Ukraina untuk Pertama Kalinya Bergabung dalam Latihan Anti Drone NATO, Menantang Garis Merah Rusia
Wu Ruichang
NATO baru-baru ini mengadakan latihan militer anti drone dan mengundang Ukraina untuk pertama kalinya guna berbagi pengalaman tempur drone dalam perang Rusia-Ukraina. Langkah ini dinilai melanggar “garis merah” yang ditetapkan Rusia. Menurut ahli militer, bahwa NATO telah mengetahui, ancaman garis merah Rusia tidak sepenuhnya nyata.
Latihan ini berlangsung dari 10 hingga 20 September dan diikuti oleh 19 negara anggota NATO serta 3 negara mitra, dengan lebih dari 450 peserta. Tujuan utama latihan ini adalah menggunakan peretas, peluncur, dan teknik lainnya untuk mengganggu atau mengendalikan sistem drone sebagai bagian dari strategi anti-drone.
NATO menyatakan bahwa mengintegrasikan teknologi anti-drone ke dalam sistem pertahanan rudal dan udara terpadu (IAMD) NATO sangat penting untuk meningkatkan postur pertahanan dan pencegahan. Partisipasi aktif Ukraina dalam latihan ini dianggap penting karena mereka bisa berbagi pengalaman dalam melawan drone Rusia di medan perang.
Para analis Ukraina melihat bahwa ini merupakan langkah krusial dalam kerjasama pertahanan antara Ukraina, Uni Eropa, dan NATO.
Xia Lushan, pengamat militer asal Taiwan mengatakan bahwa ini merupakan tindakan nyata NATO untuk mendukung Ukraina, dan secara langsung melanggar garis merah Rusia.
Ia mengatakan kepada the Epoch Times, “Salah satu alasan Rusia melancarkan perang terhadap Ukraina adalah untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO. Itu adalah garis merah terbesar Kremlin. Partisipasi Ukraina dalam latihan NATO ini dapat dianggap sebagai langkah nyata dalam melanggar garis merah tersebut dan mengirimkan sinyal kuat kepada Rusia bahwa jika perang terus berlanjut, pada akhirnya Rusia akan menghadapi kelompok NATO.”
“Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa jika NATO terlibat dalam perang Rusia-Ukraina, itu akan memicu konfrontasi langsung, termasuk perang nuklir. Namun kenyataannya, NATO telah terlibat sejak hari pertama perang dan terus memperluas dukungan militer mereka terhadap Ukraina di hampir semua aspek. Garis merah yang ditetapkan Rusia telah berulang kali dilanggar, dan negara-negara NATO kini menyadari bahwa itu hanyalah garis merah yang tidak nyata,” katanya.
NATO Menjadikan Drone sebagai Fokus Pengembangan
Baik dalam perang Rusia-Ukraina maupun konflik Israel-Palestina, penggunaan drone dikerahkan secara luas dan memainkan peran penting di medan perang. Hal ini memaksa banyak pihak untuk lebih memperhatikan pengembangan teknologi drone dan anti-drone.
Matt Roper, Direktur Pusat Gabungan Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian NATO, pada 20 September mengatakan, “NATO sangat serius menangani ancaman yang ditimbulkan oleh drone.”
Menteri Pertahanan dari Romania, Latvia, dan Polandia pada 18 September juga menyerukan agar NATO segera menerapkan “rotasi pertahanan udara NATO” untuk memperkuat pengawasan, patroli udara, dan pencegahan di sisi timur aliansi.
Claudio Palestini, ketua bersama Kelompok Kerja Sistem Drone NATO, menyatakan bahwa latihan ini dirancang untuk meneliti bagaimana drone sipil dengan sudut pandang orang pertama (first-person view) dapat diubah menjadi senjata mematikan dalam perang modern.
Selama latihan, mereka menggunakan dua drone FPV untuk melacak sebuah kendaraan militer, kemudian menyerang dan mengganggu drone tersebut menggunakan pengacau sinyal, yang membuatnya kehilangan kemampuan tempur dan pelacakan.
Saat ini, metode gangguan elektronik semacam ini sangat umum digunakan dalam perang Rusia-Ukraina. Pengembang teknologi dari Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa metode ini kurang efektif terhadap drone pengintai jarak jauh, tetapi Ukraina telah mengembangkan drone kamikaze untuk menghancurkan drone semacam itu, yang jauh lebih murah dibandingkan peluncuran rudal.
Pada 18 September, Ukraina melancarkan serangan drone besar-besaran terhadap pasukan Rusia, menyebabkan ledakan besar di sebuah gudang senjata utama. Serangan ini memaksa Putin memerintahkan peningkatan produksi drone hingga 10 kali lipat, mencapai 1,4 juta unit pada akhir tahun ini untuk menghadapi ancaman dari pasukan drone Ukraina.
Xia Lushan menyatakan, “Setelah dua setengah tahun perang Rusia-Ukraina, NATO telah memahami betapa pentingnya drone dalam perang. Teknologi drone, tidak seperti senjata canggih lainnya, tidak memiliki hambatan teknis yang sulit untuk diatasi, sehingga dapat berkembang dengan cepat dalam waktu singkat.” (jhon)
Trump Mengusung “Industrialisasi Baru Amerika” dengan Menggunakan Tarif untuk Mendorong Kemakmuran Ekonomi
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memperkenalkan konsep “Industrialisasi Baru Amerika (New American Industrialism)”, dengan menyatakan akan memberikan pengurangan pajak kepada perusahaan yang memproduksi barang di Amerika Serikat dan mengenakan tarif kepada perusahaan yang tidak memproduksi di Amerika Serikat. Ia juga berencana mendirikan zona khusus dengan pajak rendah dan regulasi minimal di lahan federal
www.aboluowang.com
Pada Selasa (24/9/2024) waktu setempat, kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, menyampaikan pidato di Savannah, Georgia, memaparkan rencananya terkait ekonomi. Dalam pidatonya, Trump memperkenalkan konsep “Industrialisasi Baru Amerika” yang berfokus pada pengurangan pajak bagi perusahaan yang memproduksi barang di dalam negeri dan pemberlakuan tarif bagi perusahaan yang memproduksi di luar negeri.
