Dorong Kerja Sama Pertahanan dengan Australia, Duta Besar Uni Eropa Peringatkan Bahaya Aliansi Tiongkok-Rusia
EtIndonesia. Duta Besar Uni Eropa untuk Australia memperingatkan bahwa ekspansi militer Tiongkok bukan hanya isu regional, tetapi kini menjadi perhatian global. Kekhawatiran Eropa terhadap hubungan strategis antara Beijing dan Moskow terus meningkat.
Gabriele Visentin, Duta Besar Uni Eropa untuk Australia, dalam pidatonya di National Press Club Canberra pada Rabu (11/6), menegaskan bahwa aliansi Tiongkok-Rusia berpotensi mengancam stabilitas global.
“Kita sudah menyaksikan sejumlah tanda ekspansi militer Tiongkok yang mengkhawatirkan,” ujar Visentin. “Visi bersama antara Beijing dan Moskow terhadap tatanan dunia berbasis aturan menjadi sangat jelas.”
Dialog Pertahanan Uni Eropa–Australia Melaju Lebih Cepat dari Perkiraan
Salah satu poin utama dari pidato Visentin adalah kemajuan pesat dalam pembahasan kerja sama pertahanan antara Uni Eropa dan Australia, yang ternyata bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan publik.
Meskipun Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese terlihat hati-hati setelah pertemuannya dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen bulan lalu di Roma, Visentin mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles dan Kepala Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa, Kaja Kallas telah melakukan pembicaraan tingkat tinggi di Dialog Shangri-La, Singapura.Saat ini, perundingan formal sudah berlangsung di Brussel.
Saat ditanya soal optimisme terhadap kesepakatan tersebut, Visentin menjawab dengan mengangkat gelas dan bergurau: “Gelas ini setengah penuh.”
Dia menegaskan bahwa kesepakatan ini bukan seperti komitmen pertahanan bersama ala NATO, melainkan lebih berfokus pada kerja sama dalam bidang keamanan siber, keamanan maritim, penanganan krisis, serta pengadaan persenjataan.
“Uni Eropa dan Australia memiliki kekhawatiran keamanan yang sama terhadap kawasan Indo-Pasifik,” ujarnya. “Sekitar 40% perdagangan global Uni Eropa berasal dari kawasan ini. Setiap ketidakstabilan di wilayah tersebut akan langsung memukul kemakmuran Eropa.”
Walaupun Visentin tidak menyampaikan rincian respons UE jika krisis regional meningkat, dia menegaskan bahwa stabilitas Indo-Pasifik merupakan kepentingan langsung bagi Eropa.
Eropa Bergerak Memperkuat Pertahanannya: Dana €800 Miliar Digerakkan
Visentin memaparkan perubahan besar dalam strategi pertahanan Eropa dengan memperkenalkan rencana “Kesiapsiagaan Eropa 2030” (Rearm Europe Readiness 2030 Plan), yang akan mengucurkan dana €800 miliar (sekitar USD 921 miliar) guna memperkuat keamanan dan industri pertahanan Eropa.
Program ini memiliki tiga pilar utama:
1. Dukungan berkelanjutan untuk Ukraina
2. Menutup celah dalam kapasitas pertahanan Eropa
3. Meningkatkan kemampuan produksi militer saat perang
“Dalam kondisi perang, Anda butuh industri pertahanan yang dekat dengan garis depan,” ujar Visentin.
Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan teknologi-teknologi penting seperti rudal, drone, sistem pertahanan siber, peperangan elektronik, dan ketahanan infrastruktur.
“Eropa kini sadar bahwa kita harus siap untuk melakukan penangkalan,” tambahnya, mengisyaratkan perubahan paradigma Eropa dari rekonstruksi damai pascaperang ke persiapan militer yang realistis.
Australia Tolak Tekanan AS, Tapi Uni Eropa Tetap Dorong Kesiapan Regional
Namun, sehari sebelum pidato Visentin, PM Albanese secara terbuka menolak tekanan dari AS yang meminta Australia meningkatkan anggaran pertahanannya hingga 3% dari PDB pada 2030-an.
“Kami akan memutuskan sendiri pertahanan seperti apa yang benar-benar dibutuhkan Australia,” tegas Albanese di hadapan wartawan.
Saat ditanya tentang hal tersebut, Visentin menghindari komentar langsung terhadap politik dalam negeri Australia, namun menegaskan bahwa perkembangan situasi di Indo-Pasifik saat ini sudah tak bisa dipisahkan dari masa depan Eropa.
“Apa yang terjadi di sini sepenuhnya terjalin dengan masa depan Eropa,” katanya lugas.
Dukungan Teguh untuk Ukraina dan Sanksi Baru untuk Rusia
Dalam pidatonya, Visentin juga kembali menegaskan dukungan total Uni Eropa terhadap Ukraina, termasuk memperkenalkan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia, yang menyasar minyak dan sektor perbankan negara tersebut.
