak berperikemanusiaan dari PKT. Kami berharap seluruh dunia bisa bersama-sama mengutuknya.”

Hsu Chih-chieh melanjutkan: “Kejahatan PKT dalam mengambil organ tubuh manusia secara paksa harus dikutuk oleh seluruh dunia. Banyak negara juga sudah mengusulkan atau mengesahkan undang-undang yang menentang praktik ini. Di parlemen Taiwan, saya dan Hung Chieh juga sudah mengajukan rancangan undang-undang untuk menghentikan kekejaman ini di Taiwan.”

Meskipun PKT terus berupaya menutup-nutupi kejahatan pengambilan organ hidup-hidup, berbagai parlemen negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia telah mengesahkan resolusi untuk mengecam dan menghentikan kekejaman tersebut. Pada tahun 2025, anggota dari kedua partai di DPR dan Senat AS bersama-sama mengajukan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong, yang menyerukan penerapan sanksi terhadap pelaku pengambilan organ secara paksa.

“State Organs”, film dokumenter yang disutradarai oleh Raymond Zhang—pemenang Peabody Award—berfokus pada dua keluarga yang mencari kerabat mereka yang hilang di tengah penindasan nasional terhadap keyakinan Falun Gong. Kedua orang yang hilang tersebut merupakan praktisi Falun Gong.

Pada akhir 1990-an, diperkirakan sekitar 70 hingga 100 juta warga Tiongkok mempraktikkan Falun Gong, sebuah kepercayaan yang mengajarkan hidup selaras dengan prinsip universal Sejati-Baik-Sabar. Ketika rezim mulai memberantas Falun Gong, para praktisinya menjadi sasaran dalam rantai pasokan besar-besaran dan sistematis rezim untuk pengambilan organ paksa, menurut para pelapor dan peneliti.

Para penyelenggara pemutaran dokumenter ini di Taiwan menyatakan bahwa selama setahun terakhir, mereka telah menerima lebih dari 100 ancaman kekerasan yang menuntut agar pemutaran film dibatalkan. Zhang dan lainnya menduga ancaman tersebut kemungkinan berasal dari Partai Komunis Tiongkok, dan hal ini menunjukkan sejauh mana rezim tersebut takut topik ini semakin diketahui publik. (Hui)

Laporan oleh Wang Chong-ying dan Li Juan-rong dari NTD Television Asia Pasifik, Kaohsiung, Taiwan.

Foto-foto: Pesawat  Air India Hantam Gedung Fakultas Kedokteran,  265 Orang Tewas

EtIndonesia. Pada 12 Juni waktu setempat, sebuah pesawat milik Air India mengalami kecelakaan fatal tak lama setelah lepas landas—kurang dari satu menit—dan menabrak asrama dokter di kompleks sebuah fakultas kedokteran.

Menurut laporan terbaru, sedikitnya 265 orang dipastikan tewas dalam kecelakaan udara ini. Dari 242 orang di dalam pesawat, hanya satu orang yang selamat, dan sekitar 50–60 mahasiswa kedokteran menjadi korban tewas atau luka-luka.

Harian Hindustan Times pada 13 Juni mengutip pernyataan pejabat kepolisian India, menyatakan bahwa “menurut informasi yang kami terima, sebanyak 265 jenazah telah dibawa ke rumah sakit.” Saat ini, operasi penyelamatan masih berlangsung dan jumlah korban tewas kemungkinan akan terus bertambah.

Seorang pejabat tinggi kepolisian juga mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah korban tewas bisa mencapai lebih dari 290 orang. (asr)

Sumber : NTDTV.com

)Penerbangan Air India 171 jatuh di kawasan permukiman dekat Bandara Ahmedabad. Bagian ekor pesawat tertancap ke dalam sebuah gedung. (Foto: Sam Panthaky / AFP via Getty Images)
Penerbangan Air India 171 jatuh di kawasan permukiman dekat Bandara Ahmedabad. Bagian ekor pesawat tertancap ke dalam sebuah gedung.
(Foto: Sam Panthaky / AFP via Getty Images)



Petugas penyelamat bekerja di lokasi kecelakaan pesawat Air India penerbangan 171 yang jatuh di kawasan permukiman dekat bandara di Ahmedabad pada 12 Juni 2025. Pesawat penumpang yang menuju London jatuh pada 12 Juni di kota Ahmedabad, India Barat, dengan 242 orang di dalamnya, kata pejabat penerbangan dalam apa yang disebut maskapai sebagai “kecelakaan tragis”. (Foto oleh SAM PANTHAKY/AFP via Getty Images)
Petugas medis memindahkan jenazah korban ke ambulans setelah Pesawat Air India Penerbangan 171 jatuh di kawasan permukiman dekat bandara di Ahmedabad pada 12 Juni 2025. Pesawat penumpang yang menuju London jatuh pada 12 Juni di kota Ahmedabad, India Barat, dengan 242 orang di dalamnya, kata pejabat penerbangan dalam apa yang disebut maskapai sebagai “kecelakaan tragis”. (Foto oleh SAM PANTHAKY/AFP via Getty Images)




Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi kecelakaan pesawat Air India penerbangan 171 yang jatuh di kawasan permukiman dekat bandara di Ahmedabad pada 12 Juni 2025. Pesawat penumpang yang menuju London jatuh pada 12 Juni di kota Ahmedabad, India Barat, dengan 242 orang di dalamnya, kata pejabat penerbangan dalam apa yang disebut maskapai sebagai “kecelakaan tragis”. (Foto oleh SAM PANTHAKY/AFP via Getty Images)

20 Jenderal Iran Tewas Diserbu Mossad, Rudal Balistik Iran Bobol Pertahanan Israel!

EtIndonesia. Konflik antara Israel dan Iran kembali memuncak dalam 48 jam terakhir setelah serangan udara besar-besaran dilancarkan Israel ke wilayah Iran. Eskalasi ini juga ditandai dengan keterlibatan militer Amerika Serikat, pernyataan keras Donald Trump, serta reaksi keras dari berbagai negara besar dunia. Berikut adalah laporan lengkap dan mendalam terkait perkembangan terbaru di kawasan Timur Tengah yang kini semakin memanas.

Trump: “Serangan Israel Sangat Luar Biasa, Akan Ada Lebih Banyak Lagi”

Pada 13 Juni, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam wawancaranya dengan ABC News secara terbuka memuji aksi militer Israel terhadap Iran. Dia menyebut serangan tersebut sebagai “luar biasa” dan mengingatkan bahwa serangan sejenis akan terus terjadi ke depan.

“Serangan ini luar biasa. Kami telah memberi mereka kesempatan, tapi mereka tidak memanfaatkannya. Iran mendapat pukulan besar—sangat berat. Dan saya peringatkan, ke depan akan ada lebih banyak lagi serangan, bahkan sangat banyak,” ujar Trump tegas dalam wawancara eksklusif.

Operasi Rahasia Mossad di Iran: 20 Jenderal Garda Revolusi Tewas

Di balik serangan udara Israel, diketahui pasukan elit Mossad—badan intelijen dan operasi khusus Israel—telah melancarkan berbagai operasi rahasia di dalam wilayah Iran. Menurut laporan Reuters, setidaknya 20 jenderal tinggi Garda Revolusi Iran tewas dalam operasi senyap ini. Operasi tersebut menargetkan pusat-pusat komando, markas besar militer, hingga jaringan komunikasi strategis Iran.

Serangan Balasan: Rudal Iran Menghantam Jantung Pertahanan Israel

Tak tinggal diam, Iran meluncurkan serangan balasan secara masif. Rudal-rudal Iran menargetkan markas besar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv. Militer Amerika Serikat langsung bergerak cepat, dengan sistem pertahanan udara membantu mencegat rudal dan drone yang ditembakkan dari Iran ke wilayah Israel.

Rekaman video yang beredar menunjukkan rudal balistik Iran mampu menembus sistem pertahanan udara Israel dan menghantam area di pusat Tel Aviv, menimbulkan kepulan asap tebal yang menyelimuti langit kota. Gelombang ledakan juga terdengar di wilayah Yerusalem. Serangan beruntun Iran disebut sebagai respons tegas terhadap aksi Israel dan Mossad.

