Home Blog Page 4

Hanya Dilem? Mobil Listrik Zeekr Hancur Berkeping-keping Hingga Terbelah Dua Saat Tabrakan 

0

Beredar kabar di internet bahwa sebuah mobil listrik buatan dalam negeri merek Zeekr mengalami kecelakaan di Shenzhen. Paket baterainya terlempar keluar, dan bodi mobil hancur serta terbelah menjadi dua bagian. Warganet mengejek: “Apakah bodinya direkatkan dengan lem?”

Etindonesia. Dalam video yang beredar, sebuah Zeekr 001 mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan kota Shenzhen. Mobil tersebut hancur dan terbelah dari tengah, dengan serpihan bertebaran di mana-mana. Untungnya, sang pengemudi selamat tanpa cedera dan masih duduk di kursi kemudi.

Disebutkan bahwa kejadian ini terjadi pada (4/6/2025). Dalam video terlihat rambu jalan bertuliskan “Bao’an” dan “Window of the World”, menandakan lokasi kejadian memang berada di Shenzhen.

Kendaraan yang dilaporkan terlibat dalam kecelakaan. (Foto internet)

Warganet melaporkan bahwa kecepatan mobil hanya sekitar 60–70 km/jam, dan karena jalan licin, mobil langsung terbelah dua setelah menabrak.

Netizen mengabarkan berita tersebut. (Cuplikan layar halaman web)

Warganet pun ramai-ramai mengejek kualitas mobil listrik buatan dalam negeri Tiongkok:

  • “Apakah bodinya dilem?”
  • “Kok bisa-bisanya patah di tengah begitu?”

Ada juga yang menyindir dengan sarkasme:

  • “Mobilnya hancur, tapi pengemudinya selamat. Fitur keselamatannya luar biasa!”
  • “Sudah hancur begitu, tapi baterainya tidak terbakar. Kualitasnya luar biasa!”

Namun ada pula yang menyanggah, menyatakan kualitasnya justru sangat buruk:

  • “Karena kualitas jelek, bodi mobil bisa patah dua, baterai sampai terlempar ke depan dan mulai mengeluarkan api!”

Pada Januari tahun ini, juga beredar beberapa video yang memperlihatkan sebuah BYD Yuan Plus putih di Heyuan, Guangdong, tiba-tiba kehilangan kendali dan menabrak truk besar. Dalam sekejap, mobil itu hancur seperti balok LEGO, berubah menjadi tumpukan sampah. Warganet mengejek mobil listrik buatan dalam negeri itu seperti “terbuat dari plastik”.

Dalam situasi ekonomi Tiongkok yang terus menurun, industri otomotif sedang menjalani “perang harga” yang brutal. Banyak perusahaan mobil menekan biaya produksi dengan mengurangi kualitas bahan dan proses produksi, yang akhirnya berdampak pada rendahnya kualitas kendaraan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Operasi Balas Dendam! Serangan Udara Rusia Hanguskan Infrastruktur Ukraina

EtIndonesia. Pada dini hari Kamis, 6 Juni, ibu kota Ukraina, Kyiv, kembali menjadi saksi keganasan perang saat Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran menggunakan drone kamikaze dan rudal jelajah ke sejumlah titik vital. Serangan yang berlangsung sebelum fajar ini menewaskan sedikitnya 4 orang, melukai 20 lainnya, serta melumpuhkan total sistem metro di jantung ibu kota.

Serangan Balasan Rusia yang Mematikan

Berdasarkan laporan sejumlah media internasional, termasuk Reuters dan Associated Press, serangan ini diyakini sebagai aksi balas dendam Rusia terhadap Operasi “Jaring Laba-laba” yang sebelumnya dilancarkan Ukraina. Operasi tersebut diketahui menghantam beberapa pangkalan militer strategis Rusia dengan drone kecil yang diselundupkan ke dalam wilayah Rusia dan berhasil menghancurkan sejumlah pesawat pembom jarak jauh.

Pada serangan balasan dini hari tersebut, Rusia mengerahkan puluhan drone kamikaze tipe Shahed-136 buatan Iran serta rudal jelajah Kalibr dan Iskander ke berbagai kota besar di Ukraina. Kyiv menjadi sasaran utama, disusul kota Ternopil di barat dan Lutsk di barat laut.

Kerusakan Parah di Ibu Kota

Salah satu drone dilaporkan menabrak sisi sebuah gedung apartemen bertingkat di distrik Dnipro, Kyiv. Akibat benturan keras, tercipta lubang besar menganga di dinding bangunan, diikuti ledakan yang menimbulkan asap tebal dan menyemburkan serpihan beton ke jalanan di bawahnya. Sejumlah mobil yang terparkir di sekitar lokasi turut hancur tertimpa puing. Polisi Ukraina menemukan sisa-sisa mesin drone di lokasi kejadian, menambah bukti bahwa serangan kali ini menggunakan perangkat modern dan mematikan.

Walikota Kyiv, Vitali Klitschko, mengonfirmasi bahwa empat orang warga tewas, sementara 16 lainnya harus dilarikan ke rumah sakit dengan luka-luka serius, termasuk luka bakar dan trauma akibat ledakan.

Metro Kyiv Lumpuh Total, Jalur Kereta Dialihkan

Badan administrasi militer Kota Kyiv melaporkan, salah satu rudal menghantam jalur rel metro, sehingga memaksa seluruh operasional kereta bawah tanah dihentikan. Warga yang biasanya mengandalkan metro sebagai transportasi utama di ibu kota terpaksa mencari alternatif lain atau bertahan di stasiun bawah tanah yang juga dijadikan tempat perlindungan darurat. Operator kereta nasional Ukraina, Ukrzaliznytsia, juga mengumumkan bahwa sejumlah rute utama kereta api harus dialihkan lantaran infrastruktur yang rusak berat di sekitar Kyiv.

Kepanikan sempat melanda warga Kyiv, terutama mereka yang tinggal di gedung tinggi. Suara sirene peringatan serangan udara terus terdengar sepanjang malam, memaksa ribuan warga mencari perlindungan di bunker dan stasiun bawah tanah.

Serangan Meluas ke Ternopil dan Lutsk

Selain Kyiv, Kota Ternopil yang berada di wilayah barat Ukraina juga menjadi sasaran serangan. Walikota Ternopil, Serhiy Nadal, menyebut bahwa fasilitas industri strategis dan jaringan infrastruktur di kotanya mengalami kerusakan parah. Serangan ini juga menyebabkan pemadaman listrik di beberapa distrik, dan warga diimbau untuk tetap berada di dalam rumah karena diduga terdapat sisa-sisa zat beracun di udara akibat hancurnya pabrik kimia di sekitar lokasi ledakan.

Di Kota Lutsk, yang berlokasi di barat laut Ukraina, Walikota Ihor Polishchuk melaporkan setidaknya lima orang luka-luka. Sejumlah rumah warga, sekolah, hingga gedung perkantoran pemerintah dilaporkan mengalami kerusakan hebat akibat hantaman rudal. Tim penyelamat setempat terus berupaya mengevakuasi korban yang masih terjebak di reruntuhan bangunan.

Gelombang Balasan Rusia dan Peringatan Trump

Serangan udara yang terjadi pada 6 Juni ini dinilai para analis sebagai salah satu aksi balasan paling agresif yang dilakukan Rusia sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022. Intensitas dan cakupan serangan menandai adanya perubahan strategi Kremlin, yang kini menargetkan infrastruktur sipil dan transportasi publik, serta berusaha melumpuhkan mobilitas warga di kota-kota besar Ukraina.

Beberapa hari sebelum serangan ini, sejumlah drone kecil milik Ukraina berhasil diselundupkan ke wilayah Rusia dan menghancurkan pesawat pembom strategis Rusia di salah satu pangkalan udara utama. Hal ini memicu kemarahan Moskow. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sempat memperingatkan dalam pernyataannya bahwa Kremlin akan membalas setiap serangan langsung ke pangkalan militer Rusia. 

“Serangan balasan dari Rusia hanya tinggal menunggu waktu,” ujar Trump saat itu.

Dampak Kemanusiaan dan Reaksi Internasional

Organisasi kemanusiaan internasional langsung mengutuk serangan yang menyasar warga sipil dan fasilitas publik di Ukraina. PBB dan Uni Eropa menuntut Rusia untuk segera menghentikan serangan ke permukiman dan mengingatkan bahwa tindakan ini berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah konflik. Sementara itu, Pemerintah Ukraina menyerukan kepada negara-negara sekutu untuk mempercepat bantuan sistem pertahanan udara demi melindungi kota-kota strategis di Ukraina.

