Lomba Sehat Edukatif
Link: https://kebaikanitukeren.com/sehat-mental-di-era-digital/
Kecelakaan Pesawat Jeju Air yang Menabrak Dinding Beton Bandara Menewaskan Sekeluarga 9 orang
Kecelakaan penerbangan Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan menewaskan 179 orang. Setelah insiden tersebut, keluarga korban berkumpul di bandara menunggu kabar dengan suasana penuh duka. Dilaporkan, sekeluarga yang terdiri dari sembilan orang meninggal dunia dalam tragedi ini
ETIndonesia. Pada 29 Desember 2024, sebuah pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Pesawat tersebut menabrak dinding pembatas bandara, lalu meledak dan terbakar. Pesawat membawa 175 penumpang dan 6 awak kabin. Dari keseluruhan penumpang, hanya dua awak kabin yang selamat, sementara 179 orang lainnya tewas. Insiden ini menjadi kecelakaan penerbangan dengan korban jiwa terbanyak di Korea Selatan.
Menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan, kedua kotak hitam pesawat, yang berisi data penerbangan dan rekaman suara di kokpit, telah ditemukan. Perangkat ini dapat memberikan informasi penting bagi penyelidikan keselamatan penerbangan. Namun, salah satu kotak hitam ditemukan dalam kondisi sebagian rusak.
Pemerintah Korea Selatan mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari, mulai 29 Desember hingga 4 Januari pukul 24.00 waktu setempat. Pada 29 Desember, polisi setempat mengumumkan bahwa pengumpulan DNA dari para korban telah selesai dilakukan.
Berdasarkan laporan media Korea seperti Yonhap News dan JoongAng Ilbo, mayoritas penumpang pesawat naas tersebut adalah keluarga yang sedang kembali dari liburan luar negeri.
Setelah kecelakaan, keluarga korban berkumpul di ruang tunggu Bandara Muan. Beberapa dari mereka menangis histeris, salah satunya berkata, “Saya hanya berharap mereka masih hidup.”
Menurut keterangan tim penyelamat, salah satu korban adalah seorang pria berusia 80 tahun dari Yeonggwang, Provinsi Jeolla Selatan. Pria tersebut sedang dalam perjalanan pulang dari liburan bersama keluarga besarnya untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-80 di Bangkok, Thailand. Sembilan anggota keluarganya, termasuk dirinya, meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
Selain itu, sebuah keluarga lain yang terdiri dari lima orang juga turut menjadi korban. Seorang wanita bernama Choi Soon-ok (64 tahun) mengungkapkan kepada media Korea bahwa anak laki-lakinya, menantunya, dan cucunya berada di dalam pesawat tersebut. Menantunya adalah seorang pegawai Jeju Air yang baru saja kembali dari liburan keluarga di Thailand.
Dilaporkan pula, delapan pegawai negeri turut menjadi korban dalam insiden ini. Lima di antaranya sudah pensiun, sementara tiga lainnya sedang bersiap untuk pensiun. Mereka adalah teman yang sudah lama saling mengenal di tempat kerja dan memutuskan untuk bepergian bersama pada akhir tahun. Namun, takdir berkata lain. Setelah kejadian, seorang pejabat dikirim langsung ke lokasi untuk memastikan kondisi para pegawai negeri yang ditimpa musibah. (hui)
Sumber : NTDTV.com
Awak Kabin Jeju Air yang Selamat Dikhawatirkan Lumpuh Total, Setiap Burung Memiliki Daya Tabrak 4,8 Ton
EtIndonesia. Maskapai Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 mengalami kecelakaan pada 29 Desember, yang mengakibatkan 179 korban meninggal dunia. Meskipun salah satu dari dua orang yang selamat, seorang pramugara berusia 33 tahun bermarga Lee, masih sadar sepenuhnya, dokter mengungkapkan bahwa dia kemungkinan besar akan mengalami kelumpuhan total sebagai dampak jangka panjang.
Menurut laporan dari Chosun Ilbo dan media Korea NEWSIS, kecelakaan pesawat Jeju Air terjadi pada 29 Desember, dengan hanya dua korban selamat: pramugara bermarga Lee yang berusia 33 tahun dan seorang pramugari berusia 25 tahun. Awalnya, Lee dibawa ke Rumah Sakit Korea Mokpo, tetapi pada sore hari dia dipindahkan ke Ewha Womans Univ. Seoul Hospital untuk perawatan lebih lanjut.
Direktur Rumah Sakit Universitas, Joo Woong, dalam konferensi pers pada malam tanggal 29 Desember, menjelaskan kondisi cedera pramugara tersebut. Dia mengatakan bahwa karena luka luar Lee sangat parah dan tidak membantu proses pemulihan, tim medis tidak menanyakan secara rinci mengenai kronologi kecelakaan. Namun, Lee mengatakan kepada dokter: “Ketika saya sadar, saya tahu bahwa saya telah diselamatkan.”
Ketika ditanya apakah Lee mengalami kehilangan ingatan, Joo menjelaskan bahwa Lee masih “sepenuhnya dapat berkomunikasi,” meskipun belum dapat dipastikan apakah dia mengalami amnesia. Saat ini, tim medis telah menstabilkan tulang lehernya, meski pun tidak dapat menggerakkan lehernya, tetapi dia masih bisa menjawab pertanyaan melalui gerakan mata. Selain itu, Lee tidak menunjukkan tanda-tanda gegar otak yang jelas, tetapi tim medis akan melakukan pemeriksaan MRI untuk mendeteksi kemungkinan cedera otak.
Menurut Joo, Lee mengalami lima patah tulang di tubuhnya, termasuk dua tulang toraks, satu tulang belikat kiri, dan dua tulang rusuk kiri. Namun, karena dia menunjukkan pembengkakan saraf leher dan gejala degenerasi saraf, diperkirakan dia mungkin akan mengalami kelumpuhan total sebagai dampak jangka panjang. Saat ini, Lee dirawat di unit perawatan intensif (ICU), dan tim medis juga akan mengatur terapi psikologis untuknya.
