Home Blog Page 6

Pejabat AS: Tak Ada Satupun Kapal Kargo dari Tiongkok di Pelabuhan – Dampak Tarif Melebihi Pandemi

EtIndonesia. Penerapan tarif tinggi oleh Amerika Serikat terhadap barang-barang dari Tiongkok telah menyebabkan dampak serius pada ekspor Tiongkok. Pejabat pelabuhan di Pantai Barat AS baru-baru ini menyatakan bahwa dalam 12 jam terakhir, tidak ada satu pun kapal kargo dari Tiongkok yang berlabuh — sesuatu yang belum pernah terjadi bahkan sejak pandemi COVID-19 meletus.

Pada 9 Mei waktu setempat, pejabat pelabuhan di Pantai Barat AS mengatakan kepada CNN bahwa enam hari sebelumnya, tercatat ada 41 kapal kargo yang dijadwalkan berangkat dari Tiongkok menuju wilayah pelabuhan Teluk San Pedro, yang mencakup Pelabuhan Los Angeles dan Long Beach di California. Namun, pada tanggal 9, tidak ada satu kapal pun dari Tiongkok yang tiba di pelabuhan-pelabuhan tersebut.

CEO Pelabuhan Long Beach, Mario Cordero, menyebutkan: “Ini sangat mengkhawatirkan. Jumlah pembatalan pesanan dan kapal yang datang sekarang melebihi masa pandemi.” 

Lebih dari 63% barang di Pelabuhan Long Beach berasal dari Tiongkok — proporsi tertinggi di antara semua pelabuhan di AS.

Sejak AS menerapkan tarif tinggi sebesar 145% terhadap Tiongkok pada bulan April, ekspor barang dari Tiongkok ke AS turun drastis.

Perusahaan pelayaran terbesar kedua di dunia, Maersk, mengatakan kepada CNN bahwa volume pengiriman barang antara AS dan Tiongkok turun 30% hingga 40% dibandingkan level normal.

Sementara itu, data dari Administrasi Umum Kepabeanan Tiongkok yang dirilis pada 9 Mei menunjukkan bahwa ekspor barang ke AS pada bulan April mengalami penurunan 21% dibandingkan tahun sebelumnya — penurunan terbesar sejak Juli 2023 (23%). Proporsi ekspor Tiongkok ke AS juga turun dari 12,8% di bulan Maret menjadi 10,5%, level terendah dalam sejarah.

Tarif tinggi telah memberikan pukulan besar bagi perusahaan-perusahaan perdagangan luar negeri Tiongkok. Menurut laporan Tencent News, seorang pengusaha swasta di Jinhua, Zhejiang, bernama Wu Yue, menerima pemberitahuan pembatalan pesanan. Pabriknya semula hendak mengirim lebih dari 10.000 meja kerja elektrik ke AS, namun kini semuanya menumpuk di gudang tanpa kejelasan kapan bisa dikirim.

Di Yiwu, Zhejiang, Qiao Feng dan ayahnya mengelola pabrik pohon Natal. Pelanggan dari AS awalnya menjanjikan pesanan senilai 10 juta yuan tahun ini, tetapi setelah tarif diberlakukan, pesanan itu langsung dibatalkan bahkan sebelum produksi dimulai.

Bagi pabrik-pabrik di Tiongkok yang sudah mulai memproduksi pesanan untuk AS, kerugiannya lebih nyata. Sebuah pabrik kantong plastik di Quanzhou, Fujian, menumpuk lebih dari 80 ton produk di gudang karena belum tahu kapan bisa dikirim ke AS.

Setelah menghentikan produksi selama tiga hari, pemilik pabrik Wu Jiankang akhirnya terpaksa menerima pesanan untuk pasar domestik dengan harga “seperti tulang ayam” — hanya 6.500 yuan per ton, dengan keuntungan kurang dari 1%. Padahal untuk ekspor ke AS, harga per tonnya lebih dari 10.000 yuan .

Di media sosial Tiongkok, banyak video beredar yang menunjukkan tumpukan kontainer ekspor di berbagai pelabuhan yang belum jelas kapan bisa dikirim.

Menurut Reuters, perusahaan konsultan maritim menyebutkan bahwa kebijakan tarif AS terhadap Tiongkok telah menyebabkan “keruntuhan perdagangan”. Sejumlah perusahaan pelayaran kontainer besar telah menangguhkan sedikitnya enam jalur pelayaran reguler mingguan antara Tiongkok dan AS, dengan volume bisnis terdampak lebih dari 25.000 kontainer ukuran 40 kaki.

Beberapa pengusaha AS menyatakan bahwa mereka mulai membatalkan pesanan ke pabrik-pabrik Tiongkok, sambil menunggu kejelasan tarif di Tiongkok dan negara lain.

Pada 11 Mei, perundingan dagang putaran pertama antara AS dan Tiongkok berakhir di Jenewa, Swiss. Secara tidak biasa, PKT mengirim Menteri Keamanan Publik sebagai bagian dari delegasi, kemungkinan sebagai respons terhadap perhatian AS pada isu fentanyl. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent menyatakan bahwa perundingan telah mencapai “kemajuan substansial.”

Penasihat ekonomi Gedung Putih, Hassett, sebelumnya mengatakan kepada Fox News bahwa pihak Tiongkok sangat ingin memulai kembali hubungan dagang dengan AS.

“Kelihatannya mereka (Tiongkok) benar-benar, sangat ingin kembali ke kondisi normal,” kata Hassett.(hui/yn)

India–Pakistan Sepakat Gencatan Senjata, Malam Pertama Tanpa Serangan – India Buka Kembali 32 Bandara

EtIndonesia. Setelah empat hari saling serang yang menewaskan sedikitnya 60 orang dan memaksa ribuan warga mengungsi, India dan Pakistan akhirnya sepakat melakukan gencatan senjata pada 10 Mei dengan mediasi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pada hari Senin (12 Mei), India menyatakan bahwa kedua negara mengalami “malam pertama yang tenang” dan mengumumkan pembukaan kembali 32 bandara. Para pemimpin militer dari kedua negara juga dijadwalkan membahas langkah-langkah selanjutnya.

Militer India mengatakan: “Di wilayah Kashmir dan sepanjang perbatasan India–Pakistan… semalam sebagian besar tetap tenang, tanpa laporan insiden apa pun. Ini adalah malam pertama yang damai dalam beberapa hari terakhir.”

Awalnya, masyarakat internasional meragukan efektivitas gencatan senjata tersebut, sebab tak lama setelah Trump mengumumkan gencatan senjata secara mengejutkan di media sosial, kedua pihak kembali saling menuduh melanggar perjanjian dalam hitungan jam.

Menurut laporan Central News Agency, kota perbatasan Poonch di wilayah Kashmir yang dikuasai India juga mengalami dua malam berturut-turut tanpa suara tembakan atau serangan artileri. Poonch merupakan salah satu daerah yang paling terdampak dalam konflik ini, dengan sedikitnya 12 warga tewas dan sekitar 60.000 penduduk kota itu mayoritas telah mengungsi.

Otoritas Pengelola Bandara India (Airports Authority of India, AAI) pada hari Senin mengumumkan dalam pernyataan bahwa 32 bandara domestik yang sebelumnya menghentikan layanan penerbangan sipil akibat konflik India–Pakistan kini dibuka kembali.

IndiGo, salah satu maskapai penerbangan terbesar di India, juga mengumumkan bahwa mereka akan secara bertahap mengaktifkan kembali rute-rute yang sempat dihentikan.

Otoritas bandara Pakistan telah lebih dahulu membuka kembali wilayah udara mereka sepenuhnya pada 10 Mei.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri India pada 10 Mei telah mengumumkan bahwa para kepala operasi militer India dan Pakistan dijadwalkan mengadakan pembicaraan pada pukul 12 siang waktu setempat pada 12 Mei. Namun, Pakistan belum memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar dari Reuters.(hui/yn)

AS – Tiongkok Mencapai Kesepakatan : Tiongkok Turunkan Hingga 10%, AS Turunkan ke 30%

EtIndonesia. Amerika Serikat dan Tiongkok pada hari Senin (12/5) , mengumumkan penangguhan sebagian tarif perdagangan selama 90 hari, setelah menyelesaikan perundingan dagang intensif di Jenewa, Swiss. Dalam pernyataan bersama, kedua belah pihak menyampaikan bahwa:

  • Tiongkok akan menurunkan tarif atas produk impor dari AS dari 125% menjadi 10%
  • Amerika Serikat akan menurunkan tarif atas produk impor dari Tiongkok dari 145% menjadi 30%

Kedua pihak menyebut telah mencapai kemajuan substansial dalam dialog dagang, yang menjadi sinyal kuat meredanya tensi dalam perang dagang dua negara ekonomi terbesar dunia ini.

Detail Kesepakatan dan Penjelasan Pejabat

Menurut laporan Bloomberg dan CNN, kesepakatan diumumkan menjelang sore waktu Beijing. Pemerintah AS menyatakan bahwa sebelum 14 Mei, pemerintahan Trump akan menurunkan tarif dari 145% menjadi 30%, sementara Tiongkok juga akan menurunkan tarif dari 125% menjadi 10%.

