Home Blog Page 34

Tarif Baru Trump Picu Amarah Tiongkok: Taiwan Dicantumkan Sebagai “Negara”, Picu Gejolak Besar

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka mengumumkan kebijakan tarif baru di Taman Mawar Gedung Putih, sambil memegang papan grafik yang merinci besaran tarif impor yang dikenakan AS terhadap berbagai negara. Namun, media internasional segera menyoroti satu detail sensitif: Taiwan secara terpisah dicantumkan sebagai sebuah “negara” dalam daftar tersebut.

Pada sore hari tanggal 2 waktu Timur AS, Trump tampil percaya diri saat mengumumkan putaran baru tarif perdagangan. Dalam pernyataannya, dia menegaskan bahwa AS akan mengenakan tarif kepada negara-negara lain sebesar setengah dari tarif yang negara tersebut kenakan terhadap AS, sebagai langkah balasan yang disebutnya “adil dan sepadan”.

Namun, yang memicu kontroversi besar adalah ketika papan tarif yang ditunjukkan Trump menunjukkan Taiwan secara eksplisit terdaftar sebagai sebuah “negara”, terpisah dari Tiongkok. Langkah ini dipandang sangat mungkin memicu kemarahan Beijing, dan berpotensi menyalakan kembali ketegangan diplomatik antara kedua negara adidaya tersebut.

Menurut analisis dari The Wall Street Journal, Tiongkok saat ini bukan hanya merasa tertekan akibat dikenakannya tarif tinggi hingga 34%, tetapi juga karena Trump menempatkan Tiongkok sebagai “pelaku buruk utama” dalam pernyataannya, sehingga semakin memperuncing ketegangan. Namun yang paling menyulut kemarahan Beijing adalah fakta bahwa dalam kategori “Country (Negara)”, Taiwan dan Tiongkok tercantum secara sejajar sebagai dua entitas yang berbeda, secara implisit mengindikasikan bahwa Trump menganggap Taiwan sebagai negara yang terpisah dari Tiongkok.

Respons Keras dari Beijing: “Taiwan Adalah Taiwan-nya Tiongkok”

Meski pemerintah Tiongkok belum mengeluarkan pernyataan resmi menyeluruh, namun Duta Besar Tiongkok untuk AS, Xie Feng, segera memberikan reaksi tajam di platform X (dulu Twitter). 

Dalam cuitannya, Feng mengatakan: “Taiwan adalah Taiwan-nya Tiongkok. Kami akan mengejar reunifikasi damai dengan semangat dan usaha terbaik, tetapi kami tidak akan mentoleransi sedikit pun ruang bagi kekuatan ‘kemerdekaan Taiwan’ untuk berkembang.”

Pernyataan ini mencerminkan kemarahan mendalam dari pihak Tiongkok, terutama terhadap pelabelan Taiwan sebagai “negara”, yang dianggap sebagai pelanggaran prinsip “Satu Tiongkok”.

Dampak Strategis: Ketegangan AS–Tiongkok Bisa Memuncak

Kebijakan tarif yang diumumkan Trump kali ini bukan sekadar persoalan ekonomi, namun juga mengandung muatan politik dan diplomatik yang sangat sensitif. Menampilkan Taiwan sebagai “negara” bukan hanya melanggar norma diplomatik yang dijaga selama puluhan tahun, tetapi juga secara langsung menantang klaim kedaulatan Tiongkok.

Dengan situasi Taiwan yang sejak lama menjadi titik sensitif dalam hubungan AS–Tiongkok, insiden ini bisa menjadi pemicu baru yang mendorong hubungan bilateral menuju ketegangan baru. Apalagi dalam konteks kampanye pemilu, Trump tampaknya kembali menggunakan retorika keras terhadap Tiongkok sebagai alat politik, yang dapat memperkeruh situasi lebih jauh. (jhn/yn)

Menlu AS : AS Tak Akan Lagi Menanggung 60% Bantuan Kemanusiaan Global, Tiongkok dan India Harus Ambil Bagian

EtIndonesia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio baru-baru ini menyampaikan bahwa AS tidak akan lagi menanggung beban utama dalam penyediaan bantuan kemanusiaan global, dan mendesak negara-negara kaya lainnya untuk turut ambil bagian, terutama menyusul bencana gempa bumi yang melanda sebagian wilayah Myanmar.

Dalam laporan yang disampaikan oleh Reuters, Rubio saat berbicara kepada wartawan di Brussels menyatakan.

“Kami bukan pemerintah dunia. Kami akan memberikan bantuan kemanusiaan sebagaimana negara lain melakukannya. Kami akan melakukan yang terbaik. Tapi kami juga memiliki kebutuhan lain yang harus kami seimbangkan,” katanya.

Rubio menekankan bahwa harapan agar Amerika Serikat menanggung 60% hingga 70% dari total bantuan kemanusiaan dunia merupakan sesuatu yang tidak adil, mengingat ada banyak negara lain yang juga memiliki kekayaan dan sumber daya cukup untuk berkontribusi lebih besar.

AS Bukan Satu-satunya Penyelamat Dunia

Rubio mengatakan bahwa meskipun Amerika adalah salah satu negara terkaya di dunia, tetapi sumber daya yang dimilikinya bukannya tak terbatas, terutama dengan beban utang nasional yang besar serta banyaknya prioritas domestik lainnya yang perlu ditangani. 

Dalam pernyataannya, ia menegaskan: “Kami memang negara kaya, tapi bukan berarti kami memiliki sumber daya yang tidak terbatas. Kami menghadapi utang negara yang sangat besar. Kami juga punya banyak prioritas penting lainnya. Sudah saatnya semua ini ditinjau kembali. Kami akan tetap hadir dan berkontribusi, namun kami juga punya hal lain yang perlu kami tangani.”

Tiongkok dan India Diminta Ambil Tanggung Jawab Global

Rubio secara khusus menyebut Tiongkok dan India sebagai contoh negara-negara yang juga kaya dan mampu, dan sudah saatnya turut memikul tanggung jawab global dalam hal bantuan kemanusiaan.

Tiongkok adalah negara yang sangat kaya. India juga merupakan negara kaya. Ada banyak negara lain di dunia ini yang juga mampu. Setiap negara seharusnya memberikan kontribusi sesuai kapasitas masing-masing,” tegasnya.Pernyataan Rubio ini muncul di tengah meningkatnya kebutuhan bantuan internasional menyusul sejumlah bencana alam yang melanda kawasan Asia, termasuk Myanmar. Dia ingin menegaskan bahwa tanggung jawab untuk membantu sesama tidak bisa hanya dibebankan kepada satu negara saja, tidak peduli seberapa besar kekuatan ekonominya.(jhn/yn)

Hilang Secara Misterius: Satu Pesawat Boeing 727 dan Seluruh Penumpangnya Lenyap Tanpa Jejak

EtIndonesia. Pada 11 September 1990, sebuah pesawat Boeing 727 yang seharusnya kembali ke Peru tiba-tiba menyimpang ratusan kilometer dari jalur penerbangan, dan pesan terakhir dari awak di dalam pesawat adalah sinyal darurat permintaan bantuan. Setelah itu, tak ada lagi kabar. Pesawat itu menghilang secara misterius, dan seluruh orang yang ada di dalamnya lenyap tanpa jejak.

