Home Blog Page 48

Einstein Salah? Penemuan Baru Ini Mengguncang Pemahaman Kita tentang Ruang dan Waktu!

EtIndonesia. Tahukah kamu? Di alam semesta ini, tersembunyi satu “pemberontak misterius” yang diam-diam memainkan peran penting—Energi Gelap (Dark Energy). Dia tak hanya berperan sebagai “mesin turbo” yang membuat alam semesta mengembang makin cepat, tapi juga memiliki sifat yang sulit ditebak, bisa berubah seiring waktu! Singkatnya, dia seperti “anak nakal” yang tak mau diatur oleh hukum-hukum yang kita kenal!

Belakangan ini, para ilmuwan menemukan bahwa kenakalan energi gelap ini mungkin akan jadi tantangan besar bagi teori alam semesta Einstein—bahkan bisa membalikkan seluruh pemahaman kita tentang ruang dan waktu.

Siapa yang membocorkan “gosip” mengejutkan ini?

Menurut laporan dari BBC, semua ini berawal dari temuan Dark Energy Spectroscopic Instrument (DESI) milik AS. Alat canggih ini ibarat “mata super” yang ditempatkan di Observatorium Nasional Kitt Peak di Arizona, lengkap dengan 5.000 serat optik—seolah-olah memiliki ribuan “mata mini” yang sibuk memindai galaksi setiap detik. Bisa dibilang, ini adalah detektif galaksi paling gesit yang kita punya saat ini.

Baru-baru ini, DESI mengirimkan kabar mengejutkan: kekuatan energi gelap tampaknya tidak konstan, melainkan bisa “berubah wajah” seiring waktu!

Saat itu, para ilmuwan dari Amerika Serikat dan Australia menemukan bahwa alam semesta bukannya melambat akibat gravitasi, justru malah mempercepat ekspansinya, seolah-olah ada kekuatan tersembunyi yang menekan pedal gas. Kekuatan itu diberi nama keren: Energi Gelap.

Hingga hari ini, apa sebenarnya energi gelap itu masih misterius. Namun para ilmuwan bisa mengamati kecepatan menjauhnya galaksi (dalam istilah ilmiah disebut “kecepatan resesi”) untuk mempelajari tabiat energi gelap.

Tahun lalu, tim DESI untuk pertama kalinya menangkap sinyal bahwa energi gelap mungkin berubah seiring waktu. Awalnya, banyak yang mengira ini hanya gangguan data semata. Tapi setelah setahun berlalu, gangguan itu bukannya hilang—malah semakin jelas terlihat!

Reaksi Ilmuwan

Profesor Seshadri Nadathur dari Universitas Portsmouth, Inggris, dengan tekun memeriksa ulang data bersama timnya. Hasilnya? Dia dengan mantap mengatakan: “Ini bukan kesalahan data. Ini adalah aksi nyata energi gelap!”

Namun dari sisi lain, Profesor Catherine Heymans, astronom kerajaan dari Skotlandia dan profesor di Universitas Edinburgh, mengingatkan untuk tetap hati-hati. 

“Data tahun 2024 ini masih baru sekali, harus dicek ulang berkali-kali. Tapi kalau gangguan ini terus muncul dan tak mau hilang, bisa jadi ini adalah penemuan besar!” Ujarnya. 

Dia menambahkan: “Energi gelap jauh lebih aneh dari yang kita bayangkan—ia benar-benar misteri yang sulit ditebak.”

Sedangkan Profesor Ofer Lahav dari University College London hanya bisa angkat tangan sambil bersemangat: “Saya juga belum tahu penyebabnya! Tapi kalau ini benar, kita harus menyusun teori baru dari nol! Bukankah inilah yang membuat sains begitu seru? Selalu penuh kejutan!”

Petualangan ini belum berakhir. Dalam dua tahun ke depan, DESI akan terus mengamati sekitar 50 juta galaksi dan objek terang di langit, demi menguak siapa sebenarnya energi gelap itu. Proyek ini melibatkan lebih dari 900 peneliti dari 70 lebih institusi internasional, termasuk dari Universitas Durham, University College London, dan Universitas Portsmouth.

Tak mau ketinggalan, Teleskop Luar Angkasa Euclid milik Badan Antariksa Eropa (ESA), yang diluncurkan pada tahun 2023, juga ikut turun tangan. Dengan kemampuan mengamati lebih jauh dan lebih detail, Euclid baru-baru ini mengirimkan “foto-foto alam semesta” yang sangat tajam dan menakjubkan.

Dengan bantuan para “detektif antariksa” ini, sampai kapan energi gelap bisa terus sembunyi?

Sebuah babak baru dalam sejarah sains?

Meski saat ini belum bisa disimpulkan secara pasti, namun dunia astronomi sudah heboh. Bila hasil ini terbukti, bukan hanya teori Einstein yang harus direvisi besar-besaran, tapi seluruh cara kita memandang alam semesta—termasuk ruang dan waktu—bisa berubah total.

Kira-kira, energi gelap ini akan menjadi “pemberontak” seperti apa? Akankah ia mengubah seluruh “naskah” semesta? Kita nantikan saja babak berikutnya dari misteri terbesar alam semesta ini. (jhn/yn)

Gelombang Protes Melanda 55 Provinsi di Turki! Lebih dari Seribu Orang Ditangkap – Seorang Demonstran Melamar Kekasihnya di Depan Barikade Polisi

EtIndonesia. Kota terbesar di Turki, Istanbul, kembali dipenuhi oleh ribuan mahasiswa yang turun ke jalan pada hari Senin (25/3), memprotes penangkapan dan pemenjaraan Wali Kota Istanbul sekaligus tokoh oposisi terkemuka, Ekrem İmamoğlu. Peristiwa ini telah memicu gejolak sosial terparah dalam beberapa tahun terakhir di Turki.

Menurut laporan AFP, sejak İmamoğlu ditahan pada 19 Maret lalu, aksi unjuk rasa dengan cepat menyebar ke setidaknya 55 dari 81 provinsi di seluruh Turki. Bentrokan keras antara demonstran dan polisi antihuru-hara pun terjadi di berbagai daerah, menarik perhatian dan kecaman dari komunitas internasional.

Kementerian Dalam Negeri Turki menyebutkan bahwa dalam enam hari terakhir, lebih dari 1.130 orang telah ditangkap. Pada Senin malam saja, 43 orang ditahan, termasuk 956 orang yang dituduh menghasut kerusuhan melalui media sosial, serta beberapa jurnalis termasuk seorang fotografer dari AFP.

İmamoğlu, 53 tahun, adalah anggota Partai Rakyat Republik (CHP) dan dianggap sebagai satu-satunya tokoh oposisi yang berpotensi mengalahkan Presiden Recep Tayyip Erdoğan dalam pemilu. Mantan Wali Kota Istanbul itu kini ditahan karena penyelidikan atas dugaan korupsi dan terorisme. Dalam waktu hanya empat hari, dia dicopot dari jabatannya dan kehilangan hak untuk menduduki jabatan publik.

