Home Blog Page 240

Amerika Siap Berperang: Trump dan Iran Menuju Titik Tembus Konflik

0

EtIndonesia. Menjelang masa jabatan kedua Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ketegangan yang menyelimuti kebijakan domestik dan luar negeri Iran semakin memanas, mendekati titik kritis yang berpotensi mengubah peta geopolitik regional dan global.

Dalam sebuah wawancara terbaru, Trump menyampaikan pernyataan tegas yang dikabarkan membuat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, merasa cemas. Trump menilai bahwa pada masa jabatan pertamanya, Iran berada dalam posisi yang lebih rapuh. Tim kampanye Trump mempertimbangkan kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk menghentikan program nuklir Iran, sebuah langkah yang dapat memicu konflik besar di kawasan Timur Tengah.

Menurut laporan dari NIAC Action, Iran saat ini menghadapi krisis ekonomi yang telah berlangsung selama beberapa tahun, diperparah oleh konflik sosial yang meluas. Setelah Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada tahun 2015, tingkat inflasi di negara tersebut telah melonjak hingga sekitar 40% dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini telah mendorong jutaan orang dari kelas menengah ke bawah ke dalam kemiskinan, memperburuk kehidupan sehari-hari warga Iran.

Di bidang kebijakan luar negeri, situasi Iran semakin tidak stabil. Dengan runtuhnya rezim Assad di Suriah dan penurunan ancaman langsung dari perbatasan Israel, perhatian Israel kini beralih secara terbuka untuk mempertimbangkan tindakan militer terhadap Iran, termasuk kemungkinan pengeboman fasilitas nuklir mereka. Sayap hawkish di Amerika Serikat, termasuk beberapa yang akan menduduki posisi tinggi dalam pemerintahan Trump, semakin mendesak untuk melakukan perang bersama Israel.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah persenjataan Iran yang signifikan di kawasan tersebut. Iran memiliki cadangan rudal terbesar di Timur Tengah, cukup untuk menghancurkan pangkalan militer Israel dan Amerika, serta fasilitas minyak Saudi. Program nuklir Iran juga telah menunjukkan kemajuan pesat. Sebelum Trump kembali berkuasa, Iran meningkatkan pengayaan uranium hingga 60%, hampir mencapai tingkat yang dianggap sebagai ambang pengembangan senjata nuklir. Selain itu, Iran telah memperkuat stok minyak berkualitas tinggi di fasilitas pengayaan Fordo yang tersembunyi di bawah tanah, membuatnya sulit untuk dihancurkan dalam serangan militer.

Meskipun Angkatan Udara Israel memiliki kemampuan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium Natanz, produksi minyak baru sedang berlangsung di dalam pegunungan Fordo. Untuk menghancurkan fasilitas tersebut, dibutuhkan peluru berpandu militer besar seberat 30.000 pon dan pesawat pembom B-52 dari Amerika Serikat. Trump diharuskan untuk menyediakan pesawat pembom ini kepada Israel jika langkah tersebut diambil.

Selain itu, terdapat target lain di Isfahan, tempat ribuan ilmuwan dan insinyur Iran bekerja di pusat penelitian utama. Dipercaya bahwa Iran menyimpan bahan nuklir di kedalaman bawah tanah di sana, menambah kompleksitas situasi. Trump kini dihadapkan pada pilihan sulit: apakah melakukan negosiasi, memulai perang bencana, atau membiarkan Iran melanjutkan program nuklirnya hingga menjadi senjata. Meski tekanan internal dan eksternal terhadap Iran mungkin membuka peluang untuk terobosan diplomatik, risiko eskalasi konflik tetap tinggi, terutama jika Trump memilih untuk mengikuti pendapat hawkish dan mempercepat peningkatan eskalasi, yang dapat menutup jalan untuk negosiasi dan membuat perang tak terhindarkan.

Meskipun Trump beberapa kali menyatakan dalam pidato-pidatonya bahwa dia tidak menginginkan perang, dalam wawancara terbarunya dengan media, dia dengan tegas mengatakan bahwa kemungkinan perang dengan Iran tidak dapat diabaikan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa situasi eksternal yang dihadapi Iran sangat berbahaya dan menandai salah satu masa tergelap dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tanggal 22 Desember 2024, Penasihat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, menekankan urgensi masalah ini dalam sebuah wawancara dengan CNN. Sullivan menyatakan telah berdiskusi dengan tim keamanan nasional Trump dan perwakilan Israel mengenai risiko sebenarnya dari program nuklir Iran. Pejabat Amerika dan asing memperkirakan bahwa ancaman nuklir Iran di masa depan bisa mengalami perubahan drastis dalam beberapa bulan mendatang. Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, bersama Trump, telah menyatakan kesediaan untuk bernegosiasi tentang perjanjian nuklir baru, meskipun syarat-syarat perjanjian tersebut belum diungkapkan secara rinci.

Kedua belah pihak menyadari bahwa keseimbangan militer telah berubah; kemampuan Iran untuk membalas serangan terhadap Israel melalui agen-agen dan armada rudal sendiri telah berkurang secara signifikan. Meskipun peluang diplomatik dalam enam tahun terakhir tidak meningkat, kemungkinan serangan preemptive juga tidak bertambah.

Menurut laporan dari The Wall Street Journal, empat orang yang mengetahui rencana tersebut menyebutkan bahwa dalam beberapa pembicaraan dengan Trump, dua pilihan utama diajukan. Pertama, meningkatkan tekanan militer dengan mengirim lebih banyak pasukan Amerika, pesawat tempur, dan kapal perang ke Timur Tengah, serta menjual senjata canggih kepada Israel untuk memperkuat daya serang mereka dan melumpuhkan Iran serta fasilitasnya. Alternatif kedua adalah menggunakan ancaman kekuatan, dikombinasikan dengan sanksi yang diterapkan Amerika, untuk memaksa Teheran menerima solusi diplomatik, mirip dengan strategi yang diterapkan Trump saat menghadapi Korea Utara.

Dalam wawancara terbarunya dengan majalah Time, Trump menyatakan bahwa Amerika memiliki kemungkinan untuk berperang dengan Iran, terutama karena dugaan rencana pembunuhan yang disusun oleh Teheran. 

“Segala sesuatu mungkin terjadi,” ujar Trump, menegaskan bahwa situasi ini sangat tidak stabil dan penuh ketidakpastian.

Dengan tekanan internal dan eksternal yang meningkat, serta potensi eskalasi militer yang mengancam stabilitas regional, masa jabatan kedua Trump menghadapi salah satu tantangan terberat dalam sejarah modern hubungan internasional.