Keterlibatan Amerika Serikat: Militer AS Bantu Intersepsi Rudal Iran

Beberapa pejabat senior AS telah mengonfirmasi bahwa militer Amerika ikut serta membantu pertahanan udara Israel. Dalam aksi malam itu, ratusan rudal dan drone yang ditembakkan Iran ke Israel berhasil dihadang oleh sistem Iron Dome, Patriot, dan sistem pertahanan sekutu. Militer AS, menurut sumber CNN dan Fox News, mengerahkan dua kapal perusak Angkatan Laut, USS Sullivan dan USS Arleigh Burke, yang kini siaga penuh di Mediterania Timur.

Juru bicara keamanan AS menegaskan bahwa saat ini prioritas Washington adalah melindungi ratusan ribu warga Amerika dan aset vital AS di Israel.

Korban dan Kerusakan: Fasilitas Militer Iran dan Israel Sama-Sama Terpukul

Serangan udara Israel ke Iran pada 13 Juni menargetkan lebih dari 100 sasaran, termasuk fasilitas nuklir utama di Natanz, sejumlah pangkalan militer strategis, dan pusat riset senjata nuklir. Enam pejabat tinggi Iran, termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata dan beberapa ilmuwan nuklir, dilaporkan tewas. Fasilitas pengayaan uranium di Natanz mengalami kerusakan parah, terutama di bagian bawah tanah yang menjadi pusat aktivitas nuklir Iran.

Di sisi Israel, serangan balasan Iran menimbulkan kerusakan pada beberapa instalasi pertahanan dan menyebabkan sedikitnya 35 korban luka—satu di antaranya perempuan dalam kondisi kritis. Data dari organisasi layanan darurat Magen David Adom menyebutkan tujuh warga luka-luka di Tel Aviv dan Ramat Gan akibat jatuhnya puing-puing rudal yang dicegat.

Dukungan dan Koordinasi Internasional: AS, Prancis, Jerman, dan Sekutu Lainnya

Pascaserangan, negara-negara sekutu Israel langsung bereaksi. Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz menegaskan dukungan atas hak Israel membela diri, namun tetap menyerukan kedua belah pihak menahan diri agar ketegangan tidak meluas.

“Prancis akan selalu mendukung hak dan eksistensi Israel untuk membela diri. Namun, kami berharap kedua pihak mampu menahan diri demi stabilitas kawasan,” tegas Macron dalam konferensi pers di Paris.

Kanselir Jerman menambahkan, keamanan komunitas Yahudi dan warga Iran di Jerman akan dijamin sepenuhnya. Sementara, Perdana Menteri Swedia mengingatkan potensi terorisme yang bisa meluas hingga ke Eropa, dan mendesak agar penyelesaian masalah ditempuh lewat diplomasi.

Langkah-Langkah Darurat dan Penutupan Wilayah Udara Timur Tengah

Eskalasi konflik menyebabkan empat negara di Timur Tengah—Israel, Iran, Irak, dan Yordania—menutup total wilayah udara mereka. Data situs pelacakan penerbangan internasional menunjukkan aktivitas penerbangan di atas kawasan ini praktis lumpuh. Kedutaan besar Philipina di Israel bahkan sudah mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk waspada dan siap mengungsi.

Sementara itu, militer Iran memberlakukan larangan semua kapal asing melintasi Selat Hormuz—jalur pelayaran energi paling vital dunia. Langkah ini meningkatkan risiko gangguan pada suplai minyak global.

Reaksi dan Pernyataan Para Tokoh Dunia

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pidatonya menyampaikan pesan khusus kepada rakyat Iran: “Rakyat Iran yang pemberani, cahaya kalian akan mengalahkan kegelapan. Sejak zaman Cyrus Agung, Israel dan Iran adalah sahabat. Rebutlah kembali kebebasan kalian dari rezim penguasa.”

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melalui media resmi menyerukan perlawanan total dan bersumpah akan menghancurkan “rezim Israel.” Media Tiongkok menyoroti retorika Khamenei sebagai upaya memperkuat posisi di tengah perang.

Di platform media sosial Trump, tidak ada unggahan baru selain satu postingan terkait kerusuhan, menimbulkan banyak spekulasi tentang sikap diam Presiden AS ini di tengah eskalasi besar.

Analisis Strategis: Diplomasi AS dan Serangan Israel

Analis industri pertahanan menyimpulkan bahwa strategi ambigu Amerika Serikat selama ini, yang mengedepankan jalur diplomasi sekaligus mempersiapkan serangan militer, memberi ruang gerak bagi Israel untuk melancarkan serangan mendadak. Selama negosiasi AS-Iran berlangsung di Oman, Israel diam-diam melakukan serangan untuk mendapatkan posisi strategis.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa pada tanggal 15, diplomat AS dan Iran akan kembali bertemu di Oman untuk perundingan babak baru, namun kepercayaan antar pihak kini berada di titik terendah.

Reaksi Dunia: Tiongkok dan Rusia

Tiongkok, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, secara resmi menolak aksi militer Israel ke Iran. Beijing menyerukan semua pihak menahan diri dan menawarkan diri sebagai mediator dalam meredakan konflik. Sementara itu, Rusia juga menyerukan penghentian kekerasan dan mendorong dialog.

Situasi di Lapangan: Mobilisasi Militer dan Kesiagaan Maksimal

Seluruh aktivitas masyarakat di Israel dihentikan. Sekolah, kantor, dan area publik ditutup. AS mengurangi staf diplomatik di Irak dan menempatkan sekitar 40.000 personel militer di kawasan Timur Tengah—lengkap dengan sistem pertahanan udara dan kapal perang.

Seorang pejabat senior militer Israel menegaskan: “Ini bukan sekadar operasi militer, melainkan perang yang sangat terencana dari jarak 1.500 kilometer.”

Potensi Perang Besar dan Ketidakpastian Regional

Situs berita Israel, Ynet News, memprediksi perang antara Israel dan Iran dapat berlangsung minimal dua pekan ke depan. Koordinasi resmi antara Pemerintah AS dan Israel menunjukkan kemungkinan keterlibatan militer AS secara langsung, terutama jika serangan balasan Iran meningkat dan mengancam warga serta aset Amerika di Israel.

Kesimpulan: Kawasan di Ambang Krisis Besar

Dengan saling serang yang kini melibatkan aset dan personel militer AS, situasi di Timur Tengah berada di ambang krisis regional yang bisa menjalar ke konflik global. Seluruh dunia kini menanti langkah berikutnya, sementara diplomasi dan kekuatan militer terus berpacu di arena geopolitik paling panas tahun ini.

Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran: Bursa Saham Global Anjlok, Harga Minyak Naik Lebih dari 7%

Pada  Jumat (13 Juni), pasar global terguncang akibat serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Bursa saham anjlok dan harga minyak melonjak lebih dari 7%. Para investor berbondong-bondong beralih ke aset aman seperti emas dan franc Swiss.

EtIndonesia. Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran memicu respons pasar yang cepat. Hingga pukul 00:55 GMT, indeks berjangka E-mini S&P 500 Amerika turun 1,5%, sementara indeks berjangka Nasdaq turun 1,7%. Indeks Nikkei Jepang turun 1,4%, dan indeks saham gabungan Korea Selatan (KOSPI) turun 1,2%.

Sementara itu, harga minyak naik tajam, melampaui 7%, mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Ketegangan yang meningkat tajam di Timur Tengah memicu kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak.

Hingga pukul 01:42 GMT:

  • Harga minyak mentah Brent naik 5,29 dolar AS, menjadi 74,65 dolar AS per barel (naik 7,63%), sempat menyentuh 75,32 dolar AS, tertinggi sejak 2 April.
  • Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) AS naik 5,38 dolar AS, menjadi 73,42 dolar AS per barel (naik 7,91%), sempat menyentuh 74,35 dolar AS, tertinggi sejak 3 Februari.

“Serangan Israel terhadap Iran semakin meningkatkan premi risiko,” kata Saul Kavonic, analis senior energi dari MST Marquee kepada Reuters. 