Trump juga mengeluarkan peringatan kepada seluruh mitra dagang Amerika Serikat:
“Para pekerja Amerika tidak akan lagi khawatir pekerjaan mereka diambil oleh pekerja asing. Sebaliknya, negara-negara asinglah yang akan khawatir pekerjaan mereka diambil oleh Amerika Serikat.”
Langkah Trump ini bertujuan untuk memberikan dukungan penuh kepada produsen lokal. Berdasarkan laporan, rencana “Industrialisasi Baru Amerika” tersebut kemungkinan mencakup pengurangan pajak bagi produsen lokal dari 21% menjadi 15%, penerapan tarif sebesar 10%-20% untuk semua produk impor, pengurangan regulasi bagi produsen lokal, serta penyediaan lahan bagi calon investor.
Trump menyatakan, “Kami akan membawa kembali ribuan perusahaan, dan kekayaan senilai triliunan dolar, ke Amerika yang indah dan lama, itulah yang akan kami lakukan, dan kami akan melakukannya dengan cepat.”
Trump menjanjikan kebijakan tarif besar-besaran, termasuk penerapan tarif 100% untuk impor mobil dari Meksiko guna menghidupkan kembali industri otomotif Amerika. Ia juga menegaskan ingin menjadikan perusahaan otomotif Jerman sebagai perusahaan Amerika.
Trump mengatakan, “Saya ingin perusahaan otomotif Jerman menjadi perusahaan otomotif Amerika. Saya ingin mereka membangun pabrik di sini. Saya ingin mengalahkan Tiongkok dalam hal produksi elektronik.”
Pada hari Senin sebelumnya, Trump juga memberikan peringatan kepada raksasa pertanian Amerika, John Deere, bahwa jika perusahaan tersebut memindahkan sebagian operasinya ke Meksiko, sebagaimana yang diumumkan sebelumnya, maka produk-produk mereka akan dikenakan tarif besar sebesar 200% untuk produk pertanian.
Titik Balik bagi Industri Manufaktur Amerika
Saat ini, isu ekonomi menjadi perhatian utama para pemilih di Amerika Serikat, dan kebijakan ekonomi inti Trump adalah “pengurangan pajak di dalam negeri, peningkatan tarif untuk luar negeri”.
Dalam pidatonya pada hari Selasa, Trump juga menyatakan bahwa jika terpilih kembali, ia akan menunjuk seorang duta besar untuk industri manufaktur guna menarik investasi asing ke Amerika Serikat dan mendirikan zona khusus dengan pajak rendah dan regulasi minimal di lahan federal.
Beberapa ekonom berpendapat bahwa pengurangan pajak yang diusulkan Trump jauh lebih rendah dari yang dibutuhkan oleh perusahaan, dan tarif yang diterapkan akan memperburuk inflasi karena perusahaan akan meneruskan biaya tambahan tersebut kepada konsumen. Duta besar manufaktur tersebut mungkin hanya akan menjadi peran simbolis.
Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencananya untuk zona khusus manufaktur. Mengingat Amerika Serikat sudah memiliki zona perdagangan bebas, dan banyak lahan federal yang saat ini digunakan untuk hutan dan pertanian, para ekonom menilai bahwa menemukan lahan yang sesuai akan menjadi tantangan.
Pakar perdagangan dari Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat, Inu Manak, berkomentar, “Relokasi industri secara praktis sangat menantang. Salah satu kekhawatiran terbesar bagi produsen maju, termasuk perusahaan semikonduktor, adalah apakah mereka dapat menemukan tenaga kerja terampil dan insinyur yang mereka butuhkan… Anda tidak bisa begitu saja menciptakan sektor manufaktur dari nol.”
The Wall Street Journal mencatat bahwa selama pemerintahan Biden, Amerika Serikat cenderung mendorong perusahaan semikonduktor dan industri energi bersih. Mengingat Trump dengan tegas menyatakan akan menghapus sebagian subsidi energi bersih, diperkirakan kebijakan ekonominya akan membawa titik balik bagi industri manufaktur Amerika Serikat.
Trump juga menegaskan pentingnya pemilih untuk berpartisipasi dalam pemilihan, dengan mengatakan, “Kita harus segera keluar dan memberikan suara. Anda bisa memulainya sekarang, Anda tahu, sekarang kita memiliki sistem yang bodoh ini, Anda bisa memberikan suara 45 hari lebih awal.”
Di sisi lain, Trump tidak lupa untuk mendorong para pendukungnya di Pennsylvania, negara bagian penting, agar segera memilihnya, meskipun ia juga meragukan proses pemungutan suara awal.
Sebuah jajak pendapat terbaru di negara bagian swing tersebut menunjukkan bahwa Trump lebih mungkin dibandingkan Wakil Presiden Kamala Harris untuk mengakhiri konflik di Ukraina dan Gaza, dengan 58% pemilih percaya pada kemampuan Trump. Bahkan ketika ditanya tentang kemungkinan tindakan Tiongkok terhadap Taiwan, 58% pemilih di negara bagian swing juga meyakini bahwa Trump lebih mampu menangani situasi tersebut dibandingkan Harris.
Analisis menyebutkan bahwa pemilih independen di negara bagian swing cenderung mendukung kebijakan luar negeri yang tidak terlalu intervensionis, yang sejalan dengan pendekatan “America First” Trump, yang menguntungkan peluang Partai Republik.