Pesawat Berumur 21 Tahun yang Akan Dikembalikan

Pesawat yang terlibat dalam insiden ini adalah Boeing 727-247 yang telah beroperasi selama 21 tahun, pertama kali terbang pada tahun 1969. Saat peristiwa terjadi, masa sewa pesawat ini telah berakhir dan pesawat dijadwalkan untuk dikembalikan ke Peru dari Malta. Di dalamnya terdapat 6 orang awak, serta beberapa pegawai maskapai beserta keluarga mereka, yang semuanya merupakan warga negara Peru.

Pesawat ini dijadwalkan singgah di beberapa lokasi: London (Inggris), Bandara Malpensa Milan (Italia), Bandara Keflavik di Islandia, Bandara Gander di Newfoundland (Kanada), Bandara Internasional Miami (AS), dan tujuan akhirnya Bandara Internasional Lima, Peru.

Sinyal Terakhir: Akan Mendarat Darurat di Atlantik

Dua pemberhentian pertama berjalan lancar tanpa insiden. Setelah mengisi bahan bakar di Bandara Keflavik, Islandia, pesawat lepas landas pada pukul 13:16 waktu setempat. Namun, mereka tidak pernah tiba di Kanada sesuai jadwal.

Sekitar 30 menit setelah waktu kedatangan yang seharusnya, dua pesawat komersial, American Airlines Penerbangan 35 dan Pan Am Penerbangan 851, menerima transmisi dari pesawat Boeing 727 yang mengaku mengalami kekurangan bahan bakar. Mereka menyebut sedang berada di ketinggian 3.000 meter, dan berencana melakukan pendaratan darurat di Samudra Atlantik.

Kedua pesawat yang menerima sinyal segera melaporkannya ke otoritas lalu lintas udara, namun pesan itu menjadi komunikasi terakhir dari pesawat Boeing 727-247 tersebut.

Lokasi Terakhir: 400 Km Tenggara St. John’s, Newfoundland

Hasil penyelidikan menunjukkan posisi terakhir pesawat berada di 400 kilometer tenggara Kota St. John’s di Provinsi Newfoundland, Kanada—lokasi yang sangat jauh menyimpang dari rute yang seharusnya.

Setelah hilang kontak selama beberapa jam, Angkatan Bersenjata Kanada meluncurkan operasi pencarian besar-besaran dengan mengerahkan:

  • 3 helikopter CH-113 Labrador
  • 3 pesawat pengintai CP-140 Aurora
  • 2 kapal Penjaga Pantai Kanada
  • 2 kapal patroli perikanan
  • 2 kapal perusak Angkatan Laut Kanada

Tim SAR bergerak menuju posisi terakhir sinyal pesawat. Bahkan sebuah satelit berhasil menangkap sinyal lemah dari pesawat setelah hilang kontak.

Cuaca Cerah, Tapi Pesawat Hilang Tanpa Jejak

Saat kejadian, cuaca sangat cerah dan permukaan laut tenang, sehingga pihak penyelamat menduga pesawat berhasil melakukan pendaratan darurat di laut dan dapat bertahan mengapung selama beberapa jam. Pesawat itu dilengkapi dengan jaket pelampung, perahu karet darurat, dan perlengkapan keselamatan lainnya. Harapan untuk menemukan korban selamat awalnya cukup tinggi.

Namun, meski dikerahkan tenaga dan sumber daya besar-besaran, tidak ditemukan satu pun jejak pesawat, bahkan puing-puing pun tidak ada. Pesawat dan semua orang di dalamnya menghilang begitu saja, tanpa meninggalkan bekas sedikit pun.

Jumlah Penumpang yang Hilang Sempat Diperbarui

Awalnya, jumlah orang yang dinyatakan hilang adalah 18 orang, namun pejabat Fawcett kemudian merevisi angka tersebut menjadi 15, menyebut bahwa 3 orang telah turun dari pesawat saat transit di Islandia.

Dewan Keselamatan Transportasi Kanada menyimpulkan bahwa pesawat kemungkinan besar jatuh ke laut dan mengklasifikasikan kejadian ini sebagai insiden kehilangan jiwa secara menyeluruh.Meskipun beberapa penyelidikan tambahan sempat dilakukan, kesimpulan akhir hanya menyalahkan kesalahan pilot, sementara nasib para penumpang tetap menjadi misteri hingga hari ini. (jhn/yn)

Elon Musk Peringatkan Eropa: “Bisa Terjadi Pembantaian Massal”

EtIndonesia. Seiring memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dan Eropa setelah kembalinya pemerintahan Trump, pernyataan miliarder AS dan kepala Kantor Efisiensi Pemerintah (DOGE), Elon Musk, kembali memicu kontroversi. Dalam sebuah acara partai sayap kanan di Italia, Musk menyampaikan peringatan keras bahwa Eropa sedang menghadapi ancaman terorisme yang semakin serius, dan jika otoritas tidak segera menanganinya secara serius, maka “pembantaian besar-besaran” bisa terjadi di masa depan. Ucapan tersebut segera memicu perdebatan hangat dan kekhawatiran di kalangan masyarakat Eropa.

Kebakaran di Dealer Tesla di Roma, Diduga Aksi Teror

Menurut laporan media asing, sebuah dealer Tesla milik Musk di pinggiran Kota Roma, Italia, baru-baru ini mengalami kebakaran hebat. Sedikitnya 17 unit mobil hangus terbakar. Dugaan awal menyebut kemungkinan adanya unsur sabotase atau pembakaran disengaja. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Saat ini, polisi setempat telah memulai penyelidikan lebih lanjut.

Sejumlah analis mengaitkan kejadian ini dengan aksi protes anti-Tesla yang akhir-akhir ini semakin memanas. Elon Musk, yang kini memegang peran penting dalam pemerintahan Trump dengan mendorong pemangkasan besar-besaran anggaran federal dan keterlibatannya dalam kebijakan pemerintah, telah memancing kemarahan sebagian masyarakat, baik di AS maupun di Eropa.

Aksi Anti-Tesla Menyebar ke Eropa

Beberapa negara Eropa telah menyaksikan aksi boikot terhadap Tesla. Para demonstran melakukan perusakan terhadap mobil-mobil Tesla, menyemprotkan grafiti dan slogan yang mengecam Musk dan Trump. Musk bahkan menyebut aksi-aksi ini sebagai “tindakan terorisme” yang mengancam keamanan publik dan kebebasan berusaha.

Peringatan Musk dalam Forum Partai Sayap Kanan Italia

Pada 5 April, Elon Musk hadir secara virtual dalam Kongres Partai League—sebuah partai sayap kanan di Italia. Dalam pidatonya, dia menyoroti peningkatan frekuensi serangan terhadap warga sipil di berbagai penjuru Eropa serta memburuknya kondisi keamanan sosial, termasuk di Italia sendiri.

“Jika tidak segera diberlakukan langkah-langkah keamanan yang lebih tegas, Eropa bisa menghadapi pembantaian massal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini bukan sekadar menakut-nakuti, tapi sebuah tren yang sedang berkembang dan membahayakan,” tegas Musk dalam pidatonya.

Respons dan Kekhawatiran di Eropa

Pernyataan keras Musk tersebut segera dikutip secara luas oleh media-media besar di Eropa. Meskipun beberapa kalangan menganggap ucapannya terlalu dramatis, banyak komentar publik yang menilai bahwa peringatan tersebut mencerminkan kekhawatiran yang semakin dalam terhadap kebijakan imigrasi, infiltrasi kelompok ekstremis, dan penurunan rasa aman di masyarakat Eropa.