Namun, ia juga menyatakan bahwa “konflik perlu meningkat ke tingkat di mana Iran membalas dengan menyerang infrastruktur minyak di kawasan sebelum pasokan minyak benar-benar terdampak.”

Ia menambahkan bahwa dalam situasi ekstrem, Iran bisa saja mengganggu pasokan hingga 20 juta barel per hari melalui serangan terhadap infrastruktur atau dengan membatasi jalur pengiriman di Selat Hormuz.

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah kembali mendorong investor mencari aset aman. Harga emas naik 1% pada hari Jumat, menjadi sekitar 3.419 dolar AS per ons.

Nilai tukar:

  • Franc Swiss naik sekitar 0,4% terhadap dolar AS, menjadi 0,8072;
  • Yen Jepang naik 0,3%, menjadi 143,06;
  • Euro melemah 0,3%, menjadi 1,1553 dolar AS.

Pada Jumat pagi, Israel melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa tujuan serangan tersebut adalah untuk menghancurkan infrastruktur nuklir Iran, pabrik rudal balistik, dan sejumlah besar kapabilitas militer lainnya.

Israel juga mengumumkan status darurat nasional, guna menghadapi potensi serangan balasan dari Iran berupa rudal dan drone.

Menurut kantor berita resmi Iran Nour News, terdengar ledakan di dekat fasilitas nuklir di timur laut Teheran pada Jumat dini hari. Sistem pertahanan udara Iran dilaporkan berada dalam siaga penuh.

Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa para pemimpin Iran sedang mengadakan pertemuan tingkat tinggi terkait keamanan nasional.

Priyanka Sachdeva, analis pasar senior dari Phillip Nova, mengatakan kepada Reuters, “Pengumuman Iran untuk siaga penuh dan ancaman balasan tidak hanya meningkatkan risiko gangguan pasokan, tapi juga bisa meluas ke negara-negara penghasil minyak lain di sekitarnya.”

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Jumat menyatakan bahwa serangan Israel terhadap Iran adalah “aksi sepihak”, menegaskan bahwa Washington tidak terlibat, dan mendesak Iran untuk tidak menyasar kepentingan atau personel Amerika di kawasan tersebut. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Perang Baru, Peta Dunia Berubah: Siapa Diuntungkan, Siapa Dikorbankan?

EtIndonesia. Media militer resmi Partai Komunis Tiongkok (PKT) tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda adanya “perhitungan” atau upaya mempertanggungjawabkan serangkaian kebijakan yang diambil oleh Xi Jinping. Sejumlah laporan investigatif mulai beredar, membeberkan berbagai titik balik yang menjadi kunci hilangnya pengaruh dan kekuasaan Xi di tengah krisis global yang terus berkembang. Situasi ini diyakini menjadi titik awal dari perubahan besar dalam hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok.

Perang Timur Tengah Memanas: Israel Serang Iran, Dunia di Ambang Krisis Baru

Di tengah ketegangan yang terus meningkat di kawasan Timur Tengah, dunia dikejutkan oleh langkah dramatis Israel yang, pada dini hari 13 Juni, melancarkan serangan udara terkoordinasi ke berbagai sasaran strategis di Iran. Serangan ini dinilai sebagai salah satu operasi militer terbesar dan paling berani Israel dalam beberapa dekade terakhir.

Bagi para analis geopolitik, situasi ini memberikan celah penting bagi Donald Trump— Presiden AS yang kembali mendominasi panggung politik dunia—untuk menekan Tiongkok melalui jalur baru. Dalam perundingan intens antara AS dan Tiongkok yang digelar di London, terlihat jelas bagaimana Beijing berusaha menekan komunitas global dengan ancaman pemanfaatan pasokan logam tanah jarang sebagai senjata diplomasi dan ekonomi. Namun, strategi ini dinilai hanya efektif dalam jangka waktu singkat.

Di saat yang sama, baik Rusia maupun Ukraina kini cenderung merapat ke AS dalam urusan logam tanah jarang. Sejak Maret lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin telah secara terbuka menawarkan kerjasama di bidang mineral strategis tersebut kepada AS. Di sisi lain, Ukraina juga telah menandatangani perjanjian pertambangan logam tanah jarang dengan Washington.

Strategi Trump: Redam Perang Dagang, Bangun Rantai Pasok Baru

Trump tampaknya memilih untuk meredakan eskalasi perang dagang dengan Tiongkok—sementara fokus membangun kembali rantai pasok tanah jarang yang lebih stabil. Para pengamat menilai, jika AS mampu mengamankan posisi di Iran melalui manuver strategis Israel, maka salah satu “lengan” penting Tiongkok dalam geopolitik dunia akan benar-benar diputus.

Sebelum eskalasi terbaru, Israel telah berhasil menumpas sejumlah kekuatan yang berafiliasi dengan Iran—termasuk Hamas di Gaza, kelompok milisi di Pulau Mutiara, dan pemberontak Houthi di Yaman. Semua keberhasilan ini membuka jalan strategis bagi Israel untuk akhirnya melakukan serangan langsung ke jantung kekuatan Iran. Trump disebut-sebut memberikan “lampu hijau” bagi langkah Israel tersebut.

Pada dini hari 13 Juni, Israel melancarkan Operasi Rising Lion —sebuah operasi militer besar-besaran yang menggabungkan serangan rudal, drone, dan jet tempur ke sejumlah target di Iran. Serangan udara besar pertama dilaporkan menghantam kawasan sekitar Teheran tepat pukul 3 pagi. Cuplikan video di media sosial menampilkan langit malam yang diterangi kobaran api dan asap pekat membumbung tinggi, menandakan dampak serangan yang sangat dahsyat.

Hanya dalam beberapa jam, Angkatan Udara Israel tercatat telah melakukan sedikitnya lima gelombang serangan berturut-turut, menargetkan instalasi-instalasi vital Iran.

Fasilitas Uranium Natanz Lumpuh, Tiga Tokoh Kunci Iran Jadi Sasaran

Pejabat dari Badan Energi Atom Iran mengkonfirmasi pada 13 Juni bahwa fasilitas pengayaan uranium Natanz mengalami kerusakan parah. Fasilitas ini adalah pusat pengayaan uranium terbesar dan paling vital di Iran—bukan reaktor nuklir konvensional biasa, melainkan jantung dari seluruh program nuklir Iran yang selama ini menjadi sorotan dunia. Natanz secara historis memang telah lama menjadi target utama operasi rahasia Israel dan sekutunya.

Selain Natanz, terdapat tiga tokoh kunci Iran yang dilaporkan menjadi target langsung:

  • Hossein Salami – Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC)
  • Mohammad Bagheri – Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran
  • Brigjen Amir Ali Hajizadeh – Komandan Pasukan Dirgantara IRGC

Kabar yang beredar menyebutkan bahwa ketiganya menjadi korban “serangan pemenggalan kepala” (decapitation strike) oleh Israel—yaitu operasi militer terarah untuk membunuh para tokoh utama musuh. Netizen internasional pun menyoroti kehebatan Israel dalam melaksanakan pembunuhan presisi terhadap target-target penting. Salah satu gelombang serangan Israel juga dilaporkan secara khusus menargetkan sistem radar serta pertahanan udara yang tersebar di seluruh Iran, mengakibatkan kebutaan sementara sistem pertahanan Iran dari serangan susulan.

Respons Amerika Serikat dan Ancaman Balasan Iran

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan langsung ke Iran dan memperingatkan Teheran agar tidak mencoba membalas kepada AS. Namun, Iran tetap bersumpah akan membuat Israel dan Amerika membayar mahal atas agresi ini. Pernyataan keras dari berbagai pejabat Iran mengindikasikan bahwa kawasan Timur Tengah masih jauh dari stabilitas, dan justru akan memasuki fase krisis yang lebih eksplosif dalam waktu dekat.

Dalam pidato nasional di televisi, Letjen Emil Zamir selaku Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel memperingatkan bahwa respons Iran kali ini bisa sangat berbeda dari yang sebelumnya.

