Menikmati Mewahnya Menu Nusantara di Mercure Surabaya Grand Mirama Surabaya
Surabaya – Kota Surabaya dikenal sebagai surganya kuliner Nusantara. Kota ini menawarkan berbagai cita rasa yang mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia, mulai dari makanan tradisional Jawa Timur hingga hidangan dari berbagai daerah di Indonesia. Di setiap sudut kota, kita dapat menemukan berbagai macam restoran yang menawarkan jenis makanan yang menggugah selera mulai dari sate, rawon, hingga rujak cingur yang legendaris. Salah satu rekomendasi restoran yang menyajikan menu makanan Nusantara adalah Trimurti Restaurant yang ada di Mercure Surabaya Grand Mirama.
Restoran Trimurti mulai Senin (15/7) telah meluncurkan menu kuliner terbaru dengan tema “Selera Nusantara,” yang kaya akan keragaman rasa masakan Indonesia. Berbagai pilihan menu menarik seperti buffet atau menu ala carte yang rasanya sangat nikmat. Terdapat menu rekomendasi seperti Nasi Goreng Mercure, Mie Pedas Manis, Ayam Goreng Kremes, Krengsengan Daging, Ikan Bakar Sabu-Sabu, dan Udang Gandum. Selain menikmati hidangan yang lezat, pengunjung juga akan dimanjakan dengan suasana restoran yang nyaman dan elegan. Penataan ruang yang baik serta pelayanan yang ramah membuat pengalaman bersantap semakin menyenangkan. Restoran Trimurti juga menjadi tempat yang ideal untuk berkumpul bersama keluarga, teman, atau rekan kerja.
“Ini kesempatan bagi tamu untuk menjelajahi kekayaan kuliner Indonesia tanpa harus bepergian jauh. Kami berharap dapat memberikan pengalaman bersantap yang luar biasa dengan nuansa Nusantara yang kaya dan beragam. Ini juga salah satu upaya memperkenalkan outlet yang ada di hotel kami, bahwa bisa dinikmati tidak hanya untuk tamu inhouse melainkan tamu yang umum juga dapat mencoba.” ujar Sugito Adhi, General Manager Mercure Surabaya Grand Mirama.(mel)
Kembali Terjadi 2 Orang Turis Tiongkok “Menghilang” dari Rombongan Wisata
oleh He Yating
Dalam dua tahun terakhir, tidak hanya jumlah penyelundupan orang Tiongkok melintasi perbatasan Meksiko – AS yang meningkat secara dramatis, tetapi juga insiden turis mengambil kesempatan untuk melarikan diri dari rombongan wisata saat bepergian ke luar negeri kembali terjadi.
Baru-baru ini, dua warga negara Tiongkok melarikan diri dari rombongan tur ke Australia yang memicu diskusi beberapa orang netizen di Tiongkok. Bahkan ada yang mengungkapkan bahwa pernah terjadi 20 lebih turis dalam satu rombongan wisata ke luar negeri yang “menghilang” bersama, membuat pembawa rombongan panik untuk mencari mereka.
Beberapa hari lalu, seorang netizen Tiongkok memposting di platform sosial online “Buku Merah Kecil” dan mengungkapkan bahwa agen perjalanan tempat dirinya bekerja menerima laporan atas “menghilangnya” 2 orang turis dari rombongan tur ke Australia.
Netizen ini juga membeberkan pemberitahuan internal terkait dari sebuah agen perjalanan di Shenzhen. Dalam pemberitahuan tersebut, pihak biro perjalanan memperingatkan stafnya bahwa jika terjadi turis melarikan diri dari rombongan, pihak biro perjalanan akan terkena sanksi. Meski tidak mudah untuk menarik wisatawan, namun pihak agen perjalanan tidak diperkenankan untuk melalaikan pemeriksaan terhadap informasi terkait calon turis yang ingin bergabung, selain itu standar pemeriksaannya perlu ditingkatkan guna memastikan bahwa informasi turis bersangkutan adalah asli.
