Home Blog Page 223

Diplomat Prancis, Jerman, dan Inggris Jajaki Hubungan dengan Penguasa Baru Suriah

ETIndonesia. Pejabat pemerintah Jerman dan Prancis bertemu dengan penguasa baru Suriah, 24 jam setelah diplomat Inggris bertemu dengan Ahmed al-Sharaa, pemimpin kelompok pemberontak utama, Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan pada 8 Desember, dan aliansi pemberontak yang dipimpin HTS merebut ibu kota Suriah, Damaskus.

Meskipun HTS—yang awalnya merupakan cabang dari al-Qaeda—tetap menjadi kelompok teroris yang ditetapkan oleh Amerika Serikat dan sebagian besar pemerintah Barat lainnya, pemimpinnya berupaya meredam akar Islamis kelompok itu dan menjangkau minoritas Kristen dan Kurdi di Suriah.

Al-Sharaa, yang sebelumnya dikenal dengan nama perang Abu Mohammed al-Golani, telah membentuk pemerintahan transisi dan berjanji untuk menghormati hak-hak minoritas Alawi, yang mendominasi rezim Assad dan dianggap sesat oleh banyak Islamis Sunni.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Senin bahwa mereka telah melakukan lebih dari satu komunikasi dengan HTS dalam sepekan terakhir.

Parlemen Rusia juga mengesahkan undang-undang pada Selasa yang memungkinkan Moskow menormalkan hubungan dengan rezim Suriah yang didominasi HTS, serta Taliban di Afghanistan.

Pada  Senin, pemimpin republik Muslim Rusia, Chechnya, Ramzan Kadyrov, menyerukan agar HTS dikeluarkan dari daftar kelompok teroris yang dilarang di Rusia.

Rusia ingin mempertahankan kendali atas pangkalan laut di Tartus dan pangkalan udara Hmeimim di provinsi Latakia, yang sebelumnya digunakan untuk mendukung rezim Assad selama puncak perang saudara Suriah.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menawarkan suaka di Moskow kepada Assad dan keluarganya tetapi mungkin sedang merundingkan kesepakatan di mana Rusia tetap dapat menggunakan pangkalan militer tersebut.

Setelah bertahun-tahun didukung oleh Rusia dan Iran, Suriah kini diperkirakan akan beralih ke Barat untuk mendapatkan dukungan ekonomi dan politik.

Kantor berita negara Suriah SANA—yang sebelumnya loyal kepada Assad tetapi kini dikendalikan oleh HTS—melaporkan bahwa al-Sharaa bertemu dengan delegasi dari kantor luar negeri Inggris pada hari Senin.

HTS Menginginkan Sanksi Dicabut

SANA melaporkan bahwa al-Sharaa menekankan perlunya mencabut sanksi yang dikenakan pada Suriah selama Assad berkuasa dan melanjutkan perdagangan dengan dunia luar agar ekonomi dapat pulih, serta memungkinkan sekitar 6 juta warga Suriah yang mengungsi ke luar negeri sejak 2011 untuk kembali ke tanah air mereka.

Kantor berita tersebut menyebutkan bahwa al-Sharaa “berbicara tentang perlunya membangun negara hukum dan institusi, serta menciptakan keamanan.”

SANA juga memposting foto di X yang menunjukkan al-Sharaa, mengenakan setelan gaya Barat dan kemeja tanpa dasi, sedang berdiskusi dengan seorang diplomat Inggris.

Pada 15 Desember, Inggris mengumumkan paket bantuan kemanusiaan senilai 50 juta pound ($63,5 juta) untuk pengungsi dan warga Suriah “rentan” lainnya.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan: “Jatuhnya rezim Assad yang mengerikan memberikan peluang sekali seumur hidup bagi rakyat Suriah. Kami berkomitmen untuk mendukung rakyat Suriah saat mereka menempuh jalan baru.

“Pertama, dengan memberikan £50 juta ($63,5 juta) dalam bentuk makanan, layanan kesehatan, dan bantuan baru untuk mendukung kebutuhan kemanusiaan warga Suriah yang rentan. Kedua, dengan bekerja secara diplomatis untuk membantu memastikan pemerintahan yang lebih baik di masa depan Suriah.”

Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan bahwa para diplomatnya juga berencana untuk melakukan pembicaraan dengan kepemimpinan baru Suriah.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Jerman mengatakan, “Kemungkinan keberadaan diplomatik di Damaskus juga sedang dieksplorasi di sana.”

Mengacu pada akar ekstremis HTS, juru bicara tersebut mengatakan, “Sejauh yang dapat diketahui, mereka telah bertindak bijaksana sejauh ini.”

Setidaknya satu juta warga Suriah yang mengungsi ke luar negeri sejak perang saudara pecah pada 2011 saat ini tinggal di Jerman, dan Berlin ingin memulangkan mereka yang ingin kembali ke tanah air.

Para diplomat Prancis juga diperkirakan akan mengunjungi Damaskus pada Selasa.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan bahwa Uni Eropa harus siap melonggarkan sanksi terhadap Suriah jika kepemimpinan baru negara itu mengambil “langkah-langkah positif” untuk membentuk pemerintahan inklusif dan menghormati hak-hak minoritas agama serta perempuan.

Associated Press dan Reuters berkontribusi dalam laporan ini.

Kapal Tanker Rusia Terbelah Akibat Badai, Tumpahkan Minyak ke Selat Kerch

0

ETIndonesia. Kapal tanker minyak Rusia yang membawa ribuan ton produk minyak terbelah saat badai hebat pada  Minggu, menumpahkan minyak ke Selat Kerch, sementara tanker lainnya juga mengalami masalah setelah mengalami kerusakan, menurut pejabat Rusia.

Kapal-kapal tersebut berada di Selat Kerch, antara daratan utama Rusia dan Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014, ketika mereka mengirimkan sinyal darurat.

Penyelidik Rusia membuka dua kasus pidana untuk menyelidiki kemungkinan pelanggaran keselamatan setelah setidaknya satu orang tewas ketika tanker Volgoneft-212 sepanjang 136 meter, dengan 15 orang di dalamnya, terbelah dua dan bagian haluannya tenggelam.

Cuplikan di media pemerintah menunjukkan ombak besar menghantam dek kapal tersebut. Kapal berbendera Rusia yang dibuat pada 1969 itu mengalami kerusakan dan kandas, menurut pejabat setempat.