“Bangsa Yahudi kini kembali berada dalam perang untuk kelangsungan hidup. Kita sedang menghadapi pertempuran bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tegasnya.

Keseimbangan Kekuatan Militer: Siapa Lebih Unggul?

Jika berbicara soal jumlah rudal, Iran memang punya keunggulan numerik—rudal mereka mampu menjangkau seluruh wilayah Israel, bahkan berpotensi membanjiri sistem pertahanan udara lawan. Namun, dalam hal akurasi, teknologi, dan presisi, rudal Iran masih tertinggal jauh dari Israel. Sistem pertahanan udara milik Iran sendiri juga terbukti belum mampu menahan serangan jet tempur Israel yang menggunakan teknologi stealth mutakhir.

Selain itu, Israel memiliki cadangan “senjata pamungkas”: kekuatan nuklir yang menjadi deterrent utama di kawasan.

Kini, perhatian dunia terfokus pada satu pertanyaan besar: Jika Iran membalas, apakah Amerika Serikat akan turun tangan langsung membantu Israel? Skenario inilah yang tengah dicermati oleh seluruh pemangku kepentingan global.

Beberapa analis menyebut, serangan Israel kali ini melibatkan penggunaan jet tempur F-35 dengan misi membunuh para ilmuwan nuklir serta tokoh-tokoh militer Iran secara terarah. Langkah ini menandai perubahan besar dalam pola hubungan AS-Israel sejak era Trump. Jika konflik terus bereskalasi, tidak menutup kemungkinan AS akan kembali menambah kekuatan militer secara besar-besaran di kawasan Timur Tengah.

Namun, menurut Su Tzu-yun, Direktur Institut Strategi dan Sumber Daya Pertahanan, kemungkinan besar konflik ini tidak akan berlangsung lebih dari dua hingga tiga hari, meski tetap berpotensi memicu perubahan geopolitik besar. Dosen Ilmu Politik Universitas Nasional Taiwan, Chen Shih-min, juga menyampaikan analisis serupa tentang kemungkinan perkembangan situasi.

Dampak Terhadap Tiongkok: Kegelisahan di Beijing dan Ketakutan Para Jenderal

Krisis di Timur Tengah ini tidak hanya membuat Iran dan Israel waspada, namun juga mengguncang Beijing. Banyak netizen bertanya-tanya, bagaimana mungkin begitu banyak jenderal tinggi Iran bisa terdeteksi dan dilenyapkan dalam satu malam—apakah intelijen Barat sudah sedemikian canggih? Kekhawatiran ini kini juga menghantui para jenderal Tiongkok, yang mendadak merasa rentan di tengah ketidakpastian situasi global. Bahkan, ada yang berseloroh, Xi Jinping pun mungkin mulai merasa “dingin di sauna” melihat perkembangan situasi.

Di sisi lain, pukulan terhadap Iran berpotensi memecah konsentrasi strategi Beijing—terutama karena Tiongkok sangat bergantung pada pasokan minyak dari Iran. Jika rantai pasok minyak terganggu, strategi pertahanan dan ekspansi militer Beijing bisa menjadi berantakan.

Lebih jauh lagi, serangkaian bocoran informasi dari internal Partai Komunis Tiongkok mengindikasikan bahwa di dalam negeri sendiri, sedang berlangsung perubahan besar. Militer dan elite partai kini sibuk dengan agenda masing-masing, menambah ketidakpastian di tengah pusaran krisis global.

Mengapa “Kopi Organik” Semakin Digemari? Ternyata Ini 3 Alasannya

EtIndonesia. Kopi organik semakin populer, dan bukan tanpa alasan. Dibandingkan kopi biasa, kopi organik terbukti lebih bernutrisi dan menawarkan sejumlah keunggulan penting bagi kesehatan dan lingkungan.

Seiring meningkatnya permintaan pasar, banyak petani kopi komersial kini memaksimalkan produksi dengan berbagai cara—termasuk metode yang merusak lingkungan dan berisiko terhadap kesehatan.

Namun, kopi organik tumbuh di tanah bebas dari bahan kimia berbahaya, dan mengandalkan keseimbangan alam untuk menghasilkan biji kopi yang aman dikonsumsi. Meski belum menjadi pilihan utama di rak-rak toko, beberapa produsen berkualitas tinggi terus menyediakan opsi yang lebih sehat ini bagi konsumen yang peduli akan gaya hidup berkelanjutan.

Berikut tiga alasan utama mengapa kopi organik makin diminati:

1. Bebas Pestisida, Bahan Kimia, dan Racun

Apakah pestisida berbahaya bagi tubuh manusia?

Jawaban singkat: Ya, sangat berbahaya.

Penelitian menunjukkan bahwa pestisida, termasuk herbisida, dapat merusak sistem reproduksi, memicu infertilitas pada pria dan wanita, serta menyebabkan kelainan perkembangan janin. Bahkan bagi orang yang tidak berniat memiliki anak, risiko tetap ada—pestisida dapat menyebabkan gangguan hormon, meningkatkan risiko kanker, dan mengganggu keseimbangan mikrobioma sehat dalam usus.

Yang mengejutkan, pertanian kopi konvensional menjadi salah satu pengguna pestisida terbanyak di dunia. Dalam metode budidaya intensif di bawah sinar matahari, setiap hektar kebun kopi konvensional bisa menggunakan lebih dari 250 pon pestisida per tahun. Selain berbahaya bagi tubuh, ini juga sangat merusak lingkungan.

Untungnya, Anda punya pilihan: kopi organik atau bahkan kopi biodinamis, yang bebas pestisida dan bahan kimia beracun. Tak hanya itu, metode budidaya organik telah terbukti menghasilkan kandungan nutrisi lebih tinggi, termasuk vitamin dan antioksidan yang bermanfaat.

2. Rasa Lebih Enak dan Lebih Lembut

Kopi organik menawarkan rasa yang lebih nikmat.

Sebagian besar kopi konvensional ditanam di ladang terbuka dengan paparan sinar matahari penuh dan sistem monokultur, yang kerap menyebabkan kadar keasaman tinggi dan rasa yang lebih pahit.

Sebaliknya, kopi organik biasanya ditanam di bawah naungan pohon (shade-grown), yang membantu menghasilkan biji kopi dengan keasaman lebih rendah dan rasa lebih seimbang. Hasilnya? Secangkir kopi yang lebih halus, tidak terlalu pahit, dan lebih kompleks dalam cita rasa.

Tak hanya enak di lidah, metode ini juga lebih ramah lingkungan, menjadikan kopi organik pilihan ideal bagi pecinta kopi yang peduli terhadap keberlanjutan.

3. Bebas Jamur Beracun

Keunggulan lain dari kopi organik adalah kemurniannya. Kopi ini biasanya berasal dari satu lokasi sumber (single origin) dan ditanam di dataran tinggi, yang memiliki iklim lebih dingin dan kurang kondusif bagi pertumbuhan jamur.

Ini penting karena kopi konvensional, terutama yang ditanam di daerah dataran rendah dengan kelembapan tinggi, berisiko mengandung jamur beracun seperti mikotoksin dan aflatoksin. Kandungan racun jamur ini telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius—termasuk kelelahan kronis, gangguan hati, dan risiko kanker.

Dengan memilih kopi organik, Anda tidak hanya menikmati rasa yang lebih baik dan alami, tetapi juga mengurangi paparan terhadap zat-zat berbahaya yang kerap tersembunyi dalam proses produksi kopi konvensional.

Kesimpulan: Investasi Kesehatan dalam Setiap Tegukan

Kopi organik bukan hanya tentang rasa atau gaya hidup, tapi juga soal kesehatan dan tanggung jawab lingkungan.

