Home Blog Page 222

Akankah Trump Membuat Klaim Besar Terhadap PKT Setelah Menjabat?

Zhou Xiaohui

Pada 2 Desember, Subkomite Pilihan untuk Pandemi COVID-19 (SSCP) di bawah Komite Pengawas Dewan Perwakilan Rakyat AS mengeluarkan laporan setebal 520 halaman setelah menyelesaikan penyelidikan selama hampir dua tahun. Laporan akhir ini akan menjadi referensi bagi Kongres, lembaga eksekutif dan sektor swasta untuk bersiap menghadapi pandemi di masa depan.

Laporan ini mencakup berbagai permasalahan terkait COVID-19, termasuk sumber virus, vaksinasi, panduan kesehatan masyarakat, tindakan di tingkat negara bagian, dan penggunaan dana bantuan. 

Sorotan dari laporan ini meliputi : Studi peningkatan fungsi laboratorium Wuhan yang didanai oleh NIH ; Lima bukti kuat yang mendukung COVID-19 kemungkinan besar berasal dari laboratorium di Wuhan, Tiongkok, COVID disebabkan oleh kebocoran laboratorium ‘bukan teori konspirasi’ ; COVID-19 disebabkan oleh kebocoran laboratorium ; EcoHealth Alliance Inc. dan Dr. Peter Daszak “tidak boleh lagi” menerima dana dari pembayar pajak.    

Laporan ini mengambil sikap mengkritik banyak langkah mitigasi yang diambil oleh otoritas AS pada tahap awal epidemi, dengan alasan bahwa penggunaan masker dan mandat penggunaan masker “gagal mengendalikan penyebaran COVID-19 secara efektif ; Laporan mengkritik pedoman jarak sosial setinggi enam kaki karena ‘kurangnya dukungan ilmiah’. 

Pejabat kesehatan masyarakat telah kehilangan kepercayaan masyarakat. Selain itu, laporan tersebut menyimpulkan bahwa tindakan blokade “lebih banyak merugikan daripada menguntungkan” terhadap perekonomian, kesehatan masyarakat Amerika secara keseluruhan, dan perkembangan anak-anak ; Pembatasan perjalanan internasional yang diterapkan sejak awal oleh Presiden Trump dinilai berhasil menyelamatkan nyawa dll.

Laporan ini merupakan pukulan berat bagi Partai Komunis Tiongkok yang selama ini berbohong mengenai epidemi COVID-19. Selain mengkhawatirkan tarif tinggi yang akan dikenakan Trump setelah menjabat pada  Januari tahun depan, Partai Komunis Tiongkok juga mengkhawatirkan pemerintahan Trump akan meminta pertanggungjawaban Partai Komunis Tiongkok atas perannya dalam membocorkan dan menyebarkan virus Partai Komunis Tiongkok ke seluruh dunia, terutama setelah dirilisnya laporan ini.    

Faktanya, Trump telah mengungkapkan sikapnya dalam meminta pertanggungjawaban PKT sejak tahun 2020, pada masa jabatan pertamanya. Pada tanggal 22 September tahun itu, ketika Trump menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB ke-75 melalui video, dia pertama kali menyebutkan masalah virus PKT. 

Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat “telah melakukan pertempuran sengit melawan musuh tak terlihat dari virus Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok)” , “Saat kita mengejar masa depan yang cerah ini, kita harus meminta pertanggungjawaban negara yang menyebarkan wabah ini ke dunia –– Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok)” dan “Perserikatan Bangsa-Bangsa harus meminta pertanggungjawaban Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) atas tindakannya”, dia juga mengutip bukti yang tidak dapat disangkal mengapa Partai Komunis Tiongkok harus bertanggung jawab.

Pada 9 September tahun itu, Trump untuk pertama kalinya menyebutkan bahwa “Tiongkok (PKT) merilis sesuatu yang seharusnya tidak mereka rilis”, Itu berasal dari Wuhan dan menyebar ke seluruh dunia, membawakan bencana besar bagi Amerika Serikat.

Pada 7 September, Trump menyatakan pada konferensi pers, “Kami akan meminta pertanggungjawaban Tiongkok (PKT) karena membiarkan virus ini menyebar ke seluruh dunia.”

Pada 23 Agustus, menjelang Konvensi Nasional Partai Republik AS, kampanye terpilihnya kembali Trump mengumumkan agenda kebijakan Trump untuk masa jabatan keduanya. Di antara sepuluh tema teratas adalah pemberantasan COVID-19 (virus Partai Komunis Tiongkok). Trump menegaskan bahwa dia akan “meminta Tiongkok (PKT) bertanggung jawab penuh atas penyebaran virus ke seluruh belahan dunia” selama masa jabatan keduanya.。

Pada 30 April, Trump menyatakan untuk pertama kalinya di Gedung Putih bahwa epidemi (penyembunyian epidemi oleh PKT) telah banyak mengubah pandangannya terhadap Xi Jinping.

Alasan mengapa Trump begitu bertekad untuk meminta pertanggungjawaban Partai Komunis Tiongkok adalah karena ia sudah memiliki bukti yang kuat. Laporan yang baru saja dirilis ini memberikan dasar yang kuat bagi pemerintahan Trump untuk meminta pertanggungjawaban Partai Komunis Tiongkok. 

Memang benar, mengenai virus Partai Komunis Tiongkok yang telah membunuh jutaan orang Amerika dan menginfeksi banyak orang, di hadapan fakta, tidak peduli seberapa keras PKT mencoba berdalih atau mengelak dari kesalahan, hal itu tidak akan ada gunanya.                             

Dan, dikarenakan Trump telah lama menyatakan bahwa dia akan meminta pertanggungjawaban Partai Komunis Tiongkok pada masa jabatan keduanya, meskipun masa jabatan ini terlambat empat tahun, Partai Komunis Tiongkok untuk sementara bisa berlega hati, tetapi dengan karakter Trump, apakah dia akan melupakannya? Sayangnya tidak.

Selain itu, pemerintahan Trump juga memiliki basis publik yang kuat untuk meminta pertanggungjawaban Partai Komunis Tiongkok. Di antara sampel yang mewakili 1.993 orang dewasa AS secara nasional dalam jajak pendapat online tahun 2020 yang dilakukan oleh Wakil Presiden Harris saat itu, 90% anggota Partai Republik dan 67% anggota Partai Demokrat percaya bahwa pemerintah Tiongkok bertanggung jawab atas penyebaran virus ini.

Apa gunanya meminta pertanggungjawaban orang? Di dunia ini, tidak ada yang lebih berharga daripada kehidupan, dan tidak ada yang lebih patut dihargai daripada nyawa. Jika tidak ada nyawa, semua status dan kekayaan sama dengan nihil. 

Virus dapat dihilangkan dari tubuh, tetapi jika pelaku penyebaran virus tidak disingkirkan, maka semua orang di dunia akan berada dalam bahaya tersembunyi, dan dunia tidak akan memiliki kedamaian. Ini juga merupakan alasan mendasar berkumpul untuk meminta pertanggungjawaban PKT atas menyebarkan virus.

Langkah-langkah spesifik apa yang akan diambil untuk mencapai akuntabilitas? Pada 17 Desember 2021, Trump menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa Tiongkok telah menghancurkan seluruh dunia dan harus membayar $60 triliun sebagai kompensasi atas epidemi COVID-19.

 Trump juga percaya bahwa Tiongkok (PKT) telah mengeksploitasi Amerika Serikat secara ekonomi selama bertahun-tahun. Pada bulan Agustus, Trump mengatakan pada rapat umum di Wisconsin, “Tiongkok(PKT) dan virus PKT — mereka harus membayar kompensasi. Kami sangat dirugikan dalam hal kematian dan nyawa.” “Bahkan jika mereka membayar $10 triliun pun tidaklah cukup.”

Tentu saja, dari sudut pandang ekonomi, kompensasi sebesar itu tidak dapat dibayangkan. Bahkan jika PKT bersedia, mereka juga tidak akan mampu memberikan kompensasi sebesar puluhan triliun dolar.

Namun, niat Trump seharusnya bukan pada jumlah kompensasi tertentu, namun untuk menunjukkan tekadnya untuk membela hak dan kepentingan orang Amerika dan membiarkan PKT menanggung konsekuensi yang diperlukan.

Lantas, tindakan apa yang akan diambil Trump setelah dia menjabat pada Januari tahun depan? Di satu sisi, dalam situasi Partai Republik menguasai DPR dan Senat, “Undang-Undang Pengaduan Korban COVID-19” kemungkinan besar akan disahkan, dan undang-undang ini akan mencabut kekebalan kedaulatan Tiongkok(PKT) dan memungkinkan tuntutan hukum pribadi terhadap tindakan sewenang-wenang Partai Komunis Tiongkok, misalkan seperti, tindakan membungkam pelapor untuk menyembunyikan informasi penting tentang virus PKT.

