EtIndonesia. Air adalah sumber kehidupan. Bagi para lansia, minum air dengan cara yang tepat sangatlah penting demi menjaga kesehatan. Sayangnya, tidak sedikit orang lanjut usia yang minum air dengan cara yang salah — tanpa disadari, kebiasaan ini bisa memicu masalah serius pada pembuluh darah dan mempercepat terjadinya penyakit jantung serta pembuluh darah otak.
Perlu disadari bahwa tidak semua jenis air bisa diminum sembarangan, terlebih bagi orang yang sudah berusia lanjut. Cara minum air yang keliru bisa perlahan-lahan “menggerogoti” pembuluh darah tanpa disadari, hingga akhirnya memicu gangguan serius yang membahayakan nyawa.
Para dokter mengingatkan: lansia wajib menghindari tiga kebiasaan ini saat minum air, karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan pembuluh darah, dan secara langsung berdampak pada kualitas hidup sehari-hari.
1. Jangan Minum Air dalam Jumlah Banyak Sekaligus
Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan lansia adalah meminum air dalam jumlah besar sekaligus, terutama setelah berolahraga atau ketika merasa sangat haus. Banyak yang mengira bisa “mengejar ketertinggalan” asupan cairan dalam satu waktu.
Padahal, cara ini justru membahayakan pembuluh darah. Ketika air dikonsumsi dalam jumlah besar dalam waktu singkat, volume darah akan meningkat secara drastis. Akibatnya, tekanan pada dinding pembuluh darah pun meningkat tajam. Ini bisa mempercepat kerusakan pembuluh darah dan memicu komplikasi serius.
Khususnya bagi penderita hipertensi atau penyakit jantung, lonjakan cairan seperti ini sangat berisiko, bahkan bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah atau penurunan fungsi jantung.
Contoh kasus:
Seorang lansia punya kebiasaan minum air dalam jumlah banyak setelah makan siang dan makan malam karena merasa selama hari itu kurang minum. Namun, kebiasaan ini justru membuat tekanan darahnya jadi tidak stabil, dan jantungnya bekerja lebih berat. Setelah mendapat saran dari dokter, dia mulai membiasakan diri untuk minum sedikit demi sedikit tapi sering, dan hasilnya tekanan darahnya jadi lebih stabil serta tubuh terasa lebih ringan.
Kesimpulan:
Lansia sebaiknya tidak minum banyak sekaligus, melainkan minum secara bertahap dan rutin untuk menghindari beban berlebih pada pembuluh darah.
2. Jangan Tunggu Haus Baru Minum
Banyak orang berpikir, minumlah saat merasa haus. Namun pada lansia, rasa haus tidak sepeka saat muda. Tubuh bisa mulai kekurangan cairan tanpa memunculkan rasa haus.
Jika lansia hanya minum saat haus, mereka berisiko mengalami dehidrasi ringan berkepanjangan, yang menyebabkan darah menjadi lebih kental, aliran darah melambat, dan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah. Dalam jangka panjang, ini bisa memicu hipertensi dan pengerasan arteri (aterosklerosis).
Contoh kasus:
Seorang pria lansia jarang minum air. Dia hanya minum saat benar-benar merasa haus, bahkan kadang sehari hanya minum segelas atau dua gelas. Akibatnya, dia sering merasa pusing, lemas, bahkan sempat pingsan beberapa kali. Setelah diperiksa, diketahui bahwa darahnya terlalu kental dan aliran darah terganggu.
Setelah memperbaiki kebiasaan minum dan mulai minum air secara teratur meski tidak haus, kondisi tubuhnya membaik. Gejala pusing dan lemas pun berkurang.
3. Jangan Minum Air Terlalu Dingin atau Terlalu Panas
Banyak lansia menyukai air dingin saat cuaca panas dan air panas saat cuaca dingin. Namun, suhu air yang terlalu ekstrem (terlalu dingin atau terlalu panas) bisa memberi tekanan besar pada pembuluh darah.
Air dingin menyebabkan pembuluh darah menyempit secara tiba-tiba, sementara air panas memicu pelebaran pembuluh darah. Perubahan suhu mendadak ini mengganggu elastisitas pembuluh darah dan berisiko menyebabkan kerusakan atau bahkan pecahnya pembuluh darah, terutama bagi penderita hipertensi atau arteri yang sudah menua.
Contoh kasus:
Seorang pasien lanjut usia punya kebiasaan minum air es, terutama di pagi hari karena merasa segar. Namun suatu hari, dia mengalami nyeri dada dan sesak. Setelah diperiksa, dokter menemukan gejala awal iskemia jantung dan arteri yang mengeras. Setelah diberi tahu bahwa minum air dingin bisa jadi penyebabnya, dia mulai beralih ke air hangat-suam-suam kuku dan mulai merasa lebih nyaman.
Kesimpulan:
Suhu air minum sebaiknya dijaga pada kisaran suhu ruang atau hangat. Hindari air yang terlalu panas atau terlalu dingin.
Tips Tambahan untuk Menjaga Kesehatan Pembuluh Darah bagi Lansia
Selain pola minum yang baik, menjaga kesehatan pembuluh darah juga memerlukan gaya hidup sehat secara keseluruhan:
- Kendalikan tekanan darah:
Tekanan darah tinggi adalah musuh utama pembuluh darah. Lansia sebaiknya memantau tekanan darah secara rutin dan menjaga agar tetap stabil. - Jaga berat badan ideal:
Obesitas memperburuk kondisi pembuluh darah dan meningkatkan risiko kolesterol tinggi serta penyumbatan arteri. - Perhatikan pola makan:
Kurangi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol. Perbanyak konsumsi buah, sayur, dan makanan tinggi serat. - Kelola stres dan istirahat cukup:
Stres berlebihan, begadang, atau gangguan tidur bisa memengaruhi sirkulasi darah. Lansia perlu menjaga ketenangan mental dan pola tidur yang baik.
Kesimpulan
Kesehatan pembuluh darah adalah fondasi kesehatan tubuh secara keseluruhan, khususnya bagi lansia. Dari hal sederhana seperti minum air, bila dilakukan dengan cara yang salah, bisa berakibat fatal.
Mulailah dengan minum air secara rutin, sedikit demi sedikit, tidak menunggu haus, dan perhatikan suhu air.
Dipadukan dengan pola hidup sehat lainnya, langkah kecil ini bisa menjadi investasi besar untuk hidup yang lebih panjang, sehat, dan berkualitas. (jhn/yn)