Home Blog Page 400

Serangan Keras Israel: 120 Sasaran Hizbullah Diserang dalam Satu Jam

EtIndonesia. Israel terus memperluas operasi militernya di perbatasan Lebanon, menargetkan basis Hizbullah. Pada hari Senin (7/10), Angkatan Udara Israel melancarkan serangan udara besar-besaran, mengerahkan 100 jet tempur dan menyerang sekitar 120 target di Lebanon selatan dalam waktu satu jam. Amerika Serikat juga memperingatkan Israel untuk tidak menyerang bandara Beirut atau jalan-jalan menuju bandara tersebut.

Angkatan Bersenjata Israel dalam pernyataannya mengatakan bahwa serangan baru pada hari Senin menargetkan pasukan elit Hizbullah “Radwan”, unit misil, dan lembaga intelijen mereka. Tujuannya adalah untuk melemahkan kemampuan komando dan kontrol Hizbullah serta mendukung pencapaian tujuan operasi darat oleh pasukan Israel.

Selain itu, Israel juga mengumumkan bahwa di wilayah utara Israel, telah ditetapkan zona militer baru, yang merupakan zona militer keempat sejak dimulainya serangan darat terhadap Lebanon. Zona ini membentang dari pantai Mediterania ke arah timur.

Seiring dengan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyerukan agar Israel tidak menyerang bandara Beirut atau jalan-jalan menuju bandara tersebut. Seorang sumber keamanan mengatakan kepada AFP bahwa sebelumnya pada 7 Oktober, wilayah dekat bandara internasional Beirut telah diserang oleh Angkatan Udara Israel.

Miller mengatakan: “Kami merasa sangat penting bahwa tidak hanya bandara tetap terbuka, tetapi juga jalan-jalan menuju bandara, sehingga warga AS yang ingin meninggalkan wilayah tersebut, serta warga negara lain, dapat pergi kapan saja.”

Sementara itu, menurut Reuters, setelah sekitar satu tahun konflik dan seruan dari PBB untuk menyelesaikan konflik melalui jalur diplomasi, militer Israel kini telah melancarkan serangan darat di barat daya Lebanon dan memperluas jangkauannya ke wilayah yang sebelumnya tidak tersentuh.

Sebelumnya Israel menyerang pinggiran selatan Beirut dan mengklaim telah membunuh seorang tokoh senior Hizbullah yang bertanggung jawab atas keuangan dan logistik. Jika laporan ini benar, kematian Suhail Hussein Husseini akan menjadi pembunuhan terbaru terhadap tokoh senior Hizbullah oleh Israel. Ini adalah bagian dari serangkaian pembunuhan Israel terhadap pemimpin Hizbullah dan Hamas.

Sementara itu, Iran memperingatkan Israel agar tidak sembarangan melancarkan serangan terhadap Iran. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengatakan bahwa serangan apa pun terhadap infrastruktur Iran akan dibalas. Pekan lalu, Iran telah menembakkan sekitar 200 rudal ke Israel, menyebabkan ketegangan meningkat di seluruh wilayah Timur Tengah.

Media semi-resmi Iran, ISNA, melaporkan bahwa Araqchi akan mengunjungi Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah lainnya untuk membahas isu-isu di kawasan dan berupaya menghentikan “kejahatan” Israel di Gaza dan Lebanon.(jhn/yn)

Pasar Saham Tiongkok Meroket, Beberapa Lembaga Internasional Mengeluarkan Peringatan

0

He Yating

Di tengah kondisi ekonomi Tiongkok yang masih lemah, pasar saham Tiongkok meroket akibat stimulus kebijakan dari pemerintah Beijing. Beberapa lembaga internasional, termasuk Invesco, JPMorgan, HSBC, dan Nomura, menyikapi lonjakan ini dengan hati-hati, bahkan mengeluarkan peringatan.

Melalui kebijakan pelonggaran seperti penurunan suku bunga, pelepasan likuiditas miliaran dolar, penurunan suku bunga hipotek, dan pelonggaran syarat uang muka untuk kredit perumahan, pasar saham yang lesu tiba-tiba melonjak pada 30 September dan terus meningkat selama lebih dari seminggu. Namun, respons pasar dan ahli ekonomi sangat beragam terhadap lonjakan ini.

Di satu sisi, sentimen optimisme di pasar terus meningkat, banyak investor baru dan lama berbondong-bondong masuk. Namun di sisi lain, beberapa ahli keuangan memperingatkan bahwa kebahagiaan ini mungkin terlalu dini. 

Kebijakan pemerintah saat ini tidak mampu menyelesaikan masalah struktural jangka panjang, seperti meningkatnya tingkat pengangguran, lemahnya konsumsi, dan krisis properti. 

Beberapa lembaga investasi internasional juga mengeluarkan peringatan terkait lonjakan pasar saham ini.

Menurut Bloomberg, Raymond Ma, kepala investasi di Invesco yang mengelola investasi di Hong Kong dan Tiongkok daratan, mengatakan bahwa dalam lonjakan ini, beberapa saham telah dinilai terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ia menyatakan bahwa meskipun sentimen pasar bisa menjadi terlalu panas dalam jangka pendek, investor pada akhirnya akan kembali ke dasar fundamental.

JPMorgan juga menyampaikan pandangan hati-hati, mencatat bahwa kebijakan pemerintah sejauh ini membantu menyeimbangkan proses deleveraging, tetapi dibutuhkan waktu lebih lama untuk memperbaiki neraca aset.

HSBC Private Bank menambahkan bahwa kebijakan yang ada tidak cukup untuk membalikkan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. HSBC memperkirakan pertumbuhan PDB Tiongkok akan melambat dari 4,9% pada 2024 menjadi 4,5% pada 2025.

Nomura secara lebih tegas memperingatkan bahwa lonjakan ini bisa segera berubah dari “kebangkitan” menjadi “kehancuran.” Dalam laporan kepada klien, tim ekonom Nomura menyatakan bahwa pasar saham Tiongkok bisa mengalami penurunan tajam seperti pada 2015 setelah fase kegembiraan jangka pendek.

Ekonom ING, Song Lin, juga mengingatkan bahwa banyak tantangan besar masih perlu diselesaikan, dan bukan jalan yang mudah untuk ditempuh. Ia menekankan pentingnya memastikan kebijakan mampu menstabilkan pasar properti tanpa hanya menyebabkan arus uang panas di pasar saham.

Bloomberg menyimpulkan bahwa langkah-langkah kebijakan saat ini seperti suntikan “penguat” untuk ekonomi yang stagnan, tetapi seberapa lama efeknya akan bertahan masih perlu dilihat.

Laporan dari Wall Street Journal menambahkan bahwa meskipun pemerintah Tiongkok telah meluncurkan rangkaian kebijakan untuk menyelamatkan ekonomi, masih banyak masalah yang perlu diselesaikan sebelum ekonomi benar-benar pulih. (Hui)

Embran Nawawi Merayakan Hari Batik Nasional di Lao Fashion Week 2024: Mengusung Budaya Nusantara ke Pentas Internasional

0

Vientiane, Laos – Embran Nawawi, seorang desainer batik yang telah mendedikasikan dirinya pada dunia wastra Nusantara sejak tahun 1996, kembali membuat gebrakan dalam perayaan Hari Batik Nasional. Kali ini, ia merayakan momen tersebut di panggung bergengsi Lao Fashion Week (LFW) 2024, yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 6 Oktober di Vientiane, Laos. Momen ini bukan hanya menandai perjalanan panjang Embran dalam dunia batik, tetapi juga mempertegas posisinya sebagai duta budaya Indonesia di kancah mode internasional.

Sejak tahun 2009, Embran secara konsisten merayakan Hari Batik Nasional, mengingat kecintaannya terhadap batik yang telah ia tekuni sejak duduk di bangku kuliah di awal 90-an. Pengalaman awalnya mempelajari batik di Malioboro, Yogyakarta, serta kariernya sebagai asisten desainer di bawah Carmanita, desainer batik terkemuka di Jakarta, telah membentuk visinya dalam mengangkat batik sebagai bagian dari fashion modern. Kini, Embran dikenal sebagai budayawan batik Jawa Timur yang tak henti-hentinya memperkenalkan batik dalam setiap karyanya di ajang internasional.