RUU tersebut juga akan memungkinkan pengadilan untuk membekukan aset pemerintah Tiongkok sehingga para korban dapat menuntut kompensasi. Tidak hanya itu, RUU tersebut mengusulkan pembentukan Kelompok Kerja Khusus Pengaduan Korban COVID-19 di Dewan Negara untuk melakukan penyelidikan internasional atas kegagalan Beijing dalam menangani epidemi ini, termasuk menggunakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menutupi kebohongannya. 

Jika rezim Komunis Tiongkok menolak tuntutan kompensasi internasional, Amerika Serikat akan memimpin kekuatan internasional untuk memperjuangkan kompensasi dari pemerintah Komunis Tiongkok, termasuk dengan menyiapkan rencana untuk memaksa Beijing memberikan kompensasi.

Selain itu, Kongres juga mungkin mengesahkan “Undang-Undang Imunitas Kedaulatan Asing”, yang mewajibkan otoritas Komunis Tiongkok untuk membayar utang nasional khusus sebesar US$1,6 triliun.

Tidak diragukan lagi, begitu pemerintahan baru AS mulai menjabat dan membuka pintu akuntabilitas, hal ini pasti akan menimbulkan penderitaan besar bagi Partai Komunis Tiongkok.(lin/mgl)

Musk Menyumbang untuk Partai Terbesar Ketiga Inggris? Media Inggris: Bisa Jadi Sumbangan Politik Terbesar dalam Sejarah

0

EtIndonesia. Elon Musk, CEO Tesla, baru-baru ini aktif di ranah politik. Pada 16 Desember, Musk bertemu dengan Nigel Farage, pemimpin Partai Reformasi Inggris, partai terbesar ketiga di Inggris. Mereka membahas kemungkinan Musk memberikan sumbangan politik kepada partai tersebut untuk mendukung upaya mereka mengalahkan Partai Buruh dan Partai Konservatif, serta mereformasi politik Inggris. Media Inggris menduga bahwa sumbangan tersebut bisa menjadi “sumbangan politik terbesar dalam sejarah Inggris.”

Menurut laporan dari The Daily Telegraph, Financial Times, dan BBC, pertemuan berlangsung di Mar-a-Lago, kediaman Presiden terpilih AS Donald Trump. Nigel Farage hadir bersama Nick Candy, mantan penyokong Partai Konservatif yang kini menjadi bendahara baru Partai Reformasi Inggris. Dalam pertemuan selama satu jam, mereka membahas tentang kemungkinan sumbangan Musk kepada partai tersebut.

Usai pertemuan, Farage menyatakan bahwa pembicaraan berfokus pada sumbangan Musk. Dia mengatakan bahwa Musk sedang mempertimbangkan dengan serius untuk membantu perubahan di Inggris melalui sumbangan ini. Musk bahkan membalas cuitan Farage di media sosial dengan mengatakan bahwa reformasi di Inggris “sangat diperlukan.”

Meski sempat ada rumor bahwa Musk akan menyumbang sebesar 100 juta dolar, Musk telah membantah angka tersebut awal Desember lalu. Namun, laporan menyebutkan bahwa nilai sumbangan dari Musk dapat mencapai jutaan pound, dan bisa jadi merupakan sumbangan politik terbesar di Inggris.

BBC melaporkan bahwa sebagai warga negara AS, Musk tidak diizinkan secara langsung menyumbang kepada partai politik di Inggris. Namun, dia dapat melakukannya melalui cabang perusahaannya, seperti X (sebelumnya Twitter), di Inggris. Berdasarkan hukum Inggris, sumbangan dari perusahaan harus sebanding dengan skala operasi perusahaan di negara tersebut, yang kemungkinan membatasi jumlah sumbangan Musk.

Farage mengkritik rencana pemerintah untuk meninjau kembali undang-undang terkait sumbangan politik, dengan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap upaya reformasi yang akan dilakukan Partai Reformasi Inggris. (jhn/yn)

Menikmati Menu Kuliner Nusantara di Santika Pandegiling

0

Surabaya – Di penghujung tahun 2024 ini kami ingin memanjakan lidah para konsumen dengan menyajikan menu special yaitu Sego Goreng Rolas, Wedang Rempah dan Red Velvet Latte. Untuk Sego Goreng Rolas dapat dipilih sesuai selera seperti Nasi Goreng Rawon, Nasi Goreng Bakar Tuna, Nasi Goreng Seafood, Nasi Goreng Uduk, Nasi Goreng Beras Merah, Nasi Goreng Sambal Matah, Nasi Goreng Babat, Nasi Goreng Dori, Nasi Goreng Lada Hitam, Nasi Goreng Balacan, Nasi Goreng Krengsengan, dan Nasi Goreng Pedas, yang tentunya terbuat dari bahan-bahan pilihan.

Tak kalah pentingnya team F&B Service juga menyuguhkan minuman yang banyak diminati oleh para tamu yaitu Wedang Rempah (perpaduan aneka rempah seperti Jahe, Kayu Manis, Kapulaga, Serai, Lime dan Gula Aren) sangat cocok dikonsumsi dimusim penghujan seperti saat ini untuk menghangatkan tubuh. Sedangkan Red Velvet Latte merupakan racikan dari Bubuk Red Velvet, Red Velvet Crumb, Fresh Milk, Ice Cube dan Whipped Cream dapat dikonsumsi dingin maupun hangat.

Dari ke-3 menu promo tersebut hanya dibrandol seharga Rp. 55.000,- net untuk Sego Goreng Rolas dan Rp. 45.000,- net untuk Wedang Rempah dan Red Velvet Latte.

Disamping itu untuk memeriahkan acara pergantian tahun kami hadirkan “New Year Package” mulai Rp. 950.000,- net / room / include dinner & breakfast 2 pax. Akan menampilkan performance Live Music, Magician, Games dan Doorprize.

Putin Bakal Menghadapi Masalah Militer yang Lebih Besar Jika Menolak Usulan Trump

oleh Xia Luoshan

Konflik berintensitas tinggi yang berlangsung selama hampir tiga tahun telah menggerus energi Rusia dan Ukraina. Di tengah kekhawatiran dan ekspektasi terhadap tekad Presiden Trump untuk “mengakhiri perang di Ukraina dalam waktu 24 jam”, Rusia malah memperlihatkan fenomena “kembalinya kejernihan mental”. 

Baru-baru ini, media Rusia berulang kali menegaskan bahwa Putin tidak tertarik terhadap tawaran menyelesaikan perang di Ukraina melalui negosiasi. Namun, tampaknya sulit bagi ekonomi maupun moral pasukan Rusia untuk terus mendukung Putin mewujudkan keinginannya.

Pada 2 Desember, Konstantin Malofeev, seorang oligarki Rusia yang mendukung Kremlin dan pendiri media ultra-nasionalis Tsargrad, dalam sebuah wawancara dengan media Inggris mengatakan, bahwa Putin mungkin menolak usulan Presiden AS terpilih tentang rencana perundingan damai kecuali rencana tersebut mempertimbangkan “masalah keamanan” Rusia yang meliputi pembatalan terhadap kebijakan yang mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh AS untuk menyerang sasaran di Rusia. Selain itu, juga “menyingkirkan” Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dari jabatannya, setuju untuk membahas masalah Ukraina dengan Putin dalam kerangka konflik Timur Tengah, hubungan antara Rusia dan Tiongkok serta masalah internasional lainnya, serta keamanan Eropa di masa depan. Jika tidak, Kremlin tidak akan mempertimbangkan pembicaraan damai dengan pemerintahan Trump.

Konstantin Malofeev juga mengklaim bahwa perang di Ukraina akan semakin memperkuat hubungan Rusia dengan Partai Komunis Tiongkok, Iran dan Korea Utara, serta merevitalisasi perekonomian dan industri pertahanan Rusia.

Baru-baru ini, Putin dan pejabat senior Rusia lainnya juga membuat pernyataan serupa. Putin mungkin mencoba untuk memanfaatkan keinginan Amerika Serikat mengakhiri perang Rusia-Ukraina untuk mendapatkan konsesi kebijakan AS mengenai isu-isu yang disebutkan di atas dari Trump.

Komentar Malofeev juga mengisyaratkan bahwa Kremlin tidak tertarik pada negosiasi dengan niat baik, terlepas dari siapa yang akan menjadi penengah, Rusia-lah pihak yang bisa memutuskan bagaimana perang berakhir, bukan Amerika Serikat. 