Pada Senin siang, mahasiswa dari berbagai universitas di Istanbul dan Ankara melakukan mogok kuliah dan turun ke jalan. Di Istanbul, mereka berbaris sambil meneriakkan slogan-slogan, mengibarkan bendera, dan berjalan menuju distrik Beşiktaş di tepi Selat Bosphorus. Sepanjang jalan, warga kota ikut mendukung dengan menabuh panci dan wajan dari jendela rumah mereka. Para mahasiswa kemudian melanjutkan aksi mereka ke wilayah Semenanjung Bersejarah dan bergabung dengan demonstran lain yang berkumpul di depan Balai Kota pada malam harinya.

Ketua Partai Rakyat Republik, Özgür Özel, dalam orasinya mengatakan: “Ini bukan sekadar aksi unjuk rasa, ini adalah tantangan terhadap fasisme!” Dia juga menyerukan boikot terhadap saluran televisi dan perusahaan yang pro-pemerintah.

Sementara itu, Presiden Erdoğan menuduh oposisi menghasut kekacauan, usai rapat kabinet. Dia menegaskan bahwa kondisi ekonomi masih terkendali dan pemerintah berhasil meredam gejolak pasar. Namun, dampak penahanan İmamoğlu terhadap perekonomian tak dapat dipungkiri. Nilai tukar lira Turki tertekan, dan indeks saham Istanbul anjlok hampir 8% pada Jumat lalu, meskipun sempat pulih sedikit sekitar 3% pada Senin.

Pada Minggu sebelumnya, İmamoğlu resmi diumumkan sebagai calon presiden dari CHP untuk pemilu 2028, dan banyak pihak meyakini bahwa penangkapan terhadap dirinya terjadi tepat menjelang pengumuman tersebut sebagai bentuk tekanan politik yang terorganisir.

Penahanan İmamoğlu telah memicu reaksi keras baik di dalam negeri maupun luar negeri. Jerman menyebut tindakan tersebut sebagai “sama sekali tidak dapat diterima,” sementara Yunani menyatakan bahwa “pelanggaran terhadap kebebasan sipil tidak dapat ditoleransi.” Uni Eropa menyerukan kepada Pemerintah Turki untuk menunjukkan komitmen nyata terhadap prinsip demokrasi, dan Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut insiden ini sebagai “serangan serius terhadap demokrasi.”

Pada Senin pagi, polisi juga menggerebek rumah sejumlah jurnalis dan menangkap 10 orang pekerja media. Serikat Jurnalis Turki, Asosiasi Wartawan, dan beberapa organisasi pers lainnya mengeluarkan pernyataan bersama mengecam represi terhadap pers, dengan seruan: “Hentikan serangan terhadap jurnalis!” Organisasi Reporter Tanpa Batas (RSF) turut menyerukan agar para jurnalis yang ditahan segera dibebaskan.

Dilek Kaya İmamoğlu, istri dari İmamoğlu, turut menyuarakan keprihatinannya lewat media sosial X: “Penindasan terhadap jurnalis adalah pelanggaran terhadap kebebasan. Kita tidak boleh diam saja.”

Dari balik jeruji, İmamoğlu mengirimkan pesan melalui pengacaranya, menyatakan tekadnya untuk tidak tunduk terhadap penganiayaan politik.“Saya mengenakan kemeja putih yang tak bisa kalian nodai. Saya memiliki semangat yang tak bisa kalian bengkokkan. Saya tidak akan mundur. Saya akan memenangkan perjuangan ini,” katanya. (jhn/yn)

Gempa Bumi Magnitudo 5.1 di Hualien, Taiwan – 3 Menit Kemudian, Gempa Magnitudo 6.7 di Lepas Pantai Pulau Selatan, Selandia Baru

EtIndonesia.  Badan Meteorologi Pusat Taiwan melaporkan pada 25 Maret 2025 pukul 09:40 waktu setempat, terjadi gempa berkekuatan 5.1 di Hualien, dengan kedalaman 25.3 km dan pusat gempa terletak 9.7 km di sebelah selatan-tenggara Kantor Pemerintah Kabupaten Hualien (di lepas pantai Hualien).

Dilansir dari Central News Agency (CNA), Kepala Pusat Seismologi Wu Jianfu menjelaskan bahwa karena gempa besar 403 tahun lalu (3 April 2024) sudah berlalu hampir setahun dan frekuensi gempa susulannya telah berkurang, maka gempa ini diperkirakan merupakan kejadian yang berdiri sendiri, bukan susulan dari gempa sebelumnya.

Wu juga menjelaskan bahwa gempa ini disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik, dan diperkirakan dalam tiga hari ke depan masih akan ada gempa susulan dengan magnitudo 4 hingga 4.5. Mengingat Hualien merupakan daerah yang sering mengalami gempa, warga dihimbau untuk tetap waspada dan melakukan tindakan pencegahan gempa.

Tak lama setelah gempa di Taiwan, Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat gempa berkekuatan 7.0 di lepas pantai Pulau Selatan, Selandia Baru, pada pukul 14:43 waktu setempat (09:43 waktu Taiwan). Namun, kekuatan gempa kemudian direvisi menjadi 6.8, dan akhirnya ditetapkan pada magnitudo 6.7.

Pusat gempa berada di lepas pantai barat daya Pulau Selatan dengan kedalaman hanya 10 km, yang berarti gempa ini cukup dangkal dan berpotensi menyebabkan guncangan kuat di wilayah sekitarnya.

Badan Meteorologi Taiwan mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap guncangan kuat dan segera mencari tempat berlindung dengan metode “Duduk, Berlindung, dan Bertahan” saat terjadi gempa. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Pertemuan Rahasia di Riyadh : Negosiasi Gencatan Senjata Rusia-Ukraina, AS Tetapkan Garis Merah

EtIndonesia. Pada 24 Maret, perwakilan dari Amerika Serikat, Rusia, dan Ukraina berkumpul di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, untuk menggelar serangkaian negosiasi guna mencapai kesepakatan gencatan senjata parsial.

Negosiasi berlangsung di hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh, yang menarik perhatian media Amerika karena desainnya yang megah dengan gaya Islam, pohon palem berjejer, air mancur besar, aula tinggi, lampu gantung kristal, serta lantai marmer.

 Arab Saudi, sebagai tuan rumah, berupaya memainkan peran sebagai mediator netral, meskipun kerjasamanya yang erat dengan Rusia dalam sektor energi menimbulkan kecurigaan.

Pada 23 Maret, delegasi AS lebih dulu bertemu dengan tim Ukraina untuk pembicaraan panjang. Fokus utama negosiasi mencakup:

  • Gencatan senjata di Laut Hitam untuk menjamin keamanan jalur perdagangan maritim.
  • Perlindungan terhadap infrastruktur energi dan fasilitas penting Ukraina dari serangan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut pertemuan ini sebagai “konstruktif.”

Keesokan harinya, delegasi AS bertemu dengan perwakilan Rusia di tempat yang sama. Media Rusia melaporkan bahwa tujuan utama perundingan ini adalah merumuskan perjanjian gencatan senjata sementara selama 30 hari, yang berpotensi membuka jalan bagi gencatan senjata penuh.

Sikap AS dan Rusia

Utusan khusus AS, Steve Witkoff, menyatakan dalam wawancara dengan Fox News bahwa dirinya optimis dengan hasil perundingan. Ia menekankan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Laut Hitam adalah prioritas AS, yang digambarkan sebagai “garis merah” dalam negosiasi.