Video yang belum diverifikasi di Telegram menunjukkan beberapa bagian laut yang menghitam akibat minyak dan sebuah tanker yang sebagian tenggelam.

Kapal kedua berbendera Rusia, Volgoneft-239 sepanjang 132 meter, hanyut setelah mengalami kerusakan, menurut Kementerian Darurat. Kapal ini memiliki 14 awak dan dibangun pada 1973.

Rute Utama untuk Ekspor Gandum dan Minyak Rusia

Selat Kerch adalah rute utama untuk ekspor gandum Rusia dan juga digunakan untuk ekspor minyak mentah, minyak bakar, dan gas alam cair.

Pada September, Ukraina menuduh Rusia di pengadilan internasional melanggar hukum laut dengan mencoba menguasai Selat Kerch secara sepihak, sesuatu yang oleh Moskow disebut tidak berdasar.

Layanan darurat melaporkan satu orang tewas dalam insiden tanker pertama, sementara 12 orang lainnya telah dievakuasi. Sebelas dari mereka dibawa ke rumah sakit, dengan dua orang dalam kondisi serius, menurut Alexei Kuznetsov, seorang penasihat menteri kesehatan, yang dikutip oleh kantor berita TASS.

Kementerian Darurat menyatakan pihaknya masih berkomunikasi dengan tanker lainnya dan awaknya setelah kapal itu kandas 80 meter dari pantai dekat pelabuhan Taman di ujung selatan Selat Kerch.

Kementerian kemudian menulis di Telegram bahwa upaya untuk mengevakuasi awak kapal kedua, Volgoneft-239, ditunda karena cuaca buruk.

Kementerian menyatakan tim penyelamat tetap berkomunikasi dengan kapal tersebut, yang memiliki semua fasilitas yang diperlukan di dalamnya untuk memastikan keselamatan awak kapal.

Kedua tanker memiliki kapasitas muatan sekitar 4.200 ton produk minyak.

Pernyataan resmi tidak memberikan rincian mengenai sejauh mana tumpahan minyak atau alasan salah satu tanker mengalami kerusakan serius.

Presiden Vladimir Putin memerintahkan pemerintah untuk membentuk kelompok kerja guna menangani operasi penyelamatan dan mengurangi dampak tumpahan bahan bakar, menurut laporan kantor berita yang mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, setelah Putin bertemu dengan menteri darurat dan lingkungan.

Rusia menyatakan lebih dari 50 orang dan peralatan, termasuk helikopter Mi-8 dan kapal tunda penyelamat, telah dikerahkan ke lokasi kejadian.

Svetlana Radionova, kepala badan pengawas sumber daya alam Rusia, Rosprirodnadzor, mengatakan para spesialis sedang menilai kerusakan di lokasi insiden tersebut.

Wanita di Tiongkok Dikritik Karena Membuang Beras ke Sungai untuk Keberuntungan, Katanya Hanya ‘Memberi Makan Ikan’

EtIndonesia. Dua warga lanjut usia di Tiongkok timur memicu diskusi panas tentang praktik tradisional “melepaskan kehidupan ke alam” setelah mereka difilmkan menuangkan karung beras ke sungai, dengan klaim bahwa mereka melakukan “sesuatu yang baik”.

Ritual fang sheng telah dilakukan di Tiongkok selama ribuan tahun. Berakar pada ajaran Buddha tentang belas kasih dan kasih sayang, praktik ini populer di kalangan mereka yang percaya bahwa melepaskan hewan – terutama ikan, burung, udang, dan kura-kura – ke alam akan menghasilkan karma baik.

Pada tanggal 10 Desember, seorang pria dan wanita lanjut usia terekam menjatuhkan beberapa karung beras ke sungai di Ruian, Provinsi Zhejiang, seperti yang dilaporkan oleh portal berita The Paper.

Ketika orang yang lewat mempertanyakan tindakan mereka yang tidak biasa, mereka hanya menyatakan bahwa mereka melakukan “sesuatu yang baik”.

Hal ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa mereka mengikuti ritual fang sheng, meskipun objek yang dilepaskan bukanlah makhluk hidup pada umumnya.

“Itu di luar pemahaman. Saya tidak mengerti tindakan mereka,” kata seorang pria bermarga Liang, seorang saksi mata di dekat sungai.

“Biasanya, orang-orang melepaskan ikan atau kura-kura ke sungai. Mengapa kedua orang ini melepaskan beras? Aneh sekali,” imbuhnya.

Seorang pejabat dari badan pengelola air setempat menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengambil tindakan apa pun terkait perilaku pasangan itu.

“Kami tidak dapat menghukum mereka karena beras bukanlah polutan. Saya kira kami hanya dapat terus memantau daerah dekat sungai untuk melihat apakah ada lagi perilaku seperti itu,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu kepada media.

Berita tentang pelepasan beras itu dengan cepat mendapat perhatian di dunia maya di Tiongkok.

Seorang netizen berkomentar: “Sungguh pemborosan makanan yang serius!”

Yang lain berkomentar: “Jika mereka tidak membutuhkan beras, mereka dapat menyumbangkannya kepada orang miskin.”

Dalam tindak lanjut terbaru atas insiden tersebut, surat kabar New Yellow River melaporkan bahwa wanita yang ditampilkan dalam video tersebut, yang bermarga Pan, menjelaskan bahwa beras itu telah rusak setelah direndam dalam air. Akibatnya, dia membawa beras itu ke sungai untuk diberikan kepada ikan.

Pria yang menemaninya membuang beras ke sungai adalah pengemudi becak yang disewanya, Pan menjelaskan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus-kasus yang melibatkan praktik fang sheng dengan barang-barang yang tidak konvensional telah sering menjadi cerita viral di media sosial daratan.

Awal tahun ini, seorang wanita di Provinsi Hebei, Tiongkok utara, melepaskan puluhan kecoak di sebuah komunitas perumahan, yang membuat marah penduduk setempat yang khawatir tentang bahaya kesehatan.

Pada tahun 2022, sekelompok pria dan wanita tua memicu perdebatan karena membawa ratusan air mineral botolan ke sebuah jembatan di Guangdong selatan sebelum menuangkan isinya ke sungai. (yn)

Sumber: scmp

Pentagon Konfirmasi Tentara Korea Utara Terlibat Pertempuran di Kursk

ETIndonesia. Badan intelijen militer Ukraina melaporkan bahwa unit Korea Utara yang bertempur untuk Rusia di wilayah Kursk mengalami kerugian setidaknya 30 tentara tewas atau terluka.