Selain patah tulang, Lee juga memiliki luka sepanjang 7 cm di kulit kepala, tetapi tidak ada pendarahan atau pembengkakan di dalam tengkorak. Dia diperkirakan akan membutuhkan rawat inap selama minimal dua minggu, dan proses penyembuhan tulangnya akan memakan waktu beberapa minggu.
Sementara itu, korban selamat lainnya, seorang pramugari berusia 25 tahun bermarga Koo, dipindahkan ke Rumah Sakit Asan di Seoul pada malam tanggal 29 Desember. Dia mengalami cedera di pergelangan kaki dan kepala, tetapi tidak dalam kondisi yang mengancam nyawa.
Setiap Burung Memiliki Daya Tabrak sekitar 4,8 Ton, Korea Selatan Mencatat 650 Kasus Bird Strike dalam Enam Tahun
Menurut laporan dari NEWSIS, kecelakaan pesawat Jeju Air diduga disebabkan oleh bird strike, yang menyebabkan kerusakan pada roda pendarat pesawat. Laporan tersebut menganalisis bahwa jika pesawat terbang pada kecepatan 370 km/jam, tabrakan dengan burung berbobot rata-rata 900 gram akan menghasilkan daya tabrak sebesar 4,8 ton. Kecelakaan penerbangan Jeju Air diduga terjadi karena bird strike, sehingga pesawat harus melakukan pendaratan darurat.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan telah merilis rekaman percakapan antara menara kontrol Bandara Internasional Muan dan pesawat yang mengalami kecelakaan. Pada pukul 08.45 pagi tanggal 29 Desember, menara kontrol memberikan izin untuk mendarat, tetapi tiga menit kemudian, menara kontrol memperingatkan kemungkinan bird strike. Pada pukul 08.59 pagi, pilot mengirimkan sinyal darurat “Mayday.” Akhirnya, pada pukul 09.03 pagi, pesawat melakukan pendaratan darurat dengan perut pesawat karena roda pendarat gagal berfungsi, menyebabkan pesawat menabrak beacon sistem pendaratan instrumen (ILS) yang terbuat dari beton di ujung landasan pacu.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa rekaman video dari saksi mata menunjukkan benda asing yang tampaknya masuk ke mesin pesawat saat pendaratan, yang kemudian menyebabkan ledakan. Pemerintah Korea Selatan menduga ledakan mesin tersebut disebabkan oleh bird strike. Salah satu penumpang, tiga menit sebelum kematiannya, sempat mengirim pesan kepada keluarganya: “Burung tersedot ke sayap, menyebabkan pesawat tidak bisa mendarat.”
Statistik Bird Strike di Korea Selatan
Menurut data statistik, dalam enam tahun terakhir, 15 bandara di Korea Selatan, termasuk Bandara Internasional Incheon, Bandara Gimpo, dan Bandara Gimhae, mencatat total 650 kasus bird strike. Dari Januari 2019 hingga Agustus tahun ini, 14 bandara di Korea Selatan mengalami 559 kasus bird strike, dengan puncaknya terjadi pada 2023 dengan 130 kasus. Bandara Internasional Muan mencatat 10 kasus.
Bandara Internasional Incheon, yang merupakan gerbang utama Korea Selatan, mencatat 94 kasus bird strike dari 2019 hingga September tahun ini.(jhn/yn)
3D Printing dan Drone untuk Militer Rusia, Sumber Utamanya Berasal dari Tiongkok
EtIndonesia. Menurut laporan dari Central News Agency, sebuah investigasi di Ukraina mengungkap bahwa 88% peralatan 3D printing logam yang diimpor Rusia berasal dari Tiongkok. Peralatan ini sebagian besar digunakan untuk keperluan industri militer Rusia. Salah satu produsen utama asal Tiongkok, yaitu Farsoon Technologies, juga memiliki anak perusahaan di Amerika Serikat dan Jerman.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa dari tahun 2022 hingga lima bulan pertama 2024, sekitar 30% dari total impor perangkat 3D printing logam Rusia dari Tiongkok berasal dari Farsoon Technologies. Angka ini belum termasuk impor suku cadang dan bahan habis pakai. Hingga kini, Farsoon Technologies belum dikenai sanksi oleh negara-negara Barat.
Sejak dekade 2010-an, Rusia diketahui aktif mengeksplorasi berbagai aplikasi industri 3D printing. Militer Rusia telah menggunakan teknologi ini di medan perang untuk memproduksi suku cadang besar dengan cepat, yang secara signifikan mempercepat waktu perbaikan.
Pusat Reformasi Pertahanan Ukraina (Centre for Defence Reforms, CDR) baru-baru ini menyelesaikan laporan investigasi tentang dukungan Tiongkok terhadap industri militer Rusia. Laporan tersebut mengungkap bahwa meskipun Beijing kerap menyatakan posisi “netral” dan “promosi perdamaian”, entitas di Tiongkok terus memasok bahan mentah, komponen, peralatan, dan teknologi kepada perusahaan militer Rusia. Laporan ini menuding bahwa Beijing secara tidak langsung memilih berdiri di pihak agresor.
Laporan ini telah diserahkan ke pihak resmi Ukraina dan mitra utama negara tersebut untuk ditinjau. Berdasarkan pemeriksaan Central News Agency, laporan tersebut mencakup berbagai sektor dan secara rinci memetakan rantai pasokan serta organisasi terkait. Analisis tersebut mencatat dukungan entitas di Tiongkok terhadap Rusia dalam bidang pengolahan logam, pembuatan drone, produksi sistem optik dan elektronik, bahan kimia, serta alat dan bahan strategis lainnya.
Dalam beberapa sektor seperti mesin perkakas (61%) dan perangkat 3D printing logam (88%), Tiongkok menjadi sumber impor terbesar bagi industri militer Rusia. Untuk memenuhi persyaratan formal pemerintah Rusia tentang “pasokan domestik” dan mendukung perusahaan lokal, serta untuk menjaga stabilitas rantai pasokan global dan mengurangi risiko sanksi terhadap pemasok asing, perusahaan Rusia sering kali mengubah label produk asal Tiongkok menjadi “buatan Rusia”.