Kesimpulan

Pernyataan Elon Musk yang kontroversial kembali menyoroti ketegangan antara kebijakan keamanan, imigrasi, dan terorisme di Eropa. Dengan latar belakang hubungan AS–Eropa yang semakin renggang, serta peran politik Musk yang makin sentral di pemerintahan Trump, peringatan ini menambah lapisan baru dalam diskursus geopolitik yang sedang berkembang pesat di benua biru.(jhn/yn)

Pangkalan Angkatan Laut Ream Kamboja Dibuka, Australia Berencana Mengambill Alih Kembali Pelabuhan Darwin

Pelabuhan militer Ream di Kamboja resmi diaktifkan, Sabtu 6 April.  Karena pelabuhan ini dibangun dengan bantuan dana dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) hal ini menimbulkan kekhawatiran dari dunia luar. Sebagai respons terhadap ekspansi militer Beijing di luar negeri, Amerika Serikat dan sekutunya juga mengambil langkah-langkah strategis. Pemerintah Australia berencana membeli kembali pelabuhan penting di utara, yakni Pelabuhan Darwin, mengambil alih dari perusahaan milik Tiongkok.

EtIndonesia. Pada  Sabtu, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menghadiri upacara peresmian Pangkalan Angkatan Laut Ream yang dibangun dengan bantuan dana dari Beijing. Sumber dana awal pembangunan pangkalan ini bahkan sebagian berasal dari Amerika Serikat.

PKT merupakan investor dan mitra politik terbesar Kamboja, dan dalam beberapa tahun terakhir dengan cepat memperluas kekuatan angkatan lautnya. Beijing juga mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Tiongkok Selatan sebagai miliknya, yang mengancam negara-negara tetangganya.

Pelabuhan Ream yang baru selesai ini menghadap Teluk Thailand dan mulai dibangun pada tahun 2022. Teluk Thailand berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok  Selatan. Amerika Serikat semakin khawatir pelabuhan ini dapat menjadi pangkalan strategis penting bagi angkatan laut PKT di kawasan tersebut.

Pada tahun 2019, The Wall Street Journal pernah melaporkan bahwa para pejabat AS melihat rancangan kesepakatan yang mengizinkan Beijing menggunakan pangkalan ini selama 30 tahun, serta diperbolehkan menempatkan personel militer, menyimpan senjata, dan berlabuhnya kapal perang.

Pemerintah Kamboja membantah adanya perjanjian seperti itu, dan menyangkal memberikan hak istimewa kepada Beijing atas penggunaan pangkalan tersebut. Juru bicara militer menyatakan bahwa kapal perang Jepang akan menjadi kapal pertama yang berlabuh di pangkalan tersebut setelah diresmikan.

Melihat ekspansi pangkalan militer Beijing di luar negeri yang semakin cepat dan nyata, Amerika Serikat dan sekutu seperti Australia semakin waspada.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, pada Jumat mengumumkan bahwa jika Partai Buruh memenangkan pemilu, pemerintah akan mengambil alih kembali Pelabuhan Darwin yang saat ini disewa oleh perusahaan Tiongkok dan mengembalikannya ke tangan rakyat Australia.

Pemerintah Wilayah Utara Australia pada tahun 2015 menyewakan Pelabuhan Darwin selama 99 tahun kepada perusahaan Tiongkok Landbridge Group, yang sejak itu terus memicu kontroversi terkait keamanan nasional.

Pelabuhan ini merupakan aset strategis di garis pantai utara Australia dan menjadi lokasi rotasi pasukan Marinir AS, serta menjadi pangkalan angkatan laut dan udara Australia. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Perang Tarif Berat, Trump Dorong Rakyat Amerika Serikat untuk “Tetap Bertahan”

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (5 April) mengatakan kepada rakyat Amerika bahwa kebijakan tarif besar-besaran yang baru saja diluncurkan merupakan sebuah revolusi ekonomi. Ia mendorong rakyat untuk “tetap bertahan”, meskipun tidak mudah, namun hasil akhirnya akan menjadi bersejarah, dan “Amerika akan menjadi hebat kembali.”

Dalam unggahan di platform media sosial miliknya, “Truth Social,” Trump menyatakan, “Tiongkok mengalami dampak yang jauh lebih besar dibandingkan Amerika, bahkan jauh melebihi kita. Mereka dan banyak negara lain telah memperlakukan kita dengan sangat buruk. Kita dulu adalah ‘tiang cambukan’ yang bodoh dan tak berdaya, tetapi hal itu tidak akan terjadi lagi.”

Di akhir unggahannya, Trump menyemangati rakyat Amerika untuk tidak menyerah. “Ini adalah sebuah revolusi ekonomi, dan kita pasti akan menang. Tetaplah bertahan, ini memang tidak akan mudah, tetapi hasil akhirnya akan menjadi momen bersejarah. Kita akan membuat Amerika kuat kembali!!!”

Kebijakan tarif yang diumumkan Trump pada Rabu (2 April)  mengguncang pasar keuangan global. Sebagai tanggapan, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai memberlakukan tarif baru terhadap seluruh barang impor dari Amerika Serikat, menimbulkan kekhawatiran bahwa perang dagang global akan berkepanjangan. Dalam dua hari, pasar saham AS anjlok lebih dari 10%, dan indeks Nasdaq Composite masuk ke dalam wilayah pasar bearish.

Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada  Jumat (4 April) di pertemuan Menteri Luar Negeri NATO di Brussels menyatakan bahwa mengatakan ekonomi sedang runtuh adalah tidak tepat. Menurutnya, pasar sedang bereaksi terhadap “perubahan besar dalam tatanan global.”


“Namun pada akhirnya, selama pasar tahu aturan yang akan berlaku, selama aturan itu ditetapkan dan bisa diterapkan secara konsisten, pasar akan menyesuaikan. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, termasuk yang terlibat dalam perdagangan dan bisnis global, hanya butuh mengetahui apa aturannya. Begitu mereka tahu, mereka akan menyesuaikan diri,” kata Rubio. 

Kebijakan tarif 10% yang dikenakan oleh pemerintahan Trump terhadap hampir seluruh barang impor mulai berlaku pada Sabtu. Namun, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengonfirmasi adanya masa tenggang 51 hari bagi barang-barang yang dikirim sebelum Sabtu waktu bagian timur AS. Tarif balasan yang lebih tinggi, antara 11% hingga 50%, dijadwalkan mulai berlaku pada  Rabu mendatang (9 April).

Informasi terbaru menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan mulai merespons tarif ini dengan cepat. Perusahaan otomotif India, Tata Motors (TAMO.NS), pada Sabtu (5 April) menyatakan akan menghentikan ekspor mobil buatan Inggris dari merek Jaguar Land Rover (JLR) ke Amerika Serikat selama sebulan. Tarif impor sebesar 25% terhadap mobil dan truk ringan telah mulai berlaku sejak 3 April. (Hui)

Laporan oleh Li Qingyi dan Jiang Diya, NTD News

Abaikan Upaya Gencatan Senjata  AS, Ukraina dan Rusia Terus Saling Serang

Ukraina mengadakan upacara penghormatan bagi para korban sipil yang tewas akibat serangan rudal Rusia di kota Krivyi Rih, wilayah Ukraina tengah pada Sabtu (5 April). Serangan ini menjadi salah satu yang paling mematikan dari pihak Rusia sepanjang tahun ini, menewaskan sedikitnya 19 orang. Meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menengahi perjanjian gencatan senjata selama 30 hari antara Rusia dan Ukraina, tidak terlihat tanda-tanda bahwa gencatan senjata tersebut dihormati.