Langkah baru tersebut mencakup:
· Menurunkan batas harga minyak Rusia dari 60 dolar AS menjadi 45 dolar AS per barel
· Memasukkan 77 kapal dari armada “bayangan” Rusia ke dalam daftar hitam
· Membatasi transaksi keuangan terkait ekonomi perang Moskow
“Rusia tidak mengejar perdamaian. Mereka mengejar dominasi kekuasaan,” tegas Visentin.
“Bahasa kekuatan adalah satu-satunya bahasa yang dipahami oleh Rusia.”
Krisis Iklim: Ancaman Jangka Panjang Paling Merusak
Visentin juga memperingatkan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman jangka panjang paling menghancurkan terhadap stabilitas global, terutama bagi negara-negara kepulauan kecil di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, yang paling rentan terhadap dampaknya.
Dia menekankan bahwa inisiatif “Global Gateway” dari Uni Eropa menjadi mekanisme utama untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik.
Hadapi Gelombang Proteksionisme, Uni Eropa Dorong FTA dengan Australia
Di bidang perdagangan, Visentin menyuarakan keprihatinan terhadap tren proteksionisme global dan mendorong diaktifkannya kembali perundingan FTA UE–Australia, yang mandek sejak Oktober 2023 akibat perbedaan pandangan soal akses pasar pertanian.
“Isinya masih sama, perbedaan tetap ada,” ungkapnya. “Namun yang berubah adalah kesiapan dan niat kedua belah pihak untuk menyelesaikannya.”
Dia juga menyebut bahwa kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih membuat Uni Eropa mempercepat pembentukan aliansi ekonomi baru dengan negara-negara lain.
“FTA akan memungkinkan UE dan Australia bekerjasama mempertahankan prinsip-prinsip perdagangan bebas,” ujarnya. Namun, ia juga mengakui masih ada sejumlah isu sensitif yang perlu dibahas lebih lanjut.
Visentin menggarisbawahi bahwa strategi Uni Eropa untuk “de-risking” ditujukan untuk mengurangi kerentanan ekonomi, sembari memperkuat hubungan dengan mitra sevisi seperti Australia.
“Tarif itu seperti pajak—merugikan konsumen sekaligus dunia usaha,” pungkasnya.
“Bukan hanya berdampak ke Wall Street, tapi juga menyakiti rakyat biasa. Solusi yang tepat adalah: lebih banyak perdagangan bebas.” (jhn/yn)
Produsen Mobil Tiongkok NETA Bangkrut, CEO Dikepung Karyawan Tengah Malam
EtIndonesia. Satu lagi produsen mobil Tiongkok menuju kebangkrutan. Pada 11 Juni 2025 malam, CEO dan Ketua NETA Motors, Fang Yunzhu, dikepung oleh para karyawan di kantornya untuk menuntut pembayaran gaji dan kompensasi. Seorang eksekutif perusahaan menyatakan bahwa mulai tanggal 12 Juni, NETA Motors akan memasuki proses reorganisasi kebangkrutan.
Dalam video yang beredar di internet, tampak banyak karyawan berkumpul di kantor pusat NETA Motors pada malam itu, duduk berkerumun di depan pintu kantor Fang Yunzhu sambil meneriakkan, “Bayar utang! Bayar utang!”
Fang Yunzhu tampak agak kesal dan berkata kepada karyawan: “Kalau mau bicara, pilih tiga orang perwakilan.” Ia juga balik bertanya: “Kita pernah bekerja sama di perusahaan ini, kenapa harus jadi seperti ini?”
6月11日深夜,哪吒汽車員工圍堵創始人,高喊“還錢”,公司高管說,6月12日進入破產重整程序。 pic.twitter.com/8bTNgjwvZH
— ying tang (@yingtan04410735) June 12, 2025
Banyak karyawan yang menuntut gaji kemudian membalas dengan mempertanyakan sikapnya, “Ini sikap apa?”
Dalam video lain terlihat sejumlah polisi berada di kantor pusat NETA Motors. Seorang eksekutif berbaju hitam mengatakan kepada para karyawan: “Kalian semua sudah tahu bahwa perusahaan gagal mendapatkan pendanaan. Informasi dari pemerintah menyebutkan bahwa perusahaan akan memasuki proses reorganisasi kebangkrutan mulai besok (12 Juni).”
Dalam video lain, Fang Yunzhu mengatakan bahwa “kepentingan semua pihak akan dilindungi” dan menyebut sedang dalam proses restrukturisasi utang, meminta karyawan mengikuti prosedur hukum untuk menuntut gaji.
6月11日半夜,哪吒汽車創始人方舟被員工圍堵,討要賠償。 pic.twitter.com/kJv53Ha46x
— ying tang (@yingtan04410735) June 12, 2025
Namun para karyawan tidak mempercayai janji itu. Seorang dari mereka berkata: “Kalau begitu, mungkin seumur hidup saya tidak akan melihat hasilnya. Bagaimana kamu bisa menjamin?”