Karena ditanam di tanah yang tidak tercemar bahan kimia, biji kopi organik lebih kaya nutrisi dan vitamin, sekaligus membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Dengan memilih kopi organik, Anda mendukung praktik pertanian yang sehat, mengurangi paparan racun dalam tubuh, dan tetap bisa menikmati secangkir kopi dengan rasa lebih murni dan lebih menenangkan. (jhn/yn)

Jenderal Jepang Sesumbar: “Kami Bisa Hancurkan Armada Pasifik Rusia dalam 3 Jam”! Juga Ancam Rebut Kembali Kepulauan Kuril dengan Bantuan Ukraina

EtIndonesia. Pada 31 Mei, Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) menggelar latihan pendaratan skala besar di sekitar Kepulauan Utara—yang dikenal di Rusia sebagai Kepulauan Kuril Selatan. Dalam latihan tersebut, Komandan Kelompok Fregat ke-4, Laksamana Muda Itō Hiroshi, melontarkan pernyataan mengejutkan.

“Jika diperlukan, Jepang akan bekerja sama dengan Ukraina untuk melakukan serangan gabungan laut dan darat demi merebut kembali keempat pulau itu,” katanya.

dia bahkan sesumbar: “Jepang mampu menghancurkan Armada Pasifik Rusia hanya dalam waktu 3 jam.”

Pernyataan keras ini, ditambah rangkaian latihan militer dan peningkatan persenjataan Jepang belakangan ini, membuka kembali luka lama konflik Jepang-Rusia yang tak pernah benar-benar ditutup sejak Perang Dunia II—terutama karena kedua negara belum pernah menandatangani perjanjian damai secara resmi. Kini, efek limpahan dari perang Rusia-Ukraina tampaknya mulai merambah kawasan Asia Timur Laut.

Manuver Jepang yang Mengundang Teguran Rusia

Sebelumnya, pada 24 Mei, Penjaga Pantai Jepang menggelar latihan penembakan langsung di wilayah perairan sekitar Kuril Selatan. Sebanyak 66 peluru artileri ditembakkan ke laut lepas. Rusia segera melayangkan nota protes diplomatik, namun Jepang menanggapinya santai dengan menyebutnya sebagai “latihan rutin yang mengalami salah tembak.” Moskow tidak memberikan respons militer lanjutan, yang oleh pengamat dipandang sebagai tanda lemahnya posisi Rusia di wilayah itu saat ini.

Bantuan Jepang ke Ukraina dan Persenjataan Canggih

Dalam beberapa waktu terakhir, retorika militer Jepang terhadap Rusia semakin tegas. Pernyataan Itō Hiroshi mengenai “bekerja sama dengan Ukraina” bukan sekadar gertakan. Data terbuka menunjukkan bahwa bantuan militer Jepang ke Ukraina meningkat dari 7,6 miliar dolar menjadi 11 miliar dolar, melebihi banyak negara Eropa.

Jepang juga terus mengirimkan peralatan militer mutakhir, termasuk sistem radar generasi baru dan perangkat perang elektronik, untuk diuji bersama sistem senjata masa depan JSDF.

Kilasan Sejarah: Luka Perang yang Belum Sembuh

Dalam catatan sejarah, Armada Pasifik Rusia pernah mengalami kekalahan besar saat Perang Rusia-Jepang (1904–1905), terutama dalam Pertempuran Laut Kuning dan Pengepungan Port Arthur, yang nyaris memusnahkan kekuatan angkatan laut Rusia. Trauma sejarah ini masih membekas dalam memori nasional kedua negara.

Kini, Jepang tengah membangun ulang kekuatan militer nasional secara besar-besaran. Mulai 24 Maret 2025, Jepang akan membentuk Komando Operasi Gabungan Terpadu, dipimpin oleh Laksamana Kenichiro Nagumo (59 tahun), guna memperkuat operasi lintas matra. Anggaran pertahanan Jepang kini menembus 2% dari PDB dan ditargetkan mencapai 43 triliun yen (sekitar 300 miliar dolar) dalam lima tahun ke depan.

Transformasi Armada dan Kekuatan Udara Jepang

Jepang telah mulai memensiunkan hampir 200 unit jet tempur F-15J, dan menggantinya dengan 147 jet tempur F-35 buatan Amerika Serikat, menjadikan Jepang pemilik F-35 terbanyak kedua di dunia setelah AS.

Selain itu, proyek jet siluman generasi kelima “Shinshin” buatan dalam negeri juga terus berjalan. Sekitar 100 unit direncanakan menggantikan seri F-2, membentuk kombinasi antara pesawat generasi keempat dan kelima yang lebih seimbang.

Di laut, Pasukan Bela Diri Maritim Jepang juga tengah melakukan transformasi senyap. Kapal seperti JS Kaga—awalnya kapal induk helikopter—telah diam-diam dimodifikasi menjadi kapal induk penuh, dengan bobot penuh 43.600 ton. Kapal ini akan dipasangkan dengan jet tempur F-35B berkemampuan lepas landas pendek dan pendaratan vertikal, menjadi andalan utama operasi perebutan pulau bila konflik dengan Rusia pecah.

Misi Balas Dendam atau Cek Strategis?

Pernyataan Jepang bahwa mereka dapat “menghabisi Armada Pasifik Rusia dalam tiga jam” bukan sekadar gertakan kosong, tetapi merupakan bentuk tekanan strategis dalam kerangka aliansi AS-Jepang-Ukraina.

Saat ini, banyak kekuatan utama militer Rusia masih terfokus di front Ukraina, dan Armada Pasifik Rusia tidak memiliki cukup kekuatan untuk segera memberi perlawanan balik di Timur Jauh.

Latihan militer Jepang di kawasan ini dipandang sebagai uji coba dominasi regional, sekaligus mengisi kekosongan kekuasaan sementara yang ditinggalkan Rusia akibat kesibukannya di medan perang Eropa Timur. (jhn/yn)

Jejak Peradaban 24.000 Tahun Lalu: Lebih dari 100 Struktur Prasejarah Ditemukan di Gua Tersembunyi Spanyol

EtIndonesia. Di wilayah Valencia, Spanyol, sebuah dunia bawah tanah yang tertutup kegelapan selama ribuan hingga puluhan ribu tahun mulai mengungkapkan secuil misteri kehidupan spiritual manusia purba. Tim arkeologi gabungan dari Universitas Alicante dan Universitas Zaragoza telah menemukan lebih dari 100 struktur batu prasejarah di kedalaman Gua Cova Dones, yang diduga kuat merupakan situs ritual manusia awal dari sekitar 24.000 tahun silam.

Penemuan ini semakin memperkaya khazanah seni dan budaya zaman Paleolitikum, sekaligus membuka pintu menuju dunia spiritual yang jauh lebih abstrak dan mendalam dari yang selama ini diketahui.

Gerbang Misterius yang Terbuka oleh Gempa

Sistem gua Cova Dones pertama kali terungkap ke permukaan setelah gempa bumi pada tahun 1821. Gua ini memiliki kedalaman lebih dari 500 meter dan merupakan salah satu situs seni prasejarah paling kaya di sepanjang pesisir Laut Tengah. Di dinding-dinding guanya tersimpan lebih dari 100 lukisan batu yang menggambarkan 19 jenis hewan, termasuk kuda, rusa jantan, bison, hingga rusa betina, yang diyakini berasal dari sekitar 24.000 tahun yang lalu.

Namun, yang lebih mengejutkan daripada keindahan lukisan tersebut adalah temuan struktur batu yang dibentuk dari stalagmit yang dipatahkan dan disusun ulang—memberikan petunjuk baru yang jauh lebih dalam tentang kehidupan spiritual manusia prasejarah.

 “Bahasa Tak Dikenal” dari Stalagmit

Struktur ini, yang terbentuk dari stalagmit yang telah dipatahkan lalu disusun kembali, dipastikan bukan hasil proses alamiah, melainkan akibat dari tindakan manusia secara sengaja.

Seorang juru bicara dari Universitas Alicante menjelaskan: “Adanya regenerasi kalsit pada celah-celah tertentu menunjukkan bahwa intervensi manusia ini setidaknya sudah terjadi sejak zaman prasejarah. Kami tengah melakukan penyelidikan multidisipliner lebih lanjut untuk memverifikasinya.”

Dengan kata lain, struktur ini bukan hanya sangat tua dalam konteks geologi, tetapi juga mencatat jejak interaksi manusia dengan waktu. Fungsi dari struktur-struktur ini masih belum diketahui secara pasti. Berdasarkan analisis awal, para arkeolog menduga mereka berfungsi sebagai simbol, bagian dari ritual, atau bahkan sebagai sistem navigasi dalam gua, dan mungkin berkaitan erat dengan kosmologi dan spiritualitas masyarakat zaman itu.