Dalam kesibukannya sebagai dosen di beberapa kampus di Surabaya serta mahasiswa doktoral di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Embran tetap meluangkan waktu untuk menghadiri ajang tahunan negara tetangga, Lao Fashion Week. Momen ini dianggapnya sangat istimewa karena bertepatan dengan Bulan Batik Nasional. Di panggung internasional ini, Embran membawa karya bertajuk The Journey, yang menggambarkan perjalanan kariernya serta perjalanan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda yang diakui UNESCO.

Kehadiran Batik di Panggung Dunia

Lao Fashion Week 2024 dibuka dengan meriah pada 1 Oktober di kediaman Duta Besar Prancis di Laos, dihadiri oleh diplomat, selebriti, dan fashionista dari berbagai negara. Di tengah glamornya acara, batik Indonesia mencuri perhatian ketika Embran menampilkan satu koleksinya yang menggunakan kain tradisional Indonesia. Meski dikelilingi oleh karya desainer dari berbagai negara, hanya Embran yang mempersembahkan batik sebagai bahan utama. Dukungan datang dari berbagai diplomat, termasuk Duta Besar Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Jepang, Prancis, dan tentu saja, Duta Besar Indonesia, Ibu Grata Wardaningtyas.

Pada malam terakhir LFW yang dihadiri 650 tamu undangan, Embran menampilkan koleksi masterpiece-nya dalam empat tema berbeda, dimulai dengan pemutaran video pendek tentang proses pembuatan batik yang memukau para penonton.

1. By The Sea – Koleksi leisure wear pria yang terinspirasi oleh keindahan pantai, dengan batik bermotif kerang laut berwarna biru dan putih. Gaya modern terlihat dalam potongan kemeja dan celana kasual yang memadukan unsur tradisional dan kontemporer.

2. POPMEKASN – Koleksi streetwear ini menggabungkan batik kontemporer dari Pamekasan dengan sentuhan warna monokrom dan aksen cyber lime, memberikan nuansa segar dan edgy untuk pecinta mode yang suka hangout.

3. Tutur Wikara – Mengusung konsep Zero Waste, koleksi avant-garde ini menggunakan batik dan tenun dari Kediri, dengan siluet kimono dan mini dress yang didesain dalam gaya Puff Fashion. Ini menjadi salah satu koleksi yang paling ikonik pada malam itu.

4. Chandrakirana – Ditutup dengan koleksi gala yang anggun dan elegan, Embran menampilkan gaun malam dengan batik Junjung Drajat dari Tulungagung. Kombinasi batik dengan bahan velvet dan linen organza membuat koleksi ini terlihat mewah dan berkelas di atas runway sepanjang 50 meter.

Kolaborasi Internasional

Lao Fashion Week 2024 juga menjadi panggung kolaborasi internasional antara Embran dan desainer aksesori asal Filipina, Ann Lorio. Ann menyempurnakan seluruh tampilan koleksi Embran dengan aksesori khasnya, dan kolaborasi ini direncanakan akan berlanjut di masa mendatang, di mana aksesori berbahan batik akan menjadi fokus utama.

Tahun ini menandai tahun kesembilan Embran sebagai desainer undangan di Lao Fashion Week. Dengan konsistensinya menampilkan batik khas Jawa Timur di kancah internasional, para pecinta mode Asia sudah menantikan koleksi-koleksi berikutnya dari desainer yang tak pernah lelah memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ini.

Embran Nawawi tak hanya mengangkat nama batik di panggung dunia, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai ikon fashion yang mampu mengawinkan kekayaan tradisional dengan modernitas fashion global.

Pelabuhan Sungai Amazon di Brasil Longsor, Diduga Lebih dari 200 Orang Tertimbun

Lu Yongxin – NTD

Longsor melanda di area Pelabuhan Manacapuru di negara bagian Amazonas, Brasil, pada Senin 7 Oktober 2024. Insiden tersebut diduga menyebabkan lebih dari 200 orang tertimbun.

Menurut laporan, bagian tanah yang menopang struktur pelabuhan di Terra Preta mengalami pergeseran, menyebabkan pelabuhan runtuh.

Saksi mata melaporkan bahwa lebih dari 200 orang sedang berada di lokasi untuk bongkar muat barang dan dikhawatirkan banyak yang tertimbun atau terlempar ke sungai.

Badan Keamanan Publik Amazonas menyatakan bahwa pelabuhan tersebut sedang dalam konstruksi saat insiden terjadi. 

Sejauh ini, satu anak dilaporkan hilang, dan warga diminta melaporkan anggota keluarga yang hilang agar tindakan cepat dapat diambil untuk mencegah kepanikan.

Tim penyelamat telah menemukan puing-puing kapal, pipa, rumah, dan kendaraan di perairan Sungai Amazon. 

Pemerintah negara bagian Amazonas telah mengirim petugas pemadam kebakaran dan penyelam untuk menyelamatkan korban yang mungkin tertimbun. 

Militer juga telah dikerahkan, termasuk Marinir, kapal medis, dan helikopter untuk mendukung upaya penyelamatan. (Hui)

Ramalan Kiamat Muncul Kembali di Tengah Seringnya Bencana Alam Terjadi, Orang-Orang Berbondong-Bondong  Menyediakan “Persiapan Kiamat”

Apa saja yang termasuk dalam “perlengkapan bertahan hidup” darurat yang paling komprehensif?

oleh Guan Yue

Beberapa tahun terakhir, bencana alam sering terjadi di seluruh dunia, membangkitkan kembali ramalan kiamat dalam sejarah. Mempersiapkan diri menghadapi bencana kiamat telah menjadi aktivitas yang banyak diminati. 

Acara realitas “Doomsday Preppers” tayang di layar kaca, paket persiapan kiamat laris manis, dan orang-orang semakin antusias memainkan peran sebagai “persiapan kiamat.”

Pada 7 Oktober 2024, badai tropis “Milton” dengan cepat meningkat menjadi badai kategori 5, menyapu Teluk Meksiko dan mengancam Florida, Amerika Serikat yang masih dalam tahap pemulihan dari kerusakan badai “Helene”. Florida memulai evakuasi massal karena potensi kerusakan yang “menghancurkan.” Dalam beberapa tahun terakhir, banyak bencana alam besar terjadi di seluruh dunia.

Bencana Alam yang Sering Terjadi 

Pada 14 September, beberapa negara di Eropa Tengah dilanda badai “Boris”, yang menyebabkan hujan lebat dan banjir di Austria, Ceko, Hongaria, Polandia, Rumania, dan Slovakia. Hingga 18 September 2024, jumlah korban tewas meningkat menjadi 22 orang.

Pada 8 September, Los Angeles diserang oleh tiga kebakaran hutan hebat. Kebakaran di sekitar kota California menghancurkan lebih dari 30 rumah dan pondok, serta sekitar 20.000 hektar lahan dalam waktu 24 jam. Pihak berwenang memerintahkan penduduk untuk mengungsi dari rumah mereka.

Pada 1 September, topan “Yagi” menghantam Filipina dan wilayah selatan Tiongkok, menewaskan setidaknya 24 orang dan melukai puluhan lainnya dalam dua hari. 

Pada 7 September, badai ini bergerak menuju Vietnam utara dengan kecepatan angin lebih dari 149 km/jam, menyebabkan banjir dan tanah longsor parah. Hingga 12 September, jumlah korban tewas mencapai 197 orang, dengan 128 orang masih hilang dan lebih dari 700 orang terluka.

Pada Juli, daerah Sahel-Sahara yang biasanya kering mengalami curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Beberapa daerah mencatat curah hujan 600% di atas rata-rata, menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas dan 3 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Seiring dengan meningkatnya bencana alam, ramalan kiamat dalam sejarah kembali muncul di benak masyarakat.

Ramalan Kiamat dalam Sejarah 

Alkitab pernah menuliskan hari kiamat. Dalam Injil Markus 13:32 tertulis: “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.“

Namun, hal ini tidak menghentikan beberapa orang untuk mencoba membuat prediksi. Insinyur pensiunan Harold Camping mencoba meramal kiamat melalui penafsiran kode angka, dan ia memperkirakan kiamat akan terjadi pada September 1994. Namun, ramalan tersebut tidak terbukti.

Film fiksi ilmiah 2009, 2012, menunjukkan skenario kiamat yang mengerikan, berdasarkan interpretasi kalender panjang Maya. Siklus kalender ini berlangsung sekitar 5.125 tahun, dengan satu siklus berakhir pada 21 Desember 2012. Namun, ramalan ini juga tidak terjadi.