Investigasi juga menemukan bahwa produk “berasal dari Tiongkok ” tidak hanya mencakup barang yang diproduksi oleh perusahaan lokal di Tiongkok, tetapi juga oleh anak perusahaan atau pabrik perusahaan asing yang berada di Tiongkok dan berpartisipasi dalam sanksi terhadap Rusia. Untuk mengurangi risiko, produsen di Tiongkok biasanya mengekspor produk dual-use (militer dan sipil) melalui perantara ke Rusia.
Selain itu, Rusia dan Tiongkok telah mendirikan perusahaan di masing-masing wilayah untuk mempermudah operasional rantai pasokan, termasuk perusahaan di bawah Rostec, konglomerat teknologi militer besar Rusia, yang memiliki beberapa perusahaan di Tiongkok.
Data dari CDR menunjukkan bahwa tiga pemasok drone terbesar Rusia dari Tiongkok adalah DJI, Autel Robotics, dan sebuah perusahaan di bawah Beijing Shougang Group. Beijing Shougang Group adalah perusahaan milik negara. Produk DJI menyumbang lebih dari 30% dari total nilai impor drone Tiongkok ke Rusia antara Februari 2022 hingga Juli 2024.(jhn/yn)
Peranan Mengejutkan dari Partai Komunis Tiongkok dalam Rasialis di Indonesia
A Century of Truth
Indonesia adalah negara dengan populasi etnis Tionghoa terbesar di dunia setelah Tiongkok, dengan jumlah lebih dari 10 juta jiwa. Sejak abad ke-13, etnis Tionghoa mulai memasuki kepulauan Indonesia. Jumlahnya terus bertambah, terutama selama era kolonial Hindia Belanda pada abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20.
Selama berabad-abad, konflik antara etnis Tionghoa dan penduduk lokal lebih banyak terjadi di ranah ekonomi, dan biasanya dapat diselesaikan di bidang tersebut. Namun, ambisi Partai Komunis Tiongkok (PKT) justru menciptakan akar dari gelombang kekerasan anti-Tionghoa yang terjadi selama setengah abad terakhir di Indonesia.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, PKT mulai menyebarkan “revolusi” ke negara-negara Asia Tenggara, mendorong kudeta oleh partai-partai komunis lokal. Akibatnya, terjadi gelombang besar anti-komunis di Indonesia, yang menewaskan antara 500 ribu hingga 1 juta jiwa, serta menyeret banyak etnis Tionghoa ke dalam tragedi tersebut.
Berikut ini adalah kilasan sejarah menyakitkan yang dialami etnis Tionghoa di Indonesia.
PKI: Partai Komunis Terbesar Ketiga di Dunia
Pada tahun 1949, Belanda menarik pasukannya dari Indonesia, dan Republik Indonesia Serikat yang merdeka didirikan, dengan Soekarno sebagai presiden pertama.
Saat itu, populasi etnis Tionghoa di Indonesia telah mencapai 20 juta, mayoritas berasal dari migrasi besar-besaran dari Fujian dan Guangdong selama era akhir Dinasti Qing.
Etnis Tionghoa di Indonesia menghadapi kondisi hidup yang sangat sulit. Awalnya, mereka bekerja di sektor perikanan, lalu beralih ke perdagangan, jasa, manufaktur, hingga sektor keuangan. Dengan perjuangan keras selama beberapa generasi, mereka berhasil mendominasi berbagai sektor ekonomi di Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pada akhir 1950-an hingga awal 1960-an, PKT memberikan bantuan ekonomi dan militer yang besar kepada Indonesia. Bersamaan dengan itu, PKT juga mengekspor “revolusi” dan mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI).
Soekarno, yang dekat dengan PKT saat itu, memanfaatkan kekuatan komunis untuk menyeimbangkan pengaruh militer dan agama, sehingga mempertahankan kekuasaannya. Hal ini menyebabkan kekuatan komunis berkembang pesat di Indonesia. Pada masa Demokrasi Terpimpin, Soekarno mencetuskan jargon politik yang bernama Nasionalisme, Agama, dan Komunisme, atau disingkat NASAKOM.
BACA JUGA : PKT Mengekspor Revolusi dan Mendatangkan Malapetaka bagi Warga Tionghoa di Asia Tenggara
Pada tahun 1960-an, PKI telah menjadi organisasi komunis terbesar ketiga di dunia, dengan sekitar 300 ribu kader dan lebih dari 2 juta anggota.
Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim. PKI mencoba mendorong reformasi agraria dan mengurangi pengaruh Islam dalam politik, yang mengancam posisi sosial ulama Muslim. Soekarno bahkan meminta pegawai pemerintah untuk mempelajari konsep “demokrasi terpimpin”-nya yang dipadukan dengan ideologi Marxisme.
Pada peringatan kemerdekaan Indonesia tahun 1964, Soekarno menyatakan dukungannya terhadap kelompok revolusioner, baik nasionalis, religius, maupun komunis. Ia berkata, “Saya adalah teman komunis, karena mereka adalah rakyat revolusioner.”
Pada Oktober 1964, di Kairo, dalam Konferensi Gerakan Non-Blok, Soekarno menyatakan bahwa tujuan politiknya adalah mendorong Indonesia ke arah kiri untuk menghilangkan elemen “reaksioner” di militer yang mungkin mengancam revolusi.
Pada November 1964, Soekarno mengunjungi Tiongkok dan bertemu dengan Perdana Menteri Zhou Enlai. Ia memutuskan untuk membeli persenjataan dari Tiongkok dan membentuk organisasi milisi sipil bernama “Tentara Kelima,” yang terdiri dari anggota PKI. Milisi ini mendapat pelatihan dan persenjataan dari PKT.
Ekspansi kekuatan komunis ini menimbulkan dampak besar bagi masyarakat tradisional Indonesia. Organisasi keagamaan dan militer sangat tidak puas, sehingga ketegangan antara mereka dan PKI terus meningkat. Bahkan pada saat itu, NASAKOM ditolak oleh partai berhaluan Islam koservatif yaitu Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Akibatnya dibubarkan oleh pemerintah pada saat itu.
PKT Bergegas Ekspor Revolusi
Menurut buku “Mao Zedong: The Unknown Story” karya Jung Chang dan Jon Halliday, pada tahun 1960-an, Partai Komunis Tiongkok (PKT) sangat tergesa-gesa mengekspor revolusi komunisme.