Seorang karyawan pria dengan marah berkata: “Kalian hanya omong kosong. Kami sudah mengikuti prosedur yang semestinya. Sudah berbulan-bulan, dan sekarang sudah masuk tahap eksekusi paksa… Kami sudah konsultasi ke pengacara, dan katanya proses reorganisasi kebangkrutan butuh minimal 2 hingga 3 tahun. Kami tidak bisa menunggu selama itu.”
Karyawan lain menambahkan: “Lewat jalur hukum pun kami tidak bisa dapat uang. Saluran yang kamu sebut itu kami bahkan tidak tahu. Kalau bukan karena kami mengepung kalian malam ini, kami tidak akan pernah punya kesempatan untuk bicara langsung.”
Dengan nada emosi, dia bertanya: “Bagaimana dengan gaji kami yang tertunda, kompensasi kami, dan saham kami? Apa solusinya?”
6月11日深夜,員工圍堵哪吒高管,要錢。 pic.twitter.com/7utQCI3TIp
— ying tang (@yingtan04410735) June 12, 2025
Seorang karyawan perempuan berkata: “Kami juga harus makan. Kami hanya ingin mengambil uang kami. Ini tuntutan yang wajar.”
Mendengar tuntutan para karyawan, Fang Yunzhu dan satu eksekutif lainnya tidak memberikan jawaban apa pun di tempat.
Menurut video di lokasi, dialog antara kedua pihak berlangsung selama beberapa jam. Pada akhirnya, Fang Yunzhu meninggalkan lokasi dengan pendampingan. Saat ia pergi, suasana sempat menjadi kacau.
Malam itu, beredar tangkapan layar yang menunjukkan sejumlah karyawan NETA Motors menerima pemberitahuan bahwa mulai 12 Juni mereka bekerja dari rumah, dengan rincian selanjutnya akan diumumkan. Disebutkan bahwa Fang Yunzhu sudah tidak berada di kantor Shanghai dan telah pergi ke Tongxiang.
Seorang karyawan menyebut bahwa setelah insiden protes tengah malam, pihak pengelola gedung mengajukan pemutusan kontrak dan meminta agar kantor pusat baru NETA Motors segera dipindahkan. Kantor baru tersebut bahkan belum genap digunakan selama sepuluh hari.
Sejak Oktober 2024, NETA Motors sudah terjerat krisis tunggakan gaji. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa hingga April 2025, ribuan karyawan terdampak, dengan tunggakan mencakup gaji, kompensasi, dan pembayaran saham.
Pabrik utama NETA Motors di Tongxiang telah berhenti beroperasi selama sekitar delapan bulan. Pada Mei tahun ini, seorang karyawan pabrik mengungkapkan: “Pabrik sedang membongkar peralatan untuk dijual sebagai besi tua.”
Beberapa karyawan pabrik menyatakan mereka hanya menerima bantuan penghidupan setara upah minimum lokal. Ada juga yang memposting bahwa: “Dua bulan potongan dana tabungan perumahan belum masuk. Mau pindah kerja, tapi tidak bisa lanjutkan pembayaran BPJS dan tabungan perumahan.”
Dealer NETA Motors juga disebut-sebut mengalami tunggakan pembayaran. Pada dini hari 12 Juni, seorang dealer yang mengaku belum dibayar sebesar RMB.2 juta membagikan tangkapan layar bahwa ia mengajukan gugatan ke Pengadilan Kota Tongxiang pada 29 Mei, tetapi permohonannya ditolak karena perusahaan induk NETA, Hozon New Energy, sudah masuk tahap pemeriksaan kebangkrutan.
Banyak konsumen NETA juga melaporkan bahwa layanan purna jual nyaris tidak berfungsi lagi. Baru-baru ini, sejumlah pemilik mobil di Jiangsu, Zhejiang, dan Shandong mengaku tidak bisa membeli asuransi kerusakan untuk mobil NETA mereka.
Menurut informasi publik, NETA Motors didirikan pada tahun 2018 sebagai merek kendaraan listrik pintar di bawah Hozon Auto, yang berdiri pada Oktober 2014. Pendiri dan wakil hukumnya adalah Fang Yunzhu. Bidang usahanya mencakup desain, produksi, penjualan kendaraan energi baru dan suku cadangnya, serta layanan konsultasi terkait.
Pada 14 Mei, kabar bahwa Hozon diajukan untuk pailit masuk trending di media sosial, memicu perhatian pasar. Hingga Juni 2025, total nilai eksekusi hukum yang dijatuhkan kepada perusahaan telah melebihi RMB.150 juta , dengan lebih dari seratus kasus hukum. Saat ini, Fang Yunzhu sudah terkena 16 larangan konsumsi mewah.
Seorang warganet menulis: “Pabrik berhenti lebih dari delapan bulan, sudah jelas rantai keuangannya bermasalah. Tahun lalu, saat banyak perusahaan kendaraan listrik rugi, NETA tidak mendapat pendanaan besar. Sekarang pendirinya diblokir di kantor pun tidak mengejutkan. Waktunya seleksi alam di industri ini.”