Meski begitu, kegagalan prediksi ini tidak menghapus keyakinan mistis masyarakat terhadap ramalan kiamat.

Antara 2012 dan 2014, National Geographic Channel menayangkan serial realitas Doomsday Preppers, yang menunjukkan bagaimana orang bersiap untuk bertahan dalam menghadapi bencana kiamat.

Misalnya, Dennis McClung dan keluarganya menunjukkan bagaimana mereka menanam makanan di halaman belakang mereka. Keluarga Kobler dan keluarga Hunter bekerja sama memastikan produksi makanan jika terjadi kehancuran ekonomi.

Paul Range dan teman-temannya bersiap menghadapi perubahan kutub. Di California, Christopher Nyerges menunjukkan keterampilan bertahan hidup di perkotaan saat terjadi gempa besar.

David Sarti adalah seorang “pelatih senjata” di YouTube dan seorang survivalist otodidak, yang sudah siap menghadapi kegagalan jaringan listrik. Di Utah, Kelleen Bishop menyimpan makanan lezat untuk bertahan hidup jika terjadi kehancuran ekonomi.

“Persiapan Kiamat” Jadi Peluang Bisnis

 Berbagai perusahaan kini memanfaatkan kecemasan masyarakat dengan menawarkan paket makanan darurat atau perlengkapan bertahan hidup.

Misalnya, Costco menjual ember makanan darurat Readywise seharga US$.100, yang berisi 150 porsi makanan dengan masa simpan hingga 25 tahun. Satu ember berisi 80 porsi makan malam, 30 porsi sarapan, dan 40 minuman energi.

Sebuah toko bernama “Doomsday Prep” menawarkan kotak pertolongan pertama 118 item seharga US$. 11,99 , serta berbagai peralatan lain seperti tangki air berbentuk bata dan penyaring air dalam botol.

Toko tersebut juga menjual berbagai makanan kering, seperti ember makanan Legacy Premium yang berisi 120 porsi sarapan, makan siang, dan makan malam seharga US$.260 . Selain itu, mereka menjual bibit untuk menanam kebun herbal dan buah.

Perusahaan lain, “More Prepared,” menawarkan paket darurat besar untuk 70 orang seharga US$,1.149 , yang berisi makanan, alat-alat sehari-hari, perlengkapan pertolongan pertama, dan peralatan bertahan hidup lainnya.

Makanan dan Air:

  • 70 batang makanan dengan 2.400 kalori per batang
  • 420 kantong air, masing-masing 4,2 ons
  • 150 tablet pemurni air

Barang-Barang Kebutuhan Sehari-hari:

  • 70 selimut darurat
  • 2 senter radio 4-in-1 dengan generator
  • 2 lentera mini LED dengan baterai
  • 21 batang cahaya 12 jam
  • 14 senter bertenaga baterai “D”
  • 28 baterai “D” berat

Perlengkapan Kebersihan:

  • 2 toilet ember
  • 12 gulungan tisu toilet
  • 300 tisu basah
  • 42 kantong kebersihan
  • 13 kantong sampah besar

Peralatan Pelindung:

  • 7 sarung tangan kulit telapak tangan
  • 7 kacamata pelindung
  • 70 masker debu

Perlengkapan Darurat:

  • 1 alat saku multifungsi 14-in-1
  • 1 set sekop/lipat kombinasi
  • 1 linggis 24 inci
  • 2 tali sepanjang 50 kaki
  • 3 pisau utilitas
  • 2 gulungan lakban sepanjang 60 yard
  • 7 peluit keamanan
  • 2 ransel merah

Kotak Pertolongan Pertama 634 Item:

  • Perban, perban penutup luka, gulungan perekat
  • Salep biologi tiga kali lipat 9 gram
  • Krim pertolongan pertama dan luka bakar 9 gram
  • Gel luka bakar 9 gram
  • Tisu pereda gigitan serangga, dan lain-lain.

Panduan dari Palang Merah Amerika SerikatT

Disarankan agar kit bertahan hidup harus berisi:

  • Air
  • Makanan tahan lama
  • Senter
  • Radio bertenaga baterai atau engkol tangan
  • Baterai cadangan
  • Kotak P3K
  • Obat-obatan (persediaan 7 hari) dan perlengkapan medis
  • Alat multifungsi
  • Barang kebersihan dan perawatan pribadi
  • Salinan dokumen pribadi (daftar obat-obatan, informasi medis terkait, bukti alamat, kontrak rumah/sewa, paspor, akta kelahiran, polis asuransi)
  • Telepon dengan pengisi daya
  • Informasi kontak keluarga dan darurat
  • Uang tunai tambahan
  • Selimut darurat dan peta wilayah.

Apakah Tiongkok Akhirnya Menstimulasi Ekonominya?

0

Christopher Balding

Selama beberapa waktu, para pengamat Tiongkok  bertanya-tanya kapan dan bagaimana Beijing akan bergerak untuk merangsang ekonominya yang lesu.

Baru-baru ini, Beijing mulai meluncurkan berbagai langkah yang dikatakan dirancang untuk merangsang ekonomi yang sedang berjuang untuk tumbuh dan terbebani oleh utang yang sangat besar. Meskipun pengumuman ini penuh kemeriahan, yang mencolok adalah betapa rincian-rincian tersebut tidak terlalu mengesankan.

Meskipun rilis resmi menunjukkan ekonomi Tiongkok  tumbuh pesat, sekitar 5 persen per tahun, kenyataannya tampak jauh berbeda dari propaganda negara. Sektor-sektor yang terkait dengan real estat dan konstruksi mengalami penurunan yang cepat, bahkan dengan menggunakan angka resmi. 

Langkah- yang berfokus pada konsumsi secara resmi hanya menunjukkan sedikit pertumbuhan, dan banyak industri, seperti penjualan mobil domestik, mengalami kerugian besar, dengan hanya penjualan ekspor yang memberikan sedikit harapan.

Untuk menghentikan perlambatan tidak resmi ini, Beijing akhirnya meluncurkan serangkaian langkah yang diklaim bertujuan merangsang ekonomi. Namun, yang mencolok dari langkah-langkah tersebut adalah betapa sedikitnya dampak yang dihasilkan.

Sebagai contoh, menjelang libur Hari Nasional 1 Oktober, Beijing mengumumkan transfer langsung kecil kepada orang-orang yang sangat miskin. Jumlah uang yang diberikan sangat kecil dan ditargetkan hanya untuk kelompok kecil, yang memiliki dampak minimal pada ekonomi secara keseluruhan. Meskipun beberapa wilayah melakukan stimulus lokal, langkah-langkah tersebut sangat terarah dan melibatkan jumlah yang kecil, sehingga kecil kemungkinannya untuk memberikan dampak yang signifikan selain membantu produsen yang sedang berjuang.
Namun, sebagian besar langkah yang diumumkan tampaknya lebih seperti mengulang kebijakan lama dan mencoba menutupi kekurangan daripada benar-benar merangsang ekonomi agar berada di jalur yang lebih baik

Pemangkasan suku bunga bagi peminjam, dari perusahaan hingga hipotek rumah tangga, dirancang untuk menambah uang ke kantong konsumen. 

Setelah pemangkasan suku bunga hipotek yang diwajibkan tahun lalu tidak berdampak signifikan, pengulangan tahun ini diperkirakan juga tidak akan berdampak besar pada ekonomi. 

Selain itu, menurunkan suku bunga ketika peminjam kurang berminat untuk meminjam lebih banyak dan menghadapi ekonomi yang kesulitan dengan kapasitas berlebih yang sangat besar tidak akan banyak merangsang ekonomi selain meringankan beban biaya bunga.


Kebijakan lain yang diluncurkan jelas dirancang untuk menutup kekurangan dalam keuangan Tiongkok  daripada meningkatkan ekonomi. Beijing baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menaikkan usia pensiun untuk mendukung beberapa skema jaminan sosial provinsi yang bangkrut dan lainnya yang kesulitan untuk melakukan pembayaran.

 Inisiatif lainnya adalah menghabiskan sekitar $142 miliar untuk merekapitalisasi bank-bank milik negara besar dengan tujuan meningkatkan pemberian pinjaman. 

Dengan begitu banyak bank kecil dan menengah di Tiongkok yang diambil alih oleh bank-bank besar untuk menghindari keruntuhan dan penurunan rasio cadangan, bahkan menurut metrik resmi, bank-bank Tiongkok  sangat kekurangan modal. 