Pesaing Trump, kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris, dijadwalkan akan menyampaikan pidato di Pittsburgh, Pennsylvania pada hari Rabu, di mana tim kampanyenya menyatakan bahwa Harris akan menjelaskan lebih lanjut konsep “ekonomi peluang” yang ia usung. (jhon)
Militer Ukraina Melanjutkan Serangan Balasan di Luar Perbatasan, Blinken Dukung Ukraina dalam Pertemuan Menteri G7
Militer Ukraina menyatakan telah membuka jalur kedua untuk berperang di wilayah Rusia. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, dalam pertemuan Menteri G7 menyatakan dukungannya yang kuat terhadap upaya rakyat Ukraina dalam melawan agresi
oleh Zhao Fenghua dan Rong Yu dari New Tang Dynasty Television
Pada 23 September 2024, Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Brigade Serangan ke-95 telah membuka garis depan baru di dalam wilayah Rusia.
Video yang dirilis oleh militer Ukraina menunjukkan pasukan Ukraina menerobos garis pertahanan perbatasan Rusia dan melancarkan pertempuran pertama di dalam wilayah Rusia.

Menurut militer Ukraina, Rusia telah menghentikan serangan balik di wilayah Kursk sejak 18 September.
Pada Senin, menjelang Sidang Umum PBB, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di New York.
Pada hari yang sama, Presiden Polandia Andrzej Duda menyatakan dalam KTT Masa Depan PBB di New York bahwa Rusia sedang kehilangan status globalnya.
“Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, Rusia seharusnya menjaga Piagam PBB dan hukum internasional. Namun, dengan menyerang negara berdaulat, Rusia telah melepaskan tanggung jawabnya,” kata Presiden Polandia Andrzej Duda.
Zelenskyy tiba di Pennsylvania, AS, sehari sebelumnya, memulai perjalanan kunjungannya ke AS. Pada hari itu, Zelenskyy bertemu dengan Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro dan pejabat lainnya untuk membahas kerja sama regional antara Ukraina dan AS.
“Amerika telah membantu kami sejak awal perang, tetapi kami tetap berharap untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut,” ujarnya.
Zelenskyy juga mengunjungi sebuah pabrik amunisi di Pennsylvania, di mana ia mengucapkan terima kasih kepada para pekerja yang memproduksi amunisi yang sangat dibutuhkan Ukraina.
Zelensky dijadwalkan menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB pada Selasa (24 September) dan Rabu (25 September), kemudian pada Kamis (26 September) akan berangkat ke Washington untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, serta mengumumkan “Rencana Kemenangan” untuk Ukraina.
Zelenskyy menyatakan bahwa jika rencana ini mendapat dukungan dari negara-negara Barat, akan memberikan dampak besar bagi Moskow dan membantu mengakhiri perang secara diplomatis.
Pada Senin, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, memimpin pertemuan Menteri G7 di New York, di mana ia menyatakan akan lebih lanjut mendukung kebutuhan energi Ukraina.
“Kami bertekad untuk melihat Ukraina berhasil, kami dengan tegas mendukung rakyat Ukraina yang terus-menerus menghadapi agresi,” kata Blinken. (Hui)
Fenomena Pengangguran di Tiongkok: Lulusan S2 Jadi Pekerja Kasar, Jumlah Mahasiswa S2 Melampaui S1
Tingkat pengangguran di kalangan pemuda di Tiongkok terus meningkat, lulusan dari perguruan tinggi mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Bahkan, fenomena lulusan S2 melamar pekerjaan sebagai pekerja kasar menjadi perhatian. Pada saat yang sama, berbagai universitas di Tiongkok malah semakin mendorong mahasiswa S1 untuk melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana guna menunda tekanan pekerjaan, yang mengakibatkan jumlah mahasiswa pascasarjana di beberapa universitas melampaui jumlah mahasiswa S1 hingga menciptakan fenomena “jumlah sarjana terbalik”
Meng Xinqi/Yi Ru/Wang Mingyu
Baru-baru ini, berita tentang tiga lulusan magister yang melamar sebagai pekerja kasar di asrama universitas menarik perhatian warganet.
Berdasarkan pengumuman rekrutmen dari Universitas Baoshan di Yunnan pada Agustus, mereka membuka lowongan untuk tujuh posisi seperti petugas keamanan dan pengelola asrama, di mana empat di antaranya adalah lulusan magister, dan tiga orang melamar sebagai pengelola asrama.
Sejarawan asal Tiongkok yang tinggal di Australia, Li Yuanhua, mengatakan: “Saat ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan. Melamar pekerjaan dengan gaji rendah pun merupakan cara untuk bertahan hidup, jika tidak mereka tidak bisa hidup. Jika tidak memiliki penghasilan, mereka mungkin akan kelaparan. Ini menunjukkan betapa sulitnya mencari pekerjaan di Tiongkok, ditambah dengan kondisi ekonomi yang lesu dan peluang kerja yang semakin sedikit.”
Tidak hanya itu, baru-baru ini dalam daftar pekerja sementara di Sekolah Menengah Afiliasi Universitas Penerbangan dan Antariksa Nanjing di Suzhou, terdapat seorang lulusan magister fisika.
Meskipun pihak kampus kemudian menyatakan bahwa lulusan magister ini “belum mendapatkan gelar,” fenomena ini tetap mengundang keprihatinan dengan komentar “bakat yang berlebihan untuk pekerjaan kecil.”
Baru-baru ini, dalam daftar rekrutmen lulusan tahun 2024 dari Museum Istana Kekaisaran di Beijing, seorang lulusan jurusan rekayasa perangkat lunak dari Universitas Peking melamar sebagai petugas keamanan.
“Pertama, ini menunjukkan bahwa bakat yang dihasilkan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, hal ini juga menyoroti bahwa kesempatan kerja saat ini secara keseluruhan menyusut, memaksa para lulusan berbakat ini untuk menerima pekerjaan dengan gaji lebih rendah. Ketiga, ini juga menunjukkan masalah ekonomi yang semakin menyusut, yang berdampak pada pasar konsumsi,” kata Wu Sezhi, Direktur Pusat Penelitian Masalah Tiongkok di Taiwan Think Tank.