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan syarat tambahan untuk gencatan senjata penuh, termasuk:

  1. Ukraina harus menghentikan mobilisasi militernya.
  2. Barat harus menghentikan bantuan militer ke Ukraina.

Syarat-syarat ini ditolak oleh Ukraina dan sekutunya.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah menghubungi pemimpin Rusia dan Ukraina, yang pada 20 Maret sepakat secara prinsip untuk gencatan senjata terbatas. Namun, ada perbedaan pandangan:

  • Gedung Putih ingin gencatan senjata mencakup perlindungan terhadap “energi dan infrastruktur” Ukraina.
  • Kremlin ingin membatasi gencatan senjata hanya pada “infrastruktur energi” saja.
  • Zelenskyy menuntut agar jalur kereta api dan pelabuhan juga dimasukkan dalam perjanjian perlindungan.

Beberapa jam setelah pertemuan antara AS dan Ukraina pada 24 Maret, Rusia kembali melancarkan serangan drone ke wilayah Ukraina, menyebabkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Sementara itu, Rusia menuduh Ukraina menyerang fasilitas gas alam di wilayah Kursk. Ukraina membantah dan menyebut tuduhan itu sebagai rekayasa Rusia.

Washington berharap dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelum 20 April. Namun, Gedung Putih mengakui bahwa perbedaan sikap antara Rusia dan Ukraina masih terlalu besar, sehingga tenggat waktu ini kemungkinan akan tertunda. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

AS–Rusia Gagal Keluarkan Pernyataan Bersama Usai Perundingan: Rusia Menyalahkan Sikap Ukraina

EtIndonesia. Perundingan antara Amerika Serikat dan Rusia terkait upaya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina telah berakhir tanpa kesepakatan, dan tanpa pernyataan bersama, sebagaimana sebelumnya banyak diperkirakan. Hal ini dikonfirmasi oleh kantor berita Rusia Interfax.

Menurut laporan CNN yang mengutip Interfax, Vladimir Chizhov, Wakil Ketua Pertama Komite Pertahanan dan Keamanan Dewan Federasi (majelis tinggi parlemen Rusia), menyampaikan kepada saluran televisi nasional Rossiya-24 bahwa kegagalan merilis pernyataan bersama disebabkan oleh sikap Ukraina yang tidak dapat diterima oleh pihak Rusia.

Chizhov mengatakan: “Faktanya, mereka telah duduk selama 12 jam dan tampaknya telah mencapai kesepakatan tentang pernyataan bersama. Namun, karena sikap Ukraina, kesepakatan itu tidak diadopsi.”

Sebelumnya, AS dan Rusia telah menyelesaikan perundingan di Arab Saudi pada tanggal 24 Maret, yang berlangsung lebih dari 12 jam, dengan fokus pada gencatan senjata di kawasan Laut Hitam. Namun, saat itu belum ada kejelasan soal hasil akhir dari pembicaraan tersebut.

Menurut laporan Reuters, seorang sumber menyebutkan bahwa kedua pihak telah menyusun draf pernyataan bersama dan rencananya akan diumumkan pada tanggal 25 Maret setelah disetujui bersama.

Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa delegasi Rusia tidak berencana menandatangani dokumen apa pun setelah perundingan. Dalam pernyataannya kepada kantor berita Sputnik, Peskov menjelaskan bahwa pertemuan tersebut bersifat teknis dan mendalam, sehingga isinya tidak akan dipublikasikan kepada publik.

Peskov menegaskan: “Ini adalah perundingan teknis yang sangat detail. Oleh karena itu, tentu saja, tidak akan ada isi teknis yang diumumkan. Tidak perlu mengharapkan itu. Selain itu, laporan dari pertemuan di Riyadh sedang dianalisis, baru kemudian kita bisa berbicara tentang pemahaman lebih lanjut.”

Terkait potensi pertemuan tingkat tinggi, Peskov menambahkan bahwa belum ada rencana pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS,  Donald Trump, tetapi jika diperlukan, pertemuan dapat segera diselenggarakan.

“Sampai saat ini belum ada rencana untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi. Namun jika diperlukan, Anda tahu, semuanya bisa disiapkan dengan cepat,” ujarnya.

AS: Rusia dan Ukraina Setuju Menjamin Keamanan Jalur Pelayaran di Laut Hitam

Sementara itu, Gedung Putih menyatakan bahwa pada hari ini (25 Maret), perundingan yang dilakukan secara terpisah antara Amerika Serikat dengan Rusia dan Ukraina di Arab Saudi telah menghasilkan kesepakatan. Kedua pihak sepakat untuk menghindari serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Hitam, serta menyepakati larangan menyerang infrastruktur energi di wilayah masing-masing.

Dalam pernyataan resminya, Gedung Putih mengatakan: “Rusia dan Ukraina setuju untuk menjaga keselamatan pelayaran di Laut Hitam, menghindari penggunaan kekuatan, serta tidak memanfaatkan kapal dagang untuk tujuan militer.”

Menurut Reuters, jika kesepakatan ini benar-benar dijalankan, maka hal ini akan menjadi tanda paling nyata sejauh ini menuju gencatan senjata yang lebih luas, dan berpotensi menjadi batu loncatan menuju perdamaian dalam perang Rusia–Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Namun demikian, pihak Kremlin tetap bersikap skeptis. Mereka menegaskan bahwa Rusia tidak bisa mempercayai Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dan hanya akan menandatangani perjanjian tersebut jika Washington memaksa Zelenskyy untuk serius menghormatinya.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan melalui siaran televisi: “Kami membutuhkan jaminan yang nyata dan pasti.”

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa Kiev telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Laut Hitam, dan setuju untuk menahan diri dari menyerang infrastruktur energi di wilayah Rusia, sebagai bagian dari langkah menuju de-eskalasi konflik. (jhn/yn)

“Bayi Abad Ini” dari Tiongkok, Qian Qian Meninggal Dunia – Sang Ibu Ungkap Ada Kejanggalan

0

EtIndonesia. Berita meninggalnya Qian Qian, yang dikenal sebagai “Bayi Abad Ini” di Tiongkok, pada 9 Maret 2025 menjadi viral pada 24 Maret. Seorang warganet yang mengaku sebagai kakaknya menyebut penyebab kematian Qian Qian adalah henti jantung mendadak (sudden cardiac death). Namun, sang ibu mengungkap bahwa kematian putrinya terkait dengan malpraktek medis.

Qian Qian lahir pada 1 Januari 2000 tepat pukul 00:00, sehingga dijuluki sebagai “Bayi Abad Ini” di Tiongkok. Namun, di usia yang baru 25 tahun, dia tiba-tiba dikabarkan meninggal dunia.

Sang ibu mengungkap bahwa Qian Qian bekerja sebagai guru musik di Tianjin. Pada 3 Maret, dia mulai mengalami demam dan sakit perut. Setelah bertahan selama 5 hari, dia naik bus pulang ke kampung halamannya di Changzhi, Shanxi, pada 8 Maret. Malam harinya, keluarga membawanya ke rumah sakit, namun keesokan harinya, 9 Maret, ia tiba-tiba mengalami koma dan meninggal dunia pada malam harinya.