EtIndonesia. Krivyi Rih terletak sekitar 160 kilometer sebelah barat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia. Pada Jumat (4 April), kota ini diserang oleh rudal presisi Rusia. Pejabat setempat melaporkan bahwa serangan terhadap area permukiman ini menewaskan sedikitnya 19 orang, termasuk 9 anak-anak, serta melukai 61 orang lainnya—di antaranya seorang bayi berusia 3 bulan.

Moskow membantah menyerang warga sipil dan mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan sebuah pertemuan pejabat militer Ukraina.

Sebagai balasan, pada Sabtu, Ukraina meluncurkan serangan drone ke sebuah pabrik di wilayah Sungai Volga, Rusia.

Rusia menuduh Ukraina meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi miliknya pada  Jumat. Namun, Ukraina menegaskan bahwa drone mereka hanya menargetkan fasilitas militer.

Pertengahan Maret lalu, di bawah mediasi Amerika Serikat, kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata sementara selama 30 hari, termasuk penghentian serangan terhadap infrastruktur energi masing-masing. Namun, kedua negara saling menuduh pihak lain telah melanggar kesepakatan tersebut. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Moskow tidak berniat mengakhiri perang. Ia juga mendesak negara-negara sekutu untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia serta memperkuat sistem pertahanan udara Ukraina guna memaksa Rusia menghentikan agresinya. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Kasus Suap Huawei ke Anggota Parlemen Eropa Menjadi Peringatan Terkait Situasi Keamanan yang Mengkhawatirkan

Kantor Kejaksaan Belgia menyatakan bahwa dalam kasus dugaan suap Huawei terhadap anggota Parlemen Eropa, tiga orang tambahan telah didakwa. Hingga saat ini, sudah ada delapan orang yang didakwa atas tuduhan korupsi, pencucian uang, dan keterlibatan dalam organisasi kriminal, meskipun identitas kedelapan orang ini belum diungkap ke publik.

EtIndonesia. Pada 13 Maret, polisi Belgia melakukan penggerebekan besar-besaran terkait kasus dugaan suap oleh Huawei, dan lima orang pertama didakwa. Kemudian, pada akhir Maret, tiga orang lagi juga didakwa atas tuduhan suap aktif, pencucian uang, dan keterlibatan dalam organisasi kriminal. Semua delapan tersangka saat ini ditahan, dan penyelidik sedang memeriksa secara rinci apakah terjadi penyalahgunaan dana publik atau tindakan suap.

Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa yang bertanggung jawab atas “Kedaulatan Teknologi, Keamanan, dan Demokrasi,” Henna Virkkunen, mengatakan bahwa Parlemen Eropa sedang bekerja sama dalam penyelidikan. Ia juga menekankan bahwa kasus ini menjadi peringatan tentang situasi keamanan saat ini yang mengkhawatirkan.


“Tentu saja, kami bekerja sama dalam penyelidikan ini, untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi jika dilihat dari perspektif lingkungan keamanan secara keseluruhan, inilah sebabnya kami memperbarui strategi keamanan internal kami. Lingkungan keamanan saat ini sangat mengkhawatirkan,” ujarnya. 

Virkkunen menyebutkan bahwa menurut hasil survei, 64% warga Uni Eropa khawatir terhadap isu-isu keamanan. Parlemen Eropa ke depannya juga akan meningkatkan legislasi terkait keamanan.

Menurut 5G Cybersecurity Toolbox yang disahkan oleh Uni Eropa pada tahun 2020, negara-negara anggota diwajibkan untuk membatasi atau melarang pemasok “berisiko tinggi” dalam penyediaan peralatan 5G. Pemasok tersebut termasuk Huawei dan ZTE. 

Saat ini, hanya Austria, Hungaria, Bulgaria, dan Siprus yang belum mengumumkan rencana untuk menghentikan penggunaan produk dari perusahaan Tiongkok yang dinilai berisiko tinggi secara keamanan siber.

Sumber : NTD Asia Pasifik

Serangan Udara Israel di Selatan Lebanon, Komandan Hamas Tewas

EtIndonesia. Militer Israel pada Jumat (4 April) menyatakan bahwa mereka terus memperluas operasi darat di wilayah Gaza. Di saat yang sama, dalam sebuah serangan udara di selatan Lebanon, pasukan Israel berhasil menewaskan seorang komandan kelompok Hamas.

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melanjutkan kunjungan empat harinya ke Budapest, Hongaria. Dalam pidatonya di Universitas Layanan Publik Ludovika, Netanyahu menekankan pentingnya sebuah negara yang kuat bagi rakyat Yahudi, serta mengucapkan terima kasih atas dukungan Hongaria terhadap Israel.


“Militer yang kuat, ekonomi yang kuat, diplomasi yang kuat. Kami beruntung, tidak hanya memiliki Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Trump sebagai mitra, terutama saat ini, tetapi juga Hongaria dan Perdana Menteri Orbán,” ujar Netanyahu. 

Terkait surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán menyatakan bahwa tindakan tersebut bermotif politik.


“Cukup banyak lembaga internasional kini jelas telah berubah menjadi alat politik. Sayangnya, salah satunya adalah Mahkamah Pidana Internasional, yang kini telah menjadi pengadilan politik,” ujar Viktor Orbán. 

Pada hari itu, militer Israel merilis sebuah video yang menunjukkan pasukan IDF terus melakukan operasi darat di Gaza dan menghancurkan infrastruktur milik kelompok teroris Hamas. Sebelum melakukan serangan, Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi penuh terhadap beberapa wilayah di Gaza Utara.

Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan pada hari Kamis untuk membahas situasi di Timur Tengah dan perang antara Israel dan Hamas. Dalam pertemuan itu, perwakilan Israel di PBB kembali mendesak Hamas untuk membebaskan semua sandera guna mengakhiri perang.


“Perang ini tidak akan berakhir mengikuti jadwal PBB. Perang baru akan berakhir ketika 59 sandera yang tersisa dibebaskan dan Hamas dijatuhkan,” ujar Danny Danon, Duta Besar Israel untuk PBB. 

Di hari yang sama, militer Israel juga menyatakan bahwa mereka telah menewaskan Hassan Fahat, seorang komandan Hamas dalam sebuah serangan udara di kota Sidon, Lebanon Selatan. Dua orang lainnya juga tewas dalam serangan tersebut.

Fahat diketahui sebagai komandan Hamas di wilayah barat Lebanon dan telah merencanakan sejumlah serangan terhadap pasukan dan warga sipil Israel.

Setelah serangkaian serangan Israel terhadap fasilitas militer di Suriah, Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan menyatakan kepada media bahwa serangan Israel telah melemahkan kemampuan pemerintah baru Suriah untuk menangkal ancaman terorisme, termasuk dari kelompok ISIS.

Laporan oleh Zhao Fenghua untuk NTD Television

Penelitian: Lansia yang Mengonsumsi Sebutir Telur Setiap Hari Alami 4 Perubahan Positif pada Tubuh

EtIndonesia. Telur dikenal sebagai “gudang nutrisi alami” karena kaya akan protein, lesitin, vitamin, dan berbagai mineral. Penelitian menemukan bahwa lansia yang mengonsumsi sebutir telur setiap hari mengalami empat peningkatan kesehatan yang signifikan.