Namun, tarif AS atas produk yang terkait dengan fentanyl tidak termasuk dalam penangguhan ini.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jenewa, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent bersama Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer menyampaikan bahwa: “Kami telah menyepakati penangguhan selama 90 hari dan penurunan tarif secara besar-besaran. Kedua pihak akan menurunkan tarif mereka terhadap produk satu sama lain sebesar 115% secara total.”

Sementara itu, Gedung Putih dalam pernyataan resminya mengonfirmasi bahwa kebijakan “tarif setara” akan sementara diturunkan dari 125% menjadi 10%.

Sikap Tiongkok dan Rencana Lanjutan

Pihak Tiongkok belum memberikan banyak komentar di luar pernyataan resmi bersama. Dalam konferensi pers rutin, Kementerian Luar Negeri Tiongkok tidak menambahkan informasi lebih lanjut. Namun, dokumen resmi menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri, He Lifeng akan terus memimpin negosiasi lanjutan bersama Bessent dan Greer, baik di Tiongkok, AS, maupun negara ketiga yang disepakati bersama.

Negosiasi lanjutan akan dilakukan pada level teknis untuk menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi dan perdagangan.

Reaksi Pasar Global

Pengumuman ini langsung memicu gejolak positif di pasar global:

  • Dow Jones Futures melonjak 945 poin (+2,3%)
  • S&P 500 Futures naik 2,8%
  • Nasdaq Futures melonjak 3,6%
  • Nilai tukar dolar AS menguat 0,3% terhadap yen dan euro, mencapai level tertinggi dalam sebulan
  • Obligasi pemerintah AS mengalami tekanan jual
  • Harga minyak internasional naik, sementara emas turun lebih dari 2%

Di Asia, Indeks Hang Seng Hong Kong yang sebelumnya naik sekitar 200 poin, meledak naik hingga 719 poin (+3,1%) pada pukul 15.00 waktu setempat. Nasdaq Futures pun melonjak 700 poin, dan Dow Jones Futures naik lebih dari 900 poin.

Bursa saham Eropa turut menyambut positif:

  • FTSE 100 Inggris naik 50 poin
  • DAX Jerman naik 360 poin
  • CAC 40 Prancis naik 1,3%

Nada Berbeda dalam Konferensi Pers Kedua Negara

Menurut Bloomberg, dalam konferensi pers masing-masing, AS dan Tiongkok menyampaikan nada yang sedikit berbeda.

Bessent dan Greer menekankan bahwa diskusi berlangsung substansial dan konstruktif, serta merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mencegah eskalasi tarif lebih lanjut.
 

Bessent juga menegaskan bahwa: “Kedua negara sama-sama tidak menginginkan pemisahan ekonomi (decoupling).”

Namun hingga berita ini diturunkan, pejabat Tiongkok belum memberikan keterangan tambahan di luar pernyataan bersama.

Isi Resmi Pernyataan Bersama

Mengutip siaran resmi kantor berita Xinhua, Pemerintah Tiongkok dan Amerika Serikat menyatakan bahwa:

  • Tiongkok akan menyesuaikan tarif berdasarkan pengumuman Komisi Tarif No.4 Tahun 2025, menangguhkan tarif tambahan 24% atas produk AS selama 90 hari, sambil tetap memberlakukan 10% tarif sisanya.
  • Tiongkok juga akan membatalkan tambahan tarif berdasarkan Pengumuman No.5 dan No.6 Tahun 2025, serta menangguhkan berbagai langkah balasan non-tarif yang diberlakukan sejak 2 April 2025.
  • Di sisi AS, tarif dari Executive Order No. 14257 (2 April 2025) akan diturunkan: 24% tarif ditangguhkan sementara 10% tetap diberlakukan.
  • AS juga akan membatalkan tambahan tarif berdasarkan Executive Order No. 14259 (8 April) dan Executive Order No. 14266 (9 April).

Kesimpulan

Kesepakatan ini membuka jalan untuk meredakan ketegangan dagang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan memberikan angin segar bagi pelaku pasar global yang selama ini dihantui ketidakpastian kebijakan tarif. Namun, penangguhan ini hanya berlaku selama 90 hari, sehingga arah selanjutnya akan sangat tergantung pada kelanjutan diplomasi dan komitmen kedua negara. (jhn/yn)

AS Izinkan Jerman Kirim 100 Rudal Patriot dan 125 Roket Jarak Jauh ke Ukraina

EtIndonesia. Menurut laporan The New York Times pada 10 Mei, Amerika Serikat telah memberikan izin kepada Jerman untuk mengalihkan 100 rudal pertahanan udara Patriot dan 125 roket jarak jauh ke Ukraina. Izin ini dikonfirmasi pada 9 Mei dan mencerminkan komitmen berkelanjutan Barat dalam mendukung militer Ukraina, sekaligus menandakan adanya perubahan sikap AS terhadap konflik Rusia-Ukraina.

Sebagai produsen utama amunisi tersebut, Amerika Serikat sebelumnya enggan memberikan secara langsung sistem rudal Patriot dan roket jarak jauh karena khawatir konflik dengan Rusia akan meningkat tajam. Oleh karena itu, AS memilih jalur tidak langsung dengan mengizinkan sekutunya, seperti Jerman, untuk menyalurkan bantuan tersebut, demi mengurangi risiko konfrontasi langsung dengan Moskow.

Jerman, yang kini memainkan peran semakin krusial dalam NATO, telah menjadi pemberi bantuan militer terbesar kedua untuk Ukraina, dengan total bantuan mencapai lebih dari 28 miliar euro. Bantuan tersebut meliputi tank, artileri, dan sistem pertahanan udara. Rudal Patriot yang dikirimkan kali ini mampu mencegat rudal balistik dan rudal jelajah, sehingga sangat penting bagi pertahanan Ukraina, apalagi mengingat Rusia baru-baru ini meningkatkan serangan dengan rudal balistik—menjadikan bulan April sebagai bulan dengan jumlah korban sipil terbanyak sejak awal perang.

Adapun 125 roket jarak jauh yang akan dikirim kemungkinan adalah amunisi untuk sistem M270 atau HIMARS, yang telah terbukti sangat efektif saat digunakan Ukraina dalam serangan balasan tahun 2022, khususnya untuk menghancurkan logistik dan gudang persenjataan Rusia secara presisi.

Kunjungan Kanselir Jerman yang baru, Friedrich Merz, ke Kyiv pada 10 Mei semakin mempertegas posisi Berlin. Dalam kunjungannya, Merz menyatakan kembali dukungan penuh Jerman kepada Ukraina dan mendesak Rusia agar segera menghentikan serangan militer. Bantuan militer ini sekaligus mencerminkan pergeseran besar dalam kebijakan pertahanan Jerman serta memperkuat solidaritas dan kesatuan NATO dalam menghadapi ancaman dari Rusia.(jhn/yn)

Kota Surgawi: Sebuah Kota Cemerlang yang Dikelilingi Bintang-bintang

EtIndonesia. Foto yang mengejutkan dunia ini pertama kali muncul dalam edisi 8 Februari 1994 majalah Amerika Weekly World News. Majalah tersebut mengklaim bahwa gambar ini diambil oleh Teleskop Hubble pada tanggal 26 Desember 1993, sehari setelah Hari Natal. Seorang peneliti NASA dikabarkan menyelundupkan foto itu keluar dan menyerahkannya kepada media untuk dipublikasikan secara diam-diam.

Dalam foto tersebut tampak jelas bahwa di tengah hamparan kosmos, terdapat sebuah kota yang bercahaya memukau, dikelilingi oleh bintang-bintang. Bentuk kota itu sangat terperinci: menara, pilar, kubah bangunan, bahkan menara pengawas terlihat dengan sangat jelas. Banyak yang bertanya-tanya—apakah ini adalah kota surga yang selama ini hanya ada dalam legenda.

Dr. Marcia Masson, seorang ilmuwan perempuan yang dikutip dalam laporan itu, menyebut pernyataan dari seorang ahli NASA yang mengatakan bahwa kota itu benar-benar surgawi, karena “tidak mungkin ada bentuk kehidupan yang bisa bertahan di ruang hampa yang dingin dan tanpa udara.”

Penemuan yang Bermula dari Sebuah Titik Kabur

Bagaimana foto ini bisa tertangkap? Semuanya bermula dari penemuan tak sengaja oleh Profesor Ken Wilson dari Universitas Florida. Saat itu, meskipun internet belum secanggih sekarang, NASA sudah mengunggah hasil foto Hubble ke situs web mereka untuk kepentingan penelitian umum.

Suatu hari, Wilson melihat sebuah titik kabur di salah satu foto. Dengan menggunakan kaca pembesar, dia meneliti foto itu lebih detail dan merasa bahwa bentuk kabur tersebut tidak biasa. Dia kemudian melaporkan temuannya ke NASA.

Hubble sendiri mengorbit sekitar 325 mil di atas permukaan Bumi, jauh di atas lapisan atmosfer yang bisa menyebabkan distorsi gambar. Para pakar NASA pun mengeliminasi kemungkinan bahwa kaburnya gambar disebabkan oleh gangguan atmosfer atau kerusakan lensa. Karena keanehan ini dianggap serius, NASA menggelar rapat darurat, lalu memutuskan untuk meningkatkan resolusi teleskop dan mengarahkan kembali Hubble tepat ke titik tersebut guna memotret ulang area itu secara lebih jelas.

Tanggal 2 Desember 1993, pesawat luar angkasa Endeavour mengirim tujuh astronot untuk melakukan pemeliharaan dan peningkatan sistem Hubble. Setelah semuanya siap, pada 26 Desember, hari pengungkapan kebenaran pun tiba.