Situasi Terkini dan Kondisi di Lapangan

Pantauan terakhir menyebutkan, operasi penyelamatan masih terus berlangsung di lokasi-lokasi terdampak. Tim medis dan pemadam kebakaran dikerahkan sepanjang malam untuk mengevakuasi korban yang tertimbun reruntuhan, memadamkan kebakaran, dan membersihkan sisa-sisa bahan berbahaya di sekitar lokasi ledakan.

Warga Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina kini dihadapkan pada hari-hari penuh ketidakpastian. Dengan infrastruktur transportasi yang rusak, jaringan listrik yang terganggu, serta ancaman serangan udara susulan, krisis yang terjadi di Ukraina kembali memasuki babak baru yang lebih berbahaya dan tak menentu.

Menyamar Sebagai Warga Negara AS dan Ikut Pemilu – Mahasiswa Tiongkok Kabur ke Shanghai Setelah Bebas Bersyarat

Departemen Kehakiman Amerika Serikat baru-baru ini mengonfirmasi bahwa seorang mahasiswa asal Tiongkok bernama Gao Haoxiang, yang pernah menempuh studi di negara bagian Michigan, telah didakwa karena melakukan pemungutan suara secara ilegal, dan kemudian melarikan diri setelah dibebaskan dengan jaminan. Kini pemerintah federal telah menambahkan dakwaan baru terhadapnya.

EtIndonesia. Gao Haoxiang, yang pernah berkuliah di Universitas Michigan, pada saat mendaftar untuk memberikan suara dalam pemilu tahun lalu, mengaku sebagai warga negara AS dan berhasil memberikan suara pada November tahun lalu. Otoritas negara bagian Michigan pada saat itu tidak menyadari adanya pelanggaran hukum.

Namun, yang membuat kasus ini terungkap adalah tindakan bodohnya sendiri setelah mencoblos. Usai memberikan suara, Gao malah bertanya apakah ia bisa mengambil kembali surat suaranya, yang memicu kecurigaan dari petugas terkait dan akhirnya membuka kedoknya.

Setelah kasus ini terbongkar, ia dituduh memberikan pernyataan palsu oleh otoritas negara bagian. Pengadilan mengizinkannya dibebaskan dengan jaminan sebesar 5.000 dolar AS, dengan syarat ia tidak boleh meninggalkan negara bagian Michigan dan harus menyerahkan paspornya.

Namun, pada 19 Januari lalu, tepat sehari sebelum Presiden Trump dilantik kembali, Gao Haoxiang menggunakan paspor Tiongkok kedua untuk terbang ke Shanghai. Pihak berwenang gagal mendeteksinya pada saat itu. 

Baru setelah ia dua kali tidak hadir dalam persidangan, barulah pada 30 Mei, surat perintah penangkapan dikeluarkan, dan dakwaan tambahan dijatuhkan. Ia kini didakwa melanggar syarat pembebasan, menghindari persidangan, dan menghalangi proses peradilan – yang merupakan tindak pidana federal berat.

Jaksa penuntut menyatakan bahwa memberikan suara secara ilegal merusak kredibilitas pemilu AS, dan jika pelakunya adalah warga asing dari rezim otoriter, maka pelanggarannya menjadi lebih serius dan tidak dapat ditoleransi. Kantor FBI di Detroit juga menyatakan bahwa penyelidikan atas kasus ini masih berlangsung.

Terungkapnya kasus ini terjadi bertepatan dengan pengumuman pemerintahan Trump yang akan secara aktif mencabut visa pelajar Tiongkok yang terkait dengan PKT, menunjukkan bahwa pemerintah AS sangat memperhatikan masalah infiltrasi di dunia akademik. (Hui)

Laporan oleh reporter magang NTD Television, Ning Xiu.

Xi Jinping Tidak Lagi Bekerja di Yingtai? Lokasi Pertemuan dengan Presiden Belarus di Zhongnanhai Bocor

Presiden Belarus Alexander Lukashenko bertemu dengan Xi Jinping di Zhongnanhai (Kantor pusat dan komplek PKT), namun laporan media Partai Komunis Tiongkok (PKT) sangat minim. Sebaliknya, pihak Belarus justru mengungkapkan lokasi dan detail pertemuan, memicu spekulasi bahwa kekuasaan Xi Jinping mungkin sedang goyah.

EtIndonesia. Presiden Belarus Lukashenko mengunjungi Beijing dari 2 hingga 4 Juni. Media resmi Belarus sejak  2 Juni sudah melaporkan bahwa ia akan bertemu Xi Jinping. Namun, pihak otoritas dan media PKT tetap bungkam hingga 4 Juni, ketika mereka akhirnya melaporkan bahwa Xi secara tidak biasa menerima Lukashenko di Zhongnanhai—hanya dalam bentuk teks, dan foto-foto pertemuan baru dirilis kemudian.

Media resmi Belarus segera mempublikasikan foto-foto dari lokasi dan beberapa rincian pertemuan. Dari foto interior yang dirilis, tampak bahwa keduanya bertemu di sebuah ruang pertemuan kecil yang nyaris tanpa dekorasi, hanya dilengkapi beberapa meja, kursi, dan beberapa vas bunga.

Dalam salah satu foto eksterior yang dirilis oleh Belarus, terlihat nama bangunan tempat pertemuan tertulis “Chun Yi Zhai” (純一齋) di atas pintunya.

Dalam laporan versi Mandarin dari Kantor Berita Belarus, disebutkan bahwa Xi Jinping berkata kepada Lukashenko saat pertemuan:  “Kantorku ada di sebelah.”

Salah satu sudut peta Zhongnanhai. Pulau di tengah danau adalah Pulau Yingtai. (Gambar Wikipedia)

 Ini adalah pertama kalinya Xi menerima Lukashenko di tempat tersebut. Lukashenko pun menyampaikan terima kasih karena telah “mengundangnya ke rumah.” Sebagai balasan, Lukashenko berkata:  “Saya akan menunggu Anda di rumah saya.”

Laporan media Belarus ini diduga secara tidak sengaja mengungkap lokasi kediaman atau kantor Xi Jinping saat ini di Zhongnanhai.

Berdasarkan data publik, Chun Yi Zhai terletak di tepi utara Danau Selatan (Nan Hai) di Zhongnanhai, tepatnya di pojok barat laut kompleks Fengze Yuan, antara Fengze Yuan dan Jinggu. Dulu, mantan Menteri Front Persatuan PKT Li Weihan pernah tinggal di sana.

Sementara itu, berdasarkan informasi umum, sejak Partai Komunis mengambil alih kekuasaan, kantor pemimpin tertinggi PKT biasanya terletak di Pulau Yingtai, sebuah pulau kecil di tengah Danau Selatan di Zhongnanhai. Tempat ini biasanya menjadi lokasi kerja, tempat tinggal, serta tempat jamuan dan acara penting bagi Sekretaris Jenderal dan elit PKT lainnya.

Misalnya, pada  November 2014, Xi Jinping secara tidak biasa mengundang Presiden AS saat itu, Barack Obama, untuk berjalan-jalan dan makan malam di Pulau Yingtai. Saat itu, Obama bertanya kepada Xi di mana ia biasa bekerja, dan Xi menunjuk ke arah bangunan di belakang mereka. Obama menjawab sambil bercanda bahwa dia juga berjalan-jalan di Gedung Putih, tapi tidak seluas Yingtai.

Ini menunjukkan bahwa Xi saat itu, seperti pemimpin PKT lainnya, bekerja dan tinggal di Pulau Yingtai.

Namun dalam laporan Belarus baru-baru ini, Xi menyatakan bahwa kantornya “ada di sebelah” Chun Yi Zhai. Laporan versi bahasa Inggris juga menggunakan istilah “next door” (di sebelah).

Namun, antara Chun Yi Zhai dan Pulau Yingtai sebenarnya terpisah oleh banyak bangunan dan danau yang cukup lebar. Dari Chun Yi Zhai menuju Yingtai, seseorang harus melewati Fengze Yuan, Xi Ba Suo, Qinzhengdian, serta berbagai jembatan dan jalan setapak. Oleh karena itu, penggunaan istilah “di sebelah” tampak tidak akurat secara geografis.

Banyak pengamat politik luar negeri berspekulasi bahwa hal ini mengindikasikan Xi Jinping mungkin telah memindahkan kantornya dari Yingtai, atau bahkan lebih jauh lagi, kemungkinan sedang berada dalam bentuk tahanan rumah di area sekitar Chun Yi Zhai atau Fengze Yuan.

Belakangan ini, militer PKT mengalami gelombang pembersihan internal yang keras, termasuk kematian mendadak sejumlah jenderal tinggi secara misterius. Hal ini memicu spekulasi luas bahwa kekuasaan Xi Jinping sedang terancam dan konflik internal dalam PKT sedang memanas. (Hui)

Laporan oleh jurnalis Shang Chuan / Editor: Lin Qing

Kisah Gelap di Balik Kejayaan BYD: Manipulasi, Kebangkrutan, dan Ancaman Bubble Otomotif!