Tak lama setelah postingan ini dipublikasikan, banyak netizen yang berkomentar. Banyak netizen yang teringat mengenai kejadian turis lain yang kabur dari rombongan wisata ke luar negeri menyampaikan komentar mereka. Diantaranya, salah satu netizen menulis : “Hanya ada 2 orang, tidak banyak. Beberapa waktu lalu, malahan lebih dari 20 orang turis yang melarikan diri dari rombongan, membuat pimpinan perjalanan panik untuk mencari mereka”. Ada netizen bercanda menulis : “Cari saja lewat kepala geng penyelundupan”. “Beberapa orang turis juga kabur dari rombongan saat berwisata di Pulau Jeju, Korea Selatan”.
Dalam hal ini, media mandiri “Florida Youliao” berkomentar : “‘Ketika sayap mimpi terbelenggu oleh kenyataan, beberapa orang akan memilih cara kabur yang paling ekstrem’. Komentar ini mungkin yang paling tepat untuk menjelaskan insiden turis warga Tiongkok yang ‘menghilang’ dari rombongan wisata ke Australia baru-baru ini.”
Postingan tersebut menyatakan bahwa begitu hal ini terjadi pada agen perjalanan, maka agen selain akan menghadapi denda uang juga kesulitan dalam mengajukan visa bagi pelanggannya.
“Agen perjalanan akan terkena blacklist oleh kedutaan kalau turis dalam rombongannya banyak yang ‘menghilang’, bahkan membuat agen perjalanan semakin sulit untuk menghasilkan uang,” tulisnya.
Karena insiden turis melarikan diri sering terjadi, agen perjalanan Tiongkok terpaksa menggunakan cara penempatan uang jaminan yang jumlahnya lebih besar. Menurut netizen Tiongkok, beberapa agen perjalanan mengenakan deposit hingga RMB.200.000,- per orang. Beberapa netizen yang sebelumnya bekerja di agen perjalanan mengatakan, bahwa untuk mencegah pelarian, agen perjalanan mereka mengharuskan tamu yang pergi ke Eropa, Amerika Serikat, dan Australia untuk membayar uang deposit per orang RMB.50.000,-.
Di sisi lain, karena seringnya turis melarikan diri dari rombongan tur, tingkat penolakan visa turis Australia juga meningkat akhir-akhir ini, sehingga membuat agen perjalanan berada dalam situasi yang lebih sulit. Ada banyak orang di komunitas online yang mengaku mendapat penolakan dari kedutaan saat mengajukan visa.
Ada netizen mengeluh : “Tingkat penolakan visa Australia sangat tinggi tahun ini”. “Inilah alasannya mengapa negara yang memberikan bebas visa bagi Tiongkok kian lama kian sedikit”.
Menurut informasi publik, pada Juni 2023, tingkat penolakan permohonan visa turis Australia bagi warga negara Tiongkok mencapai 22,8%. Pengacara imigrasi menyebutkan bahwa selama timbul sedikit saja keraguan dari para petugas Kantor Imigrasi terhadap pemohon visa warga negara Tiongkok, maka mereka akan langsung menolak pemberian visa. (sin)
FBI Yakin Penembak Trump Bertindak Seorang Diri, Selidiki Insiden Penyerangan Sebagai Terorisme Domestik
FBI menemukan sebuah ‘alat mencurigakan’ di dalam mobil pelaku, yang kemudian berhasil dijinakkan
Joseph Lord – The Epoch Times
Para pejabat Biro Investigasi Federal atau FBI mengatakan bahwa mereka yakin terduga pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump bertindak seorang diri.
FBI sedang menyelidiki serangan tersebut sebagai percobaan pembunuhan dan tindakan terorisme domestik, kata para pejabat kepada para wartawan dalam sebuah panggilan telepon dengan media pada 14 Juli.
Informasi baru ini muncul kurang dari 24 jam setelah Amerika Serikat mengalami percobaan pembunuhan terbesar pertama terhadap seorang presiden atau calon presiden sejak Presiden Ronald Reagan ditembak pada tahun 1981.