Pada tahun 1965, Perang India-Pakistan Kedua meletus (juga dikenal sebagai Perang Kashmir Kedua). Mao Zedong awalnya ingin bekerja sama dengan Pakistan untuk mengepung India dari dua sisi. Namun, Pakistan menerima resolusi PBB untuk gencatan senjata antara kedua pihak, sehingga harapan PKT pupus.
Mao kemudian mulai mendorong beberapa negara Asia Tenggara untuk melancarkan “perjuangan bersenjata,” termasuk mendorong pasukan komunis Thailand untuk bentrok dengan militer pemerintah. Namun, rencana ini mengalami kegagalan besar, terutama di Indonesia.
Pada Agustus 1965, Mao Zedong mengatakan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) bahwa saatnya merebut kekuasaan telah tiba. Pihak PKT memberitahukan kepada pimpinan PKI bahwa dokter Tiongkok yang merawat Presiden Soekarno menyebutkan bahwa Soekarno telah mendiagnosa bahwa ginjal Soekarno dalam kondisi parah dan ia tidak akan hidup lama lagi. Kesempatan ini tidak boleh dilewatkan. PKI kemudian menyusun rencana kudeta, yang dimulai dengan menangkap dan membunuh para pemimpin militer anti-komunis. Setelah itu, Soekarno akan mengambil alih kendali militer, sementara anggota PKI di dalam militer akan memastikan pasukan mematuhi perintah.
Mengapa PKT membantu Soekarno untuk menguasai militer? Karena meskipun Soekarno adalah presiden, ia tidak memegang kendali atas militer. Sebaliknya, para petinggi militer Indonesia sangat anti-komunis.
Pada 30 September 1965, Kolonel Untung, komandan pasukan pengawal Presiden Soekarno, memimpin operasi untuk menangkap dan mengeksekusi enam jenderal Angkatan Darat, termasuk Panglima Angkatan Darat. Peristiwa ini dikenal sebagai “G-30-S.”
Namun, Mao Zedong dan PKT tidak menduga bahwa salah satu konspirator diam-diam memberitahukan kepada Jenderal Soeharto tentang rencana tersebut.
Soeharto, yang tidak termasuk dalam daftar target eksekusi, adalah seorang tokoh ambisius. Ia tidak memberitahukan kepada Panglima Angkatan Darat atau para jenderal lainnya tentang rencana tersebut, tetapi secara diam-diam mempersiapkan langkahnya. Setelah para jenderal terbunuh, Soeharto segera mengambil alih kendali militer.
Soeharto, yang dikenal sebagai sosok tanpa kompromi, memanfaatkan kesempatan ini untuk menangkap hampir seluruh pimpinan PKI dan menjatuhi mereka hukuman mati.
Pembersihan Massal Anti-Komunis
Soeharto menggambarkan pembunuhan enam jenderal sebagai bagian dari konspirasi besar untuk pembunuhan massal di seluruh negeri. Jutaan orang yang terkait dengan PKI, bahkan petani buta huruf di desa-desa terpencil, digambarkan sebagai pelaku dan kaki tangan gerakan PKI.
Sejumlah besar anggota utama PKI ditangkap, dan banyak yang dieksekusi. Para pemimpin PKI dikejar, ditangkap, dan dieksekusi.
Hanya satu anggota Politbiro PKI yang berhasil melarikan diri karena sedang berada di Tiongkok pada saat itu. Ia kemudian mengungkapkan kepada Jung Chang dan Jon Halliday bagaimana PKT mendorong PKI untuk melancarkan kudeta.
Setelah kudeta gagal, Ketua PKI D.N. Aidit melarikan diri tetapi ditangkap oleh pasukan loyalis Soeharto pada November 1965. Ia dieksekusi pada pagi hari berikutnya.
Aidit memiliki hubungan dekat dengan PKT. Sebelumnya, ia telah empat kali memimpin delegasi kunjungan ke Tiongkok pada tahun 1957, 1959, 1961, dan 1963.
Ketika Mao Zedong mendengar kabar tentang apa yang terjadi di Indonesia dan eksekusi D.N. Aidit, ia merasa sangat berduka hingga menulis sebuah puisi.
Setelah itu, Soekarno dipaksa lengser. Soeharto mendirikan rezim militer yang anti-Tionghoa, anti-komunis, dan menindas etnis Tionghoa. Rezim ini berlangsung hingga tahun 1998, selama 33 tahun.
Diperkirakan, dalam pembersihan massal dan pembantaian ini, sekitar 500 ribu hingga 1 juta orang tewas.
Beberapa perkiraan bahkan menyebutkan bahwa dalam setahun, korban tewas mencapai 3 juta orang. Namun, karena pemerintah Indonesia menghindari pembahasan topik ini selama bertahun-tahun, jumlah sebenarnya dari korban tewas tak pernah diketahui dengan pasti.
PKT Berbuat Jahat, Etnis Tionghoa Jadi Korban
Dikarenakan hubungan erat antara PKI dan PKT, Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia pada saat itu turut menjadi sasaran serangan, termasuk insiden kekerasan terhadap stafnya.
Menurut statistik tidak lengkap dari PKT, antara 1965 hingga 1967, kantor perwakilan PKT di Indonesia diserang sebanyak 43 kali. Insiden penembakan dan pemukulan terhadap staf tercatat mencapai 68 kali. Pada akhir Oktober 1967, hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Indonesia resmi terputus.
Etnis Tionghoa di Indonesia juga menjadi target serangan, karena mereka dianggap sebagai sekutu PKT. Di beberapa wilayah, etnis Tionghoa dibunuh, properti mereka dijarah, dan rumah-rumah mereka dibakar.
Sejarawan etnis Tionghoa asal Indonesia, Ita Fadhiah Nadia, adalah salah satu penyintas. Dalam sebuah artikel di Jakarta Post tahun 2023, ia mengisahkan bahwa ayahnya, seorang anggota Partai Sosialis Indonesia, menghilang pada Oktober 1965 setelah tentara Indonesia memeriksa rumah mereka. Saat itu, ia masih berusia tujuh tahun. Ia juga mengingat pernah melihat mayat di jalan menuju sekolah dan menyadari bahwa anggota keluarga serta tetangganya telah dibunuh. Ibunya kemudian memberitahunya agar tidak mencampuri urusan ini.