EtIndonesia. Pada kuartal pertama tahun 2025, dunia otomotif Tiongkok diguncang isu besar. BYD, yang selama ini digadang-gadang sebagai ikon industri kendaraan energi baru dan lambang kebangkitan teknologi Tiongkok, kini justru diterpa badai krisis. Lebih dari 300 gerai dealer 4S BYD di kawasan Tiongkok Timur dan Selatan menutup pintu secara massal. Sebagian mengalami kebangkrutan, sebagian lainnya memilih kabur diam-diam di malam hari—meninggalkan karyawan yang menuntut hak, serta konsumen yang kehilangan kepastian terhadap layanan purna jual.

Fenomena ini tidak hanya memperlihatkan keretakan struktur keuangan BYD, tetapi juga membuka tabir praktik bisnis yang selama ini tertutupi euforia “keberhasilan” industri kendaraan listrik Tiongkok. 

Laporan ini akan mengupas tuntas sisi gelap dan dinamika krisis BYD, mulai dari kisah para mantan manajer dealer, skandal penumpukan stok, manipulasi laporan keuangan, skema ekspor abu-abu, hingga masalah besar di pasar global dan potensi meledaknya “gelembung” Evergrande versi otomotif.

Penutupan Massal Dealer dan Kehancuran Rantai Distribusi

Gelombang Kebangkrutan: Ratusan Dealer 4S Kolaps

Dari data yang dihimpun media dan lembaga keuangan, pada triwulan pertama 2025, lebih dari 300 dealer BYD di Tiongkok Timur dan Selatan telah resmi menutup operasional. Puluhan di antaranya digugat bank akibat gagal membayar kewajiban, sementara banyak yang menutup toko secara diam-diam dan menghilang, meninggalkan ratusan karyawan dan ribuan konsumen tanpa kejelasan.

Salah satu suara hati datang dari mantan manajer dealer BYD di Distrik Jiading, Shanghai, yang menceritakan bagaimana, sejak akhir 2024, pihak perusahaan memaksa dealer menampung unit mobil dalam jumlah jauh melebihi permintaan pasar. 

“Jika kami menolak menandatangani kontrak pembelian, lisensi dealer langsung dicabut. Masalahnya, bukan kami tak mau menjual, tapi memang tidak ada pembeli!” ungkapnya dengan nada frustrasi.

Dealer Berubah Jadi Gudang Mobil Mati

Sejumlah kanal YouTube seperti “Perspektif Rakyat Melihat Tiongkok” menampilkan video nyata tentang tumpukan stok mobil BYD yang menggunung di lahan-lahan parkir hingga gudang-gudang kosong. Pemandangan lautan mobil baru, berjejer rapi namun tak laku terjual, menjadi bukti krisis distribusi di lapangan.

Menurut laporan Asian Finance, sebagian mobil baru BYD bahkan “diamankan” di gedung-gedung mangkrak untuk menghindari audit dan inspeksi pasar, menimbulkan kecurigaan akan praktik manipulasi internal demi menutupi tekanan keuangan.

“Sales Push” dan Manipulasi Laporan Keuangan

Dealer sebagai Tempat Pembuangan Stok

Guna mempercantik laporan keuangan, merebut subsidi pemerintah, dan menjaga harga saham, BYD mendorong penyaluran stok besar-besaran ke dealer. Alih-alih menjadi rantai distribusi sehat, dealer justru berubah fungsi menjadi “gudang sementara”—mobil menumpuk, cash flow dealer tercekik, akhirnya bangkrut.

Target penjualan BYD tahun 2025 dipatok tinggi, yakni 5,5 juta unit. Namun realitas di lapangan memperlihatkan gelombang penutupan dealer, protes karyawan, dan konsumen yang kehilangan hak layanan. Salah satu kasus besar terjadi di Qiancheng Auto, Jinan, Shandong—dealer nasional dengan omzet tahunan sekitar Rp 60 triliun dan 1.200 karyawan. Pada 17 April 2025, Qiancheng Auto mengumumkan “jaminan purna jual” macet, seluruh layanan servis dan asuransi jadi “cek kosong” akibat dana beku dan kredit bank lokal tersendat. Lebih dari 20 gerai kosong melompong.

Skandal “Zero Kilometer” dan Praktik Abu-abu di Pasar Mobil Bekas

Borok Industri: Penjualan Palsu ala “Evergrande Otomotif”

Jika penumpukan stok menjadi aib internal, maka skandal “zero kilometer” adalah borok eksternal yang makin memperburuk citra. Pada 23 Mei 2025, Chairman Great Wall Motors, Wei Jianjun, secara terbuka membongkar praktik: demi mengejar angka penjualan, produsen mobil (termasuk BYD) mendaftarkan plat mobil baru, lalu langsung menjualnya sebagai “mobil bekas”. Hasilnya, laporan penjualan terlihat gemilang, namun mobil justru memenuhi pasar mobil bekas tanpa benar-benar berpindah ke konsumen sesungguhnya.

Model ini mirip skema “pre-sale” apartemen mangkrak seperti kasus Evergrande: uang konsumen terkumpul, laporan keuangan bagus, namun produk riil macet, kerugian akhirnya dibebankan ke dealer dan masyarakat.

Ekspor Abu-abu: Mobil Baru Disamarkan Jadi Mobil Bekas

Yang lebih memalukan, demi menghindari ketatnya regulasi Uni Eropa, beberapa produsen mobil listrik Tiongkok diduga memalsukan status mobil baru menjadi “mobil bekas” untuk masuk pasar Eropa. Ini mempercepat proses ekspor, mengelabui inspeksi, dan mempercantik data ekspor, tapi juga mencoreng reputasi BYD secara global.

Perang Harga, Penurunan Penjualan, dan Gelembung Pasar

Data Penjualan Dipoles, Realitas di Lapangan Suram

Meski target penjualan 2025 dipasang tinggi, data menunjukkan sepanjang Januari–April 2025, penjualan BYD baru sekitar 1,38 juta unit—hanya seperempat target—dan itu pun sudah termasuk penjualan internal “zero kilometer”. Penjualan riil ke konsumen jauh lebih kecil.

BYD mengklaim masih sebagai penjual nomor satu dunia, namun dalam dua-tiga bulan terakhir mereka telah tiga kali menurunkan harga. Hingga akhir Mei, 22 model BYD dipangkas hingga Rp110 juta (sekitar 34%) per unit. Walau strategi ini sempat mendongkrak penjualan jangka pendek, pasar saham justru bereaksi negatif—saham BYD di Hong Kong turun lebih dari 10% hanya dalam sepekan, sinyal pasar mulai kehilangan kepercayaan.

Kerusakan Ekosistem Industri

Tahun 2024, industri otomotif Tiongkok sudah penuh perang harga. Hanya 39,3% dealer untung, sementara 84,4% menjual rugi di bawah harga pokok. Pemasok suku cadang pun hidup di ambang batas, margin laba hanya 10%. Dalam iklim destruktif seperti ini, strategi “banting harga” BYD dianggap “minum racun demi melepas dahaga”—masalah jangka pendek teratasi, namun risiko jangka panjang makin besar.

Wei Jianjun menegaskan: “Jika harga mobil bisa anjlok setengahnya, mustahil kualitas tetap sama. Barang murah tak pernah berkualitas.”

Kasus BYD berkarat yang viral pada Maret lalu bukan sekadar isu teknis, tapi cacat desain dan integritas produk.

Perseteruan Terbuka dengan Great Wall Motors dan Skandal Global

Perang Terbuka: Audit, Manipulasi, dan Tudingan Balik

Wei Jianjun, Chairman Great Wall Motors, secara frontal menuding BYD sebagai biang kerusakan pasar: dari praktik “zero kilometer”, penumpukan stok, hingga strategi banting harga. Sebagai balasan, BYD menuduh kritik tersebut hanya bentuk iri hati pesaing.

Pada Agustus lalu, Wei Jianjun bahkan menantang audit industri otomotif dan mengusulkan perusahaannya sebagai “kandidat pertama”. Dia juga menerbitkan white paper yang menyoroti manipulasi data, penipuan emisi, hingga kasus “fuel tank pressure” BYD. Menurutnya, BYD sukses bukan karena inovasi, tetapi karena menekan rantai pasok dan kompromi teknologi.

