EtIndonesia. Akhir bulan lalu, Vesna Vukojevic sedang berjalan di jalanan Trstenik, Serbia, ketika sebuah pemandangan yang menyayat hati menarik perhatiannya.
Di sana, di trotoar di depan toko roti, ada seekor anjing liar yang kesepian. Jelas sangat membutuhkan kasih sayang, anak anjing malang itu telah menemukan alternatif yang pahit manis untuk sentuhan manusia yang penuh kasih sayang, sesuatu yang tidak pernah dia dapatkan selama ini.
Anjing itu berjalan perlahan di samping patung mekanis, membiarkan lengannya yang bergerak membelainya — berusaha sebaik mungkin untuk membayangkan bahwa itu adalah kasih sayang yang sejati.
Setelah Vesna mengunggah video itu secara daring, video itu menghancurkan hati banyak orang di seluruh dunia.
“Itu benar-benar membunuh sebagian diriku,” tulis seorang pengguna.
“Anjing malang itu hanya ingin dicintai,” imbuh yang lain.
Pencinta binatang Nina Savić termasuk di antara mereka yang tersentuh oleh tindakan anjing itu yang menyayat hati. Dengan bantuan teman-temannya, dia menyelamatkan anjing itu dari jalanan Trstenik dan membawanya ke rumahnya yang berjarak lebih dari 200 mil.
Hogar the Horrible, begitu anjing itu sekarang dikenal, awalnya lambat menerima kenyataan bahwa dia bisa dipeluk dengan hangat.
Namun, dia perlahan mulai berkembang.
Savić telah mengambil risiko pada Hogar, dan itu lebih dari sekadar terbayar.
Sekarang dia tahu seperti apa rasanya cinta sejati.
“Dia luar biasa, suka dipeluk,” sesama penyelamat hewan Maja Pinter mengatakan kepada The Dodo. “Dia hanya menundukkan kepalanya di tangan setiap orang yang ditemuinya.”
Savić, yang tinggal di Belgrade, berharap dapat menemukan keluarga baru untuk Hogar, tetapi mengakui bahwa dia juga akan senang memeliharanya selamanya.
“Semua orang jatuh cinta padanya,” kata Pinter. “Dia tahu cara memenangkan hati setiap orang.”
Dari awal hidupnya yang tragis, tidak dicintai di jalanan Trstenik, hingga rumah nyaman yang kini dia tinggali bersama Savić, satu hal yang jelas — Hogar tidak akan pernah lagi tanpa sentuhan manusia yang penuh kasih sayang. (yn)
Provinsi Guangxi, Tiongkok mengalami kekeringan parah yang jarang terjadi selama bertahun-tahun. Di banyak wilayah muncul fenomena tanah amblas, menyebabkan terbentuknya lubang besar di bawah rumah, jalan, dan lahan pertanian. Pemerintah daerah tidak mengambil tindakan, media resmi bungkam, dan hanya beberapa media independen yang melaporkan kejadian ini.
EtIndonesia. Baru-baru ini, seorang influencer wanita dari Tiongkok mengunggah video yang mengungkap kondisi mengerikan tanah amblas di Guangxi.
Influencer tersebut menjelaskan bahwa kekeringan berkepanjangan di Guangxi telah menyebabkan tanah amblas di banyak tempat, dan ini sangat berbahaya. “Kita tidak tahu di mana tanah akan runtuh pada detik berikutnya,” ujarnya.
Dalam video terlihat bahwa di halaman warga, bahkan di bawah rumah mereka, muncul lubang besar. Beberapa rumah bahkan menggantung di udara karena sebagian fondasi telah hilang. Seorang warga desa mengatakan bahwa ia sudah menimbun kembali lubang di bawah rumahnya, tetapi beberapa hari kemudian tanahnya amblas lagi.
Selain itu, tanah amblas juga terjadi di jalan raya. Sebuah jalan yang ditutup menunjukkan adanya rongga besar di bawahnya, dengan retakan memanjang puluhan meter.
Di ladang melati milik warga, juga tampak banyak lubang besar. Seorang warga bercerita bahwa saat ia sedang memetik bunga di ladang, ia mendengar suara aliran air dari bawah tanah, dan tiba-tiba tanahnya amblas membentuk lubang besar, membuatnya sangat ketakutan.
Warga lain mengatakan bahwa ini terjadi di Desa Gaoyang, Komite Desa Dahe, Kota Hengzhou. Di desa tersebut saja terdapat setidaknya 30 hingga 40 lubang besar, “desa-desa lain pun sama,” katanya.
Ia juga menyebutkan, “Tahun 1963 juga pernah terjadi kekeringan besar, tapi tidak separah sekarang ini.”
Dalam siaran langsungnya, influencer tersebut hanya menyebutkan bahwa masyarakat sangat merasa tidak berdaya, tetapi tidak ada informasi mengenai apakah ada pejabat atau ahli yang melakukan survei atau tindakan penyelamatan terkait fenomena tanah amblas ini.
Sebelumnya, pemerintah Guangxi mengklaim bahwa hasil pemantauan pada 17 April menunjukkan bahwa 97,5% wilayah Guangxi mengalami kekeringan meteorologis, dengan 68,7% di antaranya tergolong kekeringan ekstrem. Kekeringan ini mempengaruhi pasokan air untuk manusia dan hewan, serta produksi pertanian. Di beberapa kabupaten, pasokan air kota bahkan berada dalam kondisi berisiko.
Beredar banyak video di internet yang menunjukkan warga di berbagai wilayah Guangxi mengalami kesulitan mendapatkan air minum, tidak ada air untuk mengairi lahan, dan hasil panen anjlok drastis. Di banyak tempat, tanah pertanian retak-retak, bahkan Waduk Zhongtang di Desa Xinhe, Kecamatan Huanglian, Distrik Qintang, Kota Guigang, telah benar-benar mengering, dengan dasar waduk dipenuhi retakan seperti jaring laba-laba. (Hui)
EtIndonesia. Pada 1 Mei juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Tammy Bruce, menyatakan bahwa Amerika Serikat akan tetap mendukung proses perdamaian di Ukraina, namun tidak lagi mengambil peran sebagai mediator. Ke depan, keputusan untuk menyelesaikan konflik akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Rusia dan Ukraina sendiri.
AS Tidak Lagi Jadi Penengah Perdamaian
Dalam konferensi pers rutin Departemen Luar Negeri pada 1 Mei, Bruce menjawab pertanyaan terkait serangan udara Rusia yang terus berlanjut di Ukraina dan penolakan Moskow terhadap berbagai proposal gencatan senjata. Saat ditanya apakah AS mempertimbangkan menjatuhkan sanksi sekunder terhadap pihak-pihak yang masih berdagang minyak dengan Rusia, Bruce menekankan bahwa fokus utama AS kini telah bergeser.
“Presiden Trump sadar bahwa dunia memiliki banyak krisis lain yang membutuhkan perhatian. Kami tidak akan terus-menerus terbang ke berbagai belahan dunia untuk memimpin negosiasi,” ujar Bruce. “Kini saatnya Rusia dan Ukraina sendiri yang menyusun gagasan konkret tentang bagaimana menghentikan konflik ini.”