Tentara Korea Utara telah bergabung dengan pasukan Rusia dalam pertempuran di Kursk, dengan Pentagon mengonfirmasi bahwa beberapa di antaranya tewas atau terluka.

“Kami menilai bahwa tentara Korea Utara telah terlibat dalam pertempuran di Kursk … kami memiliki indikasi bahwa mereka menderita korban, baik yang tewas maupun terluka,” ujar Juru Bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder kepada wartawan pada 16 Desember.

Pasukan Ukraina merebut sebagian wilayah Kursk, Rusia, pada musim panas ini dalam serangan lintas batas. Sejak itu, pasukan darat Rusia yang didukung oleh pesawat dan artileri berhasil merebut kembali sebagian besar, tetapi tidak semua, wilayah yang hilang.

Ryder menyatakan bahwa ia tidak memiliki rincian jumlah korban dari pihak Korea Utara.

Tentara Korea Utara

Badan intelijen militer Ukraina, HUR, pada  Senin melaporkan bahwa unit Korea Utara yang bertempur untuk Rusia menderita kerugian setidaknya 30 tentara tewas atau terluka di sekitar beberapa desa di garis depan wilayah Kursk, Rusia, selama akhir pekan.

“Karena kerugian tersebut, kelompok serbu sedang diperkuat dengan personel baru, khususnya dari brigade terpisah ke-94 tentara DPRK, untuk melanjutkan operasi tempur aktif di wilayah Kursk,” tulis badan Ukraina tersebut.

The Epoch Times belum dapat memverifikasi angka tersebut secara independen.

“Rusia tidak hanya melibatkan tentara Korea Utara dalam serangan terhadap posisi Ukraina tetapi juga berusaha menyembunyikan kerugian dari individu-individu tersebut,” tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di platform X pada 16 Desember.

“Dan, sekarang, setelah pertempuran dengan tentara kami, Rusia bahkan mencoba … secara harfiah membakar wajah tentara Korea Utara yang telah tewas. Ini adalah demonstrasi penghinaan yang kini berlaku di Rusia, penghinaan terhadap segala hal yang bersifat kemanusiaan,” tambahnya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengarahkan pertanyaan tentang klaim ini ke Kementerian Pertahanan Rusia, yang tidak memberikan komentar.

‘Ekspansi Berbahaya’

Pada Oktober, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) merilis bukti satelit yang mengklaim bahwa tentara Korea Utara dikirim ke Rusia.

Badan intelijen tersebut melaporkan bahwa pada awal Agustus, mereka mendeteksi Kim Jeong-sik, seorang pejabat tinggi Korea Utara, mengunjungi lokasi peluncuran rudal KN-23 dekat garis depan Rusia–Ukraina beberapa kali, didampingi oleh perwira militer untuk memberikan arahan.

NIS kemudian memantau pergerakan militer Korea Utara secara ketat dan, pada 18 Oktober, menyatakan bahwa pada awal Oktober, mereka mengamati kapal-kapal yang mengangkut 1.500 tentara Korea Utara sekaligus ke Vladivostok di Timur Jauh Rusia.

NIS menyatakan bahwa foto dan citra satelit mengonfirmasi keterlibatan pasukan khusus Korea Utara dalam perang Ukraina–Rusia, dengan pengiriman pasukan pertama dilakukan melalui kapal-kapal Armada Pasifik Rusia.

Ini menandai pertama kalinya armada laut Rusia memasuki perairan Korea Utara sejak 1990, menurut pernyataan badan intelijen tersebut.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyebut kehadiran tentara Korea Utara di Ukraina sebagai “ekspansi berbahaya dari perang Rusia.”

Pada Oktober, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada televisi negara Rusia bahwa penggunaan tentara Korea Utara adalah keputusan berdaulat.

“Ketika kami harus memutuskan sesuatu, kami akan memutuskan … tetapi ini adalah keputusan berdaulat kami apakah kami akan menerapkannya, apakah kami tidak akan melakukannya, atau apakah kami membutuhkannya,” ujarnya. “Ini adalah urusan kami.”

Sanksi

Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS pada 16 Desember memberlakukan sanksi terhadap jaringan sembilan individu dan tujuh entitas yang diduga terlibat dalam memberikan dukungan militer dan finansial kepada Korea Utara.

Departemen tersebut menyatakan bahwa pihak-pihak yang baru ditetapkan ini dituduh menyediakan sumber daya penting untuk mendukung aktivitas seperti uji coba senjata Korea Utara dan, baru-baru ini, bantuan militer kepada Rusia.

Sanksi tersebut membekukan properti dan kepentingan milik individu dan entitas yang diidentifikasi di wilayah AS.
Dua individu, Choe Chol Ryong dan Kim Myong Jin, dikenai sanksi atas dugaan keterlibatan mereka dalam penyelundupan uang secara rahasia dan transfer dana yang menguntungkan rezim di Pyongyang, menurut pernyataan tersebut.

Beberapa entitas yang dikenai sanksi, termasuk Golden Triangle Bank dan Korea Mandal Credit Bank, digambarkan telah memfasilitasi layanan keuangan penting yang secara langsung memperkuat program strategis Korea Utara.

Perusahaan Rusia Vostok Trading LLC, DV Ink LLC, Novosibirskoblgaz LLC, Sibregiongaz AO, dan Okryu Trading Co. juga dikenai sanksi atas dugaan keterlibatan mereka dalam perdagangan minyak dan gas dengan rezim Korea Utara.

Chase Smith, Adam Morrow, Reuters, dan The Associated Press berkontribusi dalam laporan ini.

14 Orang Tewas, Tim Penyelamat Dikerahkan ke Vanuatu Setelah Gempa Bumi Kedua Mengguncang Pasifik

0

Negara kepulauan kecil Vanuatu diguncang dua gempa bumi dan beberapa gempa susulan, dengan laporan menyebutkan setidaknya 14 orang tewas

ETIndonesia. Australia mengirim tim penyelamat dan tim medis ke Vanuatu di tengah kekhawatiran jumlah korban tewas akibat gempa bumi kedua dalam 24 jam di negara Pasifik itu bisa bertambah.

Gempa bumi dengan magnitudo 6,1 dilaporkan terjadi pada  18 Desember pagi, menyusul gempa bumi bermagnitudo 7,2 di lepas pantai pada  17 Desember siang. Gempa tersebut sempat memicu peringatan tsunami untuk kawasan Kepulauan Pasifik, tetapi kemudian dibatalkan.