Bukan Kasus Terisolasi, Tapi Sebuah Tradisi Kuno

Menariknya, ini bukan kali pertama struktur seperti ini ditemukan. Salah satu contoh paling terkenal datang dari Gua Bruniquel di Prancis, tempat di mana manusia Neanderthal sekitar 175.000 tahun lalu juga membentuk struktur melingkar dari stalagmit yang dipatahkan.

Hal ini menunjukkan bahwa manipulasi ruang dalam gua telah menjadi tradisi kuno yang melampaui ras manusia maupun zaman—sebuah praktik spiritual yang terus diwariskan dari generasi ke generasi, bahkan melintasi puluhan ribu tahun sejarah manusia.

Dari Prancis ke Spanyol, dari Neanderthal hingga Homo sapiens, tersirat adanya benang merah budaya spiritual purba: bahwa manusia purba tidak hanya hidup di dalam gua, tetapi juga mendalami eksistensi, kematian, dan kesakralan di dalamnya.

Menelusuri Cahaya Peradaban dari Masa Silam

Saat ini, tim arkeologi telah memulai penelitian lanjutan yang lebih mendalam, dengan menggunakan kombinasi pemetaan topografi 3D, penggalian arkeologis, dan teknologi penanggalan radiometrik untuk merekonstruksi sejarah dan fungsi struktur batu tersebut.

Bagi dunia arkeologi, Cova Dones bukan sekadar situs purbakala, melainkan jendela waktu yang memungkinkan kita—manusia modern—untuk mengintip ke dalam jiwa manusia purba, yang tak pernah menulis kata, tetapi mengukir kepercayaannya dalam batu, ruang, dan diamnya gua.(jhn/yn)

Iran Langsung Melancarkan Serangan Balasan! 10 Fasilitas Nuklir di Tel Aviv Dihantam—Militer Iran Keluarkan “Pengumuman Nomor Satu”

EtIndonesia. Pada hari Jumat (13/6), media Saudi Hadas mengutip laporan dari media Israel yang menyebutkan bahwa Kota Tel Aviv diserang, termasuk 10 fasilitas nuklir yang menjadi target. Aksi ini merupakan serangan balasan Iran atas operasi Israel sebelumnya yang diberi nama operasi “Rising Lion”—sebuah serangan mendadak yang menewaskan sejumlah jenderal senior Garda Revolusi Iran dan menghantam berbagai fasilitas nuklir Iran.

Pada tanggal 13 Juni waktu setempat, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengeluarkan sebuah pernyataan resmi yang disebut sebagai “Pengumuman Nomor Satu”, sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap wilayah Iran.

Isi pengumuman tersebut menyatakan bahwa pada tanggal 13, Israel telah melakukan tindakan agresi dan spekulatif dengan menyerang sejumlah wilayah sipil dan militer di Iran. Serangan ini menyebabkan korban jiwa, termasuk di antaranya perempuan, anak-anak, serta personel militer.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dengan keras mengutuk tindakan agresi musuh ini, yang disebutnya sebagai pelanggaran terhadap semua norma internasional. Iran menegaskan akan melakukan pembalasan terhadap para komandan, pelaku, dan pendukung di balik serangan ini.

Sebelumnya, militer Israel melakukan serangan udara malam hari ke puluhan target di Iran, dalam operasi yang mereka beri nama operasi “Rising Lion” . Operasi ini secara spesifik menyasar program nuklir Iran serta kemampuan rudal jarak jauhnya, dan digambarkan sebagai sebuah “serangan pre-emptive, presisi tinggi, dan gabungan”.(jhn/yn)

Israel Gempur Iran : Kerahkan 200 Pesawat Tempur, Panglima IRGC dan 6 Ilmuwan Nuklir Tewas

Israel melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap Iran pada  13 Juni waktu setempat.  Panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Hossein Salami, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Selain itu, enam ilmuwan nuklir Iran juga turut menjadi korban.

EtIndonesia. Pada 13 Juni pagi, Israel melancarkan serangan udara kilat terhadap Iran. Puluhan fasilitas nuklir dan pangkalan militer di seluruh negeri dihantam rudal. Ledakan besar menerangi langit malam di Teheran.

Menurut laporan media pemerintah Iran, markas besar IRGC di Teheran juga menjadi sasaran serangan. Panglima Hossein Salami dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mohammad Bagheri dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.

Enam ilmuwan nuklir Iran yang tewas termasuk dua tokoh penting: Fereydoun Abbasi dan Mohammad Mehdi Tehranchi.

Ledakan juga terjadi di fasilitas pengayaan uranium utama Iran di Natanz. Namun, menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada 13 Juni, berdasarkan informasi dari otoritas Iran, tingkat radiasi di pembangkit nuklir Natanz tidak meningkat.

Setelah serangan, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan pernyataan di televisi nasional. Ia mengatakan, “Israel harus siap menghadapi hukuman yang keras. Republik Islam Iran tidak akan membiarkan mereka lolos.”

Ia juga mengkonfirmasi bahwa beberapa perwira tinggi militer dan ilmuwan nuklir Iran telah tewas.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, mengatakan bahwa pasukan Iran telah berada dalam status siaga dan siap melakukan serangan balasan yang kuat kapan saja.

Pada 13 Juni 2025, tim penyelamat dikerahkan ke sebuah bangunan yang hancur parah akibat serangan udara Israel di Teheran, ibu kota Iran.

Juru bicara militer Israel, Brigjen Effi Defrin, menyatakan bahwa lebih dari 200 jet tempur dikerahkan dan lebih dari 100 target di dalam wilayah Iran diserang. Sebagai balasan, Iran meluncurkan sekitar 100 drone ke wilayah Israel. Saat ini, militer Israel sedang berusaha untuk mencegat serangan tersebut.

Israel telah menetapkan status darurat nasional, dan warga sipil berlindung di tempat-tempat perlindungan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidato televisinya pada hari yang sama menyatakan bahwa serangan awal Israel terhadap Iran “sangat sukses”. Ia menegaskan bahwa Israel telah menghantam markas komando tinggi, fasilitas nuklir, dan para ilmuwan utama yang terlibat dalam pengembangan senjata nuklir.

Ia menyatakan bahwa Israel “sedang meraih kemajuan” dan memperingatkan rakyat Israel bahwa mereka kemungkinan besar akan “menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya di tempat perlindungan”.

Sebelumnya dalam pidato televisinya, Netanyahu menyebut bahwa tujuan operasi militer ini adalah menghancurkan fasilitas nuklir Iran, pabrik rudal balistik, serta membunuh para komandan militer utama untuk mencegah Iran membuat senjata nuklir. Ia menegaskan bahwa operasi ini akan berlangsung selama beberapa hari hingga ancaman benar-benar dihapuskan.

Serangan udara Israel terhadap Iran langsung mengguncang pasar global, menyebabkan pasar saham anjlok dan harga minyak melonjak tajam.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, dalam pernyataannya pada 13 Juni menegaskan bahwa serangan Israel adalah aksi sepihak dan Washington tidak terlibat. Ia juga mengimbau Iran untuk tidak menyerang kepentingan atau personel AS di kawasan tersebut. (Hui)

Laporan oleh Luo Tingting / Editor: Wen Hui

Dorong Kerja Sama Pertahanan dengan Australia, Duta Besar Uni Eropa Peringatkan Bahaya Aliansi Tiongkok-Rusia

EtIndonesia. Duta Besar Uni Eropa untuk Australia memperingatkan bahwa ekspansi militer Tiongkok bukan hanya isu regional, tetapi kini menjadi perhatian global. Kekhawatiran Eropa terhadap hubungan strategis antara Beijing dan Moskow terus meningkat.

Gabriele Visentin, Duta Besar Uni Eropa untuk Australia, dalam pidatonya di National Press Club Canberra pada Rabu (11/6), menegaskan bahwa aliansi Tiongkok-Rusia berpotensi mengancam stabilitas global.