Malofeev adalah pendukung kuat kebijakan Putin untuk menginvasi dan menduduki Ukraina, meskipun ia saat ini tidak memegang posisi resmi dalam pemerintahan Putin, namun, mengingat hubungannya dengan pejabat senior Kremlin dan pengaruh medianya di kalangan ultranasionalis Rusia, maka sampai batas tertentu pernyataannya bisa dianggap mewakili Kremlin.

Komitmen besar Putin yang pada akhirnya menghancurkan rezim Ukraina tidak berarti bahwa ia benar-benar memiliki kemampuan tersebut. Dalam pernyataan keras Malofeev tentang penolakan Putin untuk melakukan negosiasi perdamaian, tampaknya terdapat dua “titik tumpu”: yang pertama adalah semakin memperkuat hubungan dengan PKT, Iran dan Korea Utara. Kedua adalah perekonomian dan industri pertahanan Rusia mengalami revitalisasi selama perang. Namun, pemberitaan media baru-baru ini tidak mendukung keberadaan kedua “titik tumpu” tersebut. Sebaliknya, Putin mungkin akan menghadapi masalah militer yang lebih besar.

Kementerian Pertahanan Ukraina dalam laporan perang yang diperbarui setiap hari menjelaskan, bahwa Rusia telah kehilangan 745.700 orang tentara sejak pecahnya perang pada Februari 2022 hingga 3 Desember tahun ini. 

Pengurangan jumlah tentara Rusia baik karena gugur, terluka maupun desersi terus meningkat sejak 20 Oktober tahun ini. Pada 11 November, jumlah korban tewas dan terluka tentara Rusia dalam 1 hari mencapai 1.950 orang, bahkan mencapai rekornya pada 29 November tahun ini yang jumlahnya mencapai 2.030 orang.

Permasalahan Rusia tidak berakhir karena banyaknya korban jiwa, namun juga desersi. Menurut laporan, ribuan tentara dari resimen Divisi Infanteri Bermotor Pengawal ke-20 Angkatan Bersenjata Rusia ramai-ramai melakukan desersi. Media Rusia melaporkan bahwa orang-orang ini “meninggalkan dinas tentara tanpa izin” dan termasuk 858 orang tentara kontrak, 150 orang tentara yang dimobilisasi, 26 orang perwira junior, seorang mayor dan 2 orang letnan kolonel.

Sesuai Pasal 338 undang-undang hukum pidana Federasi Rusia, tentara yang melarikan diri dapat dikenakan hukuman penjara paling tinggi 15 tahun. Namun, sejak Februari 2022, pengadilan militer Rusia telah menerima lebih dari 11.700 kasus tentara meninggalkan dinas militer tanpa pemberitahuan dan izin. Jumlah kasus yang diterima setiap bulannya mulai meningkat sejak  Maret tahun lalu, tercatat mencapai hampir 1.000 kasus baru dalam  Juli tahun ini. Para analis yakin jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi karena Kremlin tidak pernah mengungkapkan keadaan sebenarnya dari pasukannya kepada dunia luar.

Saat ini, selain tentara Rusia telah menelan banyak korban jiwa, kemajuan di garis depan medan perang juga nyaris tidak terjadi. Tidak terlihat adanya tanda-tanda bahwa tentara Rusia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kebuntuan berkepanjangan yang terjadi dari hari ke hari. 

Alasan yang menyebabkan tentara Rusia meninggalkan posnya bukan hanya karena kelelahan akibat pertempuran, tetapi juga mundur karena mereka menganggap ini bukan perang demi keadilan. Mereka lebih merasa tertipu, dan dalam keadaan tanpa sadar digiring untuk menyetorkan nyawa.

Bagi tentara, pembangkangan terhadap militer dan negara bukanlah suatu keputusan yang mudah untuk diambil, dan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius. Namun keadaan berubah ketika tentara merasa curiga terhadap sifat perang tersebut dan mulai percaya bahwa mereka dibohongi. “Ini bukan perang yang kami kehendaki”, kata seorang tentara Rusia yang berbicara kepada media tanpa mau disebutkan namanya.

Pada awal tahun 2022, media Barat memperoleh kesaksian dari seorang perwira militer Rusia yang dikirim ke medan perang di Ukraina. Dia mengatakan bahwa, ia sangat terkejut ketika mengetahui dirinya telah dikirim ke wilayah Ukraina, di mana dia dan rekan-rekan tentaranya terlibat dalam perang yang mereka pikir tidak akan pernah terjadi. Mereka tidak diberitahu bahwa tugas mereka adalah membantu Ukraina dalam melaksanakan “denazifikasi”. Mereka juga tidak tahu siapa yang dimaksud “Nazi Ukraina”, dan mengapa mereka datang ke Ukraina. Bahkan mereka merasa malu dengan invasinya ke tanah Ukraina yang tanpa alasan, terutama setelah melihat penolakan rakyat Ukraina. Karena alasan itulah beberapa dari mereka memutuskan untuk hengkang dari militer Rusia.

Selama lima bulan pertama perang Rusia-Ukraina, tentara Rusia masih boleh mengajukan pengunduran diri secara resmi. Namun, mulai September 2022, sejak Putin mengumumkan sebuah perintah mobilisasi tentara, semua warga Rusia maupun tentara yang berperang di Ukraina tidak lagi diperbolehkan untuk mengajukan pengunduran diri dari tugas militer.

 Sejak saat itu, tidak mungkin lagi bagi mereka yang ingin keluar dari medan pertempuran secara sah. Jadi tidak ada jalan keluar lain untuk meninggalkan medan pertempuran di Ukraina kecuali mencapai usia pensiun, gugur atau rela menerima hukuman penjara.  

Menariknya, media Rusia dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada  Desember 2023 menulis sebuah pengakuan yang berbunyi: Jumlah tentara Rusia di Ukraina yang mencari bantuan desersi dari tugas militer melonjak hampir dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir. Sebuah organisasi bernama “Get Lost” yang didedikasikan untuk membantu orang Rusia yang tidak ingin berpartisipasi dalam perang di Ukraina telah menerima 577 kasus permintaan bantuan dari tentara Rusia di Ukraina antara  September hingga November 2023, meningkat 89% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Meskipun jumlah tentara Rusia yang melarikan diri dari medan perang belum cukup tinggi hingga menurunkan kualitas pasukan, namun dampaknya terhadap moral militer menyebar seperti udara beracun. Agar tidak merangsang munculnya suara-suara anti-perang di dalam negeri, Putin menolak melancarkan mobilisasi umum dan malah merekrut tentara luar negeri seperti dari Yaman, Nepal, dan Korea Utara. Namun, banyak pengamat menemukan bahwa hal ini selain membatasi peningkatan kemampuan militer Rusia, juga mencerminkan berbagai rasa keputusasaan, kekhawatiran dan hal-hal tidak menyenangkan yang menyelimuti tentara Rusia.

Hampir pada saat yang sama ketika Malofeev mengklaim memperkuat hubungan dengan Partai Komunis Tiongkok, bank-bank Tiongkok mulai menolak bekerja sama dengan lembaga keuangan Rusia yang terkena sanksi Barat. Setelah Kementerian Keuangan AS mengumumkan kebijakan baru terhadap lebih dari 50 lembaga kredit Rusia pada 21 November, eksportir Tiongkok menghentikan operasi melalui platform e-commerce Rusia karena mereka khawatir akan mengalami kerugian akibat berbisnis dengan Rusia. Karena itu, nilai tukar rubel terhadap renminbi langsung jatuh.

Setiap tindakan yang diambil oleh Partai Komunis Tiongkok untuk secara diam-diam mendukung Rusia pada dasarnya berada pada tingkat “memperkeruh keadaan” yang didorong oleh kepentingan dan kebutuhan Partai Komunis Tiongkok. 

Ketika kepentingan Partai Komunis Tiongkok terancam kerugian, atau transaksinya dengan Rusia dapat menghadapi sanksi internasional, maka berubah menjadi bermusuhan bisa terjadi dalam hitungan menit. 

Tidak sulit untuk membayangkan seberapa besar dukungan yang dapat diterima Rusia dari Iran di Timur Tengah yang dirinya saja sedang dilanda masalah. Satu-satunya dukungan yang kredibel bagi Putin mungkin adalah Korea Utara, yang ingin mengambil keuntungan dari Rusia lewat perangnya dengan Ukraina. 

Sejumlah besar senjata inferior Korea Utara dan puluhan ribu tentara telah memasuki Rusia. Setidaknya sejauh ini kita belum mendengar performa luar biasa tentara Korea Utara di medan perang Ukraina. 