Ukraina Tuduh Rusia Luncurkan Serangan Rudal di Hari Natal, Zelenskyy: “Tidak Manusiawi”

EtIndonesia. Pada hari Natal yang dirayakan di negara-negara Barat, Ukraina menuduh Rusia melancarkan serangan besar-besaran menggunakan rudal jelajah dan balistik terhadap sistem energi dan kota-kota di bagian timur Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam tindakan Rusia sebagai “tidak berperikemanusiaan”, meskipun diketahui bahwa Rusia merayakan Natal pada 7 Januari sesuai kalender Julian Ortodoks.

Rusia Menyerang Kota Timur Ukraina dan Sistem Energi dengan Rudal Jelajah dan Balistik

Pada pagi hari tanggal 25 Desember waktu setempat, sirene serangan udara meraung di Ukraina. Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa rudal jelajah Kalibr ditembakkan dari Laut Hitam.

Gubernur wilayah Kherson, Oleksandr Prokudin, mengungkapkan bahwa dalam 24 jam terakhir, satu orang tewas dan tiga lainnya terluka akibat serangan Rusia.

Menurut laporan dari Reuters dan media lainnya, Menteri Energi Ukraina serta pejabat lokal menyatakan bahwa Rusia melancarkan serangan rudal jelajah dan balistik terhadap sistem energi dan kota-kota di Ukraina timur pada pagi hari.

Walikota Kharkiv, Ihor Terekhov, menyebutkan bahwa serangan rudal di kota tersebut menyebabkan setidaknya tiga orang terluka. 

Gubernur wilayah Dnipropetrovsk, Serhiy Lysak, menulis di Telegram: “Musuh sedang berupaya menghancurkan sistem listrik wilayah Dnipro. Mohon tetap berada di tempat aman sampai sirene serangan udara berakhir. Jaga diri Anda dengan baik!”

Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Kharkiv diserang menggunakan rudal balistik. Gubernur wilayah Kharkiv, Oleh Syniehubov, menyatakan di Telegram bahwa “infrastruktur sipil non-perumahan mengalami kerusakan”.

Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, menyebut serangan Rusia sebagai “serangan hebat terhadap sektor energi” dan menambahkan bahwa operator sistem transmisi listrik telah memberlakukan pembatasan untuk meminimalkan dampak serangan tersebut.

Zelenskyy Mengecam Tindakan Rusia

Pada hari yang sama, Ukraina melaporkan bahwa Rusia mengerahkan 60 drone untuk menyerang beberapa wilayah Ukraina pada malam hari. Sebanyak 36 drone berhasil ditembak jatuh, 23 drone diinterferensi oleh sistem peperangan elektronik, sementara satu drone lainnya masih terbang di udara.

Dilaporkan bahwa pasukan Rusia saat ini melanjutkan serangan mereka di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 kilometer di Ukraina timur dan selatan. Selama beberapa bulan terakhir, Rusia hampir setiap hari melancarkan serangan drone untuk melemahkan sistem pertahanan udara Ukraina dan menghantam infrastruktur penting negara tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam serangan “tidak berperikemanusiaan” Rusia, yang menembakkan puluhan rudal dan drone ke Ukraina yang sudah hancur akibat perang.

Zelenskyy mengatakan: “Putin dengan sengaja memilih untuk melancarkan serangan di hari Natal. Apakah ada tindakan yang lebih tidak berperikemanusiaan dari ini? Lebih dari 70 rudal, termasuk rudal balistik, serta lebih dari 100 drone serang ditujukan ke sistem energi kami.”

Rusia Tuduh Ukraina Lancarkan Serangan “9/11” dengan Drone di Kazan

Beberapa hari sebelumnya, pada 21 Desember, Ukraina melancarkan tiga gelombang serangan drone yang menyerang Kota Kazan, ibu kota Republik Tatarstan di Rusia. Serangan ini merusak bangunan apartemen mewah dan fasilitas industri, serta menyebabkan bandara di wilayah tersebut sempat ditutup. Dua drone dilaporkan menghantam gedung apartemen 38 lantai, memicu bola api besar yang terekam dalam video da tampak mengerikan.

Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa serangan tersebut melibatkan tiga drone bunuh diri yang menghantam beberapa gedung tinggi di Kazan.

Menurut Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL), pemimpin Tatarstan, Rustam Minnikhanov, menyebutkan bahwa dalam tiga gelombang serangan, delapan drone digunakan. Enam di antaranya menghantam gedung apartemen, satu menghancurkan fasilitas industri, dan satu lagi berhasil dicegat.

Para pakar Barat menyebutkan bahwa drone tersebut tampaknya adalah model Lyitiy milik Ukraina, drone ringan berbentuk seperti pesawat kecil. Namun, pemerintah Ukraina belum memberikan komentar resmi mengenai serangan tersebut.

Laporan The Sun menyebutkan bahwa video serangan menunjukkan drone menghantam apartemen setinggi 122 meter dengan 37 lantai, bernama Azure Skies, dan memicu ledakan besar yang menghasilkan bola api raksasa serta meninggalkan lubang hitam yang mengerikan. Insiden ini mengingatkan pada serangan 9/11 di Amerika Serikat tahun 2001, ketika dua pesawat yang dibajak menghantam Menara Kembar WTC di New York City.

Pada 22 Desember, Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk membalas serangan ini dengan “balasan berlipat ganda”.

Putin menyatakan dalam pertemuan pemerintah yang disiarkan televisi, mengatakan: “Siapapun yang berusaha menghancurkan kami, mereka sendiri akan menghadapi kehancuran yang berlipat ganda dan akan menyesali apa yang mereka coba lakukan terhadap negara kami.”(jhn/yn)

Kapal Rusia di Suriah Diduga Berpindah ke Libya, Italia Khawatirkan Ancaman di Mediterania

0

ETIndonesia. Laporan berita dari Italia menunjukkan bahwa sejak Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan oleh serangan mendadak kelompok oposisi bersenjata pada 8 Desember lalu, Rusia mulai memindahkan perlengkapan militer dari Suriah ke Libya. 

Langkah ini dianggap dapat menimbulkan ancaman bagi kawasan Mediterania tengah. Para ahli menyatakan bahwa peran Turkiye dalam situasi Libya tidak boleh diabaikan, karena langkah ini membutuhkan persetujuan Turkiye. 