Warganet lain berkomentar: “Pendiri NETA Motors, Fang Yunzhu, dikepung di kantor karena tuntutan gaji. Dia sudah kehilangan kata-kata di depan mantan karyawan yang tahu betul situasinya. Akhir cerita ini tidak akan jauh beda dari WM Motor—reorganisasi yang bisa berlangsung bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun!” (Hui)
Laporan oleh Luo Tingting / Editor: Wen Hui
Gelombang Kedua Serangan Israel: Empat Jenderal Top Tewas, Dunia di Ambang Perang Besar?
EtIndonesia. Krisis di Timur Tengah kembali memanas setelah Israel secara resmi meluncurkan gelombang kedua serangan militer ke Iran pada Jumat dini hari waktu setempat. Operasi ini menandai eskalasi konflik terbesar antara kedua negara dalam dekade terakhir, dan menimbulkan dampak besar terhadap stabilitas regional dan global.
Rangkaian Serangan: Target Fasilitas Strategis hingga Pemimpin Militer Iran
Serangan kedua ini mengikuti gelombang pertama yang telah mengguncang Iran sehari sebelumnya. Dalam operasi pre-emptive kali ini, militer Israel memfokuskan serangan pada sejumlah titik vital milik Iran. Target utama mencakup:
- Sedikitnya enam kompleks militer di sekitar fasilitas nuklir strategis dekat Teheran.
- Dua markas komando keamanan yang diyakini menjadi pusat kendali operasi militer dan intelijen Iran.
- Sejumlah gedung tempat tinggal yang diduga kuat menjadi lokasi persembunyian petinggi militer dan ilmuwan nuklir Iran.
- Kantor pusat Korp Garda Revolusi Iran (IRGC) serta kediaman para pemimpin politik dan keamanan nasional.
- Pangkalan-pangkalan rudal yang menjadi tulang punggung sistem pertahanan dan kemampuan serangan balasan Iran.
Langkah ofensif Israel ini bertujuan untuk melumpuhkan infrastruktur militer sekaligus menghambat kemampuan Iran dalam merespons atau melancarkan serangan balasan terhadap Israel dan sekutunya di kawasan.
Operasi Penyingkiran Tokoh Kunci Iran
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber media Israel dan internasional menyebutkan, operasi ini tidak hanya menargetkan fasilitas fisik, tetapi juga melibatkan upaya sistematis untuk menyingkirkan tokoh-tokoh kunci dalam struktur militer dan keamanan Iran. Sasaran eliminasi di antaranya:
- Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri
- Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC), Hossein Salami
- Komandan Angkatan Udara dan Dirgantara Iran, Amir Ali Hajizadeh
- Kepala Pasukan Elit IRGC Ambiya, Gholam Ali Rashid
- Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran
- Beberapa ilmuwan senior di bidang nuklir dan rudal balistik
Kantor berita semi-resmi Tasnim dan sejumlah media negara Iran telah mengonfirmasi kabar tewasnya Jenderal Hossein Salami dalam serangan udara tersebut. Selain itu, Mossad—dinas intelijen Israel—dilaporkan turut melancarkan operasi rahasia di Teheran yang menyebabkan kerugian besar bagi jaringan keamanan dalam negeri Iran.
Kerugian Besar Bagi Iran: Empat Jenderal Senior Tewas
Sejauh ini, sedikitnya empat jenderal senior Iran telah dikonfirmasi tewas. Nama-nama mereka langsung mencuat ke publik, yaitu:
- Mohammad Bagheri (Kepala Staf Angkatan Bersenjata)
- Amir Ali Hajizadeh (Komandan Angkatan Udara dan Dirgantara)
- Gholam Ali Rashid (Kepala Pasukan Elit IRGC Ambiya)
- Hossein Salami (Komandan Tertinggi Garda Revolusi)
Kematian para perwira tinggi ini dipandang sebagai pukulan telak bagi Iran. Banyak pengamat menilai, struktur komando dan koordinasi militer Iran kini dalam posisi terpuruk dan bisa menghambat respons Iran dalam jangka pendek.
Amerika Serikat Tegaskan Dukungan Penuh untuk Israel
Di tengah panasnya situasi, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam wawancara eksklusif dengan Fox News, menegaskan posisi Amerika Serikat sebagai sekutu utama Israel. Trump menegaskan, jika Iran melakukan aksi balasan terhadap Israel, maka Amerika Serikat tidak akan ragu untuk turun tangan membela Israel secara total.
“Kami akan berdiri di belakang Israel. Jika Iran membalas, Amerika Serikat akan membela Israel sepenuhnya,” tegas Trump dalam pernyataannya.
Gedung Putih dan Pentagon juga disebutkan telah meningkatkan kesiagaan militer di kawasan Timur Tengah, mengantisipasi kemungkinan serangan balasan dari Iran yang bisa menyasar aset-aset Amerika di Irak, Suriah, maupun kawasan Teluk.