Sang ibu, yang merupakan seorang guru di SMA No. 5 Changzhi, mengungkapkan di media sosial bahwa kematian putrinya adalah akibat kesalahan medis yang serius. Dia menulis:

“Saat ini kasusnya sedang dalam proses penyelidikan. Kami berharap pihak terkait dan rumah sakit bisa memberikan keadilan bagi pasien dan keluarganya.”

Qianqian, “bayi abad ini” Tiongkok, lahir pada pukul 00:00 tahun 2000 dan meninggal pada 9 Maret 2025. Ibu Qianqian mengungkapkan bahwa kematian putrinya adalah kecelakaan medis. (Tangkapan layar Weibo)

Namun, sang ibu tidak mengungkapkan detail lebih lanjut mengenai dugaan malpraktik tersebut.

Seorang warganet yang mengaku sebagai kakak Qian Qian menyebut bahwa penyebab kematian adalah henti jantung mendadak. Dia juga menegaskan bahwa adiknya meninggal tanpa mengalami penderitaan.

Henti jantung mendadak biasanya terjadi secara tak terduga dan sangat sulit untuk dicegah. Penderitanya bisa kehilangan kesadaran dalam hitungan detik dan meninggal dalam waktu singkat.

Menurut sepupunya, Sun, Qian Qian berhasil masuk ke Tianjin Conservatory of Music pada usia 17 tahun. Setelah lulus, ia menetap di Tianjin dan bekerja di bidang musik serta pertunjukan, bahkan membeli sebuah apartemen di kota tersebut.

Namun, 8 Maret, dia tiba-tiba memutuskan pulang ke kampung halaman di Changzhi. Sun mengatakan: “Seolah-olah dia punya firasat. Biasanya, dia hanya pulang sekali atau dua kali dalam setahun, tapi kali ini dia tiba-tiba bilang ingin pulang. Kami juga merasa aneh.”

Saat itu, Qian Qian sedang demam tinggi mencapai 39°C. Teman-temannya menyarankan agar dia naik kereta cepat, tetapi dia memilih naik bus selama 8 jam demi membawa serta kucing peliharaannya.

Pada  8 Maret malam, keluarga membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan, tetapi hasilnya tidak menunjukkan penyakit yang serius. Namun, pada 9 Maret dini hari, ketika teman-temannya mencoba menghubunginya lagi, mereka tidak pernah mendapat balasan.

Unggahan terakhir Qian Qian di media sosial adalah pada 25 Desember 2024, di mana dia membagikan foto dirinya. Sebelumnya, dia juga sering mengunggah video saat mengajar murid-muridnya, serta cuplikan kehidupan dan pekerjaannya sehari-hari.

Kasus ini kini sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Lima Warga Tiongkok Gagal Menyelundup, Ditangkap oleh Pemerintah Filipina

EtIndonesia. Filipina baru-baru ini menggagalkan upaya penyelundupan lima warga negara Tiongkok. Para tersangka, yang diduga terlibat dalam perjudian ilegal dan perdagangan manusia, mencoba melarikan diri dengan kapal, tetapi akhirnya tertangkap setelah kapal mereka mengalami kerusakan.

Dalam pernyataan resmi, Biro Imigrasi Filipina mengkonfirmasi bahwa pada Sabtu, 22 Maret 2025, mereka menangkap lima warga Tiongkok yang masuk dalam daftar hitam di Bandara Internasional Zamboanga.

Kelima tersangka adalah:

  • Ying Guanzhen,
  • Yang Jinlong,
  • Liu Xin,
  • Shen Kan,
  • Luo Honglin.

Dua di antaranya adalah buronan yang dicari oleh otoritas Tiongkok.

Menurut Biro Imigrasi, para tersangka terlibat dalam kasino online ilegal Lucky South 99, yang sebelumnya telah digerebek oleh pihak berwenang. Kasino ini dituduh menjalankan perdagangan manusia, penipuan, dan eksploitasi seksual.

Direktur Imigrasi Filipina, Norman Tansingco, menyatakan bahwa kelima orang tersebut telah lama masuk dalam daftar hitam karena melanggar aturan imigrasi.

Saat ini, kasus ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Jurnalis Masuk ke Grup Keamanan Nasional AS, Rencana Serangan terhadap Houthi Bocor

Sebuah kebocoran informasi terjadi di Amerika Serikat. Seorang pemimpin redaksi media berhasil masuk ke dalam grup pesan instan yang berisi pejabat tinggi Pentagon dan mendapatkan akses ke rencana operasi militer AS terhadap kelompok teroris Houthi di Yaman.

EtIndonesia. Pada 24 Maret, media The Atlantic menerbitkan laporan tentang rencana serangan militer AS terhadap kelompok Houthi di Yaman. Jeffrey Goldberg, pemimpin redaksi The Atlantic, mengungkapkan bahwa dirinya tiba-tiba dimasukkan ke dalam grup percakapan aplikasi Signal yang beranggotakan Menteri Pertahanan AS dan penasihat keamanan nasional senior.

Dalam grup tersebut, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, membagikan detail rencana serangan, termasuk target, jenis senjata yang akan digunakan, serta prioritas serangan.

 Dewan Keamanan Nasional AS menyatakan sedang menyelidiki bagaimana nomor telepon jurnalis tersebut bisa dimasukkan ke dalam grup percakapan tingkat tinggi tersebut.

 Menanggapi insiden ini, Presiden Donald Trump mengatakan:  “Saya tidak tahu apa pun tentang ini. Saya bukan penggemar The Atlantic. Menurut saya, itu hanya majalah yang akan segera bangkrut. Saya bahkan tidak menganggapnya sebagai majalah. Tapi saya tidak tahu apa-apa tentang ini. Apa yang sebenarnya mereka lakukan?”

Saat kebocoran ini terjadi, Departemen Pertahanan sedang menyelidiki siapa yang membocorkan informasi tersebut. Pekan lalu, kepala kantor efisiensi pemerintahan, Elon Musk, mengunjungi Pentagon untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Pertemuan tersebut membahas upaya pengurangan pemborosan anggaran dan inovasi dalam sistem pertahanan.

Namun, The New York Times melaporkan bahwa Departemen Pertahanan  memberikan pengarahan kepada Musk tentang rencana perang AS melawan PKT. Pentagon dan Gedung Putih segera membantah laporan tersebut dan meluncurkan penyelidikan internal terhadap pihak yang menyebarkan berita palsu di dalam departemen pertahanan.

Hingga saat ini, Pentagon belum memberikan tanggapan resmi terhadap laporan The Atlantic. Menteri Pertahanan Hegseth saat ini sedang melakukan kunjungan ke kawasan Indo-Pasifik, termasuk Hawaii, Guam, Filipina, dan Jepang. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Wall Street Menguat Tajam, Penyesuaian Kebijakan Tarif Trump Dorong Rebound Pasar

EtIndonesia. Pada  Senin (24 Maret), pasar saham AS mengalami kenaikan tajam setelah beredar kabar bahwa pemerintahan Trump akan menyesuaikan beberapa kebijakan tarifnya. Tiga indeks utama Wall Street naik sejak sesi awal perdagangan, dan pada penutupan, Dow Jones melonjak 598 poin atau 1,42%. Saham Tesla bahkan sempat melonjak 10% dalam perdagangan intraday.