Namun, banyak pemberitaan negatif telah beredar, seperti banyak tentara Korea Utara yang tewas dalam pertempuran, ada tentara yang melarikan diri, mendapat perlakuan diskriminatif dari militer Rusia, mereka terlebih dahulu dikirim ke garis depan pertempuran oleh perwira Rusia sehingga “mati konyol”.

Pernyataan Malofeev bahwa perekonomian dan industri militer Rusia mengalami revitalisasi akibat perang bahkan lebih membingungkan lagi. Pengamatan terhadap tanda-tanda ekonomi makro yang dilakukan oleh lembaga think tank AS, Institute for War Studies, justru menunjukkan kebalikannya. Saat ini, perekonomian Rusia sedang mengalami tekanan akibat inflasi, berlanjutnya sanksi internasional, dan kekurangan tenaga kerja. Jika perang di Ukraina terus berlanjut dengan intensitas seperti sekarang, maka perekonomian Rusia akan menghadapi tantangan yang semakin besar di tahun mendatang.

Pendapatan pemerintah Rusia sangat bergantung pada penjualan energi, namun pasar minyak dan gas Eropa, yang menjadi sumber utama pendapatan Rusia, telah jauh merosot akibat sanksi internasional. 

Hal ini memaksa Moskow untuk menghindari sanksi dengan menjual minyak mentah dan gas alam dengan harga rendah ke Tiongkok dan India, namun hal ini tetap berarti pendapatan Rusia dari penjualan energinya akan sangat menurun.

Sejumlah kelemahan yang dihadapi Rusia saat ini, ditambah lagi dengan metode peperangan bersifat erosi yang tidak terlalu efektif, baik langsung atau tidak memberikan peluang dan kondisi bagi pemerintahan Trump 2.0 untuk memberikan pengaruhnya kepada Moskow. Trump dapat secara strategis menggunakan sarana ekonomi dan dukungan militer AS kepada Ukraina untuk mendesak Putin mengambil jalur yang semestinya. (sin)

Temui Brodie: Anjing Menggemaskan yang Mirip Lukisan Picasso

EtIndonesia. Brodie bukanlah anjing biasa—dia adalah anjing penyelamat yang pemberani, buta sebagian dengan wajah yang disamakan dengan mahakarya Picasso.

Dan seperti karya seniman terkenal itu, pesona Brodie terletak pada keunikannya.

Diselamatkan oleh Amanda Richter, seorang pecinta binatang berusia 34 tahun dari Alberta, Kanada, kisah Brodie dimulai dengan awal yang sulit.

Saat masih kecil, dia digigit oleh induknya, membuatnya memiliki wajah yang aneh dan buta sebagian di salah satu matanya. Namun, ketika Amanda melihat fotonya di situs web penyelamatan, dia tahu bahwa itu memang takdirnya.

“Saya sering mendapat komentar bahwa dia mirip anjing kartun yang biasa kami gambar saat kecil,” ungkap Richter. Penampilannya yang ceria dan unik itulah yang telah memikat hati jutaan orang.

Sekarang tinggal bersama Amanda di Pulau Vancouver, kehidupan Brodie sama sekali tidak biasa. Dia telah mengumpulkan 1 juta pengikut yang mencengangkan di TikTok dan lebih dari 600.000 di Instagram (@bestboybrodie), tempat para penggemar memuja kejenakaannya dan merayakan ketangguhannya.

@bestboybrodie

This is what I imagine it sounds like in Brodie’s head on a daily basis lol

♬ original sound – violadagoomba (Robert)

Perjalanan Brodie dari seekor anak anjing yang rentan menjadi ikon internet yang dicintai adalah pengingat yang mengharukan tentang keindahan dalam ketidaksempurnaan. Seperti yang dikatakan Amanda, dia bukan sekadar anjing dengan wajah yang aneh—dia adalah mahakarya dalam dirinya sendiri! (yn)

Sumber: sunnyskyz

 “Mesin Kematian”Assad ? Kuburan Massal di Suriah Ungkap Sejarah Kelam, Jaksa Pengadilan Kejahatan Perang: “Setara dengan Nazi”

0

EtIndonesia. Jaksa Pengadilan Kejahatan Perang Internasional, Stephen Rapp, baru-baru ini menginspeksi lokasi kuburan massal yang dibangun selama masa pemerintahan Assad di Suriah. Da memperkirakan lebih dari 100.000 warga Suriah dibunuh oleh pemerintah, dengan skala kekejaman yang disebutnya “setara dengan Nazi.”

Setelah lebih dari 50 tahun pemerintahan diktator oleh rezim Assad, pada 8 Desember, kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menggulingkan rezim tersebut, mengakhiri perang saudara yang berlangsung lebih dari satu dekade. Seiring stabilnya situasi di dalam negeri, kekejaman rezim Assad mulai terungkap. Dalam sebuah laporan, media melaporkan bahwa jaksa perang internasional menemukan bukti “mesin kematian” sistematis milik Assad , yang diduga telah membunuh lebih dari 100.000 orang dalam waktu 10 tahun.

Berdasarkan laporan Reuters, Stephen Rapp, yang pernah menjadi jaksa dalam pengadilan kejahatan perang Rwanda dan Sierra Leone, mengunjungi dua lokasi kuburan massal di kota Qutayfah dan Najha, dekat ibu kota Damaskus, pada 17 Desember. 

Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters, Rapp menyebutkan bahwa rezim Assad menciptakan “sistem teror negara” yang melibatkan ribuan orang, termasuk polisi rahasia, penjaga penjara, pengemudi truk, hingga operator buldoser, untuk menjalankan “mesin kematian” tersebut.

Rapp juga menyatakan bahwa sejak pecahnya perang saudara pada 2011, lebih dari 100.000 warga Suriah kemungkinan telah dibunuh dalam sistem ini. 

“Apa yang saya lihat di kuburan massal ini membuat saya percaya bahwa angka tersebut benar,” ujarnya. 

Dia bahkan membandingkan situasi di Suriah dengan kekejaman Nazi, menyebutnya sebagai salah satu pembunuhan massal terbesar sejak era Nazi.

Komite Internasional untuk Orang Hilang di Den Haag melaporkan bahwa Suriah kemungkinan masih memiliki 66 lokasi kuburan massal yang belum terkonfirmasi. Selain itu, laporan orang hilang dari Suriah telah mencapai lebih dari 157.000 kasus.

Ketua komite, Kathryne Bomberger, menyebut situasi ini sebagai yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir, “hampir empat kali lipat dari jumlah orang hilang selama Perang Balkan.” 

Bomberger mendesak pemerintah transisi Suriah untuk melindungi semua situs kuburan massal demi mengidentifikasi korban dan mengadili Assad.

Warga lokal di Qutayfah yang diwawancarai Reuters mengungkapkan bahwa beberapa tahun lalu mereka sering melihat truk berpendingin membawa mayat ke lubang panjang yang digali menggunakan alat berat, kemudian mayat-mayat tersebut dilemparkan ke dalam lubang.

Seorang petani dari Najha, Abb Khalid, menggambarkan bagaimana pengoperasian kuburan massal ini dilakukan secara sistematis, : “Truk-truk itu tiba di lokasi, kemudian menurunkan mayat, lalu pergi.” 

Dia juga menyebutkan bahwa pasukan keamanan Assad menjaga ketat lokasi kuburan massal dan siapa pun yang mencoba mendekat akan “ikut terkubur bersama mereka.”

Laporan tersebut juga mencatat bahwa citra satelit menunjukkan adanya penggalian besar-besaran di Suriah sejak 2012, yang berlanjut hingga 2022. Meski begitu, Bashar al-Assad, mantan Presiden Suriah yang kini berada di Moskow, terus membantah tuduhan ini, menyebut para penuduhnya sebagai “ekstremis.”

Komite Internasional untuk Orang Hilang kembali mendesak pemerintah transisi Suriah untuk melindungi situs-situs kuburan massal, agar identitas para korban dapat dipastikan dan langkah hukum terhadap Assad dapat diambil di masa mendatang. (jhn/yn)

Surat Terbuka yang Menuntut Mundurnya Xi Jinping Beredar di Internet, Memuat 28 Tuduhan Kesalahan

ETIndonesia. Baru-baru ini, sebuah surat terbuka beredar di internet yang memuat tuntutan agar Xi Jinping mundur dari jabatannya. Surat tersebut mencantumkan 28 tuduhan terkait kebijakan dan kesalahan selama masa kepemimpinannya. 

Analisis menunjukkan bahwa isi surat tersebut sesuai dengan kondisi nyata di Tiongkok saat ini. Namun, sejumlah pihak percaya bahwa pergantian kepemimpinan di tubuh Partai Komunis tidak akan menyelesaikan masalah utama, dan hanya dengan membubarkan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan rakyat Tiongkok akan memiliki masa depan.