Sejumlah gempa susulan mengguncang pulau-pulau di Vanuatu.

Gempa tersebut menyebabkan beberapa bangunan dan mobil hancur serta mengalami kerusakan.

Laporan awal menunjukkan sekitar 14 orang kemungkinan tewas, sementara setidaknya 50 orang dilaporkan mengalami luka-luka menurut stasiun TV nasional Vanuatu.

Situs resmi pemerintah Vanuatu mengalami offline selama bencana, yang menyebabkan kerusakan besar pada telekomunikasi dan infrastruktur.

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, mengatakan kepada ABC Radio National bahwa ada kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi di Port Vila setelah apa yang disebutnya sebagai “gempa bumi signifikan.”

Marles mengatakan Perdana Menteri Anthony Albanese telah berbicara dengan Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai.

“Kami akan mengirim tim bantuan medis dan tim pencarian serta penyelamatan ke Vanuatu pagi ini menggunakan pesawat Airforce C-17 dan Airforce C-130, dan kami siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan oleh pemerintah Vanuatu.

“Jelas, ini adalah insiden yang sangat besar, dan kami sangat cemas tentang bagaimana situasinya akan berkembang.”

Marles mengonfirmasi bahwa tidak ada laporan tentang cedera serius atau korban di antara warga Australia yang berada di Vanuatu.

Dalam pernyataan bersama dengan Menteri Sementara Pembangunan Internasional dan Pasifik Matt Keogh, Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan bahwa Australia siap memberikan bantuan sebanyak yang dibutuhkan.

“Kami memantau situasi dengan cermat dan siap memberikan bantuan lebih lanjut kepada rakyat Vanuatu setelah kerusakan yang terjadi dapat dipahami dengan jelas,” kata pernyataan itu.

“Hubungan Australia dan Vanuatu sangat erat dan abadi. Kami adalah keluarga, dan kami akan selalu hadir di saat dibutuhkan.

“Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) mengetahui adanya sejumlah warga Australia di wilayah yang terdampak dan memberikan bantuan konsuler kepada mereka yang membutuhkan.” (asr)

Heboh! Perdamaian Gaza Dipertaruhkan oleh Negosiasi Israel dan Hamas di Qatar

EtIndonesia. Delegasi perwakilan Israel telah tiba di Qatar untuk terlibat dalam negosiasi intensif mengenai gencatan senjata di Gaza. Langkah ini diambil di tengah ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Hamas, dengan tujuan utama mencapai perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

Menurut laporan dari Israel Public Broadcasting Service pada tanggal 16 Desember, delegasi Israel tengah berupaya mencapai kesepakatan yang mencakup pertukaran tahanan antara pihak Israel dan Hamas. Negosiasi ini diharapkan dapat menghasilkan perjanjian gencatan senjata yang berlaku sebelum pelantikan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, pada 20 Januari mendatang.

Kompromi dan Kekhawatiran Hamas

Hamas telah menunjukkan itikad baik dengan menyetujui syarat fase pertama pembebasan sandera, yang mencakup pelepasan sandera berusia di atas 50 tahun dan yang sedang sakit. Namun, sumber yang akrab dengan negosiasi mengungkapkan bahwa Hamas tetap mendesak adanya gencatan senjata permanen. Kekhawatiran mereka adalah perjanjian yang dicapai di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden mungkin tidak akan bertahan lama jika Trump mengambil alih kepemimpinan.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat antara Israel dan Hamas, pejabat Israel yang diwawancarai menyatakan bahwa negosiasi berjalan dengan kemajuan yang signifikan. Namun, baik pihak Qatar maupun Israel belum memberikan komentar resmi terkait perkembangan ini.

Pertemuan dengan Perwakilan Trump

Dalam laporan dari The Today Israel, dikemukakan bahwa delegasi Israel telah bertemu dengan perwakilan Trump di Doha. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam rapat Komite Luar Negeri dan Pertahanan menyatakan optimisme bahwa sebagian besar pihak akan menyetujui perjanjian ini. Hamas juga telah menunjukkan kompromi pada beberapa isu, sementara Israel telah menyesuaikan posisi mereka pada beberapa kondisi untuk mencapai kesepakatan.

Jumlah sandera yang akan dibebaskan pada fase pertama diperkirakan mencakup orang dewasa berusia di atas 50 tahun, yang sakit, dan individu yang diklasifikasikan sebagai kasus kemanusiaan. Pembebasan ini akan dilakukan sebagai imbalan atas gencatan senjata selama enam minggu. Utusan khusus urusan sandera Trump, Adam Boehler, telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Israel, Menteri Luar Negeri, serta pejabat tinggi lainnya dari Israel untuk mempercepat proses ini.

Prioritas Utama Pembebasan Sandera

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa lembaga keamanan Israel telah diinstruksikan untuk menjadikan pembebasan sandera sebagai prioritas utama. 

“Ini adalah kewajiban kemanusiaan dan tugas terpenting yang ada saat ini,” ujar Israel Katz. 

Dia juga menyatakan bahwa upaya aktif sedang dilakukan untuk mendorong langkah-langkah praktis seiring dengan munculnya kemauan kompromi baru dari Hamas.

Kekhawatiran akan Kelanjutan Konflik di Masa Depan

Empat sumber yang mengetahui situasi ini mengungkapkan kepada The Times bahwa Hamas khawatir Trump akan mengizinkan Israel untuk melanjutkan pertempuran di Gaza setelah fase pertama gencatan senjata selesai. 

Penasehat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, pada minggu lalu menyatakan bahwa pemerintahan Biden sedang berusaha mencapai perjanjian ini sebelum akhir Desember. Namun, jika berhasil, Trump akan bertanggung jawab menyelesaikan fase pertama gencatan senjata enam minggu serta fase-fase berikutnya.

Seorang pejabat Israel yang diwawancarai oleh The Israel Times menyampaikan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, percaya bahwa di bawah kepemimpinan Trump, dia memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk melanjutkan pertempuran setelah fase pertama gencatan senjata dibandingkan di bawah Biden.

Permintaan Jaminan dari Hamas

Menurut dua diplomat Arab, seorang pejabat Israel, dan seorang pejabat AS yang akrab dengan situasi negosiasi, Hamas juga meminta jaminan bahwa Israel tidak akan memulai kembali perang setelah fase pertama selesai. Permintaan ini mencerminkan keinginan Hamas untuk memastikan bahwa gencatan senjata tidak hanya bersifat sementara.