Pernyataan tersebut menandai pergeseran besar dalam strategi diplomasi Washington, setelah berbagai upaya negosiasi yang tak membuahkan hasil konkret untuk menghentikan perang.
Dari Perhatian Internasional ke Tanggung Jawab Regional
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio dan Presiden Donald Trump telah beberapa kali memperingatkan bahwa AS akan mundur dari peran mediasi bila Rusia dan Ukraina tidak menunjukkan niat tulus untuk mencapai perdamaian.
Dalam pernyataannya pada 18 April, Trump bahkan mengatakan secara blak-blakan:“Jika salah satu pihak terlalu merepotkan, maka kami akan berkata: ‘Kalian ini bodoh, menyebalkan, dan tidak layak diladeni. Kami keluar.’”
Kini, pernyataan Bruce menjadi konfirmasi resmi bahwa AS tidak akan lagi menjadi pengarah utama dalam proses perdamaian.
“Menteri Luar Negeri kami telah menyatakan dengan sangat jelas bahwa pendekatan kami akan berubah. Cara kami terlibat juga akan berbeda. Kami tidak lagi menjadi pihak yang memimpin mediasi,” tambah Bruce.
Wakil Presiden: Perdamaian Kini di Tangan Kyiv dan Moskow
Di hari yang sama, Wakil Presiden JD Vance dalam wawancara dengan Fox News juga menyampaikan pandangan serupa. Dia mengakui bahwa perang kemungkinan tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
“Kedua pihak sebenarnya sudah tahu apa syarat-syarat gencatan senjata yang dimiliki masing-masing. Apakah mereka mau mengakhiri perang brutal ini atau tidak, sekarang tergantung pada kemampuan mereka untuk mencapai kesepakatan bersama,” ujarnya.
Kesepakatan Mineral Tetap Berlangsung
Meski AS menarik diri dari peran sebagai mediator, kerja sama bilateral tetap berjalan di sektor lain. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri Pertama Ukraina, Yulia Svyrydenko menandatangani perjanjian kerja sama mineral yang dianggap penting untuk pemulihan ekonomi Ukraina pascaperang. Kerja sama ini tetap berlangsung secara paralel dan terpisah dari urusan mediasi konflik bersenjata.
Kesimpulan: Diplomasi Bergeser, Tanggung Jawab di Pihak Konflik
Dengan keputusan ini, Washington menegaskan bahwa beban diplomatik kini berpindah ke tangan Rusia dan Ukraina sendiri. Setelah bertahun-tahun mengambil peran sentral dalam perundingan damai, AS memilih untuk mengalihkan fokus diplomatiknya ke krisis global lain.
Kondisi ini mengisyaratkan bahwa masa depan konflik Ukraina tidak lagi berada di meja Washington, melainkan tergantung pada apakah Moskow dan Kyiv benar-benar siap untuk mengakhiri perang dan membangun kembali kepercayaan. (jhn/yn)
Etindonesia. Sebuah video yang beredar di internet menunjukkan sebuah robot buatan Tiongkok tiba-tiba “mengamuk”, mengayunkan lengannya secara membabi buta. Adegan tersebut sangat mengerikan, dan para operator di sekitarnya tampak panik dan segera melarikan diri.
Dalam video tersebut, dua pria terlihat menggantung bahu sebuah robot berwarna hitam pada sebuah kait menggunakan tali, lalu mengoperasikan komputer di depan, yang diduga untuk mengirimkan perintah kepada robot tersebut. Tak lama setelahnya, lengan dan kaki robot mulai bergerak.
Namun, hanya beberapa detik kemudian, robot itu tiba-tiba kehilangan kendali. Kedua lengannya bergerak secara liar seolah-olah hendak memukul orang, dan kakinya juga mengamuk dengan gerakan tidak terkendali.
Layar komputer di depannya terjatuh akibat serangannya. Beberapa kursi di sekitarnya dihantam dan ditendang, bahkan barang-barang di atas kursi pun terpental. Penyangga yang digunakan untuk menstabilkan robot hampir ikut roboh.
Dua pria yang mengoperasikan robot langsung kabur ketakutan. Salah satu dari mereka kemudian berputar ke belakang robot dan menarik penyangga untuk menghentikan gerakan liar sang robot.
Warganet ramai berkomentar: “Menyeramkan sekali.” “Seperti robot pembunuh.”
Sebelumnya, juga pernah beredar video tentang robot yang tampil dalam acara Gala Tahun Baru Imlek (disanjung oleh kelompok “xiao fenhong” – nasionalis online pro-PKT), yang saat tampil di Tangshan, Hebei, tiba-tiba kehilangan kendali dan “menyerang” penonton.
Beberapa netizen menyindir: “Jalan saja belum stabil, tapi sudah menyerang orang!”
Komentar lain dari netizen: “Meneliti robot, cepat atau lambat pasti bermasalah.” “Kalau benda ini lepas kendali, bisa bahaya sekali.” “Bayangkan kalau robot ini pakai seragam polisi.” “Pasti gen aparat penertiban kota (chengguan) yang ditanam ke dalamnya.”
EtIndonesia. Washington – Amerika Serikat dan Iran sedianya akan melangsungkan pembicaraan mengenai pembatasan program nuklir Iran pada 3 Mei di Roma, namun ketegangan meningkat setelah serangkaian tindakan keras dari Washington. Pada 29 April, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap sejumlah perusahaan perdagangan Iran, dan sehari berikutnya, Departemen Luar Negeri AS kembali mengumumkan sanksi terhadap 7 perusahaan yang terlibat dalam perdagangan minyak Iran, dengan alasan mendukung kegiatan terorisme.
Lebih lanjut, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth memperingatkan bahwa Iran akan menghadapi balasan militer jika terus mendukung kelompok bersenjata Houthi di Yaman.
Puncaknya, pada 1 Mei, Presiden AS, Donald Trump secara resmi mengumumkan larangan global terhadap pembelian minyak Iran, dengan ancaman sanksi sekunder bagi pihak mana pun yang melanggar.
Trump Ultimatum Dunia: “Stop Beli Minyak Iran!”
Dalam pernyataan yang diunggah di platform Truth Social, Trump menegaskan: “Segala bentuk pembelian minyak atau produk petrokimia dari Iran harus dihentikan segera! Siapa pun—baik negara maupun individu—yang membeli dalam jumlah berapa pun, akan langsung terkena sanksi sekunder. Pelanggar tidak akan diizinkan berbisnis dengan Amerika Serikat dalam bentuk apa pun.”
Sebagai tanggapan, Iran menuduh AS bersikap kontradiktif dan terus memprovokasi, namun juga menyatakan bahwa pembicaraan nuklir akan ditunda karena alasan teknis. Meski begitu, Iran menegaskan niat untuk tetap bernegosiasi tidak berubah.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, melalui akun X (Twitter), menyatakan bahwa: “Teheran tetap berkomitmen menyelesaikan persoalan melalui dialog. Kami lebih bertekad daripada sebelumnya untuk mencapai kesepakatan yang adil—mengakhiri sanksi, menjamin program nuklir kami tetap damai, dan memastikan hak-hak Iran dihormati sepenuhnya.”