Berapa banyak etnis Tionghoa yang menjadi korban pembantaian masih menjadi perdebatan. Ada yang menyebut 500 ribu orang Tionghoa tewas, sementara sumber lain menyebut 300.000.
Namun, angka-angka ini mendapat tantangan dalam beberapa tahun terakhir. Pembantaian terutama ditujukan kepada anggota dan pendukung PKI, sedangkan jumlah etnis Tionghoa di dalam PKI relatif kecil.
Menurut buku “Anomie and Violence: Non-truth and Reconciliation in Indonesian Peacebuilding” karya John Braithwaite, pada tahun 1967, suku Dayak mengusir etnis Tionghoa dari pedalaman Kalimantan Barat. Dalam pembersihan etnis ini, militer memanfaatkan suku Dayak untuk mengusir etnis Tionghoa yang mereka anggap mendukung komunisme.
Pembersihan ini menyebabkan 2.000 hingga 5.000 etnis Tionghoa terbunuh, sementara banyak lainnya meninggal dunia karena kondisi buruk di kamp pengungsian yang penuh sesak. Di antara korban tersebut, terdapat 1.500 anak-anak etnis Tionghoa berusia 1-8 tahun yang meninggal akibat kelaparan. Akhirnya, komunitas etnis Tionghoa mundur secara permanen ke kota-kota besar.
Ibunda dari wanita penulis Taiwan bernama Eugene Chen adalah warga etnis Tionghoa asal Kalimantan Barat yang selamat dari kejadian mengerikan itu. Ketika menceritakan kenangan ibunya ia mengatakan: “Orang Tionghoa dijadikan sasaran pada saat itu. Ibu saya dan kakek-nenek saya, sebuah keluarga beranggotakan 6 orang terpaksa melakukan perjalanan jauh dari kampung halaman mereka di Desa Anjongan, Mempawah, Kalimantan menuju kota besar. Akhirnya memilih tinggal di rumah kerabatnya di Jakarta, yang banyak warga etnis Tionghoanya. Rekan-rekan ibu saya yang sesama etnis Tionghoa menjadi ketakutan setelah melihat dengan mata kepala sendiri ayah mereka dibunuh. Sedangkan kondisi di kamp pengungsi tempat mereka tinggal sangat buruk, orang-orangnya yang tinggal di dalam sangat miskin. Hampir setiap hari ada jenazah yang dievakuasi”.
Menurut Zhou Taomo, Asisten Profesor Sejarah di Nanyang Technological University, Singapura, yang menulis “Migration in the Time of Revolution: China, Indonesia, and the Cold War”, peristiwa G30S merupakan pukulan diplomatik besar bagi PKT. Namun, PKT memanfaatkan peristiwa tersebut untuk mendorong Revolusi Kebudayaan.
Zhou menjelaskan bahwa pada tahun 1966, Tiongkok mulai melakukan mobilisasi politik. Banyak media menyebut pembantaian anti-komunis di Indonesia sebagai tindakan Soeharto yang menindas PKI, etnis Tionghoa, dan warga keturunan Tiongkok. Oleh karena itu, rakyat Tiongkok diminta untuk melanjutkan revolusi hingga akhir. Pada masa itu, lagi maraknya kecaman terhadap Soeharto sebagai “penjilat fasis.”
Menurut buku “Mao Zedong: The Unknown Story” karya Jung Chang, Mao Zedong merasa frustasi karena kegagalan ekspor revolusi. Buku ini menulis bahwa Mao, yang dipenuhi kekecewaan, mengalihkan fokusnya ke musuh politik dalam negeri, yang mana pada akhirnya memicu Revolusi Kebudayaan.
Selama masa pemerintahan Soeharto, kebijakan asimilasi terhadap etnis Tionghoa diterapkan secara tegas. Etnis Tionghoa diwajibkan membuktikan bahwa mereka adalah warga negara Indonesia dan mencegah munculnya “ciri khas etnis.”
Akibatnya, etnis Tionghoa dilarang menggunakan bahasa Mandarin, mendirikan sekolah Tionghoa, atau memakai nama berbahasa Tionghoa. Mereka juga dilarang bekerja di sektor pemerintahan.
Setelah Soeharto lengser, kondisi etnis Tionghoa mulai membaik.
Serangan Presisi Ukraina Hancurkan Komando Tinggi Rusia: Tiga Jenderal Terbunuh
ETIndonesia. Pasukan Ukraina kembali menunjukkan keunggulan strategis di medan perang dengan menggunakan sistem roket HIMARS yang terkenal akan presisi tinggi. Serangan ini berhasil menargetkan dan membunuh tiga komandan tinggi militer Rusia sekaligus, memberikan dampak signifikan terhadap operasi militer Rusia.
Strategi Intelijen dan Serangan Terkoordinasi
Keberhasilan ini tidak lepas dari kecanggihan intelijen Ukraina yang berhasil memperoleh informasi mengenai pertemuan penting di basis pertahanan ke empat Zaporizhzhia. Dengan data tersebut, militer Ukraina menyusun rencana matang dan melancarkan serangan mematikan menggunakan HIMARS serta drone.
Serangan ini menghancurkan pusat komando Rusia dan meruntuhkan basis pertahanan tersebut, menunjukkan kecepatan dan ketepatan operasional Ukraina yang mengakibatkan kerusakan parah pada komando militer Rusia.
Serangan Balik di Garis Depan Timur: Rekondisi Wilayah Luhansk
Di wilayah Luhansk, Ukraina melancarkan serangan balik yang sukses dengan melakukan serangan kilat di dekat Kovalyivka. Pasukan Ukraina berhasil menolak serangan Rusia dan maju tiga kilometer, merebut kembali beberapa pos penting.
Laporan intelijen terbuka mengungkapkan bahwa Brigade Serangan Ketiga Ukraina melakukan operasi cepat dengan dukungan drone dan artileri, membersihkan pos-pos Rusia sepanjang Sungai Kolesnychka.