 Saham teknologi, semikonduktor, dan AI di Wall Street mengalami kenaikan signifikan. Nasdaq sempat naik lebih dari 2%, sementara Tesla melonjak 10,24%, mencatatkan kinerja terbaik dalam empat bulan terakhir dan memimpin kenaikan di antara “Magnificent Seven” saham teknologi AS.

S&P 500 juga naik lebih dari 1%, sementara Nasdaq sempat melonjak hingga 1,5%. American Depositary Receipt (ADR) TSMC, perusahaan semikonduktor Taiwan, menguat hampir 2%.

 Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 5 basis poin menjadi 4,30%, sementara indeks dolar AS turun tipis 0,1% ke level 104,10.

 Menurut laporan media asing, faktor utama yang mendorong kenaikan pasar adalah rencana pemerintahan Trump untuk menyesuaikan kebijakan tarif yang seharusnya mulai berlaku pada 2 April. Pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mempersempit cakupan kebijakan tarif “reciprocal tariff” atau tarif timbal balik. Beberapa sektor tertentu mungkin akan dikecualikan, dan negara-negara sekutu AS berpotensi mendapatkan pengecualian tarif.

 Tobin Marcus, Kepala Kebijakan dan Politik AS di Wolfe Research, menjelaskan bahwa jika beberapa industri mendapatkan pengecualian, maka skala tarif keseluruhan akan berkurang secara signifikan.

“Model kebijakan tarif Trump bersifat bertingkat, sehingga setiap bentuk pengurangan akan membantu meredakan tekanan pasar. Meskipun masih ada potensi reaksi negatif di pasar, dampaknya akan jauh lebih kecil dibandingkan perkiraan awal, dan sektor yang terdampak juga akan lebih terbatas,” kata Marcus.

Investor percaya bahwa ekspektasi pelonggaran tarif akan meningkatkan kepercayaan pasar, terutama bagi perusahaan yang sangat bergantung pada rantai pasok global seperti industri semikonduktor, otomotif, dan teknologi, yang mengalami rebound signifikan.

Namun, para analis juga memperingatkan bahwa keputusan akhir pemerintahan Trump masih bisa berubah. Investor disarankan untuk terus memantau kebijakan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih serta reaksi dari negara-negara mitra dagang AS. (hui)

Sumber : NTDTV.com

AS Bersikap Tegas terhadap PKT : Tidak Ada Lagi Perundingan Sampai Fentanil Diselesaikan

Pada Minggu (23 Maret), Senator AS Steve Daines bertemu dengan Perdana Menteri Partai Komunis Tiongkok (PKT) Li Qiang di Beijing. Setelah pertemuan, ia mengatakan kepada media bahwa jika masalah fentanil tidak terselesaikan, maka tidak ada pembicaraan mengenai hal lain.

EtIndonesia. Menurut laporan Bloomberg News pada Minggu, Steve Daines menegaskan bahwa sebelum masalah narkoba fentanil diselesaikan, sulit bagi AS dan PKT untuk berdialog mengenai tarif dan hambatan perdagangan non-tarif.

Daines menekankan bahwa pejabat PKT mengetahui tuntutan AS, yaitu menghentikan sepenuhnya aliran fentanil ke AS, bukan hanya menguranginya.

Baru-baru ini, AS telah memberlakukan dua putaran kenaikan tarif terhadap Tiongkok sebagai bentuk hukuman karena Beijing tidak pernah menghentikan penyelundupan fentanil ke Amerika, yang menyebabkan banyak kematian di AS.

 “Dalam pandangan pemerintahan Trump, masalah fentanil bukanlah sesuatu yang bisa dinegosiasikan. Pertama, membiarkan atau bahkan mendorong perdagangan fentanil atau bahan kimianya adalah masalah kriminal yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Kedua, pada masa jabatan pertama Trump, Xi Jinping secara pribadi berjanji kepada Trump untuk menyelesaikan masalah fentanil,” ujar analis Politik Qin Peng.

“Trump telah memberikan banyak peringatan dan bahkan menaikkan tarif dua kali sebagai bentuk tekanan. Dalam situasi ini, tentu saja masalah ini harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum membahas tarif dan masalah lainnya,” tambahnya.

Selama bertahun-tahun, AS terus menuduh Beijing mendorong dan membiarkan fentanil masuk ke negaranya, yang telah merenggut banyak nyawa. Para analis percaya bahwa PKT sengaja menunda penyelesaian masalah ini untuk menggunakannya sebagai alat tawar-menawar dengan AS demi keuntungan ekonomi.

Profesor Xie Tian dari University of South Carolina Aiken Business School mengatakan:
“Beijing sebenarnya bisa dengan mudah menghentikan produksi bahan baku fentanil dan peredarannya ke perusahaan-perusahaan yang memproduksi narkoba ini, tetapi mereka tidak mau. Mereka menggunakan fentanil sebagai senjata untuk menyerang Amerika dan sebagai alat negosiasi perdagangan. Namun, kali ini AS tampaknya akan berusaha mencapai tujuannya dengan tegas.”

Para analis percaya bahwa masalah fentanil akan menjadi faktor kunci dalam negosiasi AS-Tiongkok selanjutnya. Sikap keras AS kali ini mungkin bisa memaksa Beijing mengubah pendiriannya. Selanjutnya, isu perdagangan yang lebih besar—termasuk tarif, akses pasar, pencurian kekayaan intelektual, dan geopolitik yang melibatkan Panama dan Greenland—akan muncul ke permukaan.

Terkait hambatan perdagangan AS-Tiongkok, Perdana Menteri PKT Li Qiang pada  Minggu mengklaim bahwa Tiongkok akan mengikuti jalur “globalisasi yang benar” dan menerapkan multilateralisme untuk mengatasi hambatan perdagangan. 

Seorang penasihat pemerintah PKT juga mengungkapkan kepada The Wall Street Journal bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk meniru kebijakan Jepang beberapa dekade lalu, dengan membatasi ekspor barang tertentu ke AS untuk mengurangi dampak tarif dan hambatan perdagangan lainnya.

Namun, para ahli menilai langkah-langkah ini tidak akan efektif.


“Pertama, tidak ada kepercayaan antara AS dan Tiongkok. Trump sudah tidak percaya pada pemerintah PKT, karena janji-janji dalam perang dagang sebelumnya pun belum dipenuhi. Kedua, hubungan AS-Tiongkok semakin mengarah pada konfrontasi strategis jangka panjang. Jika PKT mencoba membatasi ekspor sebagai taktik, AS akan melihatnya sebagai tipu muslihat,” ujar Profesor Xie Tian.  

“Jika Beijing ingin meniru strategi Jepang dengan mendirikan pabrik otomotif di AS, itu justru tidak akan memenuhi tujuannya sendiri. Tujuan utama Beijing adalah mempertahankan produksi di Tiongkok dan memanfaatkan tenaga kerja murah untuk menghasilkan keuntungan dari pasar AS,” jelasnya. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

AS Tingkatkan Tindakan Kerasnya terhadap Imigrasi Ilegal, Mendeportasi Geng-geng dan Bekerja sama dengan IRS

EtIndonesia. Amerika Serikat  mendeportasi sekitar 200 imigran yang melintasi perbatasan secara ilegal kembali ke Venezuela. Selain itu, IRS (Badan Pajak Amerika Serikat) akan bekerja sama dengan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) untuk memverifikasi identitas imigran ilegal.