AS: Tidak Ada Jadwal Resmi, Putaran Berikut Segera Menyusul
Pihak Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa negosiasi 3 Mei belum pernah dijadwalkan secara resmi, namun putaran pembicaraan selanjutnya akan segera diatur. Menurut laporan BBC, baik AS maupun Iran masih berusaha menghindari konfrontasi militer langsung, meskipun ketegangan kian meningkat.
Iran Gunakan Program Nuklir Sebagai Taktik Tawar-menawar
Laporan CNN menyebut bahwa strategi Iran adalah menggunakan program nuklir sebagai alat negosiasi untuk mendesak Trump mencabut sanksi ekonomi. Sejak Revolusi 1979, perusahaan asing sangat jarang berinvestasi di Iran. Bahkan ketika Presiden Obama mencabut sebagian sanksi pada tahun 2015, minat investor asing tetap rendah.
Menurut data dari Mordor Intelligence, Iran memiliki populasi sekitar 90,6 juta jiwa, di mana 60% di antaranya berusia di bawah 35 tahun—suatu pasar yang belum tergarap bagi perusahaan-perusahaan AS. Sementara itu, riset dari McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa jika sanksi dicabut dan reformasi dilakukan, Iran bisa menciptakan 9 juta lapangan kerja dalam 20 tahun ke depan dan mendorong PDB hingga melampaui 1 triliun dolar AS.
Potensi Ekonomi Iran Besar, Tapi Risiko Tetap Tinggi
Menurut CNN, nilai total barang dan jasa yang dihasilkan Iran pada 2024 adalah sekitar 434 miliar dolar AS. Jika Iran bebas dari sanksi dan memperbaiki kebijakan moneter, PDB-nya diperkirakan bisa melonjak menjadi 1,7 triliun dolar AS.
Namun, risiko politik dan keamanan tetap tinggi. Mitra di firma konsultan Eurasian Nexus Partners menyatakan bahwa meskipun ada potensi keuntungan besar bagi perusahaan AS, berbisnis di Iran bukan hal yang mudah, mengingat Pemerintah Iran tidak bersahabat terhadap investor asing.
Bahkan jika kesepakatan nuklir baru berhasil dicapai, hambatan birokrasi dan peraturan tetap menyulitkan. Selain itu, sanksi AS atas aktivitas terorisme Iran kemungkinan akan tetap diberlakukan, dan setiap perusahaan yang ingin berbisnis dengan Iran harus mendapatkan persetujuan dari Departemen Keuangan AS secara kasus per kasus.
IRGC dan Ekonomi Tertutup
CNN juga mencatat bahwa Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS, telah tumbuh menjadi kekuatan ekonomi besar yang bisa menandingi Pemerintah Iran sendiri. IRGC memiliki pengaruh luas di sektor konstruksi, perbankan, dan telekomunikasi.
Bijan Khajehpour, analis dari firma konsultan regional, mengatakan bahwa perang, sanksi, dan korupsi birokrasi selama puluhan tahun telah menciptakan iklim usaha yang “sangat rumit” di Iran. Karena itulah, minat investasi asing tetap rendah, dan banyak perusahaan global memilih menjauh dari pasar Iran, meskipun potensi ekonominya sangat besar.
Kesimpulan
Pengumuman Trump yang melarang pembelian minyak Iran secara global menandai eskalasi besar dalam konflik ekonomi dan diplomatik antara Washington dan Teheran. Di tengah harapan akan perundingan damai, retorika keras dan sanksi bertubi-tubi justru semakin menjauhkan kedua negara dari kesepakatan nyata.
Meski jalan diplomatik belum sepenuhnya tertutup, ketegangan yang meningkat—ditambah tekanan ekonomi dan militer—membuat krisis ini tetap menjadi ancaman serius bagi stabilitas kawasan dan perekonomian global.(jhn/yn)
Ketegangan di wilayah Kashmir kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir. India dan Pakistan telah menempatkan pasukan di perbatasan, dan situasi semakin mendekati ambang perang. Pemerintah Amerika Serikat menyerukan kedua negara agar menahan diri dan menyelesaikan konflik melalui jalur diplomasi.
EtIndonesia. Pada Kamis (1 Mei), Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, dalam sebuah pertemuan di New Delhi menyatakan bahwa negaranya akan memberantas ekstremisme dari setiap jengkal wilayahnya.
“Kami bertekad untuk menghapus kekerasan bersenjata dari setiap sudut negara ini, dan kami pasti akan mencapai tujuan itu,” ujarnya.
Di hari yang sama, militer Pakistan menggelar latihan militer intensif.
Selasa minggu lalu, terjadi insiden penembakan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikuasai India, yang menewaskan 26 orang.
Setelah kejadian itu, India dan Pakistan saling menyalahkan. Ketegangan meningkat tajam hingga keduanya saling mengusir diplomat dan warganya, serta menutup perbatasan. Bentrokan sporadis terjadi di sepanjang Garis Kendali (LoC), dengan kedua pihak menuduh satu sama lain sebagai pihak pemicu.
Pada Rabu, pemerintah India mengumumkan bahwa mulai 30 April hingga 23 Mei, wilayah udaranya akan ditutup bagi pesawat sipil dan militer Pakistan. Sebelumnya, Pakistan telah lebih dulu menutup wilayah udaranya bagi India.
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, melakukan pembicaraan via telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, untuk membahas serangan teroris di Kashmir.
Setelah itu, Jaishankar menulis di platform X bahwa “pelaku, pendukung, dan perencana serangan harus dibawa ke pengadilan.”
Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa dalam pembicaraan telepon Rabu, Menteri Luar Negeri Rubio mendesak India dan Pakistan untuk bekerja sama meredakan ketegangan.
Pengamat media: “Masyarakat internasional khawatir situasi bisa lepas kendali… Sekarang bola ada di tangan India—apakah mereka akan mendengarkan seruan dunia, atau menyerah pada tekanan domestik untuk membalas Pakistan.”
Seiring meningkatnya ancaman perang, jumlah wisatawan di Pakistan menurun drastis. Pada Kamis, di kawasan wisata Lembah Sungai Neelum di bagian utara, wisatawan sangat sedikit.
“Awal pembukaan hotel, rata-rata ada 300 hingga 400 tamu per hari. Namun karena ketegangan antara Pakistan dan India saat ini, jumlah pengunjung anjlok tajam, sekarang bahkan kurang dari 20 orang,” ujar pemilik hotel setempat, Rafaqat Hussain. (Hui)
Laporan oleh Zhao Fenghua, wartawan NTD Television
EtIndonesia. Saat kita menatap langit malam, sukar untuk tidak terpukau oleh gemerlap bintang-bintang yang berkelip. Namun di balik pemandangan yang tampak tenang itu, alam semesta tengah menyusun sebuah kisah luar biasa—tentang ledakan dahsyat, distorsi ruang-waktu, dan bahkan perjalanan melintasi waktu. Di antara semua itu, tersembunyi pula apa yang oleh sebagian ilmuwan disebut sebagai “resleting kosmik” tak kasatmata—yakni cosmic strings atau senar kosmik.
Stretch Mark Alam Semesta?