Empat Manfaat dari Konsumsi Telur Harian

1. Meningkatkan Daya Ingat

Kuning telur mengandung 125 mg kolin (setara 25% kebutuhan harian), yang merupakan bahan utama dalam sintesis neurotransmiter asetilkolin, yang berperan langsung dalam penyimpanan dan pengambilan memori di otak.

Menurut American Journal of Clinical Nutrition, lansia yang makan satu butir telur setiap hari menunjukkan peningkatan skor tes daya ingat sebesar 15% setelah 12 minggu, serta kemampuan kognitif spasial yang lebih baik.

2. Memperkuat Tulang

 Telur mengandung vitamin D dan fosfor yang membantu penyerapan kalsium dan meningkatkan kepadatan tulang. Studi menunjukkan lebih dari 50% lansia di atas usia 65 kekurangan vitamin D. Sebutir telur bisa memenuhi 20% kebutuhan harian vitamin D, dan mengurangi risiko patah tulang hingga 33%.
Ahli gizi menyarankan konsumsi telur bersama susu atau produk kedelai untuk efek penguatan tulang yang lebih optimal.

3. Melancarkan Pembuluh Darah

Lesitin dalam telur membantu mengurangi penumpukan kolesterol jahat, sementara lutein dan zeaxanthin dapat meredakan peradangan pembuluh darah.

Penelitian dari Harvard menunjukkan bahwa lansia yang rutin makan telur memiliki risiko penyakit kardiovaskular 18% lebih rendah dibandingkan yang tidak mengkonsumsinya.

4. Meningkatkan Sistem Imun

Telur kaya akan protein berkualitas tinggi (bahan pembentuk sel imun), vitamin A (meningkatkan fungsi pelindung mukosa), vitamin D (mengatur aktivitas sel imun), serta zinc dan selenium yang penting untuk produksi antibodi dan perlindungan antioksidan.

British Journal of Nutrition melaporkan bahwa lansia yang makan telur setiap hari memiliki peningkatan kadar imunoglobulin IgA hingga 30%, yang efektif dalam mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan.

Waktu dan Cara Terbaik Mengonsumsi Telur

Waktu terbaik untuk makan telur adalah sejam setelah sarapan, saat enzim pencernaan sedang aktif, sehingga penyerapan protein meningkat 20%. Hindari makan telur saat makan malam karena dapat menambah beban metabolisme.

Cara memasak terbaik adalah dengan merebus telur (direbus 8 menit agar kuning telur setengah matang), yang dapat mempertahankan 99% nutrisinya dan menjaga aktivitas lutein secara optimal.

Telur kukus cocok untuk lansia dengan sistem pencernaan lemah karena menjaga 40% lebih banyak vitamin B2 dibanding telur goreng.

Sebaiknya hindari menggoreng telur dengan suhu tinggi karena bisa merusak vitamin dan menambah asupan lemak yang berlebihan.

Telur untuk Kecantikan

Mengkonsumsi telur juga bermanfaat untuk kecantikan. Lesitin dalam telur dapat mempercepat regenerasi kulit, mengurangi flek usia dan pigmentasi kulit. Jika memiliki bintik hitam di wajah, konsumsi telur secara rutin dapat membantu memudarkannya secara efektif.

Catatan Khusus

  • Lansia dengan penyakit kantung empedu disarankan membagi satu butir telur menjadi dua kali konsumsi, misalnya setengah saat sarapan dan setengah lagi saat makan siang.
  • Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi telur bersama sayuran tinggi serat seperti selada air atau seledri untuk memperlambat lonjakan gula darah.
  • Pasien penyakit ginjal harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengatur asupan telur agar tidak membebani ginjal.

Sumber : NTDTV.com 

Tarif Trump Menyebabkan Kerugian Besar Kedua yang Langka bagi Saham AS Hingga Merugi Sekitar US$ 6 Triliun

EtIndonesia. Presiden Trump menaikkan tarif perdagangan AS ke level tertinggi dalam lebih dari satu abad, memicu kepanikan di pasar keuangan global. Pasar saham global padai Jumat (4 April) kembali anjlok tajam. Saham AS mencatat rekor baru dengan penurunan lebih dari 1.500 poin selama dua hari berturut-turut untuk pertama kalinya dalam sejarah, dengan total nilai pasar yang menguap diperkirakan mencapai sekitar 6 triliun dolar AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 2.231,07 poin atau 5,50% setelah PKT  mengumumkan tarif balasan sebesar 34% terhadap barang-barang impor dari AS. Dalam dua hari, Dow turun total 3.910,46 poin dan jatuh di bawah level 40.000, ditutup pada 38.314,86 poin. Pekan ini, Dow merosot 7,86%, menjadi penurunan terbesar sejak Juni 2020 saat pandemi.

Indeks S&P 500 turun 322,44 poin atau 5,97%, turun 9,08% dalam seminggu — penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2020. Dalam dua hari, indeks ini merosot 596,89 poin dan ditutup pada 5.074,08 poin. Penurunan dari titik tertinggi terbaru mencapai 17%, mendekati wilayah pasar bearish.

Indeks Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, turun 962,82 poin atau 5,82%, ditutup pada 15.587,79 poin. Dalam seminggu, Nasdaq turun 10,02%. Dari titik tertinggi dua bulan lalu, Nasdaq telah turun lebih dari 20%, secara resmi memasuki pasar bearish.

Indeks Semikonduktor Philadelphia juga turun 296,030 poin atau 7,60%, berakhir di 3.597,655 poin.

Bank investasi JPMorgan Chase & Co. memperkirakan kemungkinan resesi ekonomi global pada akhir tahun ini sebesar 60%, naik dari prediksi sebelumnya sebesar 40%.

Menurut Reuters, perang dagang ini menyebabkan kerugian pasar terbesar sejak meletusnya pandemi COVID-19.

Laporan dari Central News Agency (CNA) menyebutkan bahwa dari kelompok “Magnificent 7” saham teknologi AS, saham Apple dan Nvidia mengalami penurunan lebih dari 15% dalam dua hari, sementara Tesla turun 10% hanya pada tanggal 4 April. Ketiga perusahaan tersebut memiliki keterlibatan besar di pasar Tiongkok.

Penurunan tajam saham AS pada hari Jumat dipandang sebagai dampak dari kebijakan ekonomi baru Presiden Trump. Trump melihat kondisi ekonomi AS seperti “orang sakit”, dan tarif dianggap sebagai solusinya. Ia juga menegaskan bahwa kebijakan tersebut tidak akan berubah.

 “Kepada para investor yang datang ke Amerika dan menanamkan banyak modal, kebijakan saya tidak akan berubah. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjadi kaya, lebih dari waktu-waktu sebelumnya.” Trump menulis di platform medianya sendiri, Truth Social. 

Banyak analis meyakini bahwa pasar bull (naik) jangka panjang AS telah berakhir sejak Trump memicu perang tarif global. Dalam jangka pendek, pasar kemungkinan akan terus menurun, dan dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi sulit diprediksi.

“Ini adalah masalah besar, dan kecil kemungkinannya akan segera berakhir. Itu sebabnya pasar bereaksi negatif. Investor khawatir akan terjadi perang dagang balas dendam,” ujar Stephane Ekolo, analis strategi saham dari perusahaan pialang Tradition di London. 

Senator AS dari Partai Republik, Ted Cruz, yang dikenal mendukung Trump, memperingatkan bahwa kebijakan tarif ini bisa menjadi “risiko besar” bagi perekonomian AS dan juga masa depan politik Partai Republik.