Langkah ini menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk operasi selanjutnya, meskipun belum jelas apakah serangan ini merupakan operasi terbatas atau persiapan untuk serangan besar-besaran. Kekuatan dan inisiatif tempur Ukraina di garis depan timur menunjukkan peningkatan yang stabil.
Kemajuan di Arah Donetsk dan Penyerangan di Pokrovsk
Di arah Donetsk, militer Ukraina berhasil merebut kembali pasar sentral dan pabrik material, memperkuat garis pertahanan mereka.
Upaya Rusia untuk meningkatkan serangan menghadapi perlawanan gigih dari Ukraina, yang menyebabkan garis depan kembali stagnan. Sementara itu, di arah Pokrovsk, militer Ukraina aktif melakukan penyergapan. Batalyon ke-137 berhasil menyerang konvoi militer Rusia yang menggunakan truk pickup militer, mengakibatkan kerugian berat peralatan Rusia.
Serangan Udara Ukraina
Angkatan Udara Ukraina melancarkan serangan udara hebat terhadap kumpulan pasukan Rusia. Target utama serangan adalah pabrik pertambangan lokal, di mana drone melakukan pengintaian presisi sebelum Brigade Udara Taktis ke-39 melemparkan bom palu. Serangan ini menyebabkan ledakan besar dan asap tebal, mengakibatkan korban berat bagi pasukan Rusia.
Kemajuan Rusia di Arah Zaporizhzhia
Sementara Ukraina mencatat kemajuan, pasukan Rusia juga menunjukkan perkembangan di arah Zaporizhzhia dengan merebut dua desa, Storozhevoy dan Makarivka. Adapun Storozhevoy dianggap sebagai pos penting pasukan Ukraina, sehingga perlawanan dari Ukraina sangat keras.
Di front Sungai Dnieper, pasukan Rusia meningkatkan serangan artileri terhadap Kherson dan berusaha membangun pos di tepi kanan sungai bersama pasukan pro-Rusia di Donetsk. Namun, hingga kini, semua upaya untuk menguasai bagian kanan Kherson belum berhasil, menurut Kepala Administrasi Militer Kherson, Oleksandr Sandel Prokugin.
Analisis menunjukkan bahwa tindakan Rusia ini mungkin bertujuan untuk menarik dan menahan pasukan Ukraina, mengingat kesulitan logistik yang dapat menyulitkan mereka mempertahankan pos jembatan.
Kebocoran Data oleh Wali Kota Moskow: 600.000 Prajurit Terluka
Dalam perkembangan mengejutkan, Wali Kota Moskow, Sergey Sobyanin, secara tidak sengaja mengungkapkan bahwa 600.000 prajurit Rusia yang terluka dalam operasi militer khusus sedang menerima perawatan di Pusat Rehabilitasi Voronovsky.
Angka ini tampak mengejutkan mengingat kapasitas pusat rehabilitasi tersebut hanya memiliki 600 hingga 1.000 tempat tidur. Video yang beredar mengonfirmasi bahwa Sobyanin memang menyebut angka 600.000, kemungkinan merupakan kesalahan lisan atau pengungkapan jumlah total korban yang menerima perawatan.
Jika angka ini benar, dengan rasio kematian sekitar 1 banding 4, berarti sekitar 150.000 prajurit telah gugur, dengan total korban hingga saat ini mencapai 750.000. Data ini sebanding dengan informasi dari intelijen Ukraina, Amerika, dan Inggris. Total mobilisasi Rusia dari 2022 hingga 2024 mencapai lebih dari 1.440.000 orang, menunjukkan kerugian besar dalam perang selama tiga tahun terakhir.
Kebakaran Kantor Rekrutmen dan Pembatasan Bandara di Moskow
Dalam sepuluh hari terakhir, terjadi beberapa kasus pembakaran kantor rekrutmen militer di Rusia, yang diklaim oleh warga lokal, bukan oleh pihak Ukraina.
Empat bandara utama Moskow—Sheremetyevo, Domodedovo, Vnukovo, dan Lukhovitsy—ditutup sementara dengan alasan keamanan, kemungkinan terkait dengan jatuhnya pesawat Azerbaijan di Grozny yang diserang oleh drone Ukraina.
Kebijakan Perdamaian dan Dukungan Barat kepada Ukraina
Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, menyatakan bahwa Rusia mungkin akan menyerah untuk mengakhiri perang dan mengkritik kegagalan militer Rusia dalam meluncurkan perang total serta memutus dukungan Barat kepada Ukraina.
Dukungan kuat dari aliansi Barat kepada Ukraina membuat kemungkinan kemenangan Rusia semakin kecil. Deklarasi Berlin terbaru menunjukkan bahwa dukungan Eropa terhadap Ukraina tetap teguh. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan niatnya untuk segera mengakhiri perang dan memberikan perdamaian di wilayah tersebut, menjadikannya prioritas internasional.
Serangan Drone dan Penutupan Bandara Rusia
Rusia menutup sementara empat bandara utama di Moskow karena alasan keamanan, kemungkinan terkait dengan serangan drone Ukraina. Serangan ini menandai eskalasi konflik setelah hampir dua tahun perang, dengan serangan terbaru mencakup penggunaan rudal balistik hipersonik dan serangan drone yang menargetkan infrastruktur penting di Israel dan wilayah sekitarnya.
Serangan Militan Houthi dan Tanggapan Israel
Militan Houthi di Yaman meluncurkan serangan presisi terhadap Bandara Internasional Ben Gurion di dekat Tel Aviv menggunakan rudal balistik hipersonik dan drone.
Serangan ini menyebabkan gangguan operasi bandara dan cedera pada beberapa personel. Sebagai balasan, Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran terhadap markas militer Houthi di Sana’a, menghancurkan infrastruktur bandara dan fasilitas penyimpanan pesawat.
Ketegangan antara Iran dan Suriah
Ketegangan antara Iran dan pemerintahan baru Suriah semakin memanas, dengan Suriah menuntut Iran membayar kerugian sebesar 300 miliar dolar AS atas dukungan Iran terhadap rezim Assad.
Pemerintah baru Suriah juga berencana untuk mengajukan tuntutan ke pengadilan internasional, menuduh Iran atas kerusakan yang disebabkan oleh dukungan militernya terhadap Hizbullah dan rezim Assad.