Sebelum dentuman besar terjadi, alam semesta masih dalam fase “janin”, panas seperti roti kukus di dalam dandang, dan padat hingga seperti berisi segalanya dalam satu titik. Lalu, sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu, satu ledakan maha dahsyat memicu kelahiran ruang dan waktu. Seiring ekspansi dan pendinginan yang sangat cepat, satu kekuatan super yang dahulu menyatu terpecah menjadi empat gaya fundamental yang kita kenal sekarang: gravitasi, elektromagnetisme, serta dua jenis gaya nuklir yang terdengar sangat teknis.
Namun, transisi itu tidak terjadi tanpa meninggalkan jejak. Sebaliknya, dia meninggalkan “guratan” pada kulit alam semesta, yang oleh para fisikawan disebut sebagai senar kosmik.
Senar ini tentu bukan untuk memancing ikan. Dia jauh lebih tipis dari proton, namun bisa memanjang hingga sejauh beberapa tahun cahaya. Bayangkan benang tak kasatmata yang menjahit ruang dan waktu bersama, diam-diam melayang di antara galaksi, menjadi bagian dari kerangka alam semesta itu sendiri.
Dalam beberapa karya fiksi ilmiah, mekanisme perjalanan waktu sangat besar. (Sumber foto: Adobe Stock)
Kunci Mesin Waktu?
Meski senar kosmik tampaknya hanya berdiam dan melayang, sejumlah fisikawan mulai bertanya-tanya—mungkinkah senar ini adalah pintu rahasia menuju masa lalu?
Seorang fisikawan dari Universitas Tufts, Dr. Ken Olum, mengajukan teori yang mengejutkan sekaligus menggugah imajinasi. Dia menyebutkan bahwa jika dua senar kosmik tak berujung melintas dan bersilangan dengan kecepatan sangat tinggi, mereka dapat “menggulung” ruang dan waktu, menciptakan struktur aneh—sebuah mesin waktu.
Menurut Olum, jika seseorang berjalan di sepanjang lengkungan ruang-waktu hasil torsi dari dua senar itu, mereka dapat mencapai titik keberangkatan sebelum mereka meninggalkan tempat awal. Dengan kata lain—kembali ke masa lalu.
Tapi tahan dulu, jangan buru-buru mengepak koper untuk kembali ke zaman dinosaurus. Olum sendiri dengan jujur mengingatkan: teori ini secara matematis bisa dibuktikan, tapi—kita bahkan belum pernah melihat satu pun senar kosmik itu secara nyata!
Teori Mesin Waktu Paling Masuk Akal?
Tahun 1991, fisikawan John Richard Gott dari Universitas Princeton memperkenalkan versi lain yang membuat banyak ilmuwan terdiam. Dalam versinya, dua senar kosmik melaju sejajar dengan kecepatan tinggi, seperti dua mobil sport yang melaju tanpa pernah berhenti di jalan tol antargalaksi. Saat mereka berpapasan, senar itu menciptakan kurva waktu tertutup—rute ruang-waktu yang aneh, yang bisa membuatmu kembali ke titik waktu sebelum kamu memulai perjalanan.
Teori Gott bukan sekadar angan-angan fiksi ilmiah. Ia adalah solusi sah dari teori relativitas umum Einstein. Artinya, secara teori, perjalanan waktu bukanlah hal yang mustahil menurut hukum fisika yang kita pahami.
Kalau Begitu, di Mana Senarnya?
Jika teori itu begitu valid, lalu mengapa belum ada yang melihat senar kosmik?
Menurut Dr. Olum, meskipun persamaan matematika mendukung keberadaannya, senar kosmik yang dimaksud harus benar-benar tak berujung. Dan itulah yang membuat realisasi mesin waktu dari senar kosmik menjadi hampir mustahil. Namun, bukan berarti semua ilmuwan menyerah pada ide ini.
Dr. Henry Tye dari Universitas Cornell, misalnya, lebih percaya pada potensi senar kosmik dibandingkan teori lubang cacing (wormhole). DIa bahkan bersama murid-muridnya telah merancang model senar kosmik mereka sendiri.
“Perjalanan waktu memang kecil kemungkinannya, tapi saya tidak akan mengatakan itu mustahil,” kata Tye. “Meskipun ide terbang dengan kecepatan cahaya terasa sulit diterima, saya belum sepenuhnya menolak kemungkinan kembali ke masa lalu.”
Para ilmuwan tidak sepenuhnya menyangkal kemungkinan perjalanan waktu. (Sumber foto: Adobe Stock)
Pantulan Suara Senar?
Meskipun belum ada yang melihat langsung senar kosmik, mungkin kita sudah mulai mendengar mereka. Observatorium gelombang gravitasi NANOGrav di Amerika Utara—semacam telinga raksasa di angkasa—telah menangkap sinyal dari lengkungan ruang-waktu. Dan salah satu sinyal itu terdengar sangat… berbeda.
“Itu tidak terdengar seperti gelombang dari lubang hitam. Itulah yang membuatnya menarik,” ujar Olum. “Sinyal itu, seolah merupakan perkenalan dari senar kosmik itu sendiri.”
Dalam teori string (senar), diyakini bahwa alam semesta terbentuk dari lebih dari sepuluh dimensi, dan semua materi terdiri dari “senar mikroskopik” yang bergetar. Ketika alam semesta baru lahir, beberapa dari senar ini mungkin memanjang menjadi superstrings—versi kosmik dari senar biasa yang bisa lebih mudah terdeteksi.
Teleskop ruang angkasa LISA, yang dijadwalkan meluncur pada tahun 2034, bersama NANOGrav, kini sedang bersiap memburu jejak-jejak senar ini.
Jika benar terdeteksi, menurut Dr. Tye, itu akan: “Membuktikan bahwa teori string adalah fondasi dari fisika modern, dan akan mengubah pandangan kita terhadap alam semesta secara fundamental.”
Benang Tak Terlihat di Langit Malam
Mungkin, di antara kerlip bintang yang kita lihat tiap malam, tersembunyi satu petunjuk tak kasatmata: sebuah benang halus yang membelah ruang dan waktu. Di salah satu sudut gelap dan sunyi alam semesta, mungkin ada senar yang bergetar perlahan, menanti seorang pelancong waktu dari masa depan untuk datang dan menelusurinya kembali ke masa lalu.
Jika kamu punya kesempatan menaiki “jalan tol kosmik” ini—kira-kira, ke waktu kapan kamu ingin pergi? (jhn/yn)
EtIndonesia. Pada tanggal 1 Mei, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa perjanjian mineral antara Amerika Serikat dan Ukraina memiliki makna historis yang sangat besar. Pihak Gedung Putih turut menekankan bahwa perjanjian tersebut memperkuat kemitraan ekonomi antara kedua negara, dan dapat mempercepat berakhirnya perang.
Dalam sebuah video yang diunggah melalui platform Telegram, Zelenskyy menyebut kesepakatan ini sebagai “perjanjian yang benar-benar setara”. Dia menekankan bahwa perjanjian ini membuka peluang investasi bagi Ukraina, sekaligus mendorong modernisasi sektor industri dan reformasi sistem hukum di negaranya.
“Faktanya, ini adalah hasil nyata pertama dari pertemuan saya dengan Presiden Trump di Vatikan, dan perjanjian ini memiliki makna historis yang sesungguhnya,” ujar Zelenskyy.