Pada 20 September, Biro Statistik Nasional Tiongkok merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa tingkat pengangguran pemuda berusia 16 hingga 24 tahun di Tiongkok, tidak termasuk mahasiswa yang masih bersekolah, mencapai 18,8% pada Agustus, naik 1,7 poin persentase dari Juli. Ini adalah peningkatan dua bulan berturut-turut dan mencetak rekor tertinggi sepanjang tahun ini.
“Di tingkat sosial, ketika tingkat pengangguran pemuda meningkat dan kesempatan kerja semakin buruk, tentu saja akan muncul konflik sosial. Selain tidak hanya akan menimbulkan masalah sosial, tetapi juga dapat menyebabkan ketidakstabilan politik. Fenomena ini dapat memiliki dampak besar di masa depan,” ujar Wu Sezhi.
Untuk mengurangi tekanan pekerjaan, universitas di Tiongkok semakin mendorong mahasiswa S1 untuk melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana.
“Ini menimbulkan banyak masalah di masyarakat. Banyak orang yang seharusnya sudah bekerja malah mengejar gelar akademis yang lebih tinggi hanya demi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di masa depan. Namun, ketika semua orang berlomba-lomba mengejar gelar akademis yang lebih tinggi, nilai gelar tersebut pun menurun. Hari ini, lulusan magister bekerja di posisi yang sama dengan lulusan SMA atau sarjana di masa lalu,” kata Li Yuanhua.
Seiring dengan tingginya tingkat pengangguran pemuda, jumlah penerimaan mahasiswa pascasarjana di berbagai universitas di Tiongkok juga terus meningkat.
“Ini adalah peringatan besar bagi masa depan Tiongkok. Meskipun saat ini banyak mahasiswa memilih untuk melanjutkan studi pascasarjana, tidak berarti mereka akan mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Mereka hanya menunda masalah pengangguran yang sebenarnya,” kata Wu Sezhi.
Data daring menunjukkan bahwa di universitas-universitas papan atas di Tiongkok seperti Universitas Tsinghua, Universitas Peking, Universitas Zhejiang, dan Universitas Fudan, jumlah mahasiswa baru pascasarjana melebihi jumlah mahasiswa baru sarjana pada tahun ini.
Beberapa universitas lainnya juga mengalami fenomena “jumlah sarjana terbalik,” di mana jumlah mahasiswa pascasarjana melampaui jumlah mahasiswa sarjana.
“Kita juga melihat masalah penurunan angka kelahiran di Tiongkok, penuaan penduduk, dan ketika para pemuda tidak memiliki kesempatan kerja yang memadai, tentu akan memperumit masalah stabilitas sosial di masa depan,” ujar Wu Sezhi.
Para ahli menunjukkan, pada 20 tahun silam, Partai Komunis Tiongkok meluncurkan kebijakan “industrialisasi pendidikan,” menjadikan pendidikan tinggi sebagai industri yang menguntungkan. Kini, dengan suramnya prospek ekonomi Tiongkok, masalah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi mungkin akan semakin parah di masa mendatang. (Hui)
G7: Konflik di Timur Tengah Semakin Meluas, Tidak Ada Negara yang Diuntungkan
Ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon siap meletus, sehingga negara-negara anggota G7 (Kelompok Tujuh) mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan bahwa aksi-aksi di Timur Tengah dan tindakan balasan dapat mengakibatkan kawasan ini terjerumus dalam “konflik yang lebih luas”, dan tidak ada negara yang dapat mengambil keuntungan dari situasi ini
Secretchina.com
Dalam pernyataan bersama G7 disebutkan, “Tindakan dan balasan dapat memperparah pusaran kekerasan yang berbahaya ini, dan membawa seluruh Timur Tengah ke dalam konflik regional yang lebih luas, dengan konsekuensi yang tidak terbayangkan.” Mereka mendesak agar siklus kehancuran ini dihentikan dan menekankan bahwa peningkatan ketegangan di Timur Tengah tidak menguntungkan negara mana pun.
Anggota G7 termasuk Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang. Para menteri luar negeri dari tujuh negara ini sedang berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB dan mengeluarkan pernyataan bersama ini setelah pertemuan di sela-sela sidang.
Di perbatasan Israel-Lebanon, baku tembak sangat intens. Setelah serangkaian ledakan yang melibatkan alat komunikasi Hizbullah pada 17 dan 18 September yang menewaskan 37 orang dan melukai sekitar 3000 orang, serangan Israel masih terus berlanjut. Pada 23 September, serangan udara di selatan Lebanon telah menyebabkan hampir 500 orang tewas. Hizbullah merespons dengan meluncurkan lebih dari 100 roket pada 22 September dini hari, dengan beberapa roket jatuh di dekat kota Haifa, Israel utara.
Perang Total di Ambang Pintu, Israel Umumkan “Keadaan Darurat”
Konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon akan segera meletus. Pada 23 September malam, pemerintah Israel mengumumkan keadaan darurat sipil nasional karena “situasi belakang yang luar biasa”, yang akan berlangsung selama seminggu hingga 30 September.
Menurut laporan Channel 13 Israel dan Yedioth Ahronoth, keputusan ini diambil berdasarkan rekomendasi Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dengan pemerintah menyetujuinya dalam rapat telepon darurat. Alasan utamanya adalah “kemungkinannya sangat tinggi serangan terhadap warga sipil di seluruh negeri.”
Dalam keadaan darurat ini, pemerintah dapat menerapkan berbagai pembatasan pada masyarakat, termasuk melarang perkumpulan. Komando Pertahanan Sipil (Home Front Command) juga memperpanjang otoritasnya hingga 30 September.
Melansir laman Reuters, Josep Borrell, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, menyatakan bahwa situasi di perbatasan Israel-Lebanon sangat berbahaya dan memprihatinkan. “Kita hampir berada dalam perang total. Jumlah korban sipil terus bertambah, intensitas serangan militer meningkat, dan jika ini bukan perang, saya tidak tahu harus menyebutnya apa.”