Dengan sektor perbankan yang mengelola hampir $60 triliun aset, rekapitalisasi sebesar $142 miliar bahkan tidak mulai menyentuh inti masalah yang diperlukan untuk mendukung industri yang lebih luas, bahkan jika digunakan secara efisien.

Serangkaian langkah ini memiliki sejumlah masalah.

Pertama, langkah-langkah ini, mulai dari penurunan suku bunga hingga peningkatan pemberian pinjaman, mengulangi kebijakan yang menyebabkan masalah Tiongkok sejak awal. Lebih banyak pinjaman tidak dapat menyelesaikan tumpukan utang yang membebani konsumen, pemerintah lokal, dan perusahaan di Tiongkok. Ini seperti memberikan lebih banyak air kepada orang yang sedang tenggelam.

Kedua, yang mencolok adalah betapa kebijakan ini secara intelektual tidak memiliki arah, seolah-olah para kader Partai Komunis Tiongkok (PKT) tidak dapat membayangkan solusi lain. Kekosongan intelektual ini berasal dari ketidakmampuan mereka untuk membayangkan negara yang tidak mengendalikan setiap keputusan ekonomi oleh pelaku independen. Pemotongan suku bunga diwajibkan untuk semua peminjam dengan perkiraan rinci tentang bagaimana uang tersebut akan dibelanjakan. 

Namun, langkah-langkah ini tidak mengubah insentif bagi para pelaku untuk memahami cara sistem beroperasi dan insentif mereka untuk bertindak dalam sistem. Selama para kader PKT tetap terjebak dalam pemahaman sempit mereka tentang bagaimana ekonomi dapat beroperasi, akan sedikit perubahan jangka panjang pada ekonomi Tiongkok.

Ketiga, bahkan uang yang dibelanjakan dirancang, pertama dan terutama, untuk melindungi cengkeraman PKT terhadap kekuasaan. Rekapitalisasi bank dan kenaikan usia pensiun dirancang untuk memperkuat keuangan negara, bukan ekonomi. PKT bisa mengatasi ekonomi yang lemah dan mengendalikan rakyat, tetapi mereka tidak dapat menangani negara yang melemah dan tidak mampu mengendalikan rakyat.

Meskipun ada banyak berita utama tentang stimulus Tiongkok, kenyataannya adalah bahwa ini hanya pengulangan yang sama: Menunda reformasi hanyalah permainan waktu. Ekonomi Tiongkok lemah, dan langkah-langkah ini tidak akan banyak mengubah keadaan. (asr)


Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan tidak selalu mencerminkan pandangan The Epoch Times.

Christopher Balding adalah seorang profesor di Universitas Fulbright Vietnam dan Sekolah Bisnis HSBC di Sekolah Pascasarjana Universitas Peking. Beliau memiliki spesialisasi di bidang ekonomi, pasar keuangan, dan teknologi Tiongkok. Sebagai peneliti senior di Henry Jackson Society, ia tinggal di Tiongkok dan Vietnam selama lebih dari satu dekade sebelum pindah ke Amerika Serikat.

Militer Ukraina : Pasukan Rusia Memasuki Pinggiran Kota Garis Depan di Donetsk

Sementara itu, sumber berita pro-Rusia melaporkan pertempuran sengit di dalam kota strategis Toretsk

Adam Morrow – The Epoch Times

Pasukan Rusia telah memasuki pinggiran kota garis depan Toretsk di wilayah timur Donetsk, menurut juru bicara militer Ukraina.

“Rusia telah memasuki pinggiran timur kota,” kata Anastasiia Bobovnikova, juru bicara militer Ukraina, dalam pernyataan yang disiarkan di televisi pada malam 7 Oktober.
“Situasinya tidak stabil.”

Bobovnikova mengatakan bahwa saat ini pertempuran sedang berlangsung “secara harfiah di setiap pintu masuk” kota yang terkepung itu.

Dengan populasi pra-perang sekitar 30.000 orang, Toretsk adalah benteng pertahanan Ukraina yang sangat diperkuat dan memiliki kepentingan strategis yang signifikan.

Jatuhnya Toretsk diperkirakan akan membuka jalan bagi serangan Rusia ke utara menuju kota terdekat Chasiv Yar, benteng Ukraina lainnya di Donetsk.

Hal ini juga akan memungkinkan pasukan Rusia mengancam jalur pasokan penting Ukraina ke garis depan, termasuk jalan strategis Pokrovsk-Kostyantynivka.

Kementerian pertahanan Rusia sebagian besar menahan diri untuk tidak mengomentari perkembangan terkini di dalam dan sekitar Toretsk.

Beberapa hari yang lalu, kota Vuhledar, sekitar 75 mil barat daya Toretsk, jatuh ke tangan pasukan Rusia yang maju dengan cepat.

Pada 3 Oktober, militer Ukraina mengonfirmasi penarikan pasukannya dari Vuhledar—setelah berbulan-bulan pertempuran sengit—untuk “melindungi personel dan peralatan militer.”

Namun, Denis Pushilin, kepala Republik Rakyat Donetsk yang diakui Moskow, mengatakan bahwa situasi di Vuhledar (Ugledar dalam bahasa Rusia) “tetap tegang.”


“Musuh terus melakukan serangan artileri terhadap Vuhledar,” kata Pushilin pada 8 Oktober, dikutip oleh kantor berita negara Rusia TASS.


“Mereka masih mencoba melawan balik, itulah sebabnya ketegangan masih ada.”

Kondisi yang Sulit


Selama dua bulan terakhir, pasukan Rusia telah maju ke barat dengan kecepatan meningkat di sepanjang garis depan sepanjang 100 mil di Donetsk, merebut sejumlah posisi strategis dari pasukan Ukraina yang mundur.

Pada pertengahan Agustus, mereka merebut kota Zalizne (Artyomovo dalam bahasa Rusia), yang terletak hanya beberapa mil di tenggara Toretsk.

Beberapa hari kemudian, setelah berminggu-minggu pertempuran sengit, mereka merebut kota Niu-York (Novgorodskoye dalam bahasa Rusia), sekitar 5 mil di selatan Toretsk.

Sejak Moskow menginvasi Ukraina pada awal 2022, kendali penuh atas wilayah Donbas, yang mencakup Donetsk dan Luhansk, tetap menjadi tujuan utama Rusia.

Menurut perkiraan yang dikutip oleh Reuters, pasukan Rusia saat ini menguasai sekitar 60 persen wilayah Donetsk dan 98,5 persen wilayah Luhansk.

Pasukan Rusia kini tampaknya siap merebut kota Pokrovsk, pusat transit penting Ukraina yang terletak sekitar 30 mil barat daya Toretsk.

Sekitar 80 persen infrastruktur energi kritis Pokrovsk telah rusak atau hancur akibat serangan berulang kali dari Rusia, menurut pejabat Ukraina.

“Musuh meninggalkan kami tanpa listrik, tanpa air, tanpa gas,” kata Serhiy Dobriak, kepala administrasi militer Pokrovsk yang diangkat oleh Kyiv, dalam pernyataan yang disiarkan di televisi baru-baru ini.

Dobriak menambahkan bahwa pasukan Rusia kini hanya berjarak empat mil di timur kota tersebut.

Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menggambarkan situasi medan perang di Donbas sebagai “sangat, sangat sulit.”

“Apa pun yang bisa dilakukan musim gugur ini, segala yang bisa kita capai, harus dicapai,” katanya pada 30 September setelah bertemu dengan komandan militer senior. (asr)
 

Reuters berkontribusi dalam laporan ini.

Dalam Pesan Video untuk Lebanon, Netanyahu: “Kehancuran Seperti Gaza”

EtIndonesia. Dalam pidato video langsung kepada rakyat Lebanon, Benjamin Netanyahu mendesak mereka untuk membebaskan negara mereka dari cengkeraman Hizbullah untuk menghindari kehancuran lebih lanjut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa (8/10) mengeluarkan peringatan keras kepada Lebanon, mengklaim negara itu dapat menghadapi nasib yang sama dengan Gaza jika terus membiarkan Hizbullah beroperasi di dalam perbatasannya. Pernyataannya muncul saat militer Israel mengintensifkan serangannya terhadap Hizbullah di sepanjang garis pantai selatan Lebanon, mengerahkan pasukan tambahan dan menyarankan warga sipil untuk mengungsi dari wilayah tersebut.