“Kita sudah menyaksikan sejumlah tanda ekspansi militer Tiongkok yang mengkhawatirkan,” ujar Visentin. “Visi bersama antara Beijing dan Moskow terhadap tatanan dunia berbasis aturan menjadi sangat jelas.”

Dialog Pertahanan Uni Eropa–Australia Melaju Lebih Cepat dari Perkiraan

Salah satu poin utama dari pidato Visentin adalah kemajuan pesat dalam pembahasan kerja sama pertahanan antara Uni Eropa dan Australia, yang ternyata bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan publik.

Meskipun Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese terlihat hati-hati setelah pertemuannya dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen bulan lalu di Roma, Visentin mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles dan Kepala Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa, Kaja Kallas telah melakukan pembicaraan tingkat tinggi di Dialog Shangri-La, Singapura.Saat ini, perundingan formal sudah berlangsung di Brussel.

Saat ditanya soal optimisme terhadap kesepakatan tersebut, Visentin menjawab dengan mengangkat gelas dan bergurau: “Gelas ini setengah penuh.”

Dia menegaskan bahwa kesepakatan ini bukan seperti komitmen pertahanan bersama ala NATO, melainkan lebih berfokus pada kerja sama dalam bidang keamanan siber, keamanan maritim, penanganan krisis, serta pengadaan persenjataan.

“Uni Eropa dan Australia memiliki kekhawatiran keamanan yang sama terhadap kawasan Indo-Pasifik,” ujarnya. “Sekitar 40% perdagangan global Uni Eropa berasal dari kawasan ini. Setiap ketidakstabilan di wilayah tersebut akan langsung memukul kemakmuran Eropa.”

Walaupun Visentin tidak menyampaikan rincian respons UE jika krisis regional meningkat, dia menegaskan bahwa stabilitas Indo-Pasifik merupakan kepentingan langsung bagi Eropa.

Eropa Bergerak Memperkuat Pertahanannya: Dana €800 Miliar Digerakkan

Visentin memaparkan perubahan besar dalam strategi pertahanan Eropa dengan memperkenalkan rencana “Kesiapsiagaan Eropa 2030” (Rearm Europe Readiness 2030 Plan), yang akan mengucurkan dana €800 miliar (sekitar USD 921 miliar) guna memperkuat keamanan dan industri pertahanan Eropa.

Program ini memiliki tiga pilar utama:

1. Dukungan berkelanjutan untuk Ukraina

2. Menutup celah dalam kapasitas pertahanan Eropa

3. Meningkatkan kemampuan produksi militer saat perang

“Dalam kondisi perang, Anda butuh industri pertahanan yang dekat dengan garis depan,” ujar Visentin.

Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan teknologi-teknologi penting seperti rudal, drone, sistem pertahanan siber, peperangan elektronik, dan ketahanan infrastruktur.

“Eropa kini sadar bahwa kita harus siap untuk melakukan penangkalan,” tambahnya, mengisyaratkan perubahan paradigma Eropa dari rekonstruksi damai pascaperang ke persiapan militer yang realistis.

Australia Tolak Tekanan AS, Tapi Uni Eropa Tetap Dorong Kesiapan Regional

Namun, sehari sebelum pidato Visentin, PM Albanese secara terbuka menolak tekanan dari AS yang meminta Australia meningkatkan anggaran pertahanannya hingga 3% dari PDB pada 2030-an.

“Kami akan memutuskan sendiri pertahanan seperti apa yang benar-benar dibutuhkan Australia,” tegas Albanese di hadapan wartawan.

Saat ditanya tentang hal tersebut, Visentin menghindari komentar langsung terhadap politik dalam negeri Australia, namun menegaskan bahwa perkembangan situasi di Indo-Pasifik saat ini sudah tak bisa dipisahkan dari masa depan Eropa.

“Apa yang terjadi di sini sepenuhnya terjalin dengan masa depan Eropa,” katanya lugas.

Dukungan Teguh untuk Ukraina dan Sanksi Baru untuk Rusia

Dalam pidatonya, Visentin juga kembali menegaskan dukungan total Uni Eropa terhadap Ukraina, termasuk memperkenalkan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia, yang menyasar minyak dan sektor perbankan negara tersebut.

Langkah baru tersebut mencakup:

·        Menurunkan batas harga minyak Rusia dari 60 dolar AS menjadi 45 dolar AS per barel

·        Memasukkan 77 kapal dari armada “bayangan” Rusia ke dalam daftar hitam

·        Membatasi transaksi keuangan terkait ekonomi perang Moskow

“Rusia tidak mengejar perdamaian. Mereka mengejar dominasi kekuasaan,” tegas Visentin.
“Bahasa kekuatan adalah satu-satunya bahasa yang dipahami oleh Rusia.”

Krisis Iklim: Ancaman Jangka Panjang Paling Merusak

Visentin juga memperingatkan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman jangka panjang paling menghancurkan terhadap stabilitas global, terutama bagi negara-negara kepulauan kecil di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, yang paling rentan terhadap dampaknya.

Dia menekankan bahwa inisiatif “Global Gateway” dari Uni Eropa menjadi mekanisme utama untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik.

Hadapi Gelombang Proteksionisme, Uni Eropa Dorong FTA dengan Australia

Di bidang perdagangan, Visentin menyuarakan keprihatinan terhadap tren proteksionisme global dan mendorong diaktifkannya kembali perundingan FTA UE–Australia, yang mandek sejak Oktober 2023 akibat perbedaan pandangan soal akses pasar pertanian.

“Isinya masih sama, perbedaan tetap ada,” ungkapnya. “Namun yang berubah adalah kesiapan dan niat kedua belah pihak untuk menyelesaikannya.”

Dia juga menyebut bahwa kembalinya  Donald Trump ke Gedung Putih membuat Uni Eropa mempercepat pembentukan aliansi ekonomi baru dengan negara-negara lain.

“FTA akan memungkinkan UE dan Australia bekerjasama mempertahankan prinsip-prinsip perdagangan bebas,” ujarnya. Namun, ia juga mengakui masih ada sejumlah isu sensitif yang perlu dibahas lebih lanjut.

Visentin menggarisbawahi bahwa strategi Uni Eropa untuk “de-risking” ditujukan untuk mengurangi kerentanan ekonomi, sembari memperkuat hubungan dengan mitra sevisi seperti Australia.

“Tarif itu seperti pajak—merugikan konsumen sekaligus dunia usaha,” pungkasnya.
“Bukan hanya berdampak ke Wall Street, tapi juga menyakiti rakyat biasa. Solusi yang tepat adalah: lebih banyak perdagangan bebas.” (jhn/yn)

Siswa di Thailand Mengalami Gagal Ginjal Setelah Melakukan Squat 200 Kali Sebagai Hukuman

EtIndonesia. Seorang siswa di Thailand menderita nyeri kaki dan gagal ginjal setelah diduga dipaksa melakukan squat 200 kali berturut-turut oleh seorang guru sebagai hukuman.

Air seninya dilaporkan berubah menjadi gelap, mirip dengan warna Coca-Cola.

Menurut sebuah unggahan Facebook pada Kamis (12/6), siswa tersebut dihukum karena terlambat menyerahkan pekerjaan rumahnya.

Hukuman tersebut dilaporkan membuat siswa tersebut mengalami nyeri kaki selama tiga hingga empat hari. Akhirnya, nyeri tersebut menjadi parah, dan dia mulai buang air kecil berwarna seperti cola.

Setelah dibawa ke rumah sakit, seorang dokter mendiagnosis siswa tersebut dengan rhabdomyolysis, suatu kondisi di mana jaringan otot rusak setelah aktivitas berat atau trauma.

Ketika sel-sel otot mati, mereka melepaskan racun ke dalam aliran darah, yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Air seni berwarna gelap seperti coke dilaporkan menjadi salah satu gejala utama penyakit tersebut. Jika tidak segera diobati, kondisi tersebut dapat berakibat fatal.