Kesimpulan
Konflik yang berlangsung di Ukraina terus menunjukkan dinamika yang kompleks dengan berbagai aksi dan reaksi dari kedua belah pihak serta keterlibatan internasional. Dukungan Barat kepada Ukraina dan serangan presisi tinggi Ukraina terhadap militer Rusia menandai fase baru dalam konflik ini, sementara kebocoran data dan serangan internal di Rusia menambah ketegangan yang sudah tinggi. Sementara itu, konflik di wilayah lain seperti Yaman dan ketegangan antara Iran dan Suriah menunjukkan dampak luas dari konflik geopolitik yang sedang berlangsung. (kyr)
Kanwil IV KPPU Surabaya Keluarkan Catatan Akhir Tahun
Surabaya – Kantor Wilayah IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Surabaya mencatat berbagai pencapaian signifikan sepanjang tahun 2024. Fokus kegiatan meliputi penegakan hukum, kajian strategis dalam isu persaingan usaha, advokasi kebijakan, serta pelaksanaan nota kesepahaman (MoU) dengan mitra pemerintah dan akademisi. Upaya ini bertujuan untuk mewujudkan persaingan usaha yang sehat di wilayah kerja Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Dendy R. Sutrisno, Kepala Kanwil IV KPPU memaparkan hasil capaian bidang penegakan hukum serta bidang kajian dan advokasi selama tahun 2024. “KPPU Kanwil IV Surabaya menangani 18 laporan masyarakat sepanjang tahun 2024. Sebanyak 17 laporan terkait dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, serta 1 laporan mengenai pelanggaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Kemitraan. Sebaran laporan ini menunjukkan mayoritas berasal dari Jawa Timur (9 laporan), disusul oleh tingkat nasional (4 laporan), Bali (2 laporan), Nusa Tenggara Barat (2 laporan), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (1 laporan),” paparnya.
Dalam Bidang Kajian dan Advokasi, pada tahun 2024 Kanwil IV telah menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur Bali terkait dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kebijakan dalam Jasa Kontruksi di Bali. Selain meninjau kebijakan pemerintah daerah yang berpotensi mengganggu iklim usaha yang sehat, Kanwil IV mengkaji berbagai isu sesuai dengan fokus KPPU (pangan, energi dan ekonomi digital). Pada sektor pangan dilakukan kajian terhadap komoditas pangan di wilayah kerja, misalnya bawang putih, beras, minyak goreng, bawang merah, cabe dan LPG 3 kg. Terhadap sektor energi dilakukan kajian terhadap industri gas bumi dan jaringan pipa gas serta situasi energi di kawasan industri atau kawasan ekonomi khusus. Di sektor ekonomi digital yang telah dilakukan Kanwil IV antara lain mengkaji potensi monopoli pada jasa menara telekomunikasi, serta potensi abuse of dominant position pada ekonomi digital seperti transportasi online.
Ridho Jusmadi, Komisioner KPPU Periode 2024 – 2029 menekankan adanya komitmen KPPU pada berbagai aspek, utamanya yang menjadi prioritas dari Presiden Prabowo Subianto, yaitu bagaimana ada efisiensi, menekan kebocoran anggaran, melalui upaya KPPU membongkar praktik persekongkolan tender dalam proses pengadaan barang dan jasa yang menggunakan anggaran pemerintah. “Bahkan baru-baru ini, KPPU telah mengungkap praktik persekongkolan tender dalam pengadaan barang/jasa di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). “Kami akan lebih memberikan atensi terhadap potensi persekongkolan tender yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) utamanya setelah kepala daerah terpilih menjabat,” ungkap Rhido.
Dalam mendukung efisiensi anggaran negara, KPPU mendorong pemanfaatan jaringan gas bumi (jargas) sebagai pengganti subsidi elpiji 3 kg. Jargas tidak hanya lebih efisien dan murah, tetapi juga memberikan ruang keterlibatan swasta secara signifikan. Dikaitkan dengan program 3 juta rumah bagi rakyat, KPPU memberikan saran strategis kepada pemerintah agar program dimaksud dapat disinergikan dengan jaringan gas bumi, sebagai langkah untuk mengurangi beban subsidi elpiji 3 kg sekaligus mendorong efisiensi anggaran negara pada sektor energi. Menurut Rhido, sektor energi dipandang masih menjadi sektor dengan indeks persaingan usaha yang rendah, menunjukkan sektor ini hanya ada sedikit pelaku usaha (terkonsentrasi pada sedikit pelaku usaha) serta hambatan berusaha yang masih tinggi.
“Prioritas lain seperti turunnya tarif jasa penerbangan udara (tiket pesawat terbang) agar bisa sesuai dengan hasil saran dari KPPU dimana tarif jasa penerbangan udara bisa turun lebih banyak dibandingkan saat periode libur Natal dan Tahun Baru ini, karena menurut KPPU tarif bisa lebih ditekan apabila harga avtur pesawat terbang bisa lebih murah. Menurut kami, tarif jasa penerbangan udara punya potensi lebih terjangkau apabila saran KPPU dijalankan Pemerintah, serta mewaspadai adanya kenaikan kembali akan tarif penerbangan udara jelang Idul Fitri tahun 2025,” jelas Rhido.
Rhido melanjutkan pada prioritas pemerintah berikutnya adalah sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, KPPU mendorong melalui pengawasan kemitraan yang menjadi instrumen penting untuk menciptakan hubungan berkelanjutan antara pelaku usaha besar dan kecil tanpa eksploitasi. “Mencegah eksploitasi mitra usaha mikro, kecil ini menjadi kunci pengawasan oleh KPPU,” ujarnya.
Di tahun 2024 ini KPPU juga telah memberikan saran kepada pemerintah terkait dengan kebijakan Pemerintah terkait pengadaan barang/jasa pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dapat menghambat pelaku usaha di luar BUMN, anak perusahaan BUMN, atau perusahaan yang terafiliasi dengan BUMN untuk ikut serta dalam pengadaan barang/jasa di BUMN. “Sehingga KPPU ingin memastikan sinergi BUMN tidak hanya terbatas pada BUMN, tetapi juga membuka peluang besar bagi pelaku usaha swasta lain khususnya pelaku usaha kecil dan menengah,” tutup Rhido.