Dalam pidato video langsung kepada rakyat Lebanon, Netanyahu mendesak mereka untuk membebaskan negara mereka dari cengkeraman Hizbullah untuk menghindari kehancuran lebih lanjut.

“Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza,” katanya.

Peringatan itu jelas: kecuali Hizbullah ditangani, Lebanon berisiko mengalami nasib yang sama seperti Gaza, yang telah mengalami kehancuran yang meluas karena konflik yang sedang berlangsung.

“Saya katakan kepada kalian, rakyat Lebanon: Bebaskan negara kalian dari Hizbullah agar perang ini dapat berakhir,” kata Netanyahu.

Hizbullah Balas Dendam

Konflik antara Israel dan Hizbullah meningkat setelah kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket ke kota pelabuhan Haifa, Israel. Serangan ini terjadi setelah militer Israel melaporkan bahwa 85 proyektil telah melintasi perbatasan dari Lebanon ke Israel. Hizbullah, yang belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerah, mengancam akan terus menembaki kota-kota Israel jika serangan Israel terhadap pusat-pusat populasi Lebanon terus berlanjut.

Konflik tersebut telah memanas sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan dahsyat ke Israel, yang menewaskan lebih dari seribu warga sipil. Sejak itu, Hizbullah, sekutu utama Hamas, telah terlibat dalam baku tembak sporadis dengan pasukan Israel. Sementara itu, Israel telah berjanji untuk mengamankan perbatasan utaranya dan melindungi warganya dari serangan roket Hizbullah.

Kepemimpinan Hizbullah dalam Krisis

Kepemimpinan Hizbullah menghadapi kemunduran besar dalam beberapa minggu terakhir. Pada akhir September, Israel membunuh pemimpinnya Hassan Nasrallah dalam sebuah serangan udara di Beirut. Nasrallah telah memimpin Hizbullah sejak 1992 dan secara luas dianggap sebagai salah satu tokoh paling berkuasa di Lebanon. Kematiannya menandai pukulan bagi kelompok tersebut, tetapi serangan Israel tidak berhenti di situ. Pada bulan Oktober, Israel meluncurkan kampanye pengeboman lainnya di Beirut, yang menargetkan Hashem Safieddine, seorang tokoh senior Hizbullah yang secara luas diyakini sebagai penerus Nasrallah.

Meskipun Hizbullah belum mengonfirmasi kematian Safieddine, Netanyahu tampaknya mengisyaratkan dalam pidato videonya bahwa Nasrallah dan Safieddine telah terbunuh.

Netanyahu dalam pidatonya mengatakan Israel telah “melemahkan kemampuan Hizbullah; kami berhasil melumpuhkan ribuan teroris, termasuk [pemimpin lama Hizbullah Hassan] Nasrallah sendiri, dan pengganti Nasrallah, dan pengganti penggantinya.”

“Kami menyerang markas intelijen Hizbullah di Beirut… ini adalah markas kepala divisi intelijen, Abu Abdullah Mortada,” kata juru bicara IDF Daniel Hagari. “Bersamanya, kami tahu bahwa Hashem Safieddine ada di sana. Hasil serangan ini masih diselidiki, Hizbullah berusaha menyembunyikan detailnya. Jika kami tahu, kami akan memberi tahu publik.”

Strategi Israel

Setelah menargetkan benteng pertahanan di Lebanon selatan dan timur, langkah terbaru Israel menandakan pergeseran ke arah wilayah pesisir, dengan warga sipil didesak untuk mengungsi. Di saluran Telegramnya, militer Israel mengonfirmasi bahwa Divisi ke-146 telah memulai “kegiatan operasional terlokalisasi dan tertarget” di Lebanon barat daya, yang secara langsung ditujukan pada infrastruktur Hizbullah.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak menyisakan Beirut, dengan serangan yang menargetkan benteng pertahanan Hizbullah di pinggiran selatan kota. Wilayah ini merupakan pangkalan operasi utama Hizbullah. Israel telah membongkar terowongan Hizbullah yang menuju ke wilayah Israel.

Hizbullah Tetap Bersikap Tegas

Meskipun mengalami kerugian ini, Hizbullah tetap bersikap tegas. Wakil pemimpinnya Naim Qassem menyatakan bahwa kemampuan militer kelompok itu masih utuh dan mereka siap menghadapi konflik yang berkepanjangan. Pernyataan Qassem muncul bahkan ketika Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggambarkan Hizbullah sebagai “organisasi yang rusak,” yang kepemimpinannya telah hancur setelah disingkirkannya Nasrallah.

Gallant mengatakan dampak serangan Israel, mengklaim bahwa struktur komando Hizbullah berantakan dan kelompok itu kekurangan kepemimpinan setelah kematian Nasrallah dan tokoh-tokoh penting lainnya. Dia juga menggambarkan kemampuan daya tembak Hizbullah berkurang secara signifikan, berkat kampanye militer Israel yang terfokus. Namun, Hizbullah terus mempertahankan kehadirannya di sepanjang perbatasan Lebanon.

Bayangan Iran

Konflik ini tidak terbatas pada Israel dan Hizbullah. Kelompok itu secara luas diyakini didukung oleh Iran, yang memasok senjata, pendanaan, dan dukungan politik. Pasukan Israel telah bentrok dengan milisi yang didukung Iran di seluruh wilayah, termasuk di Suriah dan Yaman. Minggu ini, serangan udara Israel di Damaskus menargetkan sebuah gedung yang digunakan oleh Garda Revolusi Iran dan Hizbullah, menewaskan tujuh warga sipil, menurut laporan Pemerintah Suriah.

Israel juga menuduh Hizbullah menggunakan wilayah sipil sebagai perisai untuk operasi militer mereka, sebuah taktik yang telah menuai kecaman luas. Hizbullah, pada gilirannya, telah menunjuk pada banyaknya korban sipil di Gaza sebagai bukti penggunaan kekuatan Israel yang tidak pandang bulu. Krisis kemanusiaan di Gaza sangat mengerikan, dengan hampir semua dari 2,4 juta penduduknya mengungsi setidaknya sekali karena pemboman Israel yang terus berlanjut.

Teheran telah lama menjadi pendukung utama Hizbullah. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, ada laporan bahwa Iran mungkin mengupayakan gencatan senjata di Lebanon, mungkin sebagai akibat dari meningkatnya kerugian Hizbullah.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengunjungi Beirut pada hari Jumat (4/10), menyuarakan dukungan untuk gencatan senjata, tetapi bersikeras bahwa perjanjian apa pun harus didukung oleh Hizbullah. (yn)

Sumber: ndtv

Raja Salman dari Arab Saudi di Usia 88 Tahun Mengidap Infeksi Paru-paru

Tak ada rincian lebih lanjut yang diberikan tentang raja berusia 88 tahun itu, yang mana elah memerintah Kerajaan Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia sejak 2015

Aldgra Fredly

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, menjalani pemeriksaan medis untuk infeksi paru-paru padai Minggu, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kerajaan.

“Semoga Allah melindungi Pelayan Dua Masjid Suci dan memberinya kesehatan dan kesejahteraan,” kata Pengadilan Kerajaan dalam pernyataan yang dirilis oleh Kantor Berita Saudi yang dikelola negara pada 6 Oktober.

Pengadilan Kerajaan tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan raja atau berapa lama tes medis tersebut akan berlangsung.

Raja yang berusia 88 tahun ini telah memerintah Arab Saudi sejak 2015 dan memegang kekuasaan absolut di negara tersebut. Arab Saudi adalah produsen minyak mentah terbesar di dunia. Pada tahun 2022, negara ini mengekspor minyak senilai $236 miliar.

Pada tahun 2017, Raja Salman menunjuk putranya, Mohammed bin Salman, sebagai putra mahkota, menjadikannya penerus takhta. Salman juga memberi wewenang kepada putra mahkota yang berusia 39 tahun itu untuk mengawasi urusan kerajaan.

Pada  Agustus, Raja Salman mengeluarkan dekrit kerajaan yang memungkinkan kabinet untuk bersidang bahkan tanpa kehadiran raja, putra mahkota, atau para deputi.

Berdasarkan dekrit tersebut, setiap pertemuan semacam itu akan dipimpin oleh anggota kabinet tertua yang merupakan keturunan Raja Abdulaziz Al Saud, yang mendirikan Arab Saudi pada tahun 1932.