Pihak berwenang telah mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Thomas Matthew Crooks yang berusia 20 tahun. Si pelaku seorang penduduk Bethel Park, Pennsylvania. Pada rapat umum Trump di Butler, Pennsylvania, Sabtu, 13 Juli 2024, penyerang melepaskan beberapa tembakan dari posisi lebih tinggi di dekat tempat tersebut. Para saksi mata melihat seorang pria dengan senapan di atap sebuah gedung di dekatnya.
Telinga kanan mantan Presiden Trump tertembus salah satu peluru sebelum ia dilarikan ke mobilnya oleh anggota Paspampres AS, agen Secret Service. Namun, salah satu peserta rapat umum, seorang petugas pemadam kebakaran berusia 50 tahun, Corey Comperatore tewas. Dua peserta rapat umum lainnya-yang diidentifikasi oleh Kepolisian Negara Bagian Pennsylvania sebagai David Dutch dan James Copenhaver terluka.
Kedua peserta yang terluka berada dalam kondisi stabil, menurut Kepolisian Negara Bagian Pennsylvania, yang tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang cedera yang mereka alami. Upaya GoFundMe yang dibuat oleh kampanye Trump untuk para korban dan keluarga mereka telah mengumpulkan lebih dari $3 juta pada 14 Juli.
Investigasi FBI
FBI belum mengidentifikasi motif pelaku. Keluarga penembak siap bekerja sama dengan aparat dalam penyelidikan, kata para pejabat.
Jaksa Agung Amerika Serikat, Merrick Garland menyebut upaya pembunuhan terhadap mantan presiden itu sebagai “serangan terhadap demokrasi kita sendiri.”
“[Departemen Kehakiman) tidak menoleransi kekerasan semacam itu, dan sebagai orang Amerika, kita tidak boleh menoleransi nya,” kata Garland kepada para wartawan. “Ini harus dihentikan.”
FBI mengatakan bahwa sebuah “alat yang mencurigakan” ditemukan saat dilakukan pemeriksaan terhadap mobil Crooks. Perangkat itu kemudian dijinakkan oleh teknisi bom.
Direktur FBI Christopher Wray bersumpah bahwa lembaganya akan “tidak akan membiarkan satu hal pun terlewatkan” dalam penyelidikannya atas serangan tersebut.
“Upaya untuk membunuh seorang calon presiden hanya dapat digambarkan sebagai tindakan yang benar-benar tercela dan tidak akan ditoleransi di negara ini,” kata Wray kepada para wartawan.
Sebelumnya pada 14 Juli, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa ia meminta agar penyelidikan dilakukan secara “menyeluruh dan cepat.”
Sebelum serangan, para pejabat mengatakan, pelaku tidak masuk dalam radar FBI sebagai ancaman potensial.
Pemeriksaan FBI terhadap keberadaan media sosial pelaku penembakan sejauh ini tidak menunjukkan adanya ideologi atau keyakinan politik yang dapat menjadi dasar serangan tersebut, kata para pejabat. FBI menyatakan sejauh ini pihaknya telah menerima lebih dari 2.000 petunjuk.
Para pejabat meyakini bahwa senapan yang digunakan dalam serangan tersebut adalah senapan semi-otomatis yang mirip dengan AR-15.
Kevin Rojek, agen khusus FBI di Pittsburgh, mengatakan kepada para wartawan bahwa senjata tersebut adalah milik ayah si penembak, yang membelinya secara legal. Masih belum jelas bagaimana Crooks mendapatkan senapan tersebut, atau apakah ayahnya sadar bahwa putranya telah mengambilnya.
“Ini adalah fakta-fakta yang akan kami kembangkan saat kami melakukan pemeriksaan,” kata Rojek.
Tinjauan Independen
Presiden Biden mengatakan bahwa dirinya telah mengarahkan peninjauan independen terhadap keamanan yang hadir dalam rapat umum tersebut.