Kota yang Muncul dari Kabut Antariksa

Konon, ketika Hubble kembali memotret area tersebut, para ilmuwan berkumpul di sebuah ruang laboratorium NASA, memperhatikan layar proyeksi besar di dinding. Apa yang sebelumnya hanyalah kabut samar kini menjadi semakin jelas, dan akhirnya, sebuah kota bercahaya muncul dari kegelapan antariksa.

Meski tampak kecil—tak lebih besar dari telapak tangan di layar—kota ini sesungguhnya sangat besar, membentang miliaran kilometer, dan bergerak seiring dengan galaksi di sekitarnya, bukan benda statis yang diam di tempat.

Setelah foto tersebut bocor ke publik, banyak pihak meminta klarifikasi dari NASA. Namun, juru bicara NASA menolak memberikan komentar, hanya menyatakan bahwa pihak mereka masih “menunggu hasil analisis lebih lanjut dari foto 26 Desember.” Meskipun begitu, desas-desus menyebar cepat. Ada yang menyebut bahwa foto ini sampai menarik perhatian Presiden Bill Clinton saat itu, bahkan Paus Yohanes Paulus II kabarnya meminta salinan foto tersebut dikirim ke Vatikan. Namun karena NASA tidak pernah memberikan tanggapan resmi, Vatikan pun memilih untuk menangani masalah ini secara tertutup dan tidak mempublikasikannya.

Gema yang Muncul Kembali Setelah 15 Tahun

Walau foto dari Weekly World News ini sangat mengejutkan, publik saat itu tidak terlalu memperhatikannya. Barulah pada tahun 2009, majalah tersebut kembali menerbitkan ulang artikel dan foto tersebut, dan kali ini meledak menjadi sensasi di seluruh dunia maya.

Banyak orang langsung membuka arsip foto NASA dan berburu gambar-gambar aneh lainnya. Salah satu yang paling menggemparkan adalah foto sebuah nebula berbentuk persegi berwarna merah. Nebula itu terlihat memiliki struktur bertingkat seperti tangga, seolah-olah difoto dari atas sebuah piramida kuno. Beberapa orang bahkan menyebutnya “tangga menuju surga.”

Nebula ini terdaftar dengan kode HD 44179, terletak di konstelasi Unicorn (Monoceros), berjarak sekitar 2.300 tahun cahaya dari Bumi. Di pusatnya terdapat sistem bintang ganda yang sekarat. Normalnya, cahaya dari bintang akan memancar merata ke segala arah dan membentuk struktur bulat. Tapi dalam kasus ini, struktur persegi yang jelas sangat tidak biasa, dan sampai hari ini, fenomena ini masih menjadi misteri bagi para astronom.

Apakah benar ada kota surgawi di antara bintang-bintang, atau ini hanya ilusi optik, kebocoran data, atau bahkan kisah fiksi yang menyusup ke tengah realitas ilmiah?

Yang jelas, kisah ini mengingatkan kita bahwa semesta menyimpan lebih banyak rahasia daripada yang bisa kita bayangkan. Dan mungkin, di suatu sudut langit yang jauh, ada kota bercahaya yang menunggu ditemukan kembali. (jhn/yn)

India Hampir Picu Kiamat Asia Timur? Rudal Nyaris Hantam Fasilitas Nuklir Milik Pakistan, AS Langsung Turun Tangan

EtIndonesia. Setelah pengumuman gencatan senjata mendadak pada awal Mei, medan pertempuran di Asia Selatan berubah dari hiruk-pikuk menjadi sunyi senyap. Namun yang paling menakutkan bukanlah tembakan atau ledakan di medan perang, melainkan sebuah aksi sepihak penuh risiko dari India yang dilakukan tepat sebelum gencatan senjata diumumkan—yakni serangan rudal yang hampir memicu perang nuklir dan menjadikan krisis ini sebagai ancaman global.

Menurut laporan The New York Times pada 11 Mei, alasan sebenarnya Amerika Serikat tiba-tiba mengubah sikap dan aktif menengahi konflik bukan karena kesadaran akan perdamaian, melainkan karena sebuah rudal India nyaris menghantam fasilitas nuklir penting milik Pakistan. 

Sumber anonim menyebutkan bahwa beberapa jam sebelum gencatan senjata diumumkan, Angkatan Udara India melancarkan serangan kejutan terhadap sejumlah target strategis di Pakistan. Salah satu yang paling utama adalah Pangkalan Udara Nur Khan, yang merupakan pusat komando udara strategis Pakistan dan terletak sangat dekat dengan fasilitas pengelolaan senjata nuklir negara tersebut. Bila titik jatuh rudal tersebut meleset sedikit saja, Pakistan bisa menganggapnya sebagai ancaman strategis serius dan memicu reaksi nuklir sebagai bentuk pembalasan.

Namun yang lebih mengejutkan lagi adalah target serangan lainnya: Pegunungan Kirana, yang dikenal dengan nama sandi “Gunung Hitam”, merupakan lokasi paling rahasia bagi penelitian dan penyimpanan senjata nuklir Pakistan. 

Citra satelit dan analisis lintasan rudal dari berbagai lembaga intelijen menunjukkan bahwa sebuah rudal BrahMos milik India menghantam mulut terowongan di kawasan tersebut. Meski tidak menyebabkan kerusakan langsung pada instalasi bawah tanah, lokasi jatuhnya rudal sangat sensitif dan langsung memicu kewaspadaan global akan potensi eskalasi.

Pentagon pun menaikkan siaga. Sebuah pesawat intai nuklir B-350 AMS milik militer AS segera diterbangkan dari pangkalan luar negeri dan melakukan patroli intensif di wilayah udara Pakistan. Banyak media internasional menilai bahwa tindakan ini merupakan tanggapan langsung AS terhadap ancaman krisis nuklir yang sangat nyata.

Yang menarik, dalam konferensi pers setelah gencatan senjata diumumkan, militer Pakistan dengan tegas menyatakan bahwa mereka “tidak pernah meminta campur tangan pihak ketiga”, seolah ingin menegaskan bahwa proses mediasi bukan berasal dari inisiatif Islamabad. Pernyataan ini dianggap sebagai sanggahan terhadap narasi beberapa media Barat yang justru menyebut India sebagai pihak yang lebih “tenang dan terkendali.” Berdasarkan berbagai sumber yang saling mendukung, pihak yang sebenarnya meminta penghentian konflik adalah India sendiri.

Beberapa narasumber yang memahami dinamika keamanan Asia Selatan menyebutkan bahwa setelah peluncuran rudal, India mulai menyadari bahwa mereka telah nyaris melintasi “garis merah nuklir” milik Pakistan. Dalam kepanikan, India pun mencari jalan keluar melalui perantara diplomatik. Aksi militer yang dimulai dengan provokasi berani justru berakhir dengan ketakutan dan keraguan.

Seorang penasihat keamanan kawasan yang enggan disebut namanya bahkan menyindir, “India bukan dihentikan oleh diplomasi, tapi dihentikan oleh rasa takutnya sendiri.”

Namun, gencatan senjata yang mendadak ini tidak disertai mekanisme pemantauan, perjanjian pengendalian wilayah, atau proses penarikan pasukan. Bisa dikatakan ini hanyalah tombol “jeda” sementara, bukan solusi permanen. India tampak ingin menarik diri dengan cepat, sedangkan Pakistan berharap dunia internasional dapat melihat siapa sebenarnya yang menjadi provokator utama. Krisis yang hampir mencapai ambang perang nuklir namun tiba-tiba mereda ini menjadi peringatan keras bahwa kawasan ini sangat rentan terhadap salah perhitungan dan keputusan sembrono.

Situasi ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan militer India masih rentan terhadap inkonsistensi dan kesalahan strategi, serta minimnya kendali terhadap risiko eskalasi bersenjata. Dalam konteks kekuatan militer India dan Pakistan yang kini tak lagi timpang seperti dulu, satu kesalahan kecil saja bisa memicu efek domino yang mengacaukan seluruh sistem keamanan Asia Selatan.

Gencatan senjata tidak berarti konflik telah berakhir, justru memperlihatkan betapa rapuhnya stabilitas strategis kawasan ini. Ketegangan militer yang hanya berhenti karena alasan “nuklir” ini mengungkap bahwa India sebagai salah satu kekuatan regional sedang bermain api di tepi jurang perang besar. Sementara itu, menyelesaikannya dengan embel-embel “mediasi pihak ketiga” hanyalah sekadar kosmetik diplomatik untuk menutupi aksi militer yang hampir lepas kendali.(jhn/yn)

“Generasi Paling Sial” Hidupnya Penuh Nestapa: Tak Mampu Beli Rumah, Dana Pensiun pun Hampir Kering

EtIndonesia. Apakah kamu termasuk dalam daftar ini? Generasi Z mengeluh bahwa media sosial telah menghancurkan masa kecil mereka, Generasi Milenial pasrah karena tak mampu membeli rumah, dan Generasi Baby Boomers khawatir karena masa pensiun tak terjamin.

Tampaknya setiap generasi memiliki beban dan tantangannya masing-masing. Namun baru-baru ini, majalah ternama The Economist secara spesifik menunjuk Generasi X (mereka yang lahir antara tahun 1965 hingga 1980) sebagai “generasi paling sial sepanjang sejarah”. 

