EtIndonesia. Selama bertahun-tahun, telah tercatat banyak kasus menghilangnya manusia atau kendaraan secara misterius di berbagai penjuru dunia. Fenomena ganjil ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ini akibat distorsi ruang-waktu, ulah makhluk luar angkasa, atau sekadar imajinasi dari karya seni fiksi? Hingga saat ini, komunitas ilmiah telah mengumpulkan banyak kasus aneh yang masih belum terpecahkan.
Dalam sejarah peperangan umat manusia, banyak kejadian luar biasa pernah tercatat. Salah satu yang paling mengejutkan adalah hilangnya satu kesatuan militer Inggris secara kolektif dalam Perang Dunia Pertama. Insiden ini terjadi pada 28 Agustus 1915, ketika pasukan Inggris dan Selandia Baru tengah ditempatkan di wilayah Gallipoli, Turki.
Siang itu, sekitar 800 tentara Inggris sedang bergerak menuju sebuah bukit strategis. Cuaca saat itu sangat cerah, langit hampir tidak berawan, hanya terdapat beberapa awan tipis menyerupai irisan roti mengambang di atas posisi pasukan Inggris. Namun, di sekitar bukit yang hendak mereka tuju, justru tampak diliputi kabut abu-abu yang tebal, meskipun puncaknya masih tampak samar dari kejauhan, dan kaki bukit tetap terlihat terang.
Di lokasi berdekatan, 22 prajurit dari Selandia Baru menyaksikan langsung peristiwa tersebut. Mereka berada di dataran tinggi kecil yang berjarak sekitar 60 meter dari pasukan Inggris. Dari posisi mereka, mereka melihat dengan jelas bagaimana 800 prajurit Inggris memanjat bukit dan satu per satu masuk ke dalam kabut. Hingga prajurit terakhir, semuanya hilang begitu saja di balik kabut. Seluruh proses ini disaksikan langsung oleh para tentara Selandia Baru tersebut.
Ini adalah kejadian yang benar-benar sulit dijelaskan secara ilmiah. Apa sebenarnya kabut yang muncul saat itu? Dan ke mana perginya lebih dari 800 tentara Inggris tersebut? Apakah mereka benar-benar mengalami “perjalanan lintas waktu” secara massal? Tidak seorang pun tahu.
Meskipun saat itu Inggris dan Turki memang sedang berperang, namun di bukit tempat hilangnya para tentara tersebut, tidak terjadi kontak langsung dengan pasukan Turki. Sejak saat itu, bukit tersebut menjadi tempat yang sangat dihindari oleh tentara Inggris. Sementara itu, masyarakat setempat di Turki meyakini bahwa peristiwa itu adalah bentuk perlindungan dari Tuhan yang menyelamatkan mereka dari kehancuran.
Pihak militer Inggris awalnya menduga bahwa seluruh pasukan tersebut ditawan oleh pasukan Turki. Namun, ketika perang usai, Inggris secara resmi meminta agar Turki mengembalikan 800 tentara yang hilang tersebut. Sayangnya, Pemerintah Turki bersikeras menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak pernah melihat atau menawan pasukan itu.
Hilangnya seluruh Batalion Pertama dari Resimen Kelima Norfolk ini benar-benar meninggalkan misteri besar. Tidak ada jejak yang tertinggal. Pemerintah Inggris bahkan sempat menyembunyikan kasus ini selama lebih dari lima dekade. Baru pada tahun 1967, dokumen yang berisi kesaksian dari lebih dari 20 saksi mata akhirnya dibuka untuk publik.
Fenomena semacam ini hingga kini masih belum dapat dijelaskan secara ilmiah. Banyak ahli menganggapnya sebagai kejadian di luar batas pemahaman manusia—sebuah peristiwa supranatural yang melampaui akal.
Berdasarkan data investigasi, setiap tahunnya hampir satu juta orang menghilang tanpa jejak di seluruh dunia. Kalangan ilmuwan menyebut kejadian ini sebagai “penghilangan supranatural”. Lalu, apa sebenarnya makna dari penghilangan supranatural ini?
Beberapa orang menduga bahwa para korban diculik oleh makhluk luar angkasa menggunakan pesawat UFO. Sementara sejumlah ilmuwan mulai memperhatikan pola dan kemungkinan ilmiahnya. Ada yang berpendapat bahwa fenomena ini disebabkan oleh manusia yang tanpa sengaja memasuki dimensi lain atau ruang-waktu yang berbeda, yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia biasa.
Seorang fisikawan asal Amerika pernah mengemukakan teori bahwa di dalam ruang kita ini sebenarnya terdapat banyak “terowongan ruang-waktu” (time-space tunnel) yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, namun eksistensinya nyata. Ia menyatakan bahwa beberapa kasus hilangnya manusia secara misterius di sepanjang sejarah sebenarnya adalah hasil dari ketidaksengajaan mereka memasuki terowongan ini.
Pada tahun 2009, Profesor John Buckley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat, mengajukan beberapa hipotesis mengenai fenomena ini. Ia mengemukakan bahwa:
1. Terowongan ruang-waktu memang benar-benar ada.
2. Terowongan ini akan terbuka secara acak dalam waktu-waktu tertentu.
3. Jika seseorang atau suatu objek berada di lokasi tersebut saat terowongan terbuka, maka mereka bisa tersedot masuk.
4. Bagi manusia dan benda-benda di Bumi, masuk ke dalam terowongan ini berarti “menghilang secara misterius”.
5. Jika mereka keluar dari terowongan tersebut, maka bisa jadi mereka muncul di masa lalu atau masa depan, tergantung pada titik waktu keluarnya.
6. Di dalam terowongan tersebut, waktu bisa jadi relatif berhenti.
Saat ini, peristiwa hilangnya manusia secara misterius masih terus terjadi. Harapan kita adalah bahwa suatu hari umat manusia akan mampu mengungkap kebenaran di balik fenomena ini, sehingga bisa mencegah lebih banyak kasus hilangnya orang-orang secara tak masuk akal.(jhn/yn)