Operasi Masih Berlangsung: Situasi di Iran Sangat Tegang
Hingga laporan ini diterbitkan, gelombang kedua serangan Israel ke Iran masih berlangsung. Suara ledakan besar dilaporkan terdengar di beberapa distrik utama Teheran dan wilayah strategis lainnya. Pemerintah Iran telah mengumumkan status siaga militer nasional, dan memerintahkan seluruh pasukan keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan maksimal.
Bandara internasional utama di Iran telah ditutup untuk penerbangan komersial. Warga di Teheran dan kota-kota besar lainnya diminta untuk tetap berada di rumah dan menghindari area-area vital yang berpotensi menjadi target.
Dampak Global dan Potensi Eskalasi
Konflik antara Israel dan Iran kini berada di titik paling genting. Sejumlah negara di kawasan Timur Tengah telah meningkatkan status kewaspadaan. Negara-negara Barat, termasuk Inggris, Jerman, dan Prancis, menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut yang bisa berujung pada perang besar di kawasan.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan menggelar rapat darurat untuk membahas situasi terkini dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegah krisis melebar lebih jauh.
Kesimpulan:
Serangan militer Israel ke Iran pada 13 Juni 2025 menjadi babak baru yang sangat berbahaya dalam sejarah konflik Timur Tengah. Eliminasi sejumlah pemimpin puncak militer Iran menandai perubahan dramatis dalam dinamika keamanan regional, dan reaksi Iran dalam beberapa jam ke depan akan sangat menentukan arah konflik ini. Dunia kini menanti, akankah kedua negara mampu menahan diri, atau justru konflik berskala besar segera pecah di kawasan yang sudah lama bergolak ini.
Setelah Perundingan AS-Tiongkok, Tiongkok Izinkan Ekspor Tanah Jarang – JL MAG Dapat Lanjutkan Pasokan ke AS dan Eropa
EtIndonesia. Setelah dua hari perundingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, perusahaan produsen magnet tanah jarang asal Tiongkok, Jiangxi JL MAG Rare-Earth Co., Ltd., pada Rabu (11/6/2025) menyatakan bahwa mereka telah mendapatkan persetujuan dari otoritas terkait untuk mengekspor produk seperti bahan magnet, komponen, dan rotor motor listrik ke wilayah Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Tenggara. Hal ini dianggap sebagai sinyal meredanya ketegangan perdagangan antara kedua negara.
Pengumuman izin ekspor dari JL MAG Rare-Earth ini bertepatan dengan berakhirnya pertemuan tingkat tinggi selama dua hari antara pejabat AS dan Tiongkok di London. Dalam perundingan tersebut, AS berharap Tiongkok melonggarkan pembatasan ekspor tanah jarang, sementara Tiongkok ingin AS mencabut larangan ekspor atas produk teknologi tinggi tertentu.
Izin ekspor yang diberikan kepada JL MAG menunjukkan bahwa Tiongkok secara bersyarat mulai membuka kembali pasokan tanah jarang, yang berpotensi mengurangi tekanan pasokan global di sektor otomotif, kedirgantaraan, dan semikonduktor.
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyatakan setelah perundingan bahwa mereka “sepenuhnya mengharapkan” agar isu ekspor tanah langka dan bahan magnet diselesaikan secara seimbang.
“Langkah-langkah pembatasan ini seharusnya secara bertahap dicabut, sebagaimana yang dikatakan Presiden Trump, dengan cara yang seimbang. Ketika mereka menyetujui izin ekspor, maka penegakan pembatasan ekspor dari pihak kami juga akan dilonggarkan,” ujarnya.
Selain JL MAG, beberapa perusahaan produsen magnet tanah langka lainnya yang terdaftar di bursa Shenzhen, seperti Innuovo Technology dan Zhong Ke San Huan, juga menyatakan telah memperoleh izin ekspor dari otoritas terkait.
Meskipun beberapa perusahaan telah memperoleh izin ekspor jangka pendek, para ahli menilai bahwa ketergantungan struktural Barat terhadap magnet tanah jarang dari Tiongkok belum terselesaikan. Mereka menyarankan agar pengurangan ketergantungan dilakukan dari tahap desain produk.
Kolumnis Andy Home menulis bahwa: “Dalam upaya melepaskan diri dari monopoli Partai Komunis Tiongkok atas magnet tanah langka, produsen mobil akan mendapati bahwa mengubah struktur permintaan akan lebih efektif dibandingkan membangun rantai pasokan baru.” (Hui)
Laporan oleh reporter NTD Li Mei dan Jiang Diya
Jaksa Federal AS Tuntut Pelaku Penyerangan Polisi di Los Angeles: Ratusan Orang Masih Diburu
EtIndonesia. Pada Rabu (11/6/2025), insiden kerusuhan di Los Angeles mengalami perkembangan terbaru. Sejak selasa malam, Pemerintah Kota Los Angeles secara resmi memberlakukan jam malam. Sementara itu, pada Rabu (11 Juni), Jaksa Federal Amerika Serikat mengajukan tuntutan pidana terhadap dua pelaku yang menyerang aparat penegak hukum selama kerusuhan, dan menegaskan bahwa mereka sedang mengejar ratusan pelaku lainnya secara intensif. Berikut laporan reporter NTD di Los Angeles, Zhang Boyuan.