Pengamat independen di luar negeri, Cai Shenkun, pada 17 Desember menulis di platform X bahwa ia menerima email pada  16 Desember yang berisi sebuah resolusi dan artikel dengan tanda tangan yang menuntut Xi Jinping mundur dari posisi kepemimpinannya di partai, pemerintahan, dan militer. Artikel tersebut memuat 28 contoh nyata dari kebijakan yang dianggap gagal selama masa kepemimpinan Xi.

Cai Shenkun menduga, berdasarkan gaya penulisan surat itu, kemungkinan besar penulisnya adalah seseorang dari kalangan dalam sistem pemerintahan. Surat tersebut mengkritik berbagai tindakan Xi Jinping yang dinilai merugikan, dan isinya dinilai layak untuk dibaca.

Tuduhan Utama dalam Surat

  1. Menghancurkan Ekonomi dan Persaingan Pasar:
    Surat tersebut menuduh Xi Jinping mengadopsi kebijakan ekonomi yang sangat condong ke kiri, menghancurkan keadilan dalam persaingan pasar, dan menekan sektor swasta.
  2. Kebijakan yang Buruk dan Merusak Banyak Industri:
    Xi dituduh tidak melakukan analisis dan investigasi yang mendalam sebelum mengambil keputusan, mengakibatkan langkah-langkah gegabah yang merusak berbagai sektor seperti properti, pendidikan, keuangan, dan platform internet.
  3. Pengeluaran Berlebihan untuk Ambisi Global:
    Surat itu mengkritik Xi atas proyek ambisius seperti “Belt and Road Initiative” yang dinilai memboroskan sumber daya negara demi kepentingan geopolitik tanpa hasil yang signifikan.

Selain itu, surat tersebut juga menyebutkan pelanggaran terhadap batas masa jabatan kepemimpinan, promosi sistem otoriter, praktik nepotisme, dan 28 contoh lainnya yang dianggap sebagai kesalahan fatal Xi.

Reaksi dan Dampak

Surat terbuka ini memicu perdebatan luas. Sebagian pihak menghubungkannya dengan artikel baru-baru ini di majalah Qiushi (penerbitan resmi PKT) tentang “revolusi diri” Xi Jinping. Beberapa pengamat menilai ini sebagai tanda bahwa konflik internal di PKT semakin memanas dan terbuka.

Pengamat politik Tiongkok yang berbasis di AS, Xing Tianxing, mengatakan bahwa strategi “revolusi diri” digunakan oleh Xi untuk memperkuat cengkeramannya di PKT melalui kampanye anti-korupsi. Namun, ia juga melihat bahwa kekuatan oposisi terhadap Xi semakin menguat, dan otoritasnya mulai terancam.

Pergantian Pemimpin Bukan Solusi

Para analis menekankan bahwa pergantian pemimpin di PKT tidak akan menyelesaikan masalah mendasar yang dihadapi rakyat Tiongkok.

“Kita harus menyadari bahwa masalah yang dihadapi Tiongkok saat ini, serta penderitaan rakyat selama beberapa dekade terakhir, semuanya berakar pada Partai Komunis Tiongkok,” ujar komentator politik, Lan Shu. 

Xing Tianxing menambahkan: “Banyak pihak dalam partai yang ingin Xi Jinping turun. Namun, bagi rakyat Tiongkok, harapan terbesar adalah pembubaran total PKT. Hanya dengan itu masa depan yang lebih baik bisa tercapai.” (Hui)

Laporan oleh Chen Yue dan Chang Chun, reporter New Tang Dynasty TV

Wawancara Eksklusif dengan Mantan Penasehat Hukum Pemda di Tiongkok : Investigasi Pribadi Mengungkap Kejahatan Pengambilan Paksa Organ oleh Partai Komunis Tiongkok

0

ETIndonesia. Du Wen adalah mantan Direktur Eksekutif Kantor Penasihat Hukum Pemerintah Daerah Otonomi Mongolia Dalam yang kini melarikan diri ke luar negeri, baru-baru ini menerima wawancara eksklusif dengan NTD. 

Dalam wawancara tersebut, ia mengungkapkan bahwa berdasarkan investigasinya, skala pengambilan paksa organ oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) masih terus meningkat. Ia menyerukan agar rezim otoriter PKT segera dibubarkan.

Du Wen sebelumnya menjabat sebagai Direktur Eksekutif Kantor Penasihat Hukum Pemerintah Daerah Otonomi Mongolia Dalam. Ia dipenjara selama 12 tahun 8 bulan atas tuduhan “terlibat dalam suap menggunakan dana publik pemerintah Mongolia Dalam.”

Dalam wawancara, ia menyatakan bahwa ia dipaksa menjadi kambing hitam untuk menutupi kesalahan pejabat tinggi PKT. Di penjara, ia mengalami penyiksaan berat dan empat kali upaya pembunuhan. 

Setelah dibebaskan pada Januari 2023, ia terus diawasi sebelum akhirnya berhasil melarikan diri ke luar negeri. Selama di penjara, ia bertemu dengan banyak praktisi Falun Gong yang terus mengalami penganiayaan brutal oleh PKT dan menjadi korban pengambilan paksa organ.


“Saya bertemu beberapa tahanan yang kaya. Orang-orang kaya ini mampu membayar untuk transplantasi ginjal atau hati. Setelah mereka melakukan transplantasi, saya bertanya kepada mereka, berapa biayanya? Ada yang menghabiskan RMB.2 juta , ada yang RMB.3 juta , dan yang paling murah RMB/900 ribu,” ujar Du Wen. 

“Saya bertanya bagaimana prosesnya. Mereka bilang tinggal bayar saja, ada yang mengatur semuanya: mencari organ, mencari donor ginjal, semuanya diorganisir. Itu sudah menjadi industri. Pengambilan paksa organ dari praktisi Falun Gong adalah logis karena mereka tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tubuh mereka sehat,” katanya. 

Setelah dibebaskan, Du Wen melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menemukan bahwa cakupan pengambilan paksa organ di Tiongkok justru semakin meluas.


“Setelah keluar dari penjara, saya melakukan sesuatu. Saya menelepon teman-teman lama dari pengadilan. Pengadilan menengah biasanya bertanggung jawab atas eksekusi hukuman mati. Saya bertanya apakah mereka memberikan suntikan mati kepada tahanan. Saya tidak bisa langsung bertanya tentang pengambilan organ, karena mereka tidak akan menjawab. Mereka bilang tidak, tetapi dokter forensik dan dokter dari rumah sakit datang, memberi bius, lalu langsung mengambil organ dari perut tahanan. Setelah itu mayatnya dikremasi, dan keluarga tahanan tidak diizinkan melihat jenazah,” kata Du Wen. 

“Di jalan-jalan Beijing, di sekitar rumah sakit, ada iklan tentang transplantasi organ di lantai. Organ manusia di bawah kendali PKT dapat diperdagangkan secara terbuka. Jika pasangan organ tidak cocok, mereka bisa mencarikan yang sesuai selama Anda punya uang,” tambahnya. 

Du Wen menekankan bahwa selama puluhan tahun, PKT telah menciptakan banyak kasus ketidakadilan di dalam negeri dan mengekspor otoritarianisme ke dunia internasional. Ia percaya bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan rakyat Tiongkok adalah mengungkap semua kejahatan berdarah PKT kepada dunia dan mengakhiri rezim tersebut.


“PKT sekarang tampak sombong karena waktunya belum tiba. Begitu saatnya tiba, ia akan runtuh seperti Assad atau Mubarak dalam sekejap,” ujar Du Wen. (Hui)

Yu Liang dan Shang Jing dari New York, untuk New Tang Dynasty Television

Korea Selatan: Siap Membuka Kembali Negosiasi Nuklir Korea Utara di Era Trump

0

EtIndonesia. Pada 18 Desember, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yul, menyatakan bahwa dirinya tengah menyusun rencana aksi untuk mempersiapkan kemungkinan Presiden terpilih AS, Donald Trump, membuka kembali negosiasi nuklir dengan Korea Utara.

Menurut laporan Reuters, dalam konferensi pers gabungan yang jarang digelar untuk media internasional, Cho bersama Menteri Keuangan Choi Sang-mok mencoba menenangkan sekutu Seoul dan meredakan kekhawatiran pasar. Ini terjadi setelah Presiden Yoon Suk-yeol mencoba memberlakukan darurat militer pada 3 Desember, yang memicu krisis politik terbesar di Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir.