Setelah pemerintah AS dan Venezuela mencapai kesepakatan untuk memulihkan penerbangan deportasi, sebuah pesawat yang membawa 199 orang mendarat pada Minggu lalu (23 Maret), termasuk anggota organisasi kriminal Venezuela, “Tren de Aragua” .

Biro Urusan Belahan Bumi Barat (Bureau of Western Hemisphere Affairs) AS menyatakan di media sosial X bahwa individu yang dideportasi tidak memiliki dasar hukum untuk tinggal di Amerika Serikat.

Menurut laporan The Washington Post pada Sabtu (22 Maret), IRS telah memberikan wewenang kepada ICE untuk memverifikasi data individu yang sedang dalam “penyelidikan kriminal” akibat pelanggaran hukum imigrasi, guna mengidentifikasi imigran tanpa dokumen yang akan dideportasi.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa ada sekitar 11 juta imigran tanpa dokumen di Amerika Serikat, dengan sekitar setengahnya melaporkan pajak penghasilan.

Pada Januari tahun ini, dalam upaya melindungi perbatasan dan keamanan nasional, Donald Trump mengeluarkan beberapa perintah keamanan perbatasan.

Dalam siaran pers pada 1 Maret, Komando Utara AS (USNORTHCOM) melaporkan bahwa ribuan tentara aktif dan cadangan telah ditempatkan di perbatasan selatan, meningkatkan jumlah total pasukan Title 10 menjadi sekitar 9.000 orang.

Menurut data terbaru dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP), jumlah kasus penyelundupan imigran ilegal yang dilaporkan pada Februari adalah 28.654 kasus, mencatat rekor terendah. Angka ini turun sekitar 90% dibandingkan Februari di tahun-tahun sebelumnya. Pada Februari 2024, jumlah kasus mencapai lebih dari 256.071, sementara pada Februari 2023 lebih dari 213.911 kasus. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

Wali Kota Istanbul yang Ditangkap Dicalonkan dalam Pemilu Turkiye, Jumlah Pemilih Melebihi 10 Juta orang

Pada  Minggu 23 Maret, Turkiye mengadakan pemilihan pendahuluan partai, di mana Wali Kota Istanbul, Ekrem İmamoğlu, menjadi salah satu calon presiden Turkiye. Namun demikian, pihak berwenang menangkapnya dengan tuduhan korupsi, yang memicu protes besar-besaran hingga saat ini

EtIndonesia.  Partai oposisi utama Turkiye, Partai Rakyat Republik (CHP), pada  Senin mengumumkan bahwa berdasarkan hasil pemilihan pendahuluan, satu-satunya kandidat dari partai tersebut, Wali Kota Istanbul yang ditangkap, Ekrem İmamoğlu, secara resmi telah dicalonkan sebagai kandidat dalam pemilihan presiden Turkiye tahun 2028.

Pada Minggu, selain 1,65 juta anggota Partai Rakyat Republik yang memberikan suara untuk İmamoğlu, banyak pendukung dari luar partai juga turut serta dalam pemungutan suara, sehingga pemilihan pendahuluan partai ini berubah menjadi semacam referendum nasional. Balai Kota Istanbul mencatat bahwa jumlah pemilih mencapai 15 juta orang.

Seorang pendukung oposisi Turkiye, Dasdemir, yang berbasis di Jerman, mengatakan: “Wali Kota kami, Wali Kota Istanbul, telah ditangkap di Turkiye. Kami semua tahu bahwa dia akan menjadi Presiden Turki berikutnya. Kami bersedia mendukungnya dari seluruh dunia.”

Pada hari Minggu, İmamoğlu secara resmi ditangkap atas tuduhan korupsi dan ditahan di Penjara Marmara dekat distrik Silivri. Kementerian Dalam Negeri Turkiye juga mengumumkan pencopotannya dari jabatan Wali Kota Istanbul.

Partai oposisi utama Turki menganggap ini sebagai bentuk penganiayaan politik.

Sejak Rabu lalu, gelombang protes telah menyebar ke 55 provinsi di Turkiye, memicu demonstrasi terbesar sejak 2013. Ratusan ribu warga turun ke jalan untuk memprotes penahanan yang dianggap tidak adil terhadap İmamoğlu. Bentrokan sengit terjadi antara polisi dan pengunjuk rasa, dengan pihak berwenang menggunakan gas air mata, peluru karet, dan meriam air untuk membubarkan massa. Lebih dari seribu orang ditangkap.

Pada hari Senin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mendesak pihak oposisi untuk menghentikan hasutan terhadap masyarakat, dengan menyatakan bahwa protes telah berubah menjadi gerakan kekerasan.

Sementara itu, Uni Eropa pada hari yang sama meminta Turkiye untuk menghormati hak-hak pejabat yang terpilih secara demokratis serta hak para pengunjuk rasa damai.

“Penangkapan Wali Kota İmamoğlu dan para pengunjuk rasa telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah Turki masih mempertahankan tradisi demokrasinya yang panjang. Sebagai anggota Dewan Eropa dan kandidat anggota Uni Eropa, Turki harus menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi,” kata juru bicara Komisi Eropa, Guillaume Mercier. (hui)

Laporan oleh New Tang Dynasty Television (NTD), reporter Yi Jing.

Resistensi Insulin Terkait dengan Peningkatan Risiko 31 Penyakit

Pelajari apa itu resistensi insulin, cara mendeteksinya, dan cara mencegahnya

Jessica Lee dan JoJo Novaes

Lebih dari 40 persen orang dewasa Amerika berusia 18 hingga 44 tahun mengalami resistensi insulin, menurut Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES). Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini dan mengabaikan risiko kesehatan yang ditimbulkannya.

Sebuah studi kohort prospektif yang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes 2024 mengungkapkan bahwa resistensi insulin dikaitkan dengan 31 penyakit, termasuk asam urat, linu panggul, dan penyakit Parkinson. Selain itu, pada wanita, resistensi insulin dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dini.

Dalam program “Health 1+1” di NTDTV, Yuan-Yu Jeng, mantan kepala dokter departemen penyakit menular di Rumah Sakit Umum Veteran Taipei dan dokter penyakit dalam di Klinik Shang Wen, Taiwan, membahas penyebab resistensi insulin, metode skrining yang relevan, serta strategi pencegahan yang efektif dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Resistensi Insulin?

Konsep “sensitivitas insulin” pertama kali diperkenalkan oleh para ilmuwan pada tahun 1936, kata Jeng. Glukosa adalah sumber energi utama bagi setiap sel dalam tubuh, dan insulin berfungsi sebagai kunci yang membuka membran sel, memungkinkan glukosa masuk. Ketika sel menjadi kurang responsif terhadap insulin, proses ini terganggu, yang menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai resistensi insulin.

Pada tahap awal resistensi insulin, kadar gula darah biasanya tetap dalam kisaran normal karena tubuh mengimbanginya dengan memproduksi lebih banyak insulin untuk mengatur glukosa darah. Namun, sel beta pankreas yang bertanggung jawab atas produksi insulin dapat mengalami kelelahan dan secara bertahap kehilangan fungsinya. Seiring waktu, disfungsi ini dapat menyebabkan perkembangan diabetes tipe 2 karena sel-sel tersebut tidak lagi mampu menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup.