Skandal Ketenagakerjaan di Brasil: Luka Bagi Globalisasi BYD

Ambisi BYD merajai pasar global terganjal kasus besar di Brasil. Pabrik BYD yang rencananya mulai produksi pada Maret 2025 mendadak dihentikan, setelah otoritas Brasil mengungkap dugaan kerja paksa terhadap 220 tenaga kerja Tiongkok. Pada 27 Mei 2025, kejaksaan Brasil resmi menuntut BYD atas dugaan perdagangan manusia, menuntut ganti rugi moral 45 juta dolar, serta kompensasi individual untuk para pekerja. Jika terbukti, BYD bukan hanya didenda besar, tetapi juga terancam pembatalan proyek dan boikot internasional. Upaya BYD melempar kesalahan ke kontraktor tak mengurangi kecaman dunia, karena publik menilai, tanggung jawab utama tetap pada perusahaan.

Kasus ini membuka borok model ekonomi-politik Tiongkok: BYD mendapat subsidi besar, insentif pajak, perlindungan pemerintah daerah—semua demi menyokong “kinerja pejabat” dan laporan pertumbuhan ekonomi.

Sistem yang Rusak dan Bahaya “Evergrande Baru”

Ekonomi Berbasis Ilusi: Dari Laporan Palsu hingga Gelembung Saham

Model pertumbuhan Tiongkok selama ini berakar pada “indikator kinerja” seperti PDB dan volume penjualan, yang justru memicu rekayasa laporan: kontrak palsu, faktur fiktif, penjualan semu. Laporan keuangan BYD tetap indah, harga saham stabil, subsidi terus mengalir, tapi kenyataan di lapangan: dealer gulung tikar, konsumen kehilangan perlindungan hukum, dan risiko sistemik kian membesar.

Ancaman Sistemik: Evergrande Versi Otomotif?

Paling mengkhawatirkan, manipulasi menjadi tiket masuk pasar modal. Perusahaan yang serius membangun kualitas dan inovasi justru kalah dari mereka yang lihai memoles data.

Rasio utang BYD kini tembus 77,91% dengan total kewajiban hampir Rp13.000 triliun, namun tetap dipuja karena dianggap “too big to fail” dan “disokong pemerintah”. Laporan Asian Finance menyebut, meski didukung investor global sekelas Buffett dan Munger, utang dan risiko BYD kini setara bahkan melebihi Evergrande di puncak kejayaannya.

Wei Jianjun sudah memperingatkan: “Industri otomotif Tiongkok sudah punya ‘Evergrande baru’.” Tanpa menyebut nama, semua tahu siapa yang dimaksud.

Para pengamat dan warganet mewanti-wanti: jika BYD mengikuti jejak Evergrande, investor kecil akan jadi korban—para pemodal besar mundur saat harga saham dipompa, meninggalkan “rakyat kecil” menanggung kerugian.

Penutup: Sirene Bahaya Telah Bersuara

Krisis BYD bukan sekadar kegagalan satu perusahaan, melainkan cerminan kerusakan ekosistem industri otomotif Tiongkok: manipulasi data, proteksi politik, tekanan profit jangka pendek, dan pasar keuangan yang hidup dalam ilusi. Sirene bahaya sudah berbunyi nyaring. Selama sistem masih mendorong rekayasa dan pengawasan longgar, “ledakan” Evergrande berikutnya hanya soal waktu—dan BYD saat ini berdiri di ujung jurang.

Gunung Berapi Meletus di Guatemala, Asap dan Abu Tebal – Lebih dari 500 Orang Dievakuasi

Pihak berwenang Guatemala menyatakan bahwa setelah Gunung Fuego, salah satu gunung berapi paling aktif di kawasan Amerika Tengah, memuntahkan gas dan abu vulkanik, lebih dari 500 orang telah dievakuasi secara darurat.

EtIndonesia. Penduduk dari komunitas-komunitas di sekitar Gunung Fuego telah dipindahkan ke tempat penampungan darurat. Gunung ini terletak sekitar 35 kilometer dari ibu kota Guatemala City.

Seorang warga berusia 25 tahun, Celsa Perez, mengatakan kepada AFP: “Daripada nantinya kita hanya bisa meratapi para korban jiwa, kami lebih memilih untuk pergi lebih awal.”

Badan Penanganan Darurat Guatemala (Conred) mengumumkan bahwa pemerintah telah menangguhkan kegiatan sekolah, serta menutup jalan-jalan yang menghubungkan wilayah selatan Guatemala dengan kota tua Antigua, yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.

Dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Fuego telah beberapa kali meletus, memicu evakuasi massal. Pada  Maret tahun ini, letusan serupa juga sempat terjadi.

Saat letusan besar pada tahun 2018, lava mengalir deras menuruni lereng gunung, menghantam desa San Miguel Los Lotes dan menewaskan 215 orang, sementara sejumlah besar warga lainnya dinyatakan hilang. (hui)

Dikutip dari Central News Agency /NTDTV.com, Editor: Lu Yongxin

Takut Dieksekusi, Pemimpin Baru Hamas Beli Asuransi Jiwa Bernilai Tinggi! Militer Israel Kembali Gempur Markas Hizbullah

EtIndonesia. Israel kembali melancarkan operasi militer di Jalur Gaza untuk menekan kelompok Hamas dan memaksa mereka kembali ke meja perundingan terkait pembebasan sandera. Di saat yang sama, militer Israel juga bersiap untuk menggencarkan serangan ke markas Hizbullah di Lebanon, bahkan telah mengeluarkan peringatan evakuasi bagi warga sipil di sekitar markas tersebut guna mencegah korban non-militer.

Di sisi kemanusiaan, Israel juga terus memperluas titik distribusi bantuan di wilayah Gaza untuk menjamin kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi.

Akun X bernama “Perang Israel” mengungkapkan bahwa sejak pemimpin tertinggi Hamas sebelumnya, Yahya Sinwar, dan adiknya tewas akibat serangan Israel, posisi kepemimpinan Hamas sempat kosong. Kini, meski telah terpilih seorang pemimpin baru, Hamas sangat khawatir akan terulangnya “pembunuhan tertarget” oleh militer Israel. Sebagai tindakan antisipasi, pimpinan baru Hamas dilaporkan telah membeli asuransi jiwa dengan nilai sangat tinggi demi mengurangi risiko kerugian besar jika dia menjadi target berikutnya.

Di sisi lain, Israel kembali menyerang markas Hizbullah di Lebanon. Akun “Perang Israel” melaporkan bahwa Israel mendapatkan informasi dari Suriah terkait penyitaan satu kelompok besar senjata ilegal yang diduga akan diselundupkan ke Hizbullah melalui wilayah Suriah.

Sebagai tindak lanjut, militer Israel segera meluncurkan serangan udara ke wilayah pinggiran ibu kota Lebanon, Beirut, yang diketahui sebagai basis utama Hizbullah. Sebelum serangan, militer Israel juga mengimbau warga sipil di sekitar lokasi tersebut untuk segera mengungsi, demi menghindari jatuhnya korban sipil akibat operasi militer.

Meski begitu, serangan militer Israel terhadap sisa-sisa kekuatan Hamas terus berlanjut. Bahkan, menurut laporan dari “Perang Israel”, pihak militer Israel telah mulai memasok senjata kepada kelompok bersenjata Palestina yang anti-Hamas, meminta mereka bekerja sama dalam menggempur sisa-sisa kekuatan kelompok tersebut.

Dalam laporan lain, dinas intelijen dalam negeri Israel (Shin Bet) menyatakan telah menemukan jenazah dua sandera berkewarganegaraan Amerika Serikat yang sebelumnya diculik oleh Hamas dan membawa pulang jasad mereka ke Israel. Saat ini, Hamas masih diyakini menahan 56 warga Israel, namun Shin Bet memperkirakan jumlah sandera yang masih hidup kemungkinan tinggal di bawah 10 orang.

Untuk mengatasi krisis kemanusiaan akibat konflik, militer Israel baru-baru ini membuka dua pos distribusi makanan tambahan di Rafah. Warga Palestina yang mendengar informasi tersebut segera memadati lokasi demi mendapatkan bantuan pangan. Namun menurut pengamatan “Perang Israel”, kekurangan bantuan kemanusiaan di Gaza bukan hanya disebabkan oleh serangan militer Israel, melainkan juga karena kelompok Hamas terus-menerus menjarah truk bantuan dari organisasi kemanusiaan yang masuk ke wilayah Gaza. (jhn/yn)

Setelah Guru Biologi Itu Mengakhiri Hidupnya, Murid Ini Bertemu dengannya Kembali


EtIndonesia. Kisah ini dibagikan oleh seorang pengguna internet yang kini telah dewasa dan memilih untuk tetap anonim. Dia menuturkan sebuah pengalaman pribadi yang sampai hari ini masih terasa berat di hatinya. Tokoh utama dalam kisah ini adalah guru biologinya saat dia duduk di kelas 9—yang dia sebut sebagai Pak R.