Menurut laporan Central News Agency, Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengatakan kepada La Repubblica: “Moskow sedang memindahkan perlengkapan dari pangkalan Tartus di Suriah ke Libya. Ini bukan kabar baik. Kehadiran kapal dan kapal selam Rusia di Mediterania selalu menjadi kekhawatiran, apalagi sekarang mereka berpindah dari jarak 1.000 kilometer ke posisi yang hanya selangkah dari wilayah kita.”

Perpindahan Militer Rusia dari Suriah ke Libya

Laporan Defense News menyatakan bahwa sejak Assad digulingkan, Rusia mulai menarik personel dan peralatan dari pangkalan udara Hmeimim dan pangkalan angkatan laut Tartus di Suriah. Meskipun ada spekulasi bahwa Rusia mungkin sepenuhnya meninggalkan Suriah, citra satelit menunjukkan kapal perang Rusia yang sebelumnya bersandar di Tartus kini telah berlayar. 

Diduga kuat kapal-kapal tersebut menuju Tobruk di Libya timur. Rusia juga diketahui telah bernegosiasi dengan Jenderal Khalifa Haftar, pemimpin Libya timur, untuk mendapatkan izin resmi menggunakan pelabuhan Tobruk.

Kehilangan pangkalan Tartus akan membuat Rusia kehilangan pijakan strategis di Mediterania, sehingga Libya dianggap sebagai pengganti yang ideal.

Analisis dan Indikasi Kehadiran Rusia di Libya

Jalel Harchaoui, analis di Royal United Services Institute (RUSI) di London, menyatakan bahwa meskipun belum ada bukti konkret kapal Rusia berpindah ke Libya, peningkatan frekuensi penerbangan Rusia ke Libya, termasuk penerbangan kargo dari Belarus dan penerbangan langsung dari Rusia, merupakan indikasi kuat adanya aktivitas tersebut.

Rusia sebelumnya telah mendirikan pangkalan militer di Libya timur yang digunakan sebagai pos transit untuk mendukung kelompok pemimpin kudeta di Afrika Sub-Sahara.

Harchaoui menambahkan “Kami belum mengetahui apakah kapal Rusia dari Tartus akan muncul di Libya, tetapi kehadiran Rusia di Libya jelas meningkat. Meski Rusia tidak sepenuhnya meninggalkan Suriah, kemungkinan aktivitas mereka di Suriah akan berkurang dan fokus mereka akan bergeser ke Libya.”

Peran dan Kepentingan Khalifa Haftar

Jenderal Khalifa Haftar, yang menguasai wilayah timur Libya, telah bertemu dengan pejabat AS untuk membahas isu persatuan Libya. Saat ini, Libya terbagi menjadi dua wilayah, dengan Haftar menguasai timur dan pemerintah yang diakui PBB memerintah dari Tripoli di barat.

Mohammed Eljarh, direktur Libya Desk di Benghazi, menyatakan bahwa belum ada bukti perjanjian resmi antara Haftar dan Rusia mengenai pangkalan militer di Libya. Saat ini, Rusia mendukung pasukan Haftar, Tentara Nasional Libya (LNA), melalui nota kesepahaman informal dengan menyediakan perlengkapan dan pelatihan. Situasi ini berbeda dengan keterlibatan Rusia di Suriah.

Eljarh mengatakan: “Dengan situasi di Suriah yang memburuk, Moskow mungkin membuat pengaturan sementara dengan Haftar untuk memindahkan lebih banyak perlengkapan ke Libya. Namun, Haftar bukanlah sekutu yang patuh. Ia pernah menentang Rusia jika merasa tindakannya terlalu berlebihan.”

Keterlibatan Turkiye dalam Konflik Libya

Claudia Gazzini, pakar Libya dari International Crisis Group (ICG), menyatakan bahwa peran Turkiye tidak boleh diabaikan dalam isu kehadiran Rusia di Libya. Turkiye memberikan dukungan militer kepada pemerintah Tripoli dan juga mendukung kelompok oposisi bersenjata yang menggulingkan Assad di Suriah.

“Langkah Rusia ke Libya membutuhkan persetujuan Turkiye. Saya tidak bisa membayangkan Rusia dan Turkiye tidak membahas isu ini. Pertanyaannya hanya bagaimana kesepakatan itu akan tercapai,” simpul Gazzini. (Hui) 

Sumber : NTDTV.com 

Trump Mengincar Tiongkok dan Rusia, Panama dan Greenland Merespons

0

Demi keamanan nasional dan kebebasan global, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini kembali menyatakan ketertarikannya untuk membeli Greenland. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa Terusan Panama tak seharusnya berada di bawah kendali Partai Komunis Tiongkok (PKT).

ETIndonesia. Pada Senin (23/12/2024), Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menanggapi pernyataan Trump. Ia menegaskan bahwa Terusan Panama adalah milik rakyat Panama dan menolak keinginan Trump untuk merebut kembali kendali atas terusan tersebut.

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum: “Terusan Panama memang milik rakyat Panama. Oleh karena itu, kami menyampaikan solidaritas dan dukungan kepada Presiden dan rakyat Panama.”

Sehari sebelumnya, pada Minggu (22 /12), Presiden Panama José Raúl Molino juga merespons pernyataan Trump di media sosial. Ia menegaskan bahwa Terusan Panama adalah milik Panama, bukan milik Tiongkok, Uni Eropa, atau Amerika Serikat.

“Saya ingin menegaskan bahwa setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah sekitarnya adalah milik Panama dan akan terus menjadi milik Panama. Kedaulatan dan kemerdekaan negara kami tidak dapat dinegosiasikan,” ujar Presiden Panama José Raúl Molino. 

Sebelumnya, Trump memperingatkan bahwa terusan tersebut “sepenuhnya dikelola oleh Panama, bukan oleh PKT atau pihak lain. Jika prinsip moral dan hukum tidak dihormati, maka kami akan menuntut Panama untuk mengembalikan terusan tersebut secara utuh dan tanpa syarat.”

Terusan Panama dibangun terutama oleh Amerika Serikat, yang juga mengelola wilayah tersebut selama beberapa dekade. Namun demikian, pada tahun 1999, kepemilikan terusan tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Panama. Saat ini, sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong mengelola dua pelabuhan di dekat pintu masuk terusan.

Pada 22 Desember, Trump menulis di media sosial: “Demi keamanan nasional dan kebebasan global, Amerika Serikat meyakini bahwa memiliki dan mengendalikan Greenland adalah hal yang mutlak diperlukan.”

Dalam pernyataan yang sama, ia mengumumkan penunjukan Ken Howery sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Denmark.

Greenland, yang merupakan wilayah Denmark, memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk emas, perak, tembaga, dan minyak. Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia juga berupaya mengklaim kawasan ekonomi eksklusif (EEZ) di sekitar Greenland.