Netanyahu menyatakan bahwa jika perang berakhir, Hamas akan bangkit kembali, membangun kembali, dan melakukan serangan lagi. Oleh karena itu, Israel tidak ingin kembali ke situasi tersebut.

Penemuan Lubang Kubur Massal di Suriah

Selain dinamika negosiasi di Gaza, situasi di Suriah juga mendapat sorotan. Rezim diktator Suriah, Bashar al-Assad, baru-baru ini dilaporkan melarikan diri ke Rusia setelah pasukan anti-pemerintah menggulingkannya. Organisasi masyarakat sipil menemukan lubang kubur massal yang menampung sekitar 100.000 tulang di pinggiran ibu kota Damaskus, yang diduga merupakan korban pembantaian oleh rezim Assad, termasuk warga negara asing.

Menurut laporan Reuters, lubang kubur massal ini terletak di daerah Ghotfa sekitar 40 kilometer utara Damaskus. Penemuan ini dilakukan oleh organisasi masyarakat sipil bernama Pasukan Darurat Suriah. Kepala organisasi ini, Mustafa, mengungkapkan bahwa sejak 2011, rezim Assad telah menangkap warga sipil yang dicurigai untuk menekan kekuatan pemberontak, kemudian membunuh mereka dan membuang tubuh mereka ke lubang kubur massal.

Mayoritas tulang yang ditemukan adalah warga Suriah, tetapi kemungkinan juga termasuk warga negara asing seperti Amerika Serikat dan Inggris. Penggunaan buldoser oleh militer untuk meratakan tulang sebelum menutup lubang kubur menambah keprihatinan internasional terhadap kekejaman rezim Assad. Mustafa juga menyebutkan bahwa sebelumnya telah ditemukan empat lubang kubur massal lainnya, menunjukkan skala kekerasan yang terjadi di negara tersebut.

Kesimpulan

Negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Qatar menunjukkan kemajuan meskipun terdapat tantangan dan kekhawatiran mengenai kelanjutan konflik di masa depan. Sementara itu, penemuan lubang kubur massal di Suriah menyoroti kekejaman rezim Assad yang masih berlangsung. Kedua situasi ini mencerminkan kompleksitas konflik di Timur Tengah yang membutuhkan upaya diplomasi dan kemanusiaan yang intens untuk mencapai perdamaian dan keadilan.

Keajaiban Natal: Doberman Menemukan Rumah Selamanya Setelah 862 Hari di Penampungan

EtIndonesia. Jake, seekor Doberman berusia 9 tahun yang menghabiskan lebih dari dua tahun di Dogs Trust di Kenilworth, Inggris, akhirnya memiliki keluarga yang bisa disebut miliknya—tepat pada saat Natal.

Setelah menghabiskan dua liburan terakhir di penampungan, tahun ini Jake akan merayakannya bersama John dan Amanda, pasangan yang memberinya hadiah berupa rumah selamanya.

Perjalanan Jake tidaklah mudah. ​​Ketika pertama kali tiba di penampungan, dia takut pada anjing, manusia, dan, seperti yang dijelaskan staf, “hampir semuanya.” Kombinasi kebutuhan medis dan kesabaran yang dibutuhkan untuk pelatihannya membuat Jake sering diabaikan oleh calon pengadopsi.

Tim Dogs Trust bekerja keras untuk membantu Jake mengatasi ketakutannya, tetapi tampaknya dia tidak akan pernah menemukan rumah—sampai John dan Amanda mampir ke kandangnya.

Tertarik pada Doberman yang pemalu itu, pasangan itu menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mengenal Jake dan berpartisipasi dalam sesi pelatihan dengan staf penampungan. Dedikasi mereka membuahkan hasil, dan adopsi Jake pun resmi.

“Saat kami menjemputnya, tak seorang pun yang tak menitikkan air mata di rumah—kecuali Jake, yang dengan senang hati melompat ke mobil kami!” John dan Amanda berbagi cerita.

“Dia beradaptasi dengan baik, semakin percaya diri setiap hari, dan telah mendapatkan teman-teman baru, termasuk tukang pos dan pelayan bar yang membawakan kudapan untuk anjing.” (yn)

Sumber: sunnyskyz

Tubuh yang Tak Terkendali, Wabah Menari di Strasbourg, Prancis

EtIndonesia. Kota terbesar di wilayah timur laut Prancis saat ini adalah Strasbourg, yang terletak di kawasan Grand Est. Namun, 500 tahun lalu, wilayah ini pernah dilanda wabah misterius yang mengerikan, bukan karena penyakit yang menyebabkan penderitaan atau kematian biasa, melainkan wabah yang membuat orang-orang mulai menari tanpa kendali!

Tubuh yang Tak Terkendali: Wabah Menari di Strasbourg

Kejadian ini terjadi pada Juli 1518, ketika wabah “menari” melanda Strasbourg. Sebagai informasi, wabah menari (atau epidemi tarian) tahun 1518 adalah kasus mania menari yang terjadi di Strasbourg, Alsace, (bagian dari Kekaisaran Romawi Suci) pada bulan Juli 1518. Saat itu, sekitar 400 orang menari selama berhari-hari tanpa istirahat.

Seperti namanya, orang-orang yang terkena wabah ini mulai menari tanpa sadar. Pada suatu hari di bulan itu, seorang wanita bernama Troffea muncul di sebuah alun-alun kota dan mulai menari di hadapan umum. Pada awalnya, banyak yang menyangka ini adalah pertunjukan biasa, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Troffea tampak tidak mampu menghentikan gerakan tubuhnya, seperti dikendalikan oleh kekuatan yang tak terlihat.

Menurut catatan sejarah, Troffea terus menari hampir selama satu minggu penuh. Dia hanya berhenti ketika tubuhnya benar-benar kelelahan dan tidak mampu bergerak lagi. Setelah kejadian itu, pihak berwenang membawanya pergi, tetapi wabah misterius ini sudah mulai menyebar.

Ketika Troffea dibawa pergi, puluhan warga lainnya mulai menunjukkan gejala serupa. Dilaporkan bahwa hingga 34 orang mulai menari tak terkendali di alun-alun kota, tak henti-hentinya, hingga tubuh mereka benar-benar kehabisan tenaga. Penduduk yang bingung dan ketakutan mulai mencari bantuan dari dokter. Namun, pada masa itu, para dokter percaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh darah yang “terlalu panas” dalam tubuh, dan metode pengobatan yang digunakan adalah teknik “pengeluaran darah” yang biasa dilakukan pada zaman tersebut.