Berbicara dari Gedung Putih, Presiden Biden mengatakan bahwa upaya pembunuhan “bertentangan dengan semua yang kita perjuangkan sebagai sebuah bangsa.”
“Ini bukan jati diri kita sebagai bangsa, ini bukan Amerika, dan kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi,” katanya.
Presiden mengatakan bahwa dia melakukan “percakapan singkat tapi baik” dengan mantan Presiden Trump pada 13 Juli malam.
Sementara itu, mantan presiden dijadwalkan tiba di Milwaukee untuk Konvensi Nasional Partai Republik pada 14 Juli, sesuai rencana awal. Dia mengatakan dalam unggahan media sosial bahwa dia awalnya ingin menunda perjalanan setelah serangan tersebut, tetapi akhirnya memutuskan membatalkannya.
“Saat ini, tidak ada ancaman yang diketahui terhadap RNC atau siapa pun yang mengunjungi RNC,” kata Michael Hensle, agen khusus yang bertanggung jawab atas FBI untuk Wisconsin, dalam sebuah konferensi pers.
Secret Service telah membantah klaim bahwa tim keamanan presiden ke-45 AS meminta keamanan tambahan untuk acara 13 Juli dan ditolak.
“Ini sama sekali tidak benar. Faktanya, kami menambahkan sumber daya & teknologi & kemampuan perlindungan sebagai bagian dari peningkatan tempo perjalanan kampanye,” tulis juru bicara Secret Service Anthony Guglielmi dalam sebuah posting pada 14 Juli di X.
Mantan Presiden Trump, dalam sebuah pernyataan pada 14 Juli, berterima kasih kepada para pendukungnya. Ia mengatakan tentang serangan bahwa “hanya Tuhan yang mencegah hal yang tidak terpikirkan itu terjadi.”
Trump juga menyerukan persatuan, dengan mengatakan, “Pada saat ini, lebih penting dari sebelumnya bahwa kita harus bersatu, dan menunjukkan Karakter Sejati kita sebagai orang Amerika.”
Mantan Ibu Negara Melania Trump, dalam pernyataannya sendiri, menyerukan kepada warga Amerika untuk “bangkit dari kebencian” dan “gagasan berpikiran sempit yang menghasut kekerasan.”
“Ketika saya menyaksikan peluru yang kejam menghantam suami saya, Donald, saya menyadari bahwa hidup saya, dan hidup Barron, berada di ambang perubahan yang menghancurkan,” tulisnya.
Dia mengucapkan “terima kasih kepada para agen Secret Service yang berani dan aparat penegak hukum yang mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.”
Di Capitol Hill, para anggota parlemen berjanji melakukan penyelidikan tersendiri terhadap masalah ini.
Ketua DPR AS Mike Johnson (R-La.) mengatakan bahwa Kongres akan menyelidiki apakah ada kelalaian keamanan dalam rapat umum tersebut.
“Kita perlu tahu: Bagaimana mungkin seseorang bisa berada di ketinggian yang terlihat oleh para saksi mata di lapangan-bagaimana mungkin tidak diketahui oleh Secret Service?” Johnson berkata kepada acara “Today” di NBC pada 14 Juli.
Dalam sebuah surat pada 14 Juli kepada Menteri Keamanan Dalam Negeri (DHS) Alejandro Mayorkas, Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri DPR AS Mark Green (R-Tenn.) mengungkapkan beberapa informasi, termasuk rencana keamanan yang ada pada hari penembakan. Secret Service berada di bawah payung DHS.
Seorang juru bicara DHS mengonfirmasi penerimaan surat tersebut.
“DHS menanggapi pertanyaan kongres secara langsung melalui saluran resmi, dan Departemen akan terus menanggapi pengawasan Kongres dengan tepat,” kata juru bicara itu kepada The Epoch Times melalui email.
Associated Press berkontribusi dalam laporan ini.