Trump juga mengumumkan penunjukan Callista L. Gingrich sebagai Duta Besar untuk Swiss, Katie Miller untuk bergabung dengan Departemen Efisiensi Pemerintahan yang dipimpin oleh Elon Musk dan Vivek Ramaswamy, serta nominasi Elbridge A. Colby—yang dikenal bersikap keras terhadap Tiongkok—sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Colby akan membantu “membuat Pentagon hebat kembali.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Gelombang “Menentang Xi dan Anti-Komunis” Melanda Tiongkok, Analisis: Sudah Menjadi Opini Publik Arus Utama

0

ETIndonesia. Krisis politik dan ekonomi di Tiongkok semakin parah, dengan berbagai masalah sosial terus bermunculan. Baru-baru ini, gelombang “Menentang Xi Jinping dan Anti-Komunis” melanda baik di dalam maupun luar negeri, menarik perhatian dan resonansi publik.


“Ideologi si janggut (merujuk pada Marxisme) menciptakan kebohongan, membawa bencana bagi Tiongkok; mengarang sejarah palsu, merusak generasi mendatang. Tiga tahun dikurung (lockdown pandemi), kelaparan melanda, berbagai sektor ekonomi hancur, perusahaan merumahkan pekerja, bisnis kecil tutup! Delapan ratus juta orang terlilit utang, jutaan menyerah pada hidup, bertahan dalam kondisi yang mengenaskan,” kata seorang pria Tiongkok. 

Menjelang Tahun Baru, perekonomian negara ini terpuruk, kemarahan publik memuncak, dan gelombang protes serta aksi menuntut upah terjadi di berbagai tempat. Selain itu, investor asing juga terus menarik diri dari pasar Tiongkok. Dalam situasi ini, gerakan “Menentang Xi dan Anti-Komunis” semakin meluas.

Pada 20 Desember, seorang komentator independen, Cai Shenkun, menerima sebuah artikel berjudul “Manifesto untuk Menghapuskan Komunisme”. Penulisnya menyatakan bahwa masalah Tiongkok adalah masalah Partai Komunis Tiongkok (PKT). Tanpa PKT, Tiongkok tidak akan memiliki masalah. Artikel ini menyerukan: “Tugas mendesak saat ini adalah bersatu padu untuk menghancurkan PKT!”

Sebelumnya, pada 17 Desember, Cai Shenkun juga membagikan sebuah surat terbuka yang menyebutkan 28 masalah serius dalam kepemimpinan Xi Jinping. Surat tersebut menyatakan bahwa mayoritas rakyat Tiongkok sangat membenci Xi Jinping. Para pejabat dan warga sipil berharap dia jatuh,  bahkan polisi serta militer bersiap untuk berbalik melawan dia. Surat itu menuntut agar Xi segera mundur dari jabatannya.


“Dilihat dari kedua artikel ini, tampaknya berasal dari pihak internal PKT yang mengungkapkan ketidakpuasan terhadap Xi Jinping. Namun, suara rakyat sebenarnya belum sepenuhnya muncul. Jika suara rakyat ditambahkan, kemungkinan besar mayoritas masyarakat Tiongkok saat ini ingin Xi turun dari kekuasaan. Ini sudah menjadi opini publik arus utama,” ujar Komentator politik Li Linyi. 

Baru-baru ini, surat kabar militer PKT menerbitkan serangkaian artikel yang menekankan “kepemimpinan kolektif” dan “demokrasi sentralisme,” serta menegaskan bahwa “individu tidak boleh berada di atas kepemimpinan kolektif.” Pesan ini menarik perhatian banyak pihak.


“Hal ini menunjukkan bahwa karena Xi Jinping memusatkan kekuasaan, tetapi karena ketidakmampuan atau kesalahan kebijakannya, dia telah menyebabkan krisis dalam negeri dan luar negeri. Rakyat menderita, sementara Tiongkok terisolasi di panggung internasional, sehingga memicu reaksi dan keraguan dari dalam partai,” ujar Peneliti Taiwan Institute for National Defense and Security, Shen Ming-shi. 

Komentator politik Tang Jingyuan : “Ini adalah sinyal politik yang sangat kuat, sebuah titik balik. Ini menunjukkan bahwa Xi Jinping telah kehilangan kendali atas militer. Selain itu, artikel-artikel dari surat kabar militer ini telah diterbitkan ulang secara resmi di situs web Kementerian Pertahanan Nasional PKT. Ini berarti bahwa sistem militer secara keseluruhan sedang bersiap untuk mendepak Xi Jinping dan melakukan pengadilan politik terhadapnya.” (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Malam Natal yang Tidak Damai!Maskapai Amerika Serikat Dihentikan Sementara, Kebakaran di Menara Eiffel, dan Serangan Batu di Gereja Bethlehem

0

EtIndonesia. Pada Malam Natal 24 Desember kemarin, ternyata bukan malam yang damai bagi banyak tempat di dunia. The New York Times melaporkan bahwa American Airlines menghentikan semua penerbangan domestiknya akibat masalah teknis. Ditambah dengan badai yang melanda wilayah Dallas, ribuan penumpang terjebak di bandara, terutama di Bandara Internasional Dallas-Fort Worth, yang merupakan pusat utama maskapai tersebut dan salah satu bandara tersibuk di AS.

Masalah dimulai pada Selasa pagi itu, ketika sistem yang diandalkan oleh American Airlines mengalami gangguan teknis dari pemasok, mengakibatkan penerbangan tidak dapat dilanjutkan. Kemudian, badai melanda wilayah Dallas dan menyebabkan peringatan banjir, memperparah keterlambatan. Walaupun masalah teknis berhasil diselesaikan dalam satu jam, ratusan penerbangan tetap terkena dampaknya. Berdasarkan data dari perusahaan Cirium, hanya 15% penerbangan yang diizinkan terbang sesuai jadwal.

Penumpang menghadapi penantian panjang. Seorang penumpang dari Queens, Desmond Zantua, melaporkan bahwa ia harus menunggu selama 7 jam di Dallas-Fort Worth akibat keterlambatan dan perubahan jadwal penerbangan. Akhirnya, penerbangannya dibatalkan, membuat perjalanan memakan waktu hingga 18 jam. Walaupun sebagian besar penumpang tetap bersabar, namun beberapa diantaranya merasa kecewa, mengatakan bahwa ketidakpastian selama liburan memang sulit dihindari.