Mereka dinilai bukan hanya tak mampu membeli rumah, tetapi juga mengalami pertumbuhan upah paling lambat, serta kemungkinan besar akan menjadi kelompok pertama yang terdampak runtuhnya sistem pensiun dan pemotongan besar-besaran terhadap tunjangan sosial.

Dalam laporan berdasarkan survei lembaga riset pasar Ipsos di 30 negara, The Economist menyatakan bahwa sebanyak 31% anggota Generasi X menilai diri mereka “kurang bahagia” atau “sama sekali tidak bahagia”, jauh lebih tinggi dibanding Generasi Z maupun Milenial. Terjepit di antara Generasi Baby Boomers dan Milenial, Generasi X menghadapi bukan hanya krisis paruh baya yang berkaitan dengan kesehatan dan karier, tetapi juga tekanan ganda karena harus membesarkan anak-anak sekaligus merawat orangtua yang sudah lanjut usia.

Di Amerika Serikat, Generasi X menghabiskan rata-rata 5% dari pengeluaran mereka untuk merawat anak-anak di bawah usia 18 tahun atau orangtua di atas usia 65 tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Generasi Baby Boomers yang hanya menghabiskan 2%. Sementara itu, di negara-negara Eropa seperti Italia dan Spanyol, makin banyak anak muda yang karena tekanan ekonomi memilih tetap tinggal bersama orangtua, membuat beban keuangan keluarga Generasi X semakin berat.

Meskipun pendapatan riil Generasi X (yang telah disesuaikan dengan inflasi) secara statistik lebih tinggi daripada generasi orangtua mereka, laju pertumbuhannya adalah yang paling lambat di antara semua generasi. The Economist menekankan bahwa ketika Generasi X seharusnya berada dalam masa keemasan karier mereka, yakni di usia 30 hingga 40 tahun, mereka justru dihadapkan pada kehancuran gelembung dot-com awal 2000-an dan krisis keuangan global tahun 2008. Saat Baby Boomers menikmati hasil pensiun dan Milenial mendapat keuntungan dari booming pasar saham, Generasi X justru mengalami “dekade yang hilang”, kehilangan momentum untuk mengakumulasi kekayaan secara cepat.

Masalah lain yang tak kalah berat adalah sektor properti—ibarat mimpi buruk yang tak berkesudahan. Banyak anggota Generasi X kesulitan mendapatkan pinjaman karena kredit yang ketat atau harus menanggung bunga hipotek yang melonjak. Tak sedikit dari mereka gagal membayar cicilan dan rumah mereka disita, memaksa mereka kembali menyewa rumah dan gagal memiliki aset riil. Penelitian Universitas Arkansas Tengah di AS mengungkapkan bahwa pada usia 31 tahun, kekayaan rata-rata Generasi Milenial dan Generasi Z sudah dua kali lipat lebih tinggi daripada kekayaan rata-rata Generasi X pada usia yang sama. Tren kesenjangan kekayaan ini juga terlihat di berbagai negara Eropa.

Namun yang paling membuat Generasi X merasa putus asa bukan hanya karena kesulitan yang mereka alami saat ini, tetapi juga kekhawatiran yang membayangi masa depan. Dana jaminan sosial Amerika diprediksi akan habis pada tahun 2033, tepat ketika mayoritas Generasi X mulai memasuki usia pensiun. Hal ini berarti mereka berpotensi menghadapi pemotongan dana pensiun sebesar 20% hingga 25%. Dan ini bukan hanya terjadi di AS—banyak negara Eropa juga menghadapi krisis serupa, yang bisa menjadikan Generasi X sebagai generasi pertama di abad 21 yang benar-benar ditinggalkan oleh sistem jaminan sosial.

Ekonom David Blanchflower dalam teorinya yang terkenal, “Kurva U Kebahagiaan Hidup,” juga memperkuat gambaran suram ini. Teori tersebut menyatakan bahwa tingkat kebahagiaan manusia cenderung tinggi saat muda dan di usia tua, namun mencapai titik terendah saat paruh baya—dan Generasi X saat ini tepat berada di lembah gelap tersebut.

Kategori Generasi Berdasarkan Tahun Kelahiran:

  • Generasi Baby Boomers: Lahir antara tahun 1946 hingga 1964
  • Generasi X: Lahir antara tahun 1965 hingga 1980
  • Generasi Milenial (Y): Lahir antara tahun 1981 hingga 1996
  • Generasi Z: Lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010-an.(jhn/yn)

Apa pun Ukuran Rumahmu, Jangan Biarkan Pintu Menghadap 4 Benda Ini

EtIndonesia. Masyarakat Tionghoa sejak dahulu sangat memperhatikan feng shui, terutama dalam pembangunan dan penataan rumah. Di antara berbagai kepercayaan turun-temurun, ada satu pepatah yang dikenal dengan istilah: “Empat yang Tak Boleh Terlihat Saat Masuk Rumah”. Artinya, ada empat jenis benda yang tidak sebaiknya langsung terlihat begitu seseorang membuka pintu rumah, karena dipercaya dapat memengaruhi keberuntungan dan kesejahteraan keluarga.

 Apa saja empat benda tersebut?

1. Cermin

Banyak orang meletakkan cermin di dekat pintu masuk rumah agar lebih praktis—misalnya untuk memeriksa penampilan sebelum pergi. Namun, kebiasaan ini sebenarnya tidak dianjurkan.

Dari sudut pandang feng shui:

  • Cermin dianggap sebagai benda yang membawa unsur dingin dan energi negatif, mudah mengundang “gangguan” atau aura buruk.
  • Menaruh cermin di pintu masuk dipercaya dapat menghalangi aliran rezeki dan mendatangkan ketegangan dalam rumah tangga.
  • Secara praktis, cahaya yang dipantulkan cermin bisa mengganggu penglihatan, bahkan menimbulkan ketidaknyamanan dalam aktivitas sehari-hari.

Oleh karena itu, meski tidak percaya feng shui, menghindari pemasangan cermin di pintu masuk tetaplah bijak demi kenyamanan dan harmoni rumah tangga.

2. Barang Berharga

Ada pepatah bijak yang berbunyi: “Jangan pamer kekayaan”. Artinya, harta tidak sebaiknya ditunjukkan secara terbuka karena bisa mengundang bahaya.

Namun dalam kenyataan, sebagian orang sengaja memajang barang mahal seperti perhiasan, karya seni, atau barang antik di tempat yang langsung terlihat saat orang masuk rumah—demi gengsi atau ingin dipandang lebih tinggi.

Tindakan ini sangat berisiko:

  • Bisa mengundang kecemburuan sosial atau bahkan niat jahat, terutama dari orang yang berniat buruk.
  • Contohnya, seorang influencer di Malaysia pernah memamerkan perhiasan emas saat live streaming, hingga akhirnya rumahnya disatroni perampok, seluruh barang berharga digasak, bahkan dia sendiri terluka.

Demi keamanan, sebaiknya:

  • Hindari meletakkan barang mewah di dekat pintu rumah atau area yang mudah terlihat dari luar.
  • Rumah yang aman dan sederhana sering kali justru membawa ketenangan bagi penghuninya.

3. Tanaman Layu atau Mati

Tanaman hijau adalah simbol kehidupan, kesegaran, dan pertumbuhan. Menaruh tanaman di rumah dapat menyegarkan suasana, memperindah ruangan, dan membantu membersihkan udara.

Namun sebaliknya, tanaman yang layu atau mati justru membawa energi negatif:

  • Dalam feng shui, tanaman kering dianggap sebagai simbol kemalangan atau kesialan, bahkan bisa membawa pengaruh buruk pada kesehatan penghuni rumah.
  • Secara ilmiah, tanaman busuk dapat mengeluarkan bau tak sedap, menjadi sarang bakteri dan serangga.

Jadi, jangan biarkan tanaman yang sudah mati tetap berada di pintu masuk rumah. Gantilah segera dengan tanaman baru yang segar agar rumah terasa hidup dan sehat.

4. Benda Tajam atau Senjata

Benda-benda tajam seperti pedang hias, pisau besar, tombak, atau ornamen berujung runcing, walaupun tampak artistik, sebaiknya tidak diletakkan di pintu masuk rumah.

Alasannya:

  • Dari sisi keselamatan: Pintu masuk adalah tempat dengan lalu lintas orang paling tinggi. Meletakkan benda tajam di sana berisiko menimbulkan cedera, apalagi jika ada anak kecil di rumah.
  • Dari sudut feng shui: benda tajam mengandung aura agresif dan konfrontatif, yang bisa memicu konflik, pertengkaran, dan gangguan energi di dalam rumah.

Demi keamanan dan keharmonisan keluarga, jauhkan benda-benda seperti itu dari area pintu utama.

Kesimpulan

Tata letak dan penataan pintu masuk rumah bukan hanya soal estetika, tetapi juga berkaitan dengan kenyamanan, keselamatan, dan energi positif dalam rumah tangga.

Maka, apa pun ukuran rumahmu—besar atau kecil—hindarilah menempatkan:

  1. Cermin,
  2. Barang berharga,
  3. Tanaman yang layu atau mati,
  4. Benda tajam,

Tepat di depan pintu masuk.