Dari pihak Gedung Putih, disebutkan bahwa perjanjian kemitraan ekonomi yang ditandatangani bersama Ukraina sangat penting untuk mempercepat berakhirnya perang Rusia-Ukraina dan untuk mendukung proses rekonstruksi Ukraina pasca-konflik.
Juru bicara Gedung Putih, Levitt, menyatakan bahwa kemitraan ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat dalam berinvestasi secara ekonomi, guna memastikan bahwa Ukraina memiliki masa depan yang bebas, damai, dan berdaulat. Dalam kerja sama tersebut juga dibentuk sebuah dana investasi bersama yang akan menerima kontribusi dari program eksploitasi sumber daya alam Ukraina. Dana ini akan mencakup 50% dari royalti paten, biaya lisensi, dan pembayaran serupa lainnya.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan bahwa kemitraan ini memungkinkan AS untuk berinvestasi bersama Ukraina dalam mengembangkan aset ekonomi negara tersebut, dengan mengerahkan sumber daya manusia, modal, serta standar tata kelola Amerika guna memperbaiki iklim investasi Ukraina dan mempercepat pemulihan ekonomi nasionalnya.
Menurut sejumlah pakar, saat ini sekitar 60% dari sumber daya logam tanah jarang Ukraina berada di wilayah yang saat ini diduduki oleh Rusia.
Trump Soroti Ekspansi Beijing dan Imbasnya pada Ambisi Putin
Pada tanggal 1 Mei, saat menghadiri acara Hari Doa Nasional di Gedung Putih, Presiden AS, Donald Trump menuding ekspansi kekuasaan Beijing sebagai faktor pemicu ambisi Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menyerbu Ukraina.
“Saat ini, Tiongkok (komunis) telah menguasai Pangkalan Udara Bagram—dulu pangkalan militer AS di Afghanistan. Ini sungguh menyedihkan, bahkan gila. Pangkalan ini adalah salah satu yang terbesar dan paling kuat di dunia, dengan landasan pacu terpanjang di dunia,” kata Trump.
“Ketika Putin melihat semua ini, menurut saya itulah alasannya. Dia merasa semakin berani, dan akhirnya memutuskan masuk ke Ukraina,” tambahnya.
Menkeu AS: Perjanjian Mineral Ini Kirimkan Pesan Tegas ke Kepemimpinan Rusia
Menurut laporan Reuters, Trump mendorong agar konflik Rusia-Ukraina diselesaikan secara damai dan mendukung penuh perjanjian mineral yang baru ditandatangani di Washington. Perjanjian tersebut mencakup pembentukan dana investasi bersama untuk pembangunan kembali Ukraina, serta memberikan Amerika Serikat hak prioritas dalam partisipasi proyek-proyek pertambangan baru di Ukraina.
Dalam wawancara dengan Fox Business News, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa perjanjian ini memberikan pesan yang jelas kepada para pemimpin Rusia: “Perjanjian ini menunjukkan bahwa rakyat Ukraina dan rakyat Amerika memiliki tujuan yang sepenuhnya sejalan—tidak ada perbedaan di antara kami.”
Lebih lanjut, Bessent menyebut kesepakatan ini sebagai sinyal kuat kepada Kremlin, karena memperkuat posisi Presiden Trump dalam melakukan negosiasi dengan Rusia di masa mendatang: “Saya rasa ini adalah pesan yang sangat kuat bagi para pemimpin Rusia. Ini memberi Presiden Trump kekuatan baru untuk bernegosiasi dengan fondasi yang jauh lebih kokoh.”
Ukraina Tegaskan Kendali Penuh atas SDA dan Infrastruktur
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, dalam pernyataannya di Kyiv menegaskan bahwa perjanjian ini bersifat “adil, setara, dan saling menguntungkan.” Dia menjelaskan bahwa AS dan Ukraina akan membentuk dana rekonstruksi bersama dengan hak suara yang setara. Ukraina juga tetap akan mempertahankan kendali penuh atas sumber daya bawah tanah, infrastruktur, dan kekayaan alamnya.
Shmyhal juga menekankan bahwa Ukraina tidak akan diminta untuk membayar utang kepada Amerika Serikat terkait bantuan besar-besaran yang telah diberikan sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Keuntungan yang dihasilkan dari dana investasi tersebut akan sepenuhnya digunakan kembali untuk kepentingan pembangunan Ukraina.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Pertama Ukraina, Yulia Svyrydenko, menambahkan bahwa perjanjian ini akan mendanai proyek-proyek pertambangan, minyak, dan gas alam, termasuk infrastruktur pendukung dan fasilitas pemrosesan terkait.
Namun, perjanjian ini tidak mencakup isu kendali atas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia—yang merupakan fasilitas nuklir terbesar di Eropa dan saat ini berada di bawah pendudukan Rusia. Sebelumnya, dalam negosiasi informal, pihak AS sempat mengusulkan agar kontrol atas fasilitas nuklir tersebut menjadi bagian dari kesepakatan damai di masa mendatang.(jhn/yn)
EtIndonesia. Ketegangan antara India dan Pakistan mencapai titik panas dalam beberapa dekade, memicu kekhawatiran global akan potensi pecahnya perang nuklir di Asia Selatan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, turun tangan sebagai mediator, melakukan pembicaraan telepon secara terpisah dengan para pejabat dari kedua negara pada 30 April. Dia mendesak India dan Pakistan untuk bekerja sama menurunkan eskalasi konflik yang semakin memanas.
Kedua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir dan kekuatan militer yang relatif seimbang ini telah lama berselisih, terutama soal wilayah Kashmir yang disengketakan. Para peneliti bahkan sudah memperingatkan sejak tahun 2019 bahwa jika terjadi perang nuklir antara India dan Pakistan, sebanyak 125 juta orang bisa tewas hanya dalam hitungan beberapa hari.
Insiden Teror Memicu Ketegangan
Menurut laporan Reuters, insiden terbaru yang memperkeruh suasana terjadi di kawasan wisata Pahalgam, Kashmir yang dikuasai India, pada bulan April. Dalam insiden itu, sekelompok pria bersenjata menembaki para wisatawan secara brutal, menewaskan sedikitnya 26 orang. India menuduh Pakistan berada di balik serangan ini, sementara Pakistan membantah keterlibatannya dan menyerukan dilakukannya penyelidikan independen oleh pihak netral.
Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, menyampaikan kepada Rubio bahwa para pelaku, pendukung, dan perencana serangan itu harus dihukum secara hukum. Sebaliknya, Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mendesak Amerika Serikat untuk menekan India agar menurunkan eskalasi verbal dan bertindak lebih bertanggung jawab. Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Asim Munir, juga menegaskan bahwa Pakistan berkomitmen pada perdamaian, namun tetap siap membela kepentingan nasionalnya jika diperlukan.
“Hanya Selangkah Lagi Menuju Perang”
Pakar identitas nasional dan kebijakan luar negeri India dari Universitas St. Gallen, Dr. Manali Kumar, menyatakan bahwa hubungan bilateral India dan Pakistan saat ini berada dalam kondisi terburuk selama puluhan tahun terakhir. Dia memperingatkan bahwa kedua negara hanya selangkah lagi dari pecahnya perang terbuka.