Cuaca di wilayah Dallas-Fort Worth diperkirakan akan stabil sebelum Natal, tetapi menurut prediksi Badan Cuaca Nasional AS, perjalanan setelah liburan kemungkinan menghadapi badai petir tambahan. Mengenai jadwal pemulihan penerbangan saat ini, pihak maskapai dan bandara belum memberikan jawaban pasti.

Di sisi lain dunia, Tiongkok memberikan interpretasi baru terhadap Malam Natal. Media pemerintah menegaskan bahwa tanggal 25 ini adalah peringatan 74 tahun kemenangan Pertempuran Danau Changjin, bukan perayaan Natal ala Barat.

Para pengguna media sosial dan sekolah lokal turut mendukung seruan untuk menolak merayakan Natal, menekankan perbedaan antara budaya tradisional Tiongkok dan hari raya Barat.

Sebuah SMA di Hubei bahkan mengeluarkan surat edaran yang meminta siswa untuk tidak memberikan ucapan pada hari raya Barat, dengan penegasan bahwa mereka adalah orang Tiongkok, bukan umat Kristiani.

Di Prancis, kebakaran melanda Menara Eiffel, menyebabkan evakuasi darurat terhadap sekitar 1.200 pengunjung. Kebakaran bermula di bagian poros lift. Laporan awal menunjukkan bahwa perangkat yang terlalu panas di dekat kabel lift menjadi penyebab insiden tersebut. Pemadam kebakaran setempat segera tiba dan berhasil memadamkan api, memastikan semua pengunjung aman. Sebagai salah satu objek wisata paling populer di dunia, Menara Eiffel menarik puluhan ribu pengunjung setiap hari.

Dalam insiden lain yang mengejutkan, sepenggal video menunjukkan sekelompok warga Palestina menyerang Gereja Bethlehem dengan batu.

Namun, di tengah berbagai insiden, Malam Natal juga membawa keajaiban kosmik. NASA merilis gambar indah gugus bintang NGC 2264, yang menyerupai pohon Natal yang bersinar. Gugus bintang ini terdiri dari bintang-bintang muda yang berjarak sekitar 2.500 tahun cahaya dari Bumi. Usia bintang-bintang ini hanya beberapa juta tahun, jauh lebih muda dibandingkan Matahari, memberikan wawasan penting bagi para ilmuwan tentang kelahiran bintang.

Gambar tersebut menggabungkan data dari Chandra X-ray Observatory dan data optik dari astrofotografer Michael Clow, menampilkan pemandangan luar biasa yang memberikan harapan dan kekaguman. (jhn/yn)

Cahaya Baru Negosiasi Gencatan Senjata Gaza, Israel Sita Senjata Buatan Tiongkok dan Rusia

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (23/12/2024) menyatakan bahwa negosiasi gencatan senjata dengan Hamas telah menunjukkan kemajuan. Di saat yang sama, militer Israel memamerkan sejumlah besar senjata yang disita di Lebanon Selatan, termasuk amunisi buatan Tiongkok dan Rusia.

ETIndonesia. Dalam pidatonya di parlemen pada Senin (23/12), Netanyahu mengatakan bahwa negosiasi terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera sedang mengalami kemajuan.

“Ada kemajuan dalam negosiasi ini. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan. Kami akan terus bekerja tanpa henti dengan segala cara hingga kami membawa semua sandera pulang dari wilayah musuh,” katanya. 

Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel telah meraih kemenangan besar di beberapa front, dan tekanan militer telah memaksa para pemimpin Hamas untuk melunak dari sikap keras mereka sebelumnya.

“Bersama dengan teman-teman Amerika kami, saya berencana memperluas Perjanjian Perdamaian Abraham. Dengan demikian, kami akan mengubah wajah Timur Tengah secara signifikan,” ujarnya. 

Pada hari yang sama, militer Israel mengumumkan bahwa dalam operasi militernya di Lebanon Selatan melawan Hizbullah, mereka telah menyita sejumlah besar senjata, termasuk amunisi buatan Tiongkok dan Rusia.

Juru bicara militer Israel, Letkol Nadav Shoshani: “Sebagian besar senjata ini adalah senjata Iran yang dikirim melalui Suriah. Namun, ada juga berbagai jenis lainnya. Beberapa buatan Rusia, beberapa buatan Tiongkok, dan ada juga yang diproduksi secara lokal oleh Hizbullah.”

Pada bulan lalu, Israel dan Hizbullah di Lebanon menandatangani perjanjian gencatan senjata. Shoshani mengungkapkan bahwa selama perang, Hizbullah meluncurkan 18.000 roket dan rudal.

Sementara itu, pada hari yang sama, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa kelompok milisi seperti Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) harus dibubarkan.

“Tidak ada tempat di masa depan Suriah dan kawasan kami untuk organisasi teroris seperti ISIS dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK),” ujar Recep Tayyip Erdogan. 

Dua minggu setelah mengambil alih kekuasaan, pemimpin baru Suriah Ahmed al-Sharaa baru-baru ini menyatakan bahwa semua senjata di wilayah Suriah, termasuk yang dimiliki oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, akan berada di bawah kendali negara. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Legenda Makhluk Air: Putri Duyung, Monster Air, dan Manusia Amfibi

EtIndonesia. Selama berabad-abad, selain cerita rakyat tentang putri duyung dan makhluk air, banyak orang mengaku telah melihat makhluk misterius di kolam gelap, sungai, atau laut.

Legenda tentang makhluk air telah ada sejak lama. Penulis Rusia, Gleb Gorbovsky, telah mengumpulkan cerita dari berbagai sumber yang mengaku pernah menyaksikan makhluk air secara langsung, termasuk dari beberapa tokoh terkenal.

Pada tahun 1522, seorang pelukis membuat ukiran kayu untuk menggambarkan perjalanan keliling dunia Magellan, yang memperlihatkan putri duyung di dekat kapal. 

Dalam catatan perjalanan Henry Hudson pada 15 Juni 1608, tertulis: “Hari ini kami melihat makhluk yang belum pernah disaksikan sebelumnya. Bagian dada dan punggungnya seperti wanita, kulitnya putih, rambutnya hitam mengkilap, dan bagian bawahnya adalah ekor seperti lumba-lumba.”

Penulis Ivan Turgenev pernah bertemu dengan makhluk perempuan mirip kera saat berenang di sungai. Dia menceritakan pengalamannya kepada Guy de Maupassant, seorang penulis Prancis yang kemudian menuliskan kejadian tersebut dalam novelnya, The Horla.