Saat itu, ada orang yang justru mengusulkan pendekatan yang lebih ekstrem: mereka percaya bahwa para “penari” epidemi tarian perlu menari lebih banyak agar bisa menyembuhkan kondisi mereka. Dengan pemikiran ini, pihak berwenang membersihkan pasar gandum, mengosongkan area tersebut, lalu membawa para penari ke sana. Para musisi pun dipanggil untuk memainkan musik, dengan harapan bahwa menari hingga kelelahan akan menyembuhkan mereka.

Namun, langkah ini justru memperburuk situasi. Wabah menari ini terjadi pada puncak musim panas, ketika matahari menyengat dan suhu sangat tinggi. Akibatnya, banyak penari yang jatuh pingsan atau meninggal akibat kelelahan ekstrem. Dalam beberapa catatan sejarah, disebutkan bahwa 15 orang meninggal setiap hari karena menari hingga kehabisan tenaga.

Setelah banyak korban berjatuhan, para dokter mulai menyadari bahwa teori “darah panas” seperti disebutkan di atas mungkin tidak sepenuhnya benar. Para pejabat kota akhirnya menduga bahwa wabah ini mungkin berkaitan dengan keyakinan religius atau kutukan. Mereka pun melarang segala bentuk tarian di tempat umum dan memindahkan para “penari” yang kondisinya parah ke katedral Santo Vitus.

Di katedral tersebut, para pendeta melakukan ritual penyembuhan. Mereka memakaikan sepatu berwarna merah pada para penari dan mengoleskan air suci serta minyak suci pada kaki mereka. Para pendeta juga memandu para penari untuk berjalan mengelilingi patung Santo Vitus atau berdoa di bawah patung tersebut, hingga akhirnya mereka berhenti menari. Konon, metode ini dianggap sangat efektif, dan semakin banyak penari yang dibawa ke katedral untuk disembuhkan.

Hingga hari ini, penyebab pasti wabah menari di Strasbourg masih menjadi misteri. Diperkirakan ratusan orang menjadi korban dalam kejadian ini. Ada yang percaya bahwa ini adalah akibat dari kutukan atau kepercayaan mistis, sementara para ilmuwan modern mengaitkannya dengan kemungkinan infeksi bakteri atau fenomena psikologis massal yang tak terjelaskan. Adalah peristiwa wabah misterius yang tercatat dalam sejarah Eropa. (jhn/yn)

Geger! Pasukan Korea Utara Bergabung dalam Pertempuran Kursk, Video Drone Ungkap Fakta Mengejutkan

EtIndonesia. Video terbaru yang beredar di media sosial menunjukkan keterlibatan pasukan Korea Utara dalam pertempuran sengit di Kursk, Ukraina. Rekaman yang diambil oleh drone Ukraina ini menampilkan puluhan tentara infanteri Korea Utara yang tersebar di medan perang bersalju, memberikan gambaran pertama kali tentang skala besar kehadiran pasukan tersebut di zona konflik.

Visual Pertempuran yang Mencolok

Dalam bagian awal video, terlihat puluhan infanteri Korea Utara bergerak di medan perang yang tertutup salju, terlihat sangat mencolok di lanskap yang putih. Gambaran ini menunjukkan keterlibatan aktif pasukan Korea Utara dalam pertempuran yang berlangsung di Kursk. Bagian kedua video memperlihatkan infanteri Korea Utara yang tampak melarikan diri secara tersebar, kemungkinan akibat serangan artileri yang dilancarkan oleh pasukan Ukraina. Sementara itu, bagian ketiga menampilkan kumpulan tentara Korea Utara yang berkumpul di hutan Kursk, serta sejumlah mayat tentara Korea Utara yang beredar di internet. Namun, karena sensitivitas materi tersebut, gambar mayat tidak ditampilkan dalam laporan ini.

Strategi Serangan yang Berbeda

Serangan pasukan Korea Utara di Kursk dilakukan secara mendatar di daerah bersalju tanpa dukungan tembakan dari kendaraan lapis baja, artileri, atau pesawat. Pendekatan ini sangat berbeda dibandingkan dengan serangan Rusia sebelumnya yang didukung oleh pasukan mekanisasi seperti tank dan kendaraan infanteri. Biasanya, serangan infanteri mengikuti garis ladang dan bukan menyerbu dalam kelompok besar di area terbuka.

Keterbatasan Senjata Berat Korea Utara

Meskipun Korea Utara telah mengirim lebih dari sepuluh ribu tentara ke Rusia, tampaknya mereka tidak dilengkapi dengan senjata berat seperti tank dan kendaraan lapis baja. Dua alasan utama di balik hal ini adalah keterbatasan senjata berat yang dimiliki pasukan Korea Utara dan kerugian besar yang dialami oleh pasukan Rusia sendiri dalam beberapa tahun terakhir. Tank utama Korea Utara, seperti tank tipe 59 buatan Tiongkok dan tank T-54 buatan Soviet, sudah usang dan tidak sebanding dengan tank modern. Selain itu, Rusia telah kehilangan lebih dari seribu tank dalam tiga tahun terakhir dan terpaksa menggunakan tank antik seperti T-54 di medan perang Ukraina.

Reaksi Ukraina terhadap Keterlibatan Korea Utara

Biro Intelijen Ukraina telah mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara akan menyerang pos-pos Ukraina di wilayah Kursk. Pejabat pertahanan Ukraina menegaskan bahwa rumor tentang ketidakmampuan tentara Korea Utara telah dilebih-lebihkan dan yakin bahwa mereka akan dikalahkan seperti pasukan lainnya. Seorang sersan dari Batalyon Serangan 24 Edel mengungkapkan di Telegram bahwa tentara Korea Utara terlatih dengan baik, bersemangat, dan familiar dengan senjata era Soviet. Namun, ia juga menyoroti bahwa komandan Rusia tidak memahami kekuatan nyata pasukan Korea Utara dan hanya mengirim mereka sebagai tameng manusia untuk menyerbu terus menerus ke depan. Ukraina juga menilai bahwa Korea Utara tidak siap menghadapi serangan drone mereka, yang merupakan komponen penting dalam perang modern.