“Pada Rabu, jaksa federal di Los Angeles, California, mengumumkan tuntutan pidana terhadap dua pria yang terlibat dalam kerusuhan. Kedua pria tersebut ditangkap karena diduga memiliki alat peledak ilegal, serta melemparkan bom molotov ke arah petugas polisi di pusat kota Los Angeles dan Paramount,” demikian reporter Zhang Boyuan melaporkan.
Jaksa federal Bill Essayli menyebutkan bahwa Emiliano Garduno Galvez, imigran gelap asal Meksiko berusia 23 tahun, dan Wrackkie Quiogue, pria berusia 27 tahun, ditangkap secara terpisah akhir pekan lalu.
Garduno Galvez sebelumnya pernah dideportasi dan sempat dua kali ditangkap pada tahun 2024 karena kasus pencurian besar dan mengemudi di bawah pengaruh alkohol (DUI). Keduanya kini didakwa memiliki alat peledak destruktif yang tidak terdaftar. Ancaman hukuman maksimal adalah 10 tahun penjara federal.
Bill Essayli, Kepala Jaksa Federal Distrik Tengah California, menyatakan: “FBI sedang mengumpulkan rekaman video, baik dari kamera petugas maupun dari media sosial. Kami mengumpulkan semua bukti yang ada.”
“Saya pastikan, tidak ada yang bisa berlindung di sini. Hukum federal berlaku dan akan ditegakkan sepenuhnya.”
“Ini baru permulaan dari proses pencarian pelaku, bukan akhir.”
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt menyatakan: “Kepada para aktivis kiri radikal yang berniat meniru aksi kekerasan ini di wilayah lain AS untuk menghalangi deportasi massal, kami tegaskan: kalian tidak akan berhasil.”
Presiden Donald Trump pada Rabu juga mengkritik Gubernur California, Gavin Newsom, melalui platform Truth Social. Trump menulis: “Ketika petugas ICE kita – patriot sejati – diserang oleh sekelompok provokator, pembuat onar, dan pengacau, gubernur California yang lemah itu gagal memberi perlindungan yang diperlukan.”
Pada Selasa malam (10 Juni), Pemerintah Kota Los Angeles mengumumkan pemberlakuan jam malam di area seluas satu mil persegi di pusat kota, yang diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari.
Saat ini, 4.000 personel Garda Nasional dan 700 Marinir telah dikerahkan ke Los Angeles. Mayor Jenderal Scott Sherman, yang memimpin pasukan, mengatakan pada Rabu bahwa mereka tidak memiliki wewenang untuk menangkap, tetapi dapat menahan pelaku sementara hingga aparat penegak hukum tiba.
Laporan menyebutkan bahwa beberapa organisasi radikal berencana menggelar aksi demonstrasi di seluruh AS pada Sabtu (14 Juni), bertepatan dengan peringatan 250 tahun berdirinya Angkatan Darat AS yang akan diwarnai dengan parade militer. (Hui)
Laporan NTD oleh Zhang Boyuan dan Wang Ziyi dari Amerika Serikat
Pengadilan Banding AS Bekukan Putusan Sebelumnya, Tarif Global Trump Sementara Diizinkan Berlaku
EtIndonesia. Pengadilan Banding Federal Amerika Serikat pada Selasa (10 Juni) memutuskan bahwa Presiden Trump dapat terus memberlakukan perintah eksekutif tentang tarif global selama proses banding masih berlangsung. Putusan ini sementara membekukan keputusan pengadilan tingkat rendah sebelumnya yang menyatakan bahwa presiden telah melampaui wewenangnya.
Dalam putusannya, Pengadilan Banding Federal mengizinkan Trump untuk melanjutkan pemberlakuan “Tarif Hari Pembebasan” (Liberation Day Tariffs) serta tarif fentanyl yang ditujukan kepada Kanada, Tiongkok, dan Meksiko, selama kasus ini disidangkan.
Sebelumnya, pada 28 Mei, tiga hakim dari Pengadilan Perdagangan Internasional AS (U.S. Court of International Trade) dengan suara bulat memutuskan bahwa Konstitusi AS memberikan kewenangan untuk mengenakan dan memungut tarif kepada Kongres, bukan Presiden. Mereka menyatakan bahwa Trump melampaui kewenangannya dengan memberlakukan tarif berdasarkan Undang-Undang Kekuasaan Ekonomi Darurat Internasional (International Emergency Economic Powers Act, IEEPA).
Pemerintahan Trump langsung mengajukan banding, dan pengadilan banding keesokan harinya langsung membekukan putusan tersebut. Pengadilan menyebut bahwa kasus ini menyangkut “isu hukum yang sangat penting” dan akan ditangani oleh sidang pleno yang terdiri dari 11 hakim, dengan sesi dengar pendapat lisan dijadwalkan pada 31 Juli.