Ini bukan sekadar mitos atau takhayul, melainkan hikmah dari pengalaman hidup ribuan tahun yang diwariskan oleh para leluhur. (jhn/yn)

Kebiasaan Buruk Saat di Toilet Ini Jauh Lebih Jorok dari Tidak Cuci Tangan

EtIndonesia. Pagi ini, saat saya duduk di atas toilet, algoritma media sosial dengan “presisi tinggi” merekomendasikan saya sebuah video berjudul: “Flush Toilet Wajib Tutup Penutupnya!”

Isi videonya mengatakan bahwa jika menyiram toilet tanpa menutup penutupnya, maka bakteri bisa terpercik ke udara dan melayang-layang hingga 90 menit!

Gila, saya sudah hidup selama ini dan belum pernah sekalipun menutup penutup toilet saat menyiram…

Kalian gimana?

Saya yakin saya bukan satu-satunya yang seperti itu!

Kalau isi video itu benar, berarti selama ini kita sudah menghirup entah berapa banyak bakteri! Apakah ini membahayakan kesehatan? Dan, benarkah ini semua?

Saya langsung cari berbagai referensi ilmiah. Yuk, simak bersama!

Seberapa “jorok” menyiram toilet tanpa menutup penutupnya?

Buat kamu yang sama seperti saya, selalu menyiram toilet tanpa menutup penutupnya—sayangnya, isi video itu memang benar adanya.

Sebuah studi ilmiah berjudul “Potential for aerosolization of Clostridium difficile after flushing toilets: the role of toilet lids in reducing environmental contamination risk” menyebutkan bahwa:

Tidak menutup penutup toilet saat menyiram bisa menyebarkan superbakteri Clostridium difficile melalui udara.

Sekilas tentang Clostridium difficile (C. difficile):

Bakteri ini secara alami terdapat di tanah, rumput kering, pasir, feses manusia dan hewan seperti sapi, keledai, anjing, hingga tikus. Dalam kondisi normal, keberadaannya di usus manusia tidak berbahaya.

Namun, jika seseorang mengonsumsi antibiotik atau memiliki daya tahan tubuh rendah, bakteri ini bisa berkembang biak tak terkendali dan menghasilkan toksin penyebab diare, mual, demam, bahkan bisa memicu radang usus besar atau megakolon toksik.

Peneliti menguji dua jenis toilet dan menganalisis jumlah bakteri yang melayang di udara setelah penyiraman, pada tiga titik tinggi:

  • sejajar dudukan,
  • 10 cm di atas dudukan,
  • 25 cm di atas dudukan.

Hasilnya:

  • Dalam 30 menit pertama setelah menyiram toilet TANPA menutup penutupnya:
    • Udara di ketinggian dudukan toilet mengandung rata-rata 35 koloni C. difficile.
    • 10 cm di atas terdeteksi 6 koloni.
    • 25 cm di atas masih ada 7 koloni.

Beberapa dari kalian mungkin berpikir: “Oke, itu di 30 menit pertama, kalau lebih lama gimana? 

Bakterinya hilang?”

Ternyata tidak!

Walau jumlahnya menurun seiring waktu, setelah 90 menit pun, udara di 25 cm atas toilet masih mengandung bakteri. Bahkan, lantai, tangki air, dan dudukan toilet pun juga tercemar.

Apa bedanya kalau penutup toilet ditutup?

Studi menunjukkan bahwa menutup penutup toilet saat menyiram secara signifikan mencegah penyebaran bakteri ke lingkungan sekitar.

Meski riset terbaru tahun 2023 menyebut bahwa penutup toilet hanya menghalangi sebagian bakteri dan kurang efektif terhadap virus, tetap saja: lebih baik ditutup daripada tidak sama sekali!

Selain menutup penutup toilet, hal-hal ini juga penting saat memakai toilet:

1. Disarankan pria buang air kecil sambil duduk (terutama di toilet bersama)

Banyak pria enggan buang air kecil sambil duduk karena merasa tidak nyaman, kurang “macho”, atau bahkan menganggapnya tidak sehat.

Tapi fakta ilmiah berkata lain.

Sebuah studi berjudul “Evaluation of Impact of Voiding Posture on Uroflowmetry Parameters in Men” mengamati 740 pria berusia 18–77 tahun, baik yang sehat maupun yang memiliki pembesaran prostat.

Hasilnya:

  • Pada pria di atas 50 tahun, buang air kecil sambil duduk secara signifikan mengurangi sisa urine di kandung kemih.
  • Setiap penambahan 10 ml sisa urine, risiko infeksi saluran kemih (ISK) meningkat 5%.
  • Duduk membantu melonggarkan otot panggul → pembuangan lebih maksimal.

Dan yang terpenting:

Duduk tidak mengganggu kesehatan pria sehat. Tidak memengaruhi prostat maupun fungsi seksual.

Alasan kedua (yang juga sangat penting): demi orang lain di rumah, khususnya perempuan.

Karena saat buang air kecil sambil berdiri, cipratan mikroskopis tak terhindarkan—menyebar ke:

  • lantai kamar mandi,
  • dinding,
  • tepi toilet.

Perempuan lebih rentan ISK karena uretra yang pendek dan dekat dengan anus. Maka, jika tinggal serumah dengan perempuan, lebih baik duduk.

2. Jangan menyiram saat masih di atas toilet

Banyak orang menyiram saat masih duduk karena merasa toilet bau dan ingin cepat “mengusir” baunya.

Tapi ini berisiko.

Saat air berputar menyiram, percikan kecil bisa mengenai organ intim, yang berisiko memicu infeksi saluran kemih atau iritasi.

3. Jangan menyiram pakai air dari ember

Ini sering dilakukan dengan alasan menghemat air. Tapi tahukah kamu:

  • Arah dan kekuatan aliran air dari ember tidak konsisten.
  • Bisa tidak bersih maksimal → bakteri menumpuk.
  • Berpotensi merusak sistem pipa dalam jangka panjang.

4. Setelah menggunakan toilet, WAJIB cuci tangan

Meski diajarkan sejak kecil, kenyataannya hanya 67% orang yang benar-benar cuci tangan setelah dari toilet.

Meski merasa “nggak nyentuh apa-apa”, tanganmu tetap bisa tertempel bakteri di udara dan menularkannya ke:

  • ponsel,
  • gagang pintu,
  • meja makan,
  • bahkan makanan!

Akibatnya bisa menyebabkan: diare, mual, muntah, sakit perut.

5. Gunakan pelapis dudukan toilet sekali pakai saat di toilet umum

Toilet umum rentan kotor dan jarang dibersihkan.

Pelapis dudukan sekali pakai dapat:

  • Mengurangi kontak langsung kulit dengan dudukan,
  • Meminimalisir risiko infeksi dari permukaan yang terkontaminasi.

Toilet Wajib Dibersihkan Rutin!

Mungkin kamu mulai berpikir:v”Kalau tutup toilet aja nggak bisa menghalangi virus, buat apa ditutup?”

Tenang—pembersih toilet bisa!

Riset menunjukkan:

  • Pembersih toilet bisa mengurangi virus hingga 99% di dalam toilet.
  • Bahkan sikat toilet pun bersih dari virus sampai 97.64% setelah dibersihkan dengan disinfektan.

Maka, bersihkan toilet secara rutin!

Seberapa sering?

Idealnya: minimal 1 kali seminggu secara menyeluruh.

Jangan lupa bersihkan juga:

  • Lingkar dudukan,
  • Tombol flush,
  • Dinding luar toilet,
  • Sikat toilet itu sendiri.

Catatan Penting!

Beberapa disinfektan mengandung PHMG-P (Polyhexamethylene guanidine phosphate) yang berpotensi berdampak negatif pada kesehatan dalam jangka panjang.

Jadi saat membersihkan toilet:

  • Pakai sarung tangan,
  • Hindari kontak langsung dengan kulit,
  • Selalu ventilasi ruangan selama dan setelah membersihkan.

Kesimpulan:

Menutup penutup toilet saat menyiram memang terlihat sepele, tapi punya dampak besar terhadap kesehatan. Ditambah dengan kebiasaan baik lainnya seperti cuci tangan dan rutin membersihkan toilet, kamu bisa menghindari banyak risiko infeksi.

Kalau kamu punya tips lain dalam menggunakan toilet yang sehat dan higienis, silakan bagikan di kolom komentar! (jhn/yn)

Ukraina Umumkan Gencatan Senjata 30 Hari — 4 Negara Eropa dan Trump: Jika Rusia Melanggar, Sanksi Berat Akan Dijatuhkan

EtIndonesia. Pada Sabtu (10/5), para pemimpin dari Inggris, Prancis, Jerman, dan Polandia mengunjungi ibu kota Ukraina, Kyiv, dan mengadakan pertemuan langsung dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Mereka juga melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk membahas upaya perdamaian.

Setelah pertemuan tersebut, pemerintah Ukraina segera mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan bahwa Ukraina dan negara-negara mitranya telah menyepakati gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari, dimulai pada 12 Mei. Jika Rusia menolak atau melanggar kesepakatan ini, maka negara tersebut akan menghadapi sanksi besar-besaran, dan negara-negara Barat berencana meningkatkan bantuan militer kepada Ukraina. Disebutkan pula bahwa Presiden Trump telah secara terbuka menyatakan dukungan terhadap inisiatif ini.