Pak R adalah seorang guru yang sangat berdedikasi. Dia mampu mengubah pelajaran biologi yang rumit menjadi sesuatu yang hidup dan menarik. Setelah kelas usai, sang murid ini sering memilih tinggal lebih lama untuk mengobrol dengan Pak R, membahas berbagai topik sains dan pengetahuan unik lainnya.

Namun, meski tekun dalam mengajar, reputasi Pak R di kalangan siswa tidak terlalu baik. Dia dikenal suka bercerita tentang masa lalunya yang penuh prestasi dan pengalaman hebat. Tapi seiring waktu, semakin banyak siswa menyadari bahwa banyak dari cerita itu tidak konsisten—ada bagian-bagian yang tampak dilebih-lebihkan, bahkan mengada-ada. Lambat laun, Pak R menjadi sosok yang dihindari. Dia menjadi orang yang “terpinggirkan” di lingkungan sekolah; tak banyak siswa yang mau mendekat, bahkan beberapa sengaja menjauh.

Lalu, hari itu pun tiba

Pagi itu tampak biasa saja. Sang murid terlambat sekitar sepuluh menit dan buru-buru naik lift menuju kelas di lantai lima. Di dalam lift sudah ada beberapa siswa yang lebih muda. Tak lama, Pak R masuk dan berdiri tepat di sampingnya.

Saat pintu lift tertutup dan mulai naik, sesuatu yang aneh terjadi: semua anak di dalam lift membalikkan badan, membelakangi Pak R, seakan mereka sengaja menghindari keberadaannya.

Tiba-tiba, Pak R bertanya padanya: “Hari ini bagaimana? Pelajaran apa yang kamu punya?” 

Meski agak terkejut, murid itu menjawab dengan biasa saja—“Hari ini baik, hanya saja saya sedikit terlambat.”

Pak R tersenyum, lalu memberi semangat: “Teruslah belajar dengan rajin, dan jalani hidupmu ke depan dengan semangat.”

Semuanya tampak seperti percakapan biasa. Hingga lift berhenti di lantai lima, dan murid itu melangkah ke kelas.

Saat dia masuk, suasana kelas sangat berbeda. Ramai, penuh bisik-bisik panik. 

Seseorang berbisik: “Kamu dengar belum? Pak R bunuh diri. Katanya dia terjun dari lantai enam kemarin…”

Deg.

Dunia seakan berhenti. Murid itu baru saja berbicara dengan Pak R—di dalam lift. Baru saja.

Beberapa saat kemudian, wali kelas masuk dan secara resmi mengonfirmasi kabar tersebut. Hatinya hancur. Dia tidak bisa memproses apa yang baru saja dia alami. Ketika dia menceritakan pengalaman lift itu ke teman-temannya, tak ada yang percaya. Sebagian malah tertawa, menuduhnya mengada-ada.

Namun, bertahun-tahun telah berlalu, dan dia masih mengingat dengan jelas ekspresi Pak R saat itu—senyum hangatnya, kata-kata semangatnya, dan tatapan yang penuh ketenangan. Apakah dia salah mengingat waktu? Ataukah, itu benar-benar adalah jiwa sang guru yang kembali untuk berpamitan—kepada satu-satunya murid yang benar-benar pernah mendengarkannya?

Salah seorang warganet membalas kisah ini, mengatakan:

“Dalam pengalaman saya memahami fenomena supranatural, terutama dalam kasus bunuh diri, sangat mungkin jiwa seseorang tertinggal di tempat terakhir dia menghembuskan napas. Bisa jadi dia tidak pernah benar-benar meninggalkan lantai itu. Dan mungkin, kamu adalah salah satu dari sedikit siswa yang memberinya harapan bahwa mendidik masih layak diperjuangkan. Itulah sebabnya dia memilih menampakkan diri padamu—sebelum fajar menyingsing.”

Tokoh utama dalam kisah ini mengaku bahwa dia sendiri tak yakin apakah yang dia temui adalah arwah. Tapi satu hal yang pasti, Pak R adalah seorang guru yang terluka oleh pengabaian, dipinggirkan dalam kesendirian, dan akhirnya memilih mengakhiri hidup. Namun sebelum pergi, dia memberikan pelajaran terakhir kepada satu murid—bukan tentang biologi, tapi tentang rasa hormat, kebaikan, dan bahwa hidup itu berharga dan harus dihargai.

Dan mungkin, itulah pelajaran paling penting yang ingin Pak R tinggalkan untuk dunia.(jhn/yn)

Nilai Pasar Tesla Lenyap 1.500 Miliar Dolar, Konflik Trump dan Elon Musk Guncang Pasar Global

EtIndonesia. Konflik mendadak antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan orang terkaya di dunia, Elon Musk, yang terjadi pada tanggal 5 Juni, langsung memicu kekhawatiran bahwa aliansi politik antara keduanya telah retak. Ketegangan ini pun menimbulkan efek domino yang mengguncang pasar keuangan global.

Menurut laporan Associated Press (AP), setelah pernyataan publik dari kedua tokoh tersebut, saham perusahaan mobil listrik milik Musk, Tesla, anjlok lebih dari 14% pada 6 Juni. Penurunan itu menyebabkan nilai pasar Tesla menyusut sebesar 150 miliar dolar AS hanya dalam satu hari—angka yang setara dengan nilai akuisisi perusahaan sebesar Starbucks ditambah ratusan perusahaan besar AS lainnya. Sebuah kejatuhan yang sangat mengejutkan.

Trump: Hentikan Bantuan Pemerintah untuk Elon

Dalam unggahan di media sosial pribadinya, Truth Social, Trump menulis: “Jika ingin memangkas puluhan miliar dolar anggaran negara, cara termudah adalah dengan menghentikan subsidi dan kontrak pemerintah untuk Elon. Saya selalu heran mengapa Biden belum melakukan itu.”

Meski tidak menyebut nama langsung, jelas pernyataan Trump mengacu pada dua perusahaan utama milik Musk: Tesla dan perusahaan antariksa SpaceX.

Elon Musk tak tinggal diam. Dia membalas dengan pernyataan keras: “Tanpa dukungan saya, Trump tak akan pernah kembali ke Gedung Putih.”

Pernyataan ini menjadikan konflik antara bisnis dan politik semakin terbuka, dan eskalasinya langsung menimbulkan efek kejut bernilai ratusan miliar dolar di pasar.

Investor Cemas: Regulasi Trump Bisa Hambat Masa Depan Tesla

Saat ini, Tesla tengah menghadapi perlambatan penjualan kendaraan listrik global. Harapan utama perusahaan bertumpu pada proyek taksi otonom tanpa sopir (Robotaxi) sebagai pendorong pertumbuhan berikutnya. Musk sebelumnya mengumumkan bahwa Tesla akan memulai uji coba Robotaxi pada bulan Juni di Austin, Texas—pengumuman yang sempat mendorong saham Tesla naik selama delapan pekan berturut-turut.

Namun, anjloknya harga saham pada 6 Juni menunjukkan bahwa kepercayaan pasar terhadap proyek Robotaxi mulai goyah. Para investor khawatir bahwa pemerintahan Trump mungkin akan menerapkan regulasi ketat terhadap teknologi mobil otonom, yang berpotensi menghambat atau bahkan menghentikan peluncurannya.

Analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, mengatakan: “Target jangka panjang Robotaxi adalah untuk diterapkan di 20 hingga 25 kota pada tahun depan. Namun jika regulasi dipersulit, jadwal tersebut bisa tertunda.”

Ives, yang selama ini dikenal sebagai pendukung optimis Tesla, mengakui bahwa kini pasar sedang dilanda keraguan: “Para investor khawatir bahwa Trump tidak lagi menjadi presiden yang bersahabat dengan teknologi.”

SpaceX dan Starlink Juga Terancam?

Bukan hanya Tesla yang menjadi sasaran. Trump tampaknya juga mengarahkan potensi sanksinya pada SpaceX. Perusahaan antariksa milik Musk itu saat ini adalah mitra utama NASA, menangani transportasi astronot dan logistik ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, serta bertanggung jawab dalam pengembangan roket pendarat bulan—proyek dengan nilai kontrak mencapai puluhan miliar dolar AS.

Selain itu, jaringan satelit milik SpaceX, Starlink, juga pernah menjalin kerja sama dengan pemerintahan Trump. Bahkan pada kunjungan Trump ke Timur Tengah bulan lalu, Musk mengumumkan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah menyetujui penggunaan Starlink untuk komunikasi udara dan maritim, menunjukkan bahwa hubungan keduanya sebelumnya cukup erat.