Borrell mengatakan bahwa upaya untuk meredakan ketegangan masih berlanjut. Namun, efek spillover yang paling dikhawatirkan oleh Eropa kini telah menjadi kenyataan, dengan warga sipil membayar harga yang sangat mahal. Oleh karena itu, diperlukan segala upaya diplomatik untuk mencegah perang total, dan semua pihak harus melakukan segalanya untuk menghentikan jalan menuju perang ini.
Pada 23 September, juru bicara Pentagon, Pat Ryder, mengumumkan bahwa AS telah mengirim sejumlah kecil pasukan tambahan ke Timur Tengah, meskipun ia tidak merinci jumlah pasukan atau misi spesifik mereka.
Menurut laporan Voice of America, seorang pejabat tinggi AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa jumlah pasukan yang dikirim ke Timur Tengah diperkirakan puluhan orang, dengan tugas utama untuk membantu evakuasi warga AS jika terjadi perang regional yang lebih besar. Pejabat lainnya menambahkan bahwa jika diperlukan, Marinir AS yang ditempatkan di dekatnya siap menjalankan misi evakuasi.
Tentang Hizbullah
Hizbullah didirikan oleh Garda Revolusi Iran selama Perang Saudara Lebanon pada 1982. Hizbullah telah tumbuh dari sebuah faksi bayangan menjadi kekuatan militer yang tangguh, dengan pengaruh besar di Lebanon dan kawasan sekitarnya. Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, serta negara-negara Arab Sunni di Teluk seperti Arab Saudi, menganggap Hizbullah sebagai organisasi teroris.
Hizbullah merupakan organisasi Islam Syiah dengan ideologi yang sejalan dengan Iran.
Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, pernah mengatakan bahwa kelompoknya memiliki sekitar 100.000 pejuang. Dalam laporan CIA World Factbook, diperkirakan Hizbullah pada tahun 2022 memiliki sekitar 45.000 pejuang, termasuk 20.000 personel penuh waktu dan 25.000 cadangan.
Hizbullah adalah bagian dari “Poros Perlawanan”, sebuah aliansi kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran di seluruh Timur Tengah, termasuk kelompok bersenjata Palestina, Hamas. Pada 7 Oktober tahun lalu, serangan Hamas terhadap Israel memicu perang Gaza antara Israel dan Hamas.
Hizbullah telah menembakkan roket ke posisi-posisi Israel di perbatasan sejak 8 Oktober tahun lalu, sebagai bentuk dukungan untuk Palestina. Sejak itu, baku tembak terjadi hampir setiap hari, dengan Hizbullah meluncurkan roket dan drone, sementara Israel membalas dengan serangan udara dan artileri. Kondisi ini telah menyebabkan puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan mengungsi dari rumah mereka. (jhon)
Filipina Kecam Helikopter Militer Tiongkok yang Mengejar Pesawat Patroli Mereka
Pada Rabu (25/9), Dewan Keamanan Nasional Filipina (NSC) mengutuk tindakan provokatif yang dilakukan oleh helikopter militer Tiongkok yang mengejar dan mendekati pesawat patroli milik Departemen Perikanan Filipina saat melintasi wilayah Laut China Selatan yang disengketakan. Ini merupakan salah satu dari serangkaian insiden provokasi yang dilakukan Tiongkok di Laut China Selatan
Haoyue Li – The Epoch Times
Laporan Reuters menyebutkan bahwa NSC menyatakan bahwa insiden terbaru ini terjadi pada Senin (23/9/2024), ketika pesawat Filipina sedang menjalankan misi di sekitar Scarborough Shoal (juga dikenal sebagai Bajo de Masinloc). Meski dalam situasi tersebut, pesawat Filipina tetap berhasil menyelesaikan misi patroli mereka.
Insiden ini merupakan salah satu dari rangkaian konfrontasi antara kedua negara di laut dan udara di wilayah Laut China Selatan yang disengketakan.
Selama beberapa dekade, pemerintah Tiongkok telah berusaha menguasai Laut China Selatan melalui reklamasi pulau, pembangunan pangkalan militer, dan pengerahan pasukan penjaga pantai, milisi laut, serta armada kapal nelayan untuk mengintimidasi negara-negara lain.
NSC dalam pernyataannya menegaskan bahwa tindakan Tiongkok tersebut melanggar regulasi keamanan penerbangan. Kedutaan Besar Tiongkok di Manila belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters terkait insiden ini.
Scarborough Shoal berjarak 200 kilometer dari Filipina dan merupakan lokasi penting bagi nelayan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (EEZ) Filipina.
Pada tahun 2016, pengadilan arbitrase internasional menyatakan bahwa klaim Tiongkok atas Laut China Selatan berdasarkan “sembilan garis putus-putus” tidak sah. Garis tersebut mencakup 90% wilayah Laut China Selatan, termasuk wilayah EEZ Vietnam, Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Filipina. Namun, Beijing menolak mengakui keputusan tersebut.
AS Bantu Filipina Menghalau Provokasi Tiongkok
Menurut laporan Associated Press, dua pejabat Filipina yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan pada Rabu bahwa pejabat keamanan Amerika Serikat dan Filipina telah sepakat untuk mempertahankan sistem rudal jarak menengah “Typhon” AS di Filipina utara tanpa batas waktu. Sistem ini dibawa ke Filipina pada April lalu sebagai bagian dari latihan militer gabungan dengan militer Filipina. Rudal tersebut bisa menembakkan rudal Standar 6 dan Tomahawk.
Rudal Tomahawk memiliki jangkauan lebih dari 1.600 kilometer, yang berarti wilayah Tiongkok berada dalam jangkauannya.
Pekan lalu, pemerintah Tiongkok menyatakan “keprihatinan serius” terkait penempatan sistem rudal Typhon di Filipina, dan menuduh Washington memicu perlombaan senjata.
Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro, mengatakan pada Selasa di sela-sela pameran industri pertahanan di Manila bahwa “Tiongkok mengatakan mereka khawatir, tetapi itu adalah campur tangan dalam urusan dalam negeri kami.” Teodoro menambahkan, “Mengapa mereka (Tiongkok) tidak memberi contoh dengan menghancurkan persenjataan nuklir mereka sendiri dan menghentikan semua kemampuan rudal balistik mereka?”
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Romeo Brawner, juga menyatakan pada Rabu, “Jika saya bisa, saya berharap sistem Typhon dapat selamanya berada di Filipina.” (jhon)
Israel Masuk ke Status Darurat, Sejumlah Besar Maskapai Internasional Hentikan Penerbangan
Situasi di Timur Tengah memanas, militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap wilayah selatan dan timur Lebanon, yang menyebabkan hampir 500 orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Menghadapi pertempuran yang semakin intens, Israel menetapkan status darurat pertahanan sipil secara nasional dan banyak maskapai penerbangan juga mengumumkan penghentian penerbangan
oleh Ye Enjie – NTD Asia Pacific
Konflik antara Israel dan Hizbullah Lebanon meningkat secara drastis. Pemerintah Israel pada 23 September 2024 malam mengumumkan bahwa karena kemungkinan besar serangan terhadap warga sipil, negara tersebut akan memasuki status darurat pertahanan sipil selama seminggu hingga 30 September.
Sejumlah maskapai penerbangan internasional, termasuk KLM Royal Dutch Airlines, Lufthansa Group dari Jerman, Air France, Ryanair, EasyJet, Delta Airlines, serta United Airlines dari Amerika Serikat, juga mengumumkan penghentian penerbangan ke dan dari Tel Aviv.
“Eskalasi konflik ini sangat berbahaya dan mengkhawatirkan, dapat dikatakan kita hampir memasuki situasi perang penuh,” kata perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell.
Pada 24 September, para pemimpin dunia berkumpul di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB. Josep Borrell menyatakan bahwa meluasnya konflik menjadi kenyataan, dan semua upaya diplomatik harus dilakukan untuk menghindari perang total.
Di sela-sela Sidang Umum PBB, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Vedant Patel, menyatakan bahwa Israel memiliki hak penuh untuk mempertahankan diri, dan fokus Amerika Serikat adalah meredakan ketegangan.
“Dalam situasi apa pun, kami menekankan dan menyatakan dengan jelas bahwa kami harus memperhatikan dampaknya terhadap warga sipil. Namun, jangan lupa bahwa yang kita bicarakan adalah Hizbullah, sebuah organisasi teroris yang selama bertahun-tahun telah melancarkan serangan terhadap rakyat Israel,” katanya. (Hui)
Serangan Udara Besar-Besaran Israel terhadap Hizbullah, AS Kirim Pasukan ke Timur Tengah
Pada Selasa (24 September), Israel melanjutkan serangan besar-besaran terhadap Lebanon. Kini telah membom lebih dari 1.600 markas Hizbullah, dengan hampir 500 orang tewas. Israel juga mengumumkan status “darurat” selama seminggu. Sementara itu, Amerika Serikat mengirimkan tambahan pasukan ke Timur Tengah untuk menghadapi situasi tak terduga
oleh Shu Can – NTD
Militer Israel melancarkan serangan paling mematikan terhadap Hizbullah sejak 2006. Namun, militer Israel menyatakan bahwa serangan tidak ditujukan kepada warga sipil Lebanon, melainkan menyerang 1.600 target Hizbullah, termasuk peluncur roket, dan mengonfirmasi kematian komandan senior Hizbullah, Ibrahim Qubaisi.
“Tujuan kami membuat operasi berlangsung sesingkat mungkin, ini alasan mengapa kami melakukan serangan intensif. Namun, kami juga harus bersiap untuk waktu yang lebih lama. Pada akhirnya, misi kami adalah mencapai tujuan perang dan memastikan warga di wilayah utara dapat kembali ke rumah dengan aman,” ujar Mayor Jenderal Daniel Hagari, juru bicara militer Israel.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, saat mengunjungi pangkalan militer di utara Israel, mengatakan bahwa Hizbullah telah menerima “pukulan serius” dari militer Israel. Sejak Senin (23 September), serangan udara Israel di Lebanon telah menyebabkan 558 kematian dan 1.835 orang terluka.
Sebagai tanggapan, Hizbullah Lebanon meluncurkan sejumlah besar roket ke pangkalan udara Israel, menyebabkan kebakaran di beberapa lokasi di wilayah utara Israel.
Amerika Serikat dan Kanada, selama Sidang Umum PBB, menyerukan agar Israel dan Lebanon tetap menahan diri.
“Perang total tidak menguntungkan siapa pun. Meskipun situasinya telah meningkat, solusi diplomatik masih mungkin,” ujar Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menambahkan: “Kita perlu melindungi nyawa warga sipil. Kita harus memastikan bahwa kawasan ini bergerak menuju perdamaian dan stabilitas.”
Saat ini, Israel telah memasuki status darurat selama seminggu. Sementara itu, Amerika Serikat mulai mengirim tambahan pasukan ke Timur Tengah. Gugus Tugas Kapal Induk USS Abraham Lincoln telah siap siaga di dekat kawasan tersebut untuk menghadapi berbagai kemungkinan. (Hui)
Ketika Shanghai Berubah Menjadi Kota Hantu, Diterjang Topan Terbesar dalam Kurun Waktu 75 Tahun
Pemindaian Terkini
Fokus hari ini : Shanghai berubah menjadi kota hantu, topan terbesar dan pemandangan akhir zaman ; Trump kembali diserang oleh pria bersenjata yang pernah mengancam mahasiswa Hong Kong ; Tindakan mendadak militer Ukraina menggagalkan serangan balik Rusia, dan kepala intelijen militer Ukraina mengungkapkan ketakutan Rusia.