Pria yang Tewas dalam Upaya Pembunuhan Terhadap Trump Berusaha Melindungi Keluarganya
Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro : Pria yang Tewas dalam Upaya Pembunuhan Trump Adalah Corey Comperatore
Jack Phillips – The Epoch Times
Seorang pria tewas dalam rapat umum yang diadakan oleh mantan Presiden Donald Trump diidentifikasi oleh Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro pada Minggu (14/7/2024) bernama Corey Comperatore.
Dalam sebuah konferensi pers, gubernur mengatakan Mr. Comperatore ditembak saat dia “melompat ke keluarganya untuk melindungi mereka tadi malam di rapat umum ini,” kata Shapiro selama konferensi pers, mengutip apa yang dikatakan istri korban kepada kantornya. Shapiro mengatakan bahwa Mr. Comperatore “adalah yang terbaik dari kita” dan menambahkan bahwa dia berharap “kenangannya menjadi berkah.”
Kemudian pada Minggu, Polisi Negara Bagian Pennsylvania mengonfirmasi identitas korban terluka sebagai James Copenhaver, 74 tahun, dari Moon Township, dan David Dutch, 77 tahun, dari New Kensington. Mereka saat ini dalam kondisi stabil.
Mantan presiden Trump dan pejabat penegak hukum AS mengatakan bahwa sebuah peluru menembus telinganya selama rapat umum di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu malam. Tim Kampanye Trump mengonfirmasi bahwa dia baik-baik saja.
Agen khusus FBI untuk Pittsburgh, Kevin P. Rojek, mengatakan pada Sabtu bahwa dua orang lainnya ditembak yang digambarkannya sebagai upaya pembunuhan yang menargetkan presiden ke-45. Tersangka penembakan diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, ditembak mati oleh Paspampres AS, agen Secret Service.
“Corey adalah seorang petugas pemadam kebakaran. Corey pergi ke gereja setiap Minggu. Corey mencintai komunitasnya, dan yang paling penting Corey mencintai keluarganya. Corey adalah pendukung setia mantan presiden dan sangat bersemangat berada di sana tadi malam bersama dia di komunitas ini,” kata gubernur.
Sebelumnya, seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai saudara perempuan Comperatore menulis di media sosial bahwa korban “adalah seorang pahlawan yang melindungi putrinya,” menambahkan bahwa keluarganya “baru saja melewati hal yang tak terbayangkan dan tidak terbayangkan.”
Dalam konferensi pers Minggu, Gubernur Shapiro mengatakan bahwa “perbedaan politik tidak boleh, dan tidak akan pernah, diselesaikan melalui kekerasan … kita perlu menggunakan proses politik yang damai untuk menyelesaikan perbedaan tersebut secara bertanggung jawab untuk berbicara dan bertindak dengan kejelasan moral.”
Dia mendesak pihak lain “untuk menurunkan suhu dan mengatasi retorika kebencian,” sambil menambahkan bahwa meskipun Demokrat dan Republik mungkin tidak setuju satu sama lain, “di atas segalanya, kita adalah orang Amerika.”
“Kita harus mengatasi perpecahan tersebut melalui keterlibatan dan proses sipil,” tambah gubernur.
Nada serupa disampaikan oleh Ketua DPR AS Mike Johnson (R-La.), yang mengatakan kepada NBC News pada Minggu bahwa “kita semua adalah orang Amerika dan kita harus memperlakukan satu sama lain dengan martabat dan rasa hormat.”
“Kita bisa memiliki diskusi politik yang panas dan debat, tetapi tidak boleh menjadi pribadi, dan kita tidak boleh menargetkan orang,” tambahnya.
Serangan tersebut sebagai penembakan pertama terhadap seorang presiden AS atau kandidat utama partai presiden sejak upaya pembunuhan terhadap Presiden Ronald Reagan dari Partai Republik pada tahun 1981. Insiden ini akan mengganggu kampanye presiden kurang dari empat bulan sebelum pemilihan presiden, dan mungkin mengubah situasi keamanan di sekitar Konvensi Nasional Partai Republik, yang dimulai Senin di Milwaukee.
Penyelenggara, termasuk Ketua Komite Nasional Partai Republik Michael Whatley, mengatakan konvensi akan berjalan sesuai rencana.