Cruz berharap Trump akan menggunakan tarif ini sebagai alat tawar-menawar untuk mendorong negara lain menurunkan hambatan perdagangan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa perang dagang yang berlarut-larut akan membawa “konsekuensi buruk” bagi rakyat AS. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

Bak Adegan Kiamat : Tornado dan Banjir di AS Menelan Korban Jiwa

EtIndonesia. Pada  Jumat (4/4/2025), wilayah Midwest dan Selatan Amerika Serikat terus diterpa cuaca ekstrem. Hujan deras yang terus-menerus menyebabkan banjir besar, dan seorang anak laki-laki di Kentucky meninggal dunia saat dalam perjalanan ke sekolah. Bencana juga dilaporkan di negara bagian Tennessee, Arkansas, dan Missouri.

 “Berdasarkan konfirmasi dari Departemen Kesehatan Tennessee, sejauh ini sudah ada lima orang yang meninggal dunia. Kami akan terus bekerja sama dengan FEMA dan pemerintah federal untuk mengkoordinasikan bantuan bencana tambahan yang diperlukan,” ujar Patrick Sheehan, Direktur Badan Manajemen Darurat Tennessee.

Amerika Serikat saat ini memasuki musim puncak tornado. Angin kencang dan mendadak menyapu sejumlah negara bagian di wilayah Selatan dan Tengah. Dalam beberapa hari terakhir, bencana ini telah merenggut sedikitnya 8 nyawa di Tennessee, Missouri, dan Indiana.

Pada Jumat pagi, Gubernur Kentucky Andy Beshear mengumumkan di media sosial bahwa seorang anak laki-laki di kota Frankfort terseret arus banjir saat berjalan menuju halte bus sekolah dan dinyatakan meninggal dunia.

Para ahli cuaca memperingatkan bahwa dalam beberapa hari ke depan, wilayah tengah AS diperkirakan akan kembali mengalami gelombang hujan lebat berturut-turut. Menurut citra satelit dari Pusat Prakiraan Cuaca Nasional, badai petir terlihat tersusun seperti deretan truk di langit Arkansas, Tennessee, dan Kentucky.


“Ini adalah badai besar yang berlangsung selama beberapa hari dan telah menyebabkan tornado, hujan deras, banjir, dan hujan es di seluruh wilayah negara bagian dari barat ke tengah Tennessee,” kata Gubernur Tennessee Bill Lee. 

Menghadapi curah hujan yang memecahkan rekor, para ahli menyarankan masyarakat untuk memperhatikan peringatan cuaca real-time, memastikan sistem drainase berfungsi baik, dan menempatkan karung pasir dengan benar untuk menghalangi aliran air. Hal penting lainnya: jika jalanan sudah tergenang, jangan memaksakan diri untuk melintas karena bisa terseret arus deras.


“Sabtu adalah hari yang paling saya khawatirkan saat ini, karena atmosfer akan punya waktu untuk mengumpulkan kembali energi, yang berarti kita mungkin akan menghadapi badai petir yang berbahaya lagi. Ditambah lagi, tanah sudah jenuh oleh air, jadi setiap curah hujan tambahan akan langsung mengalir dan menyebabkan banjir,” ujar Ryan Husted, ahli meteorologi dari Badan Cuaca Nasional. 

Jika tidak sempat mempersiapkan diri menghadapi banjir, para ahli menyarankan untuk segera pindah ke lantai paling atas rumah atau mencari tempat perlindungan yang aman. Namun, jika menghadapi angin kencang atau tornado, berada di lantai atas bisa justru berbahaya. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu memantau prakiraan cuaca secara aktif. (Hui)

Laporan wartawan NTD, Wang Ziyi dari Amerika Serikat

Perang Tarif AS-Tiongkok Meningkat, Analis: Rezim Beijing Terkepung dari Segala Arah

EtIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) mengumumkan penerapan tarif timbal balik terhadap seluruh dunia. Di antaranya, barang-barang impor dari Tiongkok dikenai tarif tambahan sebesar 34%. Lembaga otoritatif menyatakan bahwa putaran tarif baru dari AS ini akan berdampak lebih besar terhadap ekonomi Partai Komunis Tiongkok (PKT) dibandingkan perang dagang pada 2018–2019.”

“Ya, kemudian, Tiongkok (di bawah Partai Komunis Tiongkok) juga mengumumkan tarif balasan sebesar 34% terhadap seluruh produk impor buatan AS. Analis memperkirakan hal ini akan memicu eskalasi tarif dan sangat mungkin membuat Tiongkok menggali kuburnya sendiri,” ujar laporan Li Lan. 

Kebijakan tarif timbal balik Trump pada 2 April mengenakan tarif antara 10% hingga 49% terhadap semua barang impor ke AS. Skala dan cakupannya yang luas mengejutkan dunia.


“Ini berarti, melalui tarif baru ini, Presiden Trump mengirim pesan jelas kepada perusahaan dalam dan luar negeri: Era globalisasi telah berakhir. Dalam proses ini, negara-negara di dunia akan mencoba membentuk kembali hubungan mereka dengan AS. Negara yang mendekat ke AS akan mendapat pengurangan atau penghapusan tarif. Sedangkan negara yang melawan, akan mendapat pukulan lebih keras,” kata Qin Peng, komentator politik dan analis senior ekonomi-politik. 

Dalam putaran tarif baru ini, AS menaikkan tarif 34% terhadap produk Tiongkok, ditambah dengan 20% tarif sebelumnya, sehingga total tarif sejak Trump kembali ke Gedung Putih sudah  mencapai 54% terhadap barang Tiongkok.

Sebagai tanggapan, rezim PKT mengumumkan pada Kamis bahwa mulai 10 April, semua barang impor asal AS akan dikenai tambahan tarif 34% dari tarif yang berlaku saat ini. Selain itu, Kementerian Perdagangan PKT dan beberapa lembaga lain mengumumkan akan memasukkan 16 entitas AS ke dalam daftar kontrol ekspor, serta akan memberlakukan pembatasan ekspor terhadap tujuh jenis logam tanah jarang menengah hingga berat.


“AS telah menempatkan Tiongkok (PKT) sebagai pesaing utama masa depan, sebagai musuh potensial nomor satu. Karena itu, apapun yang dilakukan PKT, AS tidak akan melepaskannya. Inilah kondisi mental PKT saat ini. Maka, mereka ingin menunjukkan posisi mereka sekarang dan menyiapkan pijakan untuk negosiasi di masa depan,” kata Li Hengqing, ekonom dari Institut Riset Informasi dan Strategi Washington.

Kebijakan tarif timbal balik AS kali ini juga menargetkan negara-negara ketiga seperti Vietnam, yang diduga digunakan PKT untuk menghindari tarif melalui reekspor.


“Tekanan terhadap perusahaan-perusahaan Tiongkok sangat besar saat ini, karena banyak dari mereka berorientasi ekspor. Sekarang mereka tidak bisa bertahan lagi, menghadapi tekanan hidup yang luar biasa besar. Ini adalah ujian yang sangat berat,” tambah Li Hengqing. 

Beberapa lembaga pasar, termasuk Morgan Stanley dan Nomura, memperkirakan bahwa putaran tarif baru AS ini akan memberikan dampak terhadap ekonomi Tiongkok yang lebih besar dibandingkan perang dagang 2018–2019.