Faktanya, Trump adalah presiden pertama dalam sejarah AS yang menggunakan IEEPA untuk memberlakukan tarif. Undang-undang ini disahkan pada tahun 1977 dan selama ini lebih sering digunakan untuk memberlakukan sanksi atau membekukan aset negara-negara musuh AS, sebagai respon terhadap ancaman nasional yang luar biasa dan serius.
Trump menyatakan bahwa tarif tambahan yang diberlakukan pada Februari terhadap Kanada, Tiongkok, dan Meksiko bertujuan untuk memberantas penyelundupan fentanyl dari negara-negara tersebut. Sedangkan tarif global yang diberlakukan pada April kepada sebagian besar mitra dagang AS ditujukan untuk mengatasi defisit perdagangan AS.
Namun, pihak penggugat berpendapat bahwa defisit perdagangan jangka panjang AS tidak dapat dianggap sebagai situasi darurat yang sah untuk mengaktifkan undang-undang tersebut.
Saat ini, setidaknya ada tujuh gugatan hukum yang mempertanyakan legalitas penggunaan IEEPA oleh Trump. Salah satu kasus di pengadilan federal Washington, D.C., juga telah mengeluarkan putusan awal yang menyatakan bahwa tarif terkait tersebut melanggar hukum. (Hui)
Laporan oleh Liu Jiajia, reporter NTD di Amerika Serikat
Ketegangan di Timur Tengah Meningkat, AS Evakuasi Staf Non-Esensial – Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 4%
Situasi di Timur Tengah kembali memanas. Pada Rabu (11 Juni), Departemen Luar Negeri AS dan militer menyatakan bahwa, karena potensi ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah, pemerintah AS sedang mengevakuasi staf non-esensial dari wilayah tersebut. Setelah kabar ini beredar, harga minyak dunia melonjak lebih dari 4% dan mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir.
EtIndonesia. Di tengah kebuntuan dalam negosiasi nuklir antara Iran dan Amerika Serikat, Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengatakan bahwa kepercayaan untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran “semakin menurun.”
Pada 11 Juni, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengizinkan Iran memiliki senjata nuklir. Ia menyebut bahwa kawasan Timur Tengah “berpotensi menjadi sangat berbahaya,” sehingga AS telah menarik beberapa staf non-esensial dari wilayah tersebut.
Kepada media, Trump mengatakan bahwa sebagian staf telah dievakuasi “karena kawasan ini bisa menjadi berbahaya. Kita akan memantau perkembangannya.” Ia menambahkan, “Kami sudah mengeluarkan perintah evakuasi.”
Selain itu, informasi intelijen AS menunjukkan bahwa Israel sedang bersiap untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Reuters, mengutip sumber terpercaya, juga melaporkan bahwa karena meningkatnya risiko keamanan di Timur Tengah, AS sedang bersiap untuk menarik sebagian staf dari Kedutaan Besar AS di Irak, serta mengevakuasi keluarga personel militer AS dari beberapa lokasi di kawasan tersebut.
Sementara itu, AFP melaporkan bahwa pada 11 Juni, Iran mengancam akan menyerang pangkalan militer AS di Timur Tengah jika terjadi konflik. Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, menyatakan:
“Semua pangkalan militer Amerika berada dalam jangkauan kami. Kami memiliki cara untuk menjangkaunya dan tidak akan ragu menargetkan semua pangkalan AS di negara mana pun tempat mereka berada.”
Investor Fokus pada Ketegangan di Timur Tengah
Meskipun data inflasi AS yang dirilis pada 11 Juni menunjukkan hasil yang moderat dan sempat meredakan kekhawatiran bahwa tarif akan mendorong lonjakan harga, ketegangan di Timur Tengah membuat para investor berhati-hati. Akibatnya, indeks-indeks utama di pasar saham AS ditutup melemah pada hari Rabu.
- Indeks Dow Jones turun tipis 1,10 poin atau 0,00%, ditutup di 42.865,77 poin.
- Indeks S&P 500 melemah 16,57 poin atau 0,27%, menjadi 6.022,24 poin.
- Indeks Nasdaq anjlok 99,11 poin atau 0,50%, ditutup di 19.615,88 poin.
- Indeks Semikonduktor Philadelphia turun 9,97 poin atau 0,19%, menjadi 5.232,53 poin.
Setelah muncul berita bahwa AS memerintahkan evakuasi sebagian staf dari Kedutaan Besar di Irak, harga minyak internasional melonjak lebih dari 4% pada 11 Juni.
- Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 4,9%, ditutup pada USD 68,15 per barel.
- Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik 4,3%, ditutup pada USD 69,77 per barel. (hui)
Laporan NTD Asia Pasifik / Editor: Cheng Yiren
Serangan Kilat Israel ke Iran: Fasilitas Nuklir Dibom, Apa yang Terjadi di Teheran?