Faktor risiko utama resistensi insulin meliputi asupan kalori yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan atau obesitas, dan peradangan kronis.

Penyakit yang Terkait dengan Resistensi Insulin

Sebuah studi sebelumnya menemukan bahwa orang dengan resistensi insulin yang meningkat memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit seiring waktu, termasuk penyakit kardiovaskular, obesitas, penyakit hati berlemak non-alkohol, Alzheimer, beberapa jenis kanker, penyakit ginjal kronis, dan sindrom ovarium polikistik.

Insulin tidak hanya mengatur metabolisme gula darah tetapi juga berperan penting dalam metabolisme lemak, kata Jeng. Pada tahap awal resistensi insulin, kadar insulin yang tinggi menyebabkan lemak berpindah dari sel lemak di seluruh tubuh ke hati, yang meningkatkan risiko penyakit hati berlemak. Hati kemudian mengubah lemak ini menjadi lipoprotein dengan kepadatan sangat rendah (VLDL), yang dapat membahayakan kesehatan pembuluh darah.

Sebuah studi longitudinal yang diterbitkan dalam Journal of the American Society of Nephrology melacak lebih dari 10.000 orang tanpa diabetes atau penyakit ginjal kronis selama sembilan tahun. Studi ini menemukan bahwa orang dengan sindrom metabolik, di mana resistensi insulin merupakan komponen utama, memiliki risiko 43 persen lebih tinggi terkena penyakit ginjal kronis dibandingkan mereka yang tidak memiliki gejala tersebut.

Penyakit Alzheimer: Diabetes di Otak

Resistensi insulin tidak hanya berdampak pada kesehatan metabolik tetapi juga dapat mengubah metabolisme glukosa di otak dan memiliki hubungan erat dengan penyakit Alzheimer, kata Jeng.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Diabetes Care pada Agustus menunjukkan perbedaan penuaan otak pada pasien dengan berbagai tingkat diabetes. Dengan membandingkan gambar otak dari berbagai kelompok usia menggunakan data dari UK Biobank, para peneliti menemukan bahwa bahkan pasien dengan resistensi insulin ringan, seperti mereka yang berada dalam tahap pradiabetes, memiliki otak yang tampak hampir setengah tahun lebih tua dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Lebih lanjut, bentuk diabetes yang lebih parah dikaitkan dengan peningkatan usia otak yang lebih besar. Pasien dengan kadar hemoglobin A1C di atas 8 persen memiliki kesenjangan usia otak sekitar 4,2 tahun lebih tua dari usia kronologis mereka.

Sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam Journal of Diabetes Science and Technology menyarankan bahwa penyakit Alzheimer dapat dianggap sebagai “diabetes tipe 3,” menyoroti hubungan antara disfungsi metabolik dan penurunan kognitif.

Gejala Resistensi Insulin

Meskipun resistensi insulin cukup umum, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mungkin mengalaminya, kata Jeng. Gejala yang mungkin mengindikasikan resistensi insulin meliputi:

  • Rasa haus yang terus-menerus
  • Sering buang air kecil
  • Rasa lapar yang intens dan kesulitan menahan lapar
  • Keinginan kuat untuk makanan manis setelah makan, sering disertai dengan kecenderungan terus makan meskipun keinginan tersebut telah terpenuhi
  • Kelelahan dan kantuk setelah makan
  • Munculnya bercak kulit gelap dan beludru (akantosis nigrikans)

Gejala-gejala ini bisa menjadi referensi, tetapi tidak spesifik, sehingga deteksi dini menjadi tantangan, kata Jeng. Jika kadar gula darah sudah meningkat secara signifikan, kesehatan Anda mungkin sudah mulai memburuk. Oleh karena itu, mendeteksi resistensi insulin pada tahap awal sangatlah penting.

Metode Sederhana untuk Menilai Resistensi Insulin

Uji fisiologis hyperinsulinemic-euglycemic clamp dianggap sebagai “standar emas” dalam mengukur sensitivitas insulin. Namun, metode ini memakan waktu dan mahal. Dalam praktik klinis, metode yang lebih umum digunakan adalah Homeostatic Model Assessment for Insulin Resistance (HOMA-IR), yang hanya memerlukan pengukuran kadar insulin dan glukosa puasa melalui satu kali pengambilan darah. Namun, biaya pemeriksaan ini lebih tinggi dibandingkan tes darah standar, sehingga penggunaannya masih terbatas.

Sebuah studi memperkenalkan metode yang lebih sederhana, yaitu triglyceride-glucose (TyG) index. Metode ini hanya membutuhkan hasil tes darah puasa untuk trigliserida dan glukosa, yang kemudian digunakan dalam rumus matematika untuk menilai resistensi insulin.

Rumus TyG index:
TyG index=ln⁡[trigliserida puasa (mg/dL)×glukosa puasa (mg/dL)2]\text{TyG index} = \ln \left[ \frac{\text{trigliserida puasa (mg/dL)} \times \text{glukosa puasa (mg/dL)}}{2} \right]TyG index=ln[2trigliserida puasa (mg/dL)×glukosa puasa (mg/dL)​]

  • Nilai ideal: <4,55 (kriteria ketat) atau <4,78 (kriteria lebih longgar)
  • Produk glukosa dan trigliserida tidak boleh melebihi 14.200 (atau di bawah 9.000 untuk rekomendasi yang lebih ketat).

Menurut Jeng, indeks TyG sekitar 80 persen akurat dalam menilai resistensi insulin. Jika hasil perkalian kadar glukosa dan lipid darah melebihi 14.200, ada kemungkinan 80 persen mengalami resistensi insulin. Sebaliknya, jika hasilnya di bawah angka tersebut, ada kemungkinan 80 persen tidak mengalaminya.

“Ini adalah metode skrining awal yang efektif—alat yang dapat meningkatkan kesadaran publik dan relatif mudah diterapkan,” kata Jeng.

Mengatasi Resistensi Insulin dengan Olahraga

Jika terdeteksi lebih awal, resistensi insulin sering kali dapat dibalik dengan perubahan gaya hidup, termasuk makan makanan seimbang, berhenti merokok dan alkohol, rutin berolahraga, serta tidur yang cukup.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan resistensi insulin cenderung kurang aktif secara fisik dibandingkan mereka yang memiliki sensitivitas insulin normal. Tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah berkorelasi dengan peningkatan penanda peradangan, yang diketahui meningkatkan risiko resistensi insulin.

Olahraga sangat penting dalam mencegah dan mengatasi resistensi insulin karena membantu otot menyerap glukosa, sehingga menurunkan kadar gula darah, kata Jeng.

Pemandangan Alam Menghambat Sinyal Rasa Sakit di Otak

Para ilmuwan menggunakan pemindaian otak MRI untuk menunjukkan bagaimana menonton video alam mengubah pemrosesan rasa sakit di otak

George Citroner

Menonton video atau pemandangan hutan yang masih alami, air terjun yang mengalir, dan pantai yang tenang tidak hanya membangkitkan perasaan positif—tetapi juga secara signifikan mengurangi rasa sakit pada tingkat neurologis, menurunkan persepsi terhadap rasa sakit, menurut sebuah studi terbaru.