“PKT sebenarnya tidak punya banyak opsi. Strategi sirkulasi dalam negeri mereka tidak bisa berjalan karena mereka tidak bersedia melepaskan kepentingan sendiri. Artinya, PKT sekarang menghadapi tekanan dari empat arah: tarif, teknologi, keuangan, dan geopolitik. Jika mereka tidak segera menyesuaikan strategi terhadap AS, mereka akan menjadi pihak yang paling rugi dalam restrukturisasi ekonomi global ini,” Qin Peng menyimpulkan. 

Sumber : NTDTV.com

Perisai Anti-Sanksi Tiongkok : Melindungi Perdagangan atau Memperdalam Masalah Ekonomi?

Antonio Graceffo, Ph.D

Pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT), Xi Jinping, tengah mengubah Undang-undang domestik dan memperkuat kendali negara untuk melawan perang dagang AS–Tiongkok—sebuah strategi yang berisiko mengusir investasi asing dan semakin memperlambat pemulihan ekonomi Tiongkok yang sudah rapuh

Beijing mengumumkan pada 24 Maret bahwa Perdana Menteri Li Qiang  menandatangani perintah yang memperkuat langkah balasan Tiongkok terhadap sanksi asing, dengan memberlakukan peraturan baru di bawah Undang-Undang Anti-Sanksi Asing. Aturan yang langsung berlaku ini memberi wewenang kepada Beijing untuk mencantumkan dan menghukum entitas yang melakukan “tindakan diskriminatif”, melalui pembekuan aset, penyitaan hak kekayaan intelektual (HKI), penolakan masuk, dan pelarangan perdagangan di berbagai sektor seperti pendidikan, sains, dan layanan hukum.

Bersamaan dengan revisi Undang-Undang Rahasia Negara yang mulai berlaku pada 1 Mei 2024—dan kini mencakup definisi samar tentang “rahasia kerja”—langkah-langkah ini memperkuat senjata hukum PKT dalam menghadapi perang dagang AS–Tiongkok, yang kembali memanas akibat ancaman tarif 20 persen dari Presiden AS Donald Trump.

Perubahan hukum ini menandai pergeseran dari keterbukaan menuju keamanan, didorong oleh strategi “sirkulasi ganda” Xi yang diluncurkan pada 2020. Strategi ini menekankan kemandirian domestik sambil tetap terlibat secara selektif dalam perdagangan global. Ini juga merupakan bagian dari agenda yang lebih luas untuk menghidupkan kembali ekonomi Tiongkok yang melambat sekaligus memperketat kendali PKT atas negara.

Undang-Undang Anti-Sanksi Asing, yang awalnya disahkan pada 2021, menargetkan sanksi asing seperti pembatasan AS terhadap kapas Xinjiang atau ekspor teknologi, dengan memungkinkan Tiongkok menyita HKI dan aset lain dari entitas yang mematuhi sanksi tersebut. Ini adalah alat balasan untuk melindungi kepentingan PKT dan menghukum perusahaan asing, terutama karena larangan teknologi AS—termasuk pembatasan semikonduktor—semakin meningkat di bawah kebijakan ekspor era Biden.

Peraturan tahun 2025 memperluas alat ini, memungkinkan larangan perdagangan sektoral yang bisa sangat merugikan perusahaan multinasional. Sementara itu, Undang-Undang Rahasia Negara yang diperluas kini mengklasifikasikan “rahasia kerja” dan data terkait keamanan nasional sebagai rahasia negara, dengan hukuman berat atas pengungkapan yang dianggap merugikan kepentingan negara. Ini membatasi transparansi, mencerminkan ketegangan dari Undang-Undang Anti-Mata-Mata 2023, yang memblokir akses asing ke teknologi penting dan data ekonomi seperti rantai pasokan atau keuangan.

Secara ekonomi, Beijing menyajikan hukum ini sebagai perlindungan terhadap inovasi dan stabilitas modal. Wewenang penyitaan HKI dalam Undang-Undang Anti-Sanksi Asing bertujuan mencegah perusahaan asing memanfaatkan sanksi untuk melemahkan kemajuan Tiongkok—seperti desain chip atau algoritma kecerdasan buatan—agar tetap menjadi aset domestik.

Demikian pula, Undang-Undang Rahasia Negara melindungi inovasi seperti semikonduktor dengan menjaga agar tetap berada di dalam Tiongkok, mendukung tujuan Xi akan kemandirian. Langkah-langkah ini juga membatasi pelarian modal: ancaman pembekuan aset mencegah entitas Tiongkok memindahkan uang atau teknologi ke luar negeri untuk menghindari sanksi, sementara pembatasan data mencegah ekstraksi informasi sensitif oleh pihak asing.

Pada 8 Maret, Kejaksaan Agung Rakyat Tertinggi PKT mempresentasikan Laporan Kerja 2025 di Kongres Rakyat Nasional ke-14, badan legislatif yang dikendalikan PKT, menyoroti fokus Beijing yang semakin besar terhadap penegakan HKI. Laporan itu mengungkap bahwa 21.000 orang telah dituntut atas kejahatan terkait HKI sepanjang 2024.

Meski diklaim sebagai upaya melindungi HKI, strategi penegakan ini semakin menjadi alat untuk menjaga kendali PKT atas sektor-sektor sensitif. Penindakan domestik—ditambah dengan undang-undang luas seperti Undang-Undang Anti-Sanksi Asing—menciptakan lingkungan hukum yang dipenuhi unsur keamanan, mengisolasi rezim dari pengawasan luar.

Perubahan ini meningkatkan risiko bagi perusahaan asing di Tiongkok, yang kini tunduk pada standar hukum yang tidak transparan dan penegakan yang bermotif politik. Misalnya, sebuah perusahaan teknologi bisa kehilangan hak patennya karena mematuhi sanksi AS, sementara produsen mungkin menghadapi audit “rahasia kerja” yang invasif. Peraturan sengketa HKI yang baru—disorot oleh The National Law Review—juga memperberat beban kepatuhan dan meningkatkan kemungkinan penyitaan HKI.

Kondisi ini secara langsung menggagalkan upaya terbaru untuk menarik investasi asing. Di Forum Pembangunan Tiongkok, Perdana Menteri Li mengajak para CEO global dan mempromosikan pentingnya Tiongkok—namun kenyataan di lapangan menunjukkan hal sebaliknya. Foreign Direct Investment (FDI)  atau Investasi langsung asing sudah anjlok 99 persen dalam tiga tahun terakhir, dan pemulihan tampak tidak mungkin dengan semakin kuatnya kontrol otoriter.

Arah isolasionis ini tak hanya menghambat inovasi dan integrasi global, tetapi juga mengancam program konsumsi domestik senilai $41 miliar milik Xi. Dengan ekonomi yang sudah rapuh karena ketidakstabilan pasar properti, hilangnya modal asing dan berkurangnya penciptaan lapangan kerja bisa membahayakan miliaran dolar ekspor AS dan semakin menunda pemulihan jangka panjang Tiongkok.

PKT semakin mempersenjatai hukum HKI dan kerahasiaan sebagai alat balasan atas isolasi akibat tarif era Trump dan sanksi G7, menyatukan aspek ekonomi dan keamanan dalam posisi yang menyerupai benteng. Undang-Undang Anti-Sanksi Asing 2021 melawan larangan teknologi AS dengan memberi wewenang penyitaan HKI dari entitas yang mematuhi sanksi Barat, sementara perluasan Undang-Undang Rahasia Negara 2024 melindungi Beijing dari tekanan eksternal dengan secara luas mendefinisikan “rahasia kerja” dan menghukum kesalahan penanganan data—mengenai semua perusahaan, baik domestik maupun asing.