Menurut Daily Mail, India saat ini merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, sekaligus negara dengan populasi terbanyak. Militer India memiliki lebih dari 1,2 juta personel aktif, ditambah sekitar 250.000 personel angkatan laut dan udara. Sebagai perbandingan, militer Pakistan memiliki sekitar 700.000 personel aktif. Namun, para pakar pertahanan memperingatkan bahwa kekuatan militer Pakistan cukup seimbang dan tetap mampu menimbulkan kehancuran besar serta korban jiwa dalam jumlah masif jika konflik terjadi.
Keseimbangan Senjata Nuklir yang Gentar
Lebih mengkhawatirkan lagi, kedua negara memiliki persenjataan nuklir. Menurut data dari Arms Control Association, baik India maupun Pakistan masing-masing memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir. India secara resmi menganut doktrin “tidak akan menjadi yang pertama menggunakan” senjata nuklir, sementara Pakistan tidak menutup kemungkinan penggunaan nuklir terlebih dahulu dalam situasi tertentu.
Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Bulletin of the Atomic Scientists pada tahun 2019 memperingatkan bahwa dalam konteks kepadatan populasi di wilayah tersebut, konflik nuklir akan menjadi bencana kemanusiaan dalam skala luar biasa. Diperkirakan antara 50 juta hingga 125 juta orang bisa tewas dalam waktu singkat, tergantung pada ukuran dan jumlah senjata nuklir yang digunakan, dengan daya ledak antara 15 kiloton hingga 100 kiloton.
Bencana Global Jika Perang Nuklir Terjadi
Studi tersebut juga menjelaskan bahwa dampak perang nuklir tidak akan terbatas pada India dan Pakistan saja. Kota-kota besar akan luluh lantak dan menjadi tidak layak huni. Asap tebal dan partikel radioaktif akan menyebar ke seluruh dunia dalam hitungan minggu, menyebabkan penurunan suhu global, berkurangnya curah hujan, dan bahkan memicu bencana kelaparan global yang dapat menjerat ratusan juta hingga miliaran manusia.
Dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang timbul akan berlangsung dalam jangka panjang, dan meninggalkan bekas luka permanen dalam sejarah umat manusia.
Kesimpulan: Krisis yang Perlu Diawasi Dunia
Di tengah krisis global lainnya, potensi konflik antara dua negara tetangga Tiongkok ini merupakan ancaman nyata yang tidak boleh diabaikan. Intervensi diplomatik internasional—seperti yang tengah diupayakan Amerika Serikat—mungkin menjadi satu-satunya harapan untuk menghindarkan Asia Selatan dari bencana nuklir yang tak terbayangkan.
Pertanyaannya kini adalah: Apakah dunia cukup sigap dan serius untuk mencegah tragedi ini sebelum terlambat?(jhn/yn)
CIA mempublikasi dua video yang ditujukan untuk membujuk para pejabat Tiongkok agar membagikan rahasia negara dan perdagangan kepada Amerika Serikat.
EtIndonesia. Di tengah rumor mengenai perebutan kekuasaan di tubuh Partai Komunis Tiongkok (PKT), Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA pada Kamis (1/5/2025) merilis dua video yang bertujuan membujuk para pejabat Tiongkok untuk membocorkan rahasia negara dan perdagangan kepada Amerika Serikat.
Kedua video tersebut berdurasi di bawah tiga menit dan diproduksi dengan kualitas sekelas Hollywood. Video tersebut menampilkan narator yang berbicara dalam bahasa Mandarin. Suara narasi menggambarkan seseorang yang ingin mengambil kendali atas masa depannya dan menyampaikan pesan yang mengajak para pejabat untuk menghubungi CIA dan bekerja untuk lembaga tersebut.
“Salah satu tugas utama CIA adalah mengumpulkan intelijen untuk presiden dan para pembuat kebijakan kami,” kata Direktur CIA John Ratcliffe kepada Fox News. “Salah satu cara kami melakukannya adalah dengan merekrut aset yang dapat membantu kami mencuri rahasia.”
Video-video tersebut tersedia di berbagai saluran media sosial CIA, termasuk YouTube, Facebook, Instagram, Telegram, dan X.
Video pertama, berjudul “Alasan Memilih Bekerja Sama: Menjadi Tuan atas Takdirmu”, tampaknya ditujukan kepada para pejabat senior yang “mencari stabilitas dalam iklim politik yang berbahaya,” seperti dijelaskan dalam deskripsi video berbahasa Mandarin.
Narator menceritakan kisah seorang pejabat sukses yang merasa tidak nyaman dengan posisinya karena gosip, pengkhianatan, dan rekan kerja yang “menghilang begitu saja.”
“Pria ini telah bekerja keras seumur hidupnya untuk mencapai posisi tinggi, tetapi kini ia menyadari bahwa setinggi apa pun jabatannya, itu tidak cukup untuk melindungi keluarganya di masa-masa yang menakutkan dan penuh gejolak ini. Ia merindukan kendali atas takdirnya, mencari jalan untuk melindungi orang-orang yang ia cintai dan hasil kerja kerasnya seumur hidup,” lanjut deskripsi tersebut.
Video ini terhubung dengan halaman yang berisi petunjuk tentang cara menghubungi CIA melalui layanan Tor—saluran digital yang aman, anonim, dan terenkripsi.
Dengan narasi Mandarin, terdapat deskripsi singkat dalam bahasa Inggris yang berbunyi, “Misi global kami menuntut agar individu dapat menghubungi CIA dengan aman dari mana pun.”
Video kedua, berjudul “Alasan Memilih Bekerja Sama: Menciptakan Masa Depan yang Lebih Baik”, menceritakan kisah seorang pejabat junior yang mempertanyakan hasil dari kerja kerasnya.
“Video ini menampilkan seorang pejabat Tiongkok yang belajar dan bekerja keras sepanjang hidupnya, namun jerih payahnya hanya menguntungkan karier atasannya,” demikian isi deskripsinya.
“Terperangkap dalam sistem yang sulit untuk dilepaskan dan dihimpit oleh persaingan yang ketat, ia mencari jalan lain untuk menghargai kerja kerasnya dan meraih tujuannya. Ia memilih mengambil keputusan yang sulit namun penting: menghubungi CIA dengan cara yang aman.”
Video kedua ditutup dengan pesan kepada penonton: “Takdirmu ada di tanganmu.”
Deskripsi dari kedua video tersebut menanyakan kepada audiens target apakah mereka memiliki informasi terkait “kebijakan ekonomi, fiskal, atau perdagangan” Partai Komunis Tiongkok.
“Apakah Anda bekerja di industri pertahanan? Apakah Anda bekerja di bidang keamanan nasional, diplomasi, sains, teknologi canggih, atau berurusan dengan orang-orang yang bekerja di bidang ini? Silakan hubungi kami,” demikian bunyi deskripsinya.
Video-video ini tampaknya berusaha memanfaatkan kondisi politik yang berbahaya di bawah PKT, yang memiliki sejarah panjang mengenai pertarungan kekuasaan internal yang sengit dan kadang mematikan sejak partai itu berkuasa pada tahun 1949.