Dari Euforia ke Kekacauan

Dukungan politik terhadap Musk sempat membawa Tesla pada puncak kejayaan. Setelah kemenangan Trump dalam pemilu November 2023, saham Tesla melonjak drastis. Investor ramai-ramai membeli saham perusahaan, dan dalam waktu beberapa minggu, nilai pasar Tesla meningkat lebih dari 450 miliar dolar AS. Pada 17 Desember 2023, saham Tesla bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Namun, euforia itu tak bertahan lama. Musk mendirikan sebuah badan baru bernama Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency – DOGE), yang mempromosikan pemangkasan belanja federal secara besar-besaran. Langkah ini memicu kontroversi, mempengaruhi citra Tesla, dan memperuncing ketegangan antara Musk dan Gedung Putih. Kini, konflik tersebut mencapai titik kritis.

Kekayaan Musk Ambruk 20 Miliar Dolar dalam Sehari

Akibat merosotnya saham Tesla, kekayaan pribadi Elon Musk sebagai pemegang saham mayoritas juga turun sekitar 20 miliar dolar AS hanya dalam satu hari. Ini adalah salah satu kerugian pribadi terbesar yang tercatat dalam sejarah pasar modal. (jhn/yn)

Warga Tiongkok Bawa Patogen Berbahaya – FBI Peringatkan: PKT Mengincar Rantai Pangan AS

Pada 3 Juni, Departemen Kehakiman AS secara resmi mendakwa dua warga negara Tiongkok karena menyelundupkan patogen biologis berbahaya ke Amerika Serikat. Direktur FBI, Kash Patel, memperingatkan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus mengirim agen untuk menyusup ke lembaga penelitian AS, dengan tujuan mengincar rantai pasokan pangan dan mengancam ekonomi serta nyawa warga AS

EtIndonesia. Direktur FBI, Kash Patel, mengatakan kepada Fox News pada Rabu (4/6) bahwa dua warga negara Tiongkok didakwa menyelundupkan “patogen biologis berbahaya” ke dalam AS. Kasus ini menunjukkan bahwa rantai pasokan pangan Amerika Serikat menghadapi ancaman serius terhadap keamanan nasional.

Dalam pernyataannya, Patel menyebut: “Kasus ini menjadi peringatan bahwa PKT terus mengirim agen dan peneliti untuk menyusup ke lembaga-lembaga kita, menargetkan rantai pasokan pangan kita – hal ini berpotensi menghantam perekonomian dan mengancam nyawa rakyat Amerika. Menyelundupkan patogen yang diketahui sebagai senjata potensial untuk terorisme pertanian tidak hanya ilegal, tetapi juga ancaman langsung terhadap keamanan nasional.”

Jaksa federal untuk Distrik Timur Michigan pada  Selasa  (3/6) mengumumkan bahwa seorang peneliti di Universitas Michigan, Jian Yunqing (33 tahun), warga negara Tiongkok, dan pacarnya Liu Zunyong (34 tahun), telah didakwa secara pidana. Tuduhan terhadap mereka termasuk konspirasi, penyelundupan barang, pernyataan palsu, dan penipuan visa.

Pasangan ini dituduh menyelundupkan patogen bernama Fusarium graminearum, yang diklasifikasikan sebagai “senjata potensial untuk serangan terorisme pertanian”. Patogen ini tidak hanya dapat merusak pertumbuhan tanaman, menyebabkan kerugian ekonomi global miliaran dolar setiap tahun, tetapi juga menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan ternak dan manusia.

Menurut rincian kasus yang diungkap FBI, Jian Yunqing menggunakan visa pelajar F1 palsu untuk masuk ke AS, dan pada Agustus 2022, di bawah arahan Liu Zunyong, dia menyelundupkan patogen Fusarium graminearum yang disembunyikan di dalam sepatunya.

Jian Yunqing diketahui sebagai anggota Partai Komunis Tiongkok dan memiliki gelar doktor di bidang patologi tanaman dari Universitas Zhejiang.

Christian Whiton, mantan penasihat senior kebijakan luar negeri Presiden Trump, mengatakan kepada Fox News bahwa kasus ini memberikan sudut pandang baru terhadap aktivitas spionase PKT yang merusak ekonomi AS. Ia menegaskan bahwa PKT tidak pernah berhenti melakukan tindakan agresif. (hui)

Laporan oleh Fu Yu untuk NTD Television.

India Tak Diundang ke KTT G7, Modi Dipermalukan: Dua Insiden Ini Dinilai Sebagai “Penghinaan Sistemik” 

EtIndonesia. Kanada sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang akan digelar bulan ini, telah mengundang sejumlah negara non-anggota seperti Ukraina, Australia, Brasil, dan Afrika Selatan. Namun, India—yang sejak tahun 2019 hampir selalu hadir dan bahkan membanggakan diri sebagai negara dengan “pengaruh global yang kian menguat”—secara mengejutkan kali ini tidak termasuk dalam daftar undangan.

Sejak tahun 2019, India secara de facto telah menjadi “tamu tetap” dalam pertemuan G7, meskipun bukan anggota resmi. Pemerintahan Modi bahkan menjadikan partisipasi itu sebagai simbol pengakuan atas “kebangkitan India” di panggung dunia. Maka dari itu, tidak diundangnya India pada pertemuan G7 tahun 2025 kali ini, bagaikan tamparan keras di muka. Banyak pihak menilai, keputusan Kanada tidak semata-mata bersifat prosedural, melainkan memiliki makna politik yang lebih dalam.

Pada tahun 2023, seorang tokoh agama Sikh berkewarganegaraan Kanada, Hardeep Singh Nijjar, tewas ditembak dalam sebuah aksi pembunuhan di Vancouver. Sejak itu, hubungan bilateral antara Kanada dan India memburuk drastis. Pemerintah Kanada secara terbuka menuduh agen intelijen India terlibat dalam serangkaian aksi kriminal, termasuk pembunuhan dan pembakaran, serta menekan diaspora India di Kanada agar menjadi mata-mata. Situasi ini memunculkan krisis diplomatik serius, hingga menyebabkan kedua negara saling mengusir diplomat.

Dalam konteks tersebut, keputusan Kanada untuk tidak mengundang India ke KTT G7 dapat dimaknai sebagai bentuk “penghinaan sistemik” — yakni secara terbuka mencoret India dari “lingkaran dalam” negara-negara inti di panggung global.

Lebih jauh lagi, di internal politik India—khususnya di kalangan elite New Delhi—muncul suara-suara nyaris paranoid yang menyebut bahwa semua ini bermula dari sebuah pesawat tempur: J-10CE buatan Tiongkok.

Awal Mei lalu, konflik udara kembali pecah antara India dan Pakistan. Angkatan Udara Pakistan untuk pertama kalinya mengerahkan jet tempur J-10CE buatan Tiongkok dalam operasi tempur nyata. Dalam waktu singkat, jet ini berhasil menghancurkan sejumlah pesawat utama milik India, termasuk jet tempur canggih buatan Prancis seperti Rafale. Hasil ini bukan hanya memukul semangat tempur AU India dari segi taktis, tapi juga menghancurkan citra strategis India sebagai “penguasa langit Asia Selatan”.

Setelah kekalahan dalam pertempuran udara tersebut, Kementerian Luar Negeri India berupaya meredakan citra buruk dengan mengirim tim diplomatik ke berbagai negara, berusaha memperbaiki persepsi global. Namun sayangnya, tanggapan dari dunia internasional sangat dingin. Bahkan beredar kabar bahwa beberapa negara menolak memberikan sambutan dengan protokol tinggi. Pertempuran udara itu tak hanya menjatuhkan pesawat-pesawat India, tapi juga merobek tabir terakhir dari strategi “belanja senjata global” yang selama ini dijalankan India.

Penolakan undangan G7 terhadap Modi kemudian memicu kegaduhan di media domestik India. Beberapa suara bahkan secara terang-terangan menyatakan: “Kalau saja Rafale kita tidak dijatuhkan oleh J-10CE, mana mungkin Barat memandang rendah India seperti ini?”

Walau terdengar agak berlebihan, sentimen tersebut mencerminkan kecemasan yang mendalam: India mulai kehilangan tempatnya di hati dunia Barat.