Cho mengungkapkan bahwa timnya sedang merancang peta jalan untuk kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan antara Washington dan Pyongyang. Dia juga mencatat bahwa Trump telah menunjuk mantan Direktur Intelijen Nasional (DNI), Richard Grenell, sebagai Duta Khusus Presiden yang akan bertanggung jawab atas kebijakan terhadap Korea Utara.

“Kami melihat penunjukan ini sebagai indikasi bahwa Presiden terpilih Trump tidak mengabaikan isu nuklir Korea Utara. Saya pikir kita perlu merespons lebih proaktif,” ujar Cho.

Dia menambahkan:  “Meski Korea Utara menolak dialog dan negosiasi, kami tetap terbuka untuk setiap peluang berbicara dengan Korea Utara, termasuk tentang isu nuklir.”

Selama empat tahun terakhir, Korea Utara menolak tawaran tanpa syarat dari Presiden Joe Biden untuk melanjutkan dialog. Namun, tim Trump kini mencari kemungkinan perundingan langsung dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dengan tujuan meredakan risiko konflik bersenjata. (jhn/yn)

Pekerja Kebersihan di Xi’an, Tiongkok  Blokir Jalan untuk Menuntut Gaji, Biro Pengelolaan Kota Mengakui Pemerintah Tidak Punya Uang

0

Sejumlah besar pekerja kebersihan di Xi’an, Provinsi Shaanxi, Tiongkok memblokir jalan pada 17 Desember 2024, untuk menuntut gaji yang tertunda, menarik perhatian publik. Staf Biro Pengelolaan Kota setempat mengungkapkan bahwa pemerintah tidak memiliki cukup uang dan telah menunggak gaji para pekerja kebersihan selama lima bulan.

ETIndonesia. Video yang beredar di internet menunjukkan banyak pekerja kebersihan yang mengenakan seragam bertuliskan “Xi’an Kebersihan” berkumpul di dekat Huaqing Palace, Distrik Lintong, Xi’an, memblokir jalan untuk menuntut hak mereka.

Pengelola Kota setempat mengungkapkan bahwa pemerintah tidak memiliki cukup uang dan telah menunggak gaji para pekerja kebersihan selama lima bulan.

Saat musim dingin tiba di Xi’an, pemandangan para pekerja kebersihan berdiri di tengah angin dingin untuk menuntut gaji mereka sungguh menyayat hati.

“Para pekerja kebersihan adalah tenaga outsourcing. Pemerintah tidak punya uang dan kemungkinan menunggak pembayaran mereka sekitar lima bulan,” ujar seorang staf di Pusat Kebersihan Biro Pengelolaan Kota Distrik Lintong. Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah berjanji akan menyelesaikan masalah ini, kemungkinan pada akhir bulan ini. Namun, banyak netizen meragukan janji tersebut.

Pada 18 Desember, berita tentang penundaan pembayaran gaji selama lima bulan kepada para pekerja kebersihan di Xi’an hingga mereka memblokir jalan menjadi trending topik di media sosial, memicu simpati dari warganet di berbagai daerah.

Berikut komentar warganet:

  • “Keterlaluan! Pekerja kebersihan di Xi’an belum dibayar selama lima bulan. Mereka harus memblokir jalan untuk mendapatkan gaji! Pekerjaan mereka kotor dan berat, dengan gaji yang sangat kecil, maksimal hanya sekitar RMB.1.000 per bulan. Mereka bekerja di bawah panas, hujan, dan angin, tapi masih saja gaji mereka ditunda. Tidak berperasaan sekali!”
  • “Banyak dari mereka adalah orang tua yang sudah renta. Sungguh memilukan melihatnya.”
  • “Shaanxi sudah ada 38 kabupaten yang tidak bisa membayar gaji.”
  • “Saya guru di taman kanak-kanak negeri. Sejak September hingga sekarang, saya juga belum menerima gaji.”
  • “Gaji guru di Lintong baru dibayar sampai Agustus.”
  • “Saya sopir bus, gaji saya sudah tertunda lebih dari delapan bulan.”
  • “Ayah saya bekerja di perusahaan bus. Dia bilang mereka meminjam uang untuk membayar gaji.”
  • “Kasus seperti ini sudah terlalu banyak.”

Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Tiongkok mengalami penurunan tajam. Tekanan finansial membuat banyak pemerintah daerah kesulitan. Kasus keterlambatan pembayaran gaji kepada pegawai negeri, pekerja kebersihan, sopir bus, dan guru sering terjadi, dan aksi protes untuk menuntut hak mereka terus meningkat. (Hui)

Akhir dari Akibat Bermain Licik dan Serakah, Kisah Orang-orang Jahat yang Hidup dengan Kenyamanan Berujung Petaka 

0

ETIndonesia. Melihat ke sekeliling, banyak orang yang melakukan kejahatan, namun mereka tetap bisa menikmati kemewahan hidup, tinggal di rumah mewah dan mobil mahal, serta menyantap berbagai hidangan lezat. 

Tetapi di mata Tuhan, tidak ada karma yang tidak akan dibalas, hanya saja waktunya belum tiba. Bagi orang-orang Tiongkok yang dibombardir dengan ajaran atheisme, ini mungkin sulit dipahami. 

Dan, bagi mereka yang hanya melihat fakta di depan mata menolak untuk percaya, karena hal tersebut tidak terjadi pada diri mereka.

Seorang cendekiawan dari Dinasti Qing, Ji Xiaolan, dalam  “the thatched study of close scrutiny”, menyebutkan sebuah peristiwa yang diceritakan oleh gurunya, Chen Wenqin. 

Ia bercerita tentang seorang kenalannya di kampung halaman, yang meskipun tidak pernah melakukan kejahatan besar, tapi selalu memanfaatkan orang lain untuk keuntungannya sendiri, tidak mau mengalami kerugian, sementara dia selalu membuat orang lain menderita.

Suatu ketika, pria tersebut mengikuti ujian negara dan menginap di sebuah penginapan bersama teman-temannya. Ketika hujan deras membuat atap bocor, hanya bagian kecil di dekat dinding utara yang tetap kering. Ia tiba-tiba pura-pura sakit dan langsung menempati tempat itu, meski semua orang tahu ia berbohong. Namun, karena tidak ada alasan kuat untuk memintanya pindah tempat, mereka pun membiarkannya tidur di sana.

Tak lama kemudian, dinding utara itu runtuh akibat hujan deras. Orang-orang yang masih terjaga berhasil menyelamatkan diri, tetapi pria tersebut tertimpa dinding hingga kepala dan tubuhnya terluka parah, menyebabkan patah kaki dan tangan. Akibatnya, ia gagal mengikuti ujian negara.

Ji Xiaolan juga menceritakan kisah serupa tentang seorang pelayannya bernama Yu Lu, yang dikenal licik dan penuh tipu daya. Saat melakukan perjalanan ke Urumqi, Yu Lu memperkirakan akan turun hujan, sehingga ia menumpuk barang-barangnya di atas kereta kuda milik Ji agar tidak basah terkena hujan. Namun, setelah perjalanan beberapa mil, cuaca cerah kembali, namun roda kereta terjebak di lumpur, membuat air meresap ke barang-barang di bawah. Alhasil, barang-barang Yu Lu pun basah total.

Menurut cerita Ji Xiaolan, kejadian ini membuktikan bahwa tipu daya dan kelicikan tidak disukai oleh Tuhan. Ia berharap kisah ini menjadi pelajaran bagi orang-orang, agar tidak mengulangi kesalahan serupa.

Melalui cerita ini, Ji Xiaolan ingin menyampaikan pesan moral: “Setiap tindakan memiliki konsekuensinya.” 

Jangan berpikir bahwa perbuatan buruk yang tidak diketahui orang lain itu tidak akan mendatangkan akibat. Tuhan atau hukum alam selalu mengawasi setiap tindakan dan pikiran manusia. 

Pada akhirnya, baik atau buruk akan mendapatkan balasannya, cepat atau lambat balasan karmanya pasti akan tiba. Tuhan tidak akan membiarkan karma yang dijatuhkan atau akan berbelas kasih hanya karena Anda tidak melihat-Nya atau tidak mempercayai-Nya. (jhon)

Sumber : Secretchina.com 

Jenderal Rusia Dipenggal, Tentara Korut Salah Sasaran Hingga Nasib Ekonomi Rusia

 Jin Ran

Topik hari ini tentang operasi  memenggal kepala jenderal Rusia, pasukan Rusia menggunakan senjata kimia, desainer senjata terbaik Rusia tewas ditembak, Kantor utama Garda Republik Chechnya dibom, tentara Korea Utara ditembak drone, salah sasaran ke pasukan Rusia, NATO mengumumkan persiapan perang dan ekonomi Rusia diprediksi runtuh tahun depan. 