Menurut Gorbovsky, wilayah Karelia di Rusia dikenal sebagai “tanah leluhur” makhluk mirip ikan. Di desa-desa sekitar Danau Vied, penduduk sering melihat makhluk air sepanjang 1,5 meter dengan kepala bulat, rambut panjang, lengan, dan paha yang putih, namun tubuhnya berwarna cokelat. Di wilayah Rusia lainnya, warga setempat juga melaporkan penampakan berbagai makhluk aneh.

Pada tahun 1982, penyelam militer Soviet bertemu dengan makhluk yang sangat mirip manusia di Danau Baikal. Mereka memiliki tubuh setinggi 3 meter, mengenakan pakaian perak ketat, tidak membawa alat bantu pernapasan, dan berenang dengan kecepatan tinggi di kedalaman 50 meter. Upaya untuk menangkap makhluk ini mengakibatkan beberapa penyelam militer Soviet kehilangan nyawanya. Perintah penyelidikan pun dikeluarkan oleh Panglima Angkatan Darat Soviet, termasuk daftar danau dalam yang menunjukkan fenomena serupa dengan “perenang Baikal”. Fenomena ini mencakup penampakan makhluk bawah air, benda bulat besar yang tenggelam atau mengapung, serta cahaya terang yang muncul dari dasar air. Semua dokumen ini tergolong sangat rahasia Soviet kala itu.

Pada tahun 1973, awak kapal Soviet Anton Makarenko melaporkan melihat “roda bercahaya besar” berputar di bawah air di Selat Malaka. Pada tahun 1983, awak kapal Yugoslavia Sherbino melihat fenomena serupa di Teluk Persia. Dalam 20 tahun terakhir, kapal-kapal di Kepulauan Kuril, Laut Andaman, Teluk Benggala, dan perairan Indonesia juga melaporkan penampakan “roda” semacam itu.

Mengenai keberadaan manusia bawah air, para ilmuwan memiliki pandangan yang berbeda. Menurut ahli zoologi, deskripsi makhluk ini memiliki banyak kesamaan sejak zaman Aristoteles. Putri duyung khas memiliki penglihatan binokular (dua mata melihat ke arah yang sama), ibu jari yang terpisah dari jari lainnya, dan kepala besar, menunjukkan otak yang berkembang. Bagian bawah tubuhnya menyerupai sirip paus. Karena polusi lingkungan dan penangkapan ikan berlebihan, makhluk amfibi ini hampir punah.

Beberapa peneliti Rusia percaya bahwa putri duyung adalah kerabat manusia salju (yeti). Ada yang bahkan mengusulkan bahwa putri duyung adalah betina dari manusia salju, dan sering ditemukan di air karena makanan tersedia di sana. Namun, teori ini mendapat banyak sanggahan.

Peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Moskow, Sisoeyev (transliterasi-red), berpendapat bahwa para pelaut mungkin salah mengira dugong atau sapi laut sebagai putri duyung. Hewan mamalia ini memiliki tubuh sepanjang 2-4 meter, sirip depan seperti dayung, tanpa kaki belakang, dan hanya memiliki ekor seperti sirip. Dari dekat, mereka jelas tidak mirip manusia, tetapi dalam air, terutama di bawah sinar bulan, postur dan suara mereka bisa mirip manusia.

Penulis Rusia Aleksandr Belyaev menulis novel terkenal Manusia Amfibi yang didasarkan pada legenda tentang seorang anak bernama Francisco dari 300 tahun lalu. Pada usia lima tahun, Francisco bisa bertahan di dalam air selama beberapa menit. Pada Februari 1674, dia berenang di anak sungai Atlantik dan tidak pernah kembali. Lima tahun kemudian, dia ditemukan oleh nelayan dengan tubuh yang memiliki sisik cokelat seperti ikan di sepanjang tulang belakang dan perutnya. Jaring antara jarinya seperti cakar katak. Francisco dibawa ke biara, tetapi melarikan diri ke laut lagi setelah 10 hari.

Pada tahun 1991, kantor berita TASS melaporkan seorang wanita di Peru melahirkan bayi bernama Edwin dengan tubuh bersisik seperti ikan, tanpa daun telinga, dan hidungnya hanya berupa dua lubang kecil. Dia meninggal pada hari kesembilan. Di Philipina, dilaporkan lahir bayi dengan insang yang memungkinkan mereka bertahan di air hingga lebih dari 10 menit. Dokter Rusia, dr. Chistyakova, menyebut kondisi ini sebagai “fenomena dugong”, di mana kaki bayi lahir menyatu seperti ekor ikan.

Dari sudut pandang fisiologi, mungkinkah makhluk mirip manusia hidup lama di bawah air tanpa teknologi? Jika mungkin, bisa jadi dasar laut sudah menjadi habitat mereka. Ilmuwan Amerika, Sanderson, mengajukan hipotesis bahwa ada peradaban bawah laut. Dia berpendapat bahwa manusia mencari peradaban alien di luar angkasa, tetapi mengapa tidak mencari lebih dekat, di kedalaman laut? (jhn/yn)

Kapal Kargo Rusia Meledak dan Tenggelam di Laut Mediterania. Ukraina : Kapal Tersebut ke Suriah untuk Mengangkut Senjata

0

EtIndonesia. Reuters melaporkan pada 24 Desember bahwa sebuah kapal kargo Rusia bernama Ursa Major tenggelam di Laut Mediterania, antara Spanyol dan Aljazair, akibat ledakan di ruang mesin. Dari 16 awak, 14 berhasil diselamatkan, sementara 2 orang masih hilang. Ledakan tersebut menyebabkan kapal tenggelam, dan penyebab pasti masih dalam penyelidikan.

Dibangun pada tahun 2009, kapal ini dioperasikan oleh Oboronlogistika, bagian dari Kementerian Pertahanan Rusia. Kapal tersebut dalam perjalanan menuju Vladivostok, dua derek pelabuhan raksasa diikatkan pada kapal tersebut, kabarnya kapal tersebut dijadwalkan tiba di tujuannya pada 22 Januari mendatang.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa 14 awak yang selamat telah dievakuasi ke Cartagena, Spanyol. Namun, laporan penyebab ledakan masih belum jelas. Kapal ini sebelumnya bernama Sparta III, dan ada dugaan bahwa kapal tersebut mungkin terlibat dalam pengangkutan peralatan militer dari Suriah.

Menurut data dari London Stock Exchange Group (LSEG), kapal ini dimiliki oleh SK-Yug, yang juga berada di bawah kendali Oboronlogistika. Baik SK-Yug maupun Oboronlogistika telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat pada tahun 2022 karena kaitannya dengan militer Rusia.