Namun sejatinya, konflik India-Pakistan hanyalah pemicu kecil. Yang benar-benar membuat negara-negara G7 ragu adalah sikap strategis India yang plin-plan, retorika besar tanpa tindakan nyata. Selama ini, India cenderung memainkan peran ambigu antara blok Barat dan negara-negara seperti Rusia dan Tiongkok, menjadikan para sekutu Barat merasa tidak bisa mengandalkan India sebagai mitra strategis sejati.(jhn/yn)

Trump dan Xi Berbicara Lewat Telepon, Xi Undang Trump ke Tiongkok – Laporan Media Resmi Partai Mengandung Makna Terselubung

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (5 Juni) pagi,  mengumumkan melalui media sosial bahwa ia telah melakukan pembicaraan telepon dengan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT). Ini adalah percakapan pertama mereka sejak Trump kembali ke Gedung Putih. Trump mengungkapkan sebagian topik pembicaraan dan perkembangan selanjutnya, serta menyatakan bahwa pemimpin PKT telah mengundang dia dan istrinya untuk berkunjung ke Tiongkok, undangan yang disambut Trump dengan senang hati. Namun, laporan dari media resmi PKT menampilkan versi berbeda, dan makna di baliknya mengundang perhatian.

EtIndonesia. Pada Kamis  (5 Juni) pagi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menulis di media sosial bahwa ia baru saja melakukan percakapan telepon dengan pemimpin PKT. Isi pembicaraan mereka hampir sepenuhnya berfokus pada isu perdagangan, tanpa membahas masalah Rusia, Ukraina, atau Iran.

“Soal isi pembicaraan, itu sepenuhnya akan dikembangkan lewat negosiasi di tingkat kerja, termasuk isu tarif, penyelesaian perang di Ukraina, atau situasi di Timur Tengah. Banyak hal bisa dibicarakan lewat tim teknis lebih dulu,” ujar Wu Jialong, analis senior politik dan ekonomi asal Taiwan. 

“Masalahnya adalah, apakah Xi Jinping masih memegang kendali? Karena itu baik AS maupun Rusia sama-sama sedang menguji dan mencoba memahami situasi terkini – apa yang sebenarnya terjadi di Beijing. Inilah makna sebenarnya di balik pembicaraan telepon ini,” lanjutnya. 

Sementara itu, media resmi PKT menampilkan laporan dengan versi yang berbeda.

Pada pukul 20:50 malam waktu Beijing, situs web Xinhua merilis laporan singkat hanya dalam beberapa kata, tanpa menyebut isi percakapan atau gelar pemimpin partai, terlihat sangat canggung dan kurang hormat. Beberapa menit kemudian, Xinhua mengeluarkan versi lanjutan yang hanya menambahkan waktu pembicaraan dan jabatan Xi, serta menekankan bahwa itu adalah percakapan “atas permintaan” pihak AS.

Wu Jialong menambahkan: “Ada banyak rumor bahwa Xi Jinping mungkin telah kehilangan kekuasaan, dan bahwa ada masalah di Beijing. Baik Trump maupun Putin ingin memahami apa yang terjadi di kalangan elit PKT. Jadi, Trump terus menyatakan ingin berbicara dengan Xi, yang pada dasarnya memaksa PKT untuk membuka kartu, untuk menunjukkan apakah Xi masih merupakan sosok yang bisa diajak berurusan. Itu sebabnya Presiden Belarus Lukashenko datang ke Beijing – sebenarnya untuk menyelidiki situasi.”

Shen Mingshi, peneliti di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan: “Setelah Trump menekankan dalam pernyataannya bahwa Xi Jinping sangat keras kepala dan sulit diajak komunikasi, lalu muncul laporan dari Xinhua seperti itu – ini menimbulkan kesan adanya perebutan kekuasaan internal di PKT.” 

Ia menambahkan : “Jika benar Xi sebelumnya berada di Henan dan tidak muncul di depan umum, tetapi tetap harus bertemu langsung dengan Presiden Belarus, meski dengan status yang diturunkan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa di bawah tekanan dari para sesepuh partai, Xi dipaksa untuk berbicara dengan Trump. Karena itu hanya panggilan telepon dan sifatnya untuk menyampaikan niat baik, maka tidak menyentuh isi yang substansial.”

Trump juga menyatakan bahwa pemimpin PKT telah mengundang dirinya dan istri untuk berkunjung ke Tiongkok, dan ia menyambut undangan tersebut dengan senang hati. Ia juga menyebut bahwa tim perdagangan AS-Tiongkok akan segera mengadakan pertemuan di lokasi yang belum ditentukan, dan informasi mengenai jadwal serta lokasi akan diumumkan kepada media dalam waktu dekat.

Namun, banyak pihak meyakini bahwa saat ini, di tengah krisis internal dan eksternal yang melanda PKT, terutama ketidakstabilan politik di Zhongnanhai, kemungkinan besar perundingan perdagangan dengan AS hanyalah taktik untuk mengulur waktu.

Wu Jialong kembali menegaskan: “Saat ini belum terlihat adanya pembahasan isu-isu substansial. Yang terdengar hanyalah keluhan dari pihak AS, dan mungkin beberapa pernyataan agresif dari pihak Tiongkok, tetapi itu semua belum mencapai tahap pembicaraan resmi. Apakah kedua belah pihak bisa saling membangun kepercayaan dan mencapai titik temu yang membuka peluang baru – terus terang, untuk saat ini belum ada tanda-tandanya.” (Hui)

Laporan oleh Han Fei dan kontributor Luo Ya untuk NTD Television.

10 Pola Pikir Orang Miskin yang Menghambat Kesuksesan — Cek, Apakah Kamu Punya Salah Satunya?


EtIndonesia. Ketika kita berbicara soal pola pikir kelimpahan (abundance mindset) dan pola pikir kemiskinan (poverty mindset), sebenarnya kita sedang membahas cara berpikir, perilaku, dan kebiasaan yang secara tidak sadar memengaruhi arah hidup kita. Cara hidup yang tertanam dalam diri kita ini bisa menjadi jembatan menuju kesuksesan—atau justru menjadi batu sandungan yang tak kita sadari.

Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 99% orang memiliki pola pikir kelangkaan (scarcity mindset)—mereka percaya bahwa sumber daya terbatas dan persaingan sangat ketat. Pola pikir ini sering kali menjadi “prediksi yang terpenuhi dengan sendirinya,” membuat kita hanya fokus pada kekurangan, hingga akhirnya benar-benar merasa terjebak. Sebaliknya, hanya 1% orang yang hidup dengan pola abundance mindset, yaitu mereka yang percaya bahwa hidup penuh dengan peluang dan kemungkinan tak terbatas.

Yang perlu diwaspadai adalah: kebiasaan sehari-hari kita tanpa kita sadari bisa menumbuhkan pola pikir miskin. Berikut ini adalah 10 kebiasaan umum yang tampaknya sepele, tapi sebenarnya sangat berbahaya bagi kesuksesan kita:

1. Banyak Mengeluh, Tapi Tak Bertindak

Orang dengan pola pikir miskin cenderung terus-menerus mengeluhkan keadaan, tetapi tidak berusaha untuk mengubahnya. Mereka memandang masalah bukan sebagai tantangan yang harus diatasi, melainkan sebagai penghalang. Mengeluh memang mudah, tapi tidak menyelesaikan apa pun.

Abundance mindset: Hadapi masalah, ambil tindakan. Orang sukses bersikap proaktif, bertanggung jawab atas hidupnya, dan selalu mencari solusi.

2. Menunggu Momen yang “Sempurna”

Menunda-nunda karena ingin semua kondisi sempurna adalah salah satu ciri umum pola pikir miskin. Namun dalam kenyataan, momen sempurna hampir tidak pernah datang. Semakin lama menunggu, semakin banyak peluang yang terlewatkan.

Abundance mindset: Orang sukses paham bahwa pertumbuhan sering kali datang dari ketidakpastian. Mereka bertindak dulu, belajar sambil jalan, dan percaya bahwa perbaikan akan datang seiring waktu.

3. Menyalahkan Keadaan atau Orang Lain

Pola pikir miskin gemar menyalahkan hal-hal eksternal: ekonomi, orangtua, lingkungan, atau nasib buruk. Tapi dengan begitu, kita menyerahkan kendali hidup kepada orang lain.

Abundance mindset: Ambil tanggung jawab penuh. Orang sukses tidak mencari kambing hitam, tapi fokus memperbaiki diri dan situasi.

4. Terlalu Nyaman di Zona Aman

Berada di zona nyaman memang enak, tapi bisa sangat merugikan dalam jangka panjang. Tanpa tantangan, kita berhenti bertumbuh.

Abundance mindset: Orang sukses berani keluar dari zona nyaman. Mereka tahu bahwa tantangan adalah gerbang menuju pertumbuhan, dan kegagalan adalah bagian dari proses.

5. Fokus pada Masalah, Bukan Solusi

Orang dengan pola pikir miskin hanya melihat hambatan dan sisi negatif. Mereka mengeluh tentang kesulitan, tapi tidak mencari jalan keluar.

Abundance mindset: Mereka fokus pada “bagaimana cara mengatasi ini.” Mereka menyusun rencana, mencari bantuan, dan tetap bergerak maju.