EtIndonesia. Dunia kembali dibuat terkejut dan tegang setelah Angkatan Udara Israel secara tiba-tiba melancarkan serangan udara ke wilayah Iran pada Jumat dini hari (13/6). Serangan mendadak ini dikonfirmasi oleh laporan langsung seorang jurnalis Fox News yang berada di lokasi kejadian. Menurut laporan tersebut, Israel menargetkan fasilitas nuklir strategis serta infrastruktur militer yang berhubungan dengan program rudal jarak jauh milik Iran.
Serangan Mendadak dalam Beberapa Gelombang
Berdasarkan keterangan dari narasumber militer Israel yang dikutip media internasional, serangan malam itu bukan hanya satu kali pukulan, melainkan dirancang dalam beberapa gelombang berturut-turut. Gelombang pertama dikabarkan telah menghantam sedikitnya sepuluh titik strategis di berbagai wilayah Iran, termasuk lokasi-lokasi yang diduga kuat menjadi pusat pengembangan nuklir dan basis peluncuran rudal balistik.
Ledakan Kuat Guncang Teheran dan Wilayah Sekitarnya
Tidak lama setelah serangan dimulai, sejumlah ledakan besar dilaporkan terdengar di sekitar ibu kota Teheran dan beberapa kota penting lainnya di Iran. Getaran dan kepulan asap tebal tampak membubung ke udara, menandakan skala serangan yang jauh lebih besar dibanding insiden-insiden sebelumnya di kawasan Timur Tengah.
Penduduk lokal yang panik melaporkan adanya bunyi sirene dan perintah evakuasi di beberapa area sensitif. Akses internet di sejumlah wilayah Iran sempat dilaporkan terganggu, dan komunikasi internasional menjadi terbatas.
Target Utama: Fasilitas Nuklir dan Basis Rudal
Menurut keterangan pejabat militer Israel, prioritas utama dalam operasi ini adalah menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang selama ini dianggap menjadi ancaman utama bagi stabilitas kawasan. Selain itu, kemampuan Iran dalam mengembangkan dan meluncurkan rudal jarak jauh juga menjadi sasaran utama. Israel meyakini bahwa keberhasilan operasi ini akan menghambat program persenjataan strategis Iran dalam waktu yang signifikan.
“Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa Iran tidak dapat mengembangkan senjata nuklir yang dapat mengancam keamanan Israel maupun negara-negara lain di kawasan,” ujar salah satu pejabat militer Israel yang meminta namanya dirahasiakan.
Respon Cepat Iran: Siaga Penuh dan Ancaman Balasan
Pemerintah Iran, melalui siaran resmi, langsung mengumumkan status siaga nasional dan menuduh Israel melakukan agresi ilegal yang dapat memicu perang terbuka di Timur Tengah. Korps Garda Revolusi Iran menyatakan seluruh pasukan pertahanan dan sistem anti-rudal telah diaktifkan di titik-titik strategis.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Iran menegaskan: “Setiap serangan ke wilayah Iran akan dibalas dengan respons yang sangat keras. Iran memiliki hak penuh untuk membela diri dan akan membalas agresi ini dengan kekuatan maksimal.”
Reaksi Dunia Internasional: Seruan Menahan Diri
Serangan mendadak ini sontak memicu reaksi keras dari berbagai negara dan lembaga internasional. Amerika Serikat, melalui Departemen Luar Negeri, menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi konflik yang dapat meluas ke seluruh kawasan Timur Tengah.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB dilaporkan akan segera menggelar pertemuan darurat untuk membahas situasi terbaru antara Israel dan Iran. Negara-negara Uni Eropa, Rusia, dan Tiongkok juga menyatakan keprihatinan mendalam atas risiko pecahnya perang terbuka yang bisa berdampak ke seluruh dunia.
Analisis Pengamat: Babak Baru Konflik Timur Tengah
Para pengamat menilai serangan Israel kali ini merupakan eskalasi paling serius dalam dua dekade terakhir antara kedua negara. Serangan ini berpotensi memicu serangkaian aksi balasan yang dapat melibatkan negara-negara sekutu Iran maupun Israel di kawasan.
Menurut Dr. Michael Rubin, analis senior bidang keamanan Timur Tengah di American Enterprise Institute: “Serangan ini dapat menjadi pemicu babak baru konflik berskala regional, mengingat posisi Iran yang selama ini mendapat dukungan penuh dari kelompok milisi di Irak, Suriah, hingga Lebanon.”
Situasi Terkini: Ketegangan Masih Tinggi
Hingga berita ini diturunkan, situasi di Iran masih belum sepenuhnya kondusif. Akses ke beberapa fasilitas militer dijaga ketat oleh aparat keamanan, dan warga diminta tetap waspada terhadap kemungkinan serangan lanjutan.
Israel sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hasil serangan maupun rencana selanjutnya. Namun, sumber internal menyebutkan bahwa militer Israel tetap siaga penuh dan siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk serangan balasan dari Iran.