Kesepakatan Gencatan Senjata Ditandatangani: Berlaku Selama 30 Hari

Menurut laporan Reuters, setelah pertemuan di Kyiv dengan Presiden Zelenskyy, para pemimpin dari Inggris, Prancis, Jerman, dan Polandia segera menyatakan kesepakatan bersama mengenai gencatan senjata tanpa syarat.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer menyatakan dalam konferensi pers di Kyiv: “Kami semua yang berada di sini, bersama Amerika Serikat, menyerukan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin: Jika ia benar-benar menginginkan perdamaian, inilah saatnya untuk membuktikannya. Tidak ada lagi ‘jika’ atau ‘tapi’, tidak ada lagi syarat atau penundaan.”

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha menulis di platform media sosial X (sebelumnya Twitter) bahwa para pemimpin lima negara bersama Presiden Trump telah mengadakan pembicaraan yang membuahkan hasil besar.

Ukraina dan para sekutunya siap melaksanakan gencatan senjata menyeluruh di darat, laut, dan udara setidaknya selama 30 hari, dimulai pada 12 Mei.

Jika Rusia bersedia mematuhi dan memperbolehkan pengawasan efektif terhadap implementasi gencatan senjata serta langkah-langkah membangun kepercayaan, maka jalan menuju perundingan damai akan terbuka.

Kedutaan Besar AS Peringatkan Potensi Serangan Udara Besar di Ukraina

Sehari sebelumnya, tanggal 9 Mei, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kyiv mengeluarkan peringatan bahwa mereka menerima informasi intelijen mengenai kemungkinan serangan udara besar di Kyiv dalam beberapa hari ke depan.

Warga negara AS yang berada di Ukraina diminta tetap waspada tinggi dan segera mencari perlindungan jika terdengar sirene peringatan serangan udara.

Kedutaan menyarankan warga AS:

  • Mengidentifikasi lokasi tempat berlindung terdekat sebelumnya,
  • Mengunduh aplikasi peringatan serangan udara seperti Air Raid Siren atau Alarm Map untuk menerima notifikasi secara real-time,
  • Dan menyiapkan perlengkapan darurat seperti air, makanan, dan obat-obatan.

Dalam keadaan darurat, warga diminta untuk mengikuti instruksi resmi dari pemerintah Ukraina dan petugas penyelamat setempat.

Trump Secara Pribadi Akui Sulit Akhiri Perang

Saat kampanye dan awal masa jabatan, Presiden Donald Trump berjanji untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dalam 100 hari, namun batas waktu tersebut berakhir pada 29 April lalu.

Menurut laporan The Wall Street Journal tanggal 9 Mei, dalam sebuah pertemuan dengan para donor di klub pribadinya di Florida minggu lalu, Trump mengungkapkan frustrasi yang mendalam karena upaya mediasi perdamaian tidak berjalan mulus, bahkan menyebabkan dirinya sulit tidur.

Seorang donor bertanya kepada Trump tentang kekhawatiran terbesarnya dalam kebijakan luar negeri, dan Trump menjawab bahwa ia merasa negosiasi dengan Putin sangat sulit, karena Putin bersikeras ingin menguasai seluruh wilayah Ukraina.

Dalam beberapa minggu terakhir, Trump juga dikabarkan sering mengeluh kepada para stafnya bahwa Putin tidak menunjukkan keinginan untuk mengakhiri perang. Dia bahkan bertanya-tanya apakah Putin yang sekarang sudah berbeda dari era sebelumnya saat dia menjabat. Trump menyebut dirinya sangat terkejut atas serangan militer Rusia terhadap wilayah yang dihuni anak-anak.

Sikap AS dan Eropa Semakin Keras Terhadap Rusia

Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa baik pejabat Eropa maupun AS kini menganggap Putin sebagai penghalang utama bagi upaya damai.

Dalam lingkaran internal Gedung Putih, pendekatan terhadap konflik ini dikabarkan semakin keras, dengan penilaian bahwa Putin tidak lagi dapat dipercaya sebagai mitra dialog.(jhn/yn)

Para Pemimpin Eropa Berkumpul di Kyiv, Desak Rusia untuk Gencatan Senjata 30 Hari

EtIndonesia. Pada 10 Mei, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengumumkan bahwa para pemimpin dari Prancis, Inggris, Jerman, dan Polandia telah sepakat untuk menyerukan Rusia agar menerima usulan gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari, yang akan dimulai pada hari Senin (12/5).

Dengan dukungan dari Presiden Amerika, Serikat Donald Trump, para pemimpin Ukraina dan Eropa menyepakati rencana gencatan senjata tersebut pada hari Sabtu (10 Mei), dengan jadwal dimulai pada 12 Mei. Mereka juga memberikan tekanan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan bahwa apabila dia menolak mematuhi kesepakatan ini, maka Rusia akan menghadapi sanksi baru yang “berskala besar”.

Pengumuman ini disampaikan usai pertemuan para pemimpin dari Inggris, Prancis, Jerman, Polandia, dan Ukraina di Kyiv. Setelah itu, kelima pemimpin tersebut mengadakan panggilan telepon dengan Presiden Trump. Hingga kini, Trump belum mengeluarkan pernyataan terbuka mengenai rincian langkah selanjutnya.

Rusia telah merespons pernyataan dari negara-negara Eropa tersebut dan menyebutnya sebagai “konfrontatif”.

Dalam konferensi pers, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer mengatakan: “Kami semua yang hadir di sini, bersama Amerika Serikat, menyerukan Putin untuk menghentikan pertempuran. Jika dia sungguh-sungguh menginginkan perdamaian, maka inilah saatnya untuk membuktikannya.”

“Tidak perlu ada ‘jika’, ‘tapi’, ‘syarat’, ataupun ‘penundaan’,” tambah Starmer menegaskan.

Langkah ini dianggap sebagai sinyal kuat dari meningkatnya solidaritas negara-negara Barat dalam upaya mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

Pada Sabtu pagi, ketika para pemimpin Eropa tiba di Kyiv dengan kereta api, layar di peron stasiun menampilkan pesan: “Kereta Ekspres Pemberani telah tiba.” 

Presiden Zelenskyy kemudian mendampingi mereka menuju sebuah monumen di pusat kota Kyiv untuk mengenang para prajurit Ukraina yang gugur dalam perang.

Kunjungan ini bertepatan dengan hari terakhir dari gencatan senjata tiga hari yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden Putin (8–10 Mei). Ukraina menolak kesepakatan tersebut dan menyebutnya sebagai disinformasi. Kedua belah pihak saling menuduh telah melanggar perjanjian itu.

Usulan Gencatan Senjata 30 Hari Dimulai Hari Senin

Dalam konferensi pers pada hari Sabtu, Presiden Zelenskyy menyatakan bahwa dirinya dan para pemimpin yang berkunjung telah sepakat bahwa gencatan senjata tanpa syarat harus dimulai pada hari Senin, 12 Mei.

Dia menambahkan bahwa gencatan senjata harus mencakup seluruh domain—darat, laut, dan udara. Bila Putin menolak, maka Rusia akan dikenai sanksi tambahan, termasuk peningkatan tekanan terhadap sektor energi dan perbankan negara tersebut.

Di Kyiv, kelima pemimpin menyatakan bahwa mereka telah melakukan percakapan telepon dengan Presiden Trump usai pertemuan. Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, membagikan sebuah foto di platform X (sebelumnya Twitter), yang menunjukkan para pemimpin dari lima negara duduk mengelilingi meja dengan sebuah telepon di atasnya.

Sejak Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS pada Januari tahun ini, kebijakan Washington terhadap perang Rusia-Ukraina mengalami perubahan drastis dari pemerintahan sebelumnya.

Pemerintahan Trump telah mengadakan komunikasi langsung dengan pejabat Rusia dan secara simultan memberikan tekanan kepada Putin agar menyetujui gencatan senjata. Trump juga sempat terlibat pertengkaran sengit dengan Zelenskyy di Gedung Putih, namun hubungan keduanya segera diperbaiki dan Amerika serta Ukraina telah menandatangani perjanjian baru terkait sumber daya mineral.

Meski begitu, belum ada kesepakatan nyata mengenai gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan bahwa jika gencatan senjata berhasil diterapkan, maka Amerika Serikat akan berperan sebagai pengawas utama, dengan keterlibatan negara-negara Eropa dalam pelaksanaannya. Ia juga menegaskan bahwa jika Rusia menolak, maka sanksi berskala besar akan dijatuhkan.

Para pemimpin Eropa juga menyatakan bahwa mereka akan menggunakan masa gencatan senjata selama 30 hari ini untuk melakukan negosiasi mengenai persyaratan perjanjian damai.

Zelensky menambahkan: “Kami tidak memupuk harapan muluk. Kami menganggap bahwa kesepakatan gencatan senjata ini sangat mungkin akan dilanggar oleh Rusia.”

Sementara itu, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kyiv mengeluarkan peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi “serangan udara besar-besaran” dalam beberapa hari ke depan. Mereka mengimbau seluruh warga negara AS di Ukraina agar selalu bersiap untuk mencari perlindungan ketika sirene serangan udara berbunyi.

Respons Rusia Terhadap Pernyataan Eropa

Kremlin kemudian merespons pernyataan terbaru dari para pemimpin Eropa. Juru bicara Kremlin menyatakan bahwa Rusia akan mempertimbangkan proposal gencatan senjata selama 30 hari yang diajukan Eropa dan didukung oleh Amerika Serikat.