Pada 24 September, Raja Salman sendiri memimpin sesi kabinet, menurut laporan media negara.

Raja juga menjalani pemeriksaan medis untuk infeksi paru-paru pada  Mei setelah mengalami nyeri sendi dan demam tinggi, menurut media negara, yang mengatakan bahwa ia dirawat dengan antibiotik.

Pangeran Mohammed menunda kunjungan resmi ke Jepang pada  Mei karena kekhawatiran tentang kesehatan raja, tetapi kemudian ia mengeluarkan pernyataan yang meyakinkan publik tentang kondisi ayahnya. Sebulan sebelumnya, raja pergi ke rumah sakit untuk apa yang digambarkan media negara sebagai “pemeriksaan rutin.”

Pada tahun 2022, media negara melaporkan bahwa Raja Salman dirawat di rumah sakit untuk mengganti baterai alat pacu jantungnya. Dia juga menjalani pemeriksaan medis dan kolonoskopi pada tahun itu, tetapi tidak ditemukan kelainan, menurut media negara.

Raja menjalani operasi pada tahun 2020 untuk mengangkat kantong empedunya setelah ia mengalami peradangan dan keluar dari rumah sakit setelah 10 hari, menurut media negara. (asr)

Associated Press turut berkontribusi dalam laporan ini.

Satu Tahun Perang Israel-Hamas : 42.000 Orang Tewas di Gaza

EtIndonesia. Perang antara Israel dan kelompok militan Islam Hamas telah berlangsung selama satu tahun, dan hingga kini, konflik di Jalur Gaza masih terus berlanjut. Reuters merangkum informasi yang diumumkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Senin (7/10), menunjukkan angka-angka yang menunjukkan betapa tragis dan mahalnya konflik ini.

Serangan dan Target

Dalam satu tahun terakhir, militer Israel telah menyerang lebih dari 4.000 target Hamas di Gaza. Mereka juga menemukan 4.700 ventilasi terowongan bawah tanah dan menghancurkan 1.000 landasan peluncuran roket. Sejak pecahnya perang Israel-Hamas, Israel juga menjadi sasaran serangan dari negara-negara Arab, termasuk 13.200 roket yang ditembakkan dari Gaza, 12.400 dari Lebanon, 400 dari Iran, 180 dari Yaman, dan 60 dari Suriah.

Korban di Israel

Pada 7 Oktober tahun lalu, Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang. Sekitar 100 dari mereka masih disandera di Gaza hingga kini.

Selama satu tahun terakhir, Israel berhasil membunuh delapan komandan brigade musuh di Gaza, sekitar 30 komandan batalyon, dan 165 komandan kompi. Di medan perang Lebanon, Israel membunuh lebih dari 800 “teroris” dan menyerang 4.900 target dari udara serta 6.000 target di darat. Hingga 20 September, Israel telah melenyapkan 250 pejuang Hizbullah.

Sejak perang dimulai, Israel telah merekrut 300.000 tentara cadangan, di mana 82% adalah laki-laki dan 18% perempuan. Hampir setengah dari mereka berusia antara 20 hingga 29 tahun. Namun, sekitar 726 tentara Israel tewas, dengan 380 di antaranya tewas pada 7 Oktober tahun lalu, dan 346 lainnya tewas dalam pertempuran di Gaza yang dimulai pada 27 Oktober. Nama-nama para prajurit yang gugur kini telah diumumkan. Selain itu, jumlah tentara Israel yang terluka mencapai 4.576 orang.

Korban di Gaza dan Lebanon

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikendalikan Hamas melaporkan bahwa sejak perang dimulai, serangan militer Israel telah menewaskan hampir 42.000 warga Palestina. Di Lebanon, sekitar 2.000 warga sipil juga tewas, sebagian besar setelah serangan besar-besaran oleh Israel.

Selain itu, menurut data Israel, mereka telah menangkap lebih dari 5.000 militan di Tepi Barat dan Lembah Yordan.

Peringatan Satu Tahun Serangan Hamas yang Disusul Serangan Roket ke Israel

Menurut laporan Sky News dan The Guardian, dalam rangka memperingati satu tahun serangan mendadak Hamas, Israel pada 7 Oktober mengadakan upacara peringatan di Kibbutz Re’im di wilayah selatan. Banyak orang berkumpul sebelum senja, saling menghibur dan memeluk, serta memajang foto para korban dan orang hilang. Di tempat itu, mereka juga memutar lagu terakhir dari festival musik tahun lalu.

Pada saat yang sama, sejumlah warga Israel berkumpul di kediaman Perdana Menteri Netanyahu di Yerusalem, menyerukan agar pemerintah segera memulangkan para sandera yang masih tertahan di Gaza.

Saat Israel sedang dalam suasana berkabung, Hamas justru melancarkan serangan roket pada pukul 06:30 pagi, menargetkan perbatasan Israel. Serangan ini bertepatan dengan waktu serangan mendadak Hamas ke Israel setahun lalu.

Brigade Izzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, mengonfirmasi dalam pernyataannya bahwa mereka menembakkan beberapa roket ke arah Israel saat peringatan diadakan di Gerbang Rafah, Pos Pemeriksaan Kerem Shalom, dan Kibbutz Holit.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi tindakan teror ini dan menyatakan bahwa Hamas berupaya meluncurkan serangan roket berskala besar, tetapi berhasil digagalkan oleh IDF. Setelah itu, Hamas kembali mencoba menembakkan empat roket ke arah Kibbutz Sufa di perbatasan Gaza-Israel. Tiga roket berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel, sementara satu roket jatuh di area terbuka.

Menurut laporan dari Times of Israel, IDF juga mengonfirmasi bahwa Hamas meluncurkan lima roket lagi dari Khan Yunis di selatan Gaza, yang memicu sirene serangan udara di wilayah tengah Israel, termasuk Tel Aviv, Rishon LeZion, Holon, dan Bat Yam. Dua wanita berusia 30-an terkena pecahan peluru dan segera dibawa ke rumah sakit. Sebenarnya, IDF telah memperingatkan bahwa Hamas mungkin akan menembakkan roket ke wilayah tengah Israel pada 7 Oktober lalu.(jhn/yn)

Pria Temukan Dompet Berisi Lebih dari Rp 10 Juta dan Mengembalikan ke Pemiliknya, Malah Dituduh Mencuri

0

EtIndonesia. Seorang pria sedang berjalan ketika dia melihat sebuah dompet tergeletak di tanah. Di dalam dompet, Dia menemukan uang tunai 700 dolar (sekitar Rp 10 juta) tetapi tidak ada identitas atau informasi kontak pemiliknya.

Bingung dengan apa yang harus dilakukan, dia menyimpannya cukup lama, sambil mempertimbangkan apakah akan menyimpannya atau mencari pemilik aslinya.

Pilihannya menjadi jelas ketika dia menemukan sebuah pengumuman yang ditulis oleh seorang pria kaya yang menawarkan hadiah 50 dolar untuk pengembalian dompet tersebut.

Pria itu, yang terinspirasi oleh kejujuran dan tawaran hadiah, dengan segera mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya yang sah.

Ketika dia tiba di rumah yang disebutkan dalam iklan tersebut, pria kaya itu menyambutnya, tetapi keadaan berubah secara mengejutkan. Alih-alih mengucapkan terima kasih, pemilik dompet itu malah menuduh pria itu mencuri 50 dolar.

Menurut pemiliknya, dompet itu sebelumnya berisi 750 dolar. Klaim tak terduga ini mengejutkan si penemu, yang tahu bahwa dia telah mengembalikan setiap sen yang dia temukan.

Situasi dengan cepat memanas, dan keduanya mendapati diri mereka di hadapan hakim di pengadilan. Pemilik dompet tersebut menyatakan bahwa orang tersebut mengambil 50 dolar dan kemudian mengembalikan sisanya.

Namun, orang tersebut bersikeras tidak bersalah, dengan menyatakan bahwa dia hanya menemukan 700 dolar di dalam dompet tersebut. Ketika ketegangan antara keduanya meningkat, hakim berhenti sejenak untuk menganalisis semua sisi narasi dengan saksama.

Dalam putusan yang saksama, pengadilan memutuskan mendukung pria yang menemukan dan mengembalikan dompet tersebut. Pengadilan beralasan bahwa jika orang tersebut tidak jujur ​​atau berniat mencuri, dia tidak akan mengembalikan dompet tersebut sama sekali.

