EtIndonesia. Pada 21 Maret 2025, kebakaran hutan terjadi di Provinsi Gyeongsang Selatan, Korea Selatan, dan terus menyebar ke berbagai wilayah. Hingga saat ini, empat petugas pemadam kebakaran dilaporkan tewas. Pemerintah pada 22 Maret mengumumkan status bencana untuk Ulsan, Gyeongsang Utara, dan Gyeongsang Selatan.
Kementerian Administrasi dan Keamanan Korea Selatan mengumumkan keputusan ini pada pukul 18:00 waktu setempat atas instruksi Pejabat Presiden Choi Sang-mook. Dengan status bencana ini, pemerintah dapat mengerahkan lebih banyak tenaga dan sumber daya untuk penanggulangan bencana, menetapkan zona berbahaya, mengeluarkan perintah evakuasi darurat, serta memanggil pegawai negeri untuk tugas darurat guna menangani situasi dengan lebih efektif.
Menurut Badan Kehutanan Korea, kebakaran hutan pertama kali terjadi pada 21 Maret di Kabupaten Sancheong, Provinsi Gyeongsang Selatan, dan terus berkobar hingga keesokan harinya.
Pada 22 Maret, kebakaran hutan terjadi di berbagai wilayah di Korea Selatan, dengan total 16 kebakaran dalam satu hari. Badan Kehutanan telah mengerahkan puluhan unit pemadam kebakaran dan puluhan helikopter untuk membantu upaya pemadaman.
Menurut laporan Yonhap News, empat orang yang terlibat dalam pemadaman kebakaran telah meninggal, enam orang lainnya mengalami luka-luka, dan lebih dari 200 warga dari 15 desa telah dievakuasi.
Hingga 22 Maret, luas area yang terdampak kebakaran telah mencapai 290 hektar, dan warga dari 17 desa telah dievakuasi secara darurat.
Pada sore hari, Badan Kehutanan Korea Selatan meningkatkan status peringatan nasional untuk kebakaran hutan di wilayah Chungcheong, Jeolla, dan Gyeongsang menjadi “Tingkat Serius”. Sementara itu, wilayah Seoul, Incheon, Gyeonggi, dan Gangwon meningkatkan statusnya dari “Perhatian” menjadi “Waspada”.
Berbagai instansi pemerintah, termasuk Badan Kehutanan, Kementerian Pertahanan, Dinas Pemadam Kebakaran, Kepolisian, serta personel militer, dikerahkan dalam operasi penyelamatan ini.
Namun, Badan Kehutanan memperingatkan bahwa kondisi udara yang kering dan kecepatan angin yang tinggi—mencapai 10 hingga 15 meter per detik, dengan rata-rata 7 meter per detik—meningkatkan risiko penyebaran kebakaran.
Mengenai penyebab kebakaran, Yonhap News mengutip pernyataan saksi pertama yang melaporkan kejadian tersebut. Ia menyebutkan bahwa kebakaran kemungkinan besar disebabkan oleh percikan api dari mesin pemotong rumput. (Hui)
Sumber : NTDTV.com