Shanghai Berubah Menjadi Kota Hantu, Topan Terbesar dan Pemandangan Akhir Zaman
Pada hari Senin, kota terbesar di Tiongkok, Shanghai, dilanda topan terkuat dalam 75 tahun, dengan kecepatan angin mencapai tingkat 14. Menyebabkan penerbangan dibatalkan, jalan tol ditutup, dan jalan-jalan di kota kacau balau.
Topan “Bebinca” melewati Taiwan utara dan mendarat di Pudong, Shanghai pada 16 September pagi. Menurut penduduk setempat : Malam sebelum topan mendarat, langit di Shanghai tiba-tiba berubah menjadi ungu, membuat Shanghai benar-benar terlihat seperti pemandangan “kota hantu”, dan pemandangan ketika topan melanda Shanghai benar-benar memiliki kesan langsung seperti film kiamat Amerika “The Day After Tomorrow”.

Saat topan melanda, peredam seberat 1.000 ton yang dipasang di lantai 125 Menara Shanghai mulai berguncang. Untuk memastikan gedung pencakar langit tersebut tidak rusak, peran peredam pada gedung sangatlah penting dan dapat mengurangi guncangan gedung secara signifikan. Kedatangan “”Bebinca” menyebabkan peredam Menara Shanghai bergoyang lebih dari 1 meter.
Angin kencang dan hujan badai topan menumbangkan banyak pohon besar di Shanghai dan merusak sejumlah besar kendaraan di pinggir jalan. Penulis pernah tinggal di Miami Amerika Serikat selama beberapa tahun dan mengalami badai setiap tahunnya. Sungguh harus mengingatkan semua orang bahwa ketika topan dan badai angin topan melanda, jangan sekali-kali mengambil risiko mengandalkan kemujuran, terutama jangan keluar ke jalan, sangat berbahaya. Seseorang menyuting kendaraan yang bergerak tertimpa pohon, bahkan ada pejalan kaki tertimpa dan terjepit, tidak bisa bergerak.

Selain bahaya tumbangnya pohon di pinggir jalan, bahaya topan yang paling tidak terduga adalah tertimpa berbagai benda yang melayang ke langit secara tiba-tiba. Topan kali ini juga menjadi ujian kualitas konstruksi di kota metropolitan Shanghai. Dari video yang diambil terlihat : Paling berbahaya adalah baliho, tembok gedung dan jendela baja yang roboh tertiup angin.

Meskipun mereka tidak tertimpa benda yang tertiup angin topan, bahkan saat angin kencang, banyak masyarakat Shanghai yang tinggal di luar ruangan akan menghadapi kesulitan yang tidak dapat mereka hindari.
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa dalam setiap bencana, Anda selalu dapat menemukan beberapa adegan yang sangat aneh tetapi juga lucu, dan yang paling terkenal kali ini mungkin adalah pria aneh di bawah ini yang menikmati sky pool menara gerbang dan pijatan hujan badai saat topan, sungguh benar : selama masih ada laut di hati anda, Maladewa ada di mana-mana.
Ini bukan apa-apa. Pernahkah Anda melihat upacara pernikahan saat terjadi angin topan? Datang dan rasakan romantisme mempelai pria yang menggendong mempelai wanita, demi cinta tak dapat dihalangi oleh angin dan hujan.
Topan tersebut berangsur-angsur meninggalkan Shanghai pada Senin sore dan terus mendatangkan malapetaka di daratan Tiongkok, Wuxi, Suzhou, Kunshan dan Nantong menanggung beban terberatnya. Mari kita lihat Nantong, Provinsi Jiangsu pada 16 September pagi. Sebuah truk sedang tertatih-tatih di jembatan, untungnya ada sebuah truk besar di belakangnya melaju kedepan dan menghalangi angin, hingga akhirnya pergi tanpa bahaya.
Observatorium Meteorologi Pusat Tiongkok menyatakan bahwa “”Bebinca” akan terus bergerak ke barat-utara setelah mendarat. Diperkirakan pada 17 September pagi, hujan lebat hingga badai akan terjadi di beberapa bagian Anhui, Jiangsu, Zhejiang, Cekungan Sichuan dan beberapa tempat lainnya, bahkan di Henan, Mongolia Dalam, Shandong, Henan, Anhui dan tempat-tempat lain, juga akan terjadi hujan badai, kerusakan besar di sebagian besar wilayah Tiongkok dalam beberapa hari ke depan tidak dapat diperkirakan.
Penulis telah menyebutkan sebelumnya bahwa Florida di Amerika Serikat sering dilanda badai, meskipun Florida dua hari ini terang dan cerah, namun pada hari Minggu terjadi lagi insiden penembakan terhadap Trump yang sekali lagi menimbulkan badai di kalangan politik Amerika.
Trump Kembali Diserang oleh Pria Bersenjata yang Pernah Menyerang Mahasiswa Hong Kong
Pada 15 September, mantan Presiden AS Trump hampir tertembak untuk kedua kalinya saat bermain golf di lapangan golf miliknya di West Palm Beach, Florida. Pria bersenjata itu menggunakan senapan AK47 dengan teropong untuk mempersiapkan serangan di hutan sekitar 300 meter, saat itu Trump bersiap untuk melakukan putt di hole ke-5. Seorang agen Dinas Rahasia melihat pria bersenjata itu tepat waktu dan segera melepaskan tembakan. Pria bersenjata itu segera melarikan diri dari tempat kejadian dan akhirnya tertangkap di jalan antar negara bagian di Florida.
Setelah kejadian tersebut, rincian lebih lanjut secara bertahap terungkap. Ryan Wesley Routh, pria bersenjata berkulit putih berusia 58 tahun, baru-baru ini memberikan banyak sumbangan kepada kandidat Partai Demokrat.
Menariknya, Ryan Wesley Routh memasuki Ukraina dua tahun lalu dan meminta bergabung dengan tentara Ukraina untuk melawan agresi Rusia. Namun, dia ditolak oleh Ukraina karena dia tidak memiliki latar belakang militer.