Kiev Independent melaporkan bahwa Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina (HUR) pada 23 September menyatakan: “Kapal kargo Rusia ‘Sparta’ yang mengangkut senjata dan peralatan dari Suriah mengalami masalah mesin, salah satu pipa bahan bakar dari mesin utama mengalami kerusakan, kru Rusia sedang berusaha memperbaiki masalah tersebut,” dan menyebutkan bahwa kapal tersebut sedang mengambang di perairan internasional dekat Portugal.

Kiev Independent tidak dapat memverifikasi pernyataan tersebut, tetapi foto yang dilampirkan pada pos HUR menunjukkan gambar lama dari “Ursa Major ” saat masih bernama “Sparta 3”, sementara kapal Rusia lain bernama “Sparta” saat ini juga sedang beroperasi di Mediterania dekat “Ursa Major “. 

Media independen Rusia, Meduza menyebutkan bahwa kedua kapal tersebut mungkin merupakan bagian dari armada Rusia yang menarik peralatan militer dari Suriah, tetapi belum ada konfirmasi.Menurut laporan, LSEG mencantumkan entitas bernama SK-Yug sebagai bagian dari Oboronlogisticika, yang juga merupakan pemilik dan operator langsung “Ursa Major “, yang dikenakan sanksi oleh Amerika Serikat pada tahun 2022 karena terkait dengan militer Rusia. Oboronlogisticika dan SK-Yug menolak untuk memberikan komentar mengenai insiden tenggelam tersebut. (Jhn/yn)

Glastonbury Tor: Gerbang Menuju Dunia Lain

EtIndonesia. Glastonbury Tor adalah sebuah bukit di Somerset, Inggris, yang memiliki sejarah manusia selama ribuan tahun. Bukit ini diyakini sebagai gerbang menuju dunia lain. Di puncaknya terdapat Menara St. Michael, bangunan bersejarah yang kini dilindungi.

Dengan ketinggian 158 meter, Glastonbury Tor dianggap sebagai tempat tinggal para peri dan dikenal sebagai “gunung suci”, menjadikannya lebih misterius dibandingkan bukit lain. Biara di kawasan ini juga penuh dengan legenda. Ada yang percaya bahwa pendirinya adalah salah satu dari dua belas murid Yesus. Beberapa bahkan mengatakan Raja Arthur dan Ratu Guinevere dimakamkan di biara ini.

Sejarawan lokal, Nick Mann, mencatat bahwa Glastonbury dulunya adalah pulau rawa, dan bukit ini merupakan bagian dari pulau tersebut. Namun, rawa-rawa itu kini telah menghilang. Di puncak Tor, terdapat sisa-sisa Menara St. Michael yang telah rusak. Legenda mengatakan bahwa teras-teras tangga di lereng bukit merupakan bagian dari labirin besar yang digunakan oleh para peziarah untuk mencapai gereja.

Legenda tentang Gwynn ap Nudd

Pada abad ke-16, seorang pertapa di daerah itu mendengar cerita tentang Gwynn ap Nudd, pemimpin dunia lain yang tinggal di bukit tersebut. Dikisahkan, ada orang yang pergi ke sana selama sehari semalam, tetapi saat kembali, mereka menyadari bahwa bertahun-tahun telah berlalu di dunia luar.

Pertapa tersebut mengkritik cerita ini dan menyebut bahwa peri sebenarnya adalah iblis, tetapi penduduk lokal tidak menyukai pandangannya. Gwynn mendengar kritik itu dan mengundang pertapa tersebut untuk bertemu dengannya di puncak bukit. Setelah dua kali menolak, pertapa akhirnya setuju untuk bertemu, tetapi hanya setelah mempersiapkan air suci.

Ketika tiba di puncak bukit, dia disambut oleh pengikut Gwynn dan dibawa ke dalam sebuah gua besar. Di dalamnya, dia menemukan kastil megah dengan taman-taman yang indah, tampak seperti dunia yang berbeda. Gwynn duduk di atas singgasana emas dan menawarkan makanan serta minuman, tetapi pertapa menolak. Gwynn kemudian menunjukkan para pengikutnya yang mengenakan pakaian separuh merah dan separuh biru.

Pertapa mengatakan: “Neraka adalah api sekaligus es.” 

Dia kemudian menyebarkan air suci di sekitarnya. Dalam sekejap, kastil megah itu menghilang, dan dia menemukan dirinya sendirian di puncak bukit. Sejak saat itu, Gwynn tidak pernah terlihat lagi.

Dalam legenda Eropa, jika seseorang makan makanan dari dunia lain, mereka akan terjebak di dunia itu selamanya. Itulah alasan pertapa menolak tawaran Gwynn, karena jika tidak, dia mungkin tidak akan pernah kembali lagi.(jhn/yn)

Pesawat Azerbaijan Airlines Bermuatan 67 Orang Jatuh di Kazakhstan, Badan Pesawat Seketika Terbelah

0

ETIndonesia. Pesawat penumpang milik Azerbaijan Airlines jatuh di dekat Aktau, Kazakhstan, pada 25 Desember 2024 waktu setempat. Menurut laporan, pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut membawa 67 orang dan 32 orang dilaporkan selamat.

Video yang beredar di internet menunjukkan pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut sempat berputar di udara sebelum melambat dan turun, kemudian jatuh lalu terbakar dan akhirnya meledak. Terlihat bola api besar ketika pesawat itu meledak, sementara badan pesawat terbelah seketika dan asap hitam mengepul ke angkasa. Foto di lokasi kejadian menunjukkan pesawat hanya menyisakan separuh badan, dengan puing-puing tersebar di sekitar area.

Menurut laporan AFP, Kementerian Transportasi Kazakhstan menyatakan pesawat itu terbang dari Baku (ibu kota Azerbaijan) menuju Grozny (ibu kota Chechnya, Rusia).

Kementerian Transportasi Kazakhstan melaporkan bahwa pesawat tersebut membawa 62 penumpang dan 5 awak, yang terdiri dari 37 warga Azerbaijan, 16 warga Rusia, 6 warga Kazakhstan dan 3 warga Kirgistan. 

Sebanyak 52 petugas pemadam kebakaran dan 11 unit peralatan dikerahkan oleh Kementerian Situasi Darurat Kazakhstan untuk memadamkan kobaran api.

Sebelum jatuh, pesawat sempat mengirimkan sinyal darurat SOS.