6. Gaya Hidup “Nikmati Sekarang, Tanggung Nanti”

Kebiasaan mengutamakan kesenangan jangka pendek seperti belanja impulsif dan menunda pekerjaan justru merugikan masa depan.

Abundance mindset: Mereka mengutamakan hasil jangka panjang. Mereka tahu menahan diri dan berdisiplin sekarang akan membawa hasil yang jauh lebih besar di masa depan.

7. Suka Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menumbuhkan iri hati dan rasa tidak cukup. Lama-kelamaan, ini menggerogoti kepercayaan diri.

Abundance mindset: Fokus pada perjalanan diri sendiri. Mereka menghargai kemajuan kecil, dan mampu memberi selamat atas keberhasilan orang lain tanpa merasa terancam.

8. Minimnya pola pikir

Orang yang berpola pikir miskin percaya bahwa dunia ini kekurangan: kekurangan uang, peluang, keberuntungan. Mereka takut berbagi karena takut kehilangan.

Abundance mindset: Mereka percaya bahwa rezeki dan kesempatan ada untuk semua orang. Mereka terbuka, senang berkolaborasi, dan tidak pelit berbagi ilmu maupun bantuan.

9. Enggan Mengembangkan Diri

Orang dengan pola pikir miskin mengira mereka sudah cukup tahu, atau merasa malas belajar hal baru. Hasilnya, mereka berhenti bertumbuh.

Abundance mindset: Selalu belajar. Mereka membaca, ikut pelatihan, dan mencari mentor. Mereka tahu bahwa investasi terbaik adalah investasi pada diri sendiri.

10. Takut Gagal

Ketakutan akan kegagalan membuat banyak orang tidak pernah mencoba hal baru. Mereka terlalu takut salah, hingga akhirnya tidak melangkah sama sekali.

Abundance mindset: Mereka memandang kegagalan sebagai bagian penting dari proses belajar. Mereka tahu bahwa setiap jatuh akan membuat mereka semakin kuat.

Kesimpulan:

Setiap keputusan kecil dan kebiasaan yang kita jalani sehari-hari, perlahan membentuk pola pikir kita. Tapi kamu punya kuasa untuk mengubahnya. Begitu kamu menyadari bahwa pola-pola pikir ini menghambat kesuksesanmu, kamu bisa mulai melakukan perubahan.

Kamu tak perlu langsung jadi sempurna. Mulailah dari satu kebiasaan kecil: berhenti mengeluh, berani melangkah, atau mulai membaca satu buku pengembangan diri. Perlahan, perubahan kecil itu akan menuntunmu pada perubahan besar—menuju hidup yang lebih berlimpah, bertumbuh, dan tangguh. (jhn/yn)

Jam Tangan Emas yang Hilang dalam Kecelakaan Kapal di Danau Michigan 165 Tahun Lalu Kembali ke Rumah

EtIndonesia. Ketika Kapal Uap Lady Elgin tenggelam di Danau Michigan pada tahun 1860, jurnalis dan politikus Inggris Herbert Ingram tenggelam di laut dalam, tetapi 165 tahun kemudian jam sakunya telah kembali ke rumah.

Kapal uap itu tenggelam dengan cepat pada tanggal 8 September 1860, ketika bertabrakan dengan sekunar selama badai di lepas pantai Winnetka, Illinois, menewaskan lebih dari 300 orang, dengan banyak yang tidak dapat mencapai sekoci penyelamat sebelum kapal itu tenggelam.

Ingram dan putranya sama-sama meninggal dalam kecelakaan itu dengan jam tangan emasnya ikut tenggelam bersama mereka.

Setelah tenggelam, jasad Ingram ditemukan, dan dia dikembalikan ke Inggris, dan dimakamkan di kampung halamannya di Boston di Lincolnshire.

Jam saku itu ditemukan oleh penyelam pada tahun 1992, tetapi tetap berada di AS hingga bulan Mei ini, ketika diberikan kepada seorang sejarawan untuk diperiksa.

“Kembali pada tahun 1992, ketika tim saya mendokumentasikan sisa-sisa Lady Elgin yang tersebar di lebih dari satu mil dasar danau, penyelam lain sedang mengunjungi lokasi tersebut,” Valerie Van Heest, salah satu pendiri Michigan Shipwreck Research Association yang menulis “Lost on the Lady Elgin,” mengatakan kepada FOX 17. “Lokasinya telah bocor, dan tiga penyelam yang baru saya ketahui, menemukan sebuah jam saku. Sebuah jam saku emas, sebuah penemuan yang luar biasa.”

Dia menambahkan bahwa Ingram adalah “anggota Parlemen. Dia juga pendiri London Illustrated News, yang merupakan pertama kalinya sebuah surat kabar mencetak gambar di koran. Jadi dia benar-benar pendiri jurnalisme bergambar.”

Van Heest mengatakan kepada BBC News bahwa dia segera menyadari bahwa jam tangan itu “tidak seharusnya berada di Amerika. Jam tangan itu seharusnya berada di Boston, Inggris, tempat asal Herbert Ingram, tempat patungnya masih berdiri.”

Para ahli mengatakan jam tangan itu tetap dalam kondisi yang relatif baik saat berada di dasar danau karena lingkungan danau yang dingin dan rendah oksigen, menurut majalah People.

Ingram dirayakan sebagai “putra kesayangan” Kota Lincolnshire tempat dia dilahirkan dan dimakamkan serta tempat patungnya berdiri.

Van Fleet membeli jam tangan itu, lalu menyumbangkannya ke Museum Boston Guildhall, yang kebetulan sedang menyelenggarakan pameran tentang Ingram saat itu.

“Mereka tidak memiliki artefak fisik apa pun, dan di sini saya tidak hanya menawarkan artefak, tetapi juga jam tangan pribadi Herbert Ingram,” kata Van Heest. “Itu adalah kejadian yang luar biasa dan tak terduga.”

Anggota Dewan Sarah Sharpe, dari Dewan Kota Boston mengatakan kepada BBC: “Fakta bahwa bagian kecil dirinya ini kembali ke kampung halamannya untuk dipamerkan benar-benar istimewa dan penting.”

Museum merayakan kembalinya jam tangan itu pada tanggal 24 Mei, menyebutnya sebagai “hari yang tak terlupakan.”

“Hari ini, Boston berkumpul untuk mengenang kehidupan dan warisan Herbert Ingram — jurnalis, reformis, dan salah satu tokoh paling berpengaruh di kota kami — saat jam tangan emasnya yang telah lama hilang, yang ditemukan dari bangkai kapal Lady Elgin, secara resmi dikembalikan ke rumah,” tulis museum di Facebook. “Dari penghormatan pribadi di makamnya, hingga serah terima seremonial di Ingram Memorial, hingga kisah-kisah hebat yang dibagikan di Boston Guildhall — setiap momen dipenuhi dengan refleksi, kebanggaan, dan kekaguman.”

Museum menambahkan: “Terima kasih kepada semua orang yang bergabung dengan kami hari ini — secara langsung dan dalam semangat. Sejarah Boston masih hidup dan terus berjalan.”(yn)

Sumber: nypost

Penumpang Tertangkap Mencoba Menyelundupkan Tas Berisi Ular Berbisa Melalui Bea Cukai

EtIndonesia. Sebuah tas berisi makhluk-makhluk dari mimpi buruk Anda dihentikan oleh bea cukai internasional di Mumbai, India, selama akhir pekan, yang berujung pada penangkapan.

Petugas bea cukai Mumbai mengatakan mereka menyita tas berisi ular berbisa pada hari Minggu (1/6) dari seorang penumpang yang datang dari Thailand.

Pemeriksaan lebih dekat pada tas tersebut mengungkap tiga ular berbisa ekor laba-laba, lima kura-kura daun Asia, dan 44 ular berbisa Indonesia.

Foto-foto menunjukkan reptil yang diselundupkan setelah ditemukan, termasuk nampan berisi kura-kura dan seember ular berbisa biru dan hijau.

Menurut Australian Geographic, ular berbisa dapat ditemukan dalam warna biru dan hijau di Kepulauan Sunda Kecil di Indonesia.

Ular berbisa biru termasuk spesies yang paling langka, menurut outlet tersebut.

Ini bukan pertama – atau terakhir – petugas bea cukai di India berkeliaran di alam liar.

Foto-foto yang diambil oleh bea cukai Mumbai menunjukkan sebagian besar barang bukti berupa narkoba dan emas, tetapi pada bulan Februari, petugas juga berhasil menghentikan penyelundupan lima Siamang Gibbon.

Menurut International Union for Conservation of Nature, monyet-monyet tersebut merupakan spesies yang terancam punah.(yn)

Sumber: nypost