Dia juga menerima wawancara dengan “Newsweek” AS saat itu. Kinerja pria bersenjata tersebut dalam berbagai urusan internasional penuh dengan kontradiksi : Dia mendukung Ukraina, namun anti-Israel dan mendukung Palestina ; Dia mendukung Taiwan, namun selama gerakan mahasiswa Hong Kong, dia menulis tweet kepada Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam Cheng Yuet-ngor, mengungkapkan keinginannya untuk membantu PKT membunuh para pemimpin mahasiswa di Hong Kong.
Pada Mei 2020, dia bahkan mengunggah undangan kepada Kim Jong-un pergi ke Hawaii untuk berlibur, dan mengatakan bahwa akan menjadi “suatu kehormatan” untuk menjamu Kim Jong-un di pantai Hawaii.
Pria bersenjata yang ditangkap kali ini datang ke pengadilan dengan cepat. Dia ditangkap pada 15 September dan muncul di pengadilan federal pada 16 September, yang menarik adalah dia didakwa dengan dua kejahatan : 1. Kepemilikan senjata secara illegal ; 2. Menghapus nomor seri pada senapan yang dipegangnya. Namun dakwaan tersebut tidak mencakup tuduhan percobaan penembakan terhadap Trump. Namun, karena insiden ini terjadi di Florida, Gubernur DeSantis dari Partai Republik telah mengumumkan bahwa dia akan meluncurkan penyelidikan independen terhadap percobaan penembakan di luar FBI.
Dunia luar sekarang memiliki pertanyaan besar : Keputusan Trump untuk bermain golf kali ini dilakukan secara mendadak menjelang pertandingan, jadi bagaimana pria bersenjata itu bisa langsung tahu dan menyergap di dekatnya?
Ketika Dinas Rahasia mengatakan bahwa karena Trump bukan presiden saat ini, sulit untuk memberikan keamanan yang komprehensif. Ribuan veteran di seluruh Amerika Serikat telah menyatakan kesediaan mereka untuk membentuk korps keamanan swasta untuk melindungi keselamatan Trump secara sukarela.
Jurus Aneh Militer Ukraina Mengacaukan Serangan Balik Rusia
Baru-baru ini, situasi di medan perang Kursk di Rusia sangat aneh. Awalnya, beberapa hari yang lalu, Rusia secara terbuka mempromosikan niatnya untuk merebut kembali Kursk dan melancarkan serangan balik besar-besaran.
Namun, sejak tentara Ukraina menyerbu dari belakang pasukan serangan balik Rusia dari perbatasan Rusia-Ukraina, popularitas konten serangan balik di media sosial Rusia telah menurun secara signifikan.

Awalnya tentara Ukraina diperkirakan akan segera mengepung tenggara dan membentuk pengepungan balasan. Tanpa diduga, tentara Ukraina terus bergerak maju ke utara. Tentara Rusia kebingungan.
Beberapa pemirsa mungkin memiliki pertanyaan, bagaimana Anda tahu di mana tentara Ukraina akan berperang? Penulis bukannya punya sumber intelijen, sebenarnya, gubernur Rusia-lah yang memberitahukan kepada kita.
Mari kita lihat gambar ini dulu, Ini adalah wilayah Kursk yang awalnya diduduki oleh tentara Ukraina. Ini adalah wilayah terbaru yang diserbu oleh tentara Ukraina. Smirnov, penjabat gubernur wilayah Kursk di Rusia, baru saja mengumumkan bahwa Kursk akan diserang.
Sejumlah besar warga sipil terpaksa mengungsi dari distrik Khomutovka dan Rersk di bagian barat negara bagian tersebut. Seberapa besar zona evakuasi ini? 1100 kilometer persegi. Ini sama dengan memberi tahu dunia luar bahwa tentara Ukraina sudah menyerang ke sini, dan sangat ganas sehingga terpaksa harus dievakuasi.
Namun sulit untuk mengatakannya. Kini taktik tentara Ukraina berubah, seolah-olah mereka tiba-tiba dikuasai oleh Seni Perang Sun Tzu. Tidak ada jaminan bahwa mereka akan benar-benar berbalik untuk mengepung pasukan serangan balik Rusia, atau benar-benar membuat serangan semu ke timur yang sebenarnya ke barat.
Kepala Intelijen Militer Ukraina Mengungkap Ketakutan Rusia
Zelenskyy, yang akan segera datang ke New York, menyampaikan pidato pada 15 September yang mengejutkan dunia luar. Zelenskyy mengatakan : “Setelah jeda delapan bulan, sebelum Kongres AS menyetujui bantuan, kami telah menggunakan semua cadangan senjata di gudang, bahkan semua senjata yang awalnya ditujukan untuk brigade cadangan telah diambil.”

Zelenskyy meminta NATO dan Amerika Serikat untuk mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh yang disediakan oleh Barat untuk menyerang Bandara Rusia sesegera mungkin. Mengenai situasi di wilayah Kursk, Zelenskyy berkata : Kami sedang memberikan tekanan pada Rusia dan melakukan segala kemungkinan untuk membuat Rusia merasa bahwa perang sudah terjadi di tanah air mereka, dan di situlah perang ini dibawa ke Ukraina.
Pada saat yang sama, tokoh paling misterius di tentara Ukraina, Direktur Intelijen Militer Ukraina Kyrylo Budanov, mengatakan : Rusia sangat ingin mengakhiri perang pada tahun 2025 karena mereka sendiri memiliki firasat bahwa “semua krisis besar di Rusia akan meletus pada musim panas tahun 2025”, Budanov menunjukkan bahwa serangan mendalam tentara Ukraina di wilayah Rusia baru-baru ini menyebabkan orang Rusia kehilangan kepercayaan. Apa yang disebut sebagai Rusia yang kuat telah hilang untuk selamanya. (lin/mgl)