Asal Usul dan Kondisi Legiun ke-12 Korea Utara

Menurut laporan Forbes Amerika dan Korea Daily, sebagian besar tentara Korea Utara yang dikerahkan ke Ukraina berasal dari Legiun Ke-12 Korea Utara. Legiun ini dibentuk khusus untuk mencegah invasi dari Tiongkok dan terdiri dari infanteri mekanisasi dan infanteri pegunungan. Namun, kondisi Legiun ke-12 sangat memprihatinkan. Di Korea Selatan, penduduk Daegu menyebut mereka sebagai “pasukan pengemis” atau “gang kriminal” karena sering melakukan perampokan dan pencurian akibat krisis ekonomi yang parah di Korea Utara. Laporan tahun 2018 menunjukkan bahwa tentara Legiun ke-12 menderita malnutrisi dan penyakit seperti tuberkulosis, bahkan perwira pun tidak luput dari kondisi ini.

Tantangan yang Dihadapi Pasukan Korea Utara di Ukraina

Keberadaan pasukan Korea Utara di medan perang Ukraina menghadapi beberapa tantangan utama:

  1. Kurangnya Dukungan Senjata Berat: Tanpa tank dan kendaraan lapis baja, pasukan infanteri Korea Utara kesulitan memberikan dukungan tembakan yang diperlukan dalam pertempuran modern.
  2. Kurangnya Kemampuan Koordinasi Tempur: Pasukan Korea Utara tidak memiliki kemampuan koordinasi yang baik dengan angkatan udara dan artileri Rusia, menjadikan mereka kurang efektif di medan perang.
  3. Tidak Menguasai Alat Tempur Modern seperti Drone: Drone memainkan peran penting dalam perang modern, namun tentara Korea Utara belum menguasai penggunaan alat ini, sehingga mereka rentan terhadap serangan drone Ukraina.

Kesimpulan

Meskipun tentara Korea Utara menunjukkan keteguhan hati, keterbatasan dalam dukungan senjata berat, koordinasi tempur, dan penggunaan teknologi modern seperti drone membuat mereka kurang efektif di medan perang Kursk. Keberadaan mereka kemungkinan besar akan menjadi korban tambahan di garis depan, tanpa memberikan kontribusi signifikan terhadap kemenangan Rusia dalam konflik ini.

Putin Tiba-tiba Mengeluarkan “Pernyataan Keras” , Ada Apa?

EtIndonesia. Melansir laman Financial Times (16/12), Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia mungkin akan membatalkan pembatasan pengembangan rudal jarak pendek dan menengah, serta menjaga kesiagaan tempur berkelanjutan untuk kekuatan nuklir non-strategisnya. Dia memperingatkan bahwa Barat sedang mendorong Moskow ke “garis merah yang tidak dapat ditarik mundur”.

Dalam pidatonya di Kementerian Pertahanan Rusia pada Senin, Putin menyatakan kekhawatirannya terhadap penempatan rudal jarak pendek dan menengah oleh Amerika Serikat di luar negeri. Putin memperingatkan bahwa jika AS melanjutkan rencana penempatan rudal tersebut, Rusia akan mencabut semua pembatasan terhadap pengembangan rudalnya.

Dia menambahkan bahwa NATO mengancam Rusia “di luar batas tanggung jawab sejarahnya” di Eropa dan Asia. Sebagai tanggapan terhadap penempatan rudal AS di Eropa dan Asia, Rusia akan mempercepat produksi senjata hipersonik—seperti rudal balistik “Oreshnik” yang pertama kali ditembakkan ke Ukraina bulan lalu.

Andrei Belousov, yang ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan dalam perombakan kabinet Mei lalu, menyatakan kepada audiens yang sama bahwa militer Rusia perlu bersiap menghadapi skenario jangka menengah, termasuk potensi konflik militer dengan NATO di Eropa dalam 10 tahun mendatang.

Sejak awal tahun ini, para pemimpin Eropa telah memperingatkan bahwa selain melanjutkan invasi ke Ukraina, Rusia juga sedang bersiap menghadapi konflik lebih luas dengan aliansi militer Barat.

Namun, Putin menolak klaim bahwa Rusia mengancam Benua Eropa, menyebutnya sebagai “tuduhan tidak masuk akal”. Dia menyalahkan AS dan sekutunya atas eskalasi konflik dengan menyediakan senjata canggih kepada Kyiv, yang digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.

Putin menyatakan bahwa Rusia unggul di medan perang tahun ini dengan merebut 189 kota. Dengan anggaran pertahanan rekor sebesar 130 miliar dolar AS untuk tahun depan, industri pertahanan Rusia memperkuat kemampuan militer melalui pengembangan sistem pemandu rudal baru dan produksi drone serang baru.

Putin menekankan bahwa senjata nuklir Rusia hanya berfungsi sebagai kekuatan pencegahan. Dia juga menyebut Rusia merekrut sekitar 1.000 sukarelawan per hari untuk mempertahankan militernya. Tahun ini, Rusia merekrut 430.000 orang, meningkat dari 300.000 orang tahun sebelumnya.

Namun, Putin mengakui bahwa pengeluaran pertahanan saat ini tidak dapat “dinaikkan tanpa batas” dengan mengorbankan prioritas lainnya seperti sains, pendidikan, dan layanan kesehatan.

Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada 16 Desember menyatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy harus bersiap untuk mencapai kesepakatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna mengakhiri perang Ukraina yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

Dalam konferensi pers di Mar-a-Lago,  Palm Beach, Florida, Trump mengatakan, bahwa “Sebuah (kesepakatan damai) harus dicapai.”

Trump menyatakan bahwa dia akan berdiskusi dengan Putin dan Zelenskyy mengenai penyelesaian perang Ukraina, serta mengaku merasa tidak nyaman dengan gambar-gambar pembantaian yang terjadi akibat konflik tersebut.

Trump berkata: “Ini harus dihentikan.”

Ketika ditanya apakah Ukraina seharusnya menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia sebagai bagian dari solusi negosiasi untuk mengakhiri perang, Trump tidak memberikan jawaban langsung. Trump menyebut sebagian besar wilayah yang diperebutkan sudah menjadi reruntuhan dan memerlukan waktu satu abad untuk dipulihkan.(jhn/yn)

Mulai 2025, Kanada Akan Menerapkan Lebih Banyak Tarif untuk Produk Tiongkok

0

EtIndonesia. Laporan keuangan terbaru Pemerintah Kanada menyebutkan bahwa Kanada berencana menerapkan tarif untuk sejumlah besar produk dari Tiongkok paling cepat mulai tahun depan. Langkah ini adalah bagian dari penyelidikan yang lebih luas terhadap impor produk asal Tiongkok.