Pengadilan juga mengatakan bahwa tidak ada bukti spesifik tentang berapa banyak uang yang awalnya ada di dalam dompet tersebut, sehingga tuduhan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.

Dalam perubahan yang tidak terduga, pengadilan memerintahkan agar dompet dan 700 dolar tersebut tetap berada di tangan orang yang menemukannya sampai pemilik sebenarnya datang dengan dokumentasi yang kuat untuk mengklaimnya. (yn)

Sumber: thoughtnova

Beijing yang Putus Asa: Stimulus Baru Masih Belum Mampu Menghidupkan Kembali Perekonomian

0

Baru-baru ini Beijing telah mengambil langkah-langkah dramatis untuk menghidupkan kembali perekonomian, tetapi tindakan lebih lanjut mungkin diperlukan

Milton Ezrati

Pada  September, Beijing membuat langkah dramatis yang mana secara implisit mengakui bahwa paket stimulus pada Mei gagal membantu perekonomian domestik yang sedang kesulitan. Mereka akhirnya meningkatkan langkah  stimulus moneter dan fiskal jauh lebih besar daripada sebelumnya. Langkah-langkah ini mungkin membantu Beijing mencapai target pertumbuhan riil sebesar 5 persen untuk tahun 2024, tetapi kemungkinan tidak akan memulihkan momentum ekonomi Tiongkok.

Di sisi fiskal, Beijing berencana menerbitkan sekitar 2 triliun yuan (sekitar $285 miliar) dalam bentuk utang negara tambahan. Setengah dari jumlah ini  dialokasikan untuk membantu pemerintah daerah yang  terlilit utang berat. Setengah lainnya akan digunakan untuk berbagai program dukungan bagi individu dan keluarga.

Bagian dari skema ini akan menawarkan apa yang disebut Beijing sebagai “tunjangan hidup” bagi warga miskin, yang konon untuk merayakan peringatan 75 tahun pemerintahan komunis pada 1 Oktober. Tak diragukan lagi, penerima akan segera membelanjakan uang tersebut dan memberikan dorongan langsung bagi aktivitas ekonomi. Namun demikian, langkah ini kemungkinan hanya memiliki sedikit dampak yang bertahan lama.

Beijing juga akan menawarkan tunjangan bulanan sebesar 800 yuan (sekitar $114) untuk setiap anak di keluarga dengan dua atau lebih anak. Ini akan berdampak lebih lama pada aktivitas ekonomi, meskipun saat ini hanya sedikit keluarga seperti itu di Tiongkok. 

Langkah ini tak diragukan lagi juga bertujuan untuk mendorong angka kelahiran dan dengan demikian melawan tekanan demografis yang ditimbulkan oleh rendahnya tingkat kesuburan  selama bertahun-tahun, meskipun diperlukan waktu 15 hingga 20 tahun sebelum peningkatan kelahiran saat ini dapat mempengaruhi angkatan kerja Tiongkok.

Secara terpisah, kota Shanghai akan menawarkan voucher senilai 500 juta yuan untuk digunakan orang-orang dalam kegiatan makan dan hiburan. Pada kurang dari 1 persen dari produk domestik bruto Shanghai, langkah ini kemungkinan tidak akan berdampak besar. Beijing juga mengklaim telah mengalokasikan 1 triliun yuan untuk merekapitalisasi enam bank besar, jelas sebagai upaya untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh krisis properti.

Di sisi moneter, Gubernur People’s Bank of China (PBOC), Pan Gongsheng, telah merinci beberapa langkah. Bank sentral akan memotong suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah setahun menjadi 2 persen dari 2,3 persen saat ini. Bank juga akan memotong perangkat kebijakan utamanya, suku bunga 7-day reverse purchase rate, menjadi 1,5 persen dari 1,7 persen. Perubahan ini tampak kecil dibandingkan dengan langkah terbaru Federal Reserve di Amerika Serikat yang memotong suku bunga utama setengah poin persentase, tetapi menurut standar langkah-langkah PBOC sebelumnya, pemotongan baru-baru ini terlihat cukup berani.

Untuk merangsang pinjaman dan diduga aktivitas ekonomi lebih lanjut, PBOC  akan mengurangi jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan terhadap portofolio simpanan dan pinjaman mereka. Untuk meningkatkan pasar saham yang sedang menurun, PBOC juga akan menyediakan 500 miliar yuan untuk dipinjamkan kepada dana investasi, pialang, dan perusahaan asuransi. Selain itu, PBOC akan menyediakan tambahan 300 miliar yuan untuk membiayai pembelian kembali saham oleh perusahaan yang terdaftar.

Ekspektasi bank ini, tanpa diragukan lagi, adalah bahwa kenaikan pasar saham akan mengimbangi sebagian kekayaan rumah tangga yang hilang akibat krisis properti dan dampaknya terhadap nilai properti. Untuk membantu sektor real estat secara langsung, PBOC akan menurunkan suku bunga pada hipotek yang ada, yang menjadi bantuan bagi pemilik rumah saat ini, karena berbeda dengan orang Amerika, warga Tiongkok  tidak memiliki fasilitas untuk membiayai ulang hipotek mereka. Untuk meningkatkan pembelian rumah, bank juga telah menjadwalkan penurunan uang muka yang diperlukan untuk rumah kedua dari 25 persen menjadi 15 persen.

Daftar langkah-langkah—baik fiskal maupun moneter—panjang dan terdengar mengesankan, tetapi kemungkinan besar tidak akan berhasil. Lebih dari sekadar membuat kredit lebih murah dan melimpah atau membantu kelompok masyarakat yang membutuhkan, Beijing perlu memulihkan kepercayaan di kalangan konsumen Tiongkok yang besar. Beijing juga perlu mendorong bisnis swasta, yang diperkirakan menyumbang sekitar 60 persen dari perekonomian dan 80 persen dari pekerjaan baru di perkotaan.

Konsumen Tiongkok enggan untuk membelanjakan uang. Indeks kepercayaan konsumen negara itu, pada pengukuran terakhir, turun sekitar 3 persen dibandingkan musim semi lalu dan turun hampir 30 persen dari tahun 2022. Sampai batas tertentu, kondisi ini mencerminkan efek lanjutan dari kebijakan nol-COVID-19 yang menghentikan aktivitas ekonomi dan mengganggu pekerjaan serta gaji jauh setelah pandemi COVID-19 berakhir. Lebih dari itu, dampak dari krisis properti terhadap nilai real estat juga berperan. Kenaikan pasar saham tidak dapat memperbaiki beban ini. Rumah tangga di Tiongkok  menganggap properti mereka sebagai bagian besar dari kekayaan bersih keluarga, dan harga real estat telah turun lebih dari 12 persen sejak 2021, ketika krisis properti pertama kali muncul.

Pada saat yang sama, pemilik dan manajer bisnis swasta memperlambat pengeluaran modal mereka untuk ekspansi, modernisasi, dan perekrutan ke jumlah yang sangat kecil. Pembentukan modal tetap sebenarnya telah menurun dalam setahun terakhir. Terbiasa dengan pertumbuhan pesat pada tahun-tahun sebelumnya, pemilik bisnis swasta di Tiongkok terkejut dengan perlambatan dalam beberapa tahun terakhir. Mereka juga masih ingat bagaimana, beberapa tahun lalu,  pemimpin partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping, mengkritik bisnis swasta karena lebih mementingkan keuntungan daripada agenda Partai Komunis. Xi telah mengubah sikapnya akhir-akhir ini, tetapi kenangan tersebut masih membekas dan meninggalkan keraguan tentang sikap Beijing di masa depan.

Sampai Beijing dapat menemukan cara-cara untuk memulihkan kepercayaan di dua sektor penting ini dari perekonomian negara, pertumbuhan akan terus berjuang. 

Tiongkok  kemungkinan besar tidak akan mencapai target pertumbuhan riil 5 persen untuk tahun 2024. Jika Beijing dapat membuat pengumuman positif di bidang ini, kemungkinan besar  berasal dari manipulasi statistik daripada dari aktivitas ekonomi yang nyata. 

Beijing telah mengisyaratkan lebih banyak stimulus akan datang. Mungkin tindakan berikutnya dapat menangani masalah kepercayaan ini. Tanpa bantuan di bidang ini, ekonomi akan terus berada dalam kondisi melemah. (asr)

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah opini penulis dan tidak serta-merta mencerminkan pandangan The Epoch Times.