Operasi Pemenggalan terhadap Jenderal Rusia, Penggunaan Senjata Kimia oleh Rusia

Penulis telah berbicara tentang kehadiran militer Israel dan Ukraina di Suriah. Jika kedua negara ini benar-benar bekerja sama, pasti akan membuat banyak pihak panik. Penulis tidak tahu apakah Israel sedang mempelajari taktik drone Ukraina, tetapi Ukraina jelas sudah sangat mahir menerapkan teknik operasi pemenggalan yang mungkin dipelajarinya dari Israel.

Pada 17 Desember, Komandan Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia, dan Biologi Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov, tewas dalam ledakan bom pinggir jalan di Ryazan Street, Moskow. Ajudannya juga turut menjadi korban. Yang penting, ini bukan kecelakaan. Badan Intelijen Ukraina secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas operasi pemenggalan ini.

Tidak hanya mengaku bertanggung jawab, Ukraina juga mengungkap alasan di balik serangan ini. Mereka menyebut Kirillov sebagai penjahat perang karena memerintahkan penggunaan senjata kimia terlarang terhadap tentara Ukraina. Laporan tentang penggunaan “senjata kimia” oleh militer Rusia di garis depan sudah muncul sejak lama. Setidaknya 500 tentara Ukraina dirawat akibat paparan zat beracun.

Pada Oktober tahun ini, Inggris memberlakukan sanksi terhadap Kirillov atas penggunaan senjata kimia oleh pasukan Rusia, termasuk kloropikrin (chloropicrin). Salah satu contoh senjata ini adalah granat aerosol K-51 buatan Rusia yang ditemukan di medan perang Kherson. Granat kimia ini awalnya dikembangkan oleh Uni Soviet pada 1970-an.

Kloropikrin dikenal sebagai agen penguap kuat yang dapat menyebabkan efek mematikan meskipun pengguna memakai masker gas, karena zat ini dapat diserap melalui kulit. Rusia sendiri telah menandatangani Konvensi Senjata Kimia Internasional yang melarang penggunaan senjata kimia.

Kita teringat penggunaan senjata kimia yang paling menghebohkan dunia sebelumnya, yaitu oleh Presiden Suriah yang sekarang mengungsi di Moskow, Bashar al-Assad. Pada 2018, Assad memerintahkan serangan senjata kimia terhadap warga sipil di pinggiran ibu kota Damaskus. Peristiwa ini menuai kecaman keras di tingkat internasional. Ungkapan “burung sejenis akan berkumpul” tampaknya benar adanya.

Operasi pemenggalan Ukraina ini jelas dimaksudkan sebagai peringatan keras. Eksekusi dilakukan secara terbuka di jalanan. Kemungkinan besar, agen Ukraina memasang bom pada sebuah skuter listrik di tepi jalan. 

Ketika Letnan Jenderal Kirillov dan ajudannya keluar dari gedung dan hendak masuk ke mobil, bom itu diledakkan, menewaskan keduanya di tempat. Perhatikan bahwa skuter listrik itu diletakkan di belakang tiang listrik, tepat di dekat gerbang.

Desainer Senjata Top Rusia Tewas Ditembak, Markas Besar Garda Republik Chechnya Dibom

Ukraina sangat mahir memanfaatkan situasi genting dengan pendekatan fleksibel. Baru saja bekerja sama dengan Israel, mereka sudah mulai meniru teknologi canggih seperti “membiarkan pemimpin terlebih dahulu melangkah.” Jangan pikir Ukraina hanya berhasil memenggal seorang letnan jenderal. Beberapa hari lalu, sebenarnya mereka juga menargetkan tokoh lain, meskipun pangkatnya tidak sebesar itu, tetapi dampaknya bagi serangan garis depan Rusia mungkin jauh lebih signifikan.

Pada 12 Desember, tepatnya Kamis pekan lalu, Ukraina berhasil menargetkan seorang ahli teknologi militer Rusia di Moskow. Sasarannya adalah Sergey Shatsky, desainer utama rudal jelajah Kh-59 Rusia. Betapa pentingnya Shatsky bagi pengembangan teknologi senjata Rusia? Dia tidak hanya mendesain rudal Kh-59, tetapi juga menjadi otak di balik rudal jelajah siluman terbaru Kh-69 Rusia.

Belakangan, Rusia menggunakan pesawat tempur siluman canggih Su-57 untuk menyerang puluhan target di Ukraina, dan rudal jelajah Kh-69 inilah yang menjadi amunisinya.

Selain itu, Shatsky juga diangkat sebagai kepala departemen pengembangan drone terbaru Rusia. Namun, nasibnya berakhir tragis ketika agen Ukraina menembaknya di pinggiran Moskow pada malam hari. Konon, Kepala Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina, Kyrylo Budanov, memiliki setumpuk kartu yang mewakili target-target utama Rusia. Jika Budanov terlihat tersenyum dingin, kemungkinan tokoh yang ada dalam kartu tersebut sudah merasa nyawanya terancam.

Pada 15 Desember, drone jarak jauh milik Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina berhasil menyerang markas besar Garda Republik Chechnya. Dalam serangan yang disertai suara tembakan itu, drone mendarat dengan dinginnya di gedung tersebut. Namun, siapa target spesifik dalam serangan ini masih belum diketahui.

Tentara Korea Utara Dikejar dan Dihabisi Drone, Salah Sasaran Tembak Tentara Rusia

Ada penonton yang bertanya: “Bagaimana kelanjutan laporan tentang tentara Korea Utara yang melakukan serangan berani mati di Kursk?” Sebenarnya, kita semua mungkin bisa menebak bagaimana hasilnya jika seseorang mencoba serangan frontal di dataran terbuka tanpa perlindungan. Menariknya, di internet Tiongkok tersebar cerita bahwa tentara Korea Utara sangat heroik, bahkan berhasil merebut posisi tentara Ukraina. Tinggal menambahkan adegan “memotong musuh dengan tangan kosong,” cerita itu sudah cukup untuk dijadikan drama aksi fiksi.

Namun, mari kita lihat apa yang sebenarnya terjadi ketika tentara Korea Utara menyerang dalam kelompok besar. Baru-baru ini, pihak Rusia mengakui bahwa dalam beberapa hari terakhir, 187 tentara Korea Utara tewas. Penulis merasa Rusia seharusnya belajar dari Partai Komunis Tiongkok bagaimana cara melaporkan jumlah korban. Di Tiongkok, angka korban tidak akan pernah melebihi 35 orang—itu sudah batas maksimalnya, demi menghormati pimpinan.

Ingat film Korea Steel Rain? Film itu menggambarkan serangan bom cluster terhadap Korea Utara. Siapa sangka, tentara Korea Utara kini pertama kali merasakan pengalaman tersebut di medan perang Rusia-Ukraina. Bagi mereka yang selamat dari “hujan baja,” ancaman berikutnya adalah serangan drone Ukraina yang menghantam dengan berbagai gaya.

Mungkin karena terpukul oleh kekalahan di medan perang Kursk, tentara Korea Utara yang baru pertama kali berperang membuat kesalahan besar. Pada 15 Desember, intelijen Ukraina mengungkapkan bahwa terjadi insiden “salah sasaran” antara tentara Korea Utara dan pasukan Rusia di wilayah Kursk. Karena kendala bahasa, terjadi kesalahpahaman, dan tentara Korea Utara menembaki pasukan Chechnya dari Rusia di medan perang. Akibatnya, delapan tentara Rusia tewas.

Kemungkinan besar, setelah dihantam habis-habisan oleh pasukan Ukraina, tentara Korea Utara yang frustasi dan marah melihat pasukan Chechnya. Karena penampilan mereka berbeda dari tentara Rusia yang umumnya berkulit putih, mereka disangka tentara Ukraina. Akhirnya, mereka menembak terlebih dahulu, baru menyadari kesalahan setelahnya.

Bayangkan situasinya: setelah dihujani serangan udara, terus-menerus dikejar oleh drone, dan akhirnya menembak beberapa orang, mereka baru sadar bahwa yang mereka tembak adalah rekan sendiri. Saat itu, pasukan Ukraina benar-benar menyerang mereka. Rekaman drone menunjukkan tentara Korea Utara berlari di padang salju menuju hutan untuk mundur. Sayangnya, mereka tidak belajar dari pengalaman dan malah bergerombol saat mundur, mempermudah serangan berikutnya.

NATO Bersiap Perang, Ekonomi Rusia Terancam Runtuh Tahun Depan

Pada 12 Desember, Menteri Pertahanan Rusia Aleksey Belousov membuat pernyataan mengejutkan dalam konferensi perluasan pertahanan. Ia mengatakan bahwa Rusia harus bersiap untuk 10 tahun ke depan, termasuk menghadapi perang melawan NATO. Ini secara terbuka mengungkapkan bahwa perang Rusia-Ukraina bukan lagi sekadar konflik dua negara, melainkan hanya permulaan. Hal ini justru membangkitkan NATO. 