Ketika Xi Jinping menjadi pemimpin Partai pada 2013, kampanye anti-korupsi besar-besaran diluncurkan dan sebagian besar menargetkan rival politiknya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, metode disipliner ini juga digunakan terhadap orang-orang yang diangkat oleh Xi sendiri, mencerminkan perebutan kekuasaan antar faksi yang masih berlangsung di dalam Partai.
Baru-baru ini, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok juga menjadi sorotan karena kasus korupsi, dengan beberapa perwira tinggi dicopot dari jabatan mereka atau bahkan menghilang tanpa jejak.
EtIndonesia. Polisi Philipina telah memberikan peringatan setelah seorang pengunjung melompat ke dalam kandang buaya di sebuah kebun binatang untuk berswafoto.
Pada tanggal 28 April, seorang pengunjung mengunjungi Kabug Mangrove Park and Wetlands Zoo di Zamboanga Sibugay, Philipina dan mendapatkan pengalaman yang lebih dekat dan langsung dari yang dia harapkan.
Pria berusia 29 tahun itu dilaporkan telah melihat apa yang dia yakini sebagai patung buaya dan memutuskan untuk melompati pagar, mengarungi air dan mengeluarkan ponselnya untuk berswafoto dengannya – hanya untuk menyadari dengan sangat cepat dan menyakitkan, reptil itu jelas bukan patung.
Ketika kerumunan pengujung lain berteriak kepada pria itu untuk keluar, buaya itu melihat kesempatannya dan menerkam, mengatupkan rahangnya di lengan pria itu dan menancapkan giginya ke dagingnya – dan reptil sepanjang 15 kaki, bernama Lalay, tidak hanya berhenti di situ juga dengan kejadian yang terekam kamera.
Sersan Polisi Joel Sajolga, dari Kepolisian Kota Siay, mengatakan kepada media lokal: “Pria itu sedang berjalan-jalan di sekitar area tersebut, lalu dia melihat buaya, yang dia kira hanya benda plastik.
“Dia memanjat pagar dan memasuki kandang, dan buaya itu menyerangnya.”
Sebuah video memperlihatkan buaya itu menggigit lengan pria itu sebelum menggigit pahanya.
Buaya itu kemudian membalikkannya, memutarnya seperti manusia memutar ayam panggang, dalam gerakan yang lebih dikenal ketika dilakukan oleh buaya atau aligator sebagai ‘gulingan kematian’.
Universitas Tennessee, Knoxville menjelaskan: “Bertentangan dengan kepercayaan umum, buaya tidak bisa mengunyah, jadi mereka menggunakan gigitan yang kuat yang dipadukan dengan gerakan memutar seluruh tubuh – gulingan kematian – untuk melumpuhkan, membunuh, dan memotong mangsa menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
“Gerakan mematikan ini merupakan ciri khas aligator dan telah ditampilkan dalam banyak film dan dokumenter alam.”
Pria itu dilaporkan telah menghabiskan 30 menit yang mencengangkan di dalam kandang dan terlalu dekat dengan Lalay sebelum salah satu pawang hewan kebun binatang muncul.
Dilaporkan mereka memukul kepala buaya itu menggunakan sepotong semen yang menyebabkan Lalay melepaskan pria itu.
Meskipun menghabiskan setengah jam di rahang buaya, pria itu masih hidup untuk menceritakan kisahnya.
Dilaporkan dia segera dilarikan ke rumah sakit dan menerima total lebih dari 50 jahitan untuk luka-lukanya.
Sementara para penonton ‘senang pria itu masih hidup,’ yang lain mempertanyakan ‘mengapa dia melakukan hal bodoh seperti itu’.
Sersan Sajolga mengatasinya dengan memperingatkan orang lain agar tidak melakukan perilaku serupa saat mengunjungi kebun binatang.
Dia berkata: “Perilaku seperti ini sangat berbahaya. Tidak seorang pun boleh memasuki kandang hewan di kebun binatang.
“Dia membahayakan nyawanya dan dia sangat beruntung bisa selamat.” (yn)
EtIndonesia. Di usianya yang ke-90, Barby Keel dari Sussex, Inggris, adalah bukti nyata bahwa kasih sayang tidak mengenal batas usia.
Selama 54 tahun terakhir, dia telah mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan hewan yang membutuhkan—menyelamatkan sekitar 10.000 hewan dari pengabaian, penyiksaan, dan penelantaran melalui Suaka Margasatwa Barby Keel di Sussex, Inggris.
Apa yang dimulai dengan bantuan sederhana pada tahun 1970-an—merawat anjing seorang tentara saat dia ditempatkan di Irlandia Utara—berubah menjadi misi seumur hidup. Anjing itu tidak pernah pergi, dan tak lama kemudian Barby diminta untuk memelihara beberapa kucing. Puluhan tahun kemudian, tempat perlindungannya kini seluas 12 hektar dan menjadi rumah bagi lebih dari 600 hewan, termasuk 160 kucing, 100 ayam, 80 kelinci, 16 babi, delapan anjing, dan bahkan enam kuda.
“Awalnya, saya memelihara sekitar 40 kucing,” katanya. “Kemudian saya mulai memelihara domba, kambing, babi, dan sapi.”
Barby menghabiskan 20 tahun pertama menjalankan tempat perlindungan itu sendirian, dan kini dia didukung oleh tim relawan yang berdedikasi yang membantu merawat hewan yang diselamatkan dari peternakan, rumah yang penuh kekerasan, atau hewan terlantar. Meskipun telah tiga kali menderita kanker, dia masih bangun pukul 7 pagi setiap hari untuk merawat hewan kesayangannya dan mengatakan bahwa dia “tidak pernah” libur sehari pun.
“Ada kalanya saya merasa lelah—itu pekerjaan yang berat,” katanya. “Tetapi kemudian hidung saya dicium atau wajah saya didekati, dan saya ingat mengapa saya melakukan ini. Hewan-hewan saya adalah yang utama dan akan selalu demikian.”
Dedikasinya yang tak tergoyahkan bahkan harus dibayar dengan harga pribadi. Barby pernah mengakhiri hubungan jangka panjangnya setelah diminta untuk memilih antara pasangannya dan hewan-hewan. Tanggapannya? “Saya mengemasi barang-barangnya.”
Saat ini, tempat perlindungan tersebut adalah lembaga nirlaba yang sepenuhnya bergantung pada sumbangan publik. Tempat perlindungan tersebut baru-baru ini dibuka kembali untuk umum dan menyambut pengunjung setiap hari Minggu hingga Oktober 2025, tanpa biaya. Para tamu dapat bertemu dengan hewan-hewan, mengunjungi kafe dan toko suvenir, serta mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan yang telah diselamatkan.
Barby juga menggunakan uang pensiunnya sendiri untuk membeli makanan hewan peliharaan dalam jumlah besar, yang dijual kembali dengan harga murah untuk membantu pemilik hewan peliharaan yang kesulitan.
“Saya sangat berterima kasih kepada tim relawan saya yang brilian dan semua orang baik yang mendukung kami,” katanya. “Saya tahu saya tidak bisa melakukan semuanya lagi, tetapi saya tetap bangun pagi untuk memberi makan kucing-kucing dan memeriksa mereka semua. Hidup ini indah.”