Mantan presiden, yang mengonfirmasi pada Minggu bahwa dia akan menghadiri konvensi, menyerukan persatuan setelah upaya pembunuhan tersebut sambil mengucapkan terima kasih kepada orang-orang atas “doa dan pikirannya kemarin, karena hanya Tuhan yang mencegah hal tak terbayangkan terjadi.”
“Kita tidak akan TAKUT, tetapi tetap tangguh dalam Iman dan Menantang dalam menghadapi Kejahatan,” tulisnya di Truth Social, menambahkan bahwa “cintanya ditujukan kepada para korban lainnya dan keluarga mereka” dan untuk pemulihan mereka yang terluka.
Merespon kematian korban, dia mengajak warga Amerika untuk “menyimpan dalam hati kita kenangan tentang warga negara yang begitu mengerikan dibunuh,” menurut postingannya.
Adapun Presiden Joe Biden, yang mencalonkan diri melawan mantan Presiden Trump, mengonfirmasi bahwa dia telah dibriefing tentang serangan tersebut dan berbicara dengan mantan presiden beberapa jam setelah penembakan. Presiden dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada Minggu.
“Tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan semacam ini,” kata presiden kepada wartawan di Delaware. “Ini sakit. Ini sakit.” (asr)
Presiden Jokowi Terkejut Atas Upaya Pembunuhan Terhadap Donald Trump, Tegaskan Tak Ada Tempat Bagi Kekerasan
JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyatakan dirinya terkejut dan sedih atas insiden penembakan yang berupaya melakukan pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu (13/7/2024).
“Saya terkejut dan sedih atas kejadian penembakan terhadap mantan Presiden Donald Trump,” tulis Jokowi di akun X-nya, Minggu (14/7/2024).
Jokowi menegaskan tindakan kekerasan apapun tak dibenarkan dalam praktik demokrasi di seluruh penjuru dunia. Ia juga mendoakan Trump serta orang yang terdampak serangan segera pulih sediakala.
“Segala bentuk kekerasan tidak memiliki tempat dalam demokrasi di seluruh dunia. Doa dan harapan saya untuk segera kesembuhan beliau, serta untuk semua yang terkena dampak serangan ini,” lanjutnya.
Dikutip dari English Epoch Times, insiden penembakan terhadap Trump menewaskan seorang peserta kampanye dan pelaku juga tewas setelah ditembak mati Paspampres AS, agen Secret Service. Dua warga AS lainnya juga terluka parah dalam penembakan tersebut.
Tersangka yang diidentifikasi oleh penegak hukum sebagai Thomas Matthew Crooks berusia 20 tahun dari Bethel Park, Pennsylvania. Dia ditembak mati oleh Secret Service beberapa detik setelah dia diduga menembak ke arah panggung di mana mantan presiden sedang berpidato. FBI mengatakan sedang bekerja untuk menentukan motif serangan.
Mantan presiden dan pejabat mengatakan bahwa dia ditembak di telinga selama insiden tersebut, sementara tim kampanye Trump merilis pernyataan setelah insiden mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan dalam semangat yang baik.
Selama rapat umum, Mantan Presiden AS Donald Trump sedang berbicara ketika terdengar suara letusan keras, yang membuat mantan presiden terjatuh sementara para pengawal melindunginya. Kemudian dia terlihat bangkit dengan darah mengalir di wajahnya sebelum mengangkat tinju ke arah kerumunan.
Atap sebuah bangunan yang merupakan sebagai lokasi penembak berada hanya berjarak sekitar 500 kaki ((120 hingga 150 meter) dari panggung tempat mantan presiden berpidato. Sebuah senapan gaya AR-15 ditemukan di dekat tubuhnya.
Pejabat penegak hukum setempat mengatakan kepada wartawan bahwa mereka belum mengidentifikasi motif dari serangan. Kecenderungan politik Crooks juga belum jelas secara dan pejabat tidak mengatakan apakah insiden tersebut bermotif politik. (asr)