Dmitry Peskov mengatakan: “Kami akan mempertimbangkan hal ini. Ini adalah perkembangan baru. Kami memiliki posisi kami sendiri.”

“Kami mendengar banyak pernyataan dari pihak Eropa yang saling bertentangan. Secara umum, pernyataan-pernyataan itu bersifat konfrontatif, bukannya ditujukan untuk memulihkan hubungan bilateral antara Rusia dan Ukraina. Hanya itu saja,” lanjutnya.

Peskov kembali menegaskan bahwa Presiden Putin “berulang kali menyatakan kesediaannya untuk berdialog dengan para pemimpin mana pun.”

Sebelumnya, Putin baru saja menjamu pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping, yang sedang berkunjung ke Moskow.

Peskov juga menyebutkan pada hari Jumat bahwa Rusia mendukung pelaksanaan gencatan senjata selama 30 hari, namun menekankan perlunya mempertimbangkan “nuansa-nuansa penting” dalam perjanjian tersebut.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC yang ditayangkan pada Sabtu pagi, Peskov menyatakan bahwa Barat harus menghentikan bantuan militer kepada Ukraina agar gencatan senjata sementara dapat terlaksana.(jhn/yn)

Jika Sebelum Usia 50 Tahun Anda Tidak Pernah Mengidap 6 Penyakit Ini, Maka Risiko Terkana Kanker di Masa Depan Sangat Rendah

EtIndonesia. Seorang pria berusia 48 tahun datang ke rumah sakit karena mengalami nyeri di perut bagian atas. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan bahwa dia mengidap kanker lambung.

Usianya masih tergolong muda, baru 48 tahun, dan anehnya, dia tidak merokok, tidak minum alkohol, dan memiliki pola makan yang baik. Lalu, apa penyebabnya?

Dokter menyatakan bahwa penyebab utama kanker lambung pria ini adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori).

Bakteri H. pylori berbentuk spiral atau melengkung dan hidup di lingkungan dengan oksigen. Dia bisa bertahan hidup di dalam lambung—tempat yang sangat asam karena mengandung asam lambung tinggi. Kebanyakan bakteri akan mati dalam kondisi ini, namun H. pylori mampu bertahan, menunjukkan betapa kuatnya bakteri ini.

Banyak penelitian telah membuktikan bahwa H. pylori adalah penyebab utama berbagai penyakit lambung seperti:

  • Gastritis (radang lambung),
  • Tukak lambung,
  • Limfoma mukosa lambung,
  • Dan tentu saja: kanker lambung.

Di Tiongkok, sekitar 50–60% populasi terinfeksi H. pylori. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan infeksi ini karena tidak menunjukkan gejala. Tapi meski tanpa gejala, infeksi ini menyebabkan peradangan kronis di lambung, yang dari waktu ke waktu akan meningkatkan risiko terkena kanker lambung secara signifikan.

Jadi, jangan anggap enteng jika Anda terinfeksi H. pylori namun tidak mengalami gejala apa pun. Itu tetap bisa berbahaya.

Kanker Bukan Penyakit yang Datang Tiba-Tiba

Dokter mengingatkan bahwa angka kejadian kanker di Tiongkok sangat tinggi. Banyak orang sangat takut terhadap kanker karena mayoritas kasus ditemukan saat stadium lanjut, ketika pengobatan menjadi sangat sulit dan peluang sembuh rendah. Maka, banyak orang menganggap kanker sebagai penyakit mematikan.

Namun kenyataannya, kanker adalah penyakit yang bisa dicegah. Dia tidak muncul begitu saja. Kanker berkembang secara perlahan—mulai dari perubahan kecil di sel, yang dipicu oleh faktor-faktor pemicu kanker yang berlangsung lama, hingga akhirnya menjadi tumor ganas.

Enam Penyakit yang Berhubungan Erat dengan Terjadinya Kanker

Menurut dokter, jika seseorang tidak pernah mengalami enam penyakit berikut ini sebelum usia 50 tahun, maka risiko terkena kanker di masa tua sangatlah rendah. Apa saja penyakit itu?

1. Hepatitis B Kronis

Sekitar setengah dari seluruh kasus baru kanker hati di dunia berasal dari Tiongkok.

Mengapa? Karena hepatitis B kronis masih banyak ditemukan.

Hepatitis B membuat hati terus berada dalam keadaan peradangan kronis. Keadaan ini memicu perubahan sel hati menjadi ganas dan perlahan-lahan berkembang menjadi kanker hati.

Prosesnya biasanya seperti ini:

Hepatitis B → Sirosis hati → Kanker hati.

Jadi, mencegah hepatitis B atau mengelolanya dengan baik berarti juga mencegah kanker hati.

2. Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori)

Seperti dijelaskan sebelumnya, infeksi H. pylori sering kali tidak bergejala, sehingga banyak orang merasa baik-baik saja dan tidak memeriksakan diri.

Namun kenyataannya, banyak pasien yang sudah mengidap kanker lambung pun tidak menunjukkan gejala pada awalnya.

H. pylori bisa disebut “pembunuh diam-diam” — tidak terasa di awal, tapi menimbulkan kerusakan serius dalam jangka panjang.

3. Infeksi HPV Risiko Tinggi (Human Papillomavirus)

Mengapa perempuan dianjurkan melakukan skrining kanker serviks secara rutin?

Karena kanker serviks adalah salah satu kanker paling umum pada wanita, dan pemeriksaan rutin bisa mendeteksi kanker sejak dini bahkan sebelum berubah menjadi kanker.

Dua jenis tes utama dalam skrining ini adalah:

  • Tes infeksi HPV risiko tinggi, dan
  • Pemeriksaan sel serviks (Pap smear).

Data menunjukkan bahwa nyaris semua spesimen kanker serviks menunjukkan keberadaan HPV risiko tinggi, terutama tipe HPV16 dan HPV18.

Vaksin HPV yang tersedia saat ini tidak mencakup semua jenis HPV, tapi fokus pada tipe-tipe berisiko tinggi tersebut.

4. HIV/AIDS

AIDS merupakan penyakit yang sering diabaikan. Padahal, AIDS menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh secara drastis, dan ketika kekebalan tubuh lemah, sel kanker akan lebih mudah berkembang.

Virus HIV menyerang sel CD4+ T, yaitu sel imun utama tubuh. Akibatnya, tubuh jadi:

  • Lebih rentan terhadap infeksi,
  • Dan tak mampu melawan pertumbuhan sel kanker.

Pasien AIDS memiliki risiko jauh lebih tinggi untuk mengembangkan berbagai jenis kanker.

5. Penyakit Radang Usus Kronis (IBD – Inflammatory Bowel Disease)

IBD mencakup dua penyakit utama:

  • Kolitis ulseratif, yang menyerang usus besar dan rektum.
  • Penyakit Crohn, yang dapat menyerang seluruh saluran cerna dari mulut hingga anus.

IBD disebut sebagai “kanker yang tidak membunuh langsung” karena bersifat kronis dan sulit disembuhkan.

Penderitanya biasanya harus menjalani perawatan seumur hidup, dan dalam jangka panjang, risiko kanker usus akan meningkat secara signifikan.

Penyebab IBD belum sepenuhnya dipahami, tapi diyakini terkait dengan reaksi abnormal sistem kekebalan tubuh terhadap mukosa usus.

6. Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV)

Kanker nasofaring merupakan salah satu jenis kanker yang sering kali terabaikan.

Salah satu faktor risiko utamanya adalah infeksi virus Epstein-Barr (EBV).

Virus ini dapat berada dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala yang nyata, namun dalam jangka panjang, ia bisa memicu pertumbuhan sel-sel abnormal di area nasofaring dan menyebabkan kanker.

Kesimpulan

Kanker bukan penyakit yang muncul dalam semalam. Dia adalah hasil dari akumulasi kerusakan dan peradangan kronis selama bertahun-tahun.

Jika hingga usia 50 tahun Anda tidak pernah mengalami 6 penyakit di atas, maka peluang terkena kanker di masa depan akan jauh lebih kecil.

Namun, tetap penting untuk:

  • Menjaga pola hidup sehat,
  • Rutin memeriksakan diri,
  • Dan mewaspadai tanda-tanda awal penyakit.

Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.(jhn/yn)

Fenomena Penampakan UFO Era Uni Soviet: Setidaknya 48 Objek Muncul di Langit

EtIndonesia. Pada dini hari tanggal 20 September 1977, sebuah fenomena langit misterius membelah keheningan malam dan melintasi benua Eurasia. Dimulai dari langit malam Denmark dan Finlandia hingga menjangkau ujung timur jauh di Vladivostok, Rusia. Namun pusat perhatian terbesar tertuju pada Kota Petrozavodsk di Uni Soviet, di mana langit seolah terbuka oleh kekuatan tak dikenal.

Antara pukul 01: 00 hingga 01:20 dini hari, dilaporkan setidaknya muncul 48 objek terbang tak dikenal (UFO) di atmosfer. Objek-objek tersebut bercahaya, tidak bersuara, dan beberapa tampaknya memiliki arah dan kesadaran sendiri. Banyak kota seperti Helsinki, Turku, Leningrad, dan Primorsk juga melaporkan penampakan benda-benda aneh di langit malam itu.

Media Finlandia segera menerbitkan laporan terkait, sementara sejumlah petugas bandara, polisi, dan sopir taksi pun menjadi saksi mata tak terduga atas kehadiran para “tamu dari luar angkasa”.