Rahasianya agar tetap kuat? “Kerja keras dan sarapan kacang-kacangan setiap pagi,” katanya. (yn)
EtIndonesia. Sebuah stasiun radio di Australia dikecam karena dilaporkan menggunakan pembawa acara wanita yang dibuat dengan AI selama enam bulan tanpa menyebutkannya sebelum para pendengar mulai mempertanyakan identitas “dia”.
Tahun lalu, stasiun CADA dari Australian Radio Network, yang mengudara di Sydney, memperkenalkan pembawa acara baru bernama Thy dan bahkan membuat acara baru untuknya yang disebut Workdays with Thy.
Wanita yang terdengar muda itu membawakan musik selama empat jam sehari dari Senin hingga Jumat, dan semuanya berjalan lancar sampai orang-orang mulai bertanya tentang Thy yang misterius itu.
Fakta bahwa dia tidak memiliki nama belakang dan tidak memiliki biografi di mana pun cukup mencurigakan, tetapi kemudian beberapa pendengar memperhatikan bahwa frasa tertentu yang dia gunakan terdengar identik setiap kali dia mengucapkannya. Pertanyaan dan teori tentang identitas asli Thy mulai menyebar secara daring, dan CADA akhirnya mengungkapkan bahwa dia bukanlah orang sungguhan.
“Siapa nama belakang Thy? Siapa dia? Dari mana asalnya? Tidak ada biografi atau informasi lebih lanjut tentang wanita yang seharusnya menjadi pembawa acara ini,” tulis penulis asal Sydney, Stephanie Coombes, di blognya.
Analisis suara Thy juga mengungkap bahwa frasa tertentu, seperti “old school”, terdengar identik saat diucapkannya di beberapa acara, sehingga pemimpin proyek Australian Radio Network, Fayed Tohme, tidak punya pilihan selain mengakui bahwa pembawa acara radio misterius itu sebenarnya adalah perangkat lunak buatan AI yang dikembangkan oleh firma kloning suara, ElevenLabs.
“Tidak ada mikrofon, tidak ada studio, hanya kode dan getaran,” tulis Tohme dalam unggahan LinkedIn yang kini telah dihapus. “Eksperimen oleh ARN dan ElevenLabs yang mendorong batasan makna ‘radio langsung’.”
Saat ini tidak ada undang-undang yang membatasi stasiun radio Australia untuk menggunakan konten yang dihasilkan AI selama siaran mereka, tetapi Jaringan Radio Australia telah dikritik karena gagal mengungkapkan penggunaan AI dan menipu pendengar dengan berpikir bahwa Thy adalah orang sungguhan. Jaringan tersebut telah mengeluarkan pernyataan, mengakui telah menguji AI, tetapi juga meyakinkan semua orang bahwa mereka tidak berencana untuk mengganti pembawa acara manusia dalam waktu dekat.
“Ini adalah ruang yang sedang dieksplorasi oleh penyiar di seluruh dunia, dan meskipun uji coba tersebut telah menawarkan wawasan yang berharga, hal itu juga memperkuat nilai unik yang dibawa oleh kepribadian untuk menciptakan konten yang benar-benar menarik,” bunyi pernyataan ARN.
Dengan pembawa berita televisi AI yang sudah menjadi kenyataan, tidak mengherankan bahwa pekerjaan pembawa acara radio manusia juga terancam. Fakta bahwa orang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengetahui bahwa Thy tidak nyata pasti memberi harapan bagi pengembang AI untuk menggantikan manusia dengan kreasi mereka di beberapa titik.(yn)
EtIndonesia. Ilmuwan yang menyelidiki peningkatan kanker usus yang mengkhawatirkan pada orang dewasa muda telah mengidentifikasi racun bakteri kolibaktin sebagai penyebab potensial, dengan paparan pada masa kanak-kanak mungkin meningkatkan risiko perkembangan kanker di kemudian hari.
Kolibaktin telah dikaitkan dengan jenis kanker ini, tetapi hubungan tersebut belum pernah dipelajari secara khusus pada orang di bawah usia 50 tahun sebelumnya. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa kanker usus (atau kolorektal) akan menjadi penyebab kematian terkait kanker utama pada orang dewasa muda dalam beberapa tahun ke depan.
Menganalisis sampel jaringan kanker dari 981 individu di 11 negara, tim peneliti internasional mencari mutasi penyebab kanker dalam genom DNA. Pada lebih dari separuh kasus awal, mutasi ini cocok dengan kerusakan yang disebabkan oleh kolibaktin.
“Pola mutasi ini merupakan semacam catatan sejarah dalam genom, dan menunjukkan paparan kolibaktin di awal kehidupan sebagai kekuatan pendorong di balik penyakit yang muncul lebih awal,” kata ahli biologi komputasional Ludmil Alexandrov dari Universitas California San Diego.
Jadi, bagaimana paparan ini terjadi? Para peneliti tidak yakin, tetapi kita tahu bahwa kolibaktin diproduksi oleh strain Escherichia coli tertentu di dalam usus, dan data menunjukkan bahwa paparan yang merusak kemungkinan terjadi dalam 10 tahun pertama kehidupan.
Salah satu skenario yang paling mungkin adalah infeksi masa kanak-kanak menghasilkan kolibaktin, yang kemudian merusak DNA di dalam usus. Mutasi yang berbahaya ini kemudian membuat kanker lebih mungkin terjadi di kemudian hari, biasanya lama setelah kolibaktin menghilang.
Secara khusus, mutasi DNA terkait kolibaktin 3,3 kali lebih umum terjadi pada orang dewasa yang didiagnosis di bawah usia 40 tahun, dibandingkan dengan mereka yang didiagnosis pada usia 70 tahun atau lebih. Untuk kanker pada orang yang lebih tua, pola DNA lebih sering dikaitkan dengan penuaan normal.
“Jika seseorang memperoleh salah satu mutasi pemicu ini saat berusia 10 tahun, mereka bisa puluhan tahun lebih cepat dari jadwal untuk mengembangkan kanker kolorektal, mendapatkannya pada usia 40 tahun, bukan 60 tahun,” kata Alexandrov.
Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi beberapa kaitan yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan kanker kolorektal pada usia yang relatif muda. Penelitian telah menunjukkan makanan yang sangat diproses, dan terlalu banyak minuman manis atau beralkohol, misalnya.
Di sini, sarannya adalah bahwa gaya hidup atau faktor lingkungan sejak dini mungkin juga menanam benih penyakit. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui dengan pasti, meskipun dengan pemotongan dana sains baru-baru ini di AS, penelitian itu sama sekali tidak dijamin.
Para peneliti juga ingin melihat lebih dekat bagaimana kolibactin dan bekas luka DNA terkaitnya dapat dilindungi, serta bagaimana berbagai faktor yang memengaruhi risiko kanker jenis ini dapat bervariasi di antara negara-negara.
“Ada kemungkinan bahwa berbagai negara memiliki penyebab yang tidak diketahui yang berbeda,” kata ahli biologi komputasional Marcos Díaz-Gay dari Pusat Penelitian Kanker Nasional Spanyol. “Hal itu dapat membuka potensi untuk strategi pencegahan yang terarah dan spesifik untuk suatu wilayah.”
Penelitian tersebut telah dipublikasikan di Nature. (yn)