Pesan dari PKT sangat jelas: patuhi sanksi, hilangkan HKI-mu, bagikan informasi sensitif, dan bersiap untuk diawasi. Namun, serangan balik hukum ini sarat dengan ironi. Xi, yang berulang kali mengecam Trump atas tarif dan pembatasan dagang, menyatakan di KTT APEC 2024 di Lima bahwa “Unilateralisme dan proteksionisme tanpa kendali, serta ekonomi dunia yang semakin terfragmentasi, mengancam untuk membalikkan tren globalisasi ekonomi.”

PKT mungkin percaya bahwa pembatasan yang lebih ketat akan memaksa AS untuk bernegosiasi, dan memberi Tiongkok akses pasar AS yang lebih baik. Namun lebih mungkin, undang-undang ini justru akan mengusir investasi asing, semakin merusak ekspor Tiongkok, dan memperdalam isolasi, memperlambat ekonomi Tiongkok lebih jauh.


Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini merupakan opini penulis dan tidak serta merta mencerminkan pandangan The Epoch Times.

Antonio Graceffo, Ph.D., adalah analis ekonomi Tiongkok yang  menghabiskan lebih dari 20 tahun di Asia. Ia lulusan Shanghai University of Sport, memiliki gelar MBA dari Shanghai Jiaotong University, dan mempelajari keamanan nasional di American Military University.

Ke Mana Barang-barang Tiongkok Senilai Rp 6.400 Triliun akan Pergi Setelah Tarif Trump?

Setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif tambahan terhadap Tiongkok, muncul pertanyaan baru: ke mana perginya barang-barang ekspor Tiongkok senilai 400 miliar dolar AS atau setara Rp 6.400 Triliun yang tadinya masuk ke pasar Amerika Serikat?

EtIndonesia.  Menurut laporan The Wall Street Journal pada Jumat (4 April), para ekonom memperingatkan bahwa tarif tinggi dari AS bisa menyebabkan sebagian besar barang-barang ekspor Tiongkok yang sebelumnya dijual ke Amerika Serikat dialihkan ke pasar global, memperburuk apa yang disebut sebagai “guncangan Tiongkok”. Hal inilah yang dikhawatirkan dan diantisipasi oleh banyak negara.

Pengumuman tarif baru dari Amerika Serikat terhadap hampir semua negara pada Rabu (2 April) telah membuat banyak negara geram, namun pada saat yang sama mereka juga tidak ingin barang-barang murah dari Tiongkok membanjiri pasar mereka sendiri.

Para ekonom meyakini bahwa ketika negara-negara lain mulai mengambil langkah balasan dan membentengi pasar mereka, perang dagang bisa dengan cepat meluas dan melibatkan lebih banyak negara.

AS Mengimpor Barang Tiongkok Senilai USD 440 Miliar per Tahun

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam wawancaranya pada Jumat menyatakan bahwa tanpa pasar Amerika, ekonomi Tiongkok tidak akan bisa bertahan.

“Saya rasa tarif yang diberlakukan Presiden Trump akan menghancurkan model bisnis mereka,” kata Bessent. “Mereka butuh pasar kita.”

Menurut data dari Biro Sensus AS, pada tahun 2024 Amerika Serikat mengimpor sekitar USD 440 miliar barang dari Tiongkok.

Data dari PBB dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menunjukkan bahwa pada 2023:

  • 20% produk baja yang diimpor AS berasal dari Tiongkok.
  • Lebih dari 25% produk elektronik impor berasal dari Tiongkok.
  • 33% alas kaki berasal dari Tiongkok.
  • 75% mainan berasal dari Tiongkok.
  • 91% payung yang diimpor AS juga berasal dari Tiongkok.

Tidak ada satu negara pun yang mampu atau mau menggantikan Amerika Serikat sebagai pasar untuk barang-barang tersebut, apalagi jika harus mengorbankan industri dan lapangan kerja dalam negeri demi menerima barang murah dari Tiongkok.

BACA JUGA : 7 Hal yang Perlu Diketahui dari Penerapan Tarif Imbal Balik Trump, Indonesia Dikenai 32 Persen dan Tiongkok Tertinggi

BACA JUGA : Alasan Trump Mengenakan Tarif Imbal Balik dari  Impor Sejumlah Negara Termasuk Negara ASEAN

Bessent juga memperingatkan bahwa Tiongkok kini sedang mengalami deflasi, resesi, dan stagnasi ekonomi, dan mereka sedang mencoba menyelamatkan diri melalui ekspor. Namun, model bisnis ini tak bisa mereka hentikan begitu saja.

Ketika AS mengurangi impor dari Tiongkok, barang-barang Tiongkok yang tidak terserap harus mencari pasar baru. Lonjakan ekspor Tiongkok telah menimbulkan ketegangan dengan negara-negara ekonomi utama dunia. Jika barang-barang yang sebelumnya dijual ke AS dialihkan ke negara lain, konflik perdagangan bisa makin meningkat.

Menurut penelitian Profesor Ekonomi Universitas Peking, Lu Feng, pada 2024 terdapat 198 gugatan dagang terhadap Tiongkok yang diajukan ke WTO—dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan mencakup hampir setengah dari seluruh sengketa yang diajukan ke WTO.

Negara-negara seperti Brasil, India, Meksiko, Indonesia, Argentina, Inggris, dan Chili kini ikut dalam barisan negara-negara Barat untuk melakukan penyelidikan anti-dumping terhadap berbagai barang impor dari Tiongkok.

BACA JUGA : Perisai Anti-Sanksi Tiongkok : Melindungi Perdagangan atau Memperdalam Masalah Ekonomi?

BACA JUGA : Perang Tarif AS-Tiongkok Meningkat, Analis: Rezim Beijing Terkepung dari Segala Arah

Tiongkok Menguasai 31% Manufaktur Dunia — Seberapa Jauh Bisa Diekspor Lagi?

Dengan Tiongkok kini menguasai 31% sektor manufaktur global, muncul pertanyaan besar di era proteksionisme ini: masih seberapa banyak lagi Tiongkok bisa mengekspor ke dunia?

Beijing Berupaya Membalas, Trump: “Langkah yang Salah”

Para ekonom memperkirakan, dengan skala tarif Trump yang di luar dugaan, pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT) mungkin harus mencari lebih banyak cara untuk menstabilkan ekonomi.

Kepala Ekonom Tiongkok di Citigroup, Xiangrong Yu, menyatakan bahwa tanpa langkah-langkah stimulus tambahan, tarif baru dari AS bisa mengurangi pertumbuhan ekonomi Tiongkok 0,5 hingga 1 poin persentase pada tahun 2025.

Pada 4 April, PKT menggugat AS di WTO atas tarif baru tersebut, menuntut penghapusan langkah-langkah sepihak dari Washington. Di hari yang sama, Beijing juga mengumumkan tarif balasan sebesar 34% terhadap barang-barang AS.

Menanggapi hal ini, Presiden Trump mengatakan bahwa Beijing telah membuat langkah yang keliru, dan memperingatkan bahwa akibatnya akan berat bagi Tiongkok.

The Wall Street Journal sebelumnya melaporkan bahwa Presiden Xi Jinping belajar dari perang dagang sebelumnya bahwa jika Tiongkok membalas dengan tarif yang setara, justru Tiongkok yang akan lebih rugi karena nilai impor Tiongkok dari AS jauh lebih kecil dibandingkan nilai impor AS dari Tiongkok.

Sumber : Epochtimes.com