“Temuan kami menunjukkan bahwa efek pereda nyeri dari alam adalah nyata, meskipun efek yang kami temukan secara signifikan lebih kecil dibandingkan dengan obat penghilang rasa sakit,” kata penulis utama Max Steininger dari Universitas Wina dalam siaran pers.

Pengobatan Rasa Sakit Tanpa Obat

Studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications dan dilakukan oleh tim dari Universitas Wina di Austria serta Universitas Exeter di Inggris ini menggunakan pemindaian MRI untuk menganalisis jaringan otak yang terkait dengan rasa sakit.

Para peneliti memantau aktivitas otak dari 49 peserta saat mereka menerima kejutan listrik ringan. Peserta yang menonton video pemandangan alam, dibandingkan dengan lingkungan perkotaan atau dalam ruangan, melaporkan mengalami rasa sakit yang lebih sedikit, dengan pemindaian otak menunjukkan pengurangan dalam pemrosesan rasa sakit.

“Studi kami adalah yang pertama memberikan bukti dari pemindaian otak bahwa ini bukan sekadar efek ‘plasebo’—yang didorong oleh keyakinan dan harapan bahwa alam baik bagi mereka—melainkan otak benar-benar merespons dengan lebih sedikit terhadap informasi tentang dari mana rasa sakit berasal dan seberapa intens rasanya,” jelas Steininger.

Tim peneliti menemukan bahwa sinyal rasa sakit yang diterima otak berkurang ketika peserta menonton video berkualitas tinggi dari pemandangan alam.

Studi ini sejalan dengan temuan sebelumnya yang menyatakan bahwa alam dapat mengurangi tingkat rasa sakit dan menjadi demonstrasi pertama yang jelas tentang bagaimana lingkungan alami memengaruhi aktivitas otak untuk membantu mengurangi pengalaman yang tidak menyenangkan.

Temuan baru ini membantu menjelaskan fenomena yang pertama kali diamati lebih dari empat dekade lalu oleh peneliti Amerika, Roger Ulrich. Ia menemukan bahwa pasien rumah sakit dengan pemandangan ruang hijau menggunakan lebih sedikit obat penghilang rasa sakit dan pulih lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang hanya melihat dinding bata. Hingga saat ini, para ilmuwan belum dapat menjelaskan mengapa hal ini terjadi.

Menurut para peneliti, temuan terbaru ini memberikan penjelasan pertama tentang mengapa pasien Ulrich mungkin mengalami rasa sakit yang lebih sedikit dan menunjukkan bagaimana pengalaman alam virtual dapat memberikan manfaat ini kepada siapa saja, di mana saja, sebagai pendekatan yang mudah diakses untuk manajemen rasa sakit.

Penelitian ini juga sejalan dengan hipotesis biophilia, yang menyatakan bahwa manusia memiliki hubungan bawaan dengan alam dan bahwa kontak dengan dunia alami dapat memberikan manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan.

“Orang yang mengalami rasa sakit tentu saja harus tetap mengonsumsi obat yang telah diresepkan,” kata Steininger. 

“Namun, kami berharap di masa depan, cara alternatif untuk meredakan rasa sakit, seperti mengalami alam, dapat digunakan untuk membantu meningkatkan manajemen rasa sakit.”

Bagaimana Menonton Video Mengubah Persepsi Rasa Sakit

Temuan ini sejalan dengan pemahaman kita tentang bagaimana otak memproses informasi sensorik, menurut Krista Jordan, seorang psikolog berlisensi di Austin, Texas.

“Otak manusia sangat cerdas dalam beberapa hal dan tidak begitu cerdas dalam hal lain,” kata Jordan kepada The Epoch Times. Salah satu hal menarik tentang otak kita adalah bahwa ia bekerja berdasarkan representasi, katanya. “

Semua pikiran kita sebenarnya hanyalah representasi dari apa yang dirasakan oleh indra kita,” jelas Jordan. “Jika kita dapat menciptakan representasi mental yang cukup kuat, maka otak kita tidak dapat membedakannya dari kenyataan.”

Jika Anda membayangkan menggigit lemon dan diberikan deskripsi yang sangat jelas tentangnya, “kelenjar ludah Anda akan aktif seolah-olah Anda benar-benar menggigit lemon tersebut,” katanya. “Jadi, otak bisa tertipu oleh representasi jika cukup kuat.”

Inilah sebabnya mengapa pengalaman realitas virtual bisa sangat kuat. Stimulus visual dan auditori dapat terasa sangat nyata, menurut Jordan, sehingga menipu otak agar merespons rangsangan virtual dengan cara yang sama seperti yang dilakukan terhadap pengalaman dunia nyata.

Rasa sakit adalah pengalaman multisistem yang melibatkan berbagai sistem dalam tubuh, tambah Jordan. Ini termasuk sistem saraf, di mana otak menganalisis data sensorik dan menerjemahkannya menjadi pikiran “Saya sedang kesakitan”; sistem kardiopulmoner yang merespons dengan peningkatan tekanan darah dan pernapasan; serta sistem endokrin yang melepaskan adrenalin dan kortisol.

Keadaan mental kita juga merupakan faktor yang berpengaruh. Ketika rasa sakit meningkat, biasanya terjadi peningkatan emosi negatif seperti kecemasan, depresi, ketakutan, dan kemarahan, yang kemudian masuk ke dalam siklus umpan balik sistem kardiopulmoner dan endokrin, yang semakin memperkuat sinyal rasa sakit.

Manajemen Rasa Sakit Tanpa Obat

Studi ini menyoroti bagaimana “pengalaman virtual” dapat membawa potensi penyembuhan dari alam kepada orang-orang yang tidak bisa pergi keluar, kata Alex Smalley, salah satu penulis studi dari Universitas Exeter.

“Tetapi kami juga berharap hasil kami menjadi bukti baru tentang pentingnya melindungi lingkungan alami yang sehat dan berfungsi,” lanjutnya, “serta mendorong orang untuk menghabiskan waktu di alam demi kebaikan planet dan manusia.”

Fakta bahwa efek pereda nyeri ini dapat dicapai melalui paparan alam virtual yang mudah diakses “memiliki implikasi praktis yang penting untuk pengobatan tanpa obat dan membuka jalan baru bagi penelitian untuk lebih memahami bagaimana alam memengaruhi pikiran kita,” tambahnya.

Para profesional kesehatan telah lama menyadari keterkaitan antara faktor fisik dan psikologis dalam manajemen rasa sakit, itulah sebabnya model biopsikososial—kerangka kerja yang mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, dan sosial—telah menjadi pendekatan standar dalam memahami rasa sakit, kata Jordan.

Mengingat bahwa intervensi bedah memiliki risiko potensial dan sebagian besar tidak dapat dibalik, serta opioid terbukti sangat adiktif, mengintegrasikan terapi berbasis alam menawarkan pelengkap yang menjanjikan bagi strategi manajemen rasa sakit tradisional.

“Sangat masuk akal untuk memanfaatkan aspek psikososial dari model biopsikososial dalam mengelola rasa sakit,” tambah Jordan.