Menurut laporan Reuters, dalam pembaruan keuangan pertengahan tahun yang diumumkan pada Senin (16/12), Kanada telah memutuskan untuk memberlakukan tarif atas produk-produk energi surya tertentu dan mineral penting yang diimpor dari Tiongkok mulai awal tahun baru, serta tarif untuk semikonduktor, magnet permanen, dan grafit alam mulai 2026.

“Langkah-langkah ini akan mencegah praktik perdagangan non-pasar Tiongkok menciptakan distorsi pasar yang tidak adil dan merusak di Kanada dan seluruh Benua Amerika Utara,” demikian laporan pembaruan keuangan tersebut.

Pembaruan keuangan ini juga dikenal sebagai Pernyataan Ekonomi Musim Gugur (Fall Economic Statement). Pernyataan ini tidak menjelaskan secara rinci cakupan tarif yang akan diterapkan, juga tidak menyebutkan produk spesifik yang akan dikenakan tarif pada awal tahun depan. Namun, pemerintah menyatakan akan segera mengumumkan rincian lebih lanjut mengenai kebijakan ini.

Pemerintahan Trudeau kerap mengkritik kebijakan subsidi Pemerintah Tiongkok yang menyebabkan kelebihan kapasitas produksi dan pasokan berlebih. Trudeau menyatakan bahwa Kanada perlu melindungi lapangan pekerjaan domestik dan mencegah banjirnya produk murah Tiongkok ke pasar Kanada.

Pada Agustus lalu, Kanada telah menerapkan tarif tambahan sebesar 100% untuk semua kendaraan listrik Tiongkok, serta 25% untuk produk baja dan aluminium impor dari Tiongkok. Sebelumnya, Kementerian Keuangan Kanada menyatakan sedang mengeksplorasi opsi untuk memperluas cakupan tarif tersebut.

Perdana Menteri Trudeau menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk mendukung industri kendaraan listrik domestik Kanada. Pemerintah Kanada menegaskan bahwa pekerja dan industri otomotif di Kanada saat ini menghadapi persaingan tidak adil dari produsen Tiongkok, yang mendapat keuntungan dari kebijakan non-pasar yang tidak adil. Kebijakan kapasitas berlebih yang sengaja dipimpin oleh Pemerintah Tiongkok, ditambah dengan standar ketenagakerjaan dan lingkungan yang longgar, mengancam pekerja dan bisnis global di industri kendaraan listrik serta merusak kemakmuran ekonomi jangka panjang Kanada.Menurut Reuters, Pemerintah Kanada kerap menggunakan sikap kerasnya terhadap Tiongkok untuk menunjukkan kepada Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, bahwa Kanada tetap sejalan dengan mitra dagang terbesarnya, Amerika Serikat, dalam menghadapi Beijing. (jhn/yn)

Kontak Dekat dengan UFO: Kakeknya Menerbangkan Helikopter Mendekati UFO

EtIndonesia. Laut Bering adalah perairan yang dikelilingi oleh Semenanjung Alaska, Kepulauan Aleut, Semenanjung Kamchatka, Siberia, dan Alaska. Di perairan ini, pernah terdeteksi aktivitas benda terbang tak dikenal (UFO), namun kejadian ini tidak pernah dipublikasikan dan hanya diceritakan oleh seorang pensiunan intelijen kepada keturunannya.

Menurut penuturan penulis, cerita ini berasal dari almarhum kakeknya yang sering menceritakan banyak rahasia yang tak diketahui orang lain. Dalam cerita keluarganya, kakek tersebut pernah bertugas di angkatan laut dan sempat dikirim ke Vietnam. Selain itu, selama periode tertentu, sang kakek bertugas di unit intelijen angkatan laut.

Dalam ingatan penulis, antara pertengahan 1960-an hingga 1980-an, kakeknya bertugas di wilayah Laut Bering untuk memantau pergerakan Rusia, terutama selama periode Perang Dingin. Pada waktu itulah kakeknya mengalami pertemuan dengan UFO.

Pada suatu malam, mereka mendeteksi keanehan di radar jarak jauh dan menangkap sejumlah objek. Awalnya, objek-objek tersebut bergerak dengan kecepatan normal tanpa manuver yang mencurigakan. Namun, dalam hitungan detik, objek-objek itu melesat beberapa mil di layar radar sambil bergerak serentak mengubah arah, membentuk formasi seperti pertunjukan udara yang aneh. Tiba-tiba, benda-benda tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi menuju ke arah timur dan menghilang tanpa jejak dalam lima menit kemudian, dan tidak ada cara untuk mengetahui ke mana objek-objek itu pergi.

Pengalaman luar biasa ini membuat kakeknya dan rekan-rekannya sangat cemas. Fenomena yang muncul dan menghilang dengan cepat ini sulit dijelaskan. Beberapa orang mengaitkan kejadian ini pada kesalahan teknis atau tindakan Rusia, dan akhirnya menutup kasus ini dengan tanda tanya.

 Helikopter sang Kakek Mendekati UFO

Terinspirasi oleh cerita kakek intelijen itu, narasumber lainnya juga membagikan pengalaman kakeknya. Menurut ceritanya, kakeknya adalah pilot helikopter pertama di Suffolk County, Long Island, dan pernah mengalami pertemuan dengan UFO di pangkalan udara yang terkait dengan Northrop Grumman.

Pada saat itu, dua objek terbang tak dikenal muncul di atas dua hanggar pangkalan udara, berputar-putar di sana. Di dalam hanggar, banyak pekerja sedang membangun modul pendaratan bulan untuk misi ke bulan. UFO tersebut tampak seperti sedang memindai hanggar, seolah menyelidiki progres pekerjaan manusia. Kakeknya kemudian ditugaskan untuk menerbangkan helikopter mendekati UFO tersebut. Dengan berani, dia pun melaksankan perintah atasannya.

Saat kakeknya mendekat, kedua UFO itu tidak menunjukkan tindakan agresif, melainkan memilih pergi. Kakeknya terus mengikuti UFO dengan tujuan memberi waktu bagi jet tempur untuk bertindak. Namun untungnya, tidak terjadi pertempuran udara. Mereka hanya melihat bagaimana jet tempur tercanggih pada masa itu dibuat tidak berdaya oleh UFO, seperti kejadian lainnya yang melibatkan benda terbang tak dikenal. Ini menjadi salah satu cerita menarik yang dihargai dalam keluarga mereka. (jhn/yn)