Milton Ezrati adalah editor kontributor di The National Interest, afiliasi dari Center for the Study of Human Capital di University at Buffalo (SUNY), dan kepala ekonom di Vested, sebuah firma komunikasi yang berbasis di New York. Sebelum bergabung dengan Vested, ia menjabat sebagai kepala strategi pasar dan ekonom untuk Lord, Abbett & Co. Dia juga sering menulis untuk City Journal dan menulis blog untuk Forbes. Buku terbarunya adalah “Thirty Tomorrows: The Next Three Decades of Globalization, Demographics, and How We Will Live.”

Pemimpin Hizbullah Ciut Nyalinya, Menolak Jabatan Pengganti Setelah Dibidik oleh Israel

EtIndonesia. Sejak akhir September, Israel telah melancarkan serangan udara dan serangan presisi terhadap Hizbullah di Lebanon. Pada 27 September, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan udara Israel. Potensi penggantinya, Hashem Safieddine, juga dilaporkan hilang sejak serangan udara pada 4 Oktober. Kini, dikabarkan bahwa Ketua Komite Politik Hizbullah, Sheikh Ibrahim Amin, telah menolak untuk mengambil alih jabatan pemimpin Hizbullah.

Menurut laporan media asing, Nasrallah tewas akibat serangan udara Israel pada akhir September. Safieddine, yang merupakan sepupu Nasrallah dan ketua Komite Eksekutif Hizbullah, direncanakan untuk menggantikannya. Namun, setelah serangan udara Israel di markas Hizbullah di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (4/10) lalu, Safieddine hilang kontak, dan banyak yang berpendapat bahwa kemungkinan besar dia telah tewas.

Sejak tahun 2001, Safieddine memimpin Komite Eksekutif Hizbullah, mengawasi urusan politik, dan menjadi anggota Dewan Jihad, yang bertanggung jawab atas operasi militer. Pada tahun 2017, dia dimasukkan ke dalam daftar teroris oleh Amerika Serikat.

Sumber lain dari Hizbullah juga mengonfirmasi bahwa kontak dengan Safieddine terputus, dan keberadaannya tidak diketahui. Organisasi ini mencoba menghubungi markas bawah tanah yang mereka yakini sebagai tempat persembunyian, namun setiap upaya penyelamatan terhalang oleh serangan udara Israel yang berulang kali menggempur lokasi tersebut.

Pada 4 Oktober, Israel melancarkan 11 serangan udara berturut-turut ke markas Hizbullah di Beirut selatan, di mana Safieddine berada bersama kepala intelijen Hizbullah, Hajj Murtada. Militer Israel menyatakan bahwa serangan hari itu menargetkan markas intelijen Hizbullah di Beirut.

Mohammed Ali al-Husseini, seorang ulama Syiah Lebanon yang berbasis di Teluk, mengatakan bahwa Sheik Ibrahim al-Amin, Ketua Dewan Politik Hizbullah, telah ditunjuk sebagai pengganti Nasrallah. Kabar ini juga dikonfirmasi oleh saluran berita Arab.

Namun, dilaporkan bahwa Amin menolak untuk mengambil alih kepemimpinan Hizbullah, dengan alasan risiko besar yang menyertai posisi tersebut. Seorang sumber Hizbullah menyatakan bahwa menjadi pemimpin Hizbullah sama dengan menandatangani hukuman mati. Dia menambahkan bahwa saat ini tidak ada yang menginginkan posisi itu, karena mereka tahu bahwa cepat atau lambat mereka akan terbunuh.

Hizbullah Diduga Menembus Sistem Pertahanan Udara Israel: 10 Cedera di Israel Utara

Pada 6 Oktober, Israel melanjutkan serangan udaranya di wilayah Lebanon selatan dan ibu kota Beirut. Ledakan akibat serangan udara seringkali menimbulkan bola api besar di pusat kota Beirut.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka menargetkan beberapa lokasi milik Hizbullah di Beirut, termasuk markas intelijen dan fasilitas penyimpanan senjata. IDF juga menyoroti bahwa Hizbullah sengaja menempatkan pusat komando dan fasilitas senjata mereka di bawah gedung-gedung apartemen sipil, yang membahayakan keselamatan warga sipil.

Sebagai balasan atas serangan Israel, Hizbullah melancarkan lebih dari 120 roket dan peluru artileri ke wilayah utara Israel pada malam 6 Oktober. Menurut Rumah Sakit Rambam di Haifa, enam orang terluka akibat serangan roket Hizbullah. IDF menyatakan bahwa lima roket diarahkan ke Haifa, meskipun beberapa di antaranya jatuh di tempat terbuka.

Serangan roket ini mungkin menandakan bahwa Hizbullah untuk pertama kalinya berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, dengan roket yang menghantam bangunan di kota Haifa. Selain Haifa, kota Tiberias di Israel utara juga terkena serangan roket Hizbullah, menyebabkan total 10 orang terluka di kedua kota tersebut.(jhn/yn)

Gempa Bumi Tidak Biasa di Iran Memicu Rumor Terbaru

EtIndonesia. Blog keuangan terkenal Zerohedge pada Selasa (8/10) mengungkapkan bahwa pada Sabtu (5/10), di Provinsi Semnan, Iran, terjadi gempa bumi berkekuatan 4,5 SR yang memicu spekulasi bahwa Iran mungkin telah melakukan uji coba senjata nuklir untuk pertama kalinya.

Biasanya, kejadian seperti ini disebabkan oleh gempa bumi, tetapi muncul spekulasi di media sosial yang mengatakan bahwa ini adalah uji coba nuklir bawah tanah oleh Iran sebagai tanggapan atas ancaman serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklir dan minyak Teheran.

Pada September lalu, sumber dari Suriah yang diwawancarai oleh The Cradle memprediksi bahwa Iran akan berusaha mengembangkan kemampuan senjata nuklir sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, oleh Israel di Teheran.

Setelah Israel membunuh komandan pasukan pengawal pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, Abbas Nilforushan, pada 27 September, Iran membalas dengan menembakkan sedikitnya 180 rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober, yang merusak tiga pangkalan udara. Iran kini sedang menunggu kemungkinan reaksi dari Israel.

Beberapa hari sebelum munculnya spekulasi tentang uji coba nuklir Iran, lembaga think tank sayap kanan AS, Heritage Foundation, menerbitkan sebuah laporan yang menyatakan bahwa “produksi senjata nuklir oleh Iran jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.”

Laporan yang dirilis pada 1 Oktober tersebut menyebutkan bahwa pada akhir April 2024, seorang anggota parlemen senior Iran mengatakan bahwa dari pemberian perintah hingga uji coba bom nuklir pertama hanya membutuhkan waktu satu minggu.

Sementara pada Mei lalu, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Kamal Kharrazi, memperingatkan bahwa Iran mungkin terpaksa mengubah doktrin nuklirnya. Hingga saat ini, prinsip tersebut hanya menyerukan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan sipil.

Kharrazi menyatakan: “Kami belum memutuskan untuk membuat bom nuklir, tetapi jika keberadaan Iran terancam, kami tidak punya pilihan selain mengubah doktrin militer kami.”

Laporan Heritage Foundation menambahkan bahwa pada bulan Juli, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tampaknya mengonfirmasi pernyataan ini dengan mengatakan: “(Iran) mungkin hanya membutuhkan waktu satu hingga dua minggu, bukan setidaknya satu tahun untuk memproduksi bahan fisil yang digunakan untuk senjata nuklir.”

Menurut sebuah laporan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), selama pernyataan-pernyataan ini dibuat, Iran secara signifikan meningkatkan cadangan uranium yang diperkaya hingga level 60% antara Mei dan Agustus 2024. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa uranium dengan kemurnian 60% hanya memerlukan sedikit langkah teknis untuk mencapai kemurnian 90% yang dibutuhkan untuk pembuatan senjata nuklir.

Sebuah lembaga think tank yang berbasis di Washington, D.C. dan terkait dengan Israel, Foundation for Defense of Democracies (FDD), menerbitkan sebuah laporan pada tahun 2019 yang menyatakan bahwa sejak awal abad ke-21, Iran telah melaksanakan rencana uji coba nuklir bawah tanah yang dikenal sebagai “Proyek Midan” (Project Midan).(jhn/yn)