Kantor Kejaksaan Agung Azerbaijan pada 25 Desember menyatakan bahwa berdasarkan informasi terkini, sebanyak 32 orang selamat dari kecelakaan ini, meskipun angka tersebut masih dapat berubah.

Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan ini memiliki nomor penerbangan J2-8243 dan berjenis Embraer-190. Pada 25 Desember, Azerbaijan Airlines merilis daftar 62 penumpang yang berada di pesawat tersebut.

Menurut media Rusia, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, yang sebelumnya berada di Rusia untuk menghadiri pertemuan negara-negara CIS, sedang kembali ke Baku untuk menangani insiden ini secara langsung.

Badan Penerbangan Federal Rusia menyatakan bahwa sekitar pukul 9:30 waktu Moskow, sebuah pesawat Embraer-190 milik Azerbaijan Airlines mengalami kecelakaan di bandara Aktau, Kazakhstan. Pesawat yang awalnya melayani rute Baku-Grozny ini dilaporkan mengalami masalah setelah bertabrakan dengan sekelompok burung di tengah penerbangan. Akibatnya, kapten pesawat memutuskan untuk mengalihkan penerbangan ke Bandara Aktau. (hui)

Sumber : NTDTV.com

Brazil Selamatkan 163 Pekerja Tiongkok yang Bekerja Seperti Budak di Pabrik BYD

0

EtIndonesia. Menurut laporan Reuters, pada tanggal 23 Desember, kantor kejaksaan tenaga kerja negara bagian Bahia di timur laut Brasil mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa otoritas Brasil menemukan 163 warga negara Tiongkok bekerja dalam “kondisi seperti perbudakan” di sebuah lokasi konstruksi pabrik milik produsen mobil listrik Tiongkok, BYD.

Pada 24 Desember, Economic Information Daily mengutip laporan Bloomberg bahwa para pekerja tersebut dipekerjakan oleh Jinjiang Group, yang bertugas membangun pabrik untuk BYD di wilayah tersebut. Otoritas telah menghentikan sebagian pembangunan pabrik di negara bagian Bahia hingga fasilitas tersebut sepenuhnya mematuhi peraturan.

Kondisi Kerja yang Memprihatinkan

Menurut otoritas setempat, para pekerja ini awalnya dipekerjakan oleh perusahaan lain di Tiongkok, kemudian dibawa secara ilegal ke Brasil. Jam kerja mereka sangat panjang, melampaui batas yang diizinkan oleh hukum Brasil, bahkan ada yang bekerja tujuh hari berturut-turut tanpa libur. Kondisi tempat tinggal para pekerja juga digambarkan sebagai “menghina martabat manusia”. Selain itu, ditemukan berbagai pelanggaran terhadap undang-undang ketenagakerjaan setempat.

Dalam pernyataan resmi, otoritas menjelaskan bahwa para pekerja menghadapi perlakuan yang sangat buruk. Fasilitas kamar mandi sangat kurang memadai (satu kamar mandi untuk setiap 31 pekerja), tidak ada pemisahan berdasarkan gender, dan para pekerja tidur di tempat tidur tanpa kasur. Kondisi dapur sangat tidak higienis, bahkan makanan disimpan di dekat kamar mandi. Otoritas juga menemukan indikasi “kerja paksa”, termasuk pemotongan gaji hingga 60%, pembayaran jaminan yang diwajibkan, dan penyitaan paspor oleh perusahaan. Jika pekerja mencoba mengakhiri kontrak lebih awal, mereka diwajibkan membayar tiket pesawat pulang dan mengganti kerugian yang diklaim perusahaan, serta kehilangan gaji yang sudah dipotong.

Definisi “Kondisi seperti Perbudakan” di Brasil

Di Brasil, istilah “kondisi seperti perbudakan” mencakup kerja paksa, jeratan utang, kondisi kerja yang menghina martabat manusia, jam kerja yang membahayakan kesehatan pekerja, dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia lainnya.

Liane Durao, inspektur tenaga kerja yang memimpin investigasi, mengatakan bahwa para pekerja hanya diizinkan meninggalkan tempat tinggal mereka dengan izin khusus, dan setidaknya 107 paspor telah disita oleh pemberi kerja. Durao juga menambahkan bahwa kondisi tempat kerja sangat berbahaya.

“Kami menemukan bahwa 163 pekerja ini bekerja dalam kondisi seperti perbudakan. Lingkungan kerja mereka bahkan tidak memenuhi standar keamanan minimum,” kata Durao. Ia menegaskan bahwa investigasi masih berlangsung dan sanksi belum diumumkan.

Respons BYD

BYD tidak memberikan tanggapan langsung terhadap permintaan komentar dari Reuters. Otoritas tenaga kerja negara bagian Bahia juga tidak mengungkapkan nama perusahaan yang terlibat dalam perekrutan para pekerja tersebut.

Dalam pernyataannya, BYD mengumumkan bahwa mereka telah mengakhiri hubungan kerja sama dengan Jinjiang Construction Brazil Ltd. BYD juga berkomitmen untuk melindungi hak-hak pekerja dan memindahkan para pekerja ke akomodasi hotel. Wakil Presiden Senior BYD Brazil, Alexandre Baldy, menyatakan bahwa perusahaan akan mematuhi hukum Brasil, terutama dalam melindungi hak-hak pekerja.

Rencana Pembangunan Pabrik

Pada Juli 2023, BYD mengumumkan investasi sebesar 3 miliar real Brasil untuk mendirikan kompleks pabrik besar di negara bagian Bahia. Kompleks tersebut direncanakan terdiri dari tiga fasilitas: pabrik mobil penumpang energi baru, pabrik untuk memproduksi sasis bus dan truk listrik, serta fasilitas pemrosesan material baterai litium besi fosfat. Pada saat pengumuman, pabrik ini diproyeksikan mulai beroperasi pada paruh kedua 2023, tetapi hingga kini pembangunan belum selesai.

Reaksi Publik

Kasus ini menuai reaksi luas di media sosial. Banyak warganet menyuarakan keprihatinan mereka atas kondisi kerja para pekerja Tiongkok. Komentar-komentar bermunculan seperti berikut :

“Mereka diperlakukan seperti alat, bukan manusia.”

“Ini terlalu kejam, tidak ada martabat sama sekali.”

“Sulit dipercaya bahwa di era modern masih ada orang yang dipaksa hidup seperti ini.”

“Kasus ini membuat kita bertanya-tanya apakah pekerja di pabrik BYD di Tiongkok diperlakukan lebih buruk.”

“Harga murah produk Tiongkok seringkali diperoleh dengan mengorbankan hak asasi manusia.” (jhn/yn)