Piring Terbang yang Berkilau dan Cincin Cahaya di Udara

Dalam salah satu laporan, seorang saksi mata di dekat Kota Turku mengaku melihat dari jarak hanya 300 meter sebuah “pelampung bercahaya” berdiameter 10 meter yang berputar di udara.

Di barat laut Uni Soviet, seorang insinyur bernama Novozhilov melaporkan penampakan objek seperti kapal udara dengan struktur poligonal yang memancarkan cahaya warna-warni. Dari belakang benda itu, meluncur sebuah bola cahaya terang yang perlahan jatuh ke hutan dan meninggalkan jejak cahaya cemerlang. DIa sempat mencoba mengambil tiga foto, namun semuanya gagal—seakan benda itu menolak untuk dibuktikan keberadaannya.

Seorang filsuf Soviet, Yuri Linnik, mengamati objek lensa berwarna kristal ungu melalui teleskop pembesaran tinggi. Di sekeliling objek itu terdapat titik-titik bercahaya menyerupai “nosel” yang memancarkan sinar merah secara teratur dari sudut-sudut tertentu.

Objek ini bahkan dilaporkan dengan akurat melintasi beberapa rasi bintang seperti Gemini (Si Kembar), Cassiopeia, dan Draco (Naga)—seakan sedang melakukan perjalanan antarbintang yang terencana dengan cermat.

Kekhawatiran Negara Nordik dan Penjelasan Resmi Soviet

Fenomena ini menimbulkan bukan hanya rasa penasaran, tapi juga kekhawatiran internasional. Sejumlah pejabat negara-negara Nordik mengirim surat kepada Uni Soviet, menanyakan apakah peristiwa ini merupakan uji coba senjata militer, karena dikhawatirkan dapat membahayakan lingkungan dan keselamatan wilayah udara.

Pemerintah Soviet saat itu memberikan penjelasan resmi bahwa sebagian dari fenomena tersebut berkaitan dengan peluncuran satelit militer Kosmos-955 yang dilakukan pada hari yang sama.

Namun, laporan awal yang diajukan ke Akademi Ilmu Pengetahuan Uni Soviet menyatakan secara gamblang: “Berdasarkan data yang ada saat ini, tidak memungkinkan untuk memberikan penjelasan yang memuaskan terhadap fenomena yang diamati.”

Banyak Saksi dari Kalangan Profesional

Yang membuat kasus ini semakin menghebohkan adalah jumlah saksi mata dari berbagai profesi yang kredibel: tenaga medis, pelaut, pengatur lalu lintas udara, personel militer, tim geologi, hingga astronom amatir.

Beberapa penampakan bahkan terjadi di udara. Sebuah pesawat penumpang Tu-154 serta sebuah penerbangan yang kembali ke Rusia dari Singapura melaporkan melihat bola cahaya aneh dari ketinggian 10.000 meter. Kedua kru pesawat mengamati fenomena itu selama lebih dari 30 menit.

Fenomena Aneh Ini Mendorong Uni Soviet Membentuk Lembaga Penyelidikan Khusus

Karena dampaknya yang luar biasa besar, Pemerintah Soviet segera membentuk proyek penelitian resmi bernama “Setka AN”, yang bertugas menginvestigasi “fenomena atmosfer abnormal” secara sistematis dan jangka panjang.

Hingga akhir tahun 1978, tercatat sudah ada 85 laporan penampakan terkait “Fenomena Petrozavodsk”, beberapa di antaranya dilengkapi dengan sketsa tangan asli dari para saksi.

Menariknya, laporan-laporan resmi Soviet menghindari penggunaan istilah “UFO”, dan lebih memilih menyebutnya sebagai “fenomena anomali”—mungkin karena kejadian ini terlalu sulit dikategorikan, dan terlalu sulit untuk dilupakan.

Kebenaran Masih Terselubung

Pagi hari di Petrozavodsk, cahaya-cahaya aneh itu pernah membelah kegelapan malam. Namun hingga hari ini, fenomena langit yang dijuluki “keajaiban” tersebut belum memiliki penjelasan ilmiah yang pasti.

Apakah itu hanya ilusi akibat peluncuran satelit? Atau merupakan kekuatan alam yang belum dipahami manusia? Atau mungkinkah… malam itu, umat manusia memang benar-benar bersinggungan dengan “mereka”?

Apakah Anda percaya bahwa yang jatuh dari langit saat itu hanyalah objek luar angkasa, atau sesuatu yang tidak pernah diungkap kepada dunia? (jhn/yn)

Apa yang Dibahas dalam Negosiasi Dagang AS -Tiongkok di Jenewa? Ini Tanggapan Trump

EtIndonesia. Pada hari Sabtu (10 Mei), perwakilan tinggi dari Amerika Serikat dan Tiongkok mengadakan perundingan dagang tertutup selama sekitar 8 jam di Jenewa. Presiden AS, Donald Trump kemudian menyatakan bahwa dia menyambut baik hari pertama perundingan tersebut, dengan menyebut bahwa kedua belah pihak telah berdiskusi secara “ramah dan konstruktif” mengenai “pengaktifan kembali secara menyeluruh” hubungan dagang.

Sabtu malam, Trump menulis di media sosial Truth Social : “Pertemuan yang sangat menyenangkan hari ini di Swiss dengan pihak Tiongkok. Kami membahas banyak topik dan mencapai banyak kesepahaman.”

“Pembicaraan dilakukan secara ramah namun konstruktif, membahas ‘pengaktifan kembali secara menyeluruh’. Kami berharap Tiongkok membuka pasarnya untuk perusahaan-perusahaan AS, ini akan menguntungkan kedua negara,” lanjutnya.

Trump menutup dengan menyatakan: “Kemajuan besar telah dicapai!!!”

Pada Sabtu siang, Menteri Keuangan AS, Bessent dan Perwakilan Dagang AS, Greer mengadakan pertemuan dagang selama sekitar delapan jam di Jenewa dengan He Lifeng, Wakil Perdana Menteri Dewan Negara PKT. Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama sejak kedua negara menerapkan tarif lebih dari 100% pada berbagai produk satu sama lain.

Menurut Reuters, seorang sumber yang dekat dengan pembicaraan menyebutkan bahwa kedua belah pihak berencana melanjutkan pembicaraan pada hari Minggu setelah menyelesaikan hari pertama perundingan.

Pertemuan berlangsung di kediaman Duta Besar Swiss untuk PBB, dan berakhir sekitar pukul 20:00 waktu setempat. Kedua pihak tidak mengeluarkan pernyataan resmi setelah pertemuan, dan belum ada kemajuan konkret yang diumumkan terkait pengurangan tarif.

Pertemuan diadakan di Villa Saladin, sebuah vila mewah dari abad ke-18 yang menghadap ke Danau Jenewa. Vila ini diwariskan kepada Pemerintah Swiss pada tahun 1973.

Sebelumnya, para pejabat AS termasuk Bessent dan Greer terlihat mengenakan dasi merah dan pin bendera AS, tampak tersenyum dalam perjalanan menuju lokasi. Bessent menolak memberikan komentar kepada wartawan.

Menurut laporan Wall Street Journal, meskipun beberapa pejabat PKT meninggalkan pertemuan lebih awal, Bessent dan Greer tetap tinggal satu jam lebih lama untuk melanjutkan pembicaraan dengan delegasi Tiongkok yang tersisa. Mereka juga dijadwalkan makan malam bersama di tempat pertemuan. Sebelumnya, Greer dan Bessent terlihat makan siang dengan timnya di restoran Italia terdekat, terpisah dari delegasi PKT.

Keamanan dijaga ketat oleh puluhan aparat, termasuk agen Dinas Rahasia AS. Para pejabat dari kedua negara diantar dengan mobil hitam berpelindung kaca gelap ke tempat acara.

Sebelum perundingan dimulai, Trump pada hari Jumat mengatakan bahwa ia telah memberi tahu Bessent ambang batas tarif terendah yang bisa dinegosiasikan. 

Trump berkata: “Kita harus mendapatkan kesepakatan besar untuk Amerika.”

Namun, Trump juga menambahkan bahwa dia tidak akan kecewa jika Bessent gagal mencapai kesepakatan.

Saat ini, AS mengenakan tarif hingga 145% terhadap sebagian besar barang dari Tiongkok, bahkan beberapa produk mencapai 245%. Sebaliknya, Tiongkok mengenakan tarif 125% terhadap sebagian besar barang dari AS. Menurut Trump, situasi ini mencerminkan de-coupling (pemutusan hubungan dagang) antara kedua negara.

Pada Jumat pagi, Trump menyatakan di Truth Social bahwa menurunkan tarif dari 145% ke 80% bisa menjadi angka yang tepat. Saat wawancara sore harinya, dia menyebut bahwa dia telah menetapkan batas bawah tarif, tapi tidak akan di bawah angka tertentu, meski menolak menyebutkan apakah itu 80% atau lebih rendah.

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt menyatakan dalam konferensi pers bahwa 80% hanyalah angka usulan, dan tarif final bergantung pada hasil pembicaraan akhir pekan ini.

“Presiden tetap pada posisinya, yaitu tidak akan menurunkan tarif secara sepihak,” ujar Leavitt. “Kami juga perlu melihat konsesi dari pihak Beijing. Itu sebabnya Menteri Keuangan Bessent berada di sana untuk bernegosiasi.”(hui/yn)