Dalam kasus ini, kerusakan ginjal untungnya tidak terlalu parah. Siswa tersebut saat ini sedang dalam perawatan medis, tetapi dokter masih memantau situasi dengan saksama untuk menentukan apakah dialisis akan diperlukan.

Media berita Thailand Daily News melaporkan bahwa guru tersebut telah diskors sementara penyelidikan masih berlangsung.

Netizen mengecam tindakan guru tersebut saat postingan tersebut menjadi viral di media sosial.

“Guru seharusnya memiliki cara yang lebih baik untuk memperingatkan atau menghukum siswa. Ingatlah bahwa Anda adalah guru mereka,” kata seorang netizen.

Beberapa orang mengatakan bahwa ini bukan pertama kalinya hukuman seperti itu diberikan kepada siswa, dan mengatakan bahwa hukuman tersebut terlalu keras dan tidak dapat diterima.

Seorang netizen bahkan mengatakan bahwa guru tersebut seharusnya tidak boleh diizinkan mengajar lagi.(yn)

Sumber: mustsharenews

Pria Tiongkok Menggantungkan Plakat yang Menyatakan Bahwa Dia Memiliki 2 Gedung untuk Menarik Pasangan

EtIndonesia. Seorang pria di Tiongkok selatan yang pergi ke acara balap perahu dan mencoba menarik perhatian seorang pacar dengan memajang plakat yang mengatakan bahwa dia memiliki dua rumah telah menjadi tren di media sosial daratan.

Postingan daring tersebut telah mendorong lebih dari 1.000 orang untuk menghubungi pria tersebut.

Ketika orang-orang berkumpul untuk menonton sebuah acara di Guangzhou, Provinsi Guangdong pada tanggal 31 Mei untuk merayakan Festival Perahu Naga, pria dengan pesan di lehernya menarik banyak perhatian, Jimu News melaporkan.

“Belum menikah. Haizhu. Dua Rumah,” bunyi plakat tersebut.

Haizhu adalah distrik pusat Kota Guangzhou. Di sisi lain kartu, pria tersebut memajang kode QR akun media sosialnya sehingga orang-orang dapat menghubunginya.

Pria berusia 35 tahun, bermarga Lin, mengatakan lebih dari 1.000 orang telah menghubunginya sejak dia menjadi viral daring.

“Banyak orang melamar untuk membangun kontak dengan saya. Namun, saya hanya menyetujui beberapa dari mereka karena saya perlu tahu lebih banyak tentang mereka sebelum mengobrol,” kata Lin kepada media.

Dia mengatakan bahwa dia setuju untuk menjalin kontak dengan beberapa dari mereka karena tanggapan mereka yang “lucu”.

Seorang wanita mengatakan bahwa jika dia berhasil menghubungi Lin, temannya akan mentraktirnya makan malam.

Wanita lain mengatakan bahwa bosnya yang meneruskan informasi Lin sangat peduli dengan kehidupan cintanya. Wanita ketiga hanya berkata: “Kamu sekarang terkenal di Eropa.”

Lin mengatakan bahwa dia telah melajang selama tiga tahun setelah putus dengan pacarnya.

Dia membuat iklan pencarian jodoh atas saran seorang teman pada malam sebelum lomba Perahu Naga.

“Saya tidak menyangka akan menjadi viral di internet. Hidup saya sedikit terpengaruh oleh kejadian ini. Orang asing di jalan membicarakan saya ketika saya lewat,” kata Lin.

“Saya akan membiarkannya begitu saja. Ini di luar kendali. Saya akan menjadi diri saya sendiri,” tambahnya.

Lin mengatakan bahwa dua rumah yang dia sebutkan di plakat itu terdaftar atas nama ibunya, seraya menambahkan bahwa dia menyertakan detailnya untuk membuat pesannya lebih lucu.

Dia membantah spekulasi daring bahwa dia berharap untuk menarik penyewa, dengan mengatakan: “Semua properti kami telah disewakan.”

Lin mengatakan dia tidak memiliki kriteria untuk calon pasangannya dalam hal usia, pendidikan, latar belakang keuangan, atau apakah dia penduduk asli Guangzhou.

“Yang penting adalah kami bisa rukun dan kami bahagia saat bersama. Selain itu, dia harus berorientasi pada keluarga,” kata Lin.

Jutaan orang di media sosial daratan telah terpikat oleh kisahnya.

“Sulit baginya untuk menemukan cinta sejati dengan cara ini. Orang-orang akan berkencan dengannya hanya demi uang,” kata seorang pengguna internet.

Orang lain berkata: “Dia tidak mencari istri, tetapi mengundang tawaran untuk sebuah proyek.” (yn)

Sumber: scmp

Gunung Es Hitam Langka Menjadi Viral, Jadi Apa yang Sebanarnya Terjadi di Sini?

EtIndonesia. Seorang nelayan di laut lepas pantai Kanada merekam sesuatu yang jarang sekali dilihat manusia.

Mengambang dengan tenang di tengah bongkahan es pucat di Laut Labrador, ada satu gunung es yang tampak hitam seperti jelaga.

Hallur Antoniussen, di atas kapal pukat nelayan Saputi pada pertengahan Mei, tercengang – tetapi untungnya tidak terlalu tercengang untuk mengabadikan pemandangan aneh itu dan mengunggahnya ke media sosial.

“Saya pernah melihat gunung es yang terguling, yang katanya terguling di pantai dengan beberapa batu di dalamnya. Yang ini benar-benar berbeda. Bukan hanya hitam seluruhnya. Bentuknya hampir … seperti berlian,” katanya kemudian kepada Radio CBC.

Ketika Anda memikirkan gunung es, Anda mungkin membayangkan bongkahan es putih yang mengapung di perairan di bawah nol, mungkin diwarnai dengan spektrum warna halus biru pucat atau biru kehijauan. Namun, kenyataannya adalah gunung es bisa menjadi sangat gelap.

Gunung es putih tampak demikian karena terisi oleh kantong-kantong udara kecil yang terperangkap yang menyebarkan semua panjang gelombang cahaya.

Namun, saat bongkahan es menua, dia menjadi lebih padat, mendorong udara keluar, memungkinkan lebih banyak cahaya menembus, dan menjadi bening, seperti kaca. Panjang gelombang yang lebih merah diserap, tetapi panjang gelombang biru tersebar, sehingga menghasilkan tampilan yang lebih biru.

Gunung es tidak selalu berupa air beku. Material lain dapat tercampur dalam es saat terbentuk. Misalnya, gunung es yang lebih hijau mengandung oksida besi. Ini memiliki rona kuning; saat bercampur dengan es biru, warnanya menjadi hijau.

Dan ya, gunung es lainnya dapat memiliki warna hitam atau abu-abu gelap. Ini sering kali merupakan hasil dari tanah atau material gelap lainnya yang terikat dalam es, terkadang saat menggelinding di atas permukaan yang gelap. Seperti yang dikatakan Antoniussen, gunung es ini terlihat sangat berbeda dari bongkahan hitam yang dilihatnya di Laut Labrador.

Penjelasan lain, menurut ahli glasiologi Lev Tarasov dari Memorial University di Kanada, adalah bahwa gunung es hitam itu dulunya merupakan bagian dari gletser yang lebih besar yang pecah dan jatuh ke laut.

Gletser bergesekan di tanah saat bergerak menuju laut, mengaduk banyak puing yang bercampur dengan es. Tarasov melihat bongkahan es yang lebih kecil yang menunjukkan hal ini di Greenland.

Butuh waktu lama bagi puing-puing ini untuk tercampur secara merata seperti yang terlihat di gunung es Antoniussen, yang menunjukkan bahwa bongkahan es itu cukup tua – berusia 1.000 hingga 100.000 tahun, kata Tarasov kepada CBC.

Kemungkinan lain adalah es itu bercampur dengan jelaga dari letusan gunung berapi yang besar, atau bahkan warna gelap itu merupakan hasil dari puing-puing dari hantaman meteorit.

Kita mungkin tidak akan pernah tahu pasti, kecuali gunung es lain yang serupa muncul – dan seorang ilmuwan cukup dekat untuk mempelajarinya. Semoga saja. (yn)

Sumber: sciencealert