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte segera menyerukan kepada negara-negara anggota: “Kita harus beralih ke pola pikir perang, meningkatkan anggaran pertahanan, dan mempercepat produksi. Rusia sedang mempersiapkan konfrontasi jangka panjang melawan Ukraina dan NATO.”

Majalah Newsweek memuat peta yang menunjukkan garis depan potensial jika Rusia menyerang Eropa. Wilayah berwarna merah menunjukkan bahwa garis depan di Eropa Utara, khususnya perbatasan sepanjang 830 mil antara Finlandia dan Rusia, serta negara-negara Baltik, akan menjadi titik serangan utama. Di sisi Ukraina, negara-negara pesisir Laut Hitam berada dalam bahaya. Situasi paling mengerikan adalah jika Ukraina jatuh, itu akan menjadi awal dari mimpi buruk NATO yang sesungguhnya.

Bahkan, Jerman yang selama ini enggan terlalu terlibat dalam perang Rusia-Ukraina kini mengubah sikap. Menteri Pertahanan Jerman menyatakan, “Kita harus bersiap untuk perang pada tahun 2029, karena Rusia mungkin akan menyerang negara-negara NATO.”

Edisi terbaru majalah The Economist semakin menambah ketakutan di kalangan ekonom Rusia. Artikel utamanya berjudul “Ekonomi Rusia Akan Runtuh pada Tahun 2025.” Prediksi tajam dari majalah ini, yang sering terbukti benar, membuat banyak ekonom Rusia merasa seperti mendapat peringatan dari malaikat maut. Bahkan, kelompok yang sama pernah memprediksi runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1983.

Para pakar keuangan sudah memperkirakan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, gelombang kebangkrutan akan melanda pasar Rusia. Beberapa perusahaan ikonik Rusia berada di ambang kehancuran: produsen baja terbesar Rusia, Magnitogorsk Iron and Steel Works, hanya memiliki cadangan untuk bertahan selama enam bulan lagi. 

Apalagi, salah satu pengembang properti terbesar Rusia, Grup Samolet, juga hampir bangkrut. Bahkan, perusahaan militer yang sebelumnya mendapat keuntungan besar dari perang pun kini terancam akibat kenaikan suku bunga. Sosok kepala perusahaan militer milik negara memperingatkan, “Jika kita terus beroperasi seperti ini, sebagian besar perusahaan militer kita akan bangkrut.”

Saat NATO mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan serangan Rusia di masa depan, Rusia sendiri sedang menghadapi ancaman ekonomi yang akan runtuh dalam waktu dekat. Di tengah situasi ini, ada dua pria tua dari Shandong, Tiongkok, yang terlihat berdebat di jalanan tentang masalah sejarah antara Rusia dan Ukraina. Momen ini menjadi salah satu gambaran paling ironis dan absurd dalam sejarah Eropa modern. (Hui)

Penyakit Misterius yang Melanda Uganda: Pasien Lumpuh Total dan Kehilangan Kendali

0

ETIndonesia. Baru-baru ini, sebuah penyakit misterius melanda Uganda, negara di Afrika Timur. Pasien yang terjangkit mengalami kelemahan tubuh total, tubuh gemetar tak terkendali saat berjalan, dan dari kejauhan tampak seperti “menari.” Gejala lain termasuk demam. Hingga kini, para dokter setempat masih bingung dan belum menemukan penyebab penyakit ini.

Menurut laporan Daily Mail, penyakit ini dikenal oleh masyarakat setempat sebagai “Dinga Dinga.” Sudah ada sekitar 300 pasien yang terjangkit, mayoritasnya adalah perempuan dan anak perempuan.

Dilaporkan, pada Rabu (18/12/2024) pejabat kesehatan setempat menyatakan bahwa kasus-kasus penyakit ini sebagian besar terkonsentrasi di Distrik Bundibugyo, wilayah barat Uganda. Pasien mengalami gemetar tubuh tak terkendali saat berjalan, disertai dengan gejala demam yang membuat mereka sulit bergerak.

Pejabat tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menganalisis sampel dari kasus yang dilaporkan. Sejauh ini, belum ada laporan kematian akibat penyakit ini. 

Penyakit ini biasanya dapat diobati dengan antibiotik dan pasien sembuh dalam waktu sekitar seminggu. Penyakit misterius ini pertama kali dilaporkan pada awal tahun 2023, dan investigasi di laboratorium kesehatan masih berlangsung.

Seorang pasien yang sembuh mengenang pengalamannya, mengatakan bahwa meskipun merasa sangat lemah dan tak bertenaga, tubuhnya terus bergetar tak terkendali setiap kali mencoba berjalan.

 “Ini sangat mengganggu,” katanya. Beruntung, ia sudah pulih sepenuhnya setelah menjalani pengobatan.

Pada 2012, Uganda juga pernah mengalami wabah penyakit aneh yang disebut “penyakit anggukan” (nodding disease). Penyakit ini membuat pasien terus-menerus menganggukkan kepala secara tak terkendali, dengan lebih dari 3.000 orang terinfeksi dan sekitar 200 kematian, terutama pada anak-anak dan remaja. Hingga kini, penyebab penyakit tersebut masih belum ditemukan. (hui)

Bom Skuter yang Menyasar Jenderal Igor Kirillov Setara dengan 300 Gram Bahan Peledak TNT

0

Jenderal Igor Kirillov, Komandan Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia, dan Biologi Rusia, tewas dalam serangan bom di Moskow, pada Selasa (17 Desember) pagi  Komite Investigasi Rusia mengkategorikan ledakan tersebut sebagai aksi terorisme. Badan Intelijen Ukraina mengklaim bahwa pembunuhan ini dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional Ukraina.

ETIndonesia. Selasa pagi, di sebuah apartemen di Jalan Ryazan, Moskow, Igor Kirillov bersama asistennya baru saja keluar dari gedung ketika ledakan besar terjadi secara tiba-tiba. Ia tewas akibat ledakan tersebut. 

Kesaksian warga di lokasi kejadian:

  • “Di sini ada lokasi konstruksi, saya pikir mereka sedang membongkar semen atau sesuatu. Tapi ledakannya terlalu besar, tidak seperti konstruksi biasa. Sangat mengerikan.”
  • “Saya dan istri terbangun karena suara ledakan yang sangat keras. Awalnya, kami mengira itu serangan drone. Ketika saya melihat ke luar jendela, saya tidak melihat apa-apa, hanya mendengar suara ledakan.”

Pihak berwenang Moskow menyatakan bahwa insiden ini adalah serangan terorisme. Investigasi awal mengungkap bahwa sebuah bom yang tersembunyi dalam skuter listrik diledakkan saat Kirillov melewati lokasi tersebut. 

Menurut laporan, kekuatan ledakan setara dengan 300 gram bahan peledak TNT.

“Insiden ini telah diklasifikasikan sebagai tindakan terorisme, pembunuhan, dan perdagangan ilegal senjata serta amunisi. Tim investigasi sedang bekerja di lokasi untuk mengungkap detail kejahatan dan mengidentifikasi pelaku yang terlibat,” ujar Svetlana Petrenko, juru bicara Komite Investigasi Rusia. 


“Mereka (pelaku) menggunakan skuter listrik yang diparkir di dekat pintu masuk. Siapa yang tahu? Sekarang Anda bisa melihat banyak polisi di sini. Biasanya, pintu masuk kawasan ini terbuka dan siapa saja bisa masuk atau keluar, termasuk dengan kendaraan,” ujar kesaksian warga di sekitar lokasi. 

Menurut media Rusia, Igor Kirillov lahir pada 13 Juli 1970, di Kostroma, Rusia. Pada April 2017, ia diangkat sebagai Komandan Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia, dan Biologi Angkatan Bersenjata Rusia.

Sehari sebelum pembunuhan Kirillov, Badan Keamanan Nasional Ukraina melalui Telegram mengumumkan tuduhan in absentia terhadap Kirillov sebagai penjahat perang. Ia diduga menggunakan senjata kimia terlarang terhadap militer Ukraina dan dianggap sebagai target sah untuk diserang.

Ukraina sebelumnya mengklaim bahwa sejak invasi Rusia pada Februari 2022, Rusia telah menggunakan senjata kimia setidaknya 4.800 kali di medan perang, menyebabkan lebih dari 2.000 tentara Ukraina keracunan dan harus dirawat di rumah sakit. (Hui)