Kisah Perjalanan Jimmy Carter, Presiden Amerika Serikat ke-39 Hingga Tutup Usia
ETIndonesia. Jimmy Carter memulai karier politiknya di Amerika Serikat dengan menjabat di dewan-dewan County yang mengawasi pendidikan, perpustakaan, dan otoritas rumah sakit sebelum menjadi senator negara bagian Georgia pada tahun 1962.
Ia pertama kali mencalonkan diri sebagai gubernur Georgia pada tahun 1966, tetapi kalah dalam pemilihan pendahuluan dari Ellis Arnall dan Lester Maddox. Namun, ia memenangkan pemilihan gubernur Georgia pada tahun 1970.
Sebagai gubernur Georgia ke-76, Carter menyatakan dalam pidato pelantikannya bahwa “masa diskriminasi rasial telah berakhir,” sambil menekankan pentingnya ekologi dan efisiensi pemerintahan.
Komite Nasional Demokrat memilihnya sebagai ketua kampanye untuk pemilihan kongres dan gubernur tahun 1974, yang menghasilkan peningkatan mayoritas Demokrat di Senat dan DPR Amerika Serikat setelah skandal Watergate.
Carter mengumumkan kampanye kepresidenannya pada 12 Desember 1974 dan terpilih pada pemungutan suara pertama dalam Konvensi Nasional Demokrat 1976, memilih mantan Senator Walter F. Mondale (D-Minn.) sebagai pasangannya.
Selama pemilihan presiden 1976, ia memposisikan dirinya sebagai reformis yang “tidak tercemar” oleh politik Washington, berlawanan dengan mantan Presiden Gerald Ford, yang menghadapi kritik atas pengampunan terhadap pendahulunya setelah skandal Watergate.
Carter memenangkan pemilihan dengan 50,1 persen suara dibandingkan 48 persen, meraih total 297 suara elektoral.
Masa Kepresidenan yang Beragam
Sebagai presiden, Carter berupaya mengatasi inflasi dan pengangguran yang meningkat, dengan mencatat peningkatan hampir delapan juta pekerjaan dan penurunan defisit anggaran pada akhir masa jabatannya.
Carter juga memimpin pembentukan Departemen Energi dan Pendidikan, serta meluncurkan program-program baru di kedua lembaga tersebut.
Ia menandatangani Undang-Undang Konservasi Lahan Kepentingan Nasional Alaska, yang menggandakan ukuran sistem taman nasional dan melipatgandakan luas wilayah hutan belantara.
Dua pencapaian penting selama masa kepresidenannya adalah Perjanjian Camp David pada tahun 1978, yang menjalin hubungan baik antara Mesir dan Israel, serta perjanjian Terusan Panama pada tahun 1977, yang mengembalikan kendali terusan kepada Panama pada tahun 1999.
Carter juga menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Republik Rakyat Tiongkok, melanjutkan langkah-langkah pendahulunya. Pada tahun 1979, ia menegosiasikan perjanjian SALT II untuk pembatasan nuklir dengan Uni Soviet guna mengurangi produksi senjata nuklir strategis.
Namun, masa kepresidenannya juga menghadapi hambatan, seperti meningkatnya biaya energi, pengangguran, inflasi yang sangat tinggi, suku bunga melonjak, dan ketegangan politik internasional.
Upaya untuk mengurangi inflasi dan suku bunga yang meningkat menyebabkan resesi singkat, yang semakin membebani pemerintahannya.
Carter menarik perjanjian SALT II setelah Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada tahun 1979.
Salah satu titik balik terbesar yang mengakhiri masa jabatannya adalah Krisis Sandera Iran, ketika militan Iran menyandera 52 diplomat dan warga negara AS dari Kedutaan Besar AS di Teheran.
Insiden tersebut mendominasi berita selama 14 bulan terakhir masa kepresidenannya. Para sandera dibebaskan pada hari yang sama saat Carter meninggalkan jabatannya.
Kegiatan Kemanusiaan
Setelah kalah dalam pemilihan 1980 dari Ronald Reagan, Carter mendirikan Carter Center pada tahun 1982 untuk menyelesaikan konflik internasional, memajukan demokrasi, melindungi hak asasi manusia, dan memberantas penyakit.
Melalui Carter Center, ia membantu mediasi konflik di berbagai negara dan wilayah, termasuk Ethiopia (1989), Korea Utara (1994), Liberia (1994), Haiti (1994), Sudan (1999), Uganda (1999), Venezuela (2002-2003), Kolombia (2008), dan Timur Tengah (2003-sekarang).
Komite Nobel Norwegia menganugerahkan Carter Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2002 atas “puluhan tahun upaya tak kenal lelah untuk menemukan solusi damai bagi konflik internasional, memajukan demokrasi dan hak asasi manusia, serta mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial.”
Ia dan istrinya menjadi sukarelawan dengan Habitat for Humanity selama seminggu setiap tahun hingga 2020. Rosalynn Carter meninggal dunia pada tahun 2023 dalam usia 96 tahun.
“Rosalynn adalah mitra setara saya dalam semua yang pernah saya capai. Dia memberikan saya bimbingan bijak dan dorongan saat saya membutuhkannya. Selama Rosalynn ada di dunia, saya selalu tahu ada seseorang yang mencintai dan mendukung saya,” kata Carter dalam pernyataan setelah kematiannya.
Carter masuk perawatan paliatif pada 18 Februari 2023 dan tetap berada di sana hingga meninggal dunia.
Mantan presiden ini didiagnosis menderita kanker kulit pada tahun 2015 yang segera menyebar ke hati dan otaknya, tetapi setelah menjalani pengobatan, kanker tersebut berhasil masuk ke tahap remisi.
Ia meninggalkan empat anak, 11 cucu, dan 14 cicit.
Presiden Joe Biden menerima permintaan untuk menyampaikan pidato pemakaman Carter saat ia mengunjungi mantan presiden tersebut selama masa perawatan paliatif pada tahun 2023.